• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH IAIN LANGSA KONSEP DASAR BELAJAR

N/A
N/A
Abi Al Asri

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH IAIN LANGSA KONSEP DASAR BELAJAR"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Definisi Konsep Dasar Belajar dan Hakikat Belajar

Makalah Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu: Munadiati, M.Sh

Disusun Oleh : 1. Enjelina Rizdani (1062023026) 2. Siti Auliana (106023026)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM AGAMA USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA

TAHUN AJARAN 2023/2024

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul " Definisi Konsep Dasar Belajar dan Hakikat Belajar, ". Shalawat dan salam juga kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai teladan bagi umat manusia.

Tak lupa, kami juga ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada dosen pengampu kami, Ibu Yolanda Bahar, S.Sos.,M.pd.atas bimbingan, arahan, dan dukungan yang diberikan selama proses penyusunan makalah ini. Dosen pengampu telah memberikan wawasan, masukan, dan pengetahuan yang berharga untuk memperkaya isi makalah ini.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan kontribusi dan dukungan dalam penyelesaian makalah ini. Terima kasih kepada keluarga, teman, dan rekan-rekan yang telah memberikan dorongan, semangat, serta dukungan moral selama proses penulisan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Sebagai manusia yang tak sempurna, kami menerima dengan lapang dada segala kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan makalah ini di masa depan. Kami berharap makalah ini dapat terus diperbaiki dan dikembangkan agar dapat memberikan manfaat yang lebih besar.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Langsa, 23 April 2024

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

Definisi Konsep Dasar Belajar dan Hakikat Belajar...i

KATA PENGANTAR...2

DAFTAR ISI...3

BAB I...4

PENDAHULUAN...4

1.1 Latar Belakang...4

1.2 Rumusan Masalah...5

1.3 Tujuan Penulisan...5

BAB II...5

PEMBAHASAN...5

2.1 KONSEP DASAR PEMBELAJARAN...5

1. Teori Pembelajaran...6

2. Prinsip - Prinsip Pembelajaran...6

2.2 HAKIKAT PEMBELAJARAN...9

1. Pengertian...9

2. Pembelajaran Sebagai Suatu Sistem...11

BAB III...13

PENUTUP...13

Kesimpulan...13

Saran...13

DAFTAR PUSTAKA...14

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan informasi atau pengetahuan dari seorang guru kepada siswa. Berdasarkan hal tersebut maka dalam pembelajaran terdapat ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan tanda-tanda upaya guru mengatur unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses belajar dan tujuan belajar dapat tercapai.

Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kondisi yang sengaja diciptakan, dimana dalam kegiatan tersebut terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik guna mewujudkan tujuan pembelajaran itu sendiri. Belajar mengajar mempunyai hakikat, ciri, dan komponen.

Pembelajaran harus menghasilkan belajar pada peserta didik dan harus dilakukan suatu perencana yang sistematis, sedangkan mengajar hanya salah satu penerapan strategi pemnbelajaran di antara strategi-strategi pembelajaran yang lain dengan tujuan utamanya menyampaikan informasi kepada peserta didik. Perbedaan tersebut pun telah menggeser paradigma pendidikan, yang semula guru sebagai pusat kepada siswa sebagai pusat. Kegiatan pendidikan yang semula lebih berorientasi pada mengajar (guru lebih banyak berperan) telah berpindah konsep menjadi pembelajaran (merencanakan kegiatan-kegiatan yang orientasinya kepada siswa agar terjadi belajar dalam dirinya).

Sebagai guru sudah menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik ketujuan.disini tentu saja tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi semua anak didik.

Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan mengajar. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran.tujuan pengajaran tentu saja akan tercapai jika anaak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu hakikat pembelajaran ? 2. Apa saja konseps pembelajaran itu ? 1.3 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui hakikat pembelajaran

2. Dapat mengetahui konsep – konsep pembelajaran

BAB II PEMBAHASAN

2.1 KONSEP DASAR PEMBELAJARAN

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

Di sisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar. Desain pembelajaran yang baik,

(6)

ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.

1. Teori Pembelajaran

Tiga teori telah ditawarkan untuk menjelaskan proses di mana seseorang memperoleh pola perilaku, yaitu teori pengkondisian klasik, pengkondisian operan, dan pembelajaran sosial.

2. Prinsip - Prinsip Pembelajaran

Berikut ini adalah prinsip umum pembelajaran yang penulis rangkum dari beberapa pakar pembelajaran yang meliputi:

a. Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar.

Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tidak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya.

Apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan sehari- hari, akan membangkitkan perhatian dan juga motivasi untuk mempelajarinya. Apabila dalam diri siswa tidak ada perhatian terhadap pelajaran yang dipelajari, maka siswa tersebut perlu dibangkitkan perhatiannya.

Dalam proses pembelajaran, perhatian merupakan faktor yang besar pengaruhnya, kalau peserta didik mempunyai perhatian yang besar mengenai apa yang dipelajari peserta didik dapat menerima dan memilih stimuli yang relevan untuk diproses lebih lanjut di antara sekian banyak stimuli yang datang dari luar. Perhatian dapat membuat peserta didik untuk mengarahkan diri pada tugas yang akan diberikan; melihat masalah-masalah yang akan diberikan; memilih dan memberikan fokus pada masalah yang harus diselesaikan.

Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi

(7)

tertentu cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasi untuk mempelajarinya. Misalnya, siswa yang menyukai pelajaran matematika akan merasa senang belajar matematika dan terdorong untuk belajar lebih giat, karenanya adalah kewajiban bagi guru untuk bisa menanamkan sikap positif pada diri siswa terhadap mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

Motivasi dapat diartikan sebagai tenaga pendorong yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Adanya tidaknya motivasi dalam diri peserta didik dapat diamati dari observasi tingkah lakunya. Apabila peserta didik mempunyai motivasi, ia akan :

 bersungguh-sungguh menunjukkan minat, mempunyai perhatian, dan rasa ingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar;

 berusaha keras dan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan tersebut;

 Terus bekerja sampai tugas-tugas tersebut terselesaikan.

Motivasi dapat bersifat internal, yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri peserta didik dan juga eksternal baik dari guru, orang tua, teman dan sebagainya. Berkenaan dengan prinsip motivasi ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, yaitu: memberikan dorongan, memberikan insentif dan juga motivasi berprestasi.

b. Keaktifan

Menurut pandangan psikologi anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri. Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak mengalami sendiri. John Dewey mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus datang dari dirinya sendiri, guru hanya sebagai pembimbing

(8)

dan pengarah.

Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak hanya menyimpan saja tanpa mengadakan tansformasi. Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya.

Thordike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum "law of exercise"-nya yang menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan- latihan.

Hubungan stimulus dan respon akan bertambah erat jika sering dipakai dan akan berkurang bahkan lenyap jika tidak pernah digunakan.

Artinya dalam kegiatan belajar diperlukan adanya latihan-latihan dan pembiasaan agar apa yang dipelajari dapat diingat lebih lama. Semakin sering berlatih maka akan semakin paham. Hal ini juga sebagaimana yang dikemukakan oleh Mc.Keachie bahwa individu merupakan "manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu".

Dalam proses belajar, siswa harus menampakkan keaktifan. Keaktifan itu dapat berupa kegiatan fisik yang mudah diamati maupun kegiatan psikis yang sulit diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan dan sebaginya. Kegiatan psikis misalnya menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan suatu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan lain sebagainya.

c. Keterlibatan Lngsung/Pengalaman

Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami dan tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan pengalaman belajar mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak hanya mengamati, tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Sebagai contoh seseorang yang belajar membuat tempe yang paling baik apabila ia terlibat secara langsung dalam pembuatan, bukan

(9)

hanya melihat bagaimana orang membuat tempe, apalagi hanya mendengar cerita bagaimana cara pembuatan tempe.

Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dalam konteks ini, siswa belajar sambil bekerja, karena dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, pengalaman serta dapat mengembangkan keterampilan yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Hal ini juga sebagaimana yang di ungkapkan Jean Jacques Rousseau bahwa anak memiliki potensi-potensi yang masih terpendam, melalui belajar anak harus diberi kesempatan mengembangkan atau mengaktualkan potensi-potensi tersebut.

Sesungguhnya anak mempunyai kekuatan sendiri untuk mencari, mencoba, menemukan dan mengembangkan dirinya sendiri. Dengan demikian, segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan sendiri.

Pembelajaran itu akan lebih bermakna jika siswa "mengalami sendiri apa yang dipelajarinya" bukan "mengetahui" dari informasi yang disampaikan guru, sebagaimana yang dikemukakan Nurhadi bahwa siswa akan belajar dngan baik apabila yang mereka pelajari berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui, serta proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar di sekolah. Dari berbagai pandangan para ahli tersebut menunjukkan berapa pentingnya keterlibatan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey dengan "learning by doing"-nya.

Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung dan harus dilakukan oleh siswa secara aktif. Prinsip ini didasarkan pada asumsi bahwa para siswa dapat memperoleh lebih banyak pengalaman dengan cara keterlibatan secara aktif dan proporsional, dibandingkan dengan bila mereka hanya melihat materi/konsep. Modus Pengalaman belajar adalah sebagai berikut: kita belajar 10% dari apa yang kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa yang kita katakan dan lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa jika guru mengajar dengan banyak

(10)

ceramah, maka peserta didik akan mengingat hanya 20% karena mereka hanya mendengarkan. Sebaliknya, jika guru meminta peserta didik untuk melakukan sesuatu dan melaporkan nya, maka mereka akan mengingat sebanyak 90%.

2.2HAKIKAT PEMBELAJARAN 1. Pengertian

Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.Definisi sebelumnya menyatakan bahwa seorang manusia dapat melihat perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu sendiri. Konsep tersebut adalah teoretis, dan dengan demikian tidak secara langsung dapat diamati.

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.

Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Disini pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta didik.

Dalam pembelajaran juga terdapat komponen – komponen pembelajaran yang saling berhubngan satu sama lainnya. Oleh karena itu perencanaan pembelajaran dalam proses pembelajaran sangat penting untuk menunjang kegiatan belajar secara optimal.

Secara umum istilah belajar dimaknai sebagai suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku. Dengan pengertian demikian, maka pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang lebih baik. Adapun yang dimaksud dengan proses pembelajaran adalah sarana dan cara bagaimana suatu generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana sarana belajar itu secara efektif digunakan. Hal ini tentu berbeda dengan proses belajar yang diartikan sebagai cara bagaimana para pembelajar itu memiliki dan mengakses isi pelajaran itu sendiri.Berangkat dari pengertian tersebut, maka dapat dipahami

(11)

bahwa pembelajaran membutuhkan hubungan dialogis yang sungguh-sungguh antara guru dan peserta didik, dimana penekanannya adalah pada proses pembelajaran oleh peserta didik(student of learning), dan bukan pengajaran oleh guru(teacher of teaching).

Konsep seperti ini membawa konsekuensi kepada fokus pembelajaran yang lebih ditekankan pada keaktifan peserta didik sehingga proses yang terjadi dapat menjelaskan sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik. Keaktifan peserta didik ini tidak hanya dituntut secara fisik saja, tetapi juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya fisik peserta didik saja yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya dengan peserta didik tidak belajar, karena peserta didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya.

Fungsi-fungsi pembelajaran yaitu sebagai berikut:

 Pembelajaran sebagai sistem

Pembelajaran sebagai sistem terdiri dari sejumlah komponen yang terorganisir antara lain tujuan pembelajaran , materi pembelajaran , strategi dan metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga , pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut pembelajaran (remedial dan pengayaan).

 Pembelajaran sebagai proses

Pembelajaran sebagai proses merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belaja, meliputi :

1. Persiapan, merencanakan program pengajaran tahunan, semester, dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) dan penyiapan perangkat kelengkapannya antara lain alat peraga, dan alat evaluasi, buku atau media cetak lainnya.

2. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan mengacu pada persiapan pembelajaran yang telah dibuatnya. Banyak dipengaruhi oleh pendekatan atau strategi dan metode-metode pembelajaran yang telah dipilih dan dirancang

3. penerapannya, serta filosofi kerja dan komitmen guru , persepsi, dan

(12)

sikapnya terhadap siswa.

4. Menindaklanjuti pembelajaran yang telah dikelolanya. Kegiatan pasca pembelajaran ini dapat berbentuk enrichment (pengayaan), dapat pula berupa pemberian layanan remedial teaching bagi siswa yang berkesulitan belajar.

2. Pembelajaran Sebagai Suatu Sistem

Pendekatan sistem yang diterapkan dalam pembelajaran bukan saja sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga sesuai dengan perkembangan dalam psikologi belajar sistematik, yang dilandasi dengan prinsip- prinsip psikologi behavioristik dan humanistik. Aspek-aspek pendekatan sistem pembelajaran, meliputi aspek filosofis dan aspek proses. Aspek filosofis ialah pandangan hidup yang melandasi sikap si perancang, sistem yang terarah pada kenyataan. Sedangkan aspek proses ialah suatu proses dan suatu perangkat alat konseptual. Ciri-ciri pendekatan sistem pembelajaran, yaitu ada dua ciri utama, yakni :

1. Pendekatan sistem sebagai suatu pandangan tertentu mengenai proses pembelajaran dimana berlangsung kegiatan belajar mengajar, terjadinya interaksi antara siswa dan guru, dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar secara efektif

2. Penggunaan metodologi untuk merancang sistem pembelajaran yang meliputi prosedur perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penilaian keseluruhan proses pembelajaran yang tertuju pada konsep pencapaian tujuan pembelajaran.

Pola pendekatan sistem pembelajaran, menurut Oemar Hamalik (2002: 9), melalui langkah-langkah sebagai berikut:

1. identifikasi kebutuhan pendidikan (merumuskan masalah)

2. analisis kebutuhan untuk mentransfomasikan menjadi tujuan pembelajaran (analisis masalah)

3. merancang metode dan materi pembelajaran (pengembangan suatu pemecahan)

4. pelaksanaan pembelajaran (eksperimental) 5. menilai dan merevisi.

(13)

Untuk mencapai pembelajaran efektif dan efisien dibutuhkan pengelolaan komponen pembelajaran secara baik. Dalam pendekatan sistem bahwasanya untuk mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal harus didukung dengan komponen pembelajaran yang baik, yang meliputi tujuan, siswa, guru, metode, media, sarana, lingkungan pembelajaran dan evaluasi. Masing-masing komponen memberikan pengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Akan tetapi dari beberapa komponen- komponen tersebut guru merupakan komponen terpenting dalam pembelajaran, karena guru bersifat dinamis, sehingga dapat mengelola dan menggerakkan komponen- komponen yang lain.

BAB III PENUTUP

Kesimpulan

Pembelajaran yang terpusat pada guru mengakibatkan peserta didik kurang aktif, oleh karena itu perlu digeser sedemikian rupa sehingga menjadi lebih terpusat pada peserta didik. Demikian pula adanya asumsi bahwa seluruh peserta didik di kelas mempunyai karakteristik sama membawa konsekuensi pada pemberian perlakuan belajar yang serba sama pula pada mereka, sehingga mengurangi kesempatan mereka untuk berkembang sesuai perbedaan yang dimilikinya. Menurut Murphy, seorang psikolog kenamaan, berpandangan bahwa proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara organisme yang dasarnya bersifat individual dengan lingkungan khusus tertentu

Sebagai suatu sistem tentu saja kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan sumber, serta evalwasi. Penjelasan dari setiap komponen tersebut adalah sebagai berikut:Tujuan, Bahan pelajaran, Kegiatan belajar mengajar, Metode , Alat, Sumber pelajaran,dan Evalwasi.

Saran

Sebaiknya pahami baik – baik dari hakikat pembelajaran ini dikarenakan ini merupakan dasar dari proses pembelajaran yang akan dilakukan seorang guru

(14)

DAFTAR PUSTAKA

AdminAlfa (2021) MAKALAH HAKIKAT, CIRI, DAN KOMPONEN PEMBELAJARAN,

http://www.sangkoeno.com/ . Tersedia pada:

http://www.sangkoeno.com/2015/02/makalah- hakikat-ciri-dan-komponen.html?

m=1 (Diakses: 23 April 2024).

Citra (2013) Konsep Pembelajaran, widuri.raharja.info. Tersedia pada:

https://widuri.raharja.info/index.php?

title=Konsep_Pembelajaran#:~:text=Pembelajaran adalah proses interaksi peserta,belajar pada suatu lingkungan belajar.&text=Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi,pada keberhasilan pencapaian target belajar. (Diakses: 23 April 2024).

Referensi

Dokumen terkait

Hal tersebut berdampak pada hasil belajar siswa karena pembelajaran yang disampaikan oleh guru kurang bermakna dan juga mengakibatkan keaktifan belajar dan

Belajar dikatakan menjadi bermakna (meaningful learning) yang dikemukakan oleh Ausubel adalah bila informasi yang akan dipelajari peserta didik disusun sesuai

Pada tahap ini guru memberikan siswa tugas individu mengenai konsep yang baru dipelajarinya untuk mengembangkan, memperluas, dan menggunakan informasi yang telah didapat

alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada target penugasan materi

alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang dipelajarinya bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi pada target penugasan materi

Selain itu belajar akan lebih baik jika mereka mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, bukan sekedar mengetahui atau mentransfer pengetahuan dari guru

Artinya siswa mengalami sendiri konsep IPA yang dipelajarinya (hands-on). Salah satu model pembelajaran yang tepat adalah model pembelajaran Inkuiri. 85), model pembelajaran

2 siswa menemukan alur belajar mereka secara pribadi untuk mencapai tujuan 3 Guru berpendapat bahwa hasil yang dicapai siswa tidak relevan dan hanya penilaian pembelajaran yang bermakna