• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH DAYA DUKUNG PERAIRAN

N/A
N/A
Ahmad Anugrah Zaki

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH DAYA DUKUNG PERAIRAN "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

DAYA DUKUNG PERAIRAN

OLEH:

PUTRI MAHARANI 2104113990

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran tuhan yang maha esa, yang karena kasih dan karunia-nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Judul dari makalah ini adalah Daya Dukung Perairan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dosen Pengampu yang telah membimbing dan membimbing saya selama perkuliahan ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna dalam makalah ini. Semoga para pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah ini. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih.

Pekanbaru, Desember 2023

Putri Maharani

(3)

Isi Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Tujuan... 2

1.3. Manfaat... 2

II. LANDASAN TEORI 2.1. Daya Dukung Perairan... 3

III. PEMBAHASAN 3.1. Sumber Daya Air... 5

3.2. Daya Dukung... 5

3.3. Faktor-Faktor Pembatas di Perairan... 6

3.4. Daya Dukung di Perairan... 6

IV. PENUTUP 4.1. Kesimpulan... 10

4.2. Saran... 10 DAFTAR PUSTAKA

(4)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daya dukung perairan dapat diartikan sebagai kemampuan perairan untuk mendukung kehidupan biota yang terdapat atau hidup di dalamnya. Daya dukung perairan merupakan kemampuan sebuah perairan untuk mendukung kegiatan pada tingkat tertentu di perairan tersebut. Kehidupan organisme yang ada di perairan sangat bergantung oleh daya dukung di perairan. Kegiatan seperti KJA, tambak, kolam, dll sangat perlu diperhatikan agar tidak melebihi kapasitas dari daya dukung perairan (Salindeho dan Ombong, 2023).

Daya dukung merupakan salah satu alat yang digunakan untuk mengontrol suatu kegiatan agar tidak melebihi kemampuan lingkungan dalam menampung beban yang masuk, sehingga tidak mengubah ekologi lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat sekitarnya. Penentuan daya dukung perikanan alami dapat ditentukan menggunakan beberapa pendekatan seperti produktivitas primer, oksigen terlarut dan kualitas air. Penentuan daya dukung dapat menggunakan pendekatan klorofil-a, dikarenakan klorofil-a memiliki pigmen yang ada pada fitoplankton yang sekaligus merupakan produsen dan pakan alami di perairan.

Perairan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan. Air dari perairan digunakan untuk kebutuhan makan dan minum, keperluan rumah tangga, sampai dengan industri. Namun, perairan juga rentan terhadap dampak perubahan iklim seperti kenaikan permukaan air laut, asam laut, dan banjir. Perairan darat ialah perairan yang terdapat di dalam atau di permukaan daratan, dan ini mencakup berbagai jenis sumber air tawar. Perairan darat sangat penting dalam ekosistem, penyediaan air minum, irigasi pertanian, sumber daya air, dan berbagai kegiatan manusia lainnya (Erna, 2023).

Daya dukung lingkungan perairan adalah kemampuan suatu perairan dalam menerima suatu beban bahan tertentu dari luar sistem perairannya sehingga dapat dinetralkan atau distabilkan kembali dalam jangka waktu tertentu. Perairan yang berbeda memiliki daya dukung lingkungan yang berbeda-beda. Perbedaan ini ditentukan oleh berbagai faktor fisik, kimia dan biologi beserta interaksi di dalam perairannya (Indriani et al., 2023). Faktor fisik meliputi kondisi sirkulasi

(5)

perairan yang ditentukan oleh proses-proses hidrodinamika, faktor kimia meliputi komposisi kimiawi perairan dan faktor biologi berkaitan erat dengan keberadaan suatu organisme yang menempati suatu habitat dalam suatu ekosistem yang berinteraksi dengan faktor fisik dan kimia perairan. Untuk mengkaji daya dukung di suatu perairan, skenario pemodelan dibangun untuk perairan alamiah dan perairan non alamiah (sudah terdapat aktifitas manusia). Pada perairan yang masih alamiah, skenario disusun berdasarkan karakter kondisi fisik, kimia dan biologi yang telah ada dengan cara mengidentifikasikan interaksi diantaranya. Pada perairan non alamiah, pendekatan pembangunan skenario pemodelan dilakukan dengan mengidentifikasikan parameter fisik, kimia dan biologi yang timbul dari aktifitas manusia yang telah ada (Ismail et al., 2023).

