• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah kewirasusahaan puja gayatri

N/A
N/A
Lalu Fayzar Robby

Academic year: 2024

Membagikan "makalah kewirasusahaan puja gayatri"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

SINAR ULTRAVIOLET (UV)

Di Susun Oleh :

NAMA : PUJA GAYATRI KELAS : XII MIA

MADRASAH ALIYAH NURUL HAQ KARANG BEJELO

2024

(2)

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah dengan judul

“Sinar Ultraviolet (UV). Shalawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas pada Jurusan MIA. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak/Ibu Guru selaku pengempu mata pelajaran dan kepada segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Praya, 27 Januari 2024

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...

KATA PENGANTAR ...

DAFTAR ISI ...

BAB I PENDAHULUAN ...

A. Latar Belakang ...

B. Rumusan Masalah ...

C. Tujuan ...

BAB II PEMBAHASAN ...

A. Definisi Sinar Ultraviolet (UV) ...

B. Bahaya Sinar Ultraviolet (UV) ...

C. Definisi Radikal Bebas...

D. Bahaya Radikal Bebas ...

BAB III PENUTUP ...

A. Kesimpulan ...

B. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ...

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sinar Ultraviolet (UV) adalah sinar tidak tampak yang merupakan bagian energi yang berasal dari matahari. Sinar UV dapat membakar mata, rambut, dan kulit jika bagian tubuh tidak dilindungi, atau jika mereka terlalu banyak terkena sinar matahari. Meskipun demikian, sinar UV sangat berguna dalam ekosistem kita. Sinar UV membantu tubuh kita dalam membuat vitamin D, yang memperkuat tulang dan gigi dan membantu tubuh kita membangun kekebalan terhadap penyakit seperti rakhitis dan kanker usus besar. Sinar UV juga digunakan untuk mengobati psoriasis, sinar memperlambat pertumbuhan sel-sel kulit.

Sinar UV telah digunakan dalam berbagai hal komersial juga, termasuk sterilisasi dan desinfeksi. Beberapa hewan dapat melihat sinar UV, dan UV membantu lebah untuk mengumpulkan serbuk sari dari bunga. Sering kali kita hanya mengerti bahwa sinar matahari mengandung ultraviolet yang berbahaya bagi tubuh dan sebaliknya hanya penting bagi pembentukan vitamin D bagi tubuh. Faktanya adalah pembentukan vitamin D mutlak memerlukan sinar ultraviolet. Apa saja manfaat sinar matahari bagi tubuh kita, diantaranya : 1. Sumber utama vitamin D. Sinar ultraviolet ternyata membantu mengubah kolesterol yang

tersimpan di kulit menjadi vitamin D. Hanya dengan berjemur selama 5 menit di pagi hari, tubuh kita mendapatkan 400 unit vitamin D.

2. Mengurangi kolesterol darah. Proses pembentukan vitamin D di mana mengubah kolesterol di dalam darah maka akan mengurangi kadar kolesterol dalam tubuh kita 3. Penawar infeksi dan pembunuh bakteri. Sinar ultraviolet ternyata juga membantu

membasmi virus-virus penyebab kanker. Secara umum, sinar matahari mampu membunuh bakteri, virus, dan jamur yang berpotensi menyebabkan TBC, peritonitis, pneumonia, dan asma saluran pernapasan.

4. Mengurangi gula darah. Sinar matahari membantu penyerapan glukosa ke dalam selsel tubuh yang merangsang glukosa menjadi glikogen sehingga secara langsung berperan menurunkan kadar gula darah dalam tubuh kita.

(5)

5. Meningkatkan kebugaran pernafasan. Penambahan glikogen di otot dan hati melalui sinar matahari ternyata meningkatkan perbaikan sistem pernafasan karena meningkatkan kemampuan darah dalam menyalurkan oksigen keseluruh jaringan tubuh.

6. Membantu membentuk dan memperbaiki tulang. Vitamin D yang dibentuk melalui sinar matahari berfungsi meningkatkan penyerapan kalsium oleh tubuh sehingga memperbaiki komponen tulang dan mencegah penyakit rakhitis, osteoporosis, dan osteomalacia.

