• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH DESAIN PENELITIAN KOMPARATIF

N/A
N/A
Mochamad Gilang Ardela Mubarok

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH DESAIN PENELITIAN KOMPARATIF"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH DESAIN PENELITIAN KOMPARATIF

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian Kuantitatif yang dibina oleh

Dr. Nida Hasanati, M.Si.

Oleh:

Miftah Faridl (202110440211013) Erinda Dwimagistri S. (202110440211023)

PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI SAINS DIREKTORAT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2021

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan dan para akademisi penelitian adalah hal penting.

Penelitian bisa dipahami sebagai sebuah cara yang sistematis untuk menjawab masalah yang akan diteliti (Sarwono, 2006). Kata sistematis inilah yang menjadi kunci inti dalam memahami penelitian. Artinya, secara ilmiah penelitian harus dilakukan dengan prosedur yang berlaku. Penelitian juga menjadi sarana bagi para peneliti untuk mengkomunikasikan ide pemikirannya yang dirasa akan memiliki manfaat dengan disiplin ilmu yang bersangkutan.

Dalam rangka menjalankan penelitian terdapat beberapa pendekatan, yakni kualitatif, kuantitatif , dan mix method. Secara umum tiga jenis inilah yang dikenal luas. Pada pendekatan kuantitatif, terdapat penelitian eksperimen dan non eksperimen.

Salah satunya yang terdapat dalam pendekatan kuantitatif adalah penelitian komparatif. Penelitian ini sering dipakai untuk membandingkan dua kelompok atau lebih dalam variable tertentu. Lebih lanjut, makalah ini akan menjelaskan tentang pengertian, tujuan, rumusan masalah, langkah-langkah, keunggulan, kelemahan, serta contoh penelitian komparatif.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini ialah 1. Apa pengertian dari desain penelitian komparatif?

2. Apa tujuan dari desain penelitian kompratif?

3. Bagaimana rumusan masalah dalam penelitian komparatif?

(3)

4. Bagaimana hipotesis dalam penelitian komparatif?

5. Bagaimana langkah-langkah penelitian komparatif?

6. Apa kelebihan dan kekurangan penelitian komparatif?

7. Bagaimana contoh penelitian kompratif?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari makalah ini ialah 1. Menjelaskan pengertian dari desain penelitian komparatif

2. Menjelaskan tujuan dari penelitian komparatif

3. Menjelaskan mengenai rumusan masalah dalam penelitian komparatif 4. Menjelaskan hipotesis dalam penelitian komparatif

5. Untuk menjelaskan langkah-langkah penelitian komparatif 6. Menjabarkan kelebihan dan kekurangan penelitian komparatif 7. Memberikan contoh penelitian komparatif

(4)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Komparatif

Warisan karya komparatif di bidang teori sosial dapat ditelusuri kembali setidaknya ke Zaman Kuno Yunani dan, tidak pernah terputus. Studi ini berlanjut dan diperkuat dengan seiring berjalannya waktu. Di zaman kita sekarang, karena adanya perkembangan sejarah tertentu seperti peningkatan besar dalam komunikasi, kemajuan teknologi dan intensifikasi kecenderungan internasionalisasi, penelitian komparatif, khususnya perbandingan lintas negara, semakin mendapat banyak perhatian dan, sebagai akibatnya, sebagian besar kontemporer ilmu manusia dan sosial penuh dengan contoh pendekatan komparatif. Peneliti membandingkan kasus satu dengan lainnya menggunakan metode statistic untuk membangunn dan menyesuaikan dengan perbandingan kuantitatif. Peneliti membandingkan efek relative dari variabel di seluruh kasus dan mereka membandingkan kasus seacra langsung satu sama lain.

Menurut Miri & Shahrokh (2019) studi komparatif adalah salah satu jenis metode yang menganalisis fenomena dan kemudian menyatukannya untuk menemukan titik dan kesamaan. Sedangkan menurut (Andi Ibrahim, dkk, 2018) penelitian komparatif merupakan penelitian deskriptif yang tujuannya adalah untuk mencari jawaban dari sebab-akibat dengan menganalisis faktor penyebab terjadinya suatu fenomena. Penelitian komparatif atau komparatif ini adalah penelitian yang sifatnya membandingkan satu dengan lainnya.

