• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PERKULIAHAN BERBASIS ATONG PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR PKn 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN PERANGKAT PERKULIAHAN BERBASIS ATONG PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR PKn 1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

421

PENGEMBANGAN PERANGKAT PERKULIAHAN

BERBASIS “ATONG” PADA MATA KULIAH KONSEP DASAR PKn

1

Sri Harmianto, Aji Heru Muslim2 PGSD FKIP

Universitas Muhammadiyah Purwokerto

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan pengembangan perangkat perkuliahan serta implementasinya pada mata kuliah Konsep Dasar PKn berbasis ATONG (Amati, Tanya, Olah, Nalar, Gagas). Tujuan penelitian ini adalah: menghasilkan perangkat perkuliahan yang valid, praktis dan efektif pada ujicoba. Penelitian menggunakan model pengembangan 4-D Thiagarajan yang terdiri dari tahap Define, Design, Develop,dan Disseminate. Dalam penelitian ini hanya sampai tahap develop. Jenis perangkat yang dikembangkan adalah: (1) Silabus; (2) SAP; (3) Lembar Kerja Mahasiswa. Perangkat tersebut divalidasi oleh tiga orang yang berkompeten dibidangnya. Uji kepraktisan dilakukan dengan subjek mahasiswa PGSD semester I kelas A, uji keefektifan dengan subjek penelitian adalah mahasiswa PGSD semester I kelas B dan Kelas C. Kelas B sebagai kelas eksperimen dan Kelas C sebagai kelas kontrol. Data penelitian diperoleh dari: (1) validasi; (2) pengamatan, (3) angket. Data diolah dengan analisis deskriptif. Uji validitas dan uji kepraktisan diolah dengan analisis dengan uji proporsi, sedang uji keefektifan diolah dengan uji t, uji z, regresi, dan uji banding. Hasil penelitian menunjukkan: (1) perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan valid oleh validator (2) Hasil observasi aktivitas guru mengelola pembelajaran diperoleh skor rata-rata 89,57, hasil angket siswa dengan rata-rata 93%, dari skor maksimal 100. Hal ini berarti perangkat yang dikembangkan praktis. (3) Hasil prestasi belajar siswa dengan rata-rata 84,3. Secara statistik ketuntasan belajar tercapai. Aktivitas siswa berpengaruh positif terhadap prestasi belajar dengan persamaan Y^ =-35,104+1,468X, dengan pengaruh sebesar 85%. Rata-rata prestasi belajar kelas eksperimen 84,3 lebih baik daripada prestasi belajar kelas kontrol 72,6. Berdasarkan penjelasan di atas, disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran yang dikembangkan memenuhi valid perangkat, praktis penggunaan dan efektif pembelajaran.

Kata Kunci: Pengembangan Perangkat Perkuliahan, Konsep Dasar PKn, ATONG

1 Makalah disampaikan pada acara Seminar Nasional Menjadi Guru Inspirator “Kenali dan

Kembangkan Kemampuan Intelegensi Emas untuk Indonesia Emas” di Prodi PGSD FKIP Universitas Muhammadiyah Purwokerto Tanggal 30 April 2016.

(2)

422

PENDAHULUAN

Salah satu pembelajaran yang ada di Perguruan Tinggi khususnnya di prodi PGSD UMP adalah mata kuliah Konsep Dasar PKn. Mata kuliah Konsep Dasar PKn mempunyai peranan penting dalam pembentukan moral bangsa. Secara konsepsional, Konsep Dasar PKn memiliki arti penting bagi proses perkembangan bangsa yaitu menanamkan sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.

