• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PERUSAHAAN ANAK LUAR NEGRI

N/A
N/A
Zen Chael

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PERUSAHAAN ANAK LUAR NEGRI "

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI PERUSAHAAN ANAK LUAR NEGRI

Kelompok : Anggota :

Ismi Latifah 11022100123 Novia Safitri 11022100003

Mavialdi 11022100002

Annasul Mutaqin 11022100066

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BINA BANGSA BANTEN

2024

(2)

Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Serang, Maret 2024

Penulis

(3)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Standar akuntansi untuk bisnis luar negeri serta transaksi pertukaran dalam mata uang asing dimulai pada tahun 1939 dengan dikeluarkanya Accounting Research Bulletin ( ARB ) No.4. ketentuan ini kemudian diperbarui dengan ARB No 43 Tahun 1953. Di Indonesia perkembangan standart akuntansi untuk bisnis Internasional berjalan seiring dengan dikeluarkan PSAK tahun 1994. Dalam PSAK No. 10 dan 11 dijelaskan standar yang digunakan oleh perusahaan yang digunakan dalam mencatat transaksi dalam mata uang asing dan dalam menjabarkan laploran keuangan mata uang asing.

Sejumlah pendekatan yang untuk menjabarkan laporan keuangan dalam mata uang asing ke dalam uang domestik meliputi:

1. Metode lancar tidak lancar ( current Account ) yang menjabarkan akun – akun lancar (current account ) dengan kurs sekarang serta kurs tidak lancar ( noncurrent Account) pada kurs historis .

2. Metode moneter non moneter yang mengubah aktiva dan kewajiban moneter pada kurs sekarang (current exchange rate) serta aktiva dan kewajiban nonmoneter pada kurs historis.

3. Metode temporal Dengan menggunakan metode temporal, translasi mata uang merupakan proses konversi pengukuran atau penyajian ulang nilai tertentu. Metode tidak mengubah atribut suatu pos yang diukur, malainkan hanya mengubah unit pengukuran.

Translasi saldo-saldo dalam mata uang asing menyebabkan pengukuran ulang denominasi pos-pos tersebut, tetapi bukan penilaian sesungguhnya.

Metode ini merupakan modifikasi dari metode moneter/non moneter. Perbedaannya, dalam metode moneter/non moneter, persediaan (inventory) selalu dikonversi dengan kurs histories. Sedang dalam metode temporal, persediaan umumnya dikonversi dengan kurs histories, namun bisa saja dikonversi dengan kurs saat ini apabila persediaan tersebut dicatat dalam neraca dengan nilai pasarnya. Secara teoritis, metode temporal lebih menekankan pada evalusai biaya (histories ataukah pasar).

(4)

Pos-pos dalam laporan laba/rugi umumnya dikonversi dengan kurs rata-rata pada periode laporan. Sedang biaya penjualan, cicilan utang, dan depresiasi yang berkaitan dengan pos-pos dalam neraca dikonversi dengan kurs histories (harga di masa lalu).

4. Metode kurs sekarang yang menjabarkan seluruh aktiva dan kewajiban pada kurs sekarang .

Pada saat perusahaan multinasional indonesia menyusun laporan keuangan untuk pelaporan kepada pemegang sahamnya, perusahhan harus memasukan oprasi yang berbasis di luar negeri yang dinyatakan dalam mata uang rupiah dan dilaporkan dengan menggunakan prinsip akutansi yang berlaku umum di i ndonesia. Operasi di luar negeri tersebut termasuk anak perusahaan, cabang, atau investasi dari perusahaan indonesia.

Makalah ini membahas tentang translasi(penjabaran) laporan keungan entitas usaha luar negeri ke rupiah. Penyajian kembaliini diperlukan sebelum laporan keuangan tersebut digabungkan atau dikonsolidasi dengan laporan keuangan induk perusahaan indonesia, yang dinyatakan dalam rupiah.

