• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH EVALUASI KELOMPOK 2 (1)

N/A
N/A
Kadek Elli

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH EVALUASI KELOMPOK 2 (1)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

ASSESMEN TES

Penulis : 1. Dhea Ajeng Pradana (2113053277) 2. Laela Nur Vazriyah (2113053186) 3. Reza Fitriyani Sari (2113053094)

Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran Dosen Pengampu : Dr. Handoko, S.T., M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

METRO 2024

(2)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis hanturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Assesmen Tes” dengan baik. Makalah ini disusun sebagai bagian dari tugas akademik dalam mata kuliah Evaluasi Pembelajaran.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr.

Handoko, S.T., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Evaluasi Pembelajaran yang telah senantiasa menyediakan waktu dan pikirannya dalam memberikan arahan dan bimbingan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Hadirnya makalah ini seperti hembusan angin segar di tengah padatnya aktivitas akademik.

Dalam pencarian dan penyusunan makalah ini, kami merasa seperti pelaut yang berlayar di lautan ilmu pengetahuan, di mana setiap halaman adalah petualangan baru yang menarik untuk dieksplorasi. Makalah ini kami susun sebagai bentuk apresiasi terhadap proses belajar-mengajar yang tak pernah berhenti memberi inspirasi. Kami percaya bahwa penilaian, dalam bentuk assesmen tes adalah pilar utama dalam memahami seberapa jauh kita telah memahami dunia di sekitar kita.

Dalam perjalanan menyusun makalah ini, kami banyak belajar tentang pentingnya memberikan ruang bagi beragam pendapat dan perspektif. Seperti halnya melihat lukisan dari sudut pandang yang berbeda, penilaian dalam pendidikan mengajarkan kita untuk tidak hanya melihat satu sisi dari sebuah masalah, tetapi melihatnya secara holistik. Kami menyadari bahwa makalah ini mungkin masih memiliki kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca sangat kami harapkan untuk memperkaya dan memperbaiki karya ini ke depannya.

Metro, 01 April 2024

Penulis

(3)

iii DAFTAR ISI

ASSESMEN TES ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Tujuan ... 1

B. Kompetensi / Materi yang ingin dicapai ... 1

C. Petunjuk Pengerjaan Lembar Kerja ... 2

D. Estimasi Waktu ... 2

II. MATERI ... 3

A. Pengertian Assesmen Tes ... 3

B. Jenis Assesment Tes ... 4

C. Kegunaan Assesmen Tes dalam Bidang Pendidikan ... 9

D. Tahap Melakukan Assesmen Tes ... 10

E. Kelebihan dan Kelemahan Assesmen Tes ... 11

III. ANALISIS SOAL ... 14

GLOSARIUM ... 16

DAFTAR PUSTAKA ... 18

(4)

I. PENDAHULUAN

A. Tujuan

Adapun tujuan dari mempelajari tentang assesmen tes yaitu:

1) Membantu pendidik dan instruktur dalam mengevaluasi kemajuan belajar siswa secara sistematis.

2) Membantu pendidik dalam memberikan informasi yang berguna untuk membuat keputusan instruksional, seperti menempatkan siswa ke dalam kelompok pembelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan mereka atau menyesuaikan kurikulum dan metode pengajaran.

3) Membantu mengevaluasi efektivitas program pendidikan secara keseluruhan 4) Memantau proses pembelajaran siswa dan mendorong pembelajaran

berkelanjutan untuk mencapai hasil yang lebih baik

5) Membantu dalam pemilihan dan penempatan, baik dalam konteks pendidikan formal maupun situasi lainnya.