Pembelajaran Konsep Dasar PKn telah dilaksanakan berbagai pendekatan, namun pembelajarannya masih berlangsung secara tradisional yaitu dosen cenderung aktif dalam kelas sedangkan mahasiswa hanya sebagai penerima pasif semua informasi yang disampaikan oleh dosen. Hal ini menyebabkan mahasiswa kurang aktif sehingga prestasi belajar Konsep Dasar PKn rendah. Pembelajaran Konsep Dasar PKn yang selama ini berlangsung, selalu menggunakan metode yang ceramah dimana dosen cenderung lebih aktif, dan mahasiswa hanya berperan pasif dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan pemahaman mahasiswa terhadap materi pembelajaran bersifat abstrak, tidak mendalam dan hanya bersifat sementara, aktivitas belajar mahasiswa untuk mempelajari Konsep Dasar PKn menjadi rendah, dikarenakan pembelajaran tidak menarik, disamping itu mahasiswa di dalam kelas kelihatan pasif dimana mahasiswa hanya duduk diam dan mendengarakan penjelasan dosen.

Oleh karena itu salah satu inovasi yang menarik mengiringi perkembangan pembelajar di Perguruan Tinggi perlu dikembangkan perangkat pembelajaran Konsep Dasar PKn yang dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar mahasiswa. Salah satu alternatif model pembelajaran adalah model ATONG, dimana mahasiswa selalu dipolakan untuk A(=amati) terhadap semua situasi belajar, T(=tanya) pada setiap masalah muncul, lalu O(=olah) atas jawaban dari pertanyaan, kemudian N(=nalar) untuk diteruskan sampai pada G(=gagas) suatu ide atau inovasi baru. Bedasarkan uraian di atas bentuk inovasi pembelajaran mata kuliah Konsep Dasar PKn yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah pengembangan perangkat perkulihan pada mata kuliah Konsep Dasar PKn berbasis ATONG. Pengembangan perangkat perkulihan Konsep Dasar PKn tersebut merupakan pengembangan model pembelajaran ATONG. Pengembangan tersebut penting dilakukan karena di dalamnya terdapat kegiatan pembelajaran yang memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk bekerjasama dalam kelompok dengan latar belakang dan kondisi yang berbeda, memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar menemukan, menggali kemampuan yang mereka miliki dengan bimbingan dosen.

Kenyataan tersebut di atas memerlukan perhatian dan kreatifitas dosen untuk menyusun perangkat pembelajaran yang benar dan bisa ditangkap oleh mahasiswa serta menciptakan pembelajaran yang menjadikan mahasiswa lebih aktif, kreatif dan efektif serta mampu meningkatkan pemahaman konsep

(3)

423

mahasiswa terhadap materi. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan 4-D (four D Model) yang dikemukakan oleh Thiagarajan (1974:5) yang terdiri atas empat tahap, yakni tahap pendefinisian (define), tahap perancangan (design), tahap pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate). Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini meliputi Silabus, Satuan Acara Perkulihan (SAP), dan Lembar Kegiatan Mahasiswa (LKS).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah Bagaimana kevalidan perangkat perkulihan berbasis ATONG pada mata kuliah Konsep Dasar PKn.?. Bagaimana kepraktisan perangkat perkulihan berbasis ATONG pada mata kuliah Konsep Dasar PKn.?. Bagaimana keefektifan perangkat perkulihan berbasis ATONG pada mata kuliah Konsep Dasar PKn.?

METODE PENELITIAN

Penelitian ini termasuk jenis penelitian pengembangan. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan perangkat perkuliahan konsep dasar PKn berbasis TONG. Perangkat yang dikembangkan berupa (1) Silabus, (2) Satan Acara Perkuliahan (SAP) dan (3) Lembar Kerja Mahasiswa. Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan yang digunakan adalah dengan memodifikasi model 4-D (Four D model) dari Thiagarajan (1974: 5-9) yang terdiri dari tiga tahap, yaitu: (1) pendefinisian (define), (2) perancangan (design) dan (3) pengembangan (develop). Jadi tidak sampai pada tahap penyebaran (desseminate). Penelitian dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 pada semester I Kelas A, B, dan C PGSD UMP. Data penelitian diperoleh dari: (1) validasi; (2) pengamatan, (3) angket dan (4) tes prestasi belajar. Data diolah dengan analisis deskriptif. Uji validitas dan uji kepraktisan diolah dengan analisis dengan uji proporsi, sedang uji keefektifan diolah dengan uji t, uji z, regresi, dan uji banding.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Validasi

