• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH KIMIA ANALITIK REAKSI REDUKSI OKSIDASI

N/A
N/A
Amalinda

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH KIMIA ANALITIK REAKSI REDUKSI OKSIDASI "

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KIMIA ANALITIK REAKSI REDUKSI OKSIDASI

Dosen Pengampu:

apt. Ayu Werawati, S.Si., M.Farm Disusun oleh:

Amalinda Nurcahyani 231030790795 Niken Iga Febrianti 231030790804 Nur Citra Aprisintia 231030790807 Siti Asriyanti 231030790813

KELAS: 01FKKP008/H

PROGRAM STUDI S1 FARMASI KLINIK DAN KOMUNITAS STIKES WIDYA DHARMA HUSADA

TANGERANG

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Dalam dunia kimia, salah satu konsep yang paling mendasar dan sangat penting adalah konsep redoks, singkatan dari reduksi dan oksidasi. Konsep ini memiliki peran yang krusial dalam memahami berbagai proses kimia yang terjadi disekitar kita, mulai dari reaksi kimia dalam laboratorium hingga proses biokmia dalam tubuh manusia. Makalah ini bertujuan untuk menguraikan konsep bilangan reduksi oksidasi, reaksi redoks dan reaksi autoredoks.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dan masih terdapat beberapa kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah ini.

Pamulang, 12 Oktober 2023

Penulis

(3)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat melihat proses pembakaran baik itu pembakaran pada bahan bakar minyak seperti mobil, bus, motor, pada sampah kertas, plastik, kayu, dedaunan maupun pembakaran yang terjadi dalam tubuh kita. Selain itu, kita dapat melihat pada proses pengkaratan besi maupun browning atau pencokelatan pada buah apel.

Peristiwa-peristiwa tersebut adalah reaksi yang membutuhkan oksigen, pentingnya peranan oksigen dalam kelangsungan kehidupan makhluk hidup membuat ahli kimia mempelajari sifat dan reaksi kimia.

Hampir semua unsur yang beraksi dengan oksigen akan membentuk oksida yang disebut dengan istilah oksidasi. Pada perkembangan saat ini konsep mengenai reaksi reduksi dan oksidasi tidak hanya berfokus pada pelepasan dan pengikatan oksigen saja, namun terdapat juga pelepasan dan pengikatan hydrogen, perpindahan electron dan peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi.

Pemahaman reaksi redoks sangat penting dalam farmasi untuk memastikan efektivitas, keamanan, dan stabilitas obat-obatan yang digunakan oleh pasien.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep bilangan reduksi oksidasi?

2. Apa yang dimaksud dengan reaksi reduksi oksidasi?

3. Apa yang dimaksud dengan reaksi autoredoks?

4. Apa saja aplikasi redoks dalam bidang farmasi?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui konsep bilangan reduksi oksidasi 2. Mengetahui reaksi reduksi oksidasi

3. Mengetahui reaksi autoredoks

4. Mengetahui aplikasi redoks dalam bidang farmasi 1.4. Manfaat

1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep bilangan reduksi oksidasi 2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami reaksi reduksi oksidasi

3. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami reaksi autoredok

4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami aplikasi redoks dalam bidang farmasi

(4)

BAB II PEMBAHASAN II. I Konsep Bilangan Reduksi Oksidasi

a. Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Oksigen

Reaksi oksidasi adalah reaksi pengikatan atau penangkapan oksigen oleh suatu zat.

Contohnhya adalah pada reaksi pembakaran etena yaitu: C2H4(g) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 2H2O(g). Pada reaksi ini, C2H4 mengalami oksidasi, karena C2H4 mengikat oksigen yang ada di sebelah kiri reaksi.