6) Meningkatkan kualitas pengajaran dan pembelajaran

7) Memberikan umpan baik mengenai kekuatan dan kelemahan siswa, membantu mereka memahami dimana mereka berada dan area yang perlu diperbaiki

B. Kompetensi / Materi yang ingin dicapai

Adapun materi yang harus dicapai dalam makalah ini yaitu:

1) Memahami konsep dari assesment tes

2) Mengidentifikasi jenis-jenis assesmen tes dan karakteristik masing-masing 3) Mengidentifikasi kegunaan assesmen tes dalam pendidikan

4) Mengetahui tahapan dalam melakukan assesmen tes 5) Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan assesmen tes

(5)

2 C. Petunjuk Pengerjaan Lembar Kerja

Adapun petunjuk pengerjaan dalam mengerjakan soal yang tertera pada lembar kerja sebagai berikut:

1. Berdoalah sebelum melakukan aktivitas

2. Tulis identitas diri Anda pada kolom yang sudah disediakan 3. Pelajari dan pahami materi yang telah tersedia

4. Bacalah soal dengan teliti, tekun, dan tepat waktu 5. Kerjakan soal uraian yang tersedia dengan tepat

6. Tuliskan jawaban dengan menggunakan pena tinta hitam

7. Periksa kembali jawaban sebelum diserahkan kepada guru/dosen

D. Estimasi Waktu

Jenis tes Jumlah soal Waktu Nomor soal Estimasi waktu per soal

Uraian 4 40 menit

1 5 menit

2 5 menit

3 10 menit

4 15 menit

(6)

II. MATERI

A. Pengertian Assesmen Tes

Assesmen adalah proses untuk mengumpulkan data pembelajaran (Brown, 2004:5). Sejalan dengan yang diungkapkan Arends (2008:217) yang menjelaskan bahwa assesmen adalah proses pengumpulan informasi tentang siswa dan kelas untuk maksud-maksud pengambilan keputusan instruksional.

Stiggins (1994) mengemukakan asessmen sebagai penilaian proses, kemajuan, dan hasil belajar siswa (outcomes). Sejalan dengan yang dikemukakan oleh stiggnis, Wiggins (1984) menyatakan bahwa asesmen merupakan sarana yang secara kronologis membantu guru dalam memonitor siswa.

Menurut Arikunto dan Jabar (2004) Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan menggunakan cara atau aturan yang telah ditentukan.

Sudjana dan Ibrahim (2001) menyatakan Tes dapat secara tertulis, lisan, atau perbuatan. Hal ini sejalan dengan Zainul dan Nasution (2001) yang mendefinisikan tes sebagai pertanyaan atau seperangkat tugas yang dibuat untuk memperoleh informasi tentang suatu atribut pendidikan atau suatu atribut psikologis tertentu.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa asesmen tes adalah proses pengumpulan informasi baik secara tertulis, lisan, atau perbuatan yang dilakukan untuk membantu guru dalam memonitor siswa serta untuk mengetahui atau mengukur penilaian proses, kemajuan ataupun hasil belajar siswa.

(7)

4 B. Jenis Assesment Tes

Gabel (1993: 388-390) mengkategorikan asesmen ke dalam kedua kelompok besar yaitu asesmen tradisional dan asesmen alternatif. Asesmen yang tergolong tradisional adalah tes benar-salah, tes pilihan ganda, tes melengkapi, dan tes jawaban terbatas. Sementara itu yang tergolong ke dalam asesmen alternatif (non-tes) adalah essay/uraian, penilaian praktek, penilaian proyek, kuesioner, inventori, daftar cek, penilaian oleh teman sebaya/sejawat, penilaian diri (self assessment), portofolio, observasi, diskusi dan interview (wawancara).

Dilihat dari bentuk jawabn peserta didik maka tes dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan atau tindakan.

1. Tes Tertulis

Tes tertulis sering disebut pencil tes atau paper test adlah tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk tertulis. Tes terulis terbagi menjadi 2 bentuk yaitu tes bentuk uraian (essay) atau subjektif dan bentuk objektif.

