• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, KEBERSAMAAN DALAM PLURARITAS BERAGAMA

Heru Dwi Saputra

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, KEBERSAMAAN DALAM PLURARITAS BERAGAMA"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

Berbagai pihak sepakat untuk mencapai tujuan kerukunan antar umat beragama di Indonesia, seperti umat beragama, pemerintah, dan berbagai organisasi keagamaan yang berperan aktif di masyarakat. Menurut Syarbin, dalam konteks sosial, umat Islam bisa berinteraksi dengan siapa saja tanpa ada batasan agama, sehingga dalam memajukan dan membangun kerukunan umat beragama yang terpenting adalah bagaimana menjaga kepentingan bangsa dan negara dalam upaya mewujudkan kemaslahatan. orang orang. . Perbedaan-perbedaan tersebut jika tidak dijaga dengan baik dapat menimbulkan konflik antar umat beragama yang bertentangan dengan nilai-nilai dasar agama itu sendiri, yang mengajarkan kita damai, hidup saling menghormati dan saling membantu.

Oleh karena itu, untuk mewujudkan kerukunan sejati antar umat beragama, harus diciptakan konsep kehidupan bernegara yang mengikat seluruh anggota kelompok sosial yang berbeda agama agar tidak terjadi “ledakan konflik antar umat beragama secara tiba-tiba”. Kerukunan yang dimaksud di sini adalah kerukunan antar umat beragama sebagai sarana atau sarana mempertemukan, mengatur hubungan luar antara orang-orang yang tidak seagama atau yang seagama dalam proses sosial masyarakat dalam arti sehari-hari. Kerukunan yang dimaksud di sini adalah kerukunan antar umat beragama sebagai cara atau sarana mempertemukan dan mengatur hubungan eksternal antara orang-orang yang tidak seagama atau yang seagama dalam proses sosial masyarakat.

Kerukunan antar umat beragama bukan berarti meleburkan agama-agama yang ada menjadi satu kesatuan (sinkretisme agama), melainkan sebagai cara atau sarana untuk mempertemukan dan mengatur hubungan eksternal antar umat yang tidak seagama atau antar kelompok agama dalam suatu proses sosial. untuk hidup. Kerukunan umat beragama bukan sekedar menciptakan situasi yang tidak menimbulkan konflik internal antar umat beragama, antar umat beragama, dan antara umat beragama dengan pemerintah. Dapat disimpulkan bahwa kerukunan antar umat beragama adalah suatu kondisi sosial yang mempersatukan, dimana seluruh umat beragama dapat hidup berdampingan dengan baik dalam satu kehidupan bermasyarakat dan beragama, melalui sikap saling menghormati, saling menjaga, saling melindungi dan saling menghindari terhadap hal-hal yang dapat merugikan. atau menghina keyakinan atau kepercayaan di kalangan pemeluk agama tersebut.

Kerukunan antar umat beragama berarti dinamika kehidupan umat beragama yang harmonis dan damai dalam segala aspek kehidupan, seperti aspek ibadah, toleransi, dan kerjasama antar umat beragama.

Landasan Teori

Dialog dan Pendidikan Interagama

Komunikasi terbuka dan dialog antar umat beragama penting untuk membangun pemahaman yang lebih baik dan menghilangkan stereotip dan prasangka.

Kesadaran akan manfaat kerukunan Bergama

Untuk itu kita harus menjaga kerukunan antar umat beragama agar tidak timbul konflik antar umat beragama. Apalagi dalam masyarakat Indonesia yang multikultural dalam hal agama, hendaknya kita bisa hidup damai, saling membantu dan tidak saling bermusuhan, sehingga agama dapat mempersatukan bangsa Indonesia, yang secara tidak langsung membawa stabilitas dan kemajuan negara. Teori ini menyatakan bahwa keharmonisan antaragama terjadi ketika individu-individu yang berbeda keyakinan dapat hidup bersama dalam suatu masyarakat dengan saling menghormati dan memahami perbedaan agamanya.

Kesadaran akan Kemanusiaan yang Sama: Teori ini menekankan pentingnya mengakui kemanusiaan yang sama dibandingkan perbedaan agama. Hal ini berarti mengakui bahwa, apapun keyakinan agama masing-masing, semua orang mempunyai kebutuhan, aspirasi dan hak yang sama. Dialog dan pendidikan antaragama: Komunikasi dan dialog terbuka antar komunitas agama penting untuk membangun pemahaman yang lebih baik dan menghilangkan stereotip dan prasangka.

Keterbukaan terhadap perspektif lain: Individu harus bersedia mendengarkan dan memahami pandangan yang berbeda, tanpa berusaha memaksakan keyakinannya kepada orang lain. Pentingnya keadilan sosial dan hak asasi manusia: Teori ini mengakui keadilan sosial, kebebasan beragama dan pengakuan. Pentingnya tokoh agama dan tokoh masyarakat: Tokoh agama dan tokoh masyarakat mempunyai peran penting dalam hal ini

Menciptakan ruang untuk ekspresi keagamaan: Penting bagi masyarakat untuk menciptakan ruang yang aman bagi setiap individu untuk menjalankan keyakinannya tanpa rasa takut akan diskriminasi atau penindasan. Kesadaran akan manfaat kerukunan umat beragama: Teori ini menekankan bahwa kerukunan antar umat beragama membawa manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan, seperti stabilitas sosial, pertumbuhan ekonomi, dan rasa aman yang lebih besar.

Penjelasan

  • Faktor-Faktor Terjadinya Kerukunan Umat Beragama
  • Faktor-Faktor Penghambat Kerukunan Umat Beragama
  • Kerukunan Umat Beragama dalam Islam
  • Bentuk-bentuk interaksi sosial
  • Interaksi sosial dalam kerukunan umat beragama Islam dan Kristen

Di era globalisasi saat ini, umat beragama menghadapi serangkaian tantangan baru yang tidak jauh berbeda dengan yang dialami sebelumnya. Kerukunan dan kesatuan ini tidak boleh hanya tercipta dalam satu agama saja, namun yang lebih penting adalah “antar umat beragama di dunia” (pluralitas agama). Inilah konsep ajaran Islam tentang “kerukunan antar umat beragama”, walaupun kenyataannya berbeda dengan kenyataan, bukan berarti konsep ajaran tersebut salah, melainkan penulis atau orang yang patut disalahkan lalu diingat. dengan cara yang murni dan bijaksana.

Bentuk-bentuk interaksi sosial dibedakan menjadi tiga, yaitu kerjasama, adaptasi, asimilasi, persaingan dan terakhir perselisihan dan konflik. Penyesuaian mengacu pada suatu keadaan yang mengandung arti keseimbangan dalam interaksi sosial individu dengan kelompok atau sebaliknya yang berkaitan dengan norma dan nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Dari uraian di atas terdapat syarat terciptanya suatu bentuk proses interaksi sosial yang mengarah pada proses asimilasi. a) Pendekatan individual terhadap individu lain yang mempunyai kepribadian berbeda, misalnya seseorang yang baik dan jujur ​​tidak akan bergaul dengan seseorang yang licik dan curang.

Dalam kehidupan antar umat beragama, landasan kerukunan umat beragama adalah interaksi sosial. Sebab landasan untuk mencapai pemahaman hidup berdampingan secara harmonis antar umat beragama adalah interaksi sosial. Penyatuan tersebut terjadi karena adanya interaksi sosial tertentu yang melibatkan individu atau antar kelompok, sehingga interaksi sosial tersebut akan menghasilkan suatu tujuan bersama yang diwujudkan melalui tindakan.

Bentuk-bentuk interaksi sosial Menurut teori Georg Simmel 1) Interaksi sosial Georg Simmel 1) Interaksi sosial Georg Simmel. Pola interaksi sosial ini mungkin akan sangat terlihat pada masyarakat yang kompleks jika terjadi interaksi timbal balik antar individu, namun realitas masyarakat tersebut akan hilang jika pola interaksi individu hilang. Bentuk interaksi dengan demikian dapat dipahami sebagai pola-pola yang ada dalam interaksi sosial yang ditunjukkan oleh masyarakat secara tidak langsung.

Simmel membagi bentuk interaksi sosial menjadi dua, yaitu superordinasi (dominasi) dan subordinasi (ketaatan), yang keduanya mempunyai hubungan timbal balik. Teori yang dikemukakan oleh Georg Simmel dinilai sangat relevan dengan penelitian ini karena Simmel mengungkapkan interaksi sosial yang menjadi dasar munculnya masyarakat. Selain itu, kerukunan yang terjalin dalam masyarakat yang berbeda keyakinan merupakan hasil proses interaksi sosial yang melibatkan tokoh masyarakat, tokoh adat, serta individu yang beragama Islam dan Kristen.

Gagasan Georg Simmel tentang pembagian bentuk-bentuk interaksi sosial menjadi gambaran pertama bagi para peneliti untuk mengungkap suatu realitas yang terjadi di masyarakat. Dalam hal ini, bentuk interaksi sosial antara masyarakat Islam dan Kristen juga bergantung pada peran tokoh adat dalam memimpin suatu desa yang berbeda keyakinan.

PENUTUP

KESIMPULAN

Tentu saja kerukunan antaragama mempunyai tujuan, berikut tujuan kerukunan antaragama. Setiap orang yang menganut satu agama mempunyai realitas agama lain. Sebagai umat beragama, hal ini akan mendorong mereka untuk menghayati, memperdalam ajarannya dan berusaha mengamalkannya. Dengan terciptanya kerukunan antar umat beragama, kita dapat menciptakan pengutamaan kepentingan bersama bangsa, kita dapat meredam keresahan sosial yang terjadi di masyarakat, bersama-sama kita dapat membangun negara dengan semangat kebangsaan, dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. harus terus ditingkatkan.. .

Dengan menjaga kerukunan antar umat beragama, ketegangan yang timbul karena perbedaan keyakinan dapat dihindari. Jika stabilitas nasional tetap terjaga maka Indonesia bisa menjadi negara yang aman dan nyaman beragama serta hidup damai. Namun jika umat beragama berbenturan maka akan menghambat pembangunan yang bertujuan mencapai kesejahteraan, kesuksesan dan kebahagiaan di segala bidang.

Kerukunan umat beragama memiliki banyak manfaat, seperti mengurangi kesenjangan sosial, meningkatkan sifat gotong royong dan gotong royong, serta dapat mempercepat penanggulangan permasalahan terkait pendidikan, kesehatan, dan sosial. Dengan munculnya konflik agama di Indonesia, seseorang dapat belajar untuk memiliki pemahaman yang baik dan benar terhadap agamanya secara keseluruhan. Dalam beragama dan bernegara hendaknya kita lebih saling menghargai dan menghargai satu sama lain karena setiap umat beragama mempunyai keyakinannya masing-masing.

Saran

Contoh Study Kasus

Asal muasal mayoritas beragama Kristen ini berawal dari seorang Kristen bernama Mathius Anif yang mendirikan desa ini, kemudian namanya diabadikan menjadi salah satu nama jalan di desa Wonoasri. Lalu ada salah satu gang di desa Wonoasri yang bernama gang masjid yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Salah satu bentuk apresiasi masyarakat Kristiani adalah pada bulan Ramadhan mereka menyapa umat Islam untuk menjaga persaudaraan.

Cara mereka menjaga toleransi adalah dengan melakukan salah satu bentuk kegiatan yaitu Kesenian Jaranan. Hal ini sudah menjadi hal yang lumrah bagi mereka dan menjadi budaya menjaga solidaritas bersama.

Referensi

Dokumen terkait

Dengan memperhatikan cara menjaga kerukunan hidup antar umat beragama tersebut hendaknya kita sesama manusia haruslah saling tolong menolong dan kita harus bisa menerima

Dengan memperhatikan cara menjaga kerukunan hidup antar umat beragama tersebut hendaknya kita sesama manusia haruslah saling tolong menolong dan kita harus bisa menerima

1. Peran Vihara Buddhagaya Watugong dalam mewujudkan kerukunan antar umat beragama, yaitu: 1) kegiatan intern umat Buddha seperti kegiatan keagamaan berupa puja

Selanjutnya, para peserta out bound kerukunan juga dipahamkan tentang pentingnya persatuan dan kesatuan antar umat beragama di Kota Medan.. persatuan dan kesatuan

Tanpa adanya manusia lain, kita tidak dapat hidup seperti sekarang ini, maka dari itu kerjasama antar umat beragama dalam membangun kebersamaan sangatlah penting baik

Pentingnya kerukunan hidup antar umat beragama dalam memdukug stabilitas pembangunan nasional khusunya dibidang farmasi adalah terciptanya

Dengan demikian, maka kerukunan hidup antar umat beragama berarti tidak adanya perbedaan antar umat beragama di Indonesia sebagai faktor yang pemecah belah dalam

Pengertian Kerukunan Antar Umat Beragama Sebagaimana telah dikemukakan oleh Maftuh Basuni dari Journal of Government and Civil Society dengan judul Kerukunan dan Toleransi Umat