PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA KELAS VII
SUBTEMA SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
Disusun Oleh : Siti Aminah (2223210079)
Dosen Pengampu : Dr. Rini Fitria, S.Ag, M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU 2024 M/1445 H
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah hirobbil „alamin, segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Pembelajaran PAi di Sekolah Menengha Pertama Subtema Sejarah Kebudayaan Islam dengan tepat waktu..
Dalam Penulisan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulisan menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini da dari awal sampai akhir. Semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amiin Yaa Robbal „Alamiin.
Bengkulu, 28 Mei 2024
Penulis
iii DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Tujuan Makalah ... 2
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ... 3
B. Strategi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ... 4
C. Karakteristik Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ... 12
D. Tujuan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ... 12
E. Model Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ... 13
F. Metode Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ... 15
G. Materi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ... 16
H. Evaluasi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam ... 23
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ... 26 DAFTAR PUSTA
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah suatu kegiatan interaksi belajar dan mengajar antara peserta didik dengan pendidik dalam lingkungan belajar. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam pembelajaran diperlukannya strategi dan perencanaan yang cukup matang. Strategi pembelajaran yang baik dapat diciptakan oleh pendidik yang kreatif. Sehingga guru yang mempunyai inovasi yang tinggi dapat berdampak pada motivasi belajar peserta didik yang tinggi.
Pembelajaran SKI merupakan pembelajaran yang dimana jika di Madrasah seperti MTs dan MA pembelajaran ini dilakukan secara mendalam sedangkan di sekolah umum pembelajaran ini tergabung dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan hanya membahas secara dasar saja.
Pembelajaran SKI mencakup seperti peristiwa bersejarah atau peristiwa penting yang terjadi di masa lampau yang berkaitan dengan islam dari zaman ke zaman. Hal ini membuat peserta didik kurang minat dalam mempelajari SKI ditambah strategi dan metode yang digunakan guru dalam mengajar sangat membosankan. Sehingga pada saat proses pembelajaran peserta didik menjadi pasif saat di dalam kelas.
Ada banyak sekali konsep-konsep dasar dari pembelajaran SKI.
Oleh karenanya, pembelajaran SKI harus dilakukan oleh pendidik secara baik dan benar baik dalam konsep maupun prakteknya di dalam dan luar ruang kelas. Maka dari itu penulis akan menjabarkan lebih jelas tentang
“Strategi yang dapat diterapkan dalam pembelajaran akidah akhlak untuk siswa Sekolah Menengah Pertama kelas VII”.
2 B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pembelajaran SKI ? 2. Bagaimana karakteristik pembelajaran SKI ? 3. Apa tujuan dari Pembelajaran SKI ?
4. Model apa yang digunakan dalam Pembelajaran SKI ?
5. Metode apa saja yang bisa digunakan dalam Pembelajaran SKI ? 6. Materi apa saja yang dapat dijadikan bahan ajar untuk SMP kelas VII?
7. Bagaimana cara mengevaluasi Pembelajaran SKI ?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari Pembelajaran SKI
2. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik pembelajaran SKI 3. Untuk mengetahui tujuan dari Pembelajaran SKI
4. Untuk mengetahui model yag digunakan dalam Pembelajaran SKI 5. Untuk mengetahui metode yang bisa digunakan dalam Pembelajaran
SKI
6. Untuk mengetahui materi apa saja yang dapat dijadikan bahan ajar untuk SMP kelas VII mata pelajaran SKI?
7. Untuk mengetahui cara mengevaluasi Pembelajaran SKI
3 BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Pembelajaran menurut Gagne & Briggs adalah sebagai suatu rangkaian events (kejadian, peristiwa, kondisi, dsb) yang secara sengaja dirancang untuk mempengaruhi pembelajar/siswa, sehingga proses belajar dan penanaman nilai dapat berlangsung dengan mudah.
Pembelajaran dapat diartikan sebagai proses membelajarkan siswa atau membuat siswa belajar (make student learn). Tujuannya ialah membantu siswa belajar dengan memanipulasi lingkungan dan merekayasa kegiatan serta menciptakan pengalaman belajar yang memungkinkan siswa untuk melalui, mengalami atau melakukannya.
Dari proses melalui, mengalami dan melakukan itulah pada akhirnya siswa akan memperoleh pengetahuan, pemahaman, pembentukan sikap dan keterampilan. Dalam konteks ini, siswalah yang aktif melakukan aktivitas belajar. Aktivitas belajar siswa yang dimaksud di sini adalah aktivitas jasmaniah maupun aktivitas mental.
Dengan demikian, istilah pembelajaran bermakna sebagai upaya untuk membelajarkan seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya dan berbagai strategi, metode, dan pendekatan kea rah pencapaian tujuan yang telah direncanakan.