Pada saat penyusunan laporan keuangan, akuntan harus mempertimbangkan perbedaan dalam prinsip-prinsip akutansi dan perbedaan dalam mata uang yang di gunakan untuk mengukur oprasi entias luar negri. Sebagai contoh, anak perusahaan indonesia di Inggris memberikan laporan keuangan ke induk perusahaan yang dinyatakan dalam poundsterling, menggunakan sistem akutansi inggris yang berbeda dengan metode akutansi dan pengukuran di Indonesia. Induk perusahaan di indonesia secara umum harus melakukan langkah-langkah berikut dalam proses translasi dan konsolidasi anak perusahaan di Inggris berikut.

1. Menerima laporan keuangan anak perusahaan Inggris yang dilaporkan dalam pounsterling.

2. Menyajikan kembali laporan keuangan tersebut agar sesuai dengan prinsip akutansi yang berlaku umum di Indonesia.

3. Mentranslasikan laporan keuangan yang di ukur dalam pounsterling menjadi nilai setara rupiah. Tiap saldoakun entitas luar negri masing-masing mentranslasikan menjadi nilai setara rupiah sebagai berikut.

Akun yang diukur dalam X Nilai Tukar yang sesuai

Unit mata uanag asing = Akun yang diukur dalam nilai Setara rupiah

(5)

4. Mengonsolidasi akun-akun anak perusahaan yang telah ditranslasikan yang sudah diukur dalam rupiah, dengan akun-akun induk perusahaan.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yaitu sebagai berikut :

1. Mengenali konsep dan transaksi mata uang asing serta perlakuan akuntansi terhadap transaksi mata uang asing ?

2. Membahas cara mengubah dan menyesuiakan laporan keuangan dengan mata uang asing kedalam mata uang domestik, serta bagaimana melakukan konsolidasi dari laporan keuangan perusahaan anak diluar negeri dengan perusahaan induk didalam negeri dan bagaimana cara mengabungkan kegiatan dari cabang perusahaan diluar negeri dengan kantor pusatnya didalam negeri ?

3. Apa saja perbedaan dalam prinsip akutansi?

4. Bagaiman penentuan mata uang fungsional?

5. Bagaimana menyajikan kembali laporan keuangan entitas asing kedalam rupiah?

6. Bagaimana penyajian laporan keungan dari selisih translasi?

7. Bagaimana cara investasi luar negeri dan anak perusahaan tidak dikonsolidasi?

8. Bagaimana cara penilaian persediaan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai pasar dalam pengukuran?

(6)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 LAPORAN KEUANGAN MATA UANG ASING A. Penerapan Dan Konsep Mata Uang Asing

Ada tiga kemungkinan nilai tukar yang digunakan dalam mengonversi nilai mata uang asing menjadi rupiah yaitu:

a. Nilai tukar sekarang, merupakan nilai tukar pada akhir tanggal neraca

b. Nilai tukar historis, merupakan nilai tukar yang pada saat transakasi awal terjadi, seperti nilai tukar pada tanggal saat aset diterima atau kewajiban diakui.

c. Nilai tukar rata-rata, merupakan nilai tukar rata-rata selama suatu periode.

PSAK No 11 tentang “translasi mata uang asing” (PSAK 11) memberikan panduan khusus untuk mentranslasi laporan euangan dari mata uang asing menjadi mata uang rupiah. Tujuan dari PSAK 11 menyajikan hasi secara langsung memeperlihatkan pengaruh perubahan ekonomi dari pergerakan nilai tukar. PSAK 11 juga menjelaskan tentang pencapaian keuangan dan hubunganya dalam laporan keuangan dengan mata uang asing melalui proses translasi. PSAK mengadopsi konsep uanhg kungan fungsional (functional currency) yang definisikan sebagai mata uang dari lingkungan ekonomi primer kauntuk memebedakan antara dua jenis kegiatan operasional luar negeri yaitu;

1. Kegiatan dikelola sendiri dan terintegrasi dengan lingkunga lokal dimana entitas asing itu beroprasi, dan

2. Kegiatan terpisah dari lingkungan lokal dan terintegrasi dengan induknya.

Indikator-indikator Mata Uang fungsional

Indikator : Mata uang sebagai mata uang fungsional jika memenuhi indikator di bawah ini Arus kas : Arus kas yang berhubungan dengan kegiatan utama perusahaan didomonasi oleh mata uang tersebut.