(5)

B. Tujuan Penelitian Komparatif

Setiap studi komparatif memiliki agenda dan tujuan spesifik dan para peneliti wajib untuk mengungkapkan dan menjelaskan tujuan-tujuan tersebut dalam pengantar studi mereka. Dalam studi komparatif terdapat dua tujuan, yaitu deskripsi dan klasifikasi. Tujuan studi komparatif yang pertama ialah deskripsi. Hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai item historis-empiris tertentu melalui perbandingan. Hal ini juga bisa menjadi metode untuk menguji hipotesis dan analisis kausal yang mengarah pada deskripsi yang lebih bernuansa dari masing-masing item. Tujuan kedua adalah klasifikasi, yaitu menggunakan perbandingan untuk membentuk, menerapkan, mengevaluasi secara kritis dan menyempurnakan metalinguistic untuk mengklasifikasi fenomena. Meskipun dua tujuan ini terlihat seperti terpisah secara analitis, namun keduanya dapat saling melengkapi bahkan dalam satu studi.

C. Rumusan Masalah dan Analisi Komparatif terhadap Teori

Rumusan masalah dalam komparatif merupakan rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel dengan dua atau lebih variabel lainnya dengan dua atau lebih sampel yang berbeda atau dengan waktu yang berbeda pula (Sugiyono, 2013). Contoh dari rumusan masalah komparatif seperti:

1. Apakah terdapat perbedaan produktivitas kerja antara pengawai negeri, BUMN, dan swasta?

2. Apakah terdapat perbedaan kemamuan dan disiplin kerja antara pegawai swasta nasional dan perusahaan asing?

(6)

3. Apakah terdapat perbedaan kenyamanan dalam menggunakan transportasi kereta api dan bus bagi masyarakat?

Analisis komparatif dilakukan dengam membandingkan anatar teori satu dnegan ainnya dan membandingkan hasil penelitian satu dengan lainnya. Dengan hal ini peneliti dapat menyatukan dua atau lebih teori dan dapat meruksinya bila teori tersebut terlalu luas.

D. Hipotesis Komparatif

Hipotesis komparatif adalah jawaban sementara dari rumusan masalah komparatif.

Pada hipotesis ini variabelnya sama namun populasi atau samapelnya beda, atau terjadi pada waktu yang berbeda pula. Contohnya seperti:

1. Rumusan Masalah Komparatif

Bagaimana produktivitas kerja karyawan PT. A bila dibandingan dengan PT.B?

2. Hipotesis Komparatif

Bila rumusan masalanya seperti di atas, maka terdapat 3 model hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya yaitu:

Hipotesis nol:

a. Ho : Tidak terdapat berbedaan produktivitas kerja antara karyawan PT. A dan PT. B (terdapat persamaan produktibitas kerja pada PT.A dan PT. B).

b. Ho : Produktivitas kerja PT.A lebih besar atau sama dengan PT. B (paling besar atau sama dengan artinya paling sedikit).

c. Ho : Produktivitas kerja karyawan A lebih kecil sama dengan PT.B (lebih kecil sama dengan artinya paling besar).

(7)

Hipotesis Alternatif

a. Ha : Produktivitas kerja karyawan PT.A lebih besar (atau lebih kecil) dari karyawan PT.B

b. Ha : Produktivitas kerja karyawan PT.A lebih kecil daripada PT.Y c. Ha : Produktivitas karywatn PT A. lebih besar daripada PT. Y Contoh lainnya seperti:

1. Rumusan Masalah:

Apakah terdapat perbedaan produktivitas kerja karyawan sebelum dan sesudah diberi tunjangan.

2. Hipotesis Komparatif

Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai produktivitas kerja pegawai antara sebelum dan sesudah mendapatkan tunjangan

Ha : Terdapat perbedaan nilai produktivitas kerja karyawan antara sebelum dan sesudah mendapatkan tunjangan

E. Langkah-langkah Penelitian Komparatif 1. Perumusan Masalah

Rumusan masalah yang ditetapkan harus mengandung sebab bagi munculnya variabel dependen, yang diketahui berdasarkan hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan atau penafsiran peneliti terhadap hasil observasi fenomena yang diteliti.

