• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH HIDROLOGI kelompok 3

N/A
N/A
Andi Ghazi

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH HIDROLOGI kelompok 3"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

HIDROLOGI SUNGAI DAN DANAU

“Konsep Pembangunan Berkelanjutan Dalami Pengelolaan DAS Terpadu”

Dosen Pengampu : Dr. Parida Angriani, M.Pd & Aswin Nur Saputra, S.Pd.,M.Sc

Disusun Oleh :

Eraini (2210115120004)

Nuril Izati (2210115120006)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2024

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Esa, karena berkat Rahmat dan KaruniaNya semata sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan makalah mata kuliah Hidrologi Sungai dan Danau dengan topik “Konsep Pembangunan Berkelanjutan Dalami Pengelolaan DAS Terpadu” dengan tepat waktu.

Penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mingguan di Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan program studi Pendidikan Geografi. Di dalam penyusanan makalah ini banyak suka dan duka yang telah penulis lewati, tetapi berkat kerja keras dan kesabaran, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu/Bapak Dr.

Parida Angriani, M.Pd Aswin Nur Saputra, S.Pd.,M.Sc sebagai dosen pengampu.

Semoga Makalah ini dapat memberikan banyak manfaat bagi semua orang yang membacanya. Tetapi penulis meminta maaf atas kekurangan didalam makalah yang telah penulis susun. Penulis berharap pembaca dapat memberikan saran dan kritik terhadap makalah yang ditulis oleh penulis. Akhir kata Penulis ucapkan terimakasih.

Banjarmasin, 17 April 2024

Kelompok 3

(3)

DAFTAR ISI

(4)

DAFTAR GAMBAR

(5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Konsep Pembangunan Berkelanjutan mengacu pada pendekatan yang mempertimbangkan kebutuhan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi masa depan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pembangunan Berkelanjutan mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk pengelolaan sumber daya alam, perlindungan lingkungan, pertumbuhan ekonomi, dan kesejahteraan sosial.

Salah satu area penting dalam Pembangunan Berkelanjutan adalah pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai) terpadu. DAS merujuk pada suatu wilayah yang mencakup seluruh sistem sungai dan aliran air yang saling terhubung. Pengelolaan DAS terpadu bertujuan untuk menjaga keseimbangan ekologi dan keberlanjutan dalam penggunaan sumber daya air serta meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan.

Latar belakang konsep Pembangunan Berkelanjutan dalam pengelolaan DAS terpadu melibatkan beberapa poin-poin penting:

1. Definisi Konsep Pembangunan Berkelanjutan dalam Pengelolaan DAS Terpadu

2. Prinsip-prinsip Pembangunan Berkelanjutan yang Relevan dalam Konteks Pengelolaan DAS Terpadu

3. Tantangan dan Peluang Implementasi Konsep Pembangunan Berkelanjutan dalam Pengelolaan DAS Terpadu

4. Peran Stakeholder dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan DAS Terpadu

5. Strategi dan Langkah-langkah Konkret untuk Mengintegrasikan Konsep Pembangunan Berkelanjutan dalam Pengelolaan DAS Terpadu

Berdasarkan poin-poin diatas, penulis akan membahas satu-persatu poin yang ada di dalam pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan DAS terpadu.

(6)

1.1 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa Definisi Konsep Pembangunan Berkelanjutan dalam Pengelolaan DAS Terpadu?

2. Bagaimana Prinsip-Prinsip Pembangunan Berkelanjutan yang Relevan dalam Konteks Pengelolaan DAS Terpadu?

3. Bagaimana Tantangan dan Peluang Implementasi Konsep Pembangunan Berkelanjutan dalam Pengelolaan DAS Terpadu?

4. Bagaimana Peran Stakeholder dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan DAS Terpadu?

5. Apa saja Strategi dan Langkah-langkah Konkret untuk Mengintegrasikan Konsep Pembangunan Berkelanjutan dalam Pengelolaan DAS Terpadu!

