MAKALAH
INTERVENSI PADA IBU HAMIL :
KURANGNYA PENGETAHUAN TENTANG PERSALINAN PADA IBU HAMIL
DISUSUN OLEH AISYAH RIDWAN HT
501200038
PEMINATAN KESEHATAN REPRODUKSI PRODI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS GORONTALO
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Intervensi Pada Ibu Hamil : Kurangnya Pengetahuan Tentang Persalinan Pada Ibu Hamil” dengan baik tanpa ada halangan yang berarti.
Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini. Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Dengan makalah ini saya berharap dapat membantu para ibu hamil dalam meningkatkan pengetahuan tentang persalinan melalui intervensi pada ibu hamil.
Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.
Limboto, 31 Maret 2023
Aisyah Ridwan HT
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...ii
BAB I PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah...
C. Tujuan ...
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...
A. Pengertian Persalinan Pada Ibu Hamil...
B. Faktor Yang Menyebabkan Kurangnya Pengetahuan Tentang Persalinan Pada Ibu Hamil...
C. Dampak Kurangnya Pengetahuan Tentang Persalinan Pada Ibu Hamil Dan Bayi...
D. Cara Meningkatkan Pengetahuan Tentang Persalinan Ibu Hamil...
BAB III HASIL TEMUAN JURNAL...
A. Jurnal Internasional...
B. Jurnal Nasional...
BAB IV PENUTUP...
A. Kesimpulan...
B. Saran...
DAFTAR PUSTAKA...
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup ke dunia luar rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. Persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks sehingga janin dapat turun ke jalan lahir. Persalinan dan kelahiran normal merupakan proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) dengan adanya kontraksi rahim pada ibu.
Prosedur secara ilmiah lahirnya bayi dan plasenta dari rahim melalui proses yang dimulai dengan terdapat kontraksi uterus yang menimbulkan terjadinya dilatasi serviks atau pelebaran mulut rahim.
Persalinan adalah suatu kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yangh cukup bulan atau hampirh cukup bulan yang kemudian, disusul dengan pengeluaran placenta dan selaput janin. Dalam proses persalinan dapat terjadi perubahan-perubahan fisik yaitu, ibu akan merasa sakit pinggang dan perut bahkan sering mendapatkan kesulitan dalam bernafas dan perubahan-perubahan psikis yaitu merasa takut kalau apabila terjadi bahaya atas dirinya pada saat persalinan, takut yang dihubungkan dengan pengalaman yang sudah lalu misalnya mengalami kesulitan pada persalinan yang lalu.
Menurut World Health Organization(WHO) sekitar 295.000 wanita meninggal selama atau setelah kehamilan dan persalinan pada tahun 2017.
Sebagian besar kematian ini (94%) terjadi pada rangkaian sumber daya yang rendah, dan sebagian besar dapat dicegah. Afrika Sub-Sahara dan Asia Selatan memberika nsekitar 86% (254.000) dari perkiraan kematian ibu global pada tahun 2017. Afrika Sub-Sahara menyumbang sekitar dua pertiga (196.000) kematian ibu, sementara Asia Selatan menyumbang hampir seperlima (58.000).
Persalinan dengan proses Section Caesarean (SC) atau dikenal dengan istilah seksio sesarea saat ini sangat diminati oleh para wanita.
Padahal risiko melahirkan melalui SC lebih tinggi dibandingkan normal dan juga biaya persalinan metode SC lebih mahal dan meningkatkan beban negara yang seharusnya dapat dialihkan pada pembiayaan yang lain.
World Health Organization (WHO) memperkirakan tahun 2018 wanita melahirkan dengan pembedahan atau seksio sesarea sebanyak 35% dari seluruh persalinan. Menurut WHO dalam Betrán, et al (2017) angka standar persalinan melalui seksio sesarea untuk sebuah negara maksimal sebesar 15% pertahun. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 di indonesa menunjukkan persalinan di usia 10-54 tahun mencapai 78,73 % dengan angka kelahiran menggunakan metode Sectio Caesarea sebanyak 17,6 %
Persalinan adalah proses keluarnya janin dari rahim ibu melalui jalan lahir. Persalinan merupakan suatu proses alamiah yang dijalani oleh sebagian besar wanita di dunia. Namun, persalinan juga dapat menjadi suatu momok yang menakutkan bagi sebagian ibu hamil karena ketidakpahaman dan kurangnya pengetahuan tentang persalinan itu sendiri. Ketidakpahaman dan kurangnya pengetahuan tentang persalinan dapat menyebabkan ibu hamil merasa cemas, tidak percaya diri, dan tidak siap menghadapi proses persalinan. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan ibu dan bayi. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk memiliki pengetahuan yang cukup tentang persalinan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan persalinan pada ibu hamil?
2. Apa saja faktor yang menyebabkan kurangnya pengetahuan tentang persalinan pada ibu hamil?
3. Bagaimana dampak kurangnya pengetahuan tentang persalinan pada ibu hamil dan bayi?
4. Bagaimana cara meningkatkan pengetahuan tentang persalinan pada ibu hamil?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari persalinan pada ibu hamil
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya pengetahuan tentang persalinan pada ibu hamil.
3. Untuk mengetahui dampak kurangnya pengetahuan tentang persalinan pada ibu hamil dan bayi.
4. Untuk memberikan rekomendasi mengenai cara meningkatkan pengetahuan tentang persalinan pada ibu hamil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Persalinan Pada Ibu Hamil
Persalinan adalah proses kelahiran bayi dari rahim ibu melalui jalan lahir. Proses persalinan terdiri dari beberapa tahap, dimulai dari kontraksi rahim yang bertujuan untuk membuka serviks hingga bayi berhasil dilahirkan. Proses persalinan dapat terjadi secara alami atau melalui tindakan medis seperti operasi caesar. Tahapan Persalinan
1. Tahap pembukaan
Tahap ini dimulai dari awal kontraksi rahim hingga terbukanya serviks sepenuhnya. Serviks akan membuka secara bertahap dari 0 cm hingga mencapai 10 cm. Tahap ini dapat memakan waktu hingga 12 jam atau lebih pada ibu yang melahirkan pertama kali, namun pada ibu yang sudah pernah melahirkan, tahap ini dapat berlangsung lebih cepat.
2. Tahap pengeluaran
Setelah serviks terbuka sepenuhnya, tahap selanjutnya adalah pengeluaran bayi. Pada tahap ini, ibu akan merasakan dorongan untuk mendorong bayi keluar. Proses pengeluaran bayi ini bisa memakan waktu beberapa menit hingga beberapa jam, tergantung pada ukuran bayi, posisi bayi, dan keadaan ibu.
3. Tahap plasenta
Setelah bayi berhasil dilahirkan, plasenta atau ari-ari juga harus dikeluarkan dari rahim ibu. Biasanya proses ini berlangsung sekitar 10- 15 menit setelah bayi lahir.
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta, dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu. Persalinan dianggap abnormal jika terjadi pada usia cukup bulan (setelah 37 mingu) tanpa disertai dengan penyulit. Definisi persalinan normal menurut WHO adalah
persalinan yang dimulai secara spontan, berisiko rendah pada awal persalinan, dan tetap demikian selama proses persalinan. Bayi lahir secara spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia kehamilan antara 37 minggu sampai dengan 24 minggu lengkap. Setelah persalinan ibu maupun bayi berada dalam kondisi sehat.
Definisi persalinan menurut Helen Varney (2001) adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan aterem (bukan prematur atau postmatur), mempunyai onset yang spontan (tidak diinduksi), tidak lebih dari 24 jam sejak saat awitanya (bukan partus presipitatus atau partus lama), mempunyai janin (tunggal) dengan presentasi vertex (puncak kepala) dan oksiput pada bagian anterior pelvis, terlaksana tanpa bantuan artificial (seperti Forceps), tidak mencakup komplikasi (seperti pendarahan hebat) dan mencakup kelahiran plasenta yang normal.
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan urin) yang dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. Adapun menurut proses berlangsungnya persalinan dibedakan sebagai berikut:
1. Persalinan normal: Persalinan normal adalah proses persalinan yang terjadi secara alami dan tanpa bantuan medis. Pada persalinan normal, ibu dan bayi diperbolehkan untuk berinteraksi secara langsung segera setelah bayi lahir. Persalinan spontan, bila persalinan berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri. Pengertian persalinan, melalui jalan lahir ibu tersebut.
2. Persalinan dengan bantuan medis: Persalinan ini terjadi ketika ibu atau bayi mengalami kondisi yang memerlukan bantuan medis untuk melahirkan bayi. Beberapa jenis persalinan dengan bantuan medis antara lain vakum atau forceps, induksi persalinan, atau operasi caesar.
Persalinan buatan, bila persalinan dibantu dengan tenaga dari luar misalnya ekstraksi forsep atau dilakukan operasi sectio caesaria.
3. Persalinan air: Persalinan air adalah proses persalinan yang dilakukan di dalam kolam air hangat. Tujuannya adalah untuk memberikan rasa
nyaman pada ibu saat proses persalinan berlangsung dan mengurangi rasa sakit yang dirasakan.
4. Persalinan anjuran, persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya, tetapi baru berlangsung setelah pemecahan ketuban, pemberian pitocin, atau prostaglandin.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa persalinan merupakan proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun ke dalam jalan lahir kemudian berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau bukan jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit.
Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan menipis) kemudian berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum masuk tahap inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan serviks. Tahapan- tahapan persalinan yaitu:
1. Kala I
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan yang berlangsung antara pembukaan 0 sampai dengan pembukaan lengkap (10 cm). pada permulaan his, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga pasien masih dapat berjalan-jalan. Proses pembukaan serviks sebagai akibat his dibedakan menjadi dua fase yaitu:
a. Fase Laten
Berlangsung sekama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai dengan pembukaan mencapai ukuran diameter 3 cm.
b. Fase Aktif
1) Fase Akselerasi, dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
2) Fase Dilatasi Maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 cm sampai dengan 9 cm.
3) Fase Dilatasi, pembukaan menjadi lambat sekali, dalam waktu 2 jam pembukaan berubah menjadi pembukaan lengkap.
Didalam fase aktif ini, frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap, biasanya terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik atau lebih. Biasanya dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi kecepatan rata-rata yaitu 1 cm per jam untuk primigravida dan 2 cm untuk multigravida.
Fase-fase tersebut dijumpai pada primigravida begitu pula pada multigravida, tetapi pada fase laten, fase aktif, dan fase deselerasi terjadi lebih pendek. Mekanisme pembukaan serviks berbeda antara primi atau multigravida. Pada primigravida, OUI membuka lebih dulu sehingga serviks akan mendatar dan menipis, baru kemudia OUE membuka, pada multigravida OIU dan OUE akan mengalami penipisan dan pendataran yang bersamaan. Kala I sesuai apabila pembukaan serviks sudah lengkap.
Pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 12 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam.
2. Kala II
Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran, kala ini dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida, gejala utama dari kala II adalah:
a. His semakin kuat, dengan internal 2 sampai 3 menit dengan durasi 50 sampai 100 detik.
b. Menjelang akhr kala I, ketuban pecah yang ditandai dengan pengeluaran cairan secara mendadak.
c. Ketuban pecah pada pembukaan merupakan pendeteksi lengkap diikuti keinginan mengejan karena fleksus frankenhauser tertekan.
d. Kedua kekuatan, his dan mengenjan lebih mendorong kepala bayi sehingga kepala bayi membuka pintu, subocciput bertindak sebagai hipomoglion berturut-turut lahir dari dahi, muka, dagu yang melewati perineum.
e. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar, yaitu penyesuaian kepala pada punggung.
f. Setelah putar paksi luar berlangsung maka persalinan bayi ditolong dengan jalan:
1) Kepala dipegang pada ocsiput dan dibawah dagu, ditarik curam kebawah untuk melahirkan bahu belakang.
2) Setelah kedua bahu lahir, ketiak diikat untuk melahirkan sisa badan bayi.
3) Bayi kemudian lahir diikuti oleh air ketuban.
3. Kala III
Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10 menit.
Melalui kelahiran bayi, plasenta sudah mulai terlepas pada lapisan Nitabisch karena sifat retraksi otot rahim. Dimulai segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit, jika lebih maka harus diberi penanganan lebih atau dirujuk. Lepasnya plasenta sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-tanda:
a. Uterus menjadi bundar.
b. Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim.
c. Tali pusat bertambah panjang.
d. Terjadi pendarahan.
Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan secara crede pada fundus uteri. Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir. Lepasnya plasenta secara Schultze, biasanya tidak ada pendarahan sebelum plasenta lahir dan banyak mengeluarkan
darah setelah plasenta lahir, sedangkan cara Duncan yaitu plasenta lepas dari pinggir, biasanya darah mengalir keluar antara selaput ketuban.
4. Kala IV
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena pendarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam pertama.
Observasi yang dilakukan adalah:
a. Tingkat kesadaran penderita.
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital, tekanan darah, nadi, dan pernapasan.
c. Kontraksi uterus.
d. Terjadi pendarahan.
Istilah-istilah yang berkaitan dengan persalinan berdasarkan tuanya umur kehamilan dan berat badan bayi:
1. Abotus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi dengan berat badan kurang dari 500 gram.
2. Partus Immaturus
Pengeluaran buah kehamilan antara 22 minggu dan 28 minggu atau bayi dengan berat badan antara 500 gram dan 999 gram.
3. Partus Prematur
Pengeluaran buah kehamilan antara 28 minggu dan 37 minggu atau bayi dengan berat badan antara 1000 gram dan 2499 gram.
4. Partus Maturus atau Aterm
Pengeluaran buah kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu atau bayi dengan berat badan antara 2500 gram atau lebih.
5. Partus Postmaturus atau Serotinus
Pengeluaran buah kehamilan setelah 42 minggu.
Sebab-sebab mulainya persalinan pada ibu hamil yaitu Penurunan Kadar Progesteron, Teori Oxytocin, Keregangan Otot-Otot, Pengaruh Janin, dan Teori Prostaglandin.
1. Penurunan Kadar Progesteron
Pada saat 1-2 minggu sebelum pesalinan dimulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron menurun.
2. Teori Oxytocin
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Oleh karena itu, timbul kontraksi otot-otot rahim.
3. Keregangan Otot-Otot
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila dindingnya teregang karena isinya bertambah maka timbul kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot rahim makin rentan.
4. Pengaruh Janin
Hypofise dan kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga memegang peranan karena pada anencepalus kehamilan sering lebih lama dari biasa.
5. Teori Prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan desidua, disangka menjadi salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E3 yang diberikan secara intravena, intra dan extraminal menimbulkan kontraksi myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga disokong dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.
B. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Kurangnya Pengetahuan Tentang Persalinan Pada Ibu Hamil
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan kurangnya pengetahuan tentang persalinan pada ibu hamil, di antaranya:
1. Faktor pendidikan
Ibu hamil yang memiliki pendidikan rendah atau tidak pernah menerima informasi yang memadai tentang kesehatan reproduksi dan persalinan, cenderung memiliki pengetahuan yang terbatas tentang proses persalinan.
2. Faktor lingkungan
Ibu hamil yang tinggal di daerah pedesaan atau terpencil, di mana akses terhadap fasilitas kesehatan dan informasi kesehatan terbatas, cenderung memiliki pengetahuan yang kurang tentang persalinan.
3. Faktor budaya
Beberapa budaya memiliki tabu atau kepercayaan tertentu terkait dengan proses persalinan, yang dapat mempengaruhi pengetahuan dan pemahaman ibu hamil tentang proses tersebut.
4. Faktor bahasa
Ibu hamil yang tidak memahami bahasa yang digunakan dalam penyampaian informasi kesehatan, juga dapat memiliki pengetahuan yang kurang tentang persalinan.
5. Faktor aksesibilitas
Ibu hamil yang sulit mengakses informasi kesehatan atau fasilitas kesehatan, baik karena keterbatasan finansial maupun karena jarak yang jauh dari fasilitas kesehatan, cenderung memiliki pengetahuan yang kurang tentang persalinan.
6. Faktor stigma
Stigma terkait dengan kehamilan di luar nikah atau kehamilan remaja dapat membuat ibu hamil merasa malu atau tidak nyaman untuk mencari informasi tentang persalinan.
Untuk mengatasi kurangnya pengetahuan tentang persalinan pada ibu hamil, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan aksesibilitas informasi kesehatan dan fasilitas kesehatan yang memadai. Selain itu, juga perlu dilakukan kampanye edukasi yang tepat dan sesuai dengan budaya dan bahasa ibu hamil, serta menghilangkan stigma terkait dengan kehamilan di luar nikah atau kehamilan remaja.
Menurut (Saragih, 2017), ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses persalinan normal yang dikenal dengan istilah 5P, yaitu: Power, Passage, Passenger, Psikis ibu bersalin, dan Penolong persalinan yang dijelaskan dalam uraian berikut:
1. Power (tenaga)
Power (tenaga) merupakan kekuatan yang mendorong janin untuk lahir. Dalam proses kelahiran bayi terdiri dari 2 jenis tenaga, yaitu primer dan sekunder.
a. Primer
Berasal dari kekuatan kontraksi uterus (his) yang berlangsung sejak muncul tanda-tanda persalinan hingga pembukaan lengkap.
b. Sekunder
Usaha ibu untuk mengejan yang dibutuhkan setelah pembukaan lengkap.
2. Passenger (janin)
Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin, yang meliputi berat janin, letak janin, posisi sikap janin (habilitus), serta jumlah janin. Pada persalinan normal yang berkaitan dengan passenger antara lain: janin bersikap fleksi dimana kepala, tulang punggung, dan kaki berada dalam keadaan fleksi, dan lengan bersilang di dada. Taksiran berat janin normal adalah 2500-3500 gram dan DJJ normal yaitu 120-160x/menit.
3. Passage (jalan lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yaitu bagian tulang padat, dasar panggul, vagina dan introitus vagina (lubang luar vagina). Meskipun jaringan lunak, khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam proses persalinan. Oleh karena itu, ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan sebelum persalinan dimulai.
4. Psikis ibu bersalin
Persalinan dan kelahiran merupakan proses fisiologis yang menyertai kehidupan hampir setiap wanita. Pada umumnya persalinan dianggap hal yang menakutkan karena disertai nyeri hebat, bahkan terkadang menimbulkan kondisi fisik dan mental yang mengancam jiwa. Nyeri merupakan fenomena yang subjektif, sehingga keluhan nyeri persalinan setiap wanita tidak akan sama, bahkan pada wanita yang samapun tingkat nyeri persalinannya tidak akan sama dengan nyeri persalinan yang sebelumnya. Sehingga persiapan psikologis sangat penting dalam menjalani persalinan. Jika seorang ibu sudah siap dan memahami proses persalinan maka ibu akan mudah bekerjsama dengan petugas kesehatan yang akan menolong persalinannya.
Dalam proses persalinan normal, pemeran utamanya adalah ibu yang disertai dengan perjuangan dan upayanya. Sehingga ibu harus meyakini bahwa ia mampu menjalani proses persalinan dengan lancar.
Karena jika ibu sudah mempunyai keyakinan positif maka keyakinan tersebut akan menjadi kekuatan yang sangat besar saat berjuang mengeluarkan bayi. Sebaliknya, jika ibu tidak semangat atau mengalami ketakutan yang berlebih maka akan membuat proses persalinan menjadi sulit.
5. Penolong persalinan
Orang yang berperan sebagai penolong persalinan adalah petugas kesehatan yang mempunyai legalitas dalam menolong persalinan, antara lain: dokter, bidan, perawat maternitas dan petugas kesehatan yang mempunyai kompetensi dalam pertolongan persalinan, menangani kegawataruratan serta melakukan rujukan jika diperlukan.
Petugas kesehatan yang memberi pertolongan persalinan dapat menggunakan alat pelindung diri, serta melakukan cuci tangan untuk mencegah terjadinya penularan infeksi dari pasien.
Pemanfaatan pertolongan persalinan oleh tenaga professional di masyarakat masih sangat rendah dibandingkan dengan target yang
diharapkan. Pemilihan penolong persalinan merupakan faktor yang menentukan terlaksananya proses persalinan yang aman.
Pengetahuan adalah hasil "tahu", pengetahuan terjadi setelah orang melakukan penginderaan baik melalui indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan indra peraba terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan.
Faktor pengetahuan yang mempengaruhi ibu memilih persalinan dengan metode SC tanpa indikasi medis yaitu sebesar (81,8%), yang juga sejalan dengan penelitian (Suhartatik, 2014) yang meyatakan ada pengaruh pengetahuan ibu hamil di dalam memilih persalinan SC (p=0,016). Dan hasil penelitian Purnawati Eka (2009) dikatakan bahwa terdapat hubungan yang 19 bermakna antara pengetahuan ibu hamil dengan sikap ibu hamil memilih persalinan secara SC. Semakin tinggi pengetahuan ibu maka semakin luas pandangan ibu dalam memilih proses persalinan yang tepat (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan ibu hamil tentang persalinan sangatlah penting. Hal ini akan berdampak pada pemeliharaan kehamilan dan pengambilan keputusan persalinan pada akhir kehamilannya (Salfariani, 2012). Meningkatnya kecenderungan wanita melahirkan dengan operasi berhubung dengan semakin meningkatnya perhatian mereka terhadap kehamilannya (Kasdu, 2003). Pengetahuan ibu hamil sangat penting untuk dapat menentukan proses persalinan yang tepat, karena semakin baik pengetahuan ibu tentang risiko persalinans semakin besar pula sikap ibu untuk memilih proses persalinan normal yang risikonya lebih rendah dari pada persalinan SC (Nunung, 2009). Dari hasil penelitian Purnawati Eka Lestari (2009) dikatakan bahwa sebagian besar ibu hamil yang pengetahuan tentang risiko persalinan baik lebih memilih persalinan normal daripada persalinan secara SC, sedangkan sebagian besar ibu hamil yang pengethauannya kurang lebih memilih persalinan secara SC
meskipun ada beberapa yang pengetahuannya baik juga lebih memilih persalinan SC.
Mutmainnah,dkk. 2017. Asuhan Persalinan Normal dan Bayi Baru Lahir. CV Andi Offset: Yogyakarta
Ni Kadek Ginantri. 2022. ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA NY. R DENGAN FOKUS INTERVENSI TERAPI MUSIK KLASIK TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA IBU POSTSECTIO CAESAREA DIRUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI. Jurnal Ilmiah The Shine, Lampung. Vol 8, No 2.
Rama Agustina,dkk. 2023. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NY “M” G1P0A0 HAMIL ATERM JTH PRESKEP DENGAN PERSALINAN LAMA DI RUANG BERSALIN. Jurnal Ilmu Kesehatan, Palembang. Vol 2, No 1.
Sulis Diana,dkk. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. CV Oase Group: Jawa Tengah
Yanti,dkk. 2022. ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERSALINAN SECTIO CAESAREA. Jurnal Kesehatan, Aceh. Vol 13, No 2.