(7)

Harga jual : Harga jual dalam jangka pendek sangat terpengaru dengan perubahan nilai mata uang tersebut atau produksi perusahaan sebagian besar di ekspor.

Beban : Beban dipengaruhi oleh perubahan nilai mata uang.

Akan tetapi, beberapa entitas asing menggunakan mata uang fungsional yang berbeda dengan mata uang lokalnya. DSAK telah mengadopsi pendekatan mata uang fungsional setelah mempertimbangkan tujuan dari prosestranslasi berikut.

1. Memberikan informasi yang secara umum sesuai dengan pengaruh ekonomi yang diharapkan dari perubahan nilai tukar terhadap arus kas dan ekuitas perusahaan.

2. Mencerminkan laporan keuangan konsolidasi hasil keuangan dan hubungan antara masing-masing entitas konsolidasi dalam mata uang fungsional yang sesuai dengan prinsip akutansi yang berlaku secara umum di Indonesia.

Penentuan Mata Uang Fungsional di Lingkungan dengan Tingkat Inflasi Tinggi Pengecualian atas kriteria pemilihan mata uang asing dikhususkan jika entitas asing berlokasi di negara seperti Argentina dan Peru yang mengalami inflasi yang sangat tinggi.

Inflasi yang sangat tinggi didevinisikan sebagai inflasi yang melibihi 100% selama periode 3 tahun. PSAK memutuskan bahwa volativitas dalam mata uang asing dengan hiperinflasi mendistorsi laporan keuangan jika mata uang lokal dipergunakan sebagai mata uang fungsional entitas asing. Oleh karna itu, dalam kasus oprasi entitas asing ang berbeda dengan perekonomian dengan tingkat inflasi yang sangat tinggi, mata uang pelaporan dari indu perusahaan Indonesia-rupiah-harus digunakan sebagai mata uang fungsional entitas asing. Pengecualian ini menyegah nilai aset dan perubahan laporan laba rugi yang tidak realistis jika keadaan hiperinflasi tersebut diabaikan dan presedur translasi yang normal digunakan.

Sebagai contoh, asumsikan bahwa anak perusahaan di luar negeri membangun gedung dengan biaya 1.000.000 peso pada saat nilai tukar adalah Rp500 = 1 peso.

Kemudian diasumsikan bahwa karna adanya hiperinflasi dinegara anak perusahaan luar negeri trsebut, maka nilai tukar menjadi Rp0,05 = 1 peso. Nilai gedung hasil translasi pada saat dibangun dan setelah hiperinflasi adalah sebagai berikut.

(8)

Jumlah Tanggal Pembangunan Setelah Hiperinflasi

(peso) Nilai Tukar Jumlah hasil

Translasi

Nilai Tukar Jumlah Hasil Traslasi

1.000.000 Rp500 Rp500.000.000 Rp0,05 Rp50.000

Nilai translasi setelah hiperinflasi tidak mencerminkan nilai pasar atau biaya prolehan historis dari gedung tersebut. Oleh karna itu, PSAK mengharuskan penggunaan rupiah sebagai mata uang fungsional dalam kasus hiperinflasi untuk memeberikan stabilitas dalam laporan keuangan.

Translasi Versus Pengukuran Kembali Laporan Keuangan Asing

Terdapat dua metode yang berbeda untuk menyajikan kembali laporan keuangan entitas asing kedalam rupiah yaitu;

1. Tranlasi laporan keuangan entitas asing kerupiah.

2. Pengukuran kembali laporan keuangan entitas asing kemata uang fungsional entitas tersebut.

Setelah pengukuran kembali, keuangan tersebut harus ditranslasikan jika mata uang fungsionalnya bukan rupiah. Jika mata uang fungsionalnya adalah rupiah maka tidak diperlukan translasi lagi.

