MAKALAH INFLASI, PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG
D I S U S U N OLEH:
KELOMPOK 9 : 1. MEYLISA
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan karunia dan rahmatnya kepada kita semua khususnya kepada kami selaku penulis makalah ini, sehingga kami mampu menyusun makalah dengan judul Inflasi, Permintaan danPenawaran Uang Dengan lancar dan tepat waktu.
Dalam penyusunan makalah ini ada beberapa kendala yang sempat menyusahkan kami ketika mengumpulkan data dari berbagai sumber seperti buku dan internet, karena argumentasi dan isi dari setiap sumber itu berbeda-beda sehingga kami harus bekerja lebih keras untuk mengumpulkan dan meringkas isi dari setiap sumber tersebut dengan meminimumkan kesalahan dan kekeliruan. Hal itu tidaklah mudah mengingat ada banyak sekali materi yang terkait dengan pembahasan kami. Oleh karena itu apabila terdapat beberapa kesalahan dalam penulisan, pembahasan materi dan juga penyajiannya. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Kami dengan senang hati menerima masukan dan kritikan dari guru serta para pembaca yang memiliki wawasan yang lebih luas dari kami, kami menerima saran yang membangun dari teman-teman semua agar kedepannya kami mampu memperbaiki diri dan meningkatkan wawasan kami secara lebih mendalam mengenai materi ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... iii BAB I PENDAHULUAN
1.1... Latar Belakang ... 1 1.2... Perumusan Masalah
... 1 1.3... Tujuan dan Manfaat
... 1 BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Inflasi ... 2 B. Pengertian Permintaan Uang ... 5 C. Pengertian Penawaran Uang... 8 BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ... 10 B. Saran... 10
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Inflasi di dunia ekonomi modern sangat memberatkan masyarakat. Hal ini dikarenakan inflasi dapat mengakibatkan lemahnya efisiensi dan produktifitas ekonomi investasi, kenaikan biaya modal, dan ketidakjelasan ongkos serta pendapatan di masa yang akan datang. Keberadaan permasalahan inflasi dan tidak stabilnya sektor riil dari waktu ke waktu senantiasa menjadi perhatian sebuah rezim pemerintahan yang berkuasa serta otoritas moneter. Lebih dari itu, ada kecenderungan inflasi dipandang sebagai permasalahan yang senantiasa akan terjadi.
Di dalam kehidupan ekonomi sehari-hari selalu terdapat permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang saling mempengaruhi. Dalam ilmu ekonomi kata permintaan dan penawaran sudah tidak asing lagi bagi kita, akan tetapi pengetahuan kita akan pengertian dua kata tersebut masih sangat minim. Bahkan kebanyakan dari kita hanya bisa mengucapkannya saja. Bisa di jelaskan secara singkat bahwa, Permintaan adalah Jumlah barang yang di minta oleh konsumen pada saat membeli suatu barang tertentu dengan jumlah tertentu dalam waktu tertentu. Penawaran Adalah banyak nya barang yang di tawarkan atau disediakan oleh produsen dan distributor kepada konsumen maka dari itu pemateri ingin membahas lebih jauh tentang inflasi, permintaan dan penawaran uang.
1.2 Rumusan Masalah a. Apa itu Inflasi?
b. Apa yang dimaksud dengan Permintaan uang?
c. Apa yang dimaksud dengan penawaran uang?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui apa itu inflasi?
b. Untuk mengetahui apa itu Permintaan uang?
c. Untuk mengetahui apa itu penawaran uang?
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Inflasi
Inflasi mempunyai pengertian sebagai sebuah gejala kenaikan harga barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga secara terus- menerus yang bersumber dari terganggunya keseimbangan antara arus uang dan barang. Dari pengertian ini, inflasi mempunyai penjelasan bahwa inflasi merupakan suatu gejala dimana banyak terjadi kenaikan harga barang yang terjadi secara sengaja ataupun secara alami yang terjadi tidak hanya di suatu tempat, melainkan diseluruh penjuru suatu negara bahkan dunia. Kenaikan harga ini berlangsung secara berkesinambungan dan bisa makin meninggi lagi harga barang tersebut jika tidak ditemukannya solusi pemecahan penyimpangan – penyimpangan yang menyebabkan terjadinya inflasi tersebut.
Perlu diingat bahwa kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi.