Sejarah secara etimologi dapat ditelusuri dari asal kata Arab syajarah artinya pohon. Dalam bahasa asing lainya peristiwa sejarah disebut histore (Perancis), geschicte (Jerman) dan masih banyak lagi. Sejarah menurut islilah adalah suatu yang tersusun dari serangkaian peristiwa masa lampau, keseluruhan pengalaman manusia dan sejarah sebagai suatu cara yang diubah-ubah, dijabarkan dan dianalisa. Sejarah memberikan pemahaman akan arti memiliki sifat objektif tentang masa lampau, dan hendaknya difahami sebagai suatu peristiwa itu sendiri. Adapun pemahaman lain bahwa sejarah
4
menunjukkan makna yang subjektif, sebab maja lampau itu telah menjadi sebuah kisah atau cerita, yang mana didalam proses itu pengkisahan itu terdapat kesan yang dirasakan oleh sejarahwan berdasarkan pengalaman dan linkungan pergaulan yang menyatu dengan gagasan tentang peristiwa sejarah.1
Kebudayaan adalah penjelmaan (manifestasi) akal dan rasa manusia. Ini berarti bahwa manusialah yang menciptakan kebudayaan.
Kebudayaan Islam, berarti menyaring kebudayaan yang tidak melenceng dari ajaran Islam. Agar tetap berjalan antara kebudayaan dengan ajaran agama maka harus pula dipelajari tentang pengertian kebudayaan dan Islam itu sendiri.2
Islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui Muhammad sebagai Rasul. Dan datangnya dari Allah, baik dengan perantaraan malaikat Jibril, maupun langsung kepada Nabi Muhammad saw. dalam Alquran, Allah sendiri mendefenisikan Islam dengan al-„amilush shalihat atau iman dan amal.
Dari berbagai macam pengertian diatas dapat kita simpulkan bahwa pembelajaran sejarah kebudayaan islam adalah salah satu pembelajaran yang ercakup dalam mata pelajaran PAI yang membahas mengenai peristiwa-peristiwa dari masa ke masa yang meliputi sebelum masuk islam, saat masuk islam dan setelah masuk islam hingga saat ini.
2. Strategi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
1Munawir, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Siswa Kelas IV dengan Strategi Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) di Madrasah Ibtidaiyah Assysyafi‟iyah Tanggul Wonoayu, Sidoarjo (Vol. 4, No. 1, dalam Jurnal PGMI Madrasatuna, 2012), h. 5, diakses pada 5 November 2019.
2Munawir, Upaya, h. 5.
5
tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran.
Pada mulanya istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Sekarang, istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Misalnya seorang manajer atau pimpinan perusahaan yang menginginkan keuntungan dan kesuksesan yang besar akan menerapkan suatu strategi dalam mencapai tujuannya itu, seorang pelatih akan tim basket akan menentukan strategi yang dianggap tepat untuk dapat memenangkan suatu pertandingan. Begitu juga seorang guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses pembelajaran juga akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar peserta didiknya mendapat prestasi yang terbaik. Kemp (1995) mengatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Arnyana, I. B. P. 2006: 6).
Menurut Sudirdja dan Siregar (2004: 6), strategi pembelajaran adalah upaya menciptakan kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah (facilitated) pencapaiannya.
Disini, strategi mencerminkan keharusan untuk mempermudah tujuan pembelajaran, Miarso (2004: 530) berpandangan bahwa strategi pembelajaran merupakan pendekatan yang menyeluruh dalam sebuah sistem pembelajaran dalam bentuk pedoman dan kerangka kegiatan untuk mencapai tujuan umum pembelajaran. Miarso menekankan bahwa strategi mencerminkan pendekatan mencapai tujuan pembelajaran, Lebih teknis yang diungkap oleh Gagne (1987: 126),
6
strategi pembelajaran meliputi beberapa aktivitas dalam pembelajaran yakni: 1) kegiatan pembelajaran pendahuluan, 2) penyampaian informasi, 3) partisipasi peserta didik, 4) tes (evaluasi), dan 5) kegiatan lanjutan (Sunhaji, 2008: 3-6). Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada peserta didik. Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh seorang instruktur, guru, dosen, widyaiswara dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni: (1) strategi pengorganisasian pembelajaran, (2) strategi penyampaian pembelajaran, dan (3) strategi pengelolaan pembelajaran.
Berikut adalah uraian tentang beberapa alternative strategi pembelajaran yang dapat digunakan:
1. Team Quiz (Quiz Kelompok)
Strategi ini dapat dikombinasikan dengan metode ceramah.
Bermain quiz atau dikenal dengan Strategi Team Quiz adalah kegiatan tanya jawab antar kelompok. Dalam kegiatan bertanya dan menjawab akan terjadi proses belajar yang tidak membosankan. Keterampilan bertanya menjadi penting jika dihubungkan dengan pendapat yang menyatakan “berpikir itu sendiri adalah bertanya”. Bertanya adalah ucapan verbal yang meminta respon orang yang dikenai. Respon yang diberikan dapat berupa pengetahuan, sampai dengan hal-hal yang memerlukan pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong berpikir.
Strategi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan bertanggungjawab siswa terhadap apa yang mereka pelajari melalui cara yang menyenangkan. Selain itu juga bertujuan untuk
7
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.
Langkah-langkahnya adalah:
1. Bagilah materi menjadi beberapa bagian (misalnya 3 bagian)
2. Bagi pula siswa menjadi beberapa kelompok sesuai jumlah bagian materi.
3. Presentasikan materi bagian pertama selama lebih kurang 5-6 menit.
4. Minta Kelompok A menyiapkan Quiz yang berjawaban singkat (tidak lebih dari 5 menit). Kelompok B dan C.
memanfaatkan waktu untuk meninjau catatan mereka.
