MAKALAH SASARAN INOVASI
Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah: Inovasi Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. Juliani, S.Ag, M.Pd.I
DISUSUN OLEH :
Nurul Handini (0306212106)
Nadia Syahfitri (0306213102)
Nabilla Ulkhaira (0305213158)
Putri Puspitasari (0306213154)
Kelas : PGMI 3/SEMESTER VI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA 2024
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya kami dapatkan menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar tanpa hambatan yang berarti Makalah ini kami susun untuk menambah pengetahuan, menambah wawasan dan menyelesaikan tugas kelompok Inovasi Pendidikan Makalah ini berjudul"Sasaran Inovasi."
Ucapan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah yaitu Ibu Dr. Juliani, S.Ag, M.Pd.I , yang telah menyampaikan tugas ini. tidak lupa kami pula mengucapkan terima kasih pada seluruh pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran serta kritik dari semua pihak sangat kami harapkan apabila terdapat kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja dalam tulisan ini.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Medan, 12 Maret 2024
Kelompok 3
ii
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR... ii
DAFTAR ISI... iii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan Masalah... 1
C. Tujuan Penulisan... 1
BAB II PEMBAHASAN... 3
A. Sasaran Inovasi Guru ... 3
B. Sasaran Inovasi Siswa... 4
C. Sasaran Inovasi Kurikulum... 5
D. Sasaran Inovasi Fasilitas... 9
E. Sasaran Inovasi Lingkup Masyarakat... 15
BAB III PENUTUP... 16
A. Kesimpulan... 16
B. Saran... 16
DAFTAR PUSTAKA... 17
iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Inovasi merupakan suatu ide, hal-hal yang praktis, metode, cara barang-barang buatan manusia, yang diamati dirasakan sebagai suatu yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat). Oleh karena itu inovasi pendidikan sangat perlu.
Dalam bukunya Miles yang diterjemahkan oleh Wasty Soemanto: inovasi adalah macam-macam perubahan genus. Inovasi sebagai perubahan disengaja, baru, khusus untuk mencapai tujuan-tujuan system. Hal yang baru itu dapat berupa hasil invention atau discovery yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dan diamati sebagai sesuatu yang baru bagi seseorang atau kelompok masyarakat, jadi perubahan ini direncanakan dan dikehendaki.
Inovasi dapat diartikan sebagai sesuatu yang baru dalam situasi sosial tertentu yang digunakan untuk menjawab atau memecahkan suatu permasalahan. Inovasi adalah sesuatu yang baru itu bisa benar-benar baru yang belum tercipta sebelumnya yang kemudian disebut dengan invention, atau dapat juga tidak benar-benar baru sebab sebelumnya sudah ada dalam konteks sosial yang lain kemudian disebut dengan istilah discovery. (Sulistio, Kusumawati, and Chasanah 2022)
Inovasi memiliki peran penting dalam transformasi pendidikan. Melalui inovasi, pendidikan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, mengatasi tantangan yang ada, menciptakan lingkungan belajar yang inspiratif, dan mempersiapkan peserta didik untuk masa depan. Dengan menerapkan inovasi secara efektif, pendidikan dapat menjadi lebih relevan, menarik, dan memberikan manfaat yang signifikan bagi perkembangan peserta didik serta kemajuan masyarakat secara keseluruhan. Inovasi memiliki peran yang krusial dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di era yang terus berkembang ini. Melalui pendekatan yang kreatif dan penggunaan teknologi mutakhir, inovasi membawa perubahan yang signifikan dalam cara pembelajaran disampaikan dan diakses.(Yusuf 2018)
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja sasaran inovasi guru ? 2. Apa saja sasaran inovasi siswa ? 3. Apa saja sasaran inovasi kurikulum?
4. Apa saja sasaran inovasi fasilitas ? iv
5. Apa saja sasaran inovasi lingkup masyarakat ? C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui sasaran inovasi guru.
2. Untuk mengetahui sasaram inovasi siswa 3. Untuk mengetahui sasaran inovasi kurikulum 4. Untuk mengetahui sasaran inovasi fasilitas.
5. Untuk mengetahui sasaran inovasi lingkup masyarakat.
v
BAB II PEMBAHASAN A. Tujuan dan Sasaran Strategi Inovasi Pendidikan
Tujuan strategi inovasi dalam pendidikan adalah untuk mendorong sekaligus memfasilitasi perancangan, pengembangan dan implementasi dari inovasi pendidikan, agar sistem pendidikan terus berjalan, berkembang dan berkelanjutan memenuhi tantangan masa depan. Strategi dalam inovasi pendidikan dirancang untuk menciptakan lingkungan yang kondusif, melalui pengembangan kebijakan, kerjasama, dan alokasi sumber daya yang sesuai Sasaran dari strategi inovasi pendidikan berada pada beberapa tingkatan pendidikan. Pertama, pada tingkat sistem, sasarannya adalah mengembangkan kerangka kebijakan dan infrastruktur yang mendukung inovasi.