Masalah penelitian ini dapat berbentuk pernyataan hipotesis atau tujuan. Rumusan hipotesis digunakan jika sifat dasar perbedaan dapat diprediksi oleh peneliti sebelum data dikumpulkan. Sedangkan rumusan pernyataan tujuan digunakan bila peneliti tidak dapat memprediksi perbedaan antar kelompok subjek yang dibandingkan dalam variabel tertentu.

(8)

2. Hipotesis

Setelah masalah dirumuskan, peneliti harus mampu mengidentifikasikan tandingan atau alternatif yang mungkin dapat menerangkan hubungan antar variabel independen dan dependen.

3. Pengelompokan Data

Penentuan kelompok subjek yang akan dibagi, pertama-tama kelompok yang diplih harus memiliki karakteristik yang menjadi konsen penelitian. Selanjutnya Peneliti memilih kelompok yang tidak memiliki karakteristik tersebut atau berbeda tingkatannya.

4. Pengumpulan Data

Hanya data yang diperlukan yang kumpulkan, baik yang berhubungan dengan variabel dependen maupun berkenaan dengan faktor yang dimungkinkan munculnya hipotesis tandingan. Karena penelitian ini menyelidiki fenomena yang sudah terjadi, sering kali data yang diperlukan sudah tersedia sehingga peneliti tinggal memilih sumber yang sesuai. Disamping itu berbagai instrumen seperti les, angket, interview, dapat digunakan untuk mengumpul data bagi peneliti.

5. Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan, serupa dengan yang digunakan dalam penelitian diferensial maupun eksperimen. Di mana perbandingan nilai variabel dependen dilakukan antar kelompok subjek atas dasar faktor yang menjadi konsen. Hal ini dapat dilakukan dengan teknik analaisi uji-T, independen atau ANAVA, tergantung dari jumlah kelompok dari faktor tersebut. Apapun teknik analisis statistik inferensial yang digunakan, biasanya analisis tersebut diawali

(9)

dengan perhitungan nilai rata-rata atau mean dan stansar deviasi untuk mengetahui antar kelompok secara deskripitif.

6. Penafsiran Hasil

Pernyataan sebab akibat dalam penelitian ini perlu dilakukan secara hati-hati.

Kualitas hubungan antar variabel independen dan dependen sangat tergantung pada kemampuan peneliti untuk memilih kelompok perbandingan yang homogen dan keyakinan bahwa munculnya hipotesis tandingan dapat dicegah.

Penelitian komparatif tidak terbatas dalam satu model komparasi saja. Tapi semua yang dirasa cocok untuk dikomparasi, penelitian komparasi dapat dijalankan.

Namun, terdapat perbedaan pada teknik analisis dan pemrosesan data, yaitu:

1. Apabila datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik statistic : binomial dan chi kuadrat satu sampel.

2. Apabila datanya berbentuk ordinal, maka digunakan teknik statistik : run test.

3. Apabila datanya berbentuk interval atau ratio maka digunakan tes satu sampel F. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Komparatif

Ritz dalam Emzir (2009) menjabarkan kelebihan dan kelemahan dari penelitian komparatif, yaitu:

1. Metode komparatif adalah suatu penelitian alternatif jika dirasa metode eksperimen tidak memungkinkan untuk dijalankan.

2. Penelitian komparatif akan menghasilkan informasi yang bermanfaat mengenai hakikat fenomena: apa sesuai dengan apa, dibawah kondisi apa, dalam urutan dan pola apa, dan seterusnya.

(10)

3. Memperbaiki teknik, metode statistik, dan desain dengan pengontrolan fitur-fitur secara parsial.

Sedangkan kelemahan dari penelitian komparatif adalah:

1. Kelemahan utamanya terdapat pada tidak adanya kontrol terhadap variabel bebas.

2. Kesulitan dalam menentukan faktor penyebab yang relevan yang secara aktual termasuk diantara banyak faktor dibawah penelitian.