5. Kelompok A bertanya kepada Kelompok B, Jika kelompok B tidak bisa menjawab, beri kesempatan kepada kelompok C untuk menjawab. Kelompok.
6. Lanjutkan uraian materi bagian kedua, dan tunjuklah kelompok B selaku pemimpin Quiz yang ditujukan
kepada kelompok C.
7. Setelah Kelompok C memberi jawaban, lanjutkan dengan penjelasan materi bagian ketiga, dan tentukan kelompok C sebagai pemimpin Quiz yang ditujukan kepada kelompok A.Buat kesimpulan bersama siswa.
2. Listening Team (Tim Pendengar)
Listening Team adalah strategi lainnya yang dapat dikombinasikan dengan metode ceramah. Strategi ini dimaksudkan untuk mengaktifkan seluruh peserta didik dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan memberikan tugas yang berbeda-beda kepada masing-masing kelompok.
Tujuannya agar pembelajaran tidak monoton dan membosankan serta siswa hanya bersikap pasif. Strategi ini membantu siswa untuk tetap konsentrasi dan terfokus pada materi yang
8
disampaikan dengan ceramah. Strategi ini dilakukan dengan prosedur sebagai berikut:
1. Siswa dibagi menjadi empat kelompok. Masing-masing kelompok mendapat salah satu dari tugas-tugas berikut ini:
a. Penanya: bertugas membuat pertanyaan, minimal dua pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang baru saja disampaikan.
b. Pendukung: bertugas mencari ide-ide atau poin-poin mana yang disepakati dan menjelaskan alasannya.
c. Penentang: bertugas mencari ide-ide atau poin-poin yang tidak disetujui dari materi yang telah disampaikan dengan memberi alasan mengapa
d. Pemberi contoh: bertugas memberi contoh spesifik atau penerapan dari materi yang disampaikan.
b. Guru menyampaikan materi dengan metode ceramah. Setelah selesai, guru memberi kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk menyelesaikan tugas mereka.
c. Guru meminta masing-masing kelompok untuk menyampaikan hasil dari tugas mereka.
d. Guru memberi penjelasan secukupnya dan membuat kesimpulan bersama siswa.
3. Small Group Discussion (Diskusi Kelompok Kecil)
Strategi ini dimaksudkan agar siswa dapat memahami materi bersama temannya dalam suatu kelompok kecil. Dengan strategi ini diharapkan siswa membangun kerja sama individu dalam kelompok, kemampuan analitis dan kepekaan sosial serta tanggung jawab individu dalam kelompok. Langkah-langkahnya:
1. Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok kecil.
2. Berikanlah bacaan untuk masing-masing kelompok
9
3. Minta mereka untuk mendiskusikan bacaan
4. Dari tiap kelompok, mintalah mereka untuk menunjuk juru bicara
5. Minta para juru bicara kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya
6. Mintalah kelompok lain untuk bertanya atau menanggapi.
7. Buatlah rangkuman bersma siswa dan berikan penguatan.
4. Information Search (Mencari Informasi)
Strategi ini dapat diterapkan pada materi-materi yang padat, monoton dan membosankan. Materi dapat diambil dari buku ajar, kliping koran, dst. Langkah-langkahnya:
1. Bagikan atau tentukan bahan bacaan yang menjadi pokok bahasan
2. Minta siswa untuk membaca, mendiskusikan dan memahami materi.
3. Pada saat yang sama, tuliskan beberapa pertanyaan terkait materi yang jawabannya terdapat atau dapat dikembangkan dari bahan yang dibaca oleh siswa.
4. Minta siswa untuk memberikan jawaban. Siswa dapat diminta untuk menemukan jawaban secara kolektif terlebih dahulu (misalnya berdua atau bertiga dengan teman disampingnya, sehingga diharapkan lebih berani dan percaya diri memberikan jawaban saat diminta menjawab secara individual.
5. Ulang kembali semua jawaban dari peserta/siswa dan mengembangkan jawaban tersebut untuk menambah informasi peserta/siswa, sehingga jawaban yang didapat semakin jelas.
6. Buat kesimpulan bersama dengan sisw
e. Role Play (Bermain Peran )
10
Strategi ini baik dipakai untuk mengajarkan materi yang menekankan aspek afektif (pembentukan sikap, karakter dan kepribadian siswa. Strategi ini memiliki kesamaan dengan strategi Sosio drama. Bedanya skenario, peran dan setting cerita disesuaikan dengan materi.
Sedangkan dialiog dipersiapkan oleh siswa dengan cara menyesuaikan dengan alur cerita. Strategi ini tepat digunakan untuk mengajarkan materi sejarah, baik sejarah nasional maupun Sejarah Peradaban Islam. Selain itu, dapat pula digunakan untuk mengajarkan materi bahasa Indonesia maupun bahasa asing.
Langkah-langkahnya:
1. Untuk memahami alur cerita, mintalah siswa untuk membaca materi. Untuk memastikan mereka memahaminya dengan baik, lakukan tanya jawab. Benarkan bila masih terdapat kesalahan dalam pemahaman.
2. Bagi siswa menjadi beberapa kelompok. Siswa dapat diberi kesempatan untuk menentukan teman sekelompoknya, atau dapat pula ditentukan oleh guru.