Macam-macam Inflasi
1. Berdasarkan parah tidaknya inflasi a. Inflasi ringan (di bawah 10% setahun)
Ciri dari inflasi ini adalah kenaikan harga yang relative lambat dan berlangsung lambat
b. Inflasi sedang (antara 10-50% per tahun)
Inflasi ini ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dalam waktu yang singkat.
c. Inflasi berat ( antara 50-100% setahun)
Pada tingkat ini, harga kebutuhan masyarakat naik secara signifikan dan sulit dikendalikan.
d. Hiperinflasi (di atas 100% setahun)
Jenis inflasi yang sangat jelas dirasakan karena terjadi secara besar besaran.
Laju inflasi dapat berbeda antar satu negara dengan negara lainnya atau dalam satu negara dalam waktu yang berbeda. Atas dasar besarnya laju inflasi maka Inflasi dapat di bagi ke dalam tiga kategori yaitu :
a. Inflasi merayap (creeping Inflation) b. Inflasi Menengah (galloping Inflation)
c. Inflasi tinggi (Hyper inflation) .
2. Berdasarkan awal mula terjadinya inflasi
a. Demand Inflation, karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat b. Cost Inflation, karena kenaikan biaya produksi
1) Inflasi permintaan (demand inflasi) yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang bertambah terlalu kuat akibat tingkat harga umum naik (misalnya karena bertambahnya pengeluaran perusahaan)
2) Inflasi biaya (cost-Push inflation)
Inflasi jenis ini timbul karena kenaikan ongkos produksi. Inflasi ini dikenal dengan istilah cost-push inflation atau supply inflation. Untuk lebih jelasnya simak baik-baik kurva di atas. Apabila ongkos produksi ini misalnya disebabkan kenaikan harga alat-alat produksi yang didatangkan dari luar negeri atau kenaikan bahan mentah maupun bahan baku.
Adapun macam-macam biaya inflasi, adalah:
- Biaya Inflasi yang diharapkan - Biaya Inflasi yang tidak diharapkan c. Inflasi campuran
Kedua mmacam inflasi yang telah dijelaskan di atas jarang sekali di jumpai dalam praktik sehari-hari. Pada umumnya, inflasi yang terjadi di berbagai negara merupakan campuran dari kedua macam inflasi tersebut. Inflasi campuran merupakan campuran antara inflasi permintaan (demand-pull inflation) dan inflasi biaya (cost-push inflation).
3. Berdasar asal dari inflasi
a. Domestic Inflation, Inflasi yang berasal dari dalam negeri b. Imported Inflation, Inflasi yang berasal dari luar negeri
inflasi di dalam negeri.
2.2 Efek yang ditimbulkan dari Inflasi
1. Efek terhadap pendapatan (Equity Effect)
Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan tetapi ada pula yang di untungkan dengan adanya Inflasi. Seseorang yang memperoleh pendapatan tetap akan dirugikan oleh adanya inflasi. Misalnya seorang yang
memperoleh pendapatan tetap Rp. 500.000,00 per tahun sedang laju inflasi sebesar 10%, akan menderita kerugian penurunan pendapatan riil sebesar laju inflasi tersebut, yakni Rp.50.000,00.
2. Efek terhadap efisiensi (Efficiency Effect)
Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan ini dapat terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian dapat mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu sehingga mengakibatkan alokasi faktor produksi menjadi tidak efisien.
3. Efek terhadap Output (Output Effect)
Dalam menganalisa kedua efek diatas (Equity dan Efficiency Effect) digunakan suatu anggapan bahwa output tetap. Hal ini dilakukan supaya dapat diketahui efek inflasi terhadap distribusi pendapatan dan efisiensi dari jumlah output tertentu tersebut.
4. Inflasi dan Perkembangan Ekonomi.
Inflasi yang tinggi tingkatnya tidak akan menggalakan perkembangan ekonomi.
Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan.
5. Inflasi dan Kemakmuran masyarakat.
Disamping menimbulkan efek buruk di atas kegiatan ekonomi Negara, inflasi juga akan menimbulkan efek-efek berikut kepada individu masyarakat:
a. Inflasi akan menimbulkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap.
b. Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.
c. Memperburuk pembagian kekayaan.
Adapun salah satu keuntungan yang ditimbulkan inflasi adalah ketika inflasi dikatakan kecil kurang lebih 2% atau 3% per tahunnya dapat membuat pasar tenaga kerja berjalan lebih baik. Penawaran dan permintaan untuk berbagai jenis tenaga kerja selalu berubah. Terkadang akibat kenaikan penawaran, atau penurunan permintaan berdampak pada penurunan ekualibrium upah riil untuk sekelompok pekerja. Jika upah nominal tidak dipotong, maka satu-satunya cara untuk memotong upah riil adalah dengan membiarkan inflasi yang memotongnya. Tanpa inflasi, upah riil akan terpaku diatas tingkat ekuilibrium yang berdampak dengan makin tingginya pengangguran.
Langkah-langkah yang dilakukan Untuk Mengatasi Inflasi
1. Kebijakan Moneter a. Kebijakan Diskonto.
b. Operasi Pasar Terbuka.
c. Kebijakan Persediaan Kas (cash ratio policy) 2. Kebijaksanaan Fiskal
3. Kebijaksanaan yang berkaitan dengan Output.
4. Kebijaksanaan Penentuan Harga dan Indexing.
5. Kebijakan Lain
a. Peningkatan Produksi.
b. Kebijakan Upah.
c. Pengawasan Harga.
d. Perbaikan Prilaku Masyarakat
Adapun cara lain untuk mengatasi inflasi adalah dengan diberlakukannya uang ketat meliputi:
1. Peningkatan tingkat suku bunga 2. Penjualan surat berharga
3. Peningkatan cadangan Kas 4. Pengetatan pemberian kredit B. Pengertian Permintaan uang?
Menurut Sadono Sukirno dalam bukunya yang berjudul “Makro Ekonomi”, yang dimaksud dengan permintaan uang adalah jumlah uang yang diperlukan masyarakat dalam suatu waktu tertentu. Uang memang sangat diperlukan masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan dengan berbagai tujuan. Dan umumnya, semakin maju perekonomian suatu negara, akan semakin tinggi permintaan uangnya.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Uang Jumlah uang yang diminta masyarakat tidak tetap, kadang-kadang naik dan kadang-kadang turun. Mengapa permintaan uang bisa naik atau turun? Karena banyak faktor yang bisa memengaruhi naik turunnya uang.
Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:
1) Dorongan Melakukan Transaksi (Transaction Motive)
2) Dorongan Berjaga-jaga (Precautionary Motive) 3) Dorongan Spekulasi (Speculation Motive) 4) Ekspektasi atau Perkiraan (Ramalan) 5) Meningkatnya Produksi Barang Dan Jasa Kurva Permintaan Uang
Pada pembahasan sebelumnya, permintaan uang diartikan sebagai jumlah uang yang diperlukan masyarakat dalam suatu waktu tertentu.
Menurut John Maynard Keynes seorang ahli ekonomi Inggris, ada tiga motif yang mendorong manusia lebih menyukai menyimpan uang dalam bentuk tunai, yaitu motif (transaksi) (transaction motive), motif berjaga-jag. (precautionary motive), dan motif berspekulasi (speculative motive), yang disebut liquidity preference.
Menurut Keynes, kurva permintaan uang dapat digambarkan untuk setiap motifnya.
a. Kurva Permintaan Uang Menurut Motif Transaksi
Banyak sedikitnya permintaan uang untuk transaksi ditentukan oleh pendapatan.
Semakin tinggi pendapatan, semakin banyak uang yang diperlukan untuk transaksi. Hal ini dapat digambarkan dalam kurva berikut.
Kurva: Permintaan Uang Menurut Motif Transaksi
Pada saat pendapatan sebesar Y0, permintaan uang untuk transaksi sebanyak M0. Dan pada saat pendapatan naik menjadi Y1, permintaan uang untuk transaksi sebanyak M1.
b. Kurva Permintaan Uang Menurut Motif Berjaga-jaga
Banyak sedikitnya permintaan uang untuk berjaga-jaga juga ditentukan oleh pendapatan.
Semakin tinggi pendapatan, semakin banyak uang yang diperlukan untuk berjaga-jaga. Hal ini digambarkan dalam kurva berikut.
Kurfa: Permintaan Uang Menurut Motif Berjaga-Jaga d. Kurva Permintaan Uang Menurut Motif Spekulasi
Banyak sedikitnya permintaan uang yang digunakan untuk spekulasi ditentukan oleh suku bunga. Semakin tinggi suku bunga, semakin sedikit permintaan uang yang digunakan untuk spekulasi.