Tes tertulis pada umunya tidak bisa digunakan secara efektif untuk mengevaluasi keterampilan psikomotorik siswa, akan tetapi tes tertulis dapat mengevaluasi prinsip-prinsip yang menyertai keterampilan termasuk keterampilan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

a. Tes Subjektif

Pada umumnya berbentuk esai (uraian). Tes bentuk essay adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaannya didahului dengan kata-kata seperti; uraikan, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan, simpulkan, dan sebagainya. Berdasarkan tingkat kebebasan tigkat peserta tes untuk menjawab soal tes uraian, secara umum tes uraian dapat dibagi menjadi dua bentuk yaitu tes uraian bebas atau uraian terbuka (extended response) dan tes uraian terbatas (restricted response).

• Tes Uraian bebas (extended response)

Bentuk tes yang memberikan kebebasan kepada peserta tes untuk mengorganisasikan dan mengekspresikan pikiran dan gagasannya

(8)

5

dalam menjawab soal tes. Jawaban peserta tes bersifat terbuka, fleksibel dan tidak terstruktur.

• Tes Uraian Terbatas (Restricted Response Test)

Bentuk tes yang memberikan batasan-batasan atau rambu-rambu tertentu kepada para peserta tes dalam menjawab soal tes. Batasan tersebut mencakup format, isi dan ruang ligkup jawaban. Walaupun kalimat jawaban peserta didik beranekaragam, tetap harus ada pokok- pokok penting yang terdapat dalam sistematika jawabannya sesuai dengan batas-batas yang telah ditentukan dan dikehendaki dalam soalnya.

b. Tes Objektif

Bentuk tes yang mengandung kemungkinan jawaban atau respon yang harus dipilih oleh peserta didik. Jadi kemungkinan jawaban atau respon telah disediakan oleh penyusun butir soal. Tes objektif sering juga disebut tes dikotomi karena jawabannya antara benar atau salah dan skornya antara 1 dan 0. Disebut objektif karena penilaiannya objektif. Siapaun yang mengoreksi tes objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas dan pasti. Secara umum ada tiga bentuk tes objektif, yaitu tipe benar salah (true-false test), tipe menjodohkan (matching), tipe pilihan ganda (multiple choice), dan jawaban singkat (short answer) dan melengkapi (completion).

• Tipe Benar Salah (True-False Test)

Tipe benar salah (True-false test) adalah tes yang butir soalnya terdiri dari pernyataan yang disertai dengan alternatif jawaban atau pernyataan yang benar dan yang salah. Kelebihan tipe benar salah adalah dapat mewaklili pokok bahasan atau materi pelajaran lebih luas mudah penyusunannya, mudah diskor, instrumen yang baik untuk mengukur fakta dan hasil belajar secrara langsung, terutama yang berkaitan dengan ingatan.

(9)

6

• Tipe Menjodohkan (Matching)

Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menunjuk tes menjodohkan (matching test) seperti memasangkan, atau mencocokkan. Butir soal menjodohkan ditulis dalam dua kelompok yaitu pernyataan atau stem dan kelompok jawaban.

• Tipe Pilihan Ganda (Multiple Choice)

Tipe pilihan ganda (multiple choice) merupakan tes dimana setiap butir soalnya memiliki jumlah alternatif jawaban lebih dari satu. Jumlah aternatif jawaban berkisar antara dua sampail lima. Setiap tes pilihan ganda terdiri dari dua bagian yaitu (1) pernyataan atau disebut juga stem dan (2) alternatif pilihan jawaban atau disebut option.

• Tipe Jawaban Singkat (Short Answer) dan Melengkapi (Completion) Tes ini masing-masing menghendaki jawaban dengan kalimat dan atau angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah.

2. Tes Lisan

Tes lisan merupakan tes yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk lisan. Peserta didik akan mengucapkan jawaban dengan kata-katanya sendiri sesuai dengan pertanyaan atau perintah yanag diberikan. Tes lisan dapat dilakukan dengan memberikan pertanyaan langsung atau dengan menggunakan undian. Dimana peserta didik mengambil kertas kecil berisi konsep mengenai mata pelajaran yang sudah dipelajari dan sudah disediakan oleh guru secara acak atau berurutan sesuai daftar hadir.

