• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU JUJUR PADA SISWA KELAS XI-IPS SMAN 15 MEDAN T.A 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU JUJUR PADA SISWA KELAS XI-IPS SMAN 15 MEDAN T.A 2013/2014."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK

MENGGUNAKAN TEKNIK DISKUSI KELOMPOK

DALAM MENINGKATKAN PERILAKU JUJUR

PADA SISWA KELAS XI-IPS

DI SMAN 15 MEDAN

T.A 2013/2014

SKRIPSI

Oleh:

ISMI NOVIANTI SITUMORANG

NIM 109151026

PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Kelompok Dalam Meningkatkan

Perilaku Jujur Pada Siswa Kelas XI-IPS SMAN 15 Medan”.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana bagi mahasiswa jenjang S1 Psikologi Pendidikan Bimbingan dan Konseling.

Selama penyelesaian skripsi ini penulis menjalani berbagai kesulitan oleh karena keterbatasan kemampuan dan pengalaman dalam menulis skripsi dan penulis menyadari tidak akan dapat menyelesaikan skripsi ini tanpa bimbingan, saran, bantuan, dan dukungan moral dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor UNIMED

2. Bapak Drs. Nasrun, M.S, selaku Dekan FIP UNIMED dan juga sebagai dosen pembimbing saya yang selalu dengan sabar, penuh perhatian dan keikhlasan dalam memberikan bimbingan, dukungan, motivasi, serta arahan dalam penyusunan skripsi ini

3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M.S, selaku Pembantu Dekan I, Bapak Drs. Aman Simare-mare, M.S, selaku Pembantu Dekan II dan Bapak Drs. Edidon Hutasuhut M.Pd selaku Pembantu Dekan III FIP UNIMED

(7)

iii

5. Ibu Dra. Pastiria Sembiring, M.Pd, Kons, Ibu Kemali Syarif, M.Pd, Ibu Dra. Zuraida Lubis, M.Pd, selaku dosen penyelaras sekaligus dosen penguji yang telah banyak memberikan saran, arahan, dan kritikan dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Ibu Prof. Dr. Sri Milfayetty M.S, Kons, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan selama perkuliahan kepada penulis. 7. Bapak/Ibu Dosen, beserta staf pegawai Jurusan Psikologi Pendidikan Bimbingan dan

Konseling FIP UNIMED

8. Bapak Drs. Darwin Siregar, M.Pd, selaku Kepala Sekolah,guru Bk dan guru-guru yang mengajar yang membantu peneliti, terima kasih atas kerjasamanya yang telah diberikan selama peneliti melakukan penelitian di sekolah tersebut.

9. Teristimewa kepada kedua orang tuaku tercinta, Ayahandaku Budiman B Situmorang dan Ibundaku Herlina Br Matondang terima kasih atas segala curahan kasih sayang yang diberikan kepada penulis dan juga dukungan baik itu dalam segi moral ataupun materi.

10. Tak lupa juga terima kasih buat Abang ku Demak Situmorang, A.md, dan juga adik-adik ku tersayang Yogi Petrus Warmansen Situmorang, Michael Apriadi Situmorang dan Yudi Yohanes Situmorang atas doa, dan dukungannya selama ini.

11. Tidak lupa juga buat saudara-saudaraku yang telah memberikan nasehat dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan studinya.

12. Sahabat ku tersayang Anjani Br Tarigan S.Pd dan Sanovaria S.Pd terima kasih buat semangat dan dukungan yang diberikan selama ini.

13. Rekan-rekan BK Reguler A,terima kasih buat kebersamaannya sekalipun sudah banyak teman yang terlebih dahulu menyelesaikan studinya.

(8)

iv

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, masih banyak kekurangan dari isi, bahasa maupun penulisan. Untuk itu, dengan kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini, akhir kata penulis mengucapkan terima kasih yang mendalam

Medan, Februari 2014

Penulis

(9)

Abstrak

Ismi Br Situmorang. NIM. 109151026.Pengaruh Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Kelompok Untuk Meningkatkan Perilaku Jujur Pada Siswa Kelas XI-IPS SMAN 15 Medan T.A 2013/2014. Skripsi. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Medan. 2013.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah penggunaan teknik diskusi kelompokberpengaruh dalam peningkatan perilaku jujur pada siswa kelas XI-IPS SMAN 15 Medan?Sedangkan tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui pengaruh penggunaan teknik diskusi kelompok dalam bimbingan kelompok dapat meningkatkan perilaku jujur pada siswa.

Jenis penelitian ini adalah eksperimen yaitu penelitian yang dilakukan dengan memberikan perlakuan kepada sekelompok orang yang dijadikan subjek penelitian. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI-IPS SMAN 15 Medan, dengan jumlah siswa sebanyak33 orang. Adapun sampel yang digunakan adalah 12 orang siswa. Instrumen yang digunakan adalah angket untuk menjaring data tentang pemahaman perilaku jujur pada siswa yang sebelumnya diuji cobakan untuk mengetahui validitas dan reliabilitas angket. Dari 35 item angket yang disebarkan diketahui ada 22 item yang valid dan 13 item soal yang tidak valid, yaitu soal no. 5,8,15,16,18,20,23,27,28,30,31,33 dan 34. Jadi soal yang diberikan terhadap 12 sampel berjumlah 22 item. Instrumen diberikan sebelum dan sesudah pemberian layanan Bimbingan Kelompok Teknik Diskusi Kelompok. Teknik analisis data menggunakan uji t.

(10)

v

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah .………... 5

3.1. Pengertian Bimbingan Kelompok ... 10

3.2. Tujuan Bimbingan Kelompok ... 11

3.3. Asas Bimbingan Kelompok ... 13

(11)

vi

3.5. Bentuk-bentuk Bimbingan Kelompok ... 13

3.6. Pengertian Diskusi Kelompok ... 15

3.6.1. Tujuan Teknik Diskusi ... 18

3.6.2. Langkah-langkah Teknik Diskusi ... 20

3.6.3. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Diskusi ... 20

B. Kerangka Konseptual ... 22

C. Hipotesis Penelitian ... ... 22

BAB III : METODE PENELITIAN ... 23

A. Jenis Penelitian ... ... 23

B. Subjek Penelitian ... ... 24

C. Operasional Variabel Penelitian ... 24

1. Variabel Penelitian ... ... 24

2. Definisi Operasional ... 24

D. Teknik Pengumpulan Data ... 25

E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 29

F. Teknik Analisis Data ... ... 29

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... 32

(12)

vii

B. Persiapan Penelitian ... 33

C.Pelaksanaan Penelitian ... 33

D.Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 34

E. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 35

F. Pembahasan Penelitian ... ... 36

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN... 37

A. Kesimpulan ... ... 37

B. Saran-saran ... ... 38

DAFTAR PUSTAKA ... 39

(13)

viii

DAFTAR TABEL

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Secara psikologis masa remaja merupakan kelanjutan dari masa-masa sebelumnya dan merupakan tahap kematangan mental dalam persiapan mencapai kedewasaan. Masa remaja dari sudut sosiologis merupakan jembatan antara masa anak-anak yang penuh ketergantungan dengan masa dewasa yang penuh dengan kebebasan sebagai anggota masyarakat dan bertanggungjawab, sedangkan dari segi biologis masa remaja ditandai dengan perubahan organ-organ jasmaniah yaitu matangnya beberapa unsur jasmani, termasuk kematangan kelenjar seksusal.

Karakteristik psikologis siswa usia remaja adalah masa-masa dominan dalam pembentukan karakter dan kepribadian. Fase ini mulai dari periode kanak-kanak akhir (late childhood), hingga periode dewasa awal (early adulthood). Pada fase itu anak didik memiliki kecenderungan untuk mengikuti atau meniru tata nilai dan perilaku di sekitarnya, mulai masaknya organ-organ seksual, pengambilan pola prilaku dan nilai-nilai baru, serta tumbuhnya idealisme untuk pemantapan identitas diri. Jika pada fase itu dilakukan proses penanaman nilai-nilai moralitas secara sempurna maka akan menjadi pondasi dasar sekaligus menjadi warna kepribadian anak didik ketika dewasa kelak.

Zaman sekarang yang semakin berkembangnya teknologi berdampak pada pola pikir

yang serba cepat dan instan. Memang semakin maju dan semakin baik, tetapi disisi lain ada

dampak negatif yang terjadi, antara lain meningkatnya perilaku tidak jujur

(15)

2

terhadap kenyataan yang dialaminya, dan tidak merubah keadaan keadaan dengan bentuk apapun.

Menurut Lickona (dalam Agus Zaenul Fitri, 2012:11) sebuah bangsa sedang menuju jurang kehancuran jika memiliki sepuluh tanda-tanda, seperti meningkatnya kekerasan dikalangan remaja, membudayanya ketidakjujuran, sikap fanatik terhadap kelompok/peer group, rendahnya rasa hormat terhadap guru dan orang tuaa, semakin kaburnya moral baik dan buruk, penggunaan bahasa yang buruk, meningkatnya perilaku merusak diri seperti penyalahgunaan narkoba,alkohol,seks bebas, rendahnya rasa tanggung jawab sebagai individu dan sebagai warga negara, menurunnya etos kerja dan adanya rasa saling curiga dan kurangnya kepedulian diantara sesama.

Jika tidak segera dilakukan langkah-langkah yang strategis, menyeluruh dan berkesinambungan, bisa dipastikan kita akan kehilangan satu generasi yang bermoral. Berbagai alternatif guna mengatasi krisis tersebut, memang sudah dilakukan pemerintah beserta stakeholder. Seperti membuat peraturan,perundangan,peningkatan upaya pelaksanaan dan penerapan hukum yang lebih kuat.

Menurut kemendiknas (dalam Agus Wibowo, 2012:13), Pendidikan dianggap sebagai alternatif yang bersifat preventif. Sebagai alternatif yang bersifat preventif, pendidikan diharapkan dapat mengembangkan kualitas generasi muda bangsa ini dalam berbagai aspek, serta dapat memperkecil dan mengurangi penyebab berbagai masalah budaya dan lainnya.

Berdasarkan beberapa penelitian otak terkini, diketahui bahwa bagaimana anak belajar untuk berinteraksi dengan orang lain dan bagaimana ia mengontrol perasaannya, sangat dipengaruhi dari pengalamannya terdahulu, sementara kemampuan sosial dan emosi ini sangat berperan dalam menentukan kesuksesan belajar anak di masa yang akan datang.

(16)

3

beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa. Pada hakekatnya, berdasarkan tujuan pendidikan tersebut, maka pendidikan dilaksanankan bukan sekedar untuk mengejar nilai-nilai, melainkan memberikan pengharapan kepada setiap orang agar dapat bertindak benar sesuai norma masyarakat dan bidangnya berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan.

Semangat keilmuan atau semangat mencari kebenaran dikembangkan secara luas di berbagai lembaga dan di masyarakat. lembaga yang paling bertanggung jawab mengembangkannya adalah lembaga pendidikan. Namun pada pendidikan tingkat SMA, perilaku jujur para siswa masih kurang.

Menanamkan nilai kejujuran, terutama di lingkungan pendidikan terasa semakin sulit. Salah satu penyebabnya adalah krisis keteladanan. Dapat kita saksikan secara terang benderang tidak adanya kesamaan antara kata-kata dan perbuatan yang semakin merambah hampir di setiap rana kehidupan.Sudah bukan rahasia lagi bahwa di lembaga pendidikan, dapat dijumpai perilaku tidak jujur yang dilakukan individu di sekolah. Mulai dari siswa yang menyontek, sering alasan tidak masuk kelas, sering telat masuk kelas, alasan tidak mengerjakan PR dan lain-lain.

Di SMAN 15 Medan, banyak ditemui siswa yang masih suka mencontek, suka berbohong, mengatakan berbagai alasan saat tidak mengerjakan tugas, tidak memberitahukan jika menemukan sesuatu barang, dan semua hal itu menunjukkan perilaku jujur yang kurang.

(17)

4

diskusi kelompok, dalam bimbingan kelompok siswa dibimbing secara berkelompok dengan membahas topik yang berkaitan dengan pembentukan perilaku jujur siswa.

Alasan menggunakan kelompok juga dikemukakan oleh Tohirin (2007:289). “dilakukan untuk membantu siswa memecahkan masalah melalui kelompok”. Dengan

kelompok maka anak juga belajar berpartisipasi dengan sebaik-baiknya. Disamping itu anak juga belajar berfikir, belajar bertanggung jawab. Pada umumnya kegiatan bersama-sama akan lebih baik hasilnya daripada dilakukan sendiri. Diharapkan, melalui kegiatan bimbingan kelompok ini akan mampu meningkatkan perilaku jujur siswa, yang pada akhirnya akan berdampak pada prestasi akademik yang tinggi.

Menurut Gazda (prayitno & amti, 2004: 309) Bimbingan kelompok adalah layanan bimbingan yang diberikan dalam suasana kelompok. Bimbingan kelompok disekolah merupakan kegiatan informasi kepada sekelompok siswa untuk membantu mereka menyusun rencana dan keputusan yang tepat. Gazda juga menyebutkan bahwa bimbingan kelompok diselenggarakan untuk memberikan informasi yang bersifat personal, vokasional, dan sosial.

Bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada individu sebagai klien secara berkesinambungan agar individu tersebut dapat/mampu mengenal dirinya dan dapat mengatasi masalah-masalah yang dialaminya serta bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri demi masa depan, dan mencapai kehidupan efektif sehari-hari untuk mencapai tujuan tersebut

(18)

5

Dari uraian di atas jelas bahwa di dalam dunia pendidikan tidak hanya bidang ke ilmuan saja yang penting dipelajari dan dilaksanakan, akan tetapi harus ada kolaborasi antara pemahanam keilmuan dengan pembentukan karakter peserta didik, sehingga menghasilkan generasi-generasi yang memiliki pengetahuan yang tinggi dalam keilmuan maupun dalam karakter melalui kegiatan bimbingan kelompok. Sehingga, Peneliti tertarik untuk mengangkat judul penelitian : “Pengaruh Layanan Bimbingan Kelompok menggunakan teknik diskusi

kelompok dalam meningkatkan perilaku jujur pada siswa kelas XI-IPS di SMA N 15 Medan T.A 2013/2014”.

B. Identifikasi Masalah

Dari uraian Latar belakang tersebut, maka peneliti menidentifikasikan masalah penelitian ini adalah :

1. Banyak siswa yang masih suka berbohong saat terlambat masuk sekolah 2. Banyak ditemui siswa yang suka mencontek

3. Masih banyak ditemui siswa yang tidak memberitahukan jika menemukan suatu barang.

C. Batasan Masalah

Mengingat bahwa terdapat beberapa cara dalam mengembangkan karakter siswa, maka dalam penelitian ini peneliti membatasi pada cara memberi bimbingan kelompok menggunakan teknik diskusi kelompok yang dapat meningkatkan perilaku jujur siswa.

D. Perumusan Masalah

(19)

6

“apakah perilaku jujur siswa lebih tinggi sesudah diberikan bimbingan kelompok dari pada

sebelum diberikan bimbingan kelompok menggunakan teknik diskusi kelompok?”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pengaruh teknik diskusi kelompok dalam layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan perilaku jujur pada siswa kelas IX-IPS di SMA N 15 Medan T.A 2013/2014.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bermanfaat secara teoritis maupun praktis : 1. Manfaat Teoritis

Menambah wawasan peneliti tentang pentingnya bimbingan kelompok dengan menggunakan teknik diskusi kelompok dalam peningkatan perilaku jujur siswa.

2. Manfaat praktis

a. Sebagai masukan informasi pada lembaga pendidikan, masyarakat dan instansi yang terkait dengan pengembangan perilaku jujur

b. Bagi peneliti lain, sebagai bahan masukan dan sumber referensi dalam penelitian dibidang yang sama

c. Bagi guru pembimbing,, hasil penelitian ini menambah pengalaman membimbing perilaku jujur.

d. Bagi sekolah, sebagai bahan masukan pada kepala sekolah dan guru di SMA N 15 Medan dalam usaha peningkatan perilaku jujur siswa.

e. Bagi pembaca, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai referensi mengenai pengaruh bimbingan kelompok menggunakan teknik diskusi kelompok dalam meningkatkan perilaku jujur.

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.

Kesimpulan

Bimbingan kelompok adalah layanan pemberian bantuan kepada peserta didik yang dilakukan oleh seorang konselor melalui kegiatan kelompok yang dapat berguna untuk mencegah berkembangnya masalah-masalah yang dihadapi oleh peserta didik.

Diskusi kelompok adalah suatu teknik bimbingan kelompok yang terdiri dari tiga orang atau lebih, yang dilaksanakan dengan jalan mendiskusikan masalah tersebut secara bersama-sama dibawah pimpinan kelompok.

Jadi layanan Bimbingan Kelompok teknik Diskusi kelompok merupakan teknik dimana siswa memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama-sama. Dengan diskusi siswa didorong menggunakan pengetahuan dan pengalamannya dalam memecahkan masalah yang dialami.

(21)

B.

Saran

Adapun saran yang dapat dikemukakan peneliti dalam penelitian ini adalah:

a. Bagi pihak sekolah terutama konselor, hendaknya lebih memperhatikan dan lebih peduli dalam upaya meningkatkan perilaku jujur siswa, salah satunya dengan memberilakan layanan BKP teknik diskusi kelompok.

b. Konselor hendaknya memberikan bimbingan dan kegiatan yang menarik, sehingga siswa dapat secara sukarela mengikuti kegiatan bimbingan, serta menindaklanjuti kegiatan bimbingan dengan mengadakan kegiatan bimbingan kelompok, konseling kelompok atau konseling individu.

c. Bagi siswa/siswi yang karakter jujurnya kurang, hendaknya ada keinginan untuk

(22)

1

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Damayanti, Nidya. 2012. BukuPintar Panduan Bimbingan Konseling. Yogyakarta: Araska.

Fakultas Ilmu Pendidikan. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan. Medan: Unimed.

Gestalt, http:www.google.com/proses pembentukan perilaku-menurut para ahli.html, diakses 24 Januari 2014

Jalius. 2010. (jalius12. Wordpress.com/2010/03/28/pengertian-jujur/), di akses 19 September

K, Roestiyah, N. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo.

Khusaini,Ahmad.http:www.google.com/m?q=langkah+langkah+pelaksanaan+diskusi+kelom pok&client=new, diakses 19 September 2013

Prayitno. 1995. Layanan Bimbingan dan Konseling Kelompok (Dasar dan Profil). Jakarta: Rineka Cipta.

Prayitno & Amti.1999. Dasar-Dasar Bimbingan Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta

Prayitno. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.

(23)

2

Thurstone Louis, dkk. http:blogspot.com/2013/04/10-defenisi-perilaku-menurut-para ahli.html, diakses 24 Januari 2014

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan penerimaan pajak air tanah tahun 2013-2015 di Kabupaten Boyolali

Hal ini berarti kenaikan lipid peroksida hati tikus hiperglikemia pada rancangan yang dipakai ini belum cukup signifikan untuk dapat melihat pengaruh dari pare itu sendiri,

siswa yang dapat melakukan penyesuaian sosial dengan baik akan memiliki dasar.. untuk meraih keberhasilan pada

[r]

îòïòì Ó¿²º¿¿¬ Õ±¸¿ Í»¾¿¹¿· Í·-¬»³ ß«¬±³¿-· òòòòòòòòòòòòòòòò ïï. îòïòë Ý¿µ«°¿²

[r]

Analisis kuadran dalam penelitian ini digunakan untuk melihat dampak implementasi program PEMP periode 2005-2009 terhadap 20 kabupaten/kota pesisir, yaitu

Berdasarkan analisis data dan hasil pembahasan penelitian, dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan metode resitasi dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar