• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Kelompok 2 - Teknik Diskusi Kelompok ... - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Makalah Kelompok 2 - Teknik Diskusi Kelompok ... - Spada UNS"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

TEKNIK DISKUSI KELOMPOK DALAM BIMBINGAN KELOMPOK

Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Teori Bimbingan Kelompok

Dosen Pengampu : Dr. Naharus Surur, M.Pd

Oleh :

Kelompok 2 Kelas BK 5A 1. Afrizal Arif Rahman (K3119005) 2. Azalea Almas Shofi (K3119019) 3. Diva Violina Sholati (K3119033) 4. Gandung Saputro (K3119047) 5. Octavia Firdausi Putri (K3119065) 6. Tasya Hamidah (K3119081)

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET TAHUN 2021

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teknik Diskusi Kelompok dalam Bimbi ngan Kelompok” ini dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Teori Bimbingan Kelompok yang diampu oleh Dr. Naharus Surur, M. Pd. Makalah ini merupakan bent uk tanggung jawab kami setelah melaksanakan diskusi dalam kelompok tentang tekni k diskusi kelompok dalam bimbingan kelompok.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pr oses penyusunan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada Dr. Naharus Surur, M. Pd., serta teman-teman kelas BK 5A yang selalu memberikan bantuan dan dukungan kepada kami dalam menyusun makalah ini.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurn a. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempu rnaan makalah ini.

Surakarta, 28 Oktober 2021

Kelompok 2 TBK

(3)

Daftar Isi

Kata Pengantar...i

Daftar Isi...ii

BAB I Pendahuluan...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan Penulisan...2

D. Manfaat Penulisan...2

BAB II Pembahasan...4

A. Pengertian Diskusi Kelompok...4

B. Asas-asas dalam Diskusi Kelompok...4

C. Tujuan Diskusi Kelompok...5

D. Fungsi Diskusi Kelompok...6

E. Jenis-Jenis Diskusi Kelompok...6

F. Bentuk-bentuk Diskusi Kelompok...7

G. Tahapan Pelaksanaan Diskusi Kelompok ...8

H. Kelebihan Diskusi Kelompok...10

I. Kekurangan Diskusi Kelompok...10

J. Adopsi dan Adaptasi Diskusi Kelompok dalam Bimbingan Kelompok...10

BAB III Penutup...12

A. Kesimpulan...12

B. Saran...12

Daftar Pustaka...13

ii

(4)

BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang

Bimbingan kelompok merupakan pemberian bantuan kepada peserta didik/konseli melalui kelompok-kelompok kecil terdiri atas beberapa orang untuk maksud pencegahan masalah, pemeliharaan nilai-nilai atau pengembangan keterampilan-keterampilan hidup yang dibutuhkan. Dalam bimbingan kelompok terdapat asas-asas, langkah-langkah hingga teknik-teknik yang dikembangkan agar tujuan dari bimbingan kelompok dapat terlaksana dan dapat melancarkan jalannya pelaksanaan bimbingan kelompok.

Penggunaan teknik dalam bimbingan kelompok mempunyai banyak fungsi selain dapat lebih memfokuskan kegiatan bimbingan kelompok terhadap tujuan yang ingin dicapai, juga dapat membuat suasana yang terbangun dalam kegiatan bimbingan kelompok agar lebih bergairah dan tidak cepat membuat siswa jenuh mengikuti kegiatannya. Penggunaan teknik tertentu dalam bimbingan kelompok akan mengikuti langkah-langkah tertentu pula sesuai dengan teknik yang digunakan.

Dalam melaksanakan bimbingan kelompok, guru bk harus menyiapkan denga n teliti terkait teknik yang akan digunakan supaya penyampaian layanan dapat diterim a dengan baik oleh peserta didik. Salah satu teknik yang digunakan adalah teknik disk usi kelompok. Diskusi kelompok merupakan teknik yang tidak asing dan merupakan teknik yang sering digunakan dalam bimbingan kelompok. Bahkan bimbingan kelompok dan diskusi dianggap sebagai satu hal yang sama. Hal ini dikarenakan dalam diskusi kelompok dan bimbingan kelompok seluruh anggota kelompok memiliki hak yang sama dalam mengungkapkan pendapatnya demi kelangsungan tercapainya tujuan kelompok. Namun dalam perkembangannya, terdapat adopsi dan adaptasi dari diskusi kelompok dalam bimbingan kelompok sehingga diskusi kelompok memiliki tingkatan yang sama dengan teknik-teknik bimbingan kelompok yang lain.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang kami susun adalah sebagai berikut.

a) Apakah pengertian diskusi kelompok?

b) Apa saja asas-asas diskusi kelompok?