3. Tes Perbuatan / Tindakan

Tes perbuatan atau tes praktik adalah tes yang menuntut jawaban peserta didik dalam bentuk prilaku, tindakan atau perbuatan. Lebih jauh Stignis (1994) mengemukakan “ tes tindakan adalah suatu bentuk tes yang peserta didiknya diminta untuk melakukan kegiatan khusus dibawah pengawasan penguji yang akan mengobservasi penampilannya dan membuat keputusan

(10)

7

tentang kualitas hasil belajar yang didemonstrasikan.” Misalnya untuk melihat bagaimana cara menggunakan komputer dengan baik dan benar, guru harus menyuruh peserta didik untuk mempraktikkan atau mendemonstrasikan penggunaan komputer yang sesungguhnya sesuai dengan prosedur yang baik dan benar. Tes ini biasa digunakan untuk mata pelajaran yang di dalamnya ada praktikum yaitu praktik yang menuntut peserta didik untuk menguasai beberapa keterampilanyang telah ditentukan. Dalam pelaksanaan tes ini guru harus membuat kriteria penilaian terlebih dahulu yang berbasis pada kemampuan atau keterampilan yang diinginkan, hal ini bertujuan untuk mengurangi bias penilaian baik faktor subjektifitas maupun proses yang tak jarang hanya formalis saja.

Ditinjau dari segi penyusunannya tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Tes Buatan Guru (Teacher Made-Test)

Tes yang telah disusun sendiri oleh guru yang akan mempergunakan tes tersebut. Tes ini biasanya digunakan untuk ulangan harian, formatif, dan ulangan umum. Tes ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi yang sudah disampaikan guru. Untuk itu guru harus membuat soal secara logis dan rasional mengenai pokok-pokok materi.

2. Tes yang telah Distandarkan (Standardised Test)

Tes yang telah mengalami proses standarisasi yakni proses validasi dan keadaan (reliability) sehingga tes tersebut benar-benar valid dan andal untuk suatu tujuan dan bagi suatu kelompok tertentu. Suatu tes dikatakan valid jika tes tersebut benar-benar mampu menilai apa yang harus dinilai. Tes tersebut jika digunakan dapat mencapai sasaran sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya.

(11)

8

Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, tes terbagi menjadi 3 macam yaitu:

1. Tes Diagnostik

Tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. Secara umum tes ini disebut penjajakan masuk atau dalam istilah inggris entering behaviour test. Ini dilakukan untuk mengukur tingkat penguasaan pengetahuan dasar untuk dapat menerima pengetahuan lanjutannya. Oleh karena itu tes ini juga disebut prasyarat tes atau pre request test. Tes ini juga berfungsi sebagai tes penempatan (placement test).

2. Tes Formatif

Evaluasi formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu. Evaluasi formatif atau tes formatif diberikan pada akhir setiap program. Tes ini merupakan post-test atau tes akhir program.

3. Tes Sumatif

Evaluasi sumatif atau tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya pemberian sekelompok program atau sekelompok program yang lebih besar.

Dalam pengalaman disekolah tes formatif dapat disamakan dengan ulangan harian sedangkan tes sumatif dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada akhir semester.

Berdasarkan aspek pengetahuan dan keterampilan maka tes dapat dibedakan menjadi 2 jenis:

A. Tes Kemampuan (Power Test)

Prinsip tes kemampuan adalah tidak adanya batasan waktu dalam pengerjaan tes. Jika waktu tes tidak dibatasi maka hasil tes dapat mengungkapkan kemampuan peserta didik yang sebenarnya

(12)

9 B. Tes Kecepatan (Speed Test)

Aspek yang diukur dalam tes kecepatan adalah kecepatan peserta didik dalam mengerjakan sesuatu pada waktu atau periode tertentu. Pekerjaan tersebut biasanya relatif mudah karena aspek yang diukur benar-benar kecepatan bukan aspek lain.

