• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Kelompok 5 (2)

N/A
N/A
Rafi Abdul Aziz

Academic year: 2025

Membagikan "Makalah Kelompok 5 (2)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

MODEL PEMBELAJARAN TERPADU SHARED MODEL, WEBBED MODEL, DAN THREADED MODEL

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Terpadu (Kode GD402)

Dosen Pengampu : Drs. Yusuf Suryana, M.Pd.

Istikhoroh Nurzaman, M.Pd.

oleh:

Kelompok 2 Kelas 3C

Dety Nursabana (1908007)

Rifa Setiani Z (1908043)

Rafi Abdul Aziz (1908093)

Rizki Agung Aditia Pratama (1905264)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2022

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur selalu kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Model Pembelajaran Terpadu Shared Model, Webbed Model, dan Threaded Model”.

Solawat serta salam tidak lupa tetap tercurah limpahkan kepada nabi agung kita, yakni Nabi Muhammad SAW, tidak lupa kepada para keluarganya, para sahabatnya, dan tidak lupa kepada kita semua selaku umat beliau yang senantiasa setia hingga akhir zaman.

Adapun tujuan dari penulisan dan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Bapak Drs. Yusuf Suryana, M.Pd dan Ibu Istikhoroh Nurzaman, M.Pd pada mata kuliah Pembelajaran Terpadu. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah pengetuhan mengenai model pembelajaran terpadu, yakni shared model, webbed model, dan threaded model bagi penyusun dan pembaca.

Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Dan kami menyadari makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami harapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya, terutama dan khususnya untuk mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.

Tasikmalaya, Februari 2022

Penyusun,

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI... iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...1

1.3 Tujuan Penulisan... 2

1.5 Manfaat... 2

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Penjelasan Model Pembelajaran Terpadu Shared Model...3

2.2 Penjelasan Model Pembelajaran Terpadu Webbed Model...4

2.3 Penjelasan Model Pembelajaran Terpadu Threaded Model...6 BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan...

DAFTAR PUSTAKA...

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebelum memasuki dunia pendidikan, anak sudah terbiasa mempelajari hal- hal yang terjadi disekitarnya atau yang dialami oleh anak-anak itu sendiri menjadi satu kesatuan yang utuh (holistik). Namun, ketika memasuki dunia pendidikan anak diberikan berbagai ilmu pengetahuan yang dikemas menjadi ke dalam mata pelajaran sehingga sangat beragam dan membuat anak-anak sulit untuk mencerna semua pengetahuan-pengetahuan baru tersebut.

Kesulitan-kesulitan yang terjadi dalam pembelajaran, hanya akan membuat suatu pengalaman belajar yang bersifat artifal atau pengalaman belajar yang dibuat- buat. Berbanding terbalik dengan pengalaman belajar yang menunjukan kaitan unsur-unsur konseptual baik di dalam maupun antar mata pelajaran akan memberi peluang bagi terjadinya pembelajaran yang efektif dan lebih bermakna.

Pembelajaran terpadu adalah pendekatan yang berorientasi pada suatu praktek pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan anak. Dengan menggunakan model-model pembelajaran terpadu yang juga disesuaikan dan dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan. Pada makalah ini akan dijelaskan tiga model yang terdapat pada pembelajaran terpadu, yakni shared model, webbed model, dan threaded model. Dengan adanya pembelajaran terpadu diharapkan dapat membantu anak atau peserta didik dalam melatih dan meningkatkan kemampuannya dengan tujuan agar anak dapat menidentifikasi, mengumpulkan, menilai, dan mampu mengumpulkan informasi yang ada disekitarnya secara lebih efektif dan lebih bermakna.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka di dapatkan rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini, yakni:

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran terpadu shared model, webbed model, dan threaded model?

(5)

1.2.2 Apa kelebihan dan kekurangan model pembelajaran shared model, webbed model, dan threaded model?

1.2.3 Bagaimana karakteristik dan langkah-langkah penerapan model pembelajaran terpadu shared model, webbed model, dan threaded model?

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka didapatkan tujuan yang akan dibahas pada makalah ini, yakni:

1.3.1 Menguraikan yang dimaksud dengan model pembelajaran terpadu shared model, webbed model, dan threaded model.

1.3.2 Menguraikan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran terpadu shared model, webbed model, dan threaded model.