1. Hasil Validasi Perangkat

Penilaian ahli meliputi validasi produk, yaitu mencakup semua perangkat pembelajaran yang dikembangkan pada tahap perancangan. Validasi dilakukan oleh tiga orang yang berkompeten untuk menilai kelayakan perangkat pembelajaran. Revisi dilakukan berdasarkan saran dari validator. Nilai rata-rata total yang diberikan para validator adalah 95,87, berarti perangkat perkuliahan konsep dasar PKn berbasis ATONG yang dikembangkan sangat valid. Secara umum validator menilai perangkat baik dan dapat digunakan dengan sedikit revisi. Hasil dari revisi berdasarkan penilaian validator disebut draft II.

(4)

424

a. Silabus

Pengembangan silabus merupakan hal pertama dan mendasar yang perlu dilakukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Pada umumnya validator menyatakan Silabus baik dan dapat digunakan dengan revisi sedikit. Silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (Majid, 2011). Hanya perlu ditegaskan lagi pada instrumen penilaian lebih menggambarkan tujuan atau kompetensi yang ingin dicapai.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, sekolah, mata pelajaran, dan sebagainya (Depdiknas, 2008:2). Penyusunan RPP merupakan salah satu bagian dari perencanaan pembelajaran. RPP merupakan panduan langkah-langkah yang akan dilakukan dosen dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan (Trianto, 2007: 71). Pada umumnya validator menyatakan Rencana Pembelajaran baik dan dapat digunakan dengan revisi sedikit. Saran dari salah satu validator adalah Dalam langkah-langkah pembelajaran perlu sistematika untuk menggambarkan kegiatan siswa yang runtut dan aktif melakukan kegiatan..

c. Lembar Kerja Mahasiswa

Pada umumnya validator menyatakan LKM baik dan dapat digunakan dengan revisi sedikit. Beberapa saran dari validator adalah Penomoran pada anggota kelompok jangan terlalu banyak, Perlu Petunjuk yang jelas pada LKM, karena menurut validator dengan jumlah nomer kelompok yang banyak akan membingungkan siswa. Oleh karena itu diharapkan pendidik memberikan petunjuk yang baik dan jelas untuk membantu memahami makna yang disampaikan dalam LKM.

B. Kepraktisan

Tujuan dari analisis ini untuk melihat kelemahan dan kebaikan perangkat pembelajaran IPS dengan model cooperative tipe TGT berbasis ATONG pada materi mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang di kelas V Sekolah Dasar yang diujicobakan (draft II). Kelemahan dalam pelaksanaan perangkat pembelajaran yang diperoleh sebagai bahan masukan untuk melakukan revisi terhadap draft II. Hasil analisis dan interpretasi hasil ujicoba lapangan sebagai berikut.

(5)

425

1. Kemampuan Aktivitas Dosen

Hasil pengamatan aktivitas pengelolaan pembelajaran menunjukkan rata-rata nilai setiap aspek yang diamati selama dosen mengelola pembelajaran adalah minimal baik. Karena rata-rata nilai setiap aspek pengamatan dosen mengelola pembelajaran termasuk kategori sangat baik, maka tidak dilakukan revisi terhadap perangkat berdasarkan data kemampuan dosen mengelola pembelajaran.

2. Respon Mahasiswa dan Dosen

Dari hasil angket mahasiswa menunjukkan bahwa siswa senang untuk mengikuti pembelajaran berbasis ATONG, serta siswa dapat memahami bahasa pada media pembalajaran, lembar kerja siswa, tes prestasi. Secara umum dapat disimpulkan bahwa respon siswa positif. Penelitian ini sejalan dengan Akhtar (2012) hasil penelitiannya mengatakan bahwa pembelajaran cooperative dapat mengembangkan sikap dan ketrampilan siswa kearah yang positif. Karena kemampuan aktivitas dosen dalam kategori sangat baik dan respon mahasiswa terhadap perangkat perkuliahan PKn berbasis ATONG dalam kategori positif, maka pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan praktis.