C. Kegunaan Assesmen Tes dalam Bidang Pendidikan

Assessment tes memiliki peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan.

Melalui berbagai bentuk tes, baik itu tes tertulis, tes lisan, maupun tes perbuatan, pendidik dapat mengukur sejauh mana siswa telah memahami materi pembelajaran dan mencapai kompetensi yang diinginkan. Berikut adalah beberapa kegunaan assessment tes dalam bidang pendidikan:

1. untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang telah dicapai dalam proses pendidikan yang telah dilaksanakan. Apakah hasil yang sudah dicapai sesuai yang sudah diharapkan ataukah belum.

2. untuk mengetahui apakah suatu mata pelajaran yang diajarkan dapat dilanjutkan dengan bahan yang baru atau harus mengulangi bahanbahan pelajaran yang telah lampau. Dengan evaluasi atau tes yang dilakukan, akan dapat diketahui apakah anak-anak sudah menguasai bahan pelajaran yang telah diajarkan atau belum. Kalau anak-anak secara keseluruhan telah mencapai nilai yang cukup baik dalam evaluasi yang dilaksanakan, maka berarti anak-anak telah menguasai pelajaran yang telah diajarkan dan siap untuk menerima pelajaran baru.

3. untuk membandingkan apakah prestasi yang dicapai oleh anak-anak sudah sesuai dengan kapasitasnya ataukah belum.

4. untuk mendapatkan bahan-bahan informasi untuk menentukan seorang anak dapat dinaikkan ke dalam kelas yang lebih tinggi ataukah harus mengulang di kelas semula.

5. untuk mendapatkan bahan-bahan informasi dalam memberikan bimbingan tentang jenis pendidikan atau jabatan yang cocok untuk anak tersebut.

Dengan evaluasi akan dapat diketahui potensi yang dimiliki oleh anak.

Berdasarkan potensi yang dimiliki seorang anak dapat diramalkan apakah

(13)

10

jurusan yang paling cocok untuk anak tersebut dikemudian hari dan dapat dihindari salah pilih penentuan jurusan.

6. untuk menafsirkan apakah seorang anak telah cukup matang untuk dilepaskan ke dalam masyarakat atau untuk melanjutkan ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi.

7. untuk mengadakan seleksi. Hasil-hasil tes atau evaluasi akan dapat memberikan gambaran yang cukup jelas calon-calon yang cocok atau yang paling memenuhi syarat untuk jenis jabatan atau jenis pendidikan tertentu.

8. untuk mengetahui taraf efisiensi metode yang dipergunakan dalam lapangan pendidikan. Dalam proses pendidikan, akan selalu berusaha untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya.

9. untuk mencapai hasil yang sebaik-baiknya maka akan berusaha untuk menggunakan metode yang sebaik-baiknya. (Kurniawati, 2013)

D. Tahap Melakukan Assesmen Tes

Sax (1980), mengidentifikasi langkah-langkah penyusunan tes ke dalam sebagai berikut:

1) Menyusun kisi-kisi (tabel spesifikasi) tes, yang memuat: materi pokok yang akan diteskan, aspek perilaku atau tingkatan kognitif yang akan diukur, dan penentuan jumlah butir tes untuk setiap aspeknya.

2) Menulis butir-butir soal dengan mendasarkan pada aspek-aspek yang telah tercantum pada tabel spesifikasi (kisi-kisi) tersebut.

3) Melakukan telaah soal tes (analisis tes secara logis);

4) Melakukan uji coba soal;

5) Analisis soal secara empiris;

6) Memperbaiki atau merevisi tes;

7) Merakit tes, dengan menyiapkan komponen-komponen pendukung untuk penyelenggaraan tes, yang meliputi:

(a) buku tes;

(b) lembar jawaban tes;

(c) kunci jawaban tes; dan

(d) pedoman penilaian atau pedoman pemberian skor.