1.3.3 Menguraikan karakteristik dan langkah-langkah penerapan model pembelajaran terpadu shared model, webbed model, dan threaded model.

1.4 Manfaat

Berdasarkan tujuan di atas, maka didapatkan manfaat yang akan dibahas pada makalah ini, yakni:

1.4.1 Mengetahui yang dimaksud dengan model pembelajaran terpadu shared model, webbed model, dan threaded model.

1.4.2 Mengetahui kelebihan dan kekurangan model pembelajaran terpadu shared model, webbed model, dan threaded model.

1.4.3 Mengetahui karakteristik dan langkah-langkah penerapan model pembelajaran terpadu shared model, webbed model, dan threaded model.

BAB II

(6)

PEMBAHASAN 2.1 Model Pembelajaran Terpadu Shared

Model shared adalah suatu bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih (Suryaningsih, 2016). Contoh pada butir-butir pembelajaran tentang kewarganegaraan dalam PPKn misalnya, dapat bertumpang tindih dengan butir pembelajaran dalam Tata Negara, PSPB, dan lain-lain. Adapun Kelebihannya, yakni lebih mudah dalam menggunakannya sebagai langkah awal maju penuh menuju model terpadu yang mencakup empat disiplin ilmu, dengan menggabungkan disiplin ilmu serupa yang saling tumpang tindih akan memungkinkan mempelajari konsep yang lebih dalam (Yusuf & Wulan, 2015). Model pembelajaran terpadu shared ini dapat digunakan ketika akan memadukan konsep, sikap, dan keterampilan antar disiplin ilmu. Tipe s hared ini dapat digunakan pada jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA. Adapun kelebihan dan kekurangan dari model shared ini, yakni:

1. Kelebihan model shared, antaralain:

a. Sebagai tahap awal menuju tipe pembelajaran terpadu yang lebih kompleks dengan empat disiplin ilmu.

b. Konsep yang dikaji lebih mendalam.

c. Hanya dua bidang kajian saja yang dikaitkan, sehingga pemahaman tentang materi lebih mendalam.

d. Dengan pasangan bidang kajian, memfasilitasi pembelajaran yang lebih mendalam pada saat menyampaikan konsep yang tumpang tindih.

e. Dapat mengambil waktu yang sama untuk materi yang tumpang tindih. Misalnya jam pelajaran matematika pada materi segitiga siku-siku digabung dengan jam pelajaran IPA pada materi bidang miring.

2. Kekurangan model shared, antaralain:

a. Waktu yang diperlukan untuk mengembangkan tipe ini cukup lama.

b. Dalam penyusunan proses pembelajaran tipe shared memerlukan kompromi dan kerjasama serta kepercayaan dalam tim.

c. Pada tahap awal pengintegrasian dua disiplin ilmu ini memerlukan

(7)

komitmen dari partner.

d. Untuk mendapatkan konsep yang tumpang tindih diperlukan dialog dan percakapan yang mendalam.

Selain mempunyai kelebihan dan kekurangan, model shared ini juga memiliki karakteristik, antaralain:

a. Memadukan dua disiplin ilmu yang memiliki konsep, sikap, dan keterampilan yang sama.

b. Memiliki disiplin komplementer artinya antara ilmu yang satu dengan yang lainnya saling mengisi atau melengkapi.

Model pembelajaran terpadu shared juga memiliki langkah-langkah dalam penyusunnya, antaralain:

a. Menentukan dua mata pelajaran yang akan difokuskan pada konsep, sikap dan keterampilan yang sama

b. Menyeleksi konsep-konsep, keterampilan, dan sikap yang diajarkan dalam satu semester

c. Memilih beberapa konsep, keterampilan, dan sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara mata pelajaran tersebut

d. Memilih tema yang cocok untuk pembelajaran tersebut 2.2 Model Pembelajaran Terpadu Webbed

Model yang paling populer salah satunya, yakni model webbed. Model ini bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran (Armadi & Astuti, 2018). Dalam hubungan ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran.

Kelebihan pendekatan jaring laba-laba dalam mengintegrasikan kurikulum adalah faktor motivasi sebagai bentuk seleksi tema yang menarik perhatian paling besar, faktor motivasi siswa juga dapat berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa (Marzuki, 2017). Adapun kelebihan dan kekurangan dari model webbed ini, yakni:

1. Kelebihan model webbed, antaralain:

a. Adanya faktor motivasional yang dihasilkan dari menyeleksi tema yang sangat diminati.

(8)

b. Model jaring laba-laba relatif lebih mudah dilakukan oleh guru yang belum berpengalaman.

c. Model ini mempermudah perencanaan kerja tim untuk mengembangkan tema ke dalam semua bidang isi pelajaran.

2. Kekurangan model webbed, antara lain:

a. Langkah yang sulit dalam pembelajaran terpadu model jaring laba- laba adalah menyeleksi tema

b. Adanya kecenderungan merumuskan suatu tema yang dangkal, sehingga hal ini hanya berguna secara artifisial di dalam perencanaan kurikulum.

c. Guru dapat menjaga misi kurikulum

d. Dalam pembelajaran guru lebih fokus pada kegiatan daripada pengembangan konsep.

Selain memiliki kelebihan dan kekurangan model webbed ini juga memiliki karakteristik, antaralain:

1. Berpusat pada siswa.

2. Memberi pengalaman langsung.

3. Pemisahan mata pelajaran yang tidak begitu jelas.

4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran.

5. Bersifat fleksibel.

6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan bakat siswa.

7. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain yang menyenangkan.

Model pembelajaran terpadu webbed juga memiliki langkah-langkah dalam penyusunnya, antaralain:

1. Mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator setiap bidang pengembangan untuk masing-masing kelompok usia.

2. Mengidentifikasi tema dan subtema dan memetakannya dalam jaring tema.

3. Mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang pengembangan melalui tema dan subtema.

4. Menentukan kegiatan pada setiap bidang pengembangan dengan mengacu pada indikator yang akan dicapai dan subtema yang dipilih.

(9)

5. Menyusun rencana kegiatan pembelajaran.

2.3 Model Pembelajaran Terpadu Threaded

Model threaded adalah model pemaduan bentuk keterampilan, misalnya;

melakukan prediksi dan estimasi dalam matematika, ramalan terhadap kejadian- kejadian, antisipasi terhadap cerita dalam novel, dan sebagainya (Resmini, 2015).

Bentuk threaded ini berfokus pada apa yang disebut meta-curriculum. Kelebihan model ini antara lain: konsep berputar berputar sekitar metakurikulum yang menekankan pada perilaku metakognitif, materi untuk tiap mata pelajaran yang tetap murni, dan siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan datang sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi. Adapun kelebihan dan kekurangan dari model pembelajaran terpadu threaded, antaralain:

1. Kelebihan model pembelajaran threaded, antaralain:

a. Konsep berputar sekitar metakurikulum yang menekankan pada perilaku metakognitif.

b. membuat siswa dapat belajar bagaimana seharusnya belajar di masa yang akan dating sesuai dengan laju perkembangan era globalisasi.

c. Materi untuk tiap mata pelajaran tetap murni sehingga siswa yang mempunyai tingkat pemikiran superordinat memiliki kekuatan transfer pada keterampilan hidup.

2. Kekurangan model pembelajaran threaded, antaralain:

a. Kebutuhan untuk menambahkan kurikulum “yang lain”.

b. Isi yang berhubungan lintas mata pelajaran tidak ditunjukkan secara eksplisit (jelas / tersurat), melainkan secara implisit (tersirat) sehingga siswa kurang dapat memahami keterkaitan konten antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya.

c. Guru perlu memahami keterampilan dan strategi yang digunakan siswa agar dapat mengembangkan dirinya.

(10)

d. Permukaan metakurikulum, kecuali disiplin tetap statis.

e. Hubungan di antara dan antar isi mata pelajaran tidak ditekankan.

Selain memiliki kelebihan dan kekurangan model webbed ini juga memiliki karakteristik, yakni Menggunakan ide kurikulum meta, tingkat kelas atau tim antardepartemen menargetkan satu set keterampilan berpikir untuk menanamkan ke dalam prioritas konten yang ada. Misalnya dengan menggunakan "kurikulum klaster", tim mahasiswa dapat memilih cluster analisis kemampuan berpikir untuk menanamkan ke dalam setiap konten: science (mengklasifikasikan), IPS (membandingkan dan kontras), seni bahasa (atribut), matematika (squence).

Demikian juga, keterampilan sosial dan kecerdasan ganda dapat berulir melalui berbagai disiplin ilmu.

Model pembelajaran terpadu webbed juga memiliki langkah-langkah dalam penyusunnya, antaralain:

1. Menetapkan keterampilan yang diuntaikan dalam pembelajaran ketrampilan.

2. Memilih mata pelajaran yang cocok untuk dipadukan dengan model ini.

3. Mencocokkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dapat diuntaikan.

4. Merumuskan indikator pembelajaran secara terpadu.

5. Menetapkan ketrampilan berpikir yang akan diuntaikan.

(11)

BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan

Model shared adalah suatu bentuk pemaduan pembelajaran akibat adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata pelajaran atau lebih . misalnya pada butir-butir pembelajaran tentang kewarganegaraan dalam PPKn misalnya, dapat bertumpang tindih dengan butir pembelajaran dalam Tata Negara, PSPB, dan lain-lain, lalu ada model webbed. Model ini bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu bahan dan kegiatan pembelajaran. Dalam hubungannya model webbed ini tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran. Kemudian ada model threaded adalah model pemaduan bentuk keterampilan, misalnya;

melakukan prediksi dan estimasi dalam matematika, ramalan terhadap kejadian-kejadian, antisipasi terhadap cerita dalam novel, dan sebagainya.

Setiap model juga mempunyai kelebihan dan kekuranganya masing-masing.

Dalam karakteristik dan Langkah-langkah penerapannnyapun sama mempunyai Langkah penerapannya masing-masing.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Armadi, A., & Astuti, Y. P. (2018). Pembelajaran Terpadu Tipe Webbed Berbasis Budaya Lokal Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Premiere Educandum : Jurnal Pendidikan Dasar Dan Pembelajaran, 8(2), 185–195. https://doi.org/10.25273/pe.v8i2.3282

Marzuki. (2017). Pembelajaran Tematik Model Webbed Berbasis Saintifik Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Di SD. Sekolah Dasar: Kajian

Teori Dan Praktik Pendidikan, 26(2), 159– 168.

https://doi.org/http://dx.doi.org/10.17977/um009v26i22017p159

Resmini, N. (2015). Model-model pembelajaran terpadu. Dipetik Maret20, 2018.

Suryaningsih, Yeni. 2016. Implementasi Pembelajaran Terpadu Tipe Shared untuk Meningkatkan Kecerdasan Spiritual Siswa. Jurnal Bio Educatio, Vol. 1 No.

1 Hal. 64 71. Tersedia Pada :

https://jurnal.unma.ac.id/index.php/BE/article/view/437. (Diakses pada 7 Januari 2018).

Yusuf, M dan Wulan, A, R. 2015.Penerapan Model Discovery Learning Menggunakan Pembelajaran Tipe Shared dan Webbed untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan KPS Siswa. Journal EDUSAINS.Vol.1, No.2 Desember 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Mata pelajaran Al-Qur’an-Hadits di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis al-Qur’an dan hadits dengan benar,

Mata Pelajaran : Gambar Ilustrasi d. Dalam kegiatan ini mahasiwa praktikan belum mengajar secara penuh, baik dalam penyampaian materi, penggunaan metode maupun pengelolaan

Hasil survai menunjukkan bahwa kemampuan mahasiswa PGSD dalam menguasai materi-materi konsep dasar berbagai mata kuliah yang berisikan konsep dasar lima mata

Menganalisis integrasi muatan lokal pada materi mata pelajaran dan materi mata pelajaran pada ekstrakurikuler kepramukaan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran;..

menjadi mata pelajaran tersendiri. Sehingga yang terjadi, muatan materi pembelajaran sastra tetap terangkum dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Oleh karena

Jika tidak ada langkah-langkah penyelesaian tidak dimasukan, maka mungkin (mawaupun bisa juga tidak mungkin) bahwa metode simpleks dapat berputar (siklik)

Pada bagian kedua unit pelajaran ini, kita akan mengedepankan konsep kolaborasi dan kerjasama yang menjadi dasar pembentukan kelompok kerja yang efektif, menekankan pada

didistribusikan, 5) mudah digunakan, 6) praktis, karena mudah dibawa-bawa, 7) pesan/materi pelajaran sudah tetap dan terpateri, 8) suasana dan perilaku pendengar dapat