• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH IBADAH Kelompok 1

N/A
N/A
Redo Farendra

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH IBADAH Kelompok 1 "

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH IBADAH

(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqih Ibadah)

Disusun Oleh Kelompok 1 :

1. Redo Farendra NIM : 22.01.0214 2. Intan Dewi Putri

NIM : 22.01.0199 3. Dwi Safitri Handayani

NIM : 22.01.0195

Dosen Pengampu : Budi Putra, M.H

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIAH AL-QURANIYAH MANNA BENGKULU SELATAN

TAHUN AJARAN 2023/2024

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul ibadah.

Makalah ini berisikan tentang pengertian Ibadah, tujuan dan fungsi ibadah, dan ibadah dalam kedudukan islam. Penulis berharap makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang ibadah. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi semua usaha kita. Amin

Manna, 26 September 2023

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL...

KATA PENGANTAR... I DAFTAR ISI...II

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 1

C. Tujuan... 1

BAB II PEMBAHASAN... 2

A. Pengertian Ibadah... 2

B. Syarat Diterimanya ibadah... 5

C. Keutamaan Ibadah... 8

D. Makna Ibadah...10

E. Keutamaan Ibadah dalam Islam...10

BAB III PENUTUP...12

A. Kesimpulan...12

B. Saran...12 DAFTAR PUSTAKA...

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

Ibadah merupakan rangkaian ritual yang dilakukan manusia dalam rangka pengabdian atau kepatuhan kepada sang Pencipta. Ibadah dalam Islam tidak hanya terbatas pada hubungan manusia dengan Allah semata, melainkan juga terdapat hubungan antara manusia dengan manusia lainnya serta antara manusia dengan alam (Razak, 1993: 18).

Ada dua pembagian ibadah dalam Islam, yaitu ibadah mahdlah dan ghairu mahdhah. Ibadah mahdlah, yaitu ibadah yang berhubungan dengan penjalanan syariat Islam yang terkandung dalam rukun Islam. Contoh ibadah mahdhah antara lain sholat, zakat, puasa dan haji. Sementara ibadah ghairu mahdhah adalah ibadah yang dilaksanakan umat Islam dalam hubungannya dengan sesama manusia dan lingkungannya. Ibadah ghairu mahdhah dikenal dengan ibadah muamalah (Nata, 2002: 55)

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud ibadah?

2. Apa syarat diterimanya ibadah?

3. Apa saja keutamaan ibadah?

4. Makna ibadah dalam islam?

5. Kedudukan ibadah dalam islam?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian ibadah.

2. Untuk mengetahui syarat diterimanya ibadah.

3. Untuk mengetahui keutamaan ibadah.

4. Untuk mengetahui makna-makna Ibadah yang terkandung di dalam islam.

5. Untuk mengetahui kedudukan ibadah serta memahami dan mengamalkanya.

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengetian Ibadah

Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta tunduk.

Sedangkan menurut syara’ (terminologi), ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu. Definisi itu antara lain adalah:

1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya.

2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla, yaitu tingkatan tunduk yang paling tinggi disertai dengan rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.

3. Ibadah adalah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah Azza wa Jalla, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang bathin. Yang ketiga ini adalah definisi yang paling lengkap.

Ibadah terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf (takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan), raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah qalbiyah (yang berkaitan dengan hati). Sedangkan tasbih, tahlil, takbir, tahmid dan syukur dengan lisan dan hati adalah ibadah lisaniyah qalbiyah (lisan dan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak lagi macam- macam ibadah yang berkaitan dengan amalan hati, lisan dan badan. Ibadah inilah yang menjadi tujuan penciptaan manusia. Allah berfirman:

ِن ْوُدُبْعَيِل للِا َسْنِ ْلاَو لنِجْلا ُتْقَلَخ اَمَو

“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (Az-Zariyat [51]:56)

(6)

ِن ْوُمِعُْطّي ْنَا ُدْيِرُا اَملو ٍق ْزّر ْنّم ْمُهْنِم ُدْيِرُا اَم

“Aku tidak menghendaki rezeki sedikit pun dari mereka dan tidak menghendaki agar mereka memberi makan kepada-Ku.” (Az-Zariyat [51]:57)

ُنْيِتَمْلا ِةلوُقْلا وُذ ُقالزلرلا َوُه َ ااا لنِا

“Sesungguhnya Allahlah Maha Pemberi Rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kukuh.” (Az-Zariyat [51]:58)1

Allah Azza wa Jalla memberitahukan bahwa hikmah penciptaan jin dan manusia adalah agar mereka melaksanakan ibadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla. Dan Allah Mahakaya, tidak membutuhkan ibadah mereka, akan tetapi merekalah yang membutuhkan-Nya, karena ketergantungan mereka kepada Allah, maka barangsiapa yang menolak beribadah kepada Allah, ia adalah sombong. Siapa yang beribadah kepada-Nya tetapi dengan selain apa yang disyari’atkan-Nya, maka ia adalah mubtadi’ (pelaku bid’ah).