(14)

11 8) Melaksanakan tes;

9) Menafsirkan hasil tes.

E. Kelebihan dan Kelemahan Assesmen Tes 1. Tes Tertulis

➢ Kelebihan a. Tes Tertulis

Tes tulis mempunyai kelebihan yaitu lebih respektif mewakili isi dan luas bahan, serta lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi.

b. Tes Tertulis bentuk Uraian (Subjektif)

1) Mengembangkan kemampuan dalam menyusun kalimat yang baik.

2) Menjawab soal dengan ekspresi pikiran tanpa menebak.

3) Mengukur kemampuan yang lebih kompleks.

4) Mengembangkan daya nalar peserta tes.

5) Mengembangkan dan menyusun soal relatif mudah.

6) Memudahkan dalam melacak proses berpikir peserta tes berdasarkan jawaban yang diberikan.

c. Tes Tertulis bentuk Objektif

1) Lingkup materi yang diujikan luas sehingga dapat mewakili materi yang sudah diajarkan (representatif)

2) Tingkat validitas isi relatif tinggi

3) Proses koreksi dan penyekoran mudah dan obyektif

4) Tidak memungkinkan peserta tes untuk mengemukakan hal-hal yang tidak berkaitan dengan pertanyaan

5) Informasi hasil tes dapat lebih cepat 6) Tingkat reliabilitas tinggi

7) Memungkinkan penyelenggaraan tes bersama pada wilayah yang luas.

(15)

12

➢ Kelemahan a. Tes Tertulis

1) Persiapan untuk menyusun jauh lebih sulit, terutama pada tes tulis bentuk uraian karena soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan kelemahan lain,

2) Soal-soal cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya pengenalan kembali dan sulit untuk mengukur proses mental yang tinggi,

3) Kerjasama antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka.

b. Tes Tertulis bentuk Uraian (Subjektif)

1) Materi terbatas sehingga validitas isi rendah.

2) Proses koreksi relatif lama dan cenderung bersifat subyektip.

3) Jawaban yang diberikan peserta tes tidak terkait dengan pertanyaan.

4) Proses koreksi hanya bisa dilakukan oleh si pembuat soal.

5) Tingkat reliabilitas relatif rendah.

6) Kemampuan peserta tes menyusun kalimat mempengaruhi kualitas jawaban.

7) Sifat soal cenderung hanya mengungkap pengetahuan yang dangkal.

c. Tes Tertulis bentuk Objektif

1) Tidak mengembangkan daya nalar peserta tes.

2) Peserta tes cenderung menjawab dengan jalan menerka.

3) Memungkinkan terjadinya kecurangan, saling menyontek.

4) Mengembangkan dan menyusun soal relatif sulit dan waktu lama.

5) Membutuhkan waktu untuk membaca soal dan jawabannya sehinnga mengurangi waktu ujian.

(16)

13 2. Tes Lisan

➢ Kelebihan

1) Dapat menilai kemampuan dan tingkat pengetahuan yang dimiliki peserta didik, sikap, serta kepribadiannya karena dilakukan secara berhadapan langsung

2) Bagi peserta didik yang kemampuan berpikirnya relatif lambat sehingga sering mengalami kesukaran dalam memahami pernyataan soal, tes bentuk ini dapat menolong sebab peserta didik dapat menanyakan langsung kejelasan pertanyaan yang dimaksud

3) Hasil tes dapat langsung diketahui peserta didik.

➢ Kelemahan

1) Subjektivitas pendidik sering mencemari hasil tes 2) Waktu pelaksanaan yang diperlukan terlalu banyak

3. Tes Perbuatan

➢ Kelebihan

Satu-satunya teknik tes yang dapat digunakan untuk mengetahui hasil belajar dalam bidang keterampilan, sangat baik digunakan untuk mencocokkan antara pengetauhan teori dan keterampilan praktik, dalam penggunaannya tidak mungkin peserta didik akan mencontek, dan guru dapat lebih mengenal masing-masing karakter peserta didik.