3. Kesulitan bahwa tidak ada faktor tunggal yang menyebabkan suatu hasil, tapi merupakan kombinasi dan interaksi dari berbagai faktor yang berkaitan dibawah kondisi tertentu untuk menghasilkan hasil yang ditentukan.

4. Suatu fenomena tidak hanya dihasilkan dari berbagai penyebab, tetapi juga dari satu penyebab dalam suatu kejadian dan dari penyebab lain dari kejadian yang lain.

5. Apabila hubungan antara dua variabel telah terungkap, penentuan mana penyebab dan mana akibat mungkin sulit.

6. Terdapat fakta bahwa dua atau lebih faktor yang berhubungan tidak harus mempunyai implikasi hubungan sebab-akibat.

7. Pengklasifikasian subyek kedalam kelompok dikotomi (seperti kelompok berprestasi dan kelompok tidak berprestasi) untuk tujuan perbandingan, penuh dengan masalah karena kategori ini adalah samar, berubah-ubah, dan bersifat sementara.

8. Studi perbandingan dalam suatu situasi yang alamiah tidak memungkinkan pemilihan subyek penelitian yang terkontrol.

(11)

Judul

A Comparative Study on the Efficacy of a Positive Psychology Intervention and a Cognitive Behavioral Therapy for Clinical Depression (Studi Komparatif Efesiensi Psikologi Positif dan Terapi Perilaku Kognitif untuk Depresi Klinis)

Jurnal Cognitive Therapy and Research Volume dan Halaman 41 (3), 417-433

Tahun 2017 (Chaves et al., 2017)

Penulis Covadonga Chaves, Irene Lopez-Gomez, Gonzalo Hervas, Carmelo Vazquez.

Tanggal 15 November 2021

Pendahuluan

Depresi berat adalah salah satu yang paling sering terjadi dalam masalah klinis. Gangguan depresi mempengaruhi hidup seseorang sekitar 20 % dan depresi diperkirakan akan menjadi gangguan dengan beban penyakit tertingi di nagara-negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2030. Ada banyak alasan mengapa pencegahan dan pengobatan depresi dianggap sebagai prioritas intervensi kesehatan termasuk kecenderungannya menjadi kronis, komorbiditas yang tinggi, dampak negatifnya pada kematian dan biaya yang cukup besar. Dalam tiga dekate terakhir terdapat 200 studi komparatif yang telah meneliti kemanjuran perawatan psikologis untuk depresi.

Efeknya telah diterapkan untuk berbagai perwatan termasuk terapi perilaku kognitif atau cognitive behavioural therapy (CBT), problem solving therapy, behavioural therapy, dan interpersonal therapy. Tidak ada perbedaan besar dalam efeknya antara psikoterapi utama ini dan modalitas pengobatan individu dan kelompok telah menunjukkan kemanjurannya.

(12)

Secara khusus, CBT adalah salah satu perawatan yang paling banyak diteliti untuk depresi. Ada bukti kuat yang mendukung kemanjurannya untuk mengobati depresi. dan ukuran efek yang besar telah ditemukan secara sistematis untuk CBT bila dibandingkan dengan tanpa pengobatan, daftar tunggu, atau kontrol placebo. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa CBT sebanding dengan obat antidepresan untuk mengobati depresi dewasa ringan, sedang dan berat. Selain itu, pasien yang sebelumnya terpapar CBT secara signifikan lebih kecil kemungkinannya untuk kambuh dibandingkan dengan pasien yang hanya diobati dengan obat-obatan.

Individu yang depresi memiliki masalah dalam memunculkan ingatan otobiografi positif yang konkret memiliki bias penilaian diri yang positif dan gangguan kemampuan untuk mempertahankan pandangan mereka pada wajah bahagia dibandingkan dengan individu yang sehat. Ada beberapa kemungkinan penjelasan mengapa proses ini dapat terganggu pada individu yang mengalami depresi. Misalnya, tampaknya suasana hati sedih yang alami dan terinduksi dikaitkan dengan penurunan kepekaan terhadap penghargaan tetapi tidak ada penurunan kepekaan terhadap hukuman. Selain itu, beberapa bukti menunjukkan bahwa meningkatkan pemrosesan informasi positif mungkin penting untuk mengurangi depresi. Akhirnya, penting untuk mempertimbangkan aspek positif dari fungsi psikologis untuk mengembangkan model kerentanan depresi yang lebih integrative.