Misalkan kebijakan penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pengembangan infrastruktur teknologi informasi di sekolah. Kedua, pada Tingkat sekolah dan kelas, sasarannya adalah implementasi inovasi dalam kurikulum dan 13 metode pengajaran, serta melibatkan semua stakeholder sekolah dalam proses inovasi. Ketiga, pada tingkat individu, sasarannya adalah untuk meningkatkan hasil belajar dan kesiapan siswa untuk masa depan, melalui pembelajaran dengan media digital yang lebih relevan, inovatif dan efektif. (Ugik Romadi 2023)
A. Sasaran Inovasi Guru
Pendidik yang memiliki kompeten dan kreativitas tinggi sangat diperlukan dalam pendidikan yang lebih inovatif. Pendidik harus memiliki karakteristik penyampaian dalam pembelajaran supaya mudah difahami. Pendidik adalah ujung tombak di dalam proses pendidikan sehingga sangat berpengaruh dalam kegiatan proses belajar. Langkah-langkah perubahan yang dilakukan pendidik yaitu:
merencanakan pembelajaran, menerapkan pembelajaran, melaksanakan tugas administratif, mampu berkomunikasi, mengembangkan kemampuan pribadi dan kemampuan peserta didik.
Adapun bentuk kewibawaan pendidik yaitu: menguasai materi, metode mengajar yang sesuai, hubungan antar individu dan pengalaman serta keterampilan pendidik. Pendidik harus pintar intelektual, memiliki kompetensi pedagogik, professional, individual dan sosial. Pendidik harus dapat menempatkan dirinya sebagai informator, motivator, fasilitator, oragnizer dan evaluator untuk menciptakan proses pembelajaran yang inovatif dan dinamis. Maka dalam hal pembaharuan
vi
pendidikan, keterlibatan pendidik memiliki peran penting dalam keberhasilan sebuah inovasi pendidikan.(Agusta et al. 2021)
Agar dunia pendidikan dapat lebih inovatif diperlukan guru yang berkompeten dan memiliki kreativitas yang tinggi. Guru harus mempunyai cara menyampaikan pembelajaran agar belajar itu menarik dan mudah dimengerti. Peran guru pada inovasi di sekolah tidak terlepas dari tatanan pembelajaran yang dilakukan di kelas. Guru harus tetap memerhatikan sejumlah kepentingan siswa, di samping harus memerhatikan suatu tindakan inovasinya. Langkah-langkah perubahan yang dilakukan oleh seorang guru pun tidak terlepas dari beberapa aspek kompetensi yang harus dicapai, seperti:
a. Planning Instructions (Merencanaan Pembelajaran), b. Implementing Instructions (Menerapkan Pembelajaran),
c. Performing Administrative Duties (Melaksanakan Tugas-Tugas Administratif), d. Communicating (Berkomunikasi)
e. Development Personal Skills (Mengembangkan Kemampuan Pribadi) f. Developing Pupil Self (Mengembangkan Kemampuan Peserta Didik).
Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya pada tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, dalam pembaharuan pendidikan, keterlibatan guru mulai perencanaan inovasi pendidikan sampai dengan pelaksanaan dan evaluasinya memainkan peran penting bagi keberhasilan inovasi pendidikan. Guru menempati posisi kunci dan strategis dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan menyenangkan untuk mengarahkan siswa agar mencapai tujuan secara optimal. Seorang guru tidak hanya harus pintar dari segi intelektualnya, tetapi juga harus memiliki kompetensi pedagogi, profesional, individual, dan sosial. Selain itu, guru juga harus kreatif dan inovatif. Untuk itu guru harus mampu menempatkan dirinya sebagai diseminator, informator, transmitter, transformator, organizer, fasilitator, motivator, dan evaluator bagi terciptanya proses pembelajaran yang dinamis dan inovatif. (Saputera 2022)
Inovasi yang dilakukan terhadap guru memberikan pengaruh terhadap pada peran dan fungsi guru dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran. Secara khusus dalam pembelajaran guru mempunyai peran dan fungsi untuk mendorong,
vii
membimbing dan memfasilitas siswa untuk belajar. Ki Hajar Dewantara menegaskan pentingnya peran dan fungsi dalam pendidikan dengan ungkapan: Ing ngarsa sung tulada berarti guru berada di depan memberi teladan, ing madya mangun karsa, berarti guru berada ditengah menciptakan peluang untuk berprakarsa, dan tut wuri handayani berarti guru dari belakang memberikan dorongan dan arahan.
Konsep yang dikemukakan Ki Hajar Dewantara ini menjadi pedoman dalam melaksanakan pendidikan dan pembelajaran di Indonesia.
Merujuk kepada konsep yang disampaikan Ki Hajar Dewantara, maka guru merupakan faktor yang dominan dan penting dalam pendidikan, karena bagi siswa, guru dipersonifikasikan sebagai sosok teladan, sosok panutan dan sosok idola. Oleh karena itu seyogyanya guru harus menjalankan peran dan fungsinya sebagaimana konsep yang dikemukakan Ki Hajar Dewantara tersebut.(Ananda 2017)
B. Sasaran Inovasi Siswa
Prioritas utama di sekolah adalah berpusat pada minat dan kebutuhan siswa.
