• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH EBPN KEPERAWATAN

N/A
N/A
Emmylia Muna

Academic year: 2025

Membagikan "MAKALAH EBPN KEPERAWATAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

EVIDENCE BASED PRACTICE NUSING (EBPN) SISTEM PERSEPSI SENSORI

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah : Keperawatan Dewasa

Dosen pengampu : Trina Kurniawati, M.Kep.

Disusun oleh kelompok 8

1. Mila Rosita (202202030117)

2. Ahmad Marwan Nashrullah (202202030123) 3. Lailatus Sa’adah (202202030125)

4. Emmy Lia Muna (202202030126)

5. Zalfa Praningtyas (202202030129) 6. Arlinda Talita Nafi' (202202030130)

Kelas : 5C

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKUTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN TAHUN 2024/2025

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini membahas mengenai "Studi Kasus pada Pasien Rhinosinusitis dengan Penerapan Cuci Hidung dengan NaCl 0,9%", yang merupakan intervensi penting dalam penanganan pasien dengan kondisi rhinosinusitis.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai efektivitas cuci hidung menggunakan larutan NaCl 0,9%

dalam mengurangi gejala rhinosinusitis, serta untuk mengeksplorasi manfaat dan prosedur pelaksanaannya. Kami berharap makalah ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat dan dapat digunakan sebagai referensi dalam praktik keperawatan dan penanganan pasien dengan rhinosinusitis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya intervensi cuci hidung dalam manajemen rhinosinusitis.

Pekalongan, 4 November 2024

Kelompok 8

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI...3

BAB I...4

PENDAHULUAN...4

A. LATAR BELAKANG...4

B. TUJUAN...5

BAB II...7

ANALISIS JURNAL PICO...7

A. PERTANYAAN PENELITIAN...7

B. TAHAP PENCARIAN JURNAL...9

C. INVENTARIS VARIABEL...10

D. HASIL DAN PEMBAHASAN...11

E. KESIMPULAN...12

DAFTAR PUSTAKA...13

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rhinosinusitis merupakan kondisi inflamasi yang mempengaruhi mukosa hidung dan sinus paranasalis, yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi virus, bakteri, jamur, serta kondisi non-infeksi seperti alergi dan polusi. Menurut data dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia, penyakit ini menduduki peringkat ke-25 dari 50 pola penyakit utama, dengan jumlah penderita rawat jalan yang signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa rhinosinusitis adalah masalah kesehatan yang umum dan perlu mendapatkan perhatian serius dalam penanganannya.

Gejala yang ditimbulkan oleh rhinosinusitis, seperti hidung tersumbat, nyeri wajah, dan keluarnya sekresi dari hidung, dapat mengganggu kualitas hidup penderitanya. Dalam beberapa kasus, rhinosinusitis kronis dapat berujung pada tindakan bedah, sehingga diagnosis dan penatalaksanaan yang tepat sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut. Salah satu pendekatan yang telah terbukti efektif dalam mengelola gejala rhinosinusitis adalah dengan melakukan cuci hidung menggunakan larutan NaCl 0,9%.

Cuci hidung dengan NaCl 0,9% merupakan intervensi yang telah digunakan selama lebih dari satu abad dan diyakini dapat membantu membersihkan saluran hidung dari sekresi, mengurangi peradangan, serta meningkatkan fungsi mukosiliar. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa irigasi hidung dapat mengurangi gejala rhinosinusitis dan meningkatkan kualitas hidup pasien. Namun, meskipun banyak penelitian yang mendukung efektivitas cuci hidung, masih terdapat kebutuhan untuk mengeksplorasi lebih lanjut mengenai penerapan intervensi ini dalam konteks keperawatan.

(5)

Dalam rangka meningkatkan praktik keperawatan berbasis bukti (Evidence-Based Practice Nursing/EBPN), penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas cuci hidung dengan NaCl 0,9% pada pasien rhinosinusitis di Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah Kota Batam.

Dengan menggunakan pendekatan EBPN, penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti yang kuat mengenai manfaat intervensi ini, serta memberikan panduan bagi tenaga kesehatan dalam merencanakan dan melaksanakan asuhan keperawatan yang lebih baik untuk pasien dengan rhinosinusitis.