Tujuan Penelitian

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk membandingkan kemanjuran atau efek relatif dari intervensi mapan untuk depresi (CBT) dengan intervensi psikologi positif (PPI) dalam sampel peserta yang mengalami depresi klinis. Intervensi ini dievaluasi menggunakan beragam tindakan psikologis, yang mencakup tindakan klinis psikopatologi serta sejumlah ukuran fungsi positif.

(13)

Hipotesis Hipotesis utama adalah bahwa kedua intervensi akan mengurangi gejala depresi dan menghasilkan perubahan yang signifikan secara klinis

Subjek penelitian

Sampel terdiri dari 96 wanita dewasa yang memiliki diagnosis DSM IV depresi berat atau distimia.

Kriteria eksklusi meliputi:

 Penyalahgunaan zat atau gangguan ketergantungan (sekarang),

 Episode manik atau hipomanik (dulu atau sekarang),

 Gangguan psikotik (dulu atau sekarang),

 Status kognitif (misalnya, demensia atau cacat intelektual) yang mungkin mencegah peserta untuk mengikuti intervensi.

Para peserta ditugaskan ke salah satu kelompok intervensi: 49 ke kelompok CBT dan 47 ke kelompok PPI.

Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan uji klinis terkontrol. Subjek dievaluasi dan kemudian dialokasikan ke salah satu dari kedua kelompok intervensi yang berbeda (CBT atau PPI). Penelitian terdiri dari wawancara dan protocol tindakan laporan diri, diberikan secara individu pada awal dan akhir intervensi. Peserta penelitian direkrut di pusat wanita dan secara berkala menawarkan intervensi kelompok untuk depresi. Perempuan secara langsung melamar program intervensi atau, dalam beberapa kasus, dirujuk oleh lembaga kesehatan setempat. Informasi tentang program termasuk tujuan intervensi (yaitu, mengatasi depresi) dan jadwal sesi.

Metode Penelitian Desain penelitian merupakan eksperimen dengan jenis penelitian kuantitatif.

(14)

Instrumen Penelitian Cognitive Behavioral Theraphy (CBT) dan Positive Psychology Intervention (PPI)

Gambaran dan Prosedur Intervensi

Prosedur penelitian ini ialah semua peserta mencari pengobatan kelompok psikologis untuk depresi. Para wanita menandatangani formulir persetujuan untuk berpartisipasi dalam penelitian, menjawab beberapa pertanyaan demografis dan klinis dan diwawancarai dengan wawancara SCID. Wawancara SCID direkam untuk penilaian keandalan. Pewawancara tidak mengetahui alokasi pengobatan (keputusan tentang program pengobatan apa yang akan diberikan setiap hari dalam seminggu dibuat setelah penilaian SCID). Pewawancara adalah dokter berpengalaman yang tidak memberikan intervensi apa pun yang diteliti.Sebuah subset wawancara yang dipilih secara acak (n = 13, 10% dari wawancara yang dilakukan) dinilai oleh seorang dokter yang memenuhi syarat dengan pengalaman yang luas dalam wawancara diagnostik terstruktur. Kesesuaian diagnostik dicapai pada 11 dari 13 kasus.

Dua terapis berlisensi dengan pengalaman klinis 5 tahun dan pelatihan dalam intervensi manual yang disediakan program-program intervensi. Keduanya memiliki gelar pascasarjana dalam CBT (2 tahun studi dan pelatihan klinis) dan setelah itu dilatih secara intensif di PPI. Selain itu, terapis ini (C.C. dan I.L-G.) dilatih dalam penggunaan manual intervensi dan diawasi pada pertemuan berkala dengan penulis senior penelitian untuk memastikan kepatuhan terhadap protokol intervensi dan menghindari kontaminasi pengobatan. Setiap terapis menyampaikan kedua intervensi dan masing-masing berbeda dari pewawancara yang melakukan pra dan pasca penilaian. Seiring dengan terapis, ada seorang terapis pendamping di setiap kelompok intervensi. Rekan terapis ini adalah seorang psikolog klinis yang menyelesaikan gelar masternya di bidang CBT dan bertanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap protokol selama setiap sesi.