1.2 Tujuan

Untuk memahami konsep dan prinsip dasar dari daya dukung disebuah perairan.

1.3 Manfaat

Makalah ini dapat memberikan pemahaman yang mendalam tentang daya dukung perairan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

(6)

II. LANDASAN TEORI

2.1 Daya Dukung Perairan

Daya dukung merupakan pembatasan penggunaan dari suatu areal yang mempunyai beberapa faktor alam dan lingkungan. Daya dukung merupakan suatu ukuran batas maksimal penggunaan suatu area berdasarkan kepekaan atau toleransinya yang dipengaruhi oleh berbagai faktor alami seperti ketersediaan makanan, ruang untuk tempat hidup dan tempat berlindung atau air. Daya dukung merupakan penggunaan secara lestari dan produktif dari suatu sumberdaya yang dapat diperbaharui (renewable resources) (Alauddin dan Putra, 2023). Daya dukung merupakan konsep dasar yang dikembangkan untuk kegiatan pengelolaan suatu sumberdaya alam dan lingkungan yang lestari, melalui ukuran kemampuannya (Anhar, 2023).

Konsep daya dukung ini dikembangkan terutama untuk mencegah kerusakan atau degradasi dari suatu sumberdaya alam dan lingkungan sehingga kelestarian, keberadaan, dan fungsinya dapat tetap terwujud dan pada saat yang bersamaan, masyarakat atau pengguna sumberdaya tersebut akan tetap berada dalam kondisi sejahtera dan atau tidak dirugikan (Intergenerational Welfare) (Sudaryanti et al., 2023). Konsep dan penghitungan terhadap daya dukung sumberdaya alam dan lingkungan juga awalnya digunakan untuk mempelajari pertumbuhan populasi dalam suatu unit ekologis (ekosistem). Konsep daya dukung yang paling mendasar adalah menjelaskan hubungan antara ukuran populasi dan perubahan dalam sumber daya dimana populasi tersebut berada. Hal tersebut diasumsikan bahwa terdapat suatu ukuran populasi yang optimal yang dapat didukung oleh sumberdaya tersebut (Tuhumena et al., 2023).

Penggunaan konsep daya dukung lingkungan tergantung pada tujuan yang ingin dicapai dalam suatu kondisi populasi atau sumber daya. Walau kadang- kadang tidak dinyatakan secara ekspilisit, proses penentuan suatu daya dukung lingkungan untuk berbagai aktivitas memerlukan suatu nilai justifikasi mengenai apa yang akan dioptimumkan. Konsep daya dukung ini sudah dikemukakan oleh banyak ilmuwan sejak tahun 1940, dimana secara keseluruhan mempunyai kerangka acuan yang tidak terlalu banyak mengalami perubahan. Hal yang

(7)

terpenting dari definisi konseptual daya dukung yang diajukan adalah pemeliharaan dan pengendalian integritas dari suatu sumberdaya yang memberikan tingkat kesejahteraan tertinggi dan berkualitas bagi masyarakat atau pengguna sumberdaya tersebut (Salsabila, 2023).

Konsep ini pada tahapan dan perkembangan selanjutnya juga digunakan untuk pengelolaan/ pengembangan wilayah pesisir dan laut (ekowisata, budidaya (tambak dan laut), pulau – pulau kecil) serta pengembangan kegiatan lainnya di wilayah pesisir dan laut . Tujuan dari penilaian ini adalah untuk mempertahankan atau melestarikan potensi alami dari kawasan tersebut pada batas – batas penggunaan yang diperkenankan atau yang dimungkinkan. Daya dukung merupakan populasi organisme akuatik yang ditunjang oleh suatu kawasan/areal atau volume perairan yang ditentukan tanpa mengalami penurunan mutu (destorasi). Daya dukung sebagai kuantitas maksimum ikan yang dapat didukung oleh suatu badan air selama jangka waktu yang panjang. Definisi lain menyebutkan bahwa daya dukung adalah batasan untuk banyaknya orgnanisme hidup dalam jumlah atau massa yang dapat didukung oleh suatu habitat. Jadi daya dukung merupakan ultimate constrain yang diperhadapkan pada biota oleh adanya keterbatasan lingkungan seperti ketersediaan makanan, ruang atau tempat berpijah, atau penyakit, siklus predator, temperatur, cahaya matahari, atau salinitas. Sistem daya dukung lingkungan dapat berkurang akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh manusia.