1.2 TUJUAN PENULISAN

(7)

BAB II

TINJAUN PUSTAKA 2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS)

Daerah Aliran Sungai atau sering disingkat dengan DAS adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas alam, seperti punggung bukit – bukit atau gunung, maupun batas batuan, seperti jalan atau tanggul, dimana air hujan turun di wilayah tersebut memberi kontribusi aliran ke titik kontrol (outlet) (Suripin, 2002). Kodoatie dan Sugiyanto (2002) mendefinisikan DAS sebagai suatu kesatuan daerah/wilayah/kawasan tata air yang terbentuk secara alamiah dimana air tertangkap (berasal dari curah hujan), dan akan mengalir dari daerah/wilayah/kawasan tersebut menuju ke arah sungai dan sungai yang bersangkutan. Disebut juga Daerah Pengaliran Sungai (DPS) atau Daerah Tangkapan Air (DTA). Dalam bahasa inggris ada beberapa macam istilah yaitu Cathcment Area, Watershed.

Asdak (2010) mendefinisikan Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai suatu wilayah daratan yang secara topografik dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai utama. Wilayah daratan tersebut dinamakan daerah tangkapan air (DTA atau catchment area) yang merupakan suatu ekosistem daerah unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam (tanah, air, dan vegetasi) dan sumberdaya manusia sebagai pemanfaat sumberdaya alam.

Peraturan Pemerintah nomor 37 tahun 2012 tentang pengelolaan Daerah aliran sungai (DAS), menyatakan bahwa Daerah Aliran Sungai adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan. DAS bukan hanya merupakan badan sungai, tetapi satu kesatuan seluruh ekosistem yang ada didalam pemisah 22

(8)

topografis. Pemisah topografis di darat berupa daerah yang paling tinggi biasanya punggung bukit yang merupakan batas antara satu DAS dengan DAS lainnya.

DAS merupakan suatu megasistem yang kompleks, meliputi sistem fisik (physical systems), sistem biologis (biological systems), dan sistem manusia (human system). Setiap sistem dan sub-sub sistem di dalamnya saling berinteraksi, peranan tiap-tiap komponen dan hubungan antar komponen sangat menentukan kualitas ekosistem DAS. Gangguan terhadap salah satu komponen ekosistem akan dirasakan oleh komponen lainnya dengan sifat dampak berantai.

Keseimbangan ekosistem akan terjamin apabila kondisi timbal balik antar komponen berjalan dengan baik dan optimal (Kartodihardjo, 2008 dalam Setyowati dan Suharini, 2011)

2.2 Karakteristik DAS

Karakteristik DAS merupakan gambaran spesifik mengenai DAS yang dicirikan oleh parameter yang berkaitan dengan keadaan morfometri, topografi, tanah geologi, vegetasi, penggunaan lahan, hidrologi dan manusia. Karakteristik DAS pada dasarnya dibagi menjadi 2 (dua) yaitu karakteristik biogeofisik dan karakteristik sosial ekonomi budaya dan kelembagaan. Karakteristik DAS secara rinci dapat dijelaskan sebagai berikut : a) Karakteristik biogeofisik meliputi : karakteristik meteorologi DAS, karakteristik morfologi DAS, karakteristik morfometri DAS, karakteristik hidrologi DAS, dan karakteristik kemampuan DAS. b) Karakteristik sosial ekonomi budaya dan kelembagaan meliputi : karakteristik sosial kependudukan DAS, karakteristik sosial budaya DAS, karakteristik sosial ekonomi DAS dan karakteristik kelembagaan DAS.

Dalam sistem DAS ditunjukkan bahwa mekanisme perubahan hujan menjadi aliran permukaan sangat tergantung pada karakteristik daerah pengalirannya. Menurut Asdak (2010), besar kecilnya aliran permukaan dipengaruhi 2 (dua) faktor, yaitu faktor yang berhubungan dengan curah hujan dan karakteristik fisik DAS. Faktor karakteristik fisik DAS yang ikut berpengaruh terhadap aliran permukaan dapat dibedakan atas 2 (dua) kelompok, yaitu : a) Karakteristik DAS yang stabil (stable basin characteristics), meliputi : jenis

(9)

batuan dan tanah, kemiringan lereng, kerapatan aliran di dalam DAS b) Karakteristik DAS yang berubah (variable basin characteristics), yaitu penggunaan lahan. Struktur dan tekstur tanah berpengaruh terhadap proses terjadinya infiltrasi, kemiringan lereng akan mempengaruhi perjalanan aliran untuk mencapai outlet, dan alur-alur drainase akan mempengaruhi terbentuknya timbunan air permukaan (rawa, telaga, danau), kerapatan vegetasi/penutup lahan berpengaruh sebagai penghambat jatuhnya air hujan ke permukaan tanah.

(10)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Definisi Konsep Pembangunan Berkelanjutan dalam Pengelolaan DAS Terpadu

Menurut World Commission on Environment and Development. (1987).Konsep Pembangunan Berkelanjutan dalam Pengelolaan DAS (Daerah Aliran Sungai) Terpadu adalah pendekatan yang menekankan pada upaya menjaga keseimbangan antara pemanfaatan sumber daya alam dengan keberlanjutan lingkungan serta kesejahteraan sosial masyarakat dalam suatu wilayah aliran sungai. Konsep ini mencakup beberapa aspek, antara lain:

1. Konservasi Sumber Daya Alam: Menjaga keseimbangan ekosistem DAS dengan melakukan pengelolaan yang berkelanjutan terhadap lahan, air, dan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya (Folke, C., et al. 2002).

2. Pengelolaan Air yang Berkelanjutan: Mengatur penggunaan air secara efisien dan adil, serta menjaga kualitas air agar tetap bersih dan dapat memenuhi kebutuhan semua pemangku kepentingan, termasuk kebutuhan ekosistem (Gupta, J., et al. 2010).

3. Pemberdayaan Masyarakat: Melibatkan masyarakat dalam proses

pengambilan keputusan dan implementasi kebijakan terkait pengelolaan DAS, sehingga memastikan kepentingan mereka diakomodasi dan

mendukung partisipasi aktif dalam pelestarian lingkungan. (Pahl-Wostl, C., et al. 2008).

4. Pengembangan Ekonomi yang Berkelanjutan: Mendorong pertumbuhan ekonomi yang tidak merusak lingkungan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat setempat, seperti melalui pengembangan agrowisata, industri berbasis lingkungan, atau pertanian organik. (United Nations. 2015).

5. Adaptasi terhadap Perubahan Iklim: Mengintegrasikan strategi adaptasi terhadap perubahan iklim dalam pengelolaan DAS, seperti mitigasi banjir,

(11)

konservasi tanah dan air, serta penanaman vegetasi yang dapat menyerap karbon (World Commission on Environment and Development. (1987).

6. Kemitraan Antar Pihak: Membangun kerjasama antara pemerintah, masyarakat, sektor swasta, dan lembaga non-pemerintah dalam pengelolaan DAS, guna memastikan bahwa keputusan yang diambil mencakup berbagai perspektif dan kepentingan (World Commission on Environment and Development. (1987).

3.2 Prinsip-prinsip Pembangunan Berkelanjutan yang Relevan dalam Konteks Pengelolaan DAS Terpadu

Beberapa prinsip pembangunan berkelanjutan yang relevan dalam konteks pengelolaan DAS terpadu adalah:

1) Pendekatan ekosistem: Mengadopsi pendekatan ekosistem dalam pengelolaan DAS terpadu Penting untuk memahami keterkaitan yang kompleks antara interaksi ilmu pengetahuan, biologi, dan sosial.

Komponen ekonomi di wilayah tersebut. Pendekatan ini memungkinkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai ketergantungan manusia terhadap ekosistem daerah aliran sungai dan pentingnya menjaga integritas ekosistem untuk keberlanjutan jangka panjang (Folke et al., 2005).

2) Partisipasi Masyarakat: Melibatkan masyarakat lokal dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan program pengelolaan DAS terpadu merupakan prinsip penting. Partisipasi aktif masyarakat dapat meningkatkan pemahaman terhadap suatu permasalahan, menciptakan legitimasi politik, dan memastikan kepentingan masyarakat diperhatikan (Measham et al., 2011).

3) Pendekatan adaptif: Dalam menghadapi perubahan lingkungan yang dinamis, pengelolaan DAS terpadu perlu mengadopsi pendekatan adaptif yang merespon perubahan dan ketidakpastian. Pendekatan ini melibatkan pemantauan terus menerus, pembelajaran, dan adaptasi strategi

(12)

4) Kerjasama antar pemangku kepentingan: Kerjasama yang efektif antara pemerintah, sektor swasta, lembaga akademik dan masyarakat sipil merupakan prinsip utama dalam pengelolaan daerah aliran sungai secara terpadu. Kerja sama ini memungkinkan pertukaran pengetahuan, sumber daya, dan pengalaman yang diperlukan untuk mengembangkan kebijakan komprehensif dan melaksanakan program pengelolaan yang efektif (Reed, 2008).

5) Penggunaan sumber daya berkelanjutan: Prinsip ini menekankan pentingnya penggunaan sumber daya air secara bijaksana di daerah aliran sungai melalui praktik-praktik seperti pengelolaan air yang efisien, konservasi tanah, pengendalian erosi, dan penggunaan teknologi ramah lingkungan. Tujuannya adalah untuk menjaga ketersediaan air secara berkelanjutan dan kualitas air yang baik bagi kelestarian lingkungan dan penghidupan manusia (Balmford et al., 2002).

3.3 Tantangan dan Peluang Implementasi Konsep Pembangunan Berkelanjutan dalam Pengelolaan DAS Terpadu

 Tantangan Implementasi Konsep Pembangunan Berkelanjutan dalam Pengelolaan DAS Terpadu

Tantangan utama dalam pembangunan pengelolaan DAS adalah belum mantapnya institusi dan lemahnya sistem perencanaan yang komprehensif. Meskipun upaya-upaya pengelolaan DAS di Indonesia telah cukup lama dilaksanakan, namun karena kompleksitas masalah yang dihadapi hasilnya belum mencapai yang diinginkan, terutama yang berkaitan dengan pembangunan sumberdaya manusia dan kelembagan masyarakat. Kemiskinan sering dianggap sebagai salah satu penyebab kemerosotan lingkungan dan dampak negatif dari pembangunan. Sebaliknya kemerosotan daya dukung lingkungan dapat menjadi penyebab muncul dan berkembangnya kemiskinan.

Untuk mengatasi kemiskinan, pendekatan harus dapat dilekatkan

(13)

dalam berbagai program pembangunan, maupun sebagai program yang khusus dan eksplisit.

Beberapa hambatan dalam implementasi konsep pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan DAS terpadu antara lain adalah kurangnya koordinasi antar sektor terkait, minimnya kesadaran dan partisipasi masyarakat, kebijakan yang tidak berkelanjutan, serta kurangnya sumber daya dan dana yang memadai.

Tantangan implementasi konsep pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan DAS terpadu meliputi masalah koordinasi program antarinstansi pemerintah, rendahnya kualitas SDM untuk pengelolaan SDA, dan kompleksitas pengaturan serta pengelolaan SDA dalam era otonomi daerah.

 Peluang Implementasi Konsep Pembangunan Berkelanjutan dalam Pengelolaan DAS Terpadu

Implementasi konsep pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan DAS terpadu memberikan peluang untuk memastikan keberlanjutan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup, serta kesejahteraan masyarakat sekitar. Dengan melibatkan semua sektor terkait, stakeholder, dan daerah dalam lingkup wilayah DAS, dapat memastikan perencanaan yang terpadu, berkelanjutan, dan berwawasan lingkungan. Selain itu, pengembangan pengelolaan DAS terpadu juga harus didasarkan pada human-eco wellbeing, yang mengutamakan kesejahteraan masyarakat dengan menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Peluang implementasi konsep pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan DAS meliputi peningkatan kesejahteraan rakyat, pengurangan laju pertumbuhan dan kepadatan penduduk, pengembangan lembaga swadaya masyarakat, dan teknologi usahatani konservasi terpadu. Selain itu, pengelolaan DAS terpadu juga dapat memberikan produktivitas lahan yang tinggi, menjaga kelestarian DAS, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(14)

Beberapa peluang implementasi konsep pembangunan berkelanjutan dalam pengelolaan DAS terpadu meliputi peningkatan kerjasama lintas sektor dan lintas daerah, penguatan kapasitas SDM dalam pengelolaan SDA, serta penerapan legislasi lingkungan yang lebih ketat. Dengan memanfaatkan peluang ini, pengelolaan DAS dapat dilakukan secara lebih efektif dan berkelanjutan.