C. Evektivitas

Setelah perangkat pembelajaran (silabus, RPP, dan LKM) direvisi sesuai dengan saran validator, selanjutnya dilakukan ujicoba lapangan untuk memperoleh masukan-masukan guna merevisi dan menyempurnakan kembali perangkat pembelajaran (draft II) sehingga menghasilkan draft III.

1. Prestasi Belajar Mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

Dari hasil uji banding untuk mencari ketuntasan prestasi beajar, didapat bahwa bahwa rata-rata nilai prestasi belajar sebesar 84,3. Nilai tersebut menunjukkan rata-rata nilai tes prestasi lebih dari kriteria ketuntasan 70 sehingga dapat disimpulkan prestasi belajar tuntas secara klasikal. Mahasiswa yang mencapai kriteria ketuntasan 70 adalah 96 % dari keseluruhan peserta didik yang mengikuti tes. Penelitian ini sejalan dengan Lori, dkk (2012) yang menunjukan hasil data kualitatif menunjukkan bahwa siswa dalam kelompok belajar kooperatif menemukan manfaat belajar lebih dari kelompok tradisional.

2. Pengaruh Aktivitas Terhadap Prestasi Belajar

Aktivitas belajar siswa yang diobservasi dapat dilihat pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa. Melalui perangkat perkuliahan konsep dasar PKn berbais ATONG, dihasilkan pengaruh variabel aktivitas belajar terhadap prestasi belajar siswa sebesar 85%. Hal ini berarti aktivitas siswa berpengaruh sebesar 85%, dan masih ada faktor lain sebesar 15% yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Hal

(6)

426

ini menunjukkan bahwa semakin tinggi aktivitas belajar siswa, maka akan semakin tinggi prestasi belajar yang dicapai. Peran dosen hanya sebagai motivator dan fasilitator yang dapat membantu mahasiswa dalam pembelajaran.

3. Prestasi Belajar Kelas Eksperimen Dibandingkan Kelas Kontrol

Setelah diketahui kedua kelas memiliki rata-rata prestasi belajar peserta didik kelas eksperimen berbeda dengan kelas kontrol prestasi belajar, didapat rata-rata prestasi belajar sebesar 84,3 untuk kelas eksperimen dan 72,6 untuk kelas kontrol. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen mempunyai nilai rata-rata lebih tinggi dibandingan nilai rata-rata kelas kontrol. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Micheal (2011) hasil penelitian menunjukkan bahwa skor tes prestasi untuk kelompok TGT adalah 52.99, sedangkan kelompok kontrol adalah 50,13. Ini berarti bahwa kelompok TGT dilakukan baik dalam tes prestasi dibandingkan dengan kelompok kontrol.

Perangkat perkuliaha konsep dasar PKn berbasis ATONG yang diterapkan pada kelas eksperimen telah mampu meningkatkan prestasi mahasiswa didik dibandingkan dengan mahasiswa pada kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan Akrivitas belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar. Dengan prestasi belajar yang tinggi, ketuntasan belajar akan tercapai, sehingga prestasi belajar mahasiswa kelas eksperimen lebih baik dibandingkan dengan prestasi belajar peserta didik kelas kontrol. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa perangkat perkuliahan konsep dasar PKn berbasis ATONG efektif. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Syahrir (2011) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif TGT efektif untuk kemampuan matematika siswa SMP dan matematika motivasi belajar. Jadi, dapat dikatakan bahwa perangkat perkulihan konsep dasar PKN berbasis ATONG valid. Selain itu perangkat perkulihan konsep dasar PKN berbasis ATONG dikatakan praktis dan efektif.

PENUTUP

Berdasarkan proses pengembangan perangkat perkuliahan Konsep Dasar PKn berbasis ATONG dengan menggunakan modifikasi pengembangan perangkat model 4-D (four D models) yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Perangkat perkuliahan Konsep Dasar PKn berbasis ATONG dimulai dari tahap pendefinisian, tahap perencanaan untuk merancang perangkat yang dikembangkan berdasarkan informasi yang diperoleh dari tahap pendefinisian, kemudian dilakukan tahap perancangan. Tahap perancangan dihasilkan draft I dengan karakteristik perangkat yang dikembangkan dengan berbasis ATONG. Hasil Draf I divalidasi oleh tiga

(7)

427

orang validator, kemudian direvisi dan dihasilkan draft II. Dari hasil validasi diperoleh bahwa perangkat valid.