(8)

III. PEMBAHASAN

3.1 Sumber Daya Air

Ekosistem Sumber daya air merupakan bagian dari sumber daya alam yang mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan sumber daya yang lainnya. Air adalah sumber daya yang terbaharui, bersifat dinamis mengikuti siklus hidrologi yang secara alamiah pindah-pindah serta mengalami perubahan bentuk dan sifat.

Terdapat dua sumber daya air yaitu air bawah tanah dan air permukaan tanah (Senin dan Sukadari, 2023). Air permukaan tanah adalah semua air yang terdapat pada permukaan tanah seperti air sungai (rivers), saluran (streams), sumber (springs), danau dan waduk. Jumlah air permukaan diperkirakan hanya 0,35 juta km3 atau hanya sekitar satu persen dari air tawar yang ada di bumi. Air permukaan berasal dari aliran langsung air hujan, lelehan salju, dan aliran yang berasal dari air tanah. Air permukaan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan misalnya untuk kebutuhan domestic, irigasi dan pertanian, pembangkit listrik, pelayaran di sungai serta industry dan pariwisata (Rina, 2023).

3.2 Daya Dukung

Daya dukung merupakan salah satu konsep yang serbaguna dan populer didalam konteks politik lingkungan saat ini. Seperti halnya dengan konsep keberlanjutan, daya dukung dapat diterapkan pada hampir berbagai interaksi antara manusia dan lingkungan, pada berbagai skala dan memilki kemampuan dan kelebihan dalam hal perhitungan dan posisi kuantitatif yang dapat diterima (Zakariah, 2023). Daya dukung sangat mempengaruhi keberlangsungan hidup manusia, hewan dan tumbuhan. Secara umum, kerusakan daya dukung alam dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :

1. Faktor internal Kerusakan yang berasal dari alam itu sendiri misalnya, letusan gunung merapi, gempa bumi dan sebagainya.

2. Faktor eksternal Kerusakan yang terjadi karena ulah manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidupnya misalnya kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan industri berupa pencemaran darat, air, laut dan udara

(9)

3.3 Faktor-Faktor Pembatas di Perairan

Faktor-faktor pembatas di perairan memainkan peran kunci dalam mengatur dinamika ekosistem dan distribusi organisme. Suhu air menjadi faktor kritis yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup, dengan setiap spesies memiliki kisaran suhu toleransi yang unik (Alya, 2023). Ketersediaan oksigen terlarut di dalam air juga menjadi pembatas utama, dan kondisi oksigen yang rendah dapat menyebabkan stres dan membatasi aktivitas biologis.

Kedalaman air, cahaya matahari, dan nutrisi seperti nitrogen dan fosfor juga memainkan peran penting dalam menentukan komposisi dan struktur ekosistem perairan. Selain itu, faktor lain seperti kepadatan populasi, salinitas, dan aliran air ikut berkontribusi pada pembatasan ekologi di perairan. Organisme air harus beradaptasi terhadap kondisi salinitas yang berbeda, dan aliran air yang kuat dapat membatasi pertumbuhan beberapa organisme. Terakhir, tekanan manusia seperti pencemaran dan perubahan aliran air akibat aktivitas manusia dapat menjadi faktor pembatas yang signifikan (Putra et al, 2023).

3.4 Daya Dukung di Perairan 1. Klorofil-a

Klorofil-a adalah pigmen hijau yang terdapat dalam fitoplankton dan memiliki peran penting dalam fotosintesis. Fitoplankton, zooplankton dan bakteri merupakan unsur terpenting dalam rantai makanan karena sangat berpengaruh terhadap tingkat kesuburan suatu perairan. Fitoplankton berperan sebagai produsen primer yang mampu megubah zat-zat anorganik menjadi zat-zat organik dengan bantuan pigmen fotosintetik klorofil-a dan cahaya matahari. Fitoplanton juga memiliki beberapa macam klorofil seperti klorofil-a, klorofil-b, klorofil-c, dan klorofil-d. Kandungan klorofil-a di perairan sangat terbatas pada nutrien dan intensitas cahaya matahari. Apabila intensitas cahaya matahari cukup tersedia dan nutrien, maka kandungan klorofil-a akan meningkat dan sebaliknya.

