MAKALAH KONSEP DASAR PKN SD
“PARADIGMA BARU PEMBELAJARAN PKN ABAD 21 SERTA TUGAS GURU PKN YANG DAPAT MENCIPTAKAN WARGA NEGARA DEMOKRASI’
DOSEN PENGAMPU :
RAFHI FEBRIAN PUTERA S.PD, M.PD
DISUSUN OLEH:
BULAN ZAHURINA
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR S-1 FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan pada kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ”PARADIGMA BARU PEMBELAJARAN PKN ABAD 21 SERTA TUGAS GURU PKN YANG DA[PAT
MENCIPTAKAN WARGA NEGARA DEMOKRATIS. Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dengan memberikan sumbangan materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun meraa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyususan makalah ini karna keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Unutk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Padang, 12 September 2024.
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL...i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI... iii
BAB I PENDAHULUAN...1
1.1 LATAR BELAKANG...1
1.2 RUMUSAN MASALAH...2
1.3 TUJUAN MAKALAH...2
BAB II PEMBAHASAN...3
2.1 PENGERTIAN PARADIGMA BARU...3
2.2 KONTRUKSI PARADIGMA BARU...3
2.3 TUGAS GURU PKN DALAM MENCIPTAKAN WARGA NEGARA YANG DEMOKRATIS...6
BAB III PENUTUP...7
3.1 KESIMPULAN...7
DAFTAR PUSTAKA...8
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia telah mengalami
perkembangan Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat dengan segala lika-liku permasalahannya. Sejak diproklamirkan kebangsaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 sampai saat ini, bangsa dan negara indonesia telah mengalami turun naik dalam instrumentasi dan praktisi
kehidupannya, walaupun secara formal dasar filosofinya tetap, yakni pancasila.
Kini konteks kehidupan global ini ditandai oleh semakin terbukanya kerja sama juga persaingan antar bangsa/ antar negara, yang berarti juga semakin
kompleksnya bangsa indonesia mengaruhi era reformasi diberbagai aspek kehidupan masyarakat .
Dalam proses perjalanan bangsa indonesia menuju Masyarakat yang berada dan berilmu, yakni masyarakat bangsa dan negara yang berpijak dari dan bermuara pada konsep dan nilai pancasila dan UUD 1945, sebagai salah satu muatan kurikulum pendidikan dasar, menengah, dan pendidikan tinggi perlu menyesuaikan diri secara adaptif dan koheren dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang selalu berubah. Pada hakikatnya proses pembangunan karakter dan bangsa harus dengan sengaja dimaksudkan untuk membangun masyarakat bangsa dan negara indonesia yang demokratis, religius, beradab, bersatu, dan berkeadilan sosial. Dalam proses itulah, pembangunan karakter dan bangsa harus disikapi dan diperlukan sebagai kebutuhan yang sangat mendesak yang secara konseptual dan programatik memerlukan pola pemikiran atau pradigma baru.
Misi PKn dengan paradigma barunya adalah mengembangkan pendidikan demokrasi yang secara psikopedagogis dan sosio-andragogis berfungsi
mengembangkan pendidikan tiga karakteristik pokok warga negara yang
demokratis, yakni kecerdasan warga negara yang demokratis, yakni kecerdasan warga negara, tanggung jawab warga negara, dan paratisipasi warga negara.
1.2
RUMUSAN MASALAH1. Apa pengertian paradigma baru?
2. Apa saja karakteristik warga negara yang demokratis?
3. Bagaimana model pembelajaran PKn untuk pengembangan warga negara yang demokratis?
4. Apa tujuan dari paradigma baru pembelajaran PKn?
1.3 TUJUAN MAKALAH.
1. Untuk mengetahui pengertia paradigma PKn sd.
2. Untuk mengetahui karakteristik warga negara demokratis .
3. Untuk mengetahui model pembelajaran PKn untuk pengembangan warga negara yang demokratis.
4. Untuk mengetahu tujuan dari paradugma baru pembelajaran PKn.
5. Untuk melengkapi tugas individu Konsep Dasar PKn Sd.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN PARADIGMA BARU ABAD 21.
Padigma baru merupakan sebuah kerangka berpikir yang digunakan dalam proses pendidikan kewrganegaraan di indonesia. Pkn dengan paradigma baru mensyaratkan materi pembelajaran yang memuat komponen-komponen pengetahuan, keterampilan, dan disposisi kepribadian warga negara yang fungsional bukan hanya dalam tataran kehidupan berbangsa dan bernegara melainkan juga dalam masyarakat di era global.
Sejalan dengan dinamika perkembangan kehidupan berbangsa dan
bernegara yang di tandai oleh semakin terbukanya persaingan antarbangsa yang semakin ketat, maka bangsa indonesia mulai memasuki era reformasi di
berbagai bidang menuju kehidupan masyarakat yang lebih demokratis. Dalam masa tansisi atau proses perjalanan bangsa menuju masyarakat madani
(civilsociety), pendidikan kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran di persekolahan perlu menyesuaikan diri sejalan dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang sedang berubah.
Tugas PKn dengan paradigma barunya mengembangkan pendidikan demokrasi mengemban tiga fungsi pokok, yakni mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intelligence), membina tanggung jawab warga egara (civic participation).
Kecerdasan warga negara yang dikembangkan untuk membentuk warga negara yang baik bukan hanya dalam dimensi spritual, emosional dan sosial sehingga paradigma baru PKn bercirikan multidimensional.
2.2 KONSTRUKSI PARADIGMA BARU PKN
Konstuksi paradigma baru PKn antara lain memiliki struktur organisasi keilmuan yang jelas yakni berbasis pada ilmu politik, hukum dan filsafat moral/filsafat pancasila dan memiliki visi yang kuat nation dan character building, citizen empowertment (pemerdayaan warga negara), yang mampu mengembangkan civil society (masyarakat kewargaan), dan mengembangkan PKn sebagai pendidikan multikultural sesuai konteks bangsa indonesia yang prural sehingga diharapkan paradigma baru ini tidak hanya berkualitas secara konten dan penerapan tapi juga bisa tetap eksis konsisten di segala perubahan rezim politik apapaun. Tujuan dari pembentukan paradigma baru ini adalah, paradigma baru ini diharapkan menjadi patokan dala membentuk dan
mengembangkan suatu kurikulum pembelajaran PKn dan diharapkan akan mengembangkan suatu pemerdayaan warga negara sehingga warga negara tidak hanya cerdas namun juga dapat aktif dan kritis dalam setiap partisipasi dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta untuk mewujudkan suatu kehidupan negara demokrasi yang tidak hanya
demokrasi saja tapi juga untuk mencpai suatu titik demokrasi yang mensejahterakan.
Konstruksi paradigma baru PKn ini merupakan sebuah antithesis reaksi negara orde baru yang otoriter yang ditopang oleh dominasi militer dan politik juga lemahnya institusi masyarakat politik dan masyarakat sipil, oleh karena itu paradigma baru PKn sebagai salah satu mewujudkan civil society diharapkan menjadi basis demokratisasi sebagai instrumen untuk meruntuhkan rezim yang otoriter dan dominasi militer dalam politik dan mencegah pola-pola rezim seperti itu dibangun kembali dimasa sekarang dan masa yang akan datang. Hal itu menunjukkan aspek kerakyatan dan kewargaan yang menjadi bagian intergal dari civil society atau masyarakat kewarganegaraan.
Berkembangnya civil society yang dikembangkan melalui pendidikan
kewarganegaraan tersebut diharapkan menjadi suatu motivasi pendorong bagi terbentuknya negara yang demokrasi, dan diakuinya supremasi-supremasi sipil, kemudian diikuti berfungsinya secara efektif lembaga-lembaga masyarakat politik dan kuatnya penegakkan hukum ( law enforcement). Secara demikian civil society sering diistilahkan sebagai masyarakat madani yang beradab yang sangat menjunjung tinggi moral dan hukum.
Dalam upaya pemerdayaan warga negara dalam konstruksi PKn paradigma baru perlu dikembangkan orientasi sebagai berikut:
a. Revitalisasi orientasi kewarganegaraan.
Orientasi kewarganegaraan merupakan kepedulian dan komitmen terhadap masyarakat atau warga negara sebagai faktor utama baik dalam wacana atau praktisi politik pembangunan. Sehingga orientasi tidak maintrean hanya terfokus pada negara yang mengakibatkan orientasi pada warga negara terabaikan.
Masyarakat untuk berfokus pada negara yang mengakibatkan orientasi pada warga negara terabaikan. Masyarakat untuk berkembang selama masih dalam kordor hukum yang berlaku yang berdasar pancasila, dan UUD 1945.
b. Pengembangan budaya politik kewarganegaraan
Pengembangan hak-hak warga negara tercermin pada budaya politik partisipan (aktif berpartisipasi tetapi tetap kritis), budaya politik parokhial (mendasarkan pada primodialisme dan tidak mau dijamah oleh negara). Atau tercerminkan dalam peranan warga negara yang aktif (aktif berpartisipasi), positif (meminta pelayaanan pemerintah sebagai pelayan publik), dan peranan negatif (menolak segi intervnsi pemerintah terhadap hak-hak yang bersifat pribadi ). Budaya-budaya politik tersebut dikembangkan secara proporsional.
c. Pengembangan sikpa kritis dan kreatif
Pengembangan sikap kritis dan kreatif warga negara dimaksudkan untuk menyiapkan warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang sangat dinamis yang disertai dengan pengembangan masalah yang kompleks dan kontektual/ up to date. Dengan demikian lewat PKn, warga negara
mampu mengambil sikap yang tepat dan mampu berpartisipasi dalam memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapi bangsa dan negaranya.