(5)

c) Bagaimana tujuan diskusi kelompok?

d) Bagaimana fungsi diskusi kelompok?

e) Apa saja jenis-jenis diskusi kelompok?

f) Apa saja bentuk-bentuk diskusi kelompok?

g) Bagaimana tahapan pelaksanaan diskusi kelompok?

h) Bagaimana kelebihan diskusi kelompok?

i) Bagaimana kekurangan diskusi kelompok?

j) Bagaimana adopsi dan adaptasi diskusi kelompok dalam bimbingan kelompok?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

a) Untuk mengetahui pengertian diskusi kelompok.

b) Untuk mengetahui asas-asas diskusi kelompok.

c) Untuk mengetahui tujuan diskusi kelompok.

d) Untuk mengetahui fungsi diskusi kelompok.

e) Untuk mengetahui jenis-jenis diskusi kelompok.

f) Untuk mengetahui bentuk-bentuk diskusi kelompok.

g) Untuk mengetahui tahapan pelaksanaan diskusi kelompok.

h) Untuk mengetahui kelebihan diskusi kelompok.

i) Untuk mengetahui kekurangan diskusi kelompok.

j) Untuk mengetahui adopsi dan adaptasi diskusi kelompok dalam bimbingan k elompok.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan dari makalah ini adalah sebagai berikut.

a) Dapat mengetahui pengertian diskusi kelompok.

b) Dapat mengetahui asas-asas diskusi kelompok.

c) Dapat mengetahui tujuan diskusi kelompok.

d) Dapat mengetahui fungsi diskusi kelompok.

e) Dapat mengetahui jenis-jenis diskusi kelompok.

f) Dapat mengetahui bentuk-bentuk diskusi kelompok.

g) Dapat mengetahui tahapan pelaksanaan diskusi kelompok.

h) Dapat mengetahui kelebihan diskusi kelompok.

2

(6)

i) Dapat mengetahui kekurangan diskusi kelompok.

j) Dapat mengetahui adopsi dan adaptasi diskusi kelompok dalam bimbingan k elompok.

(7)

BAB II Pembahasan

A. Pengertian Diskusi Kelompok

Dilihat dari segi asal kata, diskusi berasal dari bahasa Latin discutio atau discusum yang artinya bertukar pikiran, dan dalam bahasa Inggris discussion berarti perundingan. Diskusi merupakan suatu metode untuk memecahkan permasalahan dengan proses berpikir kelompok. Teknik diskusi ini dapat dipandang sebagai salah satu metode pengajaran yang paling efektif untuk kelompok kecil. Menurut Isjoni, diskusi adalah salah satu strategi belajar mengajar yang dilakukan seorang guru di sekolah, dalam diskusi ini orang berinteraksi antara dua atau lebih individu saling tukar menukar pengalaman, informasi, dan memecahkan masalah. Sejalan dengan pendapat tersebut, Moh. Uzer Usman (2008) menyatakan bahwa diskusi kelompok merupakan suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan atau pemecahan masalah. Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud diskusi kelompok adalah suatu proses pertukaran pikiran secara teratur dengan tujuan untuk menemukan suatu kebenaran atau mencapai tujuan bersama yang dilakukan dalam kelompok kecil.

B. Asas-asas Diskusi Kelompok

Asas dalam diskusi kelompok tidak berbeda dengan asas dalam bimbingan kelompok yaitu:

a) Kerahasian

Segala sesuatu yang dibicarakan anggota kelompok kepada pemimpin kelompok tidak boleh disampaikan kepada orang lain, atau lebih-lebih hal atau keterangan yang tidak boleh atau tidak layak diketahui orang lain.

b) Kesukarelaan

Proses bimbingan konseling harus berlangsung atas dasar kesukarelaan, baik dari anggota kelompok, maupun dari pihak pemimpin kelompok.