7. Meningkatkan kekebalan tubuh. Sinar matahari mampu meningkatkan antibodi dalam tubuh dengan membentuk sel darah putih untuk melawan substansi asing yang merugikan di dalam tubuh. Membaiknya sistem pernafasan melalui sinar matahari juga berperan dalam membasmi kuman-kuman secara lebih cepat. Selain itu, sinar matahari juga mampu menurunkan potensi terjangkit flu hingga 30-40 persen.

Matahari sebagai sumber energi memancarkan radiasi dalam berbagai panjang gelombang, salah satunya yang berkaitan erat dengan fenomena kehidupan di Bumi adalah sinar ultraviolet (UV) dan ada empat jenis radiasi UV, yaitu UV-A, UV-B, UV-C, dan UV- D. Sinar ultraviolet dalam jumlah kecil diperlukan oleh tubuh manusia, yaitu membantu pembentukan vitamin D oleh tubuh. Tetapi sinar ultraviolet dalam jumlah banyak dapat menyebabkan kanker kulit, kerusakan mata, dan menurunkan kekebalan tubuh. Kanker Kulit Melanoma. Sinar UV-B dalam jumlah yang besar dapat merusak sel-sel hidup, khususnya sel kulit sehingga sel ini menjadi sel kanker. Berat atau ringannya penyakit yang ditimbulkan tergantung dari panjang gelombang dari paparan radiasi UV.

Radikal bebas adalah molekul yang tidak stabil karena memiliki elektron yang tidak berpasangan dalam orbital luarnya sehingga sangat reaktif untuk mendapatkan pasangan elektron dengan mengikat sel – sel tubuh. Maulida dan zulkarnain dalam Fauziah menyatakan bahwa senyawa radikal bebas timbul akibat berbagai proses kimia kompleks dalam tubuh, berupa hasil sampingan dari proses oksidasi atau pembakaran sel yang berlangsung pada waktu bernafas, metabolisme sel, olahraga yang berlebihan, peradangan atau ketika tubuh terpapar polusi lingkungan seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok, bahan pencemar, dan radiasi matahari atau radiasi kosmis. Radikal bebas juga dapat terpapar dari lingkungan ke dalam tubuh melalui asap rokok, radiasi, polusi lingkungan, sinar Ultraviolet, obat – obatan tertentu, pestisida, dan ozon.

(6)

Radikal bebas yang berlebih dapat menyerang senyawa apa saja terutama yang rentan seperti lipid dan protein dan berimplikasi pada timbulnya penyakit degeneratif. Dampak reaktifitas senyawa radikal bebas bermacam – macam, mulai dari kerusakan sel atau jaringan, penyakit autoimun, penyakit degeneratif seperti kanker, penyakit jantung coroner dan diabetes militus.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Jelaskan Apa yang Dimaksud Dengan Sinar Ultraviolet ?”

2. Apa Saja Bahaya yang Disebabkan Oleh Sinar Ultraviolet (UV) ? 3. Apa yang Dimaksud Dengan Radikal Bebas ?

4. Apa Saja Bahaya yang Ditimbulkan Dari Radikal Bebas ? C. Tujuan

1. Untuk Mengetahui Apa yang Dimaksud Dengan Ultraviolet (UV)

2. Untuk Mengetahui Bahaya yang Disebabkan Oleh Sinar Ultraviolet (UV) 3. Untuk Mengetahui Definisi Dari Radikal Bebas

4. Untuk Mengetahui Bahaya yang Ditimbulkan Dari Radikal Bebas

(7)

BAB II PEMBAHASAN A. Sinar Ultraviolet (UV)

Ultraviolet (UV) merupakan salah satu bentuk dari radiasi gelombang elektromagnetik yang memiliki panjang gelombang lebih pendek dan energi lebih besar daripada cahaya tampak. Panjang gelombang untuk sinar Ultraviolet berkisar antara 100 sampai 400 nm. Radiasi UV dapat dibedakan berdasarkan panjang gelombangnya yaitu UVA dengan panjang gelombang 315-400 nm, UVB dengan panjang gelombang 280-315 nm, dan UVC dengan panjang gelombang 200 – 280 nm, dan Ultraviolet-Vacum dengan panjang gelombang 100 – 200 nm. Sebagian besar dari sinar Ultraviolet yang mencapai bumi adalah UVA (90% – 99%) dan UVB (1% – 10%), sedangkan UVC diabsorbsi oleh lapisan ozon.