3. Minta mereka mempersiapkan adegan, scenario cerita dan dialog.
4. Minta mereka memerankan materi di depan kelas.
5. Ajukan pertanyaan tentang apa yang mereka rasakan terkait materi, serta sikap dan komentar mereka terhadap sosok yang diperankannya.
6. Buat kesimpulan bersama dengan siswa.
6. Each One Teach One
Strategi Each One Teach One adalah strategi dapatkan satu, beri satu adalah nama lain untuk strategi Setiap Satu Ajar Satu. Metode alternatif untuk mentransfer sebagian besar informasi faktual di
11
antara siswa adalah strategi Setiap Satu Ajar Satu. Lebih baik bagi siswa yang dipilih untuk berbagi informasi yang relevan dengan teman sebayanya daripada daripada menyuruh guru menguliahi atau mendikte.
Menurut Paul Ginnis, strategi ini menuntut setiap siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Siswa harus memahami sesuatu sebelum dapat dijelaskan. Siswa menyimpan informasi ketika mereka memahaminya. Selain itu, ia menyatakan bahwa penelitian menunjukkan bahwa siswa belajar lebih efektif dari teman sebaya daripada dari guru.18 Langkah-Langkah Strategi Each One Teach One Langkah-langkah strategi One Teach One yang dapat digunakan di dalam kelas adalah sebagai berikut:
1. Materi pelajaran dibahas secara singkat oleh instruktur;
2. Setiap siswa diberikan selembar kertas dengan pernyataan tertentu di atasnya.
3. Untuk memastikan bahwa siswa memahami pernyataan mereka, instruktur meminta mereka untuk membacanya dengan keras.
4. Instruktur menginstruksikan siswa untuk mengedarkan ruangan dan mendiskusikan pernyataan mereka dengan siswa lain.
Tujuannya untuk mendiskusikan dan membandingkan pernyataan mereka dengan siswa lain dan menjelaskannya.
Siswa didorong untuk mendiskusikan pernyataan mereka dengan siswa lain oleh instruktur.
5. Instruktur meminta setiap kelompok untuk mengkategorikan informasi yang mereka kumpulkan selama kegiatan.
6. Guru meminta setiap kelompok untuk menuliskan penjelasan hasil pekerjaannya di papan tulis dan mempresentasikannya di depan kelas.
7. Instruktur mengarahkan siswa menujuk kesimpulan topik.
12
3. Karakteristik Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Karakteristik SKI menekankan pada kemampuan mengambil ibrah atau hikmah dari sejarah-sejarah Islam, meneladani tokoh-tokoh berprestasi dan mengaitkannya dengan fenomena-fenomena yang ada pada saat ini seperti fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan lain-lain. Hal tersebut dilakukan untuk mengembangkan kebudayaan Islam pada masa kini dan masa yang akan datang.3
Berdasarkan karakteristik mata pelajaran sejarah secara umum dan sejarah kebudayaan Islam secara khusus, tujuan pembelajaran sejarah bisa dibedakan menjadi tiga:
1. Siswa mampu memahami SKI: Memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang peristiwa sejarah dalam dunia Islam, kemampuan berpikir secara kritis yang dapat digunakan untuk menguji dan memanfaatkan pengetahuan sejarah.
2. Siswa memiliki wawasan sejarah: Memiliki kemampuan belajar dan mengambil ibrah dari masa lalu untuk memahami kehidupan masa kini dan mengupayakan perubahan lebih baik untuk masa depan.
3. Siswa memiliki kesadaran sejarah: Mengambil ketauladanan dari para tokoh atau aktor sejarah dan masyarakat untuk melakukan perubahan yang lebih baik.4
4. Tujuan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Tujuan adalah salah satu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberi arahan kemana kegiatan balajar mengajar akan dibawa.5
Kementerian Agama memberikan gambaran sasaran
3Bisri, Strategi, h. 165.
4Ifa Dahlia, Model-Model Pembelajaran SKI dan Penerapannya di dalam Kelas (Vol. 1, No. 1, dalam Jurnal Pendidikan Agama Islam, 2015), h. 45, diakses pada 5 November 2019.
5Samiudin, Peran Metode untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran (Vol. 11, No. 2, dalam Jurnal Studi Islam, 2016), h. 118, diakses pada 5 November 2019.
13
objektif dalam pembelajaran SKI yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut:
1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
2. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini dan masa depan.
3. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah yang benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
4. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau.
5. Membangun kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
Tujuan-tujuan itu mencoba memberikan penafsiran segar, bahwa sebenarnya secara substansial pembelajaran SPI itu diharapkan berkontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Peradaban Islam yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik.6
5. Model Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
6Sufirmansyah, Managemen, h. 131.
14
melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar (Udin S. Winataputra, 1994).