Pola tingkat kandungan klorofil-a di suatu perairan dapat di sebabkan tingginya masukan nutrien dari daratan melalui aliran air sungai begitu juga dengan rendahnya kandungan klrofil-a di perairan lepas pantai. Konsentrasi klorofil-a di perairan tropis umumnya rendah dikarenakan keterbatasan nutrien

(10)

7

dan kuatnya stratifikasi kolom perairan sebagai akibat pemanasan permukaan perairan yang terjadi di sepanjang tahun. Kandungan konsentrasi klorofil-a 0.2 mg/m3 sangat bagus untuk perairan. esuburan perairan berdasarkan klorofil-a dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu konsentrasi klorofil-a 0-5 µg/L tergolong oligotrofik, 5-20 µg/L tergolong mesotrofik, 20-50 µg/L tergolong eurotrofik dan

>50 µg/L tergolong hipereurotrofik.

2. Suhu

Suhu air adalah faktor pengendali untuk kehidupan akuatik, ia mengendalikan laju aktivitas metabolik, aktivitas reproduksi dan siklus hidup.

Suhu merupakan parameter yang sangat penting dalam menentukan kualitas air.

Beberapa parameter kualitas air lain dipengaruhi oleh suhu seperti amonia dan oksigen terlarut. Suhu normal air bervariasi antara 0-35 0C tergantung pada sumber, kedalaman, dan musim. Suhu air mempengaruhi beberapa sifat dan karakteristik air seperti densitas, tegangan permukaan, viskositas, kapasitas termal, tekanan, entalpi, konduktivitas jenis, salinitas, dan kelarutan gas seperti oksigen dan karbon dioksida. Kenaikan suhu 10 0C meningkatkan dua kali lipat kecepatan reaksi kimia dan biologis. Perubahan suhu yang besar akan berakibat terhadap kelangsungan hidup biota perairan seperti ikan dan lainnya.

3. Kecerahan

Kecerahan perairan adalah suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan cahaya untuk menembus lapisan air pada kedalaman tertentu. Kecerahan merupakan salah satu paarameter penting di perairan. Kecerahan merupakan faktor penting bagi proses fotosintesis dan produksi primer di dalam perairan.

Kecerahan mepurapakan ukuran transparansi perairan yang ditentukan secara visual menggunakan secchi disc. Kecerahan dihalangi oleh zat terlarut di dalam air, semakin sedikit zat terlarut semakin jernih kondisi air, sehingga berpengaruh terhadap zona fotosintesis. Tingkat kecerahan sangat dipengaruhi oleh kekeruhan di perairan. Apabila kecerahan tidak baik, berarti perairan itu keruh dan tidak baik untuk organisme yang ada di perairan tersebut.

4. Kedalaman

Kedalaman perairan adalah suatu kondisi yang menunjukan kemampuan organisme untuk berinteraksi dengan cahaya, kedalaman antara organisme dengan

(11)

substrat merupakan hal yang penting diketahui karena berkaitan dengan substrat perairan yaitu berkarang, berlumpur atau berpasir. Kedalaman perairan memengaruhi proses fotosintesis. Proses ini tergantung pada ketersediaan cahaya matahari, dan oleh karena itu, hanya terjadi hingga kedalaman tertentu di perairan.

Kedalaman perairan sangat menentukan tingkat pengendapan sedimen pada suatu wilayah, semakin dalam perairan maka akan mengalami pengendapan yang semakin lama pula.

5. pH (Derajat Keasaman)

pH atau derajat keasaman adalah ukuran kosentrasi ion hidrogen pada suatu larutan, cairan atau apapun yang masih mengandung air di dalamnya.

Jangkauan pH berada mulai dari 0-14 dimana titik tengah di nilai 7 dan ini adalah titik netral. Lebih dari pH 7 dikategorikan basa dan kurang dari pH 7 dikategorikan asam. pH mempunyai pengaruh yang besar terhadap kehidupan organisme perairan, sehingga dapat digunakan sebagai penentu baik buruknya kondisi perairan tersebut. Kisaran pH 6,5-8,2 merupakan kondisi optimum untuk organisme perairan. Perairan tawar mempunyai kisaran pH 4,5-10.