Sinar Ultraviolet biasanya digunakan untuk penelitian genetika, keperluan medis, juga untuk strerililasi karena dapat membunuh bakteri. Penggunaan Ultraviolet untuk keperluan sterilisasi bertujuan untuk meniadakan atau membunuh segala bentuk kehidupan mikroorganisme yang terdapat pada sampel. Energi radiasi Ultraviolet mampu melakukan penetrasi ke dinding sel mikroorganisme yang menyebabkan tidak dapat melakukan replikasi, sehingga sel tersebut akan kehilangan sifat petogenitasnya. Tambahan energi ini kadang cukup kuat untuk mengganggu bahkan merusak ikatan intramolekuler, misal ikatan atom hydrogen dalam DNA .

B. Bahaya Sinar Ultraviolet

Energi sinar UV yang lebih tinggi sering mempunyai energi untuk memindahkan elektron dari atom atau molekul, sehingga terbentuk radiasi ionisasi. Sinar UV tidak mempunyai cukup energi untuk menembus ke dalam tubuh, sehingga efek dari sinar UV terdapat pada kulit. Terdapat dua tipe efek pada kulit yang ditimbulkan oleh radiasi sinar UV yaitu akut dan kronik. Efek akut akan muncul dalam beberapa jam setelah paparan sementara efek kronik akan muncul dalam jangka waktu lebih lama, terakumulasi dan tidak muncul dalam beberapa tahun. Efek akut dari radiasi sinar Ultraviolet menyerupai efek kemerahan seperti terbakar (sunburn) yang disebut erythema. Efek kronik dari radiasi sinar Ultraviolet tergolong seperti penuaan kulit dan kanker kulit. Sinar Ultraviolet juga bisa menyebabkan

(8)

kulit tidak mulus karena kulit menebal atau menipis, dan munculnya benjolan kecil yang bisa berkembang menjadi tumor atau kanker kulit. Jika tubuh terus menerus menerima radiasi UV, maka akan menyebabkan efek biologis pada mata misal kerusakan retina dan katarak.

C. Radikal Bebas

Radikal bebas adalah molekul yang tidak stabil karena memiliki elektron yang tidak berpasangan dalam orbital luarnya sehingga sangat reaktif untuk mendapatkan pasangan elektron dengan mengikat sel – sel tubuh. Maulida dan zulkarnain dalam Fauziah menyatakan bahwa senyawa radikal bebas timbul akibat berbagai proses kimia kompleks dalam tubuh, berupa hasil sampingan dari proses oksidasi atau pembakaran sel yang berlangsung pada waktu bernafas, metabolisme sel, olahraga yang berlebihan, peradangan atau ketika tubuh terpapar polusi lingkungan seperti asap kendaraan bermotor, asap rokok, bahan pencemar, dan radiasi matahari atau radiasi kosmis. Radikal bebas juga dapat terpapar dari lingkungan ke dalam tubuh melalui asap rokok, radiasi, polusi lingkungan, sinar Ultraviolet, obat – obatan tertentu, pestisida, dan ozon. Reaksi radikal bebas terjadi melalui beberapa tahap yaitu inisiasi, propagasi, dan terminasi. Inisiasi merupakan tahap ketika terjadi pembelahan fisis (homolitik) ikatan kovalen pada molekul yang menghasilkan radikal bebas. Pada tahap ini energi diperoleh dari energi yang berasal dari cahaya. Panjang gelombang pada cahaya ini cukup kuat untuk memecah pasangan elektron pada ikatan kovalen yang dapat menghasilkan radikal bebas.

Radikal bebas merupakan molekul yang tidak stabil karena kehilangan elektronnya.

Untuk menjadi stabil, radikal bebas akan mengambil elektron dari molekul atau sel lain dalam tubuh. Proses pengambilan elektron dari sel – sel tubuh menyebabkan kerusakan sel.

Radikal bebas dapat bereaksi dengan molekul sel dengan cara mengikat elektron molekul tersebut sehingga menimbulkan reaksi berantai yang dapat menghasilkan radikal bebas baru.

