• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERANAN KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

“PERANAN KERUKUNAN

ANTAR UMAT BERAGAMA

DALAM MENDUKUNG

STABILITAS PEMBANGUNAN

NASIONAL KHUSUSNYA DI

BIDANG KEFARMASIAN”

NAMA : TREZZAH

FIRMANSYAH

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia adalah negara hukum yang mewajibkan warga negaranya memilih satu dari 5 agama resmi di Indonesia. Namun kerukunan antar umat beragama di Indonesia dinilai masih banyak menyisakan masalah. Kasus-kasus yang muncul terkait masalah kerukunan beragama pun belum bisa terhapus secara tuntas. Kasus Ambon, Kupang, Poso, forum-forum islam ekstrimis dan lainnya menyisakan masalah ibarat api dalam sekam yang sewaktu-waktu siap membara dan memanaskan suasana di sekelilingnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pemahaman masyarakat tentang kerukunan atar umat beragama perlu ditinjau ulang. Dikarenakan banyaknya ditemukan ketidak adanya kerukunan antar agama, yang menjadikan adanya saling permusuhan, saling merasa ketidak adilan.Maka dari itulah pentingnya kerukunan umat beragama, agar semua masyarakat yang mengalami dan tidak mengalami efek negative dari ketidak rukunan agama bahwa kerukunan agama itu sangatlah penting.

Islam Agama Rahmat bagi Seluruh Alam. Kata islam berarti damai, selamat, sejahtera, penyerahan diri, taat dan patuh. Pengertian tersebut menunjukkan bahwa agama islam adalah agama yang mengandung ajaran untuk menciptakan kedamaian, keselamatan, dan kesejahteraan hidup umat manusia pada khususnya dan seluruh alam pada umumnya. Agama islam adalah agama yang Allah turunkan sejak manusia pertama, Nabi pertama, yaitu Nabi Adam AS. Agama itu kemudian Allah turunkan secara berkesinambungan kepada para Nabi dan Rasul-rasul berikutnya.

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang terdiri dari beragam agama. Kemajemukan yang ditandai dengan keanekaragaman agama itu mempunyai kecenderungan kuat terhadap identitas agama masing- masing dan berpotensi konflik.

Indonesia merupakan salah satu contoh masyarakat yang multikultural. Multikultural masyarakat Indonesia tidak saja kerena keanekaragaman suku, budaya,bahasa, ras tapi juga dalam hal agama. Agama yang diakui oleh pemerintah Indonesia adalah agama islam, Katolik, protestan, Hindu, Budha, Kong Hu Chu.

Dari agama-agama tersebut terjadilah perbedaan agama yang dianut masing-masing masyarakat Indonesia. Dengan perbedaan tersebut apabila tidak terpelihara dengan baik bisa menimbulkan konflik antar umat beragama yang bertentangan dengan nilai dasar agama itu sendiri yang mengajarkan kepada kita kedamaian, hidup saling menghormati, dan saling tolong menolong.

Oleh karena itu, untuk mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama yang sejati, harus tercipta satu konsep hidup bernegara yang mengikat semua anggota kelompok sosial yang berbeda agama guna menghindari ”ledakan konflik antarumat beragama yang terjadi tiba-tiba”.

Tujuan

(3)

1. Mengetahui definisi dari kerukunan.

2. Mengetahui manfaat dari terciptannya kerukunan antar umat beragama dibidang kefarmasian.

3. Mengetahui dampak kerukunan antar umat beragama dalam ketahanan/stabilitas nasional.

BAB II

DASAR TEORI

Beberapa pendapat/pandangan tentang kerukunan dalam

setiap agama yang ada di Indonesia

Pandangan Islam

Dalam mewujudkan kerukunan umat Islam melalui wadah politik temyata sangat sulit dilaksanakan. Untuk itu perlu diupayakan melalui wadah atau metode yang lain. Hal itu tergantung dad kesadaran dan kemauan baik para pemimpin Islam itu sendiri. Tentunya mereka harus bisa memilih-milih antara tujuan dengan alat.

Kerukunan dan persatuan umat Islam adalah termasuk tujuan, sebab merupakan bagian dari nilai-nilai dasar ajaran Islam. Sedangkan organisasi, baik orpol maupun ormas, hanyalah alat untuk mencapai tujuan tersebut. Pertama, memilih wadah. sejarah kepartaian di Indonesia menunjukan bahwa melalui bidang politik umat Islam sulit bersatu. Tetapi melalui bidang sosial keagamaan atau non politik, kelompok-kelompok umat Islam boleh dikatakan tidak sulit untuk diajak bekerja sama.

Kita ambil beberapa contoh, misalnya saja melalui wadah Majelis Ulama Indonesia (MUI) kita melihat para pemuka Islam dari berbagai ormas Islam dapat duduk bersama dalam satu meja. Dalam upaya untuk membina dan memantapkan kerukunan hidup umat beragama kita sangat mengharapkan reran aktif dari pemerintah melalui Departemen Agama dengan segenap aparatnya memberikan bimbingan dan pelayanan kepada masyarakat juga dijiwai oleh semangat untuk merukunkan umat beragama secara menyeluruh.

Kedua, memilih metode. Telah banyak cara yang dicoba untuk memperkukuh kerukunan hidup antar umat Islam, seperti : mengadakan musyawarah, sarasehan, silaturahmi, diskusi, seminar, kerja sama sosial kemasyarakatan dan lain-lain.

Kita mengetahui bahwa dalam menyampaikan informasi kepada umat, maka yang menjadi ujung tombak kita adalah para mubaligh/da'i dan dosen/guru agama, karena merekalah yang berhadapan langsung dengan masyarakat. Oleh karena itu perlu dibentuk semacam forum komunikasi para mubaligh/da'i dan forum komunikasi dosen/guru agama.

(4)

Pandangan Kristen Protestan

Masalah kerukunan di lingkungan umat Kristen Protestan selama lebih dari dua dasa warsa tidak mengalami permasalahan yang berarti dan menunjukkan semangat keberagamaan yang mengembirakan. Mengenai nila-nilai kerukunan yang terdapat dalam umat Kristen Protestan yang perlu diingat yaitu terciptanya kesatuan pelayanan bersama yang berpusat pada kasih Kristus. Di depan kita ada kebinekaan masyarakat, pluralisme agama, kemiskinan maupun kekayaan yang dapat menggangu iman dan keperca-yaan seseorang, adanya banyak krisis isu Kristenisasi dan isu-isu Peta Kerukunan Propinsi jawa Tengah yang lain yang menyibukkan kita sepanjang masa.

Begitu banyak masalah yang dihadapi oleh masyarakat Jawa Tengah pada khususnya, akan tetapi Tuhan menempatkan umat-Nya dalam rangka rencana menyelamatkannya.

Kita sadar bahwa banyak masalah-masalah yang dihadapi, namun kita harus bersyukur bahwa sudah banyak masalah yang dapat diselesaikan walaupun hasilnya belum memuaskan.

Karena situasi umum masyarakat kita komplek dan menantang, begitu juga situasi kekristenan yang memprihatinkan karena berkaitan dengan per-tumbuhan baik yang bersifat kuantitas maupun kualitas yang semu. Oleh karena itu perlu lebih kritis dalam menilai pertumbuhan yang bersifat ke dalam, artinya berkaitan dengan gereja-gereja, agar jangan terlalu gegabah untuk mengatakan sudah banyak yang kita perbuat dalam kesatuan pelayanan

Pandangan Kristen Katolik

Pembebasan Menuju Persaudaraan Sejati. Masa depan bangsa ada di tangan kita juga. Kalau kita berkutat hanya memikirkan luka-luka bathin, kita akan menetap dalam status quo identitas kelompok.

Dalam konteks Indonesia dewasa ini kalau kelompok-kelompok masyarakat mampu membebaskan diri dari kepentingan kelompok dan berorientasi ke kesejahteraan umum (bonum commune), proses membangun Indonesia menuju persaudaraan sejati terjadi. Dalam orientasi itu diandaikan mampu melihat nilai-nilai luhur yang ingiri diraih. Mungkin tidak disadari oleh kelompok, tetapi dalam proses akan ditemukan, bahwa yang digali adalah penghormatan terhadap martabat manusia sebagai pribadi. Dasar kemanusiaan ini akan mengembangkan semangat solidaritas. Selanjutnya kalau makin berkembang akan memiliki sikap mengutamakan keberpihakan pada yang lemah. Nilai-nilai universal itulah yang hendaknya disasar dalam membangun persaudaraan sejati. Kedua, Dialog Hidup Menuju Dialog Karya dan Sharing Iman.

Pandangan Hindu

(5)

Orang akan bekerja sesuai dengan profesi, dan menghargai profesi orang lain sesuai dengan swadharmanya, karena pada hakikatnya bekerja yang sesuai dengan dharma adalah merupakan pengabdian kepada Tuhan.