Kontruksi paradigma baru PKn memiliki 3 komponen utama yang perlu untuk dikembangkan, yaitu: pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), yang berdasarkan pada keilmuan yang jelas dan relevan bagi masyarakat
demokratis, memiliki kewarganegaraan (civic skils) karakter
kewarganegaraan (civic dispostions) yang dapat mengembangkan pembangunan karakter baru bangsa.
2.3 TUGAS GURU PKN YANG DAPAT MENCIPTAKAN WARGA NEGARA YANG DEMOKRASI.
a. mengembangkan efektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai karakter berbangsa.
b. mengajarkan kebiasaan dan sikap peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan trasisi budaya bangsa yang beragama.
c. mengajarkan sikap dan perilaku kempemimpinan serta rasa tanggung jawab kepada peserta didik.
d. mendidik peserta didik menjadi pribadi yang mandiri, kreatif dan memiliki pengetahuan kewarganegaraan yang baik.
e. memberikan kenyamanan lingkungan sekolah yang baik agar peserta didk menjadi aman, jujur, dan memiliki kreativitas.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Paradigma merupakan sebuah pemikiran yang dimanfaatkan dalam
pendidikan kewarganegaraan di indonesia. PKn dengan paradigma baru memberi persyaratan materi pembelajaran yang berisi komponen pengetahuan,
keterampilan dan disposisi kepribadian warga negara yang fungsional yang bukan hanya dalam bernegara tapi masyarakat global. Pembangunan warga negara yang beragama, beradap, bersatu, dan berkeadilan perlu waktu dalam perkemabangannya, usaha yang konsisten dan komitmen kebangsaan.
Juga pendidikan yang sinambung. Materi pembelajaran PKn dengan paradigma baru memiliki karakteristik.
1. Melatih dan mengajarkansiswa berpikir kritis.
2. Mengenalkan siswa cara memecahkan masalah.
3. Melatih siswa dalam berfikir sesuai metode ilmiah.
4. Melatih siswa dengan keterampilan bersosial.
DAFTAR PUSTAKA
https://paradigmabarupkndisekolahdasar.blogspot.com/2016/05/makalah-paradigma-baru-pkn-di- sekolah.html
http://kulimijit.blogspot.co.id/2009/10/paradigma-pkn-sekolah-dasar.html
http://rangkumanherlinmayalina.blogspot.co.id/2015/06/materi-dan-pembelajaran-pkn-sd-modul-1- 4.html
Kaelan, dkk. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: PARADIGMA Yogyakarta.
Rahmat, dkk. 2009. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.
Uaksena, 2011. Paradigma Pendidikan Kewarganegaraan Tersedia dilaman
http://uaksena.wordpress.com/2011/07/20/paradigma-pendidikan-kewarganegaran-pendidikan- demokrasi-di-indonesia/.
Sumarsono, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Cholisin, “Pengembangan Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education) dalam Praktek Pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi” (FIS UNY: 2005).
Cholisin, 2004. Diktat “Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education)” (Yogyakarta: FIS UNY).
Cholisin, 2015. Diktat “Pendidikan Kewarganegaran (Persepektif Paradigma Multidimensional, Budaya Kewarganegaraan dan Prinsip Pembelajaran) Referensi Kuliah Pendidikan Kewarganegaran (Civic Education/Citizenship Education)” (Yogyakarta: FIS UNY).
Muhammad Asfar, “Wacana Masyarakat MADANI (Civil Society): Relevansi untuk Kasus Indonesia”
(Jurnal Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik, Th XIV, 2001).
Winataputra, Udin. S. (2010). “Pendidikan Kewarganegaraan sebagai Suatu Sistem Pengetahuan Terpadu: Academic Positioning dari RUU Pendidikan Kewarganegaraan” Makalah Bahan Diskusi Seminar Terbatas RUU Pendidikan Kewarganegaraan dalam Kebijakan Pertahanan Aspek Undang- undang, 16 Oktober 2008, Jakarta.
Aris Munandar, “Peran Negara dalam Penguatan Program Pemberdayaan Masyarakat” (Jurnal Kajian Politik dan Masalah Pembangunan, Vol. 4, No. 1, 2008).