➢ Kelemahan

Memakan waktu yang lama, dalam hal tertentu membutuhkan biaya yang besar, cepat membosankan dan membutuhkan syarat pendukung yang lengkap baik waktu tenaga maupun biaya

(17)

III. ANALISIS SOAL

Uraian Soal

1) Setelah membaca pengertian assesmen menurut para ahli, jelaskan secara ringkas apa yang dimaksud dengan assesmen tes dalam pembelajaran ! 2) Dari materi yang telah dipaparkan, tes tertulis terbagi menjadi 2 bentuk yaitu

tes bentuk subjektif dan bentuk objektif. Tuliskan perbedaan dari tes tertulis bentuk subjektif dan bentuk objektif !

3) Menurut Anda, bagaimana cara mengevaluasi keefektifan tes tertulis bentuk esai dalam mengukur pemahaman yang lebih dalam daripada hanya hafalan?

4) Dari jenis-jenis assesmen yang telah dipaparkan, manakah jenis tes yang menurut Anda paling efektif untuk menilai pemahaman matematika siswa?

Sertakan alasannya !

Rubrik dan Skor Penilaian

No Butir Pertanyaan Bobot Soal

Kriteria pensekoran Nilai Akhir 5 10 15 20 25

1 Setelah membaca pengertian assesment menurut para ahli, jelaskan secara ringkas apa yang dimaksud dengan assesment tes dalam pembelajaran !

25

2 Dari materi yang telah dipaparkan, tes tertulis terbagi menjadi 2 bentuk yaitu tes bentuk subjektif dan bentuk objektif. Tuliskan

25

(18)

15 perbedaan dari tes

tertulis bentuk subjektif dan bentuk objektif !

3 Menurut anda, bagaimana cara mengevaluasi

keefektifan tes tertulis bentuk esai dalam mengukur

pemahaman yang lebih dalam daripada hanya hafalan?

25

4 Dari jenis-jenis assesment yang telah dipaparkan, manakah jenis tes yang menurut anda paling efektif untuk menilai pemahaman

matematika siswa?

Sertakan alasannya!

25

Jumlah Skor Maksimal 100

Keterangan kriteria :

Skor 25 Jika jawaban jelas dan tepat sesuai dengan kajian teori pada makalah Skor 20 Jika jawaban jelas dan mendekati kajian teori pada makalah

Skor 15 Jika jawaban tidak terlalu jelas tetapi mendekati kajian teori pada makalah

Skor 10 Jika jawaban tidak terlalu jelas dan tidak sesuai dengan kajian teori pada makalah

Skor 5 Jika jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan

(19)

16 GLOSARIUM

Alternatif Cara lain yang dapat dipilih untuk menyelesaikan sesuatu.

Empiris Berdasarkan pengalaman (terutama yang diperoleh dari penemuan, percobaan, pengamatan yang telah dilakukan) Evaluasi penilaian tentang mutu, hasil dan lain sebagainya

Fleksibel Luwes, mudah dan cepat menyesuaikan diri Intruksional Berkaitan dengan instruksi atau petunjuk.

Kompleks Mengandung beberapa unsur yang pelik, rumit, sulit, dan saling berhubungan.

Kronologis Sesuai urutan waktu

Logis Sesuai dengan logika, benar menurut penalaran

Memonitor Mengawasi, mengamati, atau mengecek dengan cermat, terutama untuk tujuan khusus.

Mendefinisikan Proses menjelaskan atau menetapkan makna atau batasan suatu konsep, objek, atau fenomena secara jelas dan terperinci.

Mendemonstrasikan Mempertunjukkan; mempertontonkan; memperagakan Mengemukakan Menyampaikan atau mengutarakan suatu gagasan, pendapat,

atau argumen dengan jelas dan terbuka kepada orang lain.

Mengevaluasi Memberikan penilaian atau menilai Mengobservasi Mengawasi dengan teliti

Mengorganisasikan Tindakan menyusun atau mengatur suatu hal dengan sistematis atau teratur, biasanya berdasarkan pada kategori, urutan, atau tujuan tertentu.

Observasi Pengamatan dan pencatatan

Prosedur Cara atau urutan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk menyelesaikan sesuatu

Psikologis Berhubungan dengan jiwa atau batin

(20)

17

Reality Istilah yang merujuk kepada keadaan atau fakta yang sesungguhnya atau nyata.

Valid Menurut cara yang semestinya

(21)

18

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. (2012).Evaluasi Pembelajaran. Remaja Rosda Karya: Bandung.

Arikunto, S & Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Brown, H. D. 2004. Language Asesmen : Principles and Classroom Practice.

White Planis, New York: Pearson Education

Gabel, D.L. (1993). Handbook of Research on Science Teaching and Learning.

New York: Maccmillan Company.

Hikmah, S. N. A. (2021). Pengembangan instrumen asesmen keterampilan menulis teks eksposisi. Jurnal Tarbiyatuna: Jurnal Kajian Pendidikan, Pemikiran Dan Pengembangan Pendidikan Islam, 2(01), 59-69.

Magdalena, I., Mahromiyati, M., & Nurkamilah, S. (2021). Analisis instrumen tes sebagai alat evaluasi pada mata pelajaran sbdp siswa kelas ii sdn duri kosambi 06 pagi. Nusantara, 3(2), 276-287.

Mustaqim, M. (2018). Model Evaluasi Pembelajaran STAIN Kudus (Studi Kasus Sistem Evaluasi Pembelajaran Dosen Prodi Manajemen Bisnis Syari’ah STAIN Kudus). Quality, 5(1), 155-169.

Stiggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York : Macmillan College Publishing Company

Sudjana,N. & Ibrahim. (2001). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:

Sinar Baru Algensindo.

Susanto, S. (2023). Pengembangan Alat dan Teknik Evaluasi Tes dalam Pendidikan. Jurnal Tarbiyah Jamiat Kheir, 1(1).

Wiggins, G. (1984). “A True Test: Toward More Authentic and Equitable Assessment” Phi Delta Kappan 70, (9) 703 – 713.

(22)

19

Wulan, A. R. (2007). Pengertian dan esensi konsep evaluasi, asesmen, tes, dan pengukuran. Jurnal, FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Zainul & Nasution. (2001). Penilaian Hasil belajar. Jakarta: Dirjen Dikti.

Referensi

Dokumen terkait

PENGALIHAN INFORMASI NONVERBAL KE INFORMASI VERBAL Menyimpulkan informasi baik lisan ataupun tertulis dapat dilakukan secara deduktif ( kesimpulan deduktif )

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ranah kognitif adalah hasil belajar yang berupa pengetahuan peserta didik yang diukur melalui tes tulis, tes lisan

Dari semua pendapat atau definisi yang dikemukakan maka dapat disimpulkan bahwa change order adalah persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh pemilik,

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis (informasi, alat,

Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes dengan pemberian tes tertulis dan metode non tes dengan pemberian angket.Data penelitian ini diperoleh dari hasil tes

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa tes Frostig merupakan tes yang baik untuk mengukur kemampuan persepsi visual anak-anak yang mulai belajar

selama seorang anggota DPR mengemukakan pernyataan, pertanyaan, dan/atau pendapat yang dikemukakannya baik secara lisan maupun tertulis sepanjang dalam rapat DPR

Pendapat tersebut sesuai dengan pendapat Waluyo 2017 yang menyatakan bahwa "perkembangan bahasa pada anak usia dini adalah proses berkembangnya komunikasi baik secara lisan, tertulis