Apabila antara teori, pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik, tips/trik, keywords, dan bahkan pasword/klik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Berkenaan dengan model pembelajaran, dalampembelajaran SKI model yang dapat digunakan diantaranya :
1. Model Question Students Have. Model strategi Question Students Have ini adalah petunjuk yang efektif agar siswa lebih tertantang untuk membuat pertanyaan setelah mereka sebelumnya mendapat kesempatan memahami materi pelajaran, di antaranya adalah:
Pertama, belajar berawal dari pertanyaan. Model strategi ini merupakan strategi Question Students Have yang dilakukan di awal tatap muka antara guru dengan siswa. Guru menstimulus siswa untuk mempelajari sendiri terlebih dahulu bahan-bahan materi pelajaran yang akan disampaikan dalam waktu tertentu. Setelah itu siswa dipersilahkan untuk menyampaikan pertanyaan dari materi yang belum ia pahami maupun yang sudah dipahami. Kedua, pertanyaan yang disiapkan, yaitu guru menyiapkansejumlah pertanyaan terlebih dahulu, yang akan ditanyakan beberapa siswa sebagai stimulus bagi siswa lainnya bertanya (Zaini, 2008:44-45).
15
6. Metode Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah- langkah, dan cara yang digunakan guru dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dapat dikatakan bahwa metode pembelajaran merupakan jabaran dari pendekatan. Satu pendekatan dapat dijabarkan ke dalam berbagai metode pembelajaran. Dapat pula dikatakan bahwa metode adalah prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan.
Dalam pembelajaran sejarah kebudayaan islam metode yang dapat dipakai antara lain metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab, dan metode demonstrasi.
a. Metode Ceramah adalah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.
b. Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu keterkaitan pada suatu topik atau pokok pernyataan atau masalah dimana para peserta diskusi berusaha untuk mencapai suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama maupun pemecahan terhadap suatu masalah dengan mengemukakan sejumlah data dan argumentasi.
c. Metode Tanya Jawab. Metode tanya jawab adalah suatu cara penyampaian pelajaran oleh guru dengan jalan mengajukan pertanyaan dan murid menjawab. Metode ini dimaksudkan untuk menjajaki sejauh mana siswa telah memiliki pengetahuan dasar mengenai materi yang akan dipelajari, memusatkan perhatian siswa serta melihat sejauh mana kemajuan yang telah dicapai oleh siswa.
d. Metode Demonstrasi. Metode demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan pada siswa tentang suatu proses, situasi atau
16
benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan.
e. Metode Simulasi. Suatu metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara meniru atau merekayasa situasi sebenarnya untuk menggambarkan atau menunjukkan suatu proses, kondisi atau benda tertentu yang sedang dipelajari disertai dengan penjelasan lisan. Metode simulasi adalah bentuk metode praktik yang sifatnya untuk mengembangkan keterampilan peserta didik (ranah kognitif maupun keterampilan) dengan cara memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatan atau ruang belajar karena adanya kesulitan atau keterbatasan untuk melakukan praktik di dalam situasi yang sesungguhnya.
7. Materi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Kelas VII
Guru harus mempersiapkan diri sebelum memulai pelajaran, setidaknya guru harus mengetahui materi dalam mata pelajaran yang sedang dibahas, sehingga tidak ada kebingungan di kelas tentang apa yang akan dibahas.
Dan sebagai bahan ajar akidah akhlak di Sekolah Menengah Pertama kelas 7 ini menggunakan buku ajar Hak Cipta pada Kementerian Agama Republik Islam yang materinya meliputi:
A. Semester Ganjil
Bab I : Nabi Muhammad SAW Sebagai Rahmatan Bagi Seluruh Alam Semesta
a. Kondisi Masyarakat Arab Pra Islam b. Dakwah Nabi Muhammad Saw di Mekah c. Strategi Dakwah Nabi Muhammad di Mekah
Bab II : Perjuangan Nabi Muhammad Saw Melakukan Perubahan
17
a. Kondisi Masyarakat Madinah Sebelum Islam
b. Peristiwa Hijrah Nabi Muhammad Saw Ke Madinah c. Strategi Nabi Muhammad di Madinah
d. Respon Pada Dakwah Nabi Muhammad Saw di Madinah B. Semester 2
Bab III : Khulafaur Rasyidin
a. Latar Belakang Munculnya Khulafaur Rasyidin b. Biografi Khulafaur Rasyidin
c. Prestasi Khulafaur Rasyidin
Bab IV : Daulah Umayyah a. Sejarah Daulah Umayyah
b. Perkembangan Peradaban Pada Masa Daulah Umayyah c. Tokoh Ilmuwan muslimTerkemuka Daulah Umayyah
Bab V : Gaya Kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz a. Biografi Umar bin Abdul Aziz
b. Gaya Kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz c. Kesalehan Umar bin Abdul Aziz
d. Prestasi Umar bin Abdul Aziz
C. Penjabaran Materi Bab V (Gaya Kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz)
a. Biografi Umar Bin Abdul Azis
Nama lengkapnya adalah Abu Hafs Umar bin Abdul Aziz bin Marwan bin Hakam bin As bin Umayyah bin Abdus Syams. Ia adalah keturunan Umar bin Khattab melalui ibunya yang bernama Laila Ummu Asim binti Asim bin Umar bin Khattab. Ia lahir ketika ayahnya Abdul Aziz menjadi Gubernur di Mesir. Umar bin Abdul Aziz lahir di Madinah pada tahun 63H/683M dan wafat di Dair Syam‟an, Syuriah pada tahun 101H/720M.