Mengapa demikian? Karena suku bunga yang tinggi menyebabkan orang lebih tertarik menabung di bank dibandingkan berspekulasi. Dan sebaliknya, semakin rendah suku bunga, semakin banyak permintaan uang yang digunakan untuk spekulasi.
Hal ini dapat digambarkan dengan kurva berikut.
Kurva: Permintaan Uang Menurut Motif Spekulasi
Pada saat suku bunga sebesar r0, permintaan uang untuk berspekulasi sebanyak M0. Dan ketika suku bunga bertambah atau meningkat menjadi r1, permintaan uang untuk spekulasi turun menjadi M1.
Adalah Untuk memperdalam wawasan tentang konsep permintaan uang, berikut kita akan membahas pengertian permintaan uang, faktor-faktor yang memengaruhi permintaan uang dan kurva permintaan uang.
Apa yang dimaksud dengan permintaan uang? Menurut Sadono Sukirno dalam bukunya yang berjudul “Makro Ekonomi”, yang dimaksud dengan permintaan uang adalah jumlah uang yang diperlukan masyarakat dalam suatu waktu tertentu. Uang memang sangat diperlukan masyarakat untuk melakukan berbagai kegiatan dengan berbagai tujuan. Dan umumnya, semakin maju perekonomian suatu negara, akan semakin tinggi permintaan uangnya.
C. Pengertian Penawaran Uang
Menurut Sadono Sukirno dalam bukunya “Makro Ekonomi”, yang dimaksud dengan penawaran uang secara umum adalah jumlah uang yang ada (beredar) dalam perekonomian pada suatu waktu tertentu. Dengan bahasa yang lebih singkat, penawaran uang bisa diartikan sebagai jumlah uang yang beredar.
Selanjutnya, menurut Sadono Sukirno, penawaran uang dapat diartikan secara sempit dan secara luas. Arti penawaran uang secara sempit adalah jumlah uang kartal dan uang giral yang beredar pada suatu waktu tertentu. Adapun arti penawaran uang secara luas adalah jumlah uang kartal, uang giral dan uang kuasi yang beredar pada suatu waktu tertentu. Yang dimaksud uang kuasi adalah uang yang tersimpan di bank dalam bentuk tabungan, deposito berjangka dan tabungan valuta asing milik swasta domestik (swasta dalam negeri.
Dalam mengamati dan menganalisis keadaan perekonomian suatu negara, jumlah uang kuasi sangat perlu diperhatikan. Karena jumlah uang kuasi menunjukkan sampai di mana masyarakat dapat menciptakan permintaan agregat. Dengan kata lain, uang kuasi dapat menunjukkan daya daya beli yang dimiliki masyarakarat yang dalam waktu singkat dapat diuangkan untuk membeli barang dan jasa.
Penggolongan uang beredar dalam arti sempit bermanfaat untuk mengetahui berapa jumlah uang yang dapat digunakan untuk melancarkan transaksi perdagangan. Adapun penggolongan uang beredar dalam arti luas selain bermanfaat untuk mengetahui berapa jumlah uang yang dapat digunakan untuk melancarkan transaksi perdagangan, juga bermanfaat untuk mengetahui berapa jumlah uang yang dalam waktu singkat dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penawaran Uang
Faktor - faktor yang memengaruhi penawaran uang. Seperti permintaan uang, penawaran uang juga berubah-ubah, kadang kala naik kadang kala turun. Hal itu terjadi karena ada faktor-faktor yang memengaruhi naik turunnya penawaran uang. Faktor-faktor yang memengaruhi penawaran uang adalah:
a. Kebijakan Moneter Bank Sentral
Kebijakan moneter bank sentral merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran uang. Penawaran uang atau jumlah uang yang beredar sangat dipengaruhi oleh kebijakan-kebijakan moneter yang dijalankan oleh Bank Sentral. Dengan melakukan kebijakan moneter, Bank Sentral dapat menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar (penawaran uang). Kebijakan moneter tersebut di antaranya adalah:
1. Kebijakan Pasar Terbuka (dengan membeli atau menjual surat berharga).
2. Kebijakan Diskonto (dengan menaikkan atau menurunkan suku bunga).
3. Kebijakan Cadangan kas (dengan menaikkan atau menurunkan cadangan kas minimum).
4. Kebijakan kredit selektif dan kredit longgar.
5. Kebijakan mencetak uang baru dan menarik uang lama.
b. Tingkat Pendapatan Masyarakat
Tingkat pendapatan masyarakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran uang. Pada umumnya, semakin tinggi pendapatan masyarakat, akan semakin banyak jumlah uang yang dimiliki (diterima) masyarakat sehingga jumlah uang yang beredar juga semakin tinggi. Demikian pula sebaliknya.
c. Tingkat Harga
Tingkat harga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran uang.