(15)

Kedua opsi intervensi terdiri dari 10 mingguan, 2 jam sesi dalam format kelompok. Empat kelompok untuk setiap kondisi, dengan maksimal 15 peserta per kelompok, dilibatkan dalam penelitian ini. Setiap sesi program PPI dan CBT memiliki struktur yang sama. Mereka akan mulai dengan meninjau pekerjaan rumah sesi sebelumnya dan kemudian pengenalan topik hari itu. Setelah itu, terapis mempresentasikan tujuan sesi dan modul psikoedukasi dan diskusi singkat di antara peserta didorong. Kemudian, peserta mendapat bimbingan tentang cara melakukan latihan insession dan melatih keterampilan baru dalam kelompoknya. Di akhir sesi, terapis memberikan ringkasan ide-ide kunci dan tugas pekerjaan rumah. Intervensi kelompok difasilitasi oleh handout, lembar kerja, dan klip video yang disediakan selama setiap sesi.

Hasil Penelitian

Pola keseluruhan hasil menunjukkan bahwa kedua intervensi efektif dalam mengurangi psikopatologi dan meningkatkan fungsi positif, tetapi tidak ada perbedaan yang signifikan dalam hasil utama mereka (yaitu, tingkat keparahan gejala depresi dan diagnosis klinis) atau hasil sekunder mereka.

Hipotesis utama adalah bahwa kedua intervensi akan mengurangi gejala depresi dan menghasilkan perubahan yang signifikan secara klinis. Hasil dari penelitian ini mengkonfirmasi bahwa CBT dan PPI menghasilkan respons ke arah yang diharapkan. Hasil utama dari penelitian ini adalah bahwa kedua modalitas intervensi secara signifikan mengurangi gejala depresi. Selain itu, ada juga penurunan signifikan dalam kecemasan, pikiran otomatis negatif, perenungan, kesulitan dalam regulasi, dan emosi negatif. Hasilnya menunjukkan bahwa PPI dan CBT tidak berbeda secara signifikan satu sama lain dalam mengurangi depresi dan variabel klinis lainnya yang diteliti.

(16)

G. Contoh Penelitian Komparatif Jurnal 1

Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan bukti lebih lanjut bahwa program PPI terstruktur harus dipertimbangkan sebagai pilihan pengobatan untuk depresi klinis. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok di kedua hasil utama (yaitu, tingkat keparahan gejala depresi dan) diagnosis klinis) atau hasil sekunder (misalnya, pengaruh positif dan negatif, dan kepuasan dengan hidup). Bahkan di dalam peserta yang paling tertekan, tidak ada perbedaan antara PPI dan CBT muncul. Jika studi klinis lebih lanjut mengkonfirmasi hasil ini, ini akan memperluas pilihan pengobatan baik untuk pasien maupun professional.

Kritik dan Saran

Daftar Pustaka

Chaves, C., Lopez-Gomez, I., Hervas, G., & Vazquez, C. (2016). A Comparative Study on the Efficacy of a Positive Psychology Intervention and a Cognitive Therapy for Clinical Depression. Cognitive Therapy and Research, 41 (3), 417-433. Doi: 10.1007/s10608-016-9778-9.

(17)
(18)

Jurnal 2

Judul Job Satisfaction and Organizational Commitment in Banking Sector: A Comparative Study of Conventional and Islamic Banks

Jurnal Journal of Management and Business Volume dan Halaman vol. 7(1), pages 107-123

Tahun 2020

Penulis Kousar Khand, Salma Khand, & Adnan Pitafi Tanggal 16 November 2021

Pendahuluan

Perbankan syariah adalah sistem perbankan yang mengikuti etika dan nilai-nilai islam atau prinsip-prinsip syariah islam. Sedangkan bank konvensional adalah bank yang memiliki sistem perbankan yang didasari dengan prinsip-prinsip buatan manusia. Sektor bank syariah dan konvensional ini mengalami persaingan yang besar di seluruh dunia, tidak terkecuali di Pakistan. Sebuah organisasi tidak akan mencapai nilai maksimum dalam hal produktivitas dan pelayanan jika karyawan tidak memiliki kepuasan dan loyal terhadap organisasi tersebut. Maka dari itu, sangat penting dalam lingkup organisasi untuk memperhatikan kepuasan kerja dan komitmen organisasi pada karyawan. Karyawan di bank syariah dan bank konvensional dipilih menjadi perbandingan. Karena secara filosofis kedua bank tersebut memiliki perbedaan yakni konvensional berbasi bunga, sedangkan syariah tidak.

Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara kepuasan kerja dan komitmen organisasi, dan juga perbedaan tingkat kepuasan kerja dan komitmen organisasi yang ada pada karyawan bank syariah dan konvensional di Hyderabad.

Hipotesis

H1 : Kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap komitmen afektif, kontinuitas, dan normatif.

H2: Karyawan di sektor perbankan memiliki korelasi dengan berbagai aspek/dimensi pekerjaan seperti kebermaknaan pekerjaan, sistem penghargaan, pekerjaan itu sendiri, pengawasan, dan rekan kerja.

(19)

H3: Kepuasan kerja memiliki hubungan yang signifikan dengan komitmen organisasional pegawai yang bekerja di bank.

H4: Kepuasan kerja dan komitmen organisasi berbeda pada pegawai yang bekerja di Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional.

Subjek penelitian

Data dikumpulkan dari karyawan 10 bank (5 Syariah dan 5 Konvensional) di Kota Hyderabad

Populasi nya berjumlah 1022 orang dan 30% dari populasi ini digunakan untuk sampel. 300 orang secara acak akan dipilih menjadi sampel.

Rancangan Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuisioner dan akan diberikan pada sampel di 10 bank kota Hyderabad

Metode Penelitian Desain penelitian merupakan non eksperimen dengan jenis penelitian kuantitatif.

Instrumen Penelitian

Variabel Job Satisfaction menggunakan skala The Job Description Index (JDI) dari Smith (1969) yang terdiri dari 19 item. Sedangkan variabel komitmen organisasi terdapat 24 item yang disusun oleh Allen & Meyer (1990).

Gambaran dan Prosedur Intervensi

Kuisioner yang digunakan dirancang memiliki tiga bagian. Bagian pertama berisi informasi usia, jenis

kelamin, status perkawinan, tingkat pekerjaan, kelompok pekerjaan, dan pengalaman kerja. Selanjutnya bagian kedua berisi skala kepuasan kerja dan bagian ketiga berisi skala komitmen organisasi.

Hasil Penelitian

 Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap komitmen organisasi pada semua aspek (afektif, kontinuitas, dan normatif).

 Pekerjaan itu sendiri dan supervisor secara signifikan berkorelasi dengan aspek pekerjaan lainnya.

 Sistem penghargaan terlihat berkorelasi secara signifikan dengan pekerjaan itu sendiri, pengawasan, dan rekan kerja, sedangkan rekan kerja dengan pekerjaan itu sendiri, sistem penghargaan, dan

pengawasan. Kebermaknaan pekerjaan juga secara signifikan berkorelasi dengan pekerjaan itu sendiri, pengawasan dan rekan kerja.

(20)

 Namun, tidak ada korelasi signifikan yang ditemukan antara kebermaknaan pekerjaan dan sistem penghargaan.

 Tingkat komitmen organisasi ditemukan sama pada karyawan Bank Syariah dan Bank Konvensional.

Kritik dan Saran

Disarankan oleh peneliti untuk dilakukan penelitian serupa pada wilayan yang terdapat sistem bank konvensional dan syariah. Bank konvensional dan bank syariah dirasa perlu penilaian kepuasan kerja dan komitmen organisasi pada tiap tahunnya. Agar perusahaan mampu menganalisa dan meningkatkan produktivitas di masa mendatang.

Daftar Pustaka

Khand, Kousar & Khand, Salma & Pitafi, Adnan, 2020. "Job Satisfaction and Organizational Commitment in Banking Sector: A Comparative Study of Conventional and Islamic Banks," Sukkur IBA Journal of

Management and Business, Sukkur IBA University, vol. 7(1), pages 107-123, Jan-June.