18
Nama panggilan atau gelar Umar bin Addur Azis antara lain; Abu Hafs, Umar II, Khulafaur Rasyidin ke 5.Umar bin Abdul Azis menghabiskan sebagian besar hidupnya di Madinah hingga ayahnya wafat tahun 85H/704M. Kemudian pamannya yang bernama Abdul Malik bin Marwan membawanya ke Damaskus dan menikahkanya dengan putrinya, Fatimah.
Umar bin Abdul Aziz memperoleh pendidikan di Madinah, yang pada waktu itu merupakan pusat ilmu pengetahuan dan gudang para ulama hadits dan tafsir.
Pendidikan yang diperolehnya sangat mempengaruhi kehidupan pribadinya dalam melaksanakan tugas yang diamanatkan kepadanya.
b. Gaya Kepemimpinan Umar Bin Abdul Azis
Awal Karier Umar bin Abdul Azis dalam bidang politik atau pemerintahan adalah menjabat sebagai Gubenur. Yaitu pada masa pemerintahan Alwalid bin Abdul Malik, Ia diangkat menjadi Gubernur Hijaz yang berkedudukan di Madinah pada usianya baru 24 tahun.
Ketika Masjid Nabawi dibongkar atas perintah Alwalid bin Abdul Malik untuk diganti dengan bangunan baru yang lebih indah, Umar bin Abdul Aziz dipercaya sebagai pengawas pelaksanaan pembangunan itu. Umar bin Abdul Aziz dikenal sebagai gubernur yang adil, bijaksana, mengutamakan dan memperhatikan kepentingan rakyat, serta mau mendiskusikan berbagai masalah penting yang berkaitan dengan Agama, urusan rakyat, dan pemerintahan.
Umar bin Abdul Aziz diangkat mejadi khalifah berdasarkan wasiat Khalifah dinasti Umayyah sebelumnya yaitu Sulaiman bin Abdul Malik. Begitu mendengar dirinya
19
diangkat menjadi khalifah maka ia mengucapkan kalimat istirja‟ “innalillahi wa inna ilaihi roojiuun”, sebagai bentuk ungkapan bahwa jabatan itu merupakan musibah baginya.
Setelah menjadi khalifah, beliau meninggalkan cara hidup bermewah-mewahan dan melakukan cara hidup yang sederhana. Umar bin Abdul Aziz mengembalikan semua harta yang ada pada dirinya ke Baitul Mal. Beliau mengharamkan atas dirinya untuk mengambil apapun dari Baitul Mal.
Usaha-usaha Khalifah Umar bin Abdul Azis yang merupakan prestasinya dalam memerintah. Usaha-usaha Khalifah Umar bin Abdul Azis Pada bidang agama ini yang dilakukannya antara lain; 1).Menghidupkan kembali ajaran Al Qur‟an dan Sunah Nabi Saw., 2). Menerapkan hukum Syari‟ah Islam secara serius dan sistematis, 3), Mengadakan kerja sama dengan ulama-ulama besar seperti, Hasan Al Basri dan Sulaiman bin Umar, 4). Memerintahkan kepada Imam Muhammad bin Muslim bin Syihab Az-Zuhri mengumpulkan hadist-hadist untuk ditulis.
Dalam bidang ilmu pengetahuan Dalam bidang ini usaha yang dilakukan adalah memindahkan sekolah kedokteran yang ada di Iskandariah (Mesir) ke Antakya (Turki) dan Harran (Turki). Dalam bidang ini usaha yang dilakukannya adalah menerapkan prinsip politik yang menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan yang lebih utama dari segalanya.
Melihat secara langsung cara kerja para gubernur dengan cara mengirim utusan ke berbagai negeri. Tidak sungkan- sungkan untuk memecat gubernur yang tidak taat menjalankan agama dan bertindak dzolim terhadap rakyat.
Usaha yang dilakukan dalam bidang ekonomi antara lain;
Mengurangi beban pajak yang dipungut dari kaun nasrani, menghentikan Jizyah (pajak) dari umat islam, membuat aturan
20
mengenai timbangan dan takaran, menghapus sistem kerja paksa, menyediakan tempat penginapan bagi musyafir, menyantuni fakir miskin, memperbaiki tanah pertanian, irigasi, penggalian sumur-sumur dan pembangunan jalan.
c. Kesalehan Umar Bin Abdul Azis
Khalifah Umar bin Abdul Aziz sosok pribadi yang mempunyai sikap terpuji bisa dijadikan suri tauladan bagi genersai sesudahnya baik Ia secara pribadi maupun sebagai pemimpin. Umar bin Abdul Azis memiliki sifat taat kepada Allah SWT hal ini tercermin dalam sikap dan tatalakunya.
Sejak kecil Umar Bin Abdul Aziz telah diajarkan ilmu pengetahuan agama dan juga pengamalannya. Ia telah terbiasa mengamalkan semua perintah agama, sehingga jiwanya terbentuk sebagai orang yang saleh dan taat agamanya, ketaatan dan ketaqwaanya tidak hilang meskipun beliau telah menjadi Khalifah. Kesopanan dan kesantunan Umar memang patut kita teladani, agar sikap dan perilaku kita terhindar dari sombong dan angkuh. Kelebihan apapun yang dimiliki seseorang, baik itu jabatan khalifah, pemimpin, penguasa, harta kekayaan, kecantikan, ketampanan, kecerdasan, dan keberhasilan semuanya itu bersifat sementara, dan pada hakekatnya bukan milik kita, melainkan titipan Allah SWT.