Dan barangsiapa yang beribadah kepada-Nya hanya dengan apa yang disyari’atkan-Nya, maka ia adalah mukmin muwahhid (yang mengesakan Allah). Sesungguhnya ibadah itu berlandaskan pada tiga pilar pokok, yaitu:

hubb (cinta), khauf (takut), raja’ (harapan).

Rasa cinta harus disertai dengan rasa rendah diri, sedangkan khauf harus dibarengi dengan raja’. Dalam setiap ibadah harus terkumpul unsur- unsur ini. Allah berfirman tentang sifat hamba-hamba-Nya yang mukmin:

َنْيِنِم ْؤُمْلا ىَلَع ٍةللِذَاۙ ٓٗهَن ْوّبِحُيَو ْمُهّبِحّي ٍم ْوَقِب ُ ااا ىِتْأَي َف ْوَسَف ٖهِنْيِد ْنَع ْمُكْنِم لدَتْرلي ْنَم اْوُنَماا َنْيِذللا اَهّيَآاي

ٌعِساَو ُ اااَو ُۗءۤاَشلي ْنَم ِهْيِتْؤُي ِ ااا ُلْضَف َكِل اذۗ ٍمِٕىۤ َل َةَمْوَل َنْوُفاَخَي َلَو ِ ااا ِلْيِبَس ْيِف َنْوُدِهاَجُي َۖنْيِرِفاكْلا ىَلَع ٍةلزِعَا

ٌمْيِلَع

“Wahai orang-orang yang beriman, siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mukmin dan bersikap tegas terhadap orang-orang

1 Qur’an kemenag from https://quran.kemenag.go.id/quran/per-ayat/surah/5?from=51&to=120 diakses pada 26 September 2023.

(7)

kafir. Mereka berjihad di jalan Allah dan tidak takut pada celaan orang yang mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Al- Ma’idah [5]:54)

ا ْٓوُنَماا َنْيِذللاَو ۗ ِ ااا ّبُحَك ْمُهَنْوّبِحّي اًداَدْنَا ِ ااا ِنْوُد ْنِم ُذِخلتلي ْنَم ِسالنلا َنِمَو

َ ااا لنَالوۙ اًعْيِمَج ِ ااِل َةلوُقْلا لنَا َۙباَذَعْلا َنْوَرَي ْذِا آْوُمَلَظ َنْيِذللا ىَرَي ْوَلَوۙ ِ ااّل اًابُح ّدَشَا

ِباَذَعْلا ُدْيِدَش

“Di antara manusia ada yang menjadikan (sesuatu) selain Allah sebagai tandingan-tandingan (bagi-Nya) yang mereka cintai seperti mencintai Allah.

Adapun orang-orang yang beriman sangat kuat cinta mereka kepada Allah.

Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat, ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat keras azab-Nya, (niscaya mereka menyesal).” (Al- Baqarah [2]:165)

ْمُهلنِا ۗٗهَج ْوَز ٗهَل اَن ْحَل ْصَاَو ىاي ْحَي ٗهَل اَنْبَهَوَوۖ ٗهَل اَنْبَجَتْساَف ا ْوُناَكَو ۗاًبَهَرلو اًبَغَر اَنَن ْوُعْدَيَو ِت ارْيَخْلا ىِف َنْوُعِر اسُي اْوُناَك

َنْيِعِش اخ اَنَل

“Maka, Kami mengabulkan (doa)-nya, menganugerahkan Yahya kepadanya, dan menjadikan istrinya (dapat mengandung). Sesungguhnya mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan dan berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” (Al-Anbiyā' [21]:90)

Sebagian Salaf berkata, “Siapa yang beribadah kepada Allah dengan rasa cinta saja, maka ia adalah zindiq , siapa yang beribadah kepada-Nya dengan raja’ saja, maka ia adalah murji’[4]. Dan siapa yang beribadah kepada-Nya hanya dengan khauf, maka ia adalah haruriy Barangsiapa yang