Reaksi reduksi dapat diartikan sebagai reaksi pelepasan oksigen. Contohnya adalah Cl2(g) + 2H2O(I) → 4HCl(aq) + 02(g). Pada reaksi ini terlihat menghasilkan oksigen yang terdapat pada sebelah kanan reaksi.

b. Berdasarkan Pengikata dan Pelepasan Hidrogen

Berdasarkan konsep ini, suatu zat mengalami oksidasi jika dia melepaskan hidrogen. Contohnya adalah 2NH3(g) + 3 CuO(s) → N2(g) + 3Cu(s) + 3H2O(g) Pada reaksi ini ammonia mengalami pelepasan hydrogen dalam bentuk H2O. yang berarti ammonia teroksidasi menjadi hydrogen.

Reaksi reduksi adalah reaksi pengikatan hydrogen. Jika campuran gas klor dan gas hydrogen dipaparkan pada sinar matahari, asap putih hydrogen klorida atau akan dihasilkan melalui persamaan H2(g) + Cl2 (I) → 2HCl(aq). Cl2 tereduksi karena dia menangkap hydrogen disebelah kiri reaksi.

c. Berdasarkan Pengikatan dan Pelepasan Elektron

Reaksi oksidasi didefinisikan sebagai reaksi pelepasan electron dari suatu zat.

Sebagai contoh atom magnesium akan melepaskan electron membentuk ion magnesium. Yaitu Mg(s) → Mg2+(g) + 2e dilepaskan 2 elektron, electron berada disebelah kanan.

Dan reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan electron. Contohnya Cl2 akan menangkap 2 elektron untuk membentuk ion klorida. Yaitu Cl2(g) + 2e → 2Cl-(s).

Pada reaksi reduksi, elektronnya berada di ruas sebelah kiri reaksi, sebagai reaktan.

Sementara itu, pada reaksi oksidasi, elektronnya berada di ruas sebelah kanan reaksi, sebagai produk.

Konsep reaksi redoks berdasarkan perpindahan electron ini hanya bisa terjadi pada senyawa ionik saja, sedangkan senyawa kovalen tidak. Oleh karena itu, munculah konsep raeksi redoks yang ke empat yaitu berdasarkan peningkatan dan penurunan bilangan oksidasi (biloks).

(5)

d. Berdasarkan Peningkatan dan Penurunan Bilangan Oksidasi

Reaksi oksidasi menyebabkan terjadinya kenaikan bilangan oksidasi untuk mengimbangi terjadinya pelepasan electron. Contohnya pada Cu(s) → Cu2+ (aq) + 2e.

Pada reaksi ini Cu adalah unsur bebas yang tiadak berikatan dengan unsur lain, sehingga biloks unsur bebas= 0. Kemuadian Cu2+ adalah ion dengan muatan +2 jadi biloksnya adalah +2. Jadi dari biloks 0 Cu menjadi +2 akan mengalami kenaikan dan termasuk dalam reaksi oksidasi.

Sedangkan pada reaksi reduksi terjadi penuruanan bialangan oksidasi suatu zat setelah menerima electron. Pada reaksi Mg2+(aq) + 2e → Mg(s). Pada reaksi ini Mg2+

adalah ion dengan muatan 2 sedangkan Mg adalah unsur bebas yaitu 0, maka pada reaksi ini mengalami penurunaan bilangan oksidasi yang disebut reduksi.

II.II Reaksi Reduksi Oksidasi

Suatu reaksi dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu reaksi bukan redoks dan reaksi redoks. Reaksi redoks dapat dijumpai pada browning pengupasan apel karena pada apel tersebut terjadi reaksi oksidasi. Contoh lainnya adalah besi yang dibiarkan pada ruang terbuka dan apabila terkena air akan berkarat karena terjadi reaksi oksidasi. Pada tubuh manusia terjadi reaksi oksidasi yaitu terjadi kerutan, penurunan, penuaan. Akibat dari penuaan terjadinya penyakit degenerative misalnya jantung, diabetes dan sebaginya.