Dalam hal ini seluruh unit pekerjaan di sekolah diabdikan dan didedikasikan pada kepentingan siswa sesuai dengan tujuan dari pendidikan di sekolah.
Siswa sebagai objek utama dalam pendidikan maka siswa memegang peran yang dominan, dalam hal mana siswa dapat menentukan keberhasilan belajar melalui penggunaan intelegensi, daya motorik, pengalaman, kemauan dan komitmen yang timbul dalam dirinya tanpa paksaan. Hal ini terjadi apabila siswa juga dilibatkan dalam proses inovasi pendidikan, walaupun hanya dengan mengenalkan kepada mereka tujuan perubahan, mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan. Peran siswa dalam inovasi pendidikan adalah sebagai penerima pelajaran, pemberi materi pada sesama temannya, petunjuk bahkan menjadi guru bagi yang lainnya.
Maka dari itu disini siswalah yang berperan dalam memajukan inovasi pendidikan dengan dibantu oleh guru. Tanpa adanya kemauan siswa, maka inovasi pendidikan juga tidak akan berjalan dengan maksimal sesuai tujuan inovasi yang diinginkan. Siswa juga haruslah diberikan bimbingan untuk melakukan perencanaan serta pelaksanaan terhadap inovasi pendidikan.(Ananda 2017)
C. Sasaran Inovasi Kurikulum
Kurikulum pendidikan merupakan rencana dan susunan pembelajaran serta pengajaran yang mencakup materi, metode, dan kegiatan yang dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum juga penting dalam ranah inovasi
viii
pendidikan. Kurikulum menjadi aspek penting dalam sebuah penerapan inovasi pendidikan, seperti penelitian yang dilaksanakan (Gumanti 2020) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa kurikulum penting dirancang terlebih dahulu dengan mempertimbangkan berbagai apsek yang dapat menunjangnya. Keberadaan kurikulum juga penting disusun sesuai dengnan kondisi perkembangan zaman yang terjadi. Kurikulum menjadi sebuah dasar sistem pendidikan yang berlaku. Kurikulum yang baik juga akan memberikan kemudahan dalam menunjang keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.
Kurikulum merupakan gagasan atau produk baru di bidang kurikulum, yang bertujuan untuk lebih memudahkan proses pembelajaran, dan lebih meningkatkan pembelajaran daripada kurikulum yang diterapkan sebelumnya. Inovasi kurikulum bukan sekadar baru namun juga ide kreatif dalam merancang kurikulum dan impementasinya, yang memudahkan dan menyederhanakan perencanaan, implementasi, dan evalusai pembelajaran. Juga, kurikulum yang inovatif memiliki karakteristik efektif dan mempertimbangkankan efesiensi waktu.
Kurikulum sebagai bagian penting dalam pembelajaran harus diperbaharui dan dikembangkan berdasarkan kebutuhan individu maupun masyarakat sebagai pengguna jasa pendidikan. Selain itu, perubahan iklim sosial, budaya, dan politik ikut mempengaruhi urgensi inovasi kurikulum. Dalam hal ini, kurikulum harus berdialog dengan situasi dan kondisi masyarakat, agar pendidikan yang diterapkan sesuai dengan kebutuhan riil masyarakat. Dari aspek hasil, desain kurikulum yang inovatif mengarah pada pengalaman belajar yang berbeda yang menghasilkan hasil belajar yang jauh lebih baik secara signifikan. Penulis melihat bahwa inovasi kurikulum menjadi sangat urgen saat pengalaman belajar tidak lagi efektif. Selain itu, inovasi kurikulum sangat diperlukan saat hasil pembelajaran tidak signifikan.(M Sobry Sutikno 2021)
Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah meliputi program pengajaran dan perangkatnya, merupakan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Kurikulum sekolah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dalam pelaksanaan inovasi pendidikan, kurikulum memegang peranan yang sama dengan unsur-unsur lain dalam pendidikan. Tanpa kurikulum, inovasi pendidikan tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan inovasi. Oleh karena itu, dalam inovasi pendidikan, semua perubahan yang hendak diterapkan harus sesuai dengan perubahan kurikulum.
ix
Dengan kata lain, perubahan kurikulum diikuti dengan pembaharuan pendidikan dan tidak mustahil perubahan keduanya akan berjalan searah. Inovasi kurikulum adalah gagasan atau praktik kurikulum baru dengan mengadopsi bagianbagian yang potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu.(Rabiyatul 2022)
Dalam melakukan inovasi kurikulum haruslah memperhatikan faktor-faktor yang menjadi landasan sebagai aspek pertimbangan yang melingkupinya. Landasan- landasan yang harus diperhatikan dalam melakukan inovasi kurikulum sebagai berikut:
1. Landasan filosofis.
Pendidikan ada dan berada dalam kehidupan masyarakat, sehingga apa yang dikehendaki oleh masyarakat untuk dilestarikan dan diselenggarakan melalui pendidikan dalam arti seluas-luasnya. Segala kehendak yang dimiliki oleh masyarakat merupakan sumber nilai yang memberikan arah pada pendidikan.