Oleh karena itu hindari sikap sombong, egois, angkuh meskipun ada banyak kelebihan dalam dirimu. Umar Bin Abdul Aziz tidak hanya cerdas melainkan seorang negarawan yang demokrat dan politikus yang demokrat. Umar melarang seluruh keluarga menghina mencaci pihak-pihak lain yang berbeda haluan politik mereka atau berbeda paham keberagamaanya.Sikap moderat dan demokrat hendaknya yang harus kita teladani dan kita amalkan dalam kehidupan sehari-
21
hari. Sikap moderat dapat menyelesaikan suatu masalah secara bijak dan damai. Apalagi sikap demokrat itu dibarengi dengan jiwa sportif dan jiwa besar.
Seorang Khalifah yang berhati lembut dan pemaaf akan mendatangkan kedamaian dan menimbulkan rasa aman bagi rakyatnya. Dan itulah yang dilakukan Umar Bin Abdul Aziz dalam kepemimpinannya. Beliau memerintahkan tentaranya agar tidak mengepung Kota Konstantinopel agar mereka tidak terperangkap. Demikianlah kelembutan hati Umar Bin Abdul Aziz, sehingga meskipun Byzantium pernah menyerang dan membunuh tentara Islam, namun jiwa pemaafnya seakan tidak rela musuhnya itu mati dalam penderitaan.
Hati yang lembut dan jiwa pemaaf hendakya dimiliki oleh kita sebagai muslim. Kita harus tanggap dan peduli terhadap kesusahan dan penderitaan orang lain. Selain itu juga tidak boleh menjadi seorang pendedam.
d. Prestasi Khalifah Umar Bin Abdul Aziz
Walaupun masa pemerintahnnya relatif singkat, yaitu sekitar tiga tahunan, namun begitu banyak perubahan yang beliau lakukan. Selama masa pemerintahannya, Umar melakukan berbagai perbaikan dan pembangunan sarana pelayanan umum, seperti perbaikan lahan pertanian, penggalian sumur baru, penginapan bagi musafir dan lain-lain.
Diantara sebagaian prestasi khalifah Umar bin Abdul Aziz adalah:
a) Kodifikasi Hadis. Usaha yang dilakukan oleh khalifah Umar dilatar belakangi oleh banyak syuhada penghafal hadis dan banyaknya hadis maudhu (baca: palsu) beredar di masyarakat yang semakin membuat rancu mana hadis yang shohih dan tidak. Dari situlah muncul kesadaran khalifah untuk membukukan hadis secara lebih
22
sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan, karena dalam ada hadis Nabi yang berbunyi “Barangsiapa yang secara sengaja berdusta dan menyandarkannya kepadaku, neraka adalah tempat yang pantas untuk dia kembali”.Untuk mengumpulkan hadis Umar bin Abdul Aziz memerintahkan kepada Gubernur Madinah, Abu Bakar bin Muhammad Amr bin Hazm supaya membukukan hadis-hadis Nabi yang terdapat pada para penghafal.Ulama yang di tunjuk oleh khalifah untuk melakukan pengumpulan hadis dari para penghafalnya adalah Abu Bakar bin Muhammad Amr bin Hazm dan Muhammad ibnu Syihab al-Zuhri.
b) Menghapus diskriminasi pada kaum mawali. Usaha yang khalifah Umar bin Abdul Aziz memberikan perhatian yang lebih megenai konflik antara bangsa arab dan mawali yang pada masa khalifah sebelumnya muncul fanatik yang berlebih atau yang dikenal arabisme dan disertai penghinaan terhadap kelompok lain yang memunculkan konflik. Melalui usaha yang dilakukan oleh Khalfah Umar berhasil meminimalisir gesekan gesekan yang muncul dan kontribusi yang paling besar dalam pegkodifikasiaan hadis serta dialektika yang melingkupinya. Khalifah Umar bin Abdul Aziz memberikan perhatian lebih dalam hal ilmu pengetahuan dengan mengirimkan utusan untuk belajar di luar dan menciptakan ahli ahli ilmu tertentu yang semakin banyak dan mendalam.Jadi, setiap ketetapan yang diambil oleh setiap Khalifah dilatarbelakangi oleh berbagai hal yang ada sekitarnya, begitu juga berbagai ketetapan yang diambil oleh khlifah Umar bin Abdul Aziz pasti
23
ditentukan oleh berbagai hal yang ada disekitarnya semisal toleransi antar kelompok.
8. Evaluasi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Menurut Anas sudijono,evaluasi formatif ialah evaluasi yang dilaksanakan di tengah-tengah atau pada saat berlangsungnya prose pembelajaran,yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan program pelajaran atau subpokok bahasan dapat diselesaikan, dengan tujuan pengajaran yang telah ditentukan. Evaluasi merupakan alat penilaian hasil pencapaian tujuan dalam pengajaran, evaluasi harus dilakukan secara terus menerus. Evaluasi merupakan lebih dari sekedar untuk menentukan angka keberhasilan belajar, namun yang lebih penting adalah sebagai dasar untuk menghasilkan umpan balik dari proses belajar mengajar yang dilaksanakan. Oleh karena itu, kemampuan guru untuk menyusun alat dan melaksanakaevaluasi pembelajaran merupakan bagian dari kemampuan menyelenggarakan proses belajar mengajarsecara keseluruhan. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik untuk perbaikan dan peningkatan kegiatan belajar,dan memberikan umpan balik dan perbaikan program pengajaran.