Melalui penelitian ini, diharapkan dapat diperoleh data yang relevan dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu keperawatan, khususnya dalam manajemen rhinosinusitis, serta memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di masyarakat.

B. TUJUAN

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan yang memanfaatkan larutan NaCl 0,9% melalui cuci hidung pada pasien dengan rhinosinusitis di Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah Kota Batam. Salah satu fokus utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas cuci hidung dalam mengurangi gejala rhinosinusitis, seperti nyeri dan kesulitan bernapas yang disebabkan oleh penumpukan sekresi.

Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dengan mengidentifikasi perubahan yang terjadi setelah intervensi cuci hidung, termasuk aspek kenyamanan dan kemampuan pasien dalam menjalani aktivitas sehari-hari. Dalam pelaksanaannya, penelitian ini menerapkan tahapan proses keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi, dan evaluasi, guna memberikan perawatan yang terstruktur dan efektif bagi pasien dengan rhinosinusitis.

Penelitian ini diharapkan dapat menyediakan informasi dan data yang berguna untuk penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh cuci hidung

(6)

dengan NaCl 0,9% terhadap pasien dengan rhinosinusitis. Dengan demikian , penelitian ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang lebih baik tentang perawatan pasien dengan rhinosinusitis serta efektivitas intervensi keperawatan yang dilakukan.

(7)

BAB II

ANALISIS JURNAL PICO

A. PERTANYAAN PENELITIAN

Population (Populasi) Populasi dalam studi ini adalah pasien dengan rhinosinusitis. Dalam kasus yang diteliti, subjeknya adalah Tn. S, seorang pria berusia 23 tahun yang dirawat di Rumah Sakit Embung Fatimah.

Intervension (Intervensi) Intervensi yang dilakukan adalah penerapan cuci hidung dengan NaCl 0,9%. Selain itu, intervensi lain yang dilakukan termasuk memberikan oksigen, mengajarkan teknik relaksasi, dan mengeluarkan sekresi dari saluran pernapasan.

Comparation (Pebandingan) Dalam jurnal ini, tidak ada kelompok perbandingan yang eksplisit disebutkan. Namun, dapat diasumsikan bahwa perbandingan dilakukan antara kondisi pasien sebelum dan sesudah intervensi, serta mungkin dibandingkan dengan metode perawatan lain yang umum digunakan untuk rhinosinusitis.

Outcome (Hasil) Hasil yang diharapkan dari intervensi ini adalah pengurangan nyeri, perbaikan dalam bersihan jalan napas, dan peningkatan kenyamanan pasien.

(8)

Kriteria hasil termasuk kemampuan pasien untuk mengontrol nyeri, mengeluarkan sekresi, dan menunjukkan tanda-tanda vital dalam batas normal.

(9)

B. TAHAP PENCARIAN JURNAL

(10)

C. INVENTARIS VARIABEL

Peneliti Isna Aglusi Badri

Tahun 2022

Negara Indonesia

Desain Penelitian Studi kasus (case study)

Partisipan Tn. S, seorang pria berusia 23 tahun yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah Kota Batam.

Intervensi Cuci hidung/irigasi hidung

menggunakan NaCl 0,9% dilakukan dua kali sehari.

Durasi Intervensi dilakukan selama 10 hari.

Variabel Yang Diukur Waktu transport mukosiliar sebelum dan sesudah cuci hidung.

Kadar pH cairan hidung sebelum dan sesudah cuci hidung.

Gejala yang dirasakan pasien, seperti nyeri dan kesulitan bernapas.

Hasil Terdapat penurunan signifikan dalam waktu transport mukosiliar setelah intervensi.

Peningkatan kadar pH cairan hidung setelah dilakukan cuci hidung.

Pasien melaporkan adanya perbedaan yang signifikan dalam kenyamanan dan pengurangan gejala setelah intervensi.

(11)

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini melibatkan satu subjek, yaitu Tn. S, seorang pria berusia 23 tahun yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Embung Fatimah Kota Batam. Tn. S mengalami gejala rhinosinusitis, yang ditandai dengan nyeri, kesulitan bernapas, dan keluarnya sekresi dari hidung. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa keadaan umum pasien dalam kondisi baik, dengan tanda vital yang stabil, meskipun ia mengalami gejala khas rhinosinusitis seperti pilek dan sekresi kental dari hidung.