2. Pembelajaran yang menggunakan perangkat perkuliahan Konsep Dasar PKn berbasis ATONG yang dikembangkan adalah praktis.

3. Pembelajaran yang menggunakan perangkat perkuliahan Konsep Dasar PKn berbasis ATONG yang dikembangkan adalah efektif.

Berdasarkan hasil penelitian ini, beberapa saran yang dapat peneliti kemukakan diantaranya, Dari hasil pembahasan harapan peneleliti dalam proses pembelajaran menggunakan berbasis ATONG berjalan kondusif dilakukan di luar kelas. Dari hasil pembahasan harapannya dapat menerapkan delapan indikator aktivitas yang mencakup visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, drawing activities, motor activities, mental activities, emosional ectivities akan tetapi karena keterbatasan materi maka satu indikator aktivitas drawing activities dalam penelitian ini perlu ada penelitian lanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Akhtar Kiran, Perveen Qaisara, Kiran Sidra, Rashid Mehwish, Satti Amna Khatoon. 2012. A Study of Student’s Attitudes towards Cooperative Learning. International Journal of Humanities and Social Science. Volume 2 No. 11. Hal. 141-149.

Depdiknas. 2008. Panduan Analisis Butir Soal. Jakarta: Depdiknas.

Lori Kupczynski, Marie Anne Mundy, Jaya Goswami, Vennessa Meling. 2011. Cooperative learning in distance learning: a Mixed methods study. Internasional Journal of Instruction. Volume 5 No 2. Hal. 81- 90.

Majid, A. 2011. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung : Rosda Karya

Micheal M. van Wyk. 2011. The Effects of Teams-Games-Tournaments on Achievement, Retention, and Attitudes of Economics Education Students. Kamla-Raj. J soc Sci, 26(3): 183-193.

Syahrir. 2011. Effects of the Jigsaw and Teams Game Tournament (TGT) Cooperative Learning on the Learning Motivation and Mathematical Skills of Junior High School Students. Proceeding International Seminar and the Fourth National Conference on Mathematics Education 2011 Department of Mathematics Education. July 21-23

Thiagarajan, S., Semmel, D. S. dan Semmel, M. I. 1974. Instructional Development for Teacher of Exceptional Children. Bloomington: Indiana University. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam semua kasus, migrasi disebabkan oleh pertukaran momentum sudut antara gerak rotasi gas dalam cakram dan gerak orbital planet akibat torsi gravitasi yang diberikan oleh planet

Dapat dilihat dari kesesuain informasi dengan keadaan masyarakat setempat, penyebarkan informasi ke petani lain, diseminasi informasi teknologi terbaru SISKA

Hasil penelitian menunjukkan bahwa benih yang beredar di pasaran Kota Ambon, seperti Jagung, Sawi, Kacang Panjang, Terung, Pare, Mentimun, Cabai Besar, dan Kubis memiliki

penundaan usia perkawinan baik secara hukum oleh karna adanya undang-undang tentang perkawianan, maupun karna norma sosial yang semakin lama semakin menuntut persyaratan

Perkembangan teknologi zaman sangatlah pesat. Diantaranya perkembangan sistem operasi seperti smartphone. Smartphone sebagai produk mobile phone ini sudah berkembang

Economic analysis juga menunjukkan bahwa skenario 3 yang lebih layak secara ekonomi dibandingkan dengan skenario lainnya, dengan biaya pemeliharaan yang minimum dan

Tujuan penelitian ini adalah: untuk mengembangkan model pembebanan lalulintas banyak rute dengan pendekatan sistem fuzzy dan melakukan kajian pada beberapa model pembebanan yang

Langkah yang efektif dalam pembelajaran mufradat dengan menggunakan media gambar adalah sebagai berikut: Pertama , guru hendaknya memilih dan menggunakan gambar sesuai