Radikal bebas yang beredar dalam tubuh berusaha untuk mencuri elektron yang ada pada molekul seperti DNA dan sel. Hal ini akan menyebabkan kerusakan pada sel dan DNA tersebut. Kerusakan yang ditimbulkan dapat menyebabkan sel tersebut menjadi tidak stabil yang berpotensi mempercepat proses penuaan dan kanker. Adanya elektron tidak berpasangan menyebabkan radikal bebas secara kimiawi sangat reaktif. Jika dua radikal bebas bertemu, radikal – radikal tersebut dapat menggabungkan masing – masing elektron

(9)

yang tidak berpasangan membentuk ikatan kovalen. Ketika radikal bebas bereaksi dengan senyawa non-radikal, maka radikal yang baru akan terbentuk dan reaksi berantai dapat terjadi.

D. Bahaya Radikal Bebas

Radikal bebas dapat menyebabkan stress oxidative, yaitu keadaan ketidakseimbangan antara Reactive Oxygen Species (ROS) / Reactive Nitrogen Species (RNS) dan antioksidan.

Apabila jumlah radikal bebas terus bertambah sedangkan antioksidan endogen jumlahnya tetap, maka kelebihan radikal bebas tidak dapat dinetralkal. Radikal bebas yang berlebih dapat menyerang senyawa apa saja terutama yang rentan seperti lipid dan protein dan berimplikasi pada timbulnya penyakit degeneratif. Dampak reaktifitas senyawa radikal bebas bermacam – macam, mulai dari kerusakan sel atau jaringan, penyakit autoimun, penyakit degeneratif seperti kanker, penyakit jantung coroner dan diabetes militus. Oleh karena itu tubuh membutuhkan senyawa bioaktif yaitu antioksidan yang memiliki kemampuan menangkal radikal bebas sehingga dapat mencegah timbulnya penyakit.

1. Antioksidan

Antioksidan merupakan zat yang dapat melindungi sel – sel dari bahaya kerusakan yang disebabkan molekul tidak stabil yang dikenal sebagai radikal bebas.

Antioksidan merupakan sebuah molekul yang dapat memperlambat atau mencegah oksidasi. Reaksi oksidasi dapat membentuk radikal bebas yang dapat memulai reaksi berantai yang merusak sel – sel. Antioksidan memiliki fungsi memutuskan reaksi berantai dari radikal bebas yang terdapat di dalam tubuh, sehingga dapat menyelamatkan sel – sel tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas.

Antioksidan berperan dalam menetralkan radikal bebas dengan cara memberikan satu elektronnya kepada radikal bebas, sehingga menjadi non radikal. Antioksidan berdasarkan sumbernya terdiri dari antioksidan sintetik dan antioksidan alami.

Antioksidan sintetik seperti Butylated Hidroxyanisol (BHA), Butylated Hidroxytoluene (BHT), dan Ter-Butylated Hidoxyquinon (TBHQ). Sedangkan antioksidan alami dihasilkan dari produk alami seperti rempah, herbal, sayuran, dan buah. Hernani menyatakan antioksidan berdasarkan mekanisme kerjanya, antioksidan dibedakan menadi beberapa yaitu :

(10)

o Antioksidan perimer adalah antioksidan yang dapat bereaksi dengan radikal bebas atau mengubahnya menjadi produk yang stabil. Antioksidan primer berperan untuk mencegah pembentukan radikal bebas baru dengan memutus reaksi berantai dan mengubahnya menjadi produk yang lebih stabil. Contoh antioksidan primer adalah superoksida dismutase (SOD), katalase, dan glutation dimustase.

o Antioksidan sekunder atau antioksidan preventif adalah antioksidan yang dapat mengurai laju awal reaksi berantai. Antioksidan sekunder berfungsi menangkap senyawa radikal serta mencegah terjadinya reaksi berantai. Contoh antioksidan sekunder diantaranya yaitu vitamin E, vitamin C, dan β-karoten.

o Antioksidan tersier berfungsi untuk memperbaiki kerusakan sel dan jaringan yang disebabkan oleh radikal bebas. Contoh antioksidan tersier yaitu enzim yang memperbaiki DNA pada inti sel adalah metionin sulfoksida reduktase.

2. Bubuk Kakao

Kakao merupakan tanaman perkebunan penghasil biji coklat yang berasal dari hutan – hutan tropis Amerika Tengah dan bagian utara Amerika Selatan. Biji kakao dapat diolah menjadi berbagai macam produk olahan seperti pasta kakao, (chocolate liquor), bubuk kakao (cocoa powder), lemak kakao (cocoa butter), dan coklat gelap (dark chocolate). Mathur et al [44] menyatakan bahwa flavonoid dalam produk kakao memiliki kapasitas antioksidan dan aktivitas anti-inflamantori yang mempunyai kemampuan mencegah penyakit kardiovaskular akibat stress oksidatif dan peradangan.