Sebagai bagian dari intervensi, pasien diberikan cuci hidung atau irigasi hidung menggunakan larutan NaCl 0,9% sebanyak dua kali sehari.

Intervensi ini bertujuan untuk membersihkan saluran pernapasan dari sekresi yang mengganggu. Cuci hidung dilakukan selama 10 hari, dengan harapan dapat memberikan efek positif terhadap kondisi pasien.

Setelah intervensi, pengukuran menunjukkan adanya perubahan yang signifikan. Rata-rata waktu transport mukosiliar sebelum intervensi adalah 827,38 detik, namun setelah intervensi, waktu ini menurun menjadi 786,82 detik. Penurunan ini menunjukkan peningkatan fungsi mukosiliar yang penting untuk pembersihan saluran pernapasan. Selain itu, terdapat peningkatan kadar pH cairan hidung setelah dilakukan cuci hidung, dengan rata-rata peningkatan sebesar 0,0824. Hal ini menunjukkan bahwa cuci hidung dapat membantu mengembalikan keseimbangan pH yang lebih baik di mukosa hidung.

Pasien juga memberikan umpan balik positif mengenai intervensi yang dilakukan. Tn. S melaporkan adanya perbaikan signifikan dalam gejala setelah intervensi. Ia merasa lebih nyaman dan mengalami pengurangan nyeri, yang menunjukkan bahwa cuci hidung dengan NaCl 0,9% efektif dalam meningkatkan kualitas hidupnya.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa cuci hidung dengan larutan saline efektif dalam memperbaiki kualitas hidup pasien dengan rhinitis alergi dan rhinosinusitis.

(12)

Intervensi ini membantu mengurangi penumpukan sekresi dan meningkatkan fungsi mukosiliar. Namun, penelitian ini memiliki keterbatasan karena hanya melibatkan satu subjek. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut dengan jumlah partisipan yang lebih besar dan durasi intervensi yang lebih lama diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini.

Implikasi dari penelitian ini menunjukkan bahwa cuci hidung dengan NaCl 0,9% dapat menjadi bagian penting dari manajemen keperawatan untuk pasien dengan rhinosinusitis. Perawat dapat mengajarkan teknik cuci hidung kepada pasien sebagai intervensi mandiri untuk meningkatkan kesehatan saluran pernapasan mereka.

E. KESIMPULAN

Cuci hidung dengan NaCl 0,9% terbukti efektif dalam meningkatkan fungsi mukosiliar, mengubah kadar pH cairan hidung, dan mengurangi gejala rhinosinusitis pada pasien. Penelitian ini memberikan kontribusi penting bagi praktik keperawatan dan pengelolaan pasien dengan masalah pernapasan.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Aglusi Badri, I. (2022). Studi kasus pada pasien rhinosinusitis dengan penerapan cuci hidung dengan NaCl 0,9%. Jurnal Ilmiah Kedokteran dan Kesehatan, 1(1), 1-7. (Diakses pada tanggal 4 November 2024)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris mengenai manfaat pemberian suplementasi vitamin C terhadap peningkatan GCS melalui

Bagi tenaga kesehatan diharapkan aktif melakukan pendekatan kepada lansia untuk memberikan informasi/promosi kesehatan yang berkaitan dengan successful aging..

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam memberikan informasi dan bukti empiris mengenai pengaruh penggunaan teknologi dan otomatisasi sistem

dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu”. Yang mana berdasarkan pasal ini keperawatan merupakan salah satu profesi/tenaga. kesehatan

Dengan adanya beberapa faktor diatas diharapkan tenaga kesehatan akan lebih mudah menyadari bahwa dengan motivasi yang kuat, akan semakin mampu dan paham betapa

Bagi Rumah Sakit Diharapkan karya tulis ilmiah ini dapat digunakan sebagai advis bagi tenaga kesehatan khususnya keperawatan yang bekerja di pelayanan kesehatan mengenai penerapan

I.4 Manfaat Penelitian I.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi dan pengetahuan mengenai pengaruh intervensi Cognitive Transcendence Strategy CTS

Intervensi Keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 5 kali kunjungan diharapkan keluarga mampu mengenal masalah kesehatan nyeri payudara dengan intervensi menjelaskan