Dengan demikian akan tercipta rasa kedamaian dan keadilan sebagai atas penunjang terciptanya kerjasama dan akhirya menciptakan kerukunan sebagaimana yang diharapkan.

Pandangan Budha

Nilai-nilai kerukunan yang terdapat dalam agama Budha yaitu tercermin bagi umat Budha dalam menjalankan pelajaran 8 jalan utama, yaitu Pengertian yang benar dan Pikiran yang benar, yang akan membawa Kebijaksanaan dalam kehidupannya di dunia ini.

Selanjutnya dengan Ucapan, Perbuatan dan Mata Pencahariannya yang baik akan membawanya kepada Sila atau Budi Pekertinya yang luhur. Sehingga bila mereka-mereka ini telah dapat menjalankannya, setidak-tidaknya berusaha memenuhi lima jalan utamanya terlebih dahulu, yaitu pengertian, pikiran, ucapan, perbuatan, dan mata pencaharian yang baik, berarti bisa menjalankan kehidupan di dunia ini yang lumrah sebagai manusia.

Umat Budha itu berpandangan bahwa manusia hidup di dunia ini pada dasarnya mengalami penderitaan, maka dalam perjalanan hidup ini hindarilah hal-hal yang akan menambah penderitaannya, dengan kunci, yaitu pengertian yang benar. Salah satu penyebab konflik antar umat beragama adalah disebabkan oleh pemahaman terhadap ajaran agama secara parsial, sehingga pemahamannya tidak menjadi utuh.

Pemahaman seperti ini akan melahirkan kelompok masyarakat yang memiliki cara pandang yang sangat sempit, yang sering mengakibatkan kekeliruan yang tidak mereka sadari. Ajaran agama, seharusnya dipahami secara integral sosial menyeluruh sehingga pemahamannya menjadi lurus sosial terhindar dari pemahaman yang ekstrim.

BAB III

PEMBAHASAN

1. Definisi Kerukunan

Kerukunan adalah istilah yang dipenuhi oleh muatan makna “baik” dan “damai”. Intinya, hidup bersama dalam masyarakat dengan “kesatuan hati” dan “bersepakat” untuk tidak menciptakan perselisihan dan pertengkaran (Depdikbud, 1985:850) Bila pemaknaan tersebut dijadikan pegangan, maka “kerukunan” adalah sesuatu yang ideal dan didambakan oleh masyarakat manusia

Kerukunan juga bisa bermakna suatu proses untuk menjadi rukun karena sebelumnya ada ketidakrukunan; serta kemampuan dan kemauan untuk hidup berdampingan dan bersama dengan damai serta tenteram. Langkah-langkah untuk mencapai kerukunan seperti itu, memerlukan proses waktu serta dialog, saling terbuka, menerima dan menghargai sesama, serta cinta-kasih. Kerukunan antarumat beragama bermakna rukun dan damainya dinamika kehidupan umat beragama dalam segala aspek kehidupan, seperti aspek ibadah, toleransi, dan kerja sama antarumat beragama.

(6)

social, manusia memerlukan kerja sama dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan material maupun spiritual.

Ajaran Islam menganjurkan manusia untuk bekerja sama dan tolong menolong (ta’awun) dengan sesama manusia dalam hal kebaikan. Dalam kehidupan sosial kemasyarakatan umat Islam dapat berhubungan dengan siapa saja tanpa batasan ras, bangsa, dan agama.

Selain itu islam juga mengajarkan manusia untuk hidup bersaudara karena pada hakikatnya kita bersaudara. Persaudaraan atau ukhuwah, merupakan salah satu ajaran yang pada hakikatnya bukan bermakna persaudaraan antara orang-orang Islam, melainkan cenderung memiliki arti sebagai persaudaraan yang didasarkan pada ajaran Islam atau persaudaraan yang bersifat Islami.

Sungguh bahwa Allah telah menempatkan manusia secara keseluruhan sebagai Bani Adam dalam kedudukan yang mulia, walaqad karramna bani Adam (QS 17:70).

Manusia diciptakan Allah SWT dengan identitas yang berbeda-beda agar mereka saling mengenal dan saling memberi manfaat antara yang satu dengan yang lain (QS 49:13).

2. Manfaat Kerukunan Antar Umat Beragama Dalam Bidang Kefarmasian Khususnya.

Umat Beragama Diharapkan menjunjung tinggi Kerukunan antar umat beragama sehingga dapat dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka yang akan memberikan stabilitas dan kemajuan negara khususnya dalam bidang kefarmasian.

Dalam pemberian stabilitas dan kemajuan negara, perlu diadakannya dialog singkat membahas tentang kerukunan antar umat beragama dan masalah yang dihadapi dengan selalu berpikir positif dalam setiap penyelesaiannya, khususnya dalam bidang kefarmasian.

Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni berharap dialog antar-umat beragama dapat memperkuat kerukunan beragama dan menjadikan agama sebagai faktor pemersatu dalam kehidupan berbangsa, khususnya dalam bidang kefarmsian "Sebab jika agama dapat dikembangkan sebagai faktor pemersatu maka ia akan memberikan sumbangan bagi stabilitas dan kemajuan suatu negara," katanya dalam Pertemuan Besar Umat Beragama Indonesia.

Pada pertemuan yang dihadiri tokoh-tokoh agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu itu Maftuh menjelaskan, kerukunan umat beragama di Indonesia pada dasarnya telah mengalami banyak kemajuan dalam beberapa dekade terakhir namun beberapa persoalan, baik yang bersifat internal maupun antar-umat beragama, hingga kini masih sering muncul.

(7)

Mengelola kemajemukan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf berkejujuran guna mengurai permasalahan yang selama ini mengganjal di masing-masing kelompok masyarakat.Senada dengan Ma'ruf, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Mgr.M.D Situmorang, OFM. Cap mengatakan dialog berkejujuran antar umat beragama merupakan salah satu cara untuk membangun persaudaraan antar- umat beragama.

Menurut Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Budi S Tanuwibowo, agenda agama-agama ke depan sebaiknya difokuskan untuk menjawab tiga persoalan besar yang selama ini menjadi pangkal masalah internal dan eksternal umat beragama yakni rasa saling percaya, kesejahteraan bersama dan penciptaan rasa aman bagi masyarakat.

"Energi dan militansi agama seyogyanya diarahkan untuk mewujudkan tiga hal mulia itu," demikian Budi S Tanuwibowo.Dengan adanya dialog antar agama ini juga diharapkan dapat menumbuh kembangkan sikap optimis terhadap tujuan untuk mencapai kerukunan antar umat beragama.

3. Mengetahui dampak kerukunan antar umat beragama dalam ketahanan/stabilitas nasional.

Kerukunan hidup beragama adalah keharmonisan hubungan dalam dinamika pergaulan dan kehidupan bermasyarakat yang saling menguatkan dan diikat oleh sikap pengendali diri dalam wujud:

1) Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya;

2) Saling hormat menghormati dan bekerja sama intem pemeluk agama, antara berbagai golongan agama dan antara umatumat beragama dengan pemerintah yang sama-sama beitanggung jawab membangun bangsa dan negara;

3) Saling tenggang rasa dengan tidak memaksakan agama kepada orang lain. Dalam rangka inilah Pemerintah melalui Departeman agama bertugas membina, membimbing rakyat untuk beragama guna menjalankan agamanya, sesuai dengan salah satu tugas pokok Dapertemen Agama, yaitu memelihara dan melaksanakan falsafah negara pancasila dengan jalan membina, memelihara dan melayani rakyat agar menjadi bangsa Indonesia yang beragama.

Peranan agama secara pribadi adalah penting, yaitu keyakinan dan ketentuan beragama tiap-tiap individu untuk tidak menjalankan hal-hal yang terlarang oleh agama. Karenanya sasaran penataan agama-agama dengan sendirinya tidak lain ditujukan kepada pemeluk agamanya masing-masing, supaya lebih mendalami penghayatan dan pengamalan ajaran-ajaran agamanya.

(8)

Dalam kehidupan manusia yang demikian majemuk peran serta agama sangat berpengaruh untuk memberikan pengertian bagi setiap umat bagaimana hidup bertetangga dengan rukun dan penuh persahabatan dan tidak ada saling mencurigai serta mampu memahami bahwa agama yang dipeluk oleh orang lain juga mengajarkan hidup berdampingan dengan baik bahkan mampu saling menerima, serta mencairkan kehidupan yang bersifat elitisme yang berarti hanya kelompok tertentu yang diakui atau disegani.

Dialog serta diskusi pengembangan wawasan multikultural para pemuka agama pusat dan daerah yang berlangsung selama 2 - 3 tahun ini benar-benar memberikan perubahan bagi para pemuka agama baik di pusat dan di daerah, hanya saja karena komunitas kehadiran yang terbatas kami ragu hal-hal yang dicapai atau didiskusikan dalam kunjungan ini tidak sampai kepada yang paling bawah atau umat binaan.

Pluralitas bangsa Indonesia tercermin dengan berbagai perbedaan, baik vertikal maupun horizontal namun perbedaan itu disatu sisi dapat menjadi penghalang dalam menciptakan integrasi masyarakat, tetapi di sisi lain dapat juga menjadi aset dan kekayaan bangsa yang dapat mempermudah tercapainya kemajuan untuk seluruh warga.

Apakah perbedaan itu menjadi asset atau beban, terletak bagaimana cara kita mengelola perbedaan perbedaan itu. Kehidupan sosial yang tidak mengelompok dalam suatu komunitas dan adanya interaksi di antara sesama warga komunitas dapat di lihat sebagai potensi untuk terciptanya ke-rukunan antargolongan masyarakat, termasuk antaragama. Oleh karena itu, perlu diciptakan arena-arena interaksi yang dapat menjebatani perbedaan-perbedaan sosial yang dapat digalang untuk menciptakan solidaritas sosial. Ada sejumlah struktur kegiatan dalam kehidupan sosial yang dapat dijadikan akomodatif dan terbuka bagi semua golongan sehingga dapat ineredam isu dan konflik yang dapat muncul, terutama konflik yang bersifat antaar bidang politik potensi rukun juga dapat terwujud apabila kebijakan-kebijakan yang diambil tidak didasarkan alas pertimbangan-pertimbangan subjektif karena persamaan agama dan etnik.

(9)

Bantuan yang diberikan atas dasar kemanusiaan, tanpa menonjolkan ke-lompok keagamaaan yang mendukungnya, dapat menghilangkan prasangka dan stereotip terhadap kelompok keagamaan yang bersangkutan.

Hal ini disebabkan adanya kerja sama dengan pemerintah setempat dalam mendistribusikan bantuan itu sehingga terasa lebih netral dan tidak ada maksud terselubung di balik pemberian bantuan itu. Adanya masalah yang dirasakan sebagai masalah bersama yang harus diatasi telah mendorong pula munculnya forum antar golongan yang bisa menjebatani perbedaan dan membatasi hubungan di antara mereka yang dapat menghambat interaksi dan kerja sama. Potensi Kerukunan Hidup Umat Beragama.

Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, budaya dan agama dalam penyelenggaraan pemerintahan sangat menjunjung tinggi demokrasi.

Salah satu wujud dari terselenggaranya demokrasi itu di antaranya memberikan kebebasan kepada warga negara untuk memilih/memeluk agama yang menjadi keyakinan setiap warga negara dan senantiasa dalam koridor saling menghormati satu dengan lainnya. Dalam kurun waktu dua tahun belakangan ini, Indonesia tengah di koyak oleh kondisi politik yang tentunya berdampak pada ekonomi kerakyatan dan segala uborampenya ikut-ikutan porak-poranda.

Permasalahan-permasalahan yang dihadapi, meliputi : kesenjangan ekonomi antar umat beragama dan perlakuan yang berbeda terhadap tenaga kerja yang beragama lain, adanya pengakomodiran agama sebagai alat untuk mempertahankan suatu kekuasaan (agama dipolitisasikan), merebaknya budaya yang bertentangan dengan nilal-nilai moral, adanya ketidaksamaan terhadap aset-aset yang dimiliki oleh tempat-tempat beribadah.

Mengenai situasi dan kondisi kehidupan umat beragama yang diharapkan, yaitu adanya kesamaan berusaha/berkarir di sektor ekonomi, mengadakan peningkatan kegiatan bersama untuk kepentingan kebaikan bersama, menciptakan/menjadikan agama sebagai suatu yang netral dan bukan merupakan salah satu alat untuk mensukseskan sebuah politik, terciptanya budaya yang didasari dengan kemuliaan ajaran-ajaran agama, menciptakan sistem keamanan yang baik dalam rangka menghindarkan penjarahan terhadap aset-aset yang dimiliki oleh tempat-tempat ibadah.

Sedangkan usaha-usaha yang ditempuh untuk meningkatkan kerukunan hidup umat beragama meliputi peningkatan sumber berdaya umat beragama lewat pendidikan dan pelatihan di bidang ekonomi, mengadakan peningkatan silaturahmi dengan mengedepankan keluhuran dan kebersamaan antar agama, menciptakan stabilitas politik yang dinamis serta mensosialisasikan pengetahuan tentang politik kepada masyarakat luas, mengadakan peningkatan pengajaran tentang nilai-nilai agama untuk menanggulangi budaya yang merusak moral umat beragama, mengadakan konsolidasi dengan pemuka-pemuka agama di suatu wilayah untuk menata/mengatur strategi pengamanan tempat-tempat ibadah, mengadakan peningkatan kewaspadaan, terpadu antara pemuka-pemuka agama demi terciptanya keamanan bersama sehingga terciptanya tujuan pembangunan nasional yang diharapkan dengan demikian Ketahanan Nasional (Tannas) yang kokoh akan terwujud dengan sendirinya.

Ketahanan Nasional (Tannas) adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi berisi keuletan dan ketangguhanyang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional .

(10)

langsung maupun yang tidak langsung untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungn hidup bangsa dan Negara serta perjuangan mencapai Tujuan Nasional.

Hakikat Ketahanan Nasional adalah kemampuan dan kekuatan bangsa untuk dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional.

Dalam uraian tersebut diatas, Ketahanan Nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang diinginkan. Proses untuk mewujudkan kondisi tersebut memerlukan konsepsi yang dinamakan konsepsi Ketahanan Nasional (Konsepsi Tannas).

Konsepsi Tannas adalah konsepsi pengembangan kemampuan dan kekuatan nasional melalui pengeturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi, dan selaras dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh, menyeluruh dan terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945 dan Wasantara.

Konsepsi Tannas merupakan sarana untuk mewujudkan kemampuan dan kekuatan nasional. Hakekat konsepsi Tannas adalah pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan secara seimbang, serasi dan selaras dalam kehidupan nasional.

BAB IV

Kesimpulan

Pentingnya kerukunan hidup antar umat beragama dalam memdukug stabilitas pembangunan nasional khusunya dibidang farmasi adalah terciptanya kehidupan masyarakat yang harmonis dalam kedamaian, saling tolong menolong, dan tidak saling bermusuhan agar agama bisa menjadi pemersatu bangsa Indonesia yang secara tidak langsung memberikan stabilitas dan kemajuan Negara. Cara menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama adalah dengan mengadakan dialog antar umat beragama yang di dalamnya membahas tentang hubungan antar sesama umat beragama. Selain itu ada beberapa cara menjaga sekaligus mewujudkan kerukunan hidup antar umat beragama antara lain:

a) Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk agama lain

b) Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan kesalahan tetapi salahkan orangnya.

c) Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan mengganggu umat lain yang sedang beribadah.

d) Hindari diskriminasi terhadap agama lain.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Wahyuddin.dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta; PT. Gramedia Widiasarana Indonesia

Daud Ali, Mohammad, 1998. Pendidikan Agama Islam, Jakarata: Rajawalu pers. Sairin, Weinata. 2002. Kerukunan umat beragama pilar utama kerukunan berbangsa: butir-butir pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

Hasil perhitungan konsumsi energi dan % CVL dapat disrmpulkan bahwa aktivitas fisik lari memindahkan cone memberikan pengaruh ter- hadap kebugaran jasmani operator atau seseorang

Atas kejadian tersebut juga meluncurkan 2 Unit Mobil Water Kenon dari Ditsabhara dan Brimobda Sulteng ke TKP dan berusaha memadamkan Api tersebut dan dibantu 4 Unit

6 Tahun 2010 Tentang Penyelenggaraan Olahraga Pendidikan di Dinas Pemuda dan Olahraga Provinsi Sumatera Selatan tersebut yang menyebabkan masyarakat Sumsel hanya menjadi

Salah satu contoh praktisnya bahwa: selama umat menjelajah google sebagai wadah untuk menemukan kembali iman mereka akan Tuhan dan keselamatan

Teknologi terbaru pengendalian hama penggerek batang padi perlu disesuaikan dengan harga gabah pada saat panen, yaitu segera dilaksanakan 4 hari setelah penerbangan ngengat yang

Kegiatan pembelajaran pada pra siklus belum menggunakan model eksperimen inkuiri terbimbing materi fluida statis sebenaranya masih mudah karena masih materi awal

Berdasarkan pada pengalaman kami dan informasi yang ada, diharapkan tidak ada efek yang membahayakan jika ditangani sesuai dengan rekomendasi dan tindakan pencegahan yang sesuai

AJUN KOMISARIS POLISI