6. Oksigen Terlarut

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen) adalah kandungan oksigen yang terlarut di perairan. Kemampuan air dalam melarutkan oksigen sangat tergantung pada suhu air, tekanan gas oksigen dan kemurnian air. Oksigen terlarut dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal dari proses aerasi dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut. Kehidupan perairan dapat bertahan jika ada oksigen terlarut minimum sebanyak 5 ppm selebihnya bergantung pada faktor lainnya. Dalam suatu perairan yang mengalami eutrofikasi, seringkali nilai DO pada siang hari berbeda jauh dengan malam hari.

Di siang hari saat fitoplankton melakukan fotosintesis, DO akan meningkat.

Namun di malam hari, nilai DO bisa jadi turun drastis. Penyebab utama berkurangnya kadar oksigen terlarut dalam air disebabkan adanya zat pencemar yang dapat mengkonsumsi oksigen.

7. Karbondioksida Bebas

(12)

9

Karbondioksida bebas dalam air adalah jumlah CO2 yang terlarut dalam air tanpa membentuk asam karbonat. Ketersediaan gas ini dalam perairan jumlahnya lebih sehingga akan mempengaruhi organisme-organisme yang melakukan proses respirasi sedangkan kekurangan gas ini akan mempengaruhi organisme dalam proses fotosintesis. Karbondioksida merupakan unsur utama dalam proses fotosintesis yang dibutuhkan oleh fitoplankton dan tumbuhan air. Keberadaan karbondioksida diperairan sangat dibutukan oleh tumbuhan baik yang besar maupun yang kecil untuk proses fotosintesis. Karbondioksida juga terbentuk dalam air karena proses dekomposisi (oksidasi) zat organik oleh mikroorganisme.

Karbondioksida pula diperairan berasal dari difusi atmosfer, air hujan, air yang melewati tanah organik, dan respirasi tumbuhan dan hewan, serta bakteri aerob dan anaerob. Kadar karbondioksida yang baik bagi organisme perairan yaitu kurang lebih 15 mg/l. Jika lebih dari itu sangat membahayakan karena menghambat pengikatan oksigen (Octasari et al, 2018).

8. Fosfat (PO4)

Fosfat (PO4) ialah satu unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan hidup organisme. Keberadaan siklus P (fosfor) di alam sangat singkat dan mudah mengendap dalam sedimen dan dalam bentuk organik yang berada pada mikroorganisme. Secara vertikal, kadar fosfat di lapisan dekat dasar perairan cenderung lebih tinggi bila dibandingkan dengan di lapisan permukaan.

Hal ini lumrah terjadi karena biasanya dasar perairan selalu kaya akan zat hara, selain berasal dari dasar perairan itu sendiri, juga dari sumbangan dekomposisi detritus dan serasah yang berasal dari fauna dan flora yang sudah mati. Limpasan dari daerah pertanian yang menggunakan pupuk juga memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap keberadaan fosfor di perairan. Phospat terjadi secara alami dalam batuan dan deposit mineral lainnya. Selama proses alami pelapukan, batuan secara bertahap mengurai, sebagian ion phospat yang larut dalam air. Phospat memiliki tiga bentuk yaitu Orthophospate, Metaphospate, dan Phospat organik terikat. Kandungan fosfor yang tinggi dalam perairan menyebabkan suburnya algae (blooming alga) dan organisme lainnya atau yang dikenal dengan eutrofikasi. Kesuburan alga akan menghalangi kelancaran arus air dan mengakibatkan berkurangnya oksigen terlarut.

(13)

4.1 Kesimpulan

Ekosistem perairan juga dipengaruhi oleh daya dukung yang merupakan konsep serbaguna dalam politik lingkungan. Kerusakan daya dukung dapat berasal dari faktor internal, seperti letusan gunung dan gempa bumi, serta faktor eksternal, seperti pencemaran air, tanah, laut, dan udara akibat aktivitas manusia.