Taksonomi dari tanaman kakao adalah sebagai berikut :

 Divisi : Spermatophyta

 Kelas : Dicotyledonaeae

 Ordo : Malvales

 Famili : Sterculiaceae

 Genus : Theobroma

 Spesies : Theobroma Cacao L.

Produk kokoa memberikan hasil olahan kokoa (bubuk kokoa, coklat, dan berbagai macam produk kakao lain nya) mempuyai banyak senyawa polifenol yang didapatkan dari fermentasi, pemanggangan, dan biji dari kokoa. Senyawa polifenol yang terdapat

(11)

pada hasil olahan kokoa dapat digolongan 3 kelompok seperti anthocyanin, katechin atau flavan-3-ol, dan proanthocyanidin.

3. Beras

Beras merupakan makanan sumber karbohidrat yang utama di kebanyakan negara Asia. Negara-negara lain seperti di benua Eropa, Australia, dan Amerika mengkonsumsi beras dalam jumlah yang jauh lebih kecil daripada negara di Asia. Beras mengandung senyawa potensial antioksidan vitamin E dan γ-oryzanol yang dapat diekstrak dari beras.

γ-oryzanol ini memiliki kontribusi terhadap berkurangnya oksidasi kolesterol dibandingkan vitamin E. Kandungan nutrisi beras per 100 gram.

Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut :

 Divisi : Spermatophyta K

 elas : Monocotyledonae

 Ordo : Poales

 Family : Graminae

 Genus : Oryza

 Spesies : Oryza spp

Beberapa penelitian menyebutkan beras mempunyai aktivitas antioksidan dan memiliki efek yang baik terhadap diabetes, kanker, dan penyakit kardiovaskular karena memiliki senyawa bioaktif seperti senyawa fenolik, flavonoid, γ-oryzanol, tokoferol, tokotrienol, asam fitat, antosianin, dan serat makanan. Senyawa bioaktif tersebut dapat berperan sebagai antioksidan alami dan dapat melawan radikal bebas yang dapat mengakibatkan stres oksidatif dan berpotensi merusak molekul biologis seperti lipid, protein, dan DNA.

4. Daun Mint

Mint yang termasuk genus Mentha dalam keluarga Labiatae (Lamiaceae) menghasilkan minyak seperti yang terdapat pada kemangi, rosemary, marjoram, lavender, dan timi. Terdapat 25 – 30 spesies dalam genus Mentha, termasuk spearmint, peppermint, mint liar, mint jagung, mint Amerika, dan mint Korea. Spearmint merupakan

(12)

spesies yang paling umum ditemui, memilik bentuk daun lancip dan melebar serta pinggirnya bergerigi tajam. Taksonomi tanaman mint adalah sebagai berikut :

 Divisi : Magnoliophyta

 Kelas : Magnoliopsida

 Ordo : Lamiales

 Family : Lamiaceae

 Genus : Mentha

 Species : Mentha spicata

Ekstrak daun mint diketahui mempunyai aktivitas antioksidan yang bagus.

Beberapa peneliti telah membedakan dan mengidentifikasi fenol, flavonoid, terponoid, dan beberapa senyawa lain dari esktrak daun mint yang berbeda. Kandungan fenolik dan turunannya tersebar merata pada daun mint. Sebagai tambahan, daun mint kaya akan polifenol yang merupakan sumber antioksidan alami. Peran fenol dan flavonoid sebagai antioksidan alami dan penangkal radikal bebas menjadi daya tarik disebabkan perilaku farmakologisnya. Kandungan nutrisi daun mint per 100 g.

5. Daging Sapi

Daging adalah seluruh bagian dari ternak yang sudah dipotong dari tubuh ternak kecuali tanduk, kuku, tulang, dan bulunya. Komponen fisik utama daging terdiri atas jaringan otot, jaringan lemak, jaringan ikat, tulang, dan tulang rawan. Menurut Direktorat Gizi Departemen Kesahatan RI (1981) dalam Soputan, tiap 100 gram daging sapi terdiri atas beberapa komponen. Kualitas kimia daging dipengaruhi oleh faktor sebelum dan sesudah pemotongan. Faktor sebelum pemotongan yang dapat mempengaruhi kualitas daging adalah genetik, spesies, bangsa, tipe ternak, jenis kelamin, umur, pakan, dan bahan aditif (hormon, antibiotik, dan mineral). Faktor setelah pemotongan meliputi kualitas kadar air, kadar lemak, dan kadar protein.