Anggota kelompok diharapkan secara suka dan rela tanpa ragu-ragu ataupun merasa terpaksa menyampaikan masalah yang dihadapinya, serta mengungkapkan segenap fakta, data, dan seluk beluk, berkenaan dengan masalahnya kepada pemimpin kelompok, dan pemimpin kelompok juga

(8)

hendaknya dapat memberikan bantuan dengan tidak terpaksa, atau dengan kata lain pemimpin kelompok memberikan bantuan dengan ikhlas.

c) Keterbukaan

Dalam pelaksanaan bimbingan konseling sangat diperlukan suasana keterbukaan dari pemimpin kelompok maupun keterbukaan dari anggota kelompok. Keterbukaan bukan hanya sekedar bersedia menerima saran-saran dari luar, bahkan lebih dari itu, diharapkan masing-masing pihak yang bersangkutan bersedia membuka diri untuk kepentingan pemecahan masalah.

Individu yang membutuhkan bimbingan diharapkan dapat berbicara sejujur mungkin dan berterus terang tentang dirinya sendiri sehingga dengan keterbukaan penelaahan serta pengkajian berbagai kekuatan dan kelemahan terbimbing dapat dilaksanakan.

d) Kekinian

Masalah individu yang ditanggulangi ialah masalah-masalah yang sedang dirasakan bukan masalah yang sudah lampau, dan juga bukan masalah yang mungkin sedang dialami di masa yang akan datang. Apabila ada hal-hal tertentu yang menyangkut masa lampau dan masa yang akan datang yang perlu dibahas dalam upaya bimbingan yang sedang diselenggarakan, pembahasan langsung ke inti permasalahan yang dialami oleh anggota kelompok supaya anggota kelompok tersebut cepat teratasi permasalahan yang dialaminya. Sehingga masalah yang dialami dapat terselesaikan.

e) Kenormatifan

Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma norma yang berlaku, baik ditinjau dari norma agama, norma adat, norma hukum/negara norma ilmu maupun kebiasaan sehari-hari. Asas kenormatifan diterapkan terhadap isi maupun proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Seluruh isi layanan harus sesuai dengan norma-norma yang ada.

Demikian pula prosedur, teknik, dan peralatan yang dipakai tidak menyimpang dari norma-norma yang digunakan.

C. Tujuan Diskusi Kelompok

Secara umum diskusi kelompok bertujuan untuk membantu para siswa yang mengalami masalah melalui prosedur kelompok. Selain itu mengembangkan pribadi

(9)

masing-masing anggota kelompok melalui berbagai suasana yang muncul dalam kegiatan ini, baik suasana yang menyenangkan maupun menyedihkan.

Menurut Nursalim (2002:59), tujuan diskusi kelompok adalah sebagai berikut:

a) Memberi kesempatan kepada setiap peserta untuk mengambil suatu pelajaran dari pengalaman-pengalaman teman-teman peserta yang lain dalam mencari jalan keluar suatu masalah.

b) Memberikan suatu kesadaran bagi setiap peserta bahwa setiap orang itu mempunyai masalah sendiri-sendiri.

c) Mendorong individu yang tertutup dan sukar mengatakan masalahnya untuk berani mengutarakan masalahnya.

d) Kecenderungan mengubah sikap-sikap dan tingkah laku tertentu setelah mendengarkan pandangan, kritikan atau saran dari teman anggota kelompok.

D. Fungsi Diskusi Kelompok

Menurut Zakiah (1995), fungsi diskusi kelompok adalah untuk merangsang siswa-siswa berpikir dan mengeluarkan pendapatnya sendiri, serta ikut menyumbangkan pikiran-pikiran dalam masalah bersama. Menurut Suharni (2020), fungsi diskusi kelompok adalah sebagai pemecahan masalah dan sebagai wadah untuk mengembangkan diri. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi dari diskusi kelompok adalah untuk merangsang anggota kelompok agar dapat berpikir, menyampaikan pendapat, bekerja sama dalam memecahkan suatu permasalahan, dan saling mengembangkan diri.

E. Jenis-Jenis Diskusi Kelompok

Menurut Sanjaya (2006), jenis-jenis diskusi kelompok dapat dibagi menjadi empat, yaitu :

a. Diskusi Kelas

Diskusi kelas adalah proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh seluruh anggota kelas sebagai peserta diskusi. Prosedur yang digunakan dalam jenis diskusi ini pertama, guru membagi tugas sebagai pelaksanaan diskusi, siapa yang akan menjadi moderator dan penulis. Kedua, sumber masalah (guru, siswa, atau ahli tertentu dari luar) memaparkan masalah yang harus dipecahkan selama 10-15 menit. Ketiga, siswa diberi kesempatan untuk menanggapi permasalahan setelah mendaftar pada moderator. Keempat,

(10)

sumber masalah memberi tanggapan dan kelima, moderator menyimpulkan hasil diskusi.

b. Diskusi Kelompok Kecil

Diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa dalam kelompok-kelompok. Jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang.

