• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH hukum islam

N/A
N/A
Christopher Satrio Argo Yuwono

Academic year: 2024

Membagikan " MAKALAH hukum islam"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH HUKUM ISLAM

JUDUL

HUKUM ISLAM DALAM KERANGKA DASAR AJARAN ISLAM

DISUSUN OLEH :

Nama Nim 1. Christopher Satrio 23010000117

2. Rani Indah Febrianti 23010000075

3. Pedro Valentino Sewa Si'o 23010000096

JURUSAN : HUKUM FAKULTAS : HUKUM

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Agama Islam merupakan agama terbesar nomer dua didunia ini yang memililki pengikut 32% dari penduduk dunia hal tersebut yang membuat agama Islam tidak hanyak mengatur hubungan manusia dengan Tuhan ( hablum minallah ), tetapi juga hubungan dengan antar sesama manusia ( hablum minan سانلا ( an-nas)). Aturan – aturan inilah yang kemudian dikenal sebagai Hukum Islam.

Hukum Islam sendiri dalam pelaksanaanya sangatlah penting terlebih dinegara yang memiliki penduduk yang mayoritas memeluk agama Islam. Hal tersebut dirasa penting karena ada beberapa peraturan khusus yang berbeda dengan peraturan- peraturan hukum umum.

Namun di era moderen ini, banyak hal baru yang bermunculan hal tersebut menuntut adanya penyesuaian dalam dpenerapan hukum Islam. Kemajuan teknologi, perubahan sosial, dan berbagai permasalahan kontemporer mengharuskan kita untuk memahami kembali substansi dan kerangka dasar ajaran Islam yang menjadi landasan bagi Hukum Islam, dengan begitu didalam makalah ini akan dibahas lebih mendalam tentang apa saja landasan dasar Hukum Islam dalam kerangka ajaran agama Islam.

(3)

BAB II ISI 2.1 Pembahasan

Didalam Hukum Islam yang menjadi kerangka dasar di ajaran Islam yaitu ada 3 ataralain :

2.1.1 Al-Qur'an

Secara bahasa Alquran berasal dari Bahasa Arab dengan asal kata qara ayaqri u- quranan, yang artinya bacaan. Sedangkan secara istilah Alquran adalah: perkataan Allah yang tertulis di Lahul Mahfuz diturunkan melalui Malaikat Jibril pada Nabi Muhammad SAW secara mutawatir, yang ditulis dalam bentuk mushaf, diawali oleh surat Al Fatihah dan diakiri dengan Surat An Nass dan merupakan pahala membacannya. Baca juga: manfaat membaca alquran setiap hari dan hukum membaca alquran saat haid

Sebagaimana Allah berfirman “Dan sesungguhnya Alquran ini benar-benar diturunkan oleh Rab semesta alam. Ia dibawa turun oleh Ar Ruh Al Amin (Malaikat Jibril )kedalam hati mu ( Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang dari orang- orang yang memberi peringatan dengan bahasa arab yang jelas”. (QS. Asy Syu’ara ayat 192-195 )

Alquran adalah dasar utama dari hukum Islam, karena memang segala sesuatu dalam Islam atas izin dan ketetapan Allah. Alquran adalah mushaf yang dijamin kebenarannya oleh Allah, yang tidak mungkin dibuat oleh manusia manapun. Hal ini tersirat dalam tantangan Allah terhadap kaum Kafir Quraisy untuk membuat perumpamaan Alquran sebagaimana Allah berfirman:

(4)

“ Dengan demikian hendaklah mereka mengatakan kalimat yang semisal dengan Alquran itu jika memang mereka adalah orang-orang yang benar”. (QS. At Thur ayat 33-34)

Dalam hadist Rasulullah SAW bersabda :

“ Dari Ali Bin Abi Thalib RA berkata, Rasulullah SAW bersabda : Aku telah meninggalkan ditengah kalian dua perkara. Jika kalian berpegang teguh pada keduanya niscaya kalian tidak akan pernah tersesat.kedua perkara itu adalah kitab Allah dan juga Sunnah Nabi-Nya”. (HR. Malik, dalam Almuwatta’ no 3338 dan Al Hakim dalam Mustadra’ no 319 dengan sanad hasan)

Dengan demikian tidak ada keraguan lagi pada Alquran sebagai mukjizat dari Allah sebagai petunjuk yang benar pada manusia. Baca juga: hukum bacaan alquran dan keajaiban alquran di dunia

2.1.2 Ijtihad

Maka dasar hukum Islam juga Bisa diambil dengan cara ijtihad. Pengertian ijtihad secara bahasa adalah: bersungguh-sungguh, atau mencurahkan seluruh kemampuan. Ijtihad dalam hukum islam dilakukan terhadap hukum-hukum syara’

yang belum ada dalil qath’I serta hukum yang didasarkan pada dalil-dalil yang bersifat zhanni, serta hukum-hukum yang belum ada nashnya serta ijma’ para ulama.

Ijtihad adalah suatu jalan yang ditempuh untuk menentukan hukum Islam. Untuk melakukan ijtihad ini ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh para mujtahid (orang yang berijtihad), agar bisa menetapkan hukum tersebut. Diantara syarat berijtihad adalah:

1. Baligh, berakal sehat dan beriman kepada Allah

(5)

2. Kuat ingatanya (dhabit) 3. Memahami Alquran

4. Mengetahui tujuan hukum Islam dan kaidah hukum Islam

5. Menguasai Bahasa Arab, Ilmu Ushul Fiqhi, Ilmu Mantiq dan Logika 6. Mengetahui asal perkara

7. Tidak terdapat dalil qath’i bagi kasus yang diijtihadkan 8. Memelihara kesholehan dan ketakwaan pada Allah SWT 9. Mengetahui tempat kilafiyah

Setelah semua kriteria di atas terpenuhi, maka barulah seorang ulama boleh dan layak menentukan hukum suatu perkara.

Berdasarkan dari pengertian ijtihad itu sendiri adalah pengerahan usaha untuk menentukan hukum dari perkara yang tidak ada dalil qath’i nya, maka ada beberapa bentuk dari ijtihad tersebut. Bentuk ijtihad ini adalah cara yang bisa dilakukan untuk menetapkan sebuah hukum yaitu:

1. Ijtima’– Ijtima’ ulama adalah kesepakatan para ulama dalam menentukan sebuah hukum dari suatu perkara yang diterangkan oleh Alquran dan Hadist setelah wafatnya Rasulullah SAW dengan cara musyawarah.

2. Qiyas – Adalah menetapkan suatu hukum atas suatu perkara yang belum ada dalilnya berdasarkan persamaan ilat atau sama permasalahannya.

3. Ishtihsan – Adalah penetapan hukum suatu perkara yang tidak dijelaskan dalam Alquran dan sunah berdasarkan pada kebaikan bersama demi keadilan.

4. Istishab – Menetapkan hukum terhadap suatu perkara dengan cara melanjutkan hukum yang telah ada, sampai ditetapkannya dalil lain yang dapat mengubah kedudukan hukum tersebut.

(6)

5. Istidhlal – Menetapkan suatu hukum terhadap suatu permasalahan yang tidak ada dalilnya dalam Alquran dan Hadist, namun perkara tersebut sudah menjadi adat ( kebiasaan ) masyarakat.

6. Mashlahatur Murshalah – Menetapkan hukum terhadap suatu perkara berdasarkan kemashlahatan atau kebaikan umat dengan maksud menghindari mudharat.

7. U’rf– Dalam bahasa artinya adat. Secara istilah adalah penetapan hukum berdasarkan adat istiadat yang dianggap baik dan tidak menentang sumber hukum yang lebih tinggi.

8. Zara’I – Pekerjaan yang dilakukan untuk medapatkan kemashlahatan, dengan kata lain menghilangkan kemudharatan.

2.1.3 Hadits

Hadits adalah pedoman yang berposisi setelah Al-Qur'an. Hadits adalah hukum yang berkaitan dengan perkataan dan perbuatan Rasulullah SAW.

Dalam Islam, Hadits adalah penyempurna umat dalam memaknai ajaran agama.

Hadits adalah bagian penting saat memahami Islam. Selain itu, peran Hadits adalah memberikan konteks pada ayat-ayat dalam Al-Qur'an.

Hadits adalah sumber keislaman yang dikumpulkan para sahabat Nabi yang selanjutnya disampaikan kepada sahabat lain. Hadits kemudian disusun dan disatukan hingga mudah dipelajari umat. Berikut pengertian Hadits, bentuk, dan unsurnya

Al-Hadits didefinisikan pada umunya oleh ulama seperti definisi AlSunnah yaitu sebagai segala sesuatu yang dinisbatkan kepada Muhammad SAW, baik ucapan, perbuatan maupun taqrir (ketetapan), Sifat fisik dan psikis, baik sebelum beliau menjadi nabi atau sudah menjadi nabi.

(7)

Ulama ushul fiqih membatasi pengertian hadits hanya pada ucapan-ucapan Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan hukum”; sedangkan bila mencakup perbuatan dan taqrir beliau yang berkaitan dengan hukum, maka ketiga hal ini mereka namai dengan sunnah. Pengertian hadits seperti yang dikemukakan oleh ulama ushul fiqih tersebut, dapat dikatakan sebagai bagian dari wahyu Allah SWT yang tidak berbeda dari segi kewajiban menaatinya dan ketetapan-ketetapannya.

Referensi

Dokumen terkait

Materi yang disampaikan oleh Guru KH.Zainuddin Rais bersumber dari Alquran dan Hadist Rasulullah SAW. Materi tersebut beliau sesuaikan dengan situasi dan kondisi

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa kesepakatan yang dihasilkan oleh ijtima’ ulama tentang pilihan politik mereka tidak dapat dikategorikan sebagai

Artinya: “Kembalilah kepada keluargamu”. Ibnu Majah). Hadist di atas menunjukkan adanya pembatalan nikah yang telah dipraktekkan dalam Islam, bahkan oleh Rasulullah

Tujuan dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah adalah agar masyarakat Arab meninggalkan kejahiliannya dibidang agama, moral, dan hukum sehingga

Mari kita pahami dalam salah satu pesan rosulullah SAW berkenaan dengan kewajiban menjadikan hadist sebagai pedoman hidup disamping alquran untuk pedoman

Jadi Childfree dalam Perspektif Hukum Islam dan Hak Asasi Manusia adalah pandangan atau sudut pandang Hukum Islam yaitu Alquran, Hadis, Ijma, Qiyas, maupun fatwa ulama kontemporer,

DETIK-DETIK WAFATNYA RASULULLAH Detik-detik wafatnya Nabi Muhammad SAW adalah momen yang sangat bersejarah dalam sejarah Islam.. Walaupun tidak ada deskripsi yang sangat rinci tentang

Namun jumhur ulama berpendapat bahwa kafarat tersebut wajib atas istri juga, mereka mengatakan bahwa di dalam hadist tersebut Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam tidak