Sehingga dalam dunia farmasi terdapat istilah antioksidan yaitu obat yang dapat mencegah reaksi oksidasi dalam tubuh.

Awalnya reaksi redoks adalah reaksi yang melepas dan menangkap oksigen. Pada perkembangannya reaksi redoks berkaitan dengan reaksi yang melepas dan menangkap electron. Penemuan baru, akibat melepas atau penangkapan electron terdapat bilangan oksidasi naik dan turun, sehingga dapat dikatakan juga bahwa reaksi reduksi oksidasi adalah suatu reaksi yang menyebabkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi (biloks).

Bilangan oksidasi (biloks) adalah muatan dari suatu unsur ketika dia dalam keadaan bebas atau terikat dengan unsur lain membentuk senyawa. Biloks memiliki aturan yaitu:

a. Biloks unsur bebas = 0 Contohnya O2, N2, P4, F8 b. Dalam Bentuk Senaywa

- Biloks H = +1 (umumnya) kecuali pada senyawa hidrida biloks H= -1 Contohnya pada HCl biloks H= +1

Sedangkan pada NaH biloks H= -1 (Senayawa hidrida yaitu logam + hydrogen) - Biloks O= -2 (umumnya) kecuali pada senyawa peroksida biloks O= -1

(6)

dan pada superoksida biloks O= -1/2 Contohnya pada H2O biloks O= -2 Pada NaO biloks O= -1

Pada Na2O biloks O= -1/2 c. Biloks F= -1

d. Biloks logam golongan A sesuai dengan golongannya.

Contohnya pada NaCl → biloks Na= +1 karena Na berada pada golongan IA e. Biloks Ion= NH4+ → biloks= +1

Pada SO42- → biloks= -2

II.III Reaksi Autoredoks

Reaksi autoredoks atau disproporsionasi merupakan reaksi redoks yang reduktor dan oksidatornya merupakan senyawa yang sama.

Contohnya pada raeksi: Cl2 + NaOH → NaClO + H2O.

Pada reaksi ini Cl mengalami oksidasi dari 0 menjadi +1 dan Cl juga mengalami reduksi dari 0 ke -1 sedangkan unsur lainnya tidak berubah.

Sedangkan antiautoredoks hasil reduksi dan hasil oksidasinya merupakan senyawa yang sama.

Contohnya pada reaksi: H2S + SO2 → 3S + H2O

S pada H2S mengalami oksidasi dari -2 menjadi 0 dan S pada SO2 juga mengalami reduksi dari +4 menjadi 0.

Pada reaksi ini O nya tidak berubah dan hanya S yang berubah yang hasil oksidasinya adalah S, walaupun reduktor dan oksidatornya berbeda.

II.IV Aplikasi Reduksi Oksidasi dalam Bidang Farmasi

a. Uji Stabilitas: Reaksi redoks digunakan untuk menguji stabilitas obat-obatan.

Misalnya, perubahan warna dalam tablet atau larutan dapat mengindikasikan perubahan kimia yang dapat memengaruhi kemanan dan efektivitas obat.

b. Proses Oksidasi: Beberapa reaksi redoks digunakan dalam sintesis obat-obatan.

Misalnya, oksidasi kimia dapat digunakan untuk mengubah molekul obat menjadi bentuk yang lebih efektif atau larut dalam tubuh.

(7)

c. Analisis obat: Reaksi redoks dapat digunakan untuk menganalisis kandungan obat dalam sampel. Teknik seperti elektrokimia dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi obat-obatan.

d. Preservasi obat: Proses oksidasi dapat diguankan untuk mengawetkan obat-obatan agar lebih tahan lama. Ini penting dalam produksi dan penyimpanan obat.

e. Penghancuran obat: Pada kaus obat-obatan yang kadalwarsa atau tidak digunakan, reaksi reaksi redoks dapat digunakan untuk menghancurkan obat-obatan dengan aman sehingga tidak mencemari lingkungan

f. Pada pemutih pakaian: Pemutihan pakaian mengguankan bahan pemutih yang mengandung oksidator, seperti natrium hipoklorit. Ini adalah contoh reaksi oksidasi yang membantu menghilangkan noda dan mencerahkan pakaian.