Pelaksanaannya dimulai dengan guru menyajikan permasalahan secara umum, kemudian masalah tersebut dibagi-bagi ke dalam sub-masalah yang harus dipecahkan oleh setiap kelompok kecil. Selesai diskusi dalam kelompok kecil, ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.

c. Simposium

Simposium adalah metode mengajar dengan membahas suatu persoalan dipandang dari berbagai sudut pandang berdasarkan keahlian.

Simposium dilakukan untuk memberikan wawasan yang luas kepada siswa.

Setelah para penyaji memberikan pandangannya tentang masalah yang dibahas, maka simposium diakhiri dengan pembacaan kesimpulan hasil kerja tim perumus yang telah ditentukan sebelumnya.

d. Diskusi Panel

Diskusi panel adalah pembahasan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang panelis yang biasanya terdiri dari 4-5 orang di hadapan audiens. Diskusi panel berbeda dengan jenis diskusi lainnya. Dalam diskusi panel, audiens tidak terlibat secara langsung, tetapi berperan hanya sekedar peninjau para panelis yang sedang melaksanakan diskusi. Oleh sebab itu, agar diskusi panel efektif maka perlu digabungkan dengan metode lain, misalnya dengan metode penugasan. Siswa disuruh untuk merumuskan hasil pembahasan dalam diskusi.

F. Bentuk-bentuk Diskusi Kelompok

Suryosubroto (2002:180), mengemukakan diskusi dapat dilakukan dalam bermacam-macam bentuk dan dengan bermacam macam tujuan, bentuk-bentuk diskusi tersebut antara lain :

a) The social problema meeting

Para anggota diskusi saling bertukar pikiran dan mengungkapkan mengenai pemecahan masalah sosial di lingkungan sekitarnya dengan harapan

(11)

agar anggota diskusi akan terasa “terpanggil” untuk mempelajari dan bertingkah laku yang baik.

b) The open-ended meeting

Para anggota diskusi saling bertukar pikiran dan mengungkapkan mengenai masalah apa saja yang berhubungan dengan kehidupan mereka sehari-hari dengan berbagai macam permasalahan.

c) The educational-diagnosis meeting

Para anggota diskusi saling bertukar pikiran dan mengungkapkan mengenai pelajaran dikelas dengan maksud untuk saling mengoreksi pemahaman mereka atas pelajaran yang telah diterimanya.

G. Tahapan Pelaksanaan Diskusi Kelompok

Menurut Romlah (1989: 99), pelaksanaan diskusi kelompok meliputi tiga langkah yaitu sebagai berikut:

1) Tahap perencanaan, fasilitator melaksanakan lima macam hal, yaitu:

a) Merumuskan tujuan diskusi.

b) Menentukan jenis diskusi, apakah diskusi kelas, diskusi kelompok-kelompok kecil atau diskusi panel.

c) Melihat pengalaman dan perkembangan siswa, apakah memerlukan pengarahan-pengarahan yang jelas, tugas yang sederhana dan waktu diskusi yang lebih pendek, atau sebaliknya.

d) Memperhitungkan waktu yang tersedia untuk kegiatan diskusi

e) Mengemukakan hasil yang diharapkan dari diskusi, misalnya rangkuman, kesimpulan-kesimpulan atau pemecahan masalah.

2) Tahap pelaksanaan

Fasilitator memberikan tugas yang harus didiskusikan, waktu yang tersedia untuk mendiskusikan tugas itu, dan memberitahu cara melaporkan tugas, serta menunjuk pengamat diskusi apabila diperlukan.

3) Tahap penilaian

Fasilitator meminta pengamat melaporkan hasil pengamatannya, memberikan komentar mengenai proses diskusi dan membicarakannya dengan kelompok.