Dengan demikan pandangan dan wawasan yang ada dalam masyarakat merupakan landasan filosofis penyelenggaraan pendidikan. Filsafat boleh jadi didefinisikan sebagai suatu studi tentang hakekat realitas, hakekat ilmu pengetahuan, hakekat sistem nilai kebaikan, hakekat keindahan dan hakekat pikiran.
2. Landasan sosial budaya.
Realitas sosial budaya yang ada dalam masyarakat merupakan bahan kajian inovasi kurikulum untuk digunakan sebagai landasan. Masyarakat sebagai kelompok individu yang diorganisasikan mereka sendiri ke dalam kelompok- kelompok berbeda. Masyarakat sebagai kelompok individu mempunyai pengaruh terhadap individu dan sebaliknya individu pada taraf tertentu juga mempunyai pengaruh terhadap masyarakat. Nilai sosial budaya masyarakat bersumber pada hasil karya akal budi manusia, sehingga dalam menerima, menyebarluaskan, melestarikan atau melepaskannya manusia menggunakan akalnya. Nilai keagamaan berhubungan erat dengan kepercayaan masyarakat terhadap ajaran dan nilainilai agama yang mereka anut. Oleh karena itu nilai sosial budaya lebih bersifat sementara bila dibandingkan dengan nilai keagamaan. Oleh karena itu jelas dalam inovasi kurikulum haruslah berpijak pada nilai sosial budaya tersebut.
3.
Landasan pengetahuan, teknologi dan seni.x
Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang semakin pesat. Perubahan masyarakat mencakup nilai yang disepakati oleh masyarakat tersebut, sedangkan selurun nilai yang telah disepakati masyarakat dapat pula disebut sebagai kebudayaan. Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah nilai-nilai yang bersumber pada pikiran atau logika, sedangkan seni bersumber dari perasaan atau estetika. Mengingat pendidikan merupakan upaya penyiapan siswa menghadapi perubahan yang semakin pesat, termasuk di dalamnya perubahan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, maka dalam melakukan inovasi kurikulum harus berlandasakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
4.
Landasan kebutuhan masyarakat.Inovasi kurikulum juga harus ditekankan pada pengembangan individu yang mencakup keterkaitannya dengan lingkungan sosial setempat, karena pada hakekatnya perkembangan kurikulum adalah kebutuhan masyarakat yang dilayani melalui kurikulum yang dikembangkan.
5.
Landasan perkembangan masyarakat.Ciri utama masyarakat adalah selalu berkembang. Perkembangan ini bisa lambat bisa juga cepat bahkan sangat cepat. Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mendukung perkembangan masyarakat dan kebutuhan masyarakat akan membantu menetapkan perkembangan yang dilaksanakan. Perkembangan masyarakat akan menuntut tersedianya proses pendidikan yang sesuai dengan perkembangan masyarakat, maka diperlukan perancangan berupa kurikulum yang landasannya berupa perkembangan masyarakat itu sendiri.
Selanjutnya terkait dengan prinsip yang harus diperhatikan dalam melakukan inovasi kurikulum sebagai berikut:
1.
Prinsip relevansi.Relevansi bearti sesuai antara komponen tujuan, isi/pengalaman belajar, organisasi dan evaluasi kurikulum, dan juga sesuai dengan kebutuhan masyarakat baik dalam pemenuhan tenaga kerja maupun warga masyarakat yang diidealkan termasuk di dalamnya proses penyampaian dan evaluasi.
2.
Prinsip kontinuitas.Prinsip kontinuitas atau berkesinambungan menghendaki inovasi kurikulum yang berkesinambungan secara vertical dan berkesinambungan secara horizontal.
xi
Secara vertical antara jenjang pendidikan yang satu dengan jenjang pendidikan yang lebih tinggi dikembangkan kurikulumnya secara berkesinambungan tanpa ada jarak di antara keduanya, dari tujuan pembelajaran sampai ke tujuan pendidikan nasional juga berkesinambungan, demikian pula yang lain.
Sedangkan berkesinambungan horizontal dapat diartikan bahwa inovasi kurikulum jenjang pendidikan dan tingkat/kelas yang sama tidak terputus-putus.
3.
Prinsip fleksibilitas.Inovator kurikulum harus menyadari bahwa kurikulum harus mampu disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat dan waktu yang selalu berkembang tanpa merombak tujuan pendidikan yang harus dicapai.
4.
Prinsip berorientasi pada tujuan.Tujuan kurikulum mengandung aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai, yang selanjutnya menumbuhkan perubahan tingkah laku peserta didik yang mencakup ketiga aspek tersebut dan bertalian dengan aspek-aspek yang terkandung dalam tujuan pendidikan.
5.
Prinsip efisiensi dan efektivitas. Inovasi kurikulum harus mempertimbangkan segi efisien dalam pendayagunaan dana, waktu, tenaga dan sumber-sumber yang tersedia agar dapat mencapai hasil optimal. Dana yang terbatas harus digunakan sedemikian rupa dalam rangka mendukung pelaksanaan pembelajaran. Waktu yang tersedia bagi siswa belajar di sekolah juga terbatas harus dimanfaatkan secara tepat sesuai dengan mata ajaran dan bahan pembelajaran yang diperlukan.6.
Prinsip keseimbangan.Dengan keseimbangan tersebut diharapkan terjalin perpaduan yang lengkap dan menyeluruh, yang satu sama lainnya saling memberikan sumbangannya terhadap pengembangan pribadi.
7.
Prinsip keterpaduan.Dengan keterpaduan ini diharapkan terbentuknya pribadi yang bulat dan utuh. Di samping itu juga dilaksanakan keterpaduan dalam proses pembelajaran, baik dalam interaksi antara siswa dan guru maupun antara teori dan praktek. 8.
Prinsip mutu. Pendidikan yang bermutu ditentukan oleh derajat mutu guru, kegiatan pembelajaran, peralatan/media yang bermutu.(Ananda 2017)
D. Sasaran Inovasi Fasilitas
xii
Sarana dan prasarana merupakan hal yang penting dalam pendidikan khususnya dalam proses belajar dan mengajar. Sarana dan prasarana memiliki pengaruh dalam kelangsungan inovasi yang hendak diterapkan. Apabila sarana dan prasarana tidak terpenuhi maka proses inovasi pendidikan tidak mampu dilakukan dengan baik yang merupakan salah satu faktor dari keberhasilan dalam inovasi pendidikan.
Fasilitas termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak dapat diabaikan dalam proses pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Dalam inovasi pendidikan, fasilitas ikut mempengaruhi kelangsungan inovasi yang akan diterapkan. Tanpa fasilitas, pelaksanaan inovasi pendidikan tidak akan berjalan dengan baik. Fasiltasi pendidikan terkait dengan semua benda bergerak maupun tidak bergerak yang diperlukan untuk menunjang penyelenggaran proses pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Fasilitas sekolah dipersiapkan untuk tiga komponen kegiatan yaitu:
1. keperluan manajemen dan administrasi ketatausahaan, 2. keperluan guru dalam mengajar
3. keperluan siswa untuk belajar
Dalam kaitannya dengan inovasi pendidikan maka fasilitas pendidikan menurut Indriyanto sebagaimana terdapat dua fenomena yang diamati yaitu:
a. Fenomena keterbatasan fasilitas merupakan salah satu faktor yang merupakan salah satu faktor yang menonjol dalam pelaksanaan kebijakan dan program pendidikan yang berada di perkotaan, apalagi yang di pedesaan. Keterbatasan ketersediaan fasilitas tidak saja terjadi pada tingkat sekolah, tetapi juga pada dinas pendidikan di tingkat kabupaten/kota maupun kecamatan.
b. Fenomena pemanfaatan unit-unit kerja dan sekolah yang telah memiliki fasilitas yang memadai ternyata kurang memanfaatkannya. Ini terjadi karena ketersediaan fasilitas tidak dilihat dari fungsinya, tetapi sebagai simbol status yang tidak dilakukan dengan pertimbangan persyaratan yang diperlukan melainkan dengan tingkat ketersediaan dana. Keadaan tersebut menunjukkan ketersediaan fasilitas yang tidak dapat menjamin kualitas pelayanan belajar yang menunjang efektivitas dan efisiensi pelaksanaan kebijakan dan program sekolah. Hal ini menunjukkan persyaratan pengadaan fasilitas perlu diperhatikan dengan membuat daftar prioritas keperluan pada setiap sekolah (Ananda 2017)
xiii
Secara etimologi (arti kata) fasilitas yang terdiri dari sarana dan prasarana belajar, sarana belajar adalah perlengkapan yang secara langsung dipergunakan dalam proses belajar mengajar. Setiap sarana yang ada memiliki fungsi yang berbeda-beda, maka dari itu kehadiran setiap sarana tidak dapat digantikan satu sama lain.
Sedangkan prasarana adalah perlengkapan yang digunakan secara tidak langsung dalam proses belajar mengajar, yang merupakan penunjang dari keberadaan sarana itu sendiri. beberapa prasarana minimal yang harus dimiliki oleh sekolah dasar, antara lain: ruang kelas, ruang perpustakaan, ruang laboratorium IPA, ruang kepala sekolah (ruang pimpinan), ruang pendidik, ruang UKS, ruang sirkulasi, tempat ibadah, WC/Kamar Mandi, gudang, dan tempat bermain/berolahraga.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa fasilitas belajar adalah sarana dan prasarana yang digunakan untuk menunjang kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Fasilitas belajar juga merupakan sarana dan prasarana pembelajaran. Prasarana meliputi gedung sekolah, ruang belajar, lapangan olahraga, ruang ibadah, ruang kesenian dan peralatan olah raga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah dan berbagai media pembelajaran lainnya.
Berdasarkan Permendiknas No.24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana bahwa ketentuan mengenai standar satuan pendidikan untuk sekolah dasar adalah sebagaiberikut:
1. Satu SD/MI mempunyai minimal 6 rombongan belajar dan maksimal 24 rombongan belajar.
2. Satu SD/MI dengan 6 rombongan belajar melayani maksimal 2000 jiwa. Untuk pelayan penduduk lebih dari 2000 jiwa dilakukan penambahan rombongan belajar disekolah yang telah ada,dan bila rombongan belajar lebih dari 24 dilakukan pembangunan SD/MI baru.
3. Satu desa/kelurahan dilayani oleh minimal satuSD/MI
4. Satu kelompok pemukiman permanen dan terpencil dengan banyak penduduk lebih dari 1000 jiwa dilayani oleh satu SD/MI dalam jarak tempuh bagi peserta didik yang berjalan kaki maksimum 3 km melalui lintasan yang tidak membahayakan.
Berikut rincian ketentuan standar prasarana beserta beberapa sarana yang ada didalamnya:
1. Ruang Kelas Sekolah Dasar
xiv
a) Fungsi ruang kelas adalah tempat kegiatan pembelajaran teori, praktek yang tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktek dengan alat khusus yang mudah dihadirkan.
b) Banyak minimum ruang kelas sama dengan banyak rombongan belajar.
c) Kapasitas maksimum ruang kelas 28 peserta didik.
d) Rasio minimum luas ruang kelas 2 m² / peserta didik.Untuk rombongan belajar dengan peserta didik kurang dari 15 orang, luas minimum ruang kelas 30 m². Lebar minimum ruang kelas 5m.
e) Ruang kelas memiliki fasilitas yang memungkinkan pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan keluar ruangan.
f) Ruang kelas memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan pendidik dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan.
Daftar Sarana yang Harus Ada di Ruang Kelas ialah kursi, meja siswa dan pendidik, lemari, papan tulis, alat peraga, tempat sampah, jam dinding, dll.
2. Ruang Perpustakaan Sekolah Dasar
a) Ruang perpustakaan berfungsi sebagai tempat kegiatan peserta didik dan pendidik memperoleh informasi dari berbagai jenis bahan pustaka dengan membaca,mengamati, mendengar, dan sekaligus tempat petugas mengelola perpustakaan.
b) Luas minimum ruang perpustakaan sama dengan luas satu ruang kelas. Lebar minimum ruang perpustakaan 5m.
c) Ruang perpustakaan dilengkapi jendela untuk memberi pencahayaan yang memadai untuk membaca buku.
d) Ruang perpustakaan terletak dibagian sekolah yang mudah dicapai.
Daftar sarana yang harus ada di ruang perpustakaan SD ialah, Buku teks pelajaran, Buku panduan pendidik, Buku pengayaan, Buku referensi, Sumber belajar lainnya, Rak buku, Rak majalah, Meja baca, Kursi baca, Lemari, Papan pengumuman, Meja multimedia, Jam dinding
3. Ruang Laboraturium IPA
Ruang Laboratorium IPA adalah ruang yang dipergunakan untuk melakukan percobaan-percobaan yang berkaitan dengan mata pelajaran IPA. Ruang ini tidak harus menjadi ruang khusus, tetapi dapat pula memanfaatkan ruang kelas yang ada.
xv
Sarana yang terdapat dalam laboratorium IPA berfungsi sebagai alat bantu pendukung kegiatan pembelajaran.
Sarana yang harus ada diruang laboratorium IPA adalah lemari, model kerangka manusia, model tubuh manusia, globe, model tata surya, cermin datar, kaca pembesar, lensa, dan poster mengenai mata pelajaran ipa.
4. Ruang Kepala Sekolah
Ruang kepala sekolah berfungsi sebagai tempat melakukan kegiatan pengelolaan sekolah, pertemuan dengans ejumlah kecil pendidik,orang tua para murid,unsur komite sekolah, petugas dinas pendidikan atau tamu tamu lainnya. Luas minimum ruang pemimpin adalah 12 m² dan lebar minumum 3m, mudah diaksesoleh pendidik-pendidik dan tamu sekolah,dapat dikunci dengan baik, dan dilengkapi sarana sebagai berikut.
Sarana Yang Harus Ada Di Ruangan Pimpinan SD adalah, meja, kursi pimpinan dan tamu, lemari, papan statistik, simbol kenegaraan, tempat sampah, mesin ketik/komputer, filling kabinet, brankas, jam dinding, kipas angin.
5. Tempat Beribadah
Tempat beribadah berfungsi sebagai tempat beribadah para peserta didik, pendidik maumpun warga sekitar sekolah. Banyak tempat beribadah sesuai dengan kebutuhandan kegunaan nya di setiap satuan pendidikan, dengan luas minimum 12 m². Sarana yang harus ada di tempat ibadah adalah lemari / rak, perlengkapan ibadah, sajadah, jam dindim, ac.
6. Ruang Guru
Ruang pendidik adalah ruang yang diperuntukan bagi pendidik untuk bekerja dan beristirahat serta menerima tamu baik tamu peserta didik maupun tamu lainnya.
Rasio minimum ruangan pendidik adalah 4 m² / peserta didik atau luas minimum 32 m², Ruang pendidik haruslah mudah dicapai dari halaman sekolah ataupun dari luar lingkungan sekolah, dan dekat dengan ruang pimpinan.
Sarana yang harus ada di ruang pendidik adalah kursi, meja, lemari, papan statistik, papan pengumuman, tempat sampah, tempat cuci tangan, tempat minum, jam dinding, dan bell.
7. Ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
Ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Ruang UKS adalah ruang yang difungsikan sebagai tempat bagi peserta didik yang sakit dan membutuhkan penangan langsung
xvi
di lingkungan sekolah. Selain itu ruangan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai ruangk onseling. Ruangan UKS ini minimum luasnya 12 m².
Sarana yang harus dilengkapi di ruang uks adalah tempat tidur, lemari, meja, kursi, catatan kesehatan peserta didik, perlengkapan p3k, tandu, selimut, tensimeter, temometer badan, timbangan badan, pengukur tinggi badan, tempat sampah, tempat cuci tangan, jam dinding.
8. Kamar Mandi
Kamar Mandi berfungsi sebagai tempat bagi peserta didik maupun masyarakat sekolah lainnya membuang air besar atau air kecil. Minimum didalam sekolah harus terdapat 1 unit kamar mandi untuk setiap 60 peserta didik laki-laki dan 1 unit kamar mandi untuk setiap 50 peserta didik perempuan, dan 1 unit kamar mandi untuk para pendidik. Banyak minimum kamar mandi di setiap sekolah adalah 3 unit. Setiap unit luas kamar mandi tersebut minimal 2 m³.Kamar mandi harus berdinding, beratap, dapat dikunci dan dapat dibersihkan, tersedianya air bersih pada setiap kamar mandi.
Sarana yang harus dilengkapi didalam kamar mandi adalah klosek jongkok, tempat air, gayung, gantungan pakaian, tempat sampah, dan sabun.
9. Gudang
Gudang adalah tempat yang berfungsi sebagai penyimpanan peralatan pembelajaran di luar kelas, tempat penyimpanan sementara peralatan sekolah yang tidak berfungsi di sekolah, dan tempat penyimpanan arsip sekolah yang telah berusia lebih dari 5 tahun. Luas minimum gudang adalah 18m², dapat dikunci.
Sarana Pada Gudang Sekolah Dasar adalah lemari, rak, sapu, dan pembersih ruangan lainnya.
10. Lapangan Olahraga
Tempat olahraga / bermain adalah tempat yang berfungsi sebagai area bermain, berolahraga, melaksanakan pendidikan jasmani, upacara, dan kegiatan ektrakulikuler. Rasio minimum luas tempat yang dijadikan area bermain/
berolahraga adalah 3m²/peserta didik. Untuk sekolah yang memiliki peserta didik kurang dari 167, luas minum tempat bermain/olahraga adalah 500 m². Didalam luasan itu terdapat ruang bebas tempat berolahraga berukuran 20x15m.
Tempat bermain/berolahraga harus ditempatkan dalam lokasi yang tidak dekat dengan kelas, sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar yang sedang berjalan di dalam kelas, tempat bermain/olahraga ini juga tidak diperbolehkan untuk
xvii
digunakan menjadi tempat parkir, memiliki permukaan datar, drainase atau penyerapan yang baik, tidak terdapat pohon, tidak terdapat saluran air, dan benda- benda lain yang dapat mengganggu kegiatan olahraga. Tempat bermain/berolahraga yang berupa ruang terbuka sebagian harus ditanami pohon penghijauan.
Sarana yang harus dimiliki di tempat olahraga/bermain adalah tiang bendera, bendera, peralatan bola voli, peralatan bola basket, peralatan senam, peralatan seni budaya, peralatan atletik, peralatan keterampilan, pengeras suara, tape recorder.(Oki Dermawan 2020)
E. Sasaran Inovasi Lingkup Masyarakat
Sekolah adalah sub sistem dari sistem sosial, karena itu sekolah tidak dapat memisahkan diri atau terasing dari masyarakatnya. Bagaimanapun masukan siswa dan dana adalah berasal dari masyarakat. Lebih dari itu, dii satu sisi sekolah memerlukan masyarakat dalam menyusun program yang relevan, sekaligus memerlukan dukungan dari masyarakat baik berupa calon murid/pendaftar, maupun pembiayaan berupa uang sekolah dalam melaksanakan program sekolah. Di lain pihak masyarakat memerlukan sekolah sebagai lembaga pelayanan jasa untuk mendapatkan program yang baik sesuai dengan yang diinginkan.
Penerapan inovasi pendidikan tidak terlepas dari lingkup sosial masyarakat baik terlibat secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam perubahan tersebut yang dapat memberikan dampak baik positif maupun negatif dalam pelaksanaan inovasi pendidikan. Secara langsung ataupun tidak masyarakat terlibat dalam pendidikan, sebab apa ingin dilakukan dalam pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik terutama masyarakat tempat peserta didik itu berasal.
Keterlibatan masyarakat dalam inovasi pendidikan membantu inovator dan pelaksana inovasi dalam melaksanakan inovasi pendidikan.