Translasi adalah metode yang umum digunakan dan diterapkan jika mata uang lokal adalah mata uang fungsional entitas asing. Inin merupakam kasus normal dimana, sebagai contoh, anak perusahaan Indonesia di Prancis menggunakan euro ke rupiah. Setiap selisih translasi yang terjadi akan dimasukan srbagai komponen laba komprensif. Oleh karna pendapatan dan beban laba rugi ditranslasikan dengan mengguakan nilai tukar rata-rata sepanjang periode pelaoran. Metode translasi sering disebut sebagai metode nilai tukar sekarang (current rate methods).

Metode yang digunakan untuk pengukuran kembali laporan keuangan dari mata uang lokal kepada mata uang fungsional disebut metode temporal (temporal methods). Tabel berikut menyajikan metode-metode yang dapat diguakan oleh perusahaan Indonesia untuk menyatakan kembali laporan keuangan afiliasi asing menjadi rupiah.

(9)

Mata uang pembukaan dan Pencatatan afiliasi luar negeri

Mata uang fungsional Metode penyataan kembali

Mata uang lokal (yaitu mata uang negara tempat afiliasi berlokasi) mata uang lokal

Mata uang local

Rupiah indonesia (seperti yang diharuskan dalam perekonomian hiperinflasi)

Translasi ke rupiah menggunakan nilai tukar sekarang.

Diukur kembali dari mata uang lokal kerupiah

Mata uang local Mata uang negara ketiga (bukan matauang lokal atau rupiah

Pertama, diukur kembali dari mata uang lokal kemata uang fungsional, kemudian di translasikan dari mata uang fungsional ke rupiah.

Rupiah indonesia Rupiah indonesia Tidak diperlukan pernyataan kembali; sudah dinyatakan dalam rupiah

Translasi Laporan Keuangan Mata Uang Fungsional Menjadi Mata Uang Pelaporan Perusahaan Indonesia

Sebagian besar entitas bisnis melakukan transaksi dan mencatat aktivitas bisnisnya dalam mata uang lokal. Oleh karna itu, mata uang lokal dari entitas asing dalah matauang fungsionalnya. Translasi laporan keuangan entitas asing kedalam rupiah merupakan proses yang relatif sederhana.

DSAK menyakini bahwa hubungan ekonomi yang mendasari disajkanya laporan keuangan entitas asing tidak boleh terdistori atau berubah selama proses translasi dari mata uang fungsional entitas asing menjadi mata uang asing induk perusahaan. Sebagai contoh, jika laporan keuangan mata uang fngsional melaorka rasio laancar 2:1 dan laba kotor 60%

dari penjualan, maka hubungan in harus tetap dalam proses traslasi menjadi mata uang pelaporan induk perusahaan Indonesia. Merupakan hal yang penting untuk dapat

(10)

mengevaluasi kinerja dari manajemen afiliasi asing dengan menggunakn ukuran ekonomi yang sama dengan yang digunakan dalam operasi entitas asing. Untuk memepertahankan hubungan ekonomi tersebut dalam laporan keuangan mata uag fungsional, saldo akun harus ditranslasikan dengan nilai tukar yang sebanding.

Secara ringkas, translasi laporan keuangan entitas asing dari mata uang fungsional kemata uang pelaporan perusahaan Indonesia adalah sebagai berikut;

Akun laporan laba rugi:

Pendapatan dan beban Umumnya, nilai tukar rata-rata tertimbang untuk periode laporan

Akan neraca:

Aset dan kewajban Nilai tukar sekarang pada tanggal neraca Ekuitas pemegang saham Nilai tukar historis

Oleh karna untuk translasi masing-masing aun entitas asing digunakan kurs yang berbeda-beda, maka umumnya debit dan kredit dalam neraca percobaan setelah translasi tidak sama. Pos penyeimbang debit percobaan translasi dengan kreditnya disebut selisih translasi.

Penyajian Laporan Keuangan dari selisih Translasi.

Selisih transasi dari prises translasi adalah bagian dari pendapatan komprehensif untuk periode terseut. Pendapatn kompreensif termasuk emua perubahan dalam ekuitas selama tahun berjalan kecuali perubahan yang timbul dari investasi pemilik dan pembagian ke pemilik. Pendapatan komprehensif termasuk laba bersih dan “pendapat