Kenaikan biaya produksi (misalnya disebabkan oleh naiknya harga BBM akibat pengurangan subsidi) umumnya akan menyebabkan naiknya hargaharga barang dan jasa. Jika harga- harga barang dan jasa naik, maka harus tersedia lebih banyak uang agar masyarakat bisa membayar kenaikan tersebut. Itu berarti, pemerintah perlu menambah jumlah uang yang beredar.
d. Selera Masyarakat
Selera masyarakat merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran uang.
Jika selera masyarakat terhadap barang dan jasa meningkat maka akan mendorong peningkatan permintaan. Jika permintaan meningkat, maka harga barang dan jasa akan meningkat. Jika harga barang dan jasa meningkat, maka pemerintah harus menambah jumlah uang yang beredar, agar masyarakat bisa membayar kenaikan tersebut.
e. Meningkatnya Produksi Barang dan Jasa
Meningkatnya produksi barang dan jasa merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran uang. Selain mampu memengaruhi permintaan uang, meningkatnya produksi barang dan jasa juga bisa memengaruhi penawaran uang.
Peningkatan produksi barang dan jasa yang tidak diimbangi dengan penambahan jumlah uang yang beredar akan mengakibatkan deflasi. Agar tidak terjadi deflasi, pemerintah perlu menambah penawaran uang (jumlah uang yang beredar).
f. Kebijakan Anggaran yang Dianut
Kebijakan anggaran yang dianut merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penawaran uang. Jika negara menjalankan kebijakan anggaran defisit, maka semakin tinggi belanja negara akan semakin tinggi pula penawaran uang, sebab Bank Sentral harus menyediakan uang lebih banyak untuk menutupi anggaran yang defisit. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan mencetak uang baru. Dan, pencetakan uang baru sudah pasti akan menambah penawaran uang (jumlah uang yang beredar).
Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah. Secara operasional, pengendalian sasaran-sasaran moneter tersebut menggunakan instrumen-instrumen, antara lain operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing, penetapan tingkat diskonto, penetapan cadangan wajib minimum, dan pengaturan kredit atau pembiayaan. Bank Indonesia juga dapat melakukan cara-cara pengendalian moneter berdasarkan Prinsip Syariah.
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN
Inflasi merupakan sebuah fenomena dimana terjadi kenaikan harga secara umum dan terus menerus. Inflasi dapat disebabkan karena beredarnya jumlah uang yang terlalu banyak di masyarakat dan defisit anggaran belanja pemerintah. Inflasi tertiggi yang pernah terjadi di Indonesia yaitu pada tahun 1998, dimana tingkat inflasi sebesar 77% yang dapat mempengaruhi efisiensi dan pendapatan. Banyak sedikitnya permintaan uang yang digunakan untuk spekulasi ditentukan oleh suku bunga. Semakin tinggi suku bunga, semakin sedikit permintaan uang yang digunakan untuk spekulasi. Mengapa demikian? Karena suku bunga yang tinggi menyebabkan orang lebih tertarik menabung di bank dibandingkan berspekulasi.
Dan sebaliknya, semakin rendah suku bunga, semakin banyak permintaan uang yang digunakan untuk spekulasi penawaran uang secara umum adalah jumlah uang yang ada (beredar) dalam perekonomian pada suatu waktu tertentu. Dengan bahasa yang lebih singkat, penawaran uang bisa diartikan sebagai jumlah uang yang beredar.
B. SARAN
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun penulisan ini jauh dari kata sempurna minimal kita mengimplementasikan tulisan ini. Masih banyak kesalahan dari penulisan kelompok kami, karena kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa, dan kami juga butuh saran/ kritikan agar bisa menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada masa sebelumnya. Kami juga mengucapkan terima kasih atas guru dalam yang telah memberi kami tugas kelompok demi kebaikan diri kita sendiri dan untuk negara dan bangsa.