Perubahan yang terjadi di masyarakat dapat meliputi semua segi kehidupan masyarakat yaitu perubahan dalam cara berpikir dan interaksi sesama warga masyarakat menjadi semakin rasional, perubahan dalam sikap dan orientasi kehidupan ekonomi menjadi semakin komersial, perubahan dalam tata cara kerja sehari-hari yang semakin ditandai dengan pembagian kerja pada spesialisasi kegiatan yang semakin tajam, perubahan dalam kelembagaan dan kepemimpinan masyarakat yang semakin demokratis, perubahan dalam cara dan alat-alat kegiatan yang semakin modern dan efisien dan lain-lain. Perubahan dan perkembangan masyarakat yang
xviii
demikian pada dasarnya berarti pertambahan diferensiasi dan integrasi, pembagian kerja, dan perubahan dari keadaan homogen
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan
Inovasi dalam pendidikan merupakan hal yang penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan persiapan peserta didik untuk masa depan. Peran guru sangat vital dalam proses inovasi pendidikan, namun keterlibatan siswa juga merupakan kunci keberhasilan belajar yang optimal. Sekolah dan masyarakat saling terkait dalam penerapan inovasi pendidikan, di mana keterlibatan masyarakat dapat membawa perubahan positif dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Inovasi pendidikan harus memperhatikan lingkungan sosial masyarakat untuk mencapai kesuksesan. Fasilitas pendidikan juga merupakan elemen penting yang harus dipersiapkan dengan baik untuk mendukung inovasi pendidikan.
B. Saran
1. Keterlibatan Siswa dan Guru: Mendorong keterlibatan aktif siswa dan guru dalam proses inovasi pendidikan untuk mencapai hasil belajar yang optimal.
2. Inovasi Kurikulum: Memperhatikan berbagai aspek yang mendukung inovasi dalam merancang kurikulum, dengan mempertimbangkan landasan filosofis, sosial budaya, teknologi, dan kebutuhan masyarakat.
3. Fasilitas Pendidikan: Memastikan pemenuhan standar sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan Permendiknas No.24 Tahun 2007 untuk mendukung kelancaran proses inovasi pendidikan.
4. Perhatian pada Lingkungan Sosial: Memperhatikan lingkungan sosial masyarakat dalam merancang inovasi pendidikan agar mencapai kesuksesan.
5. Dengan implementasi saran-saran di atas, diharapkan makalah ini dapat memberikan panduan yang lebih komprehensif dalam mengembangkan inovasi pendidikan yang efektif dan berkelanjutan.
xix
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, A R, S Hanum, J A Simaremare, A Wahab, and ... 2021. Inovasi Pendidikan.
https://books.google.com/books?
hl=en&lr=&id=i8o5EAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA72&dq=%22nur+dahniar
%22&ots=7-ZfQWeVbs&sig=6eonC-rsgtoLo_xXjMf2D_mvOuI.
Ananda, Rusyi. 2017. Inovasi Pendidikan. Journal of Chemical Information and Modeling.
Vol. 53. Meda: CV. Widya Puspita.
Gumanti, Redmon Windu. 2020. “Inovasi Pendidikan Dalam Efektivitas Penerapan
Kurikulum 2013.” JURNAL SYNTAX IMPERATIF : Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan 1 (4): 189. https://doi.org/10.36418/syntax-imperatif.v1i4.47.
M Sobry Sutikno. 2021. Inovasi Pendidikan. Edited by Prosmala Hadisaputra. Revista Brasileira de Linguística Aplicada. Vol. 5. Mataram: Sanabil.
https://revistas.ufrj.br/index.php/rce/article/download/1659/1508%0Ahttp://hipatiapress.
com/hpjournals/index.php/qre/article/view/1348%5Cnhttp://www.tandfonline.com/doi/a bs/10.1080/09500799708666915%5Cnhttps://mckinseyonsociety.com/downloads/report s/Educati.
Oki Dermawan. 2020. “Manajemen Fasilitas Penddikan.” In Revista Brasileira de Linguística Aplicada, 158. Jakarta timur: EDU PUSTAKA.
https://revistas.ufrj.br/index.php/rce/article/download/1659/1508%0Ahttp://hipatiapress.
com/hpjournals/index.php/qre/article/view/1348%5Cnhttp://www.tandfonline.com/doi/a bs/10.1080/09500799708666915%5Cnhttps://mckinseyonsociety.com/downloads/report s/Educati.
Rabiyatul, Adawiyah. 2022. “Konsep Dasar Inovasi Pendidikan.” The Effects of Brief Mindfulness Intervention on Acute Pain Experience: An Examination of Individual Difference, 1–27.
Saputera, Yuli. 2022. “Tujuan, Masalah, Dan Sasaran Inovasi Pendidikan.” Tugas Mata Kuliah Mahasiswa, 249–56.
http://publikasipips.ulm.ac.id/index.php/tmkm/article/view/466.
Sulistio, Andi, Neni Kusumawati, and Lilik Ulfah Chasanah. 2022. “Inovasi Pembelajaran &
Tumbuhnya Kemandirian Belajar.” CV. Eureka Media Aksara, no. July: 1–23.
Ugik Romadi. 2023. Inovasi Pendidikan. Edited by Emilza tri murni. sumatera barat: CV.
Afasa Pustaka.
Yusuf, Munir. 2018. Inovasi Pendidikan Abad-21: Perspektif, Tantangan, Dan Praktik Terkini. Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952. Vol. 3.
https://medium.com/@arifwicaksanaa/pengertian-use-case-a7e576e1b6bf.
xx