Pengawetan daging adalah usaha untuk mencegah terjadinya kerusakan atau perubahan pada daging. Metode pengawetan yang digunakan bertujuan untuk mengontrol aktivitas mikroorganisme yang menyebabkan aktivitas enzimatik dan reaksi kimia pada daging. Pengawetan daging dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah aktivitas air (aw) dan pH. memiliki beberapa keunggulan antara lain tidak

(13)

meningkatkan suhu bahan yang diradiasi, sehingga kesegaran bahan yang diawetkan tetap terjaga serta tidak menghasilkan residu yang menyebabkan adanya polusi lingkungan seperti jika menggunakan pengawetan berbahan dasar kimia. Penyinaran radiasi pengion baik sinar gamma dari radionuklida seperti Co-60 dan Cs-137, elektron energi tinggi maupun sinar ultraviolet dapat dilakukan sebagai cara pengawetan makanan.

(14)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Ultraviolet (UV) adalah bentuk radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang dan energi lebih tinggi dari matahari. Ini biasanya digunakan dalam penelitian genetik, pengobatan, dan sterilisasi untuk mencegah bakteri berkembang biak. Radiasi UV memiliki dua jenis efek: radiasi atom dan radiasi pengion. Radiasi atom memiliki waktu paruh yang pendek, sedangkan radiasi pengion memiliki waktu paruh yang lebih lama, seperti menyebabkan kanker atau penuaan. Radiasi dari sinar UV dapat menyebabkan tumor atau kanker, dan jika tumor tersebut terkena sinar UV maka dapat menyebabkan kerusakan retina dan katarak. Radiasi dari sinar UV juga dapat menyebabkan terganggunya proses kompleks dalam tubuh, seperti oksidasi, metabolisme, dan pencemaran lingkungan. Radiasi dari sinar UV dapat menyebabkan kerusakan pada tubuh sehingga menyebabkan terbentuknya DNA dan DNA baru. Radiasi dari sinar UV dapat menyebabkan kerusakan pada membran sel dan DNA. Oleh karena itu, sangat penting untuk melindungi diri dari radiasi UV dan efek berbahayanya.

B. Saran

Penulis dapat menyadari dalam pembuatan makah ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan makalah ini di masa akan datang.

(15)

DAFTAR PUSTAKA

UMY Reposity, BAB I Pendahuluan, http://repository.umy.ac.id, diakses pada tanggal 26 Januari 2024, pukul 18.56

Poltekes Tanjungkarang, BAB II Tinjauan Pustaka Sinar Ultravolet (UV),

https://repository.poltekes-tjk.ac.id, diakses pada tanggal 26 Januari 2024, pukul 20.30.

Repository BKG, BAB II Tinjauan Pustak, http://repository.ub.ac.id, diakses pda tanggal 27 Januari 2024, pukul 20.00

Referensi

Dokumen terkait

Radikal bebas adalah atom atau molekul yang mempunyai satu atau lebih.. elektron yang tidak berpasangan dan bersifat sangat reaktif

Molekul DPPH dicirikan sebagai radikal bebas stabil dengan cara mendelokasi elektron bebas pada suatu molekul, sehingga molekul tersebut tidak reaktif sebagaimana

Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif karena memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbit

Radikal bebas merupakan suatu molekul yang memiliki satu atau lebih elektron bebas (tidak berpasangan) yang sangat reaktif pada orbit atomik atau molekuler, ditimbulkan

Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang sifatnya sangat tidak stabil karena mempunyai satu elektron atau lebih yang tidak berpasangan, sehingga untuk memperoleh

DPPH adalah radikal bebas yang bersifat stabil dan beraktivitas dengan cara mendelokasi elektron bebas pada suatu molekul, sehingga molekul tersebut tidak reaktif

Senyawa DPPH adalah radikal bebas yang bersifat stabil dan beraktivitas dengan cara mendelokasi elektron bebas pada suatu molekul, sehingga molekul tersebut tidak reaktif

Radikal bebas adalah atom atau molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan (unpaired electron) sehingga bersifat tidak stabil dan cenderung sangat reaktif