Keberlanjutan hidup manusia, hewan, dan tumbuhan sangat bergantung pada pemahaman dan pelestarian ekosistem sumber daya air ini. Faktor-faktor pembatas di perairan menjadi peran kunci dalam mengatur dinamika ekosistem dan distribusi organisme. Suksesnya kehidupan akuatik dipengaruhi oleh suhu air, ketersediaan oksigen terlarut, kedalaman air, cahaya matahari, dan nutrisi seperti nitrogen dan fosfor. Selain itu, tekanan manusia seperti pencemaran dan perubahan aliran air akibat aktivitas manusia juga menjadi faktor pembatas yang signifikan. Di tengah tantangan ini, daya dukung di perairan menjadi kunci untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Klorofil-a, suhu, kecerahan, kedalaman, pH, oksigen terlarut, karbondioksida bebas, dan fosfat adalah indikator penting yang memberikan pemahaman mendalam tentang kondisi perairan. Pelestarian daya dukung perairan bukan hanya penting untuk kelangsungan hidup organisme perairan, tetapi juga untuk memastikan keberlanjutan sumber daya air yang esensial bagi kehidupan manusia dan lingkungan secara keseluruhan.

4.2 Saran

Sebaiknya makalah ini bisa dilengkapi dengan data penelitian terbaru mengenai pentingnya menjaga perairan.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Salindeho, I. R. N., & Ombong, F. (2023). Kajian daya dukung perairan Danau Bulilin, Tombatu, Minahasa Tenggara, untuk akuakultur dengan parameter [P]. e-Journal BUDIDAYA PERAIRAN, 11(1), 28-42.

Indriani, R. D., & Nugroho, B. H. (2023). Peran suatu Dalam Daya Dukung Keramba Jaring Apung Untuk Ikan Kerapu Dalam Perairan Teluk Sabang Aceh. Komunitas: Hasil Kegiatan Pengabdian Masyarakat Indonesia, 1(3 Agustus), 31-45.

Ismail, F., Marus, I., Akbar, N., Irfan, M., Tahir, I., Paembonan, R. E., ... &

Siolimbona, A. A. (2023). Kesesuaian dan daya dukung kawasan wisata di perairan laut Pulau Ternate. Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan, 6(1).

Alauddin, M. H. R., & Putra, A. (2023). Kajian Daya Dukung Lingkungan dalam Budidaya Udang Vaname. Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT), 1, 103-109.

Anhar, T. F. (2023). DAYA DUKUNG KERAMBA JARING APUNG IKAN KERAPU DI PERAIRAN TELUK SABANG ACEH. MAHSEER: Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan dan Perikanan, 5(2), 1-12.

Sudaryanti, S., Mahmudi, M., Musa, M., & Darmawan, A. (2023). Model Manajemen Sumber Daya Perairan Waduk Serbaguna: Studi Kasus Waduk Selorejo. Universitas Brawijaya Press.

Tuhumena, L., Umarella, A. I., Tomasila, L. A., Pattinaja, Y. I., Agamawan, L. P., Wambrauw, D. Z., & Tuhumena, J. R. (2023). KESESUAIAN DAN DAYA DUKUNG KAWASAN EKOWISATA KEBUN KIMA NEGERI MORELLA, KABUPATEN MALUKU TENGAH. TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan, 19(1), 9-19.

SALSABILA, F. Y. (2023). Potensi Sosial Ekonomi Masyarakat dan Daya Dukung (Carrying Capacity) dalam Pengembangan Ekowisata Mangrove Pandansari Brebes Jawa Tengah (Doctoral dissertation, Universitas Jenderal Soedirman).

Senin, T. H. A. P., & Sukadari, S. (2023). Analisis Keberlanjutan Daya Dukung Lingkungan Melalui Kearifan Lokal Mulung di Pulau Lapang-Batang,

(15)

Kecamatan Pantar Barat, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Proceedings Series on Social Sciences & Humanities, 10, 165-172.

Rina, S. (2023). KESESUAIAN, DAYA DUKUNG, DAN STRATEGI PENGEMBANGAN WISATA PULAU KUBUR DI KOTA BANDAR LAMPUNG.

Zakariah, M. I., Koto, S., Irsan, I., & Fesanrey, W. (2023). ANALISIS KUALITAS PERAIRAN BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DUSUN SALIONG DESA BATU BOY SEBAGAI DAMPAK GAGAL PANEN.

BIOPENDIX: Jurnal Biologi, Pendidikan dan Terapan, 10(1), 91-101.

AZHARI, S. (2023). Makrozoobentos sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Waduk Penjalin, Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah (Doctoral dissertation, Universitas Jenderal Soedirman).