Evaluasi formatif yaitu evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir program pembelajaran, dan bertujuan untuk memperbaiki proses belajar mengajar atau memperbaiki program satuan pembelajaran
Evaluasi sumatif yaitu evaluasi yang dilakukan setiap semester yang bertujuan untuk menempatkan angka atau hasil belajar siswa dalam tahaptahap tertentu.
Evaluasi penempatan yaitu evaluasi yang bertujuan untuk menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat.
Evaluasi diagnostic yaitu evaluasi yang bertujuan untuk membantu memecahkan kesulitan belajar siswa
24
Jenis evaluasi pembelajaran berdasarkan tujuan ada tujuh jenis evaluasi:
Evaluasi pre test dan post test. Kegiatan pre test di lakukan guru serta rutin pada setiap akan memulai penyajian baru. Tujuan untuk mengidetifikasi taraf pengetahuan siswa mengenai bahan yang akan di ajarkan Post test adalah kegiatan yang dilakukan guru pada setiap akhir penyajian materi. Tujuannya untuk mengetahui taraf pengetahuan siswa atas materi yang telah di ajarkan.
Evaluasi diagnosis. Evaluasi ini dilakukan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran.Evaluasi ini tujuannnya untuk mengidentifikasi atau menelaah sisswa beserta factor-faktor penyebabnya.
Evaluasi selektif. Evaluasi selektif adalah evaluasi yang di gunakan untuk memilih siswa yang paling tepat atau sesuai dengan criteria program kegiatan tertentu.
Evaluasi penempatan. Evaluasi penenmpatan pendidikan tertentu adalah evaluasi yang di gunakan untuk menempatkan siswa dalam program pendidikan tertentu yang sesuai dengan karakteristis siswa.
Evaluasi formatif. Evaluasi ini dapat di pandang sebagai “ulangan“
yang dilakukan pada setiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul. Evaluasi ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar mengajar
Evaluasi sumatif. Ragam penilaian sumatif dapat dianggap sebagai
“ulangan umum” yang dilakukan untuk mengukur kinerja akademis atau prestasi belajara siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran atau disebut juga dengan evaluasi yang dilakukan untuk menentukan hasil dan kemajuan belajar siswa.
25
Ujian Nasional (UN). Ujian nasional (UN) pada prinsipnya sama dengan evaluasi sumatif, yaitu sebagai alat penentu kenaikan status siswa.
26 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Istilah pembelajaran merupakan padanan dari kata dalam bahasa inggris instruction, yang berarti proses membuat orang belajar.
Tujuannya adalah membantu orang belajar, atau memanipulasi (merekayasa) lingkungan sehingga memberi kemudahan bagi orang yang belajar. Strategi pembelajaran adalah suatu rancangan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan peserta didik dengan menggunakan sumber belajar yang ada guna mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memilikikemiripan dengan dengan istilah strategi pembelajaran namun memiliki makna yang berbeda antara satu dengan yang lainnya, istilah tersebut adalah:
1) Karakteristik Pembelajaran 2) Tujuan Pembelajaran 3) Model Pembelajaran 4) Metode Pembelajaran 5) Materi pembelajaran 6) Evaluasi Pembelajaran
27
DAFTAR PUSTAKA
Hariyanto., Arfandi., (2023). Strategi Pembelajaran Each One Teach One Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam. Edupedia: Jurnal Studi Pendidikan dan Pedagogi Islam.
Vol. 7, No. 2. Hal. 163
Supriadin. (2022). Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Ski Melalui Penerapan Strategi Question Students Have; Penelitian Tindakan Pada Siswa Kelas VIII Mtsn Lombok Timur. El-Hikmah. Vol. 16. No. 2. Hal.
208
Majid, Abdul. Belajar dan Mengajar Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2020
Mulyono, Ismail Suardi. Strategi Pembelajaran Di Abad Digital. Yogyakarta:
CV. Adi Karya Mandiri, 2018
Helmiati. Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2012 Jaya, farida. Perencanaan Pembelajaran. Medan, 2019
Munawir, (2012), Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Siswa Kelas IV dengan Strategi Pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning) di Madrasah Ibtidaiyah Assysyafi‟iyah Tanggul Wonoayu, Sidoarjo. Vol. 4, No. 1, Jurnal PGMI Madrasatuna, h. 5
Ifa Dahlia, (2015). Model-Model Pembelajaran SKI dan Penerapannya di dalam Kelas. Vol. 1, No. 1, Jurnal Pendidikan Agama Islam. h. 45
Samiudin, (2016). Peran Metode untuk Mencapai Tujuan Pembelajaran. Vol. 11, No. 2, dalam Jurnal Studi Islam, h. 118
Fanani, Ahmad Aziz. (2021). Implementasi Metode Simulasi Dalam Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (Ski) Kelas Viii A Mts Al Kautsar Srono Tahun Pelajaran 2019/2020. Tarbiyatuna. Vol. 5. No. 1.
h. 81