(8)

BAB III PENUTUP

III.I Kesimpulan

Redoks adalah singkatan dari oksidasi-reduksi, yang mencakup dua proses berlawanan yaitu oksidasi dan reduksi. Oksidasi adalah proses kehilangan elektron, sementara reduksi adalah proses mendapatkan elektron. Reaksi redoks terjadi saat ada perubahan keadaan oksidasi suatu unsur dalam suatu reaksi kimia.

Awalnya reaksi redoks adalah reaksi yang melepas dan menangkap oksigen. Pada perkembangannya reaksi redoks berkaitan dengan reaksi yang melepas dan menangkap electron. Penemuan baru, akibat melepas atau penangkapan electron terdapat bilangan oksidasi naik dan turun, sehingga dapat dikatakan juga bahwa reaksi reduksi oksidasi adalah suatu reaksi yang menyebabkan kenaikan dan penurunan bilangan oksidasi (biloks).

Nomor Oksidasi adalah angka yang menggambarkan derajat oksidasi atau reduksi suatu unsur dalam senyawa atau ion. Aturan-aturan tertentu digunakan untuk menentukan nomor oksidasi suatu unsur dalam senyawa

Autoredoks adalah reaksi oksidasi-reduksi yang terjadi dalam satu zat tanpa perlu reaktan eksternal. Contoh autoredoks termasuk reaksi redoks dalam sel elektrokimia, seperti sel galvanik dan sel elektrolisis.

Aplikasi redoks dalam bidang farmasi cukup banyak yaitu untuk uji stabilitas obat, proses oksidasi, analisis obat, prevensi obat, penghancuran obat dan zat pemutih pakaian.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Silvia. 2019. Reaksi Reduksi Oksidasi. Quipper.

https://youtu.be/bMZbqh54IB4?si=FUd0XIXbqWe-VwFd Swasti. 2020. Konsep Dasar Reaksi Redoks. Swasti Kimia.

https://youtu.be/h2uMDRbRJnQ?si=9m5gRheY326okldJ

Jendela Sains. 2021. Reaksi Autoredoks dan Antiautoredoks.

https://youtu.be/TCKpN2BPiPk?si=_OJyJJYcD8JOVhM_

Ammariah, Hani. 2022. Mempelajari Konsep Reaksi Redoks. Ruangguru.

Referensi

Dokumen terkait

Investigation (GI) Dengan Menggunakan Macromedia Flash Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Reaksi Reduksi Oksidasi

a) Membuat perangkat pembelajaran untuk Teacher’s Guide Book berbasis kontekstual untuk materi reaksi reduksi oksidasi dengan berbagai alternatif model pembelajaran.

Hasil penelitian menunjukkan : (1) telah berhasil dikembangkan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing pada materi reaksi oksidasi dan reduksi yang dilakukan

6) Menjelaskan konsep redoks berdasar penaikan/penurunan bilangan oksidasi. 7) Menuliskan persamaan reaksi redoks. 8) Membedakan antara persamaan redoks dan persamaan nonredoks. 9)

anda harus dapat menentukan bilangan oksidasi unsur yang ada dalam

Hasil penelitian menunjukkan : (1) telah berhasil dikembangkan modul kimia berbasis inkuiri terbimbing pada materi reaksi oksidasi dan reduksi yang dilakukan

Suatu reaksi disebut disproporsionasi atau atutoredoks jika terdapat satu zat yang mengalami reaksi oksidasi dan reaksi reduksi sekaligus, dengan kata lain, oksidator dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesalahan konsep yang dialami mahasiswa pada pokok bahasan reaksi reduksi oksidasi yaitu pada indikator konsep reaksi redoks, mahasiswa