(8)

beribadah kepada-Nya dengan hubb, khauf, dan raja’, maka ia adalah mukmin muwahhid.”2

B. Syarat Diterimanya Ibadah

Ibadah adalah perkara tauqifiyah yaitu tidak ada suatu bentuk ibadah yang disyari’atkan kecuali berdasarkan Al-Qur-an dan As-Sunnah. Apa yang tidak disyari’atkan berarti bid’ah mardudah (bid’ah yang ditolak) sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

م ْ

ٌدَر َوُهَف اَنُرْمَأ ِهْيَلَع َسْيَل ًلَمَع َلِمَع ْنَم ن

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak” (HR. Muslim no. 1718)3

Agar dapat diterima, ibadah disyaratkan harus benar. Dan ibadah itu tidak bisa dikatakan benar kecuali dengan adanya dua syarat:

a. Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil.

b. Ittiba’, sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Syarat yang pertama merupakan konsekuensi dari syahadat laa ilaaha illallaah, karena ia mengharuskan ikhlas beribadah hanya kepada Allah dan jauh dari syirik kepada-Nya. Sedangkan syarat kedua adalah konsekuensi dari syahadat Muhammad Rasulullah, karena ia menuntut wajibnya taat kepada Rasul, mengikuti syari’atnya dan meninggal-kan bid’ah atau ibadah-ibadah yang diada-adakan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ۥُهَه ْجَو َمَلْسَأ ْنَم اىَلَب ٓۥُهَلَف ٌنِسْحُم َوُهَو ِ ل ِل ۥُهُرْجَأ ِهّبَر َدنِع

َنوُنَز ْحَي ْمُه َلَو ْمِهْيَلَع ٌفْوَخ َلَو ۦ

2 DR.Shalin bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan BAB 1: BUKU FIQIH SEMESTER 1.(online) diakses di https://almanhaj.or.id/2267-pengertian-ibadah-dalam-islam .

3 © 2023 muslim.or.id Sumber: https://muslim.or.id/11456-hadits-hadits-tentang-bidah.html diakses pada 26 September 2023

(9)

“Tidak demikian! Orang yang menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah serta berbuat ihsan, akan mendapat pahala di sisi Tuhannya, tidak ada rasa takut yang menimpa mereka, dan mereka pun tidak bersedih.” (Al-Baqarah [2]:112)

Aslama wajhahu (menyerahkan diri) artinya memurnikan ibadah kepada Allah. Wahua muhsin (berbuat kebajikan) artinya mengikuti Rasul- Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Syaikhul Islam mengatakan, “Inti agama ada dua pilar yaitu kita tidak beribadah kecuali hanya kepada Allah, dan kita tidak beribadah kecuali dengan apa yang Dia syari’atkan, tidak dengan bid’ah.”

Sebagaimana Allah berfirman:

ٌۚدِحالو ٌهالِا ْمُكُهالِا اَملنَا ليَلِا ىٓاحْوُي ْمُكُلْثّم ٌرَشَب ۠اَنَا اَملنِا ْلُق

ْكِرْشُي َللو اًحِلاَص ًلَمَع ْلَمْعَيْلَف ٖهّبَر َءۤاَقِل اْوُجْرَي َناَك ْنَمَف

ࣖاًدَحَا ٓ ٖهّبَر ِةَداَبِعِب

“Katakanlah (Nabi Muhammad), “Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu yang diwahyukan kepadaku bahwa Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.” Siapa yang mengharapkan pertemuan dengan Tuhannya hendaklah melakukan amal saleh dan tidak menjadikan apa dan siapa pun sebagai sekutu dalam beribadah kepada Tuhannya.”

(Al-Kahf [18]:110)

Hal yang demikian itu merupakan manifestasi (perwujudan) dari dua kalimat syahadat Laa ilaaha illallaah, Muhammad Rasulullah.4

Pada yang pertama, kita tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Pada yang kedua, bahwasanya Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah utusan- Nya yang menyampaikan ajaran- Nya. Maka kita wajib membenarkan dan 4 Muhammad Abduh Tuasikal:Bab 2 (online)https://rumasyho.com , bandung,hal.34.

(10)

mempercayai beritanya serta mentaati perintahnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan bagaimana cara kita beribadah kepada Allah, dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kita dari hal-hal baru atau bid’ah. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa semua bid’ah itu sesat.

Bila ada orang yang bertanya: “Apa hikmah di balik kedua syarat bagi sahnya ibadah tersebut?”