(21)

BAB III KESIMPULAN

Penelitian komparatif atau komparatif ini adalah penelitian yang sifatnya membandingkan satu dengan lainnya. Dalam studi komparatif terdapat dua tujuan, yaitu deskripsi dan klasifikasi. Tujuan studi komparatif yang pertama ialah deskripsi. Hal ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai item historis-empiris tertentu melalui perbandingan. Tujuan kedua adalah klasifikasi, yaitu menggunakan perbandingan untuk membentuk, menerapkan, mengevaluasi secara kritis dan menyempurnakan metalinguistic untuk mengklasifikasi fenomena.

Rumusan masalah dalam komparatif merupakan rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel dengan dua atau lebih variabel lainnya dengan dua atau lebih sampel yang berbeda atau dengan waktu yang berbeda pula. Hipotesis komparatif adalah jawaban sementara dari rumusan masalah komparatif. Pada hipotesis ini variabelnya sama namun populasi atau samapelnya beda, atau terjadi pada waktu yang berbeda pula.

Sama seperti penelitian lainnya, penelitian komparatif memiliki langkah-langkah untuk dilakukan, yaitu:

1. Perumusan Masalah 2. Hipotesis

3. Pengelompokan Data 4. Pengumpulan Data 5. Analisis Data 6. Penafsiran Hasil

Penelitian komparatif juga memiliki kelebihan dan kekurangan yang bisa dijadikan landasan atau pertimbangan para peneliti untuk menggunakan model komparatif.

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Andi Ibrahim, Asrul Haq Alang, Mandi, Baharuddin, Muhammad Aswar Ahmad, D.

(2018). Metodologi Penelitian. Ebook.

Arif Rahman. (2010). Pendidikan Komparatif. Yogyakarta: Laksbang Grafika.

Chaves, C., Lopez-Gomez, I., Hervas, G., & Vazquez, C. (2017). A Comparative Study on the Efficacy of a Positive Psychology Intervention and a Cognitive Behavioral Therapy for Clinical Depression. Cognitive Therapy and Research, 41(3), 417–433.

https://doi.org/10.1007/s10608-016-9778-9.

Emzir. (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan (Kuantitatif & Kualitatif). Jakarta:

Rajawali.

Gay, Mills, Airasian. (2011). Educational Research. New Jersey: Pearson.

Khand, Kousar & Khand, Salma & Pitafi, Adnan, 2020. "Job Satisfaction and Organizational Commitment in Banking Sector: A Comparative Study of Conventional and Islamic Banks," Sukkur IBA Journal of Management and Business, Sukkur IBA University, vol. 7(1), pages 107-123, Jan-June.

Miri, S. M., & Shahrokh, Z. D. (2019). A Short Introduction to Comparative Research A Short Introduction to Comparative Research Philosophy of Science and Research Method. October.

Sugiyono, P. D. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RD.

Referensi

Dokumen terkait

ariabel perbedaan kelompok dalam sebuah penelitian kausal- komparatif adalah variabel yang tidak dapat dimanipulasi (seperti etnisitas atau variabel yang mungkin

Dalam menjawab pertanyaan pada rumusan masalah maka penelitian ini merupakan penelitian komparatif/perbandingan yaitu membandingkan manakah yang lebih akurat antara

Analisis data ini digunakan untuk menjawab masalah penelitian yang telah dirumuskan yaitu untuk menjawab rumusan masalah nomor satu dan dua, yakni untuk mengetahui gambaran

Jadi penelitian komparatif adalah jenis penelitian yang digunakan untuk membandingkan antara dua kelompok atau lebih dari suatu variabel tertentu.Fokus yang menjadi

Penelitian ini merupakan penelitian komparatif yaitu membandingkan satu variabel atau lebih dengan tujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar

– Rumusan Masalah Deskriptif => suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel

Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variable atau

Dalam segi jenis penelitian hukum, penelitian ini termasuk pada jenis penelitian komparatif yaitu penelitian yang membandingkan keberadaan satu variable atau lebih dengan sampel yang