Alya, A. F., Kamal, E., & Razak, A. (2023). Quality of Muaro Sasak Waters, West Pasaman Regency, West Sumatra Province: Kualitas Perairan Muaro Sasak, Kabupaten Pasaman Barat, Provinsi Sumatera Barat. Journal of Climate Change Society, 1(2).

Riyantini, I., Harahap, S. A., Kostaman, A. N., Aufaadhiyaa, P. A., Yuniarti, M.

S., Zallesa, S., & Faizal, I. (2023). Kelimpahan, Keanekaragaman dan Distribusi Ikan Karang dan Megabentos serta hubungannya dengan kondisi Terumbu Karang dan kualitas Perairan di Gosong Pramuka, Taman Nasional Kepulauan Seribu. Buletin Oseanografi Marina, 12(2), 179-191.

Mudloifah, I., & Purnomo, T. (2023). Analisis Kualitas Perairan di Pantai Asmoroqondi Kecamatan Palang Kabupaten Tuban Menggunakan Metode Principal Component Analysis (PCA). LenteraBio: Berkala Ilmiah Biologi, 12(3), 273-280.

ASKANITA, D. A. (2023). Keanekaragaman Makrozoobentos Sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Pada Ekosistem Wisata Mangrove Dan Pemanfaatannya Sebagai Sumber Belajar Di Kelurahan Kabonga Besar Kabupaten Donggala (Doctoral dissertation, Universitas Tadulako).

(16)

13

ANGGI, F. S. (2023). KUALITAS PERAIRAN SUNGAI WAY SEMANGKA DI KECAMATAN BELALAU KABUPATEN LAMPUNG BARAT BERDASARKAN KOMUNITAS MAKROZOOBENTOS.

Azkiya, R. (2023). Analisis kualitas perairan berdasarkan kkeanekaragaman fitoplankton di Situ Sipatahunan Baleendah Jawa Barat (Doctoral dissertation, UIN Sunan Gunung Djati Bandung).

Sanjaya, Y. Struktur komunitas plankton sebagai bioindikator kualitas perairan di Kawasan Situ Asih Pulo, Depok, Jawa Barat (Bachelor's thesis, Fakultas Sains Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).

Saputra, H., Hasan, H., & Farida, F. (2023). Analisis Kualitas Perairan Sungai Mempawah Untuk Budidaya Keramba Jaring Apung di Mempawah Kabupaten Menpawah. Jurnal Borneo Akuatika, 5(1).

GINTING, R. J., Apriadi, T., & Zulfikar, A. (2023). KEPADATAN PERIFITON EPIFITIK DAN KAITANNYA DENGAN KUALITAS PERAIRAN DI PERAIRAN SENGGARANG BESAR KOTA TANJUNGPINANG KEPULAUAN RIAU (Doctoral dissertation, Universitas Maritim Raja Ali Haji).

Referensi

Dokumen terkait

TONNY FIRMAN KURNIAWAN. Daya Dukung Sumberdaya Alam dalam Pemenuhan Kebutuhan Dinamika Pertumbuhan Ekonomi dan Penduduk Jawa Barat. Dibimbing oleh AKHMAD FAUZI dan

Tujuan penelitian adalah Mengetahui daya dukung lahan desa Ciarutuen Ilir melalui bentuk wilayahnya, letak sumberdaya lahan, sifat iklim dan keadaan fisik alam, keadaan

Salah satu sumberdaya ekosistem pesisir yang mengalami tingkat kerusakan ( degradasi ) yang cukup tinggi akibat pola pemanfaatannya yang tidak memperhatikan aspek

Agar tidak terjadi kerusakan kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam, sumber daya buatan, dan nilai

Berapa biaya yang harus dikeluarkan dari kegiatan sektor hotel di Kota Medan agar kelestarian sumberdaya alam tetap terjaga dan kegiatan sektor hotel tidak menimbulkan

TABEL PENGHITUNG DAYA DUKUNG PERAIRAN TERHADAP POTENSI BUDIDAYA PEMBESARAN IKAN.. PADA KERAMBA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh keberadaan karamba jaring apung dan pelabuhan terhadap daya dukung lingkungan perairan daerah wisata Ajibata, mengetahui

• Konsep daya dukung menekankan kemampuan suatu wilayah untuk mendukung jumlah maksimum populasi suatu spesies secara berkelanjutan pada suatu tingkat kebutuhan sumberdaya yang