Jawabnya adalah sebagai berikut:

1. Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk mengikhlaskan ibadah kepada-Nya semata. Maka, beribadah kepada selain Allah di samping beribadah kepada-Nya adalah kesyirikan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

َۗنْيّدلا ُهلل اًصِلْخُم َ ااا ِدُبْعاَف ّقَحْلاِب َباتِكْلا َكْيَلِا اَنْلَزْنَا النِا

“Sesungguhnya Kami menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu (Nabi Muhammad) dengan hak. Maka, sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya.” (Az-Zumar [39]:2)

2. Sesungguhnya Allah mempunyai hak dan wewenang Tasyri’

(memerintah dan melarang). Hak Tasyri’ adalah hak Allah semata.

Maka, barangsiapa beribadah kepada-Nya bukan dengan cara yang diperintahkan-Nya, maka ia telah melibatkan dirinya di dalam Tasyri’.

3. Sesungguhnya Allah telah menyempurnakan agama bagi kita. Maka, orang yang membuat tata cara ibadah sendiri dari dirinya, berarti ia telah menambah ajaran agama dan menuduh bahwa agama ini tidak sempurna (mempunyai kekurangan).

4. Dan sekiranya boleh bagi setiap orang untuk beribadah dengan tata cara dan kehendaknya sendiri, maka setiap orang menjadi memiliki caranya tersendiri dalam ibadah. Jika demikian halnya, maka yang terjadi di dalam kehidupan manusia adalah kekacauan yang tiada taranya karena

(11)

perpecahan dan pertikaian akan meliputi kehidupan mereka disebabkan perbedaan kehendak dan perasaan, padahal agama Islam mengajarkan kebersamaan dan kesatuan menurut syari’at yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya.

C. Keutamaan Ibadah

Ibadah di dalam syari’at Islam merupakan tujuan akhir yang dicintai dan diridhai- Nya. Karenanya lah Allah menciptakan manusia, mengutus para Rasul dan menurunkan Kitab-Kitab suci-Nya. Orang yang melaksanakannya dipuji dan yang enggan melaksanakannya dicela.5

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

َن ْوُرِبْكَتْسَي َنْيِذللا لنِاۗ ْمُكَل ْبِجَتْسَا ْٓيِنْوُعْدا ُمُكّبَر َلاَقَو

ࣖ َنْيِرِخاَد َملنَهَج َنْوُلُخْدَيَس ْيِتَداَبِع ْنَع

“Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.” (Gafir [40]:60)

Ibadah di dalam Islam tidak disyari’atkan untuk mempersempit atau mempersulit manusia, dan tidak pula untuk menjatuhkan mereka di dalam kesulitan. Akan tetapi ibadah itu disyari’atkan untuk berbagai hikmah yang agung, kemashlahatan besar yang tidak dapat dihitung jumlahnya. Pelaksanaan ibadah dalam Islam semua adalah mudah.6

Di antara keutamaan ibadah bahwasanya ibadah mensucikan jiwa dan membersihkannya, dan mengangkatnya ke derajat tertinggi menuju kesempurnaan manusiawi.

5 Abdul 2009. Fiqih ibadah,Bandung:Pustaka setia, hal.54 .

6 Kitab ath-Thariq ilal islam(cet.Darul Wathan th. 1421 H).

(12)

Termasuk keutamaan ibadah juga bahwasanya manusia sangat membutuhkan ibadah melebihi segala-galanya, bahkan sangat darurat membutuhkannya. Karena manusia secara tabi’at adalah lemah, fakir (butuh) kepada Allah. Sebagaimana halnya jasad membutuhkan makanan dan minuman, demikian pula hati dan ruh memerlukan ibadah dan menghadap kepada Allah. Bahkan kebutuhan ruh manusia kepada ibadah itu lebih besar daripada kebutuhan jasadnya kepada makanan dan minuman, karena sesungguhnya esensi dan subtansi hamba itu adalah hati dan ruhnya, keduanya tidak akan baik kecuali dengan menghadap (bertawajjuh) kepada Allah dengan beribadah.

Maka jiwa tidak akan pernah merasakan kedamaian dan ketenteraman kecuali dengan dzikir dan beribadah kepada Allah. Sekalipun seseorang merasakan kelezatan atau kebahagiaan selain dari Allah maka kelezatan dan kebahagiaan tersebut adalah semu, tidak akan lama, bahkan apa yang ia rasakan itu sama sekali tidak ada kelezatan dan kebahagiaannya.