Pengembangan teknologi dan inovasi dapat menjadi peluang penting dalam pengelolaan DAS terpadu. Teknologi yang lebih efisien dan ramah lingkungan dapat digunakan dalam penggunaan sumber daya air, pemantauan lingkungan, dan pengelolaan limbah. Inovasi juga dapat berkontribusi pada pengembangan solusi yang lebih baik untuk tantangan pengelolaan DAS terpadu.

(15)

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

4.2 Kritik dan Saran

Semoga dengan adanya makalah ini dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi peneliti dan para pembaca khususnya pada pengetahuan Geomorfologi Indonesia. Adapun Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyaknya kesalahan maupun kekurangan sehingga bagi para pembaca agar kiranya dapat memberikan kritikan maupun menyumbangkan ide-ide baru yang dapat menyempurnakan makalah selanjutnya.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Balmford, A., Bruner, A., Cooper, P., Costanza, R., Farber, S., Green, R. E., Jenkins, M., Jefferiss, P., Jessamy, V., & Madden, J. (2002). Economic reasons for conserving wild nature. Science, 297(5583), 950–953.

Damayanti, A., Untuk, D., Daerah, P., Sungai, A., Sekolah, D., Institut, P., &

Bogor, P. (2009). KEBIJAKAN PEMBANGUNAN WILAYAH BERBASIS PENGELOLAAN DAS TERPADU DAN BERKELANJUTAN.

Folke, C., Hahn, T., Olsson, P., & Norberg, J. (2005). Adaptive governance of social-ecological systems. Annu. Rev. Environ. Resour., 30, 441–473.

Gunderson, L., H., C. S. R. , & Prager, S. D. (2009). Water sustainability for the next century. Proceedings of the National Academy of Sciences, 106(47), 20172-20172.

Konservasi Tanah dan Air, B., & Das, P. (n.d.). PEMBANGUNAN DAERAH BERBASIS STFUTEGI PENGELOLAAN DAERAH ALIFUN SUNGAI.

Measham, T., G., L. J. A. , & Reytar, K. (2011). ntegrating local and scientific knowledge for environmental management and policy making.

Environmental Development, 1(2), 176-183.

Reed, M. S. (2008). Stakeholder participation for environmental management: a literature review. Biological Conservation, 141(10), 2417–2431.

Sudaryono. (2002). PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) TERPADU, KONSEP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Oleh : Sudaryono *).

Referensi

Dokumen terkait

Kuliah ini akan membahas hal-hal berikut: perspektif, konsep, prinsip & metoda pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) secara terpadu, pertimbangan aspek iklim

Output adaptasi di tahun 2019 adalah upaya pengendalian pemanfaatan ruang di daerah aliran sungai (DAS) pada wilayah sungai. Pengendalian pemanfaatan ruang di DAS

Menuju Pengelolaan Wilayah Pesisir Terpadu Berbasis Daerah Aliran Sungai (DAS), dalam Interaksi Daratan dan Lautan : Pengaruhnya terhadap Sumber Daya dan Lingkungan, Prosiding

Maka dalam menentukan metode yang akan dipilih dan digunakan dalam perhitungan hidrograf satuan sintesis (HSS) pada suatu daerah aliran sungai (DAS) perlu dilakukan

Fungsi hidrologi daerah aliran sungai (DAS) adalah peranan daerah tersebut dalam merespons curah hujan yang jatuh yang kemudian mengalir menjadi air permukaan. Suatu DAS

Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada.. Definisi – Definisi Daerah Aliran Sungai

Keunggulan dari kajian yakni dilakukan dengan pendekatan pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) Mikro (+ 1.000 ha) dan riset partisipasi (participation research)

Tabel 4.1 Hasil Penentuan Daerah Aliran Sungai 4.3 Penentuan Luas Pengaruh Stasiun Hujan Adapun jumlah stasiun yang masuk di lokasi DAS Sungai Cipedak berjumlah tiga buah