(12)

Bulatau (1971) mengemukakan dalam pelaksanaan teknik diskusi kelompok ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan situasi yang tepat bagi kelancaran jalannya hubungan atau komunikasi antar siswa yakni:

a) Jumlah peserta setiap kelompok

Jumlah yang paling baik untuk menjalin hubungan antar peserta kiranya enam atau delapan, paling banyak sepuluh. Terlalu banyaknya anggota kelompok akan mengurangi pula rasa pertanggungjawaban untuk turut serta mencapai hasil yang diinginkan.

b) Susunan tempat duduk

Dalam mengatur tempat duduk yang penting diingat adalah agar para peserta dapat saling berhadapan muka, dengan membentuk tempat duduk seperti lingkaran, dan pemimpin diskusi hendaknya sejajar dengan para anggota, tidak duduk memisah atau di kursi khusus.

c) Lamanya waktu diskusi

Dalam pelaksanaan diskusi kelompok yang membahas suatu persoalan biasanya paling sedikit membutuhkan waktu empat puluh menit, pada umumnya waktu yang dibutuhkan satu jam lebih sedikit. Pembatasan waktu ada segi negatifnya yakni dapat memadamkan diskusi yang sedang menghangat, namun keuntungannya ialah bahwa para anggota mendapat kepastian jelas mengenai persoalan yang dibicarakan secara bersama sehingga tujuan dari diskusi tersebut dapat tercapai.

Komponen yang juga penting dalam membimbing diskusi kelompok adalah peningkatan sumbangan (kontribusi) pendapat siswa, sehingga diskusi dapat hidup dan semua peserta berminat untuk berpartisipasi. Menurut Djamarah (2005: 161) peningkatan kontribusi dapat dilakukan dengan cara:

1) Mengajukan pertanyaan kunci yang dapat meningkatkan diskusi.

2) Menggunakan stimulasi berupa contoh-contoh verbal maupun nonverbal.

3) Memancing dengan membuat komentar bertentangan.

4) Menunggu dengan tenang, tetapi juga mengharapkan sumbangan pikiran siswa daripada mengisi dengan pembicaraan yang asal bicara.

5) Memberi dukungan terhadap sumbangan pikiran siswa dengan mendengarkan penuh perhatian, pemberian komentar positif, dengan gerakan badan, dan secara akrab

(13)

H. Kelebihan Diskusi Kelompok

Kelebihan dari diskusi kelompok adalah sebagai berikut.

a) Individu menjadi lebih aktif sehingga diharapkan tujuan layanan bisa lebih dicapai secara efektif

b) Diskusi dapat melatih keterampilan individu dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara lebih efektif, individu dapat berlatih mendengarkan aktif, menyampaikan gagasan, pikiran maupun perasaan, mengenal orang lain, berempati dan sebagainya

c) Individu juga dapat berlatih menjadi pemimpin, baik melalui perannya sebagai pemimpin kelompok maupun melalui hasil pengamatannya terhadap pemimpin dan pengalaman sebagai anggota kelompok.

I. Kekurangan Diskusi Kelompok

Kekurangan dari diskusi kelompok adalah sebagai berikut.

1) Membutuhkan waktu yang lebih lama

2) Membutuhkan fasilitas tempat yang lebih luas dan fasilitas kursi yang mudah dipindah-pindah

3) Kemungkinan diskusi menjadi salah arah, tidak mencapai tujuan yang diharapkan apabila konselor kurang kontrol terhadap proses kelompok 4) Kemungkinan pembicaraan dalam kelompok tidak merata, ada anggota

kelompok yang menguasai pembicaraan, ada yang kurang mendapat kesempatan berbicara.

J. Adopsi dan Adaptasi Diskusi Kelompok dalam Bimbingan Kelompok

Berdasarkan penjelasan pada poin-poin pembahasan sebelumnya, kami menyimpulkan bahwa bentuk dari adopsi dan adaptasi dari diskusi kelompok dalam bimbingan kelompok adalah berupa pembagian para anggota kelompok ke dalam kelompok-kelompok diskusi yang lebih kecil. Menurut Sanjaya (200 6), diskusi kelompok kecil dilakukan dengan membagi siswa ke dalam kelomp ok-kelompok dengan jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang. Pelaksanaan diskusi ini dimulai dengan guru bk menyajikan topik secara umum, kemudian topik tersebut dibagi-bagi ke dalam sub-topik yang harus dibahas dan dipahami oleh setiap kelompok kecil. Setelah selesai diskusi dalam kelompok kecil, masing-masing ketua kelompok menyajikan hasil diskusinya.

(14)

Dalam praktik diskusi tersebut, diperlukan keterampilan guru bk dalam mengelola waktu secara efisien sehingga masing-masing kelompok dapat menyajikan hasil diskusinya dan juga keterampilan dalam mengarahkan hasil diskusi dari masing-masing kelompok sehingga mereka tidak salah arah atau membahas hal-hal di luar topik pembahasan.

Teknik diskusi kelompok kecil ini akan efektif jika kelompok- kelompok kecil ini diubah-ubah pada setiap pertemuan (pertemuan yang menggunakan teknik diskusi kelompok) sehingga anggota kelompok dapat saling merasakan interaksi dengan setiap anggota kelompok yang lain. Dengan menggunakan teknik diskusi kelompok ini, setiap anggota kelompok pada mas ing-masing kelompok kecil diharapkan menjadi lebih aktif dan interaktif dala m menghidupkan kelompoknya, serta berlatih untuk bertanggung jawab untuk mengembangkan kelompoknya.

(15)

BAB III Penutup

A. Kesimpulan

Salah satu teknik bimbingan kelompok adalah teknik diskusi kelompok.

Diskusi kelompok adalah suatu proses pertukaran pikiran secara teratur dengan tujuan untuk menemukan suatu kebenaran atau mencapai tujuan bersama yang dilakukan dalam kelompok kecil. Adopsi dan adaptasi dari diskusi kelompok dalam bimbingan k elompok adalah berupa pembagian para anggota kelompok ke dalam kelompok-kelom pok diskusi yang lebih kecil dengan jumlah anggota kelompok antara 3-5 orang. Pelak sanaan diskusi ini dimulai dengan guru bk menyajikan topik secara umum, kemudian topik tersebut dibagi-bagi ke dalam sub-topik yang harus dibahas dan dipahami oleh s etiap kelompok kecil. Dengan menggunakan teknik diskusi kelompok ini, setiap anggota kelompok pada masing-masing kelompok kecil diharapkan menjadi lebih aktif dan interaktif dalam menghidupkan kelompoknya, serta berlatih untuk bertanggung jawab untuk mengembangkan kelompoknya.

B. Saran

1) Dalam menerapkan teknik diskusi kelompok, sebaiknya guru bk memiliki keterampilan untuk mengelola waktu dan mengarahkan jalannya diskusi masing-masing kelompok kecil.

2) Sebelum menerapkan teknik diskusi kelompok, sebaiknya guru bk memahami terlebih dahulu perbedaan antara bimbingan kelompok dan diskusi kelompok.

12

(16)

Daftar Pustaka

Bulatau, J. (1971). Teknik Diskusi Berkelompok. Yogyakarta: Kanisius

Djamarah, S. (2005). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukasi Suatu Pendekatan Teori tis Psikologis. Jakarta: Rineka Cipta

Maulana, A. (2019). Pelaksanaan Diskusi Kelompok Dalam Meningkatkan Keterampilan Sos ial Siswa Di Man 2 Banda Aceh. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh.

Oktavia, E, Sholih, Dan Angga Satrio Prabowo. (2020). Pengembangan Buku Panduan Pelaks anaan Bimbingan Kelompok Dengan Metode Diskusi Untuk Meningkatkan Motivasi Bel ajar Siswa. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Jurnal Psikologi Islam 3(2) Nathiqiyah.

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Orientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Ke ncana.

Suharni, E. (2020). Pelaksanaan Praktik Belajar PPKn Dalam Pembelajaran Menggunakan M etode Diskusi Kelompok Dengan Materi Dinamika Peran Indonesia Dalam Perdamaian Dunia Di Smk Hemaz Karangwareng (Doctoral Dissertation, Universitas Pancasakti Te gal).

Zakiah, D. (1995). Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bimbingan kelompok dengan teknik diskusi efektif untuk mereduksi persepsi negatif peserta didik terhadap bimbingan dan konseling

Judul : Efektifitas Bimbingan Kelompok dengan Teknik Diskusi Kelompok Sebaya untuk Mengurangi Kecemasan Siswa dalam Menghadapi Ujian Nasional Pada Siswa SMA.. Dengan

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan didapat bahwa Layanan bimbingan kelompok dengan teknik diskusi dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam

Metode diskusi kelompok merupakan metode pembelajaran yang syarat dengan diskusi dalam proses pembelajaran. Diskusi kelompok dilakukaan agar pembelajaran tidak terkesan kaku

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bimbingan kelompok dengan teknik diskusi kelompok dapat meningkatkan harga diri peserta didik kelas IX SMP Negeri

Kelompok menjadi kerangka rujukan (frame of reference) kita dalam berkomunikasi. Agar dapat disebut kelompok ketika anggota-anggotanya memiliki kesadaran akan ikatan yang sama yang

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif adalah proses Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif adalah proses atau

Setelah melakukan analisis data yang terkumpul tentang variabel layanan bimbingan kelompok menggunakan teknik diskusi buzz group terhadap kemampuan mengemukakan pendapat peserta didik