Adapun bahagia karena Allah dan perasaan takut kepada-Nya, maka itulah kebahagiaan yang tidak akan terhenti dan tidak hilang, dan itulah kesempurnaan dan keindahan serta kebahagiaan yang hakiki. Maka, barangsiapa yang menghendaki kebahagiaan abadi hendaklah ia menekuni ibadah kepada Allah semata. Maka dari itu, hanya orang-orang ahli ibadah sejatilah yang merupakan manusia paling bahagia dan paling lapang dadanya.

Tidak ada yang dapat menenteramkan dan mendamaikan serta menjadikan seseorang merasakan kenikmatan hakiki yang ia lakukan kecuali ibadah kepada Allah semata. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,

“Tidak ada kebahagiaan, kelezatan, kenikmatan dan kebaikan hati melainkan bila ia meyakini Allah sebagai Rabb, Pencipta Yang Maha Esa dan ia beribadah hanya kepada Allah saja, sebagai puncak tujuannya dan yang paling dicintainya daripada yang lain.

Termasuk keutamaan ibadah bahwasanya ibadah dapat meringankan seseorang untuk melakukan berbagai kebajikan dan meninggalkan

(13)

kemunkaran. Ibadah dapat menghibur seseorang ketika dilanda musibah dan meringankan beban penderitaan saat susah dan mengalami rasa sakit, semua itu ia terima dengan lapang dada dan jiwa yang tenang.7

Termasuk keutamaannya juga, bahwasanya seorang hamba dengan ibadahnya kepada Rabb-nya dapat membebaskan dirinya dari belenggu penghambaan kepada makhluk, ketergantungan, harap dan rasa cemas kepada mereka. Maka dari itu, ia merasa percaya diri dan berjiwa besar karena ia berharap dan takut hanya kepada Allah saja.

Keutamaan ibadah yang paling besar bahwasanya ibadah merupakan sebab utama untuk meraih keridhaan Allah l, masuk Surga dan selamat dari siksa Neraka.

D. Makna Ibadah

Ibadat atau Ibadah adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa Arab

‘Ibadah (ةدابع). Dalam terminologi bahasa Indonesia sebagaimana yang terdapat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata ini memiliki arti:

Perbuaran atau penyataan bakti terhadap Allah atau Tuhan yang didasari oleh peraturan agama. Segala usaha lahir dan batin yang sesuai perintah agama yang harus dituruti pemeluknya.8

Makna ibadah menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah Rahimullah :

Ibadah adalah segala sesuatu yang mencakup semua hal yang dicintai dan diridhai Allah Ta’ala, baik berupa ucapan dan amalan, yang nampak dan yang tersembunyi.

E. Kedudukan Ibadah dalam Islam

7. Al-Ubudiyyah oleh Syaikul islam ibnu Taimiyah.

8 From https://kbbi.kemdikbud.go.id/ diakses pada 26 September 2023.

(14)

Secara umum pengertian ibadah dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu ibadah dalam pengertian umum dan ibadah dalam pengertian khusus . ibadah dalam pengertian umum ialah segala aktivitas jiwa dan raga manusia (makhluk, yang diciptakan) yang ditujukan kepada Allah (al-khaliq, sang maha pencipta), sebagai tanda ketundukan dan kepatuhan hamba tersebut kepada-Nya.

Sedangkan ibadah dalam arti khusus ialah semua kegiatan ibadah yang ketentuannya telah digariskan leh nash- nash Al- Qur’an dan hadits yang ketentuan- ketentuan itu tidak boleh ditambah atau dikurangi atau diubah.

Kedudukan ibadah dalam islam menempati posisi yang paling tinggi dan penting serta menjadi titik sentral dari seluruh aktifitas muslim. Namun tujuan islam mendirikan ibadah bukanlah untuk ibadah saja . ibadah dalam islam adalah semua perbuatan manusia yang diarahkan kepada Allah baik berupa ibadah ritual maupun ibadah sosial.3

Sebagaimana dasar melakuakan ibadah diatur dalam al- qur’an dan as sunnah seperti di bawah ini :

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

۞ اًناَس ْحِا ِنْيَدِلاَوْلاِبلو أًـْيَش ٖهِب اْوُكِرْشُت َلَو َ ااا اوُدُبْعاَو ىاب ْرُقْلا ىِذ ِراَجْلاَو ِنْيِك اسَمْلاَو ى اماتَيْلاَو ىابْرُقْلا ىِذِبلو اَمَو ِۙلْيِبلسلا ِنْباَو ِب ْۢنَجْلاِب ِبِحالصلاَو ِبُنُجْلا ِراَجْلاَو

ۙاًرْوُخَف ًلاَتْخُم َناَك ْنَم ّبِحُي َل َ ااا لنِا ۗ ْمُكُناَمْيَا ْتَكَلَم

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak ya tim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnusabil, serta hamba sahaya yang kamu miliki. Sesungguhnya Allah tidak

(15)

menyukai orang yang sombong lagi sangat membanggakan diri.”

(An-Nisa' [4]:36)

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ِن ْوُدُبْعَيِل للِا َسْنِ ْلاَو لنِجْلا ُتْقَلَخ اَمَو

“Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada- Ku.” (Az-Zariyat [51]:56)4

BAB III PENUTUP A.Kesimpulan

Ibadah meliputi segala yang dicintai Allah dan diridhai-Nya, perkataan dan perbuatan lahir dan batin. Termasuk di dalamnya shalat, puasa, zakat, haji, berkata benar dll. Sementara tujuan ibadah itu sendiri ialah menghambakan diri kepada Allah Swt dan mengkonsentrasikan niat kepada-Nya dalam setiap keadaan.

B. Saran

Dari makalah ini kami sangat berharap pada rekan-rekan mahasiswa prodi Pendidikan Agama Islam yang sejatinya adalah calon guru dapat memahami apa sebenarnya itu ibadah dan mengerti bagaimana cara menjadi guru yang susuai dengan ajaran agama Islam. Semoga apa yang menjadi cita- cita kita sebagai mahasiswa prodi Pendidkan Agama islam dapat diridoi dan dikabulkan oleh Allah SWT. Amin ya rabbal alamin.

(16)
(17)

DAFTAR PUSTAKA

Abdul. 2009. Fiqih ibadah. Bandung: Pustaka setiaLihat surat Al-Maa-idah ayat3.

DR.Shalin bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan BAB 1: BUKU FIQIH SEMESTER 1.(online) diakses di https://almanhaj.or.id/2267- pengertian-ibadah-dalam-islam. Diakses pada 26 September 2023

Disalin dari buku Prinsip Dasar Islam Menutut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang Shahih, Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka At-Taqwa Po Box 264 Bogor 16001, [Cetakan ke 3] Read more https://almanhaj.or.id/2267pengertian-ibadah-dalam-islam.htm Diakses pada 26 September 2023

Ibnu button dalam Al lalika’i : dalam sunah (1/21/1)Mawaaridul Amaan al- Muntaqa min Ighatsatul Lahafan (hal. 67), oleh Syaikh ‘Ali Hasan ‘Ali

‘Abdul Hamid. Muhammad Abduh Tuasikal:Bab 2 (online)

http://duniamimasadepan.blogspot.com/2017/12/kedudukan-ibadahdalam- islam.html. Diakses pada 26 September 2023

Nata, Abudin 2008 kajian tematik Al Quran tentang fiqih Ibadah

Ramli. 2003 Memahami konsep dasar islam, Semarang: UPT MKU UNNES

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kami ucapkan hanya kepada Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “DINUL ISLAM ”Shalawat

Rasulullah Saw bersabda: “Islam dibangun di atas lima pilar: Syahadat bahwa tidak ada tuhan (yang hak) kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan shalat,

Untuk mengetahui sumber teodologis, histori, dan filosofis tentang Iman, Ihsan dan islam sebagai pilar Agama Islam dalam membentuk Insan Kamil..?. Untuk mengetahui tentang

Asas ajaran Islam ialah iman dan ibadah kepada Tuhan Maha Esa iaitu Allah SWT yang wajib disembah secara sukarela tidak dalam paksaan.. Beriman dan beribadah kpd Tuhan tidak

Tujuan pendidikan Islam sinkron dengan tujuan agama Islam, yaitu berusaha mendidik individu mukmin agar tunduk, bertakwa, dan beribadah dengan baik kepada Allah

Setelah menyimpulkan bantahan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah terhadap beliau dengan mengatakan, “Bantahan Ibnu Taimiyah terhadap Al Ghazali didasarkan

Hasil penelitian: (1) Peran guru pendidikan agama islam dalam meningkatkan shalat dzuhur SMK Nusantara Tulang Bawang meliputi: meningkatkan aktifitas beribadah

Pernikahan beda agama dapat melibatkan dua individu yang berasal dari dua agama yang berbeda, seperti seorang Muslim menikahi seorang Kristen, seorang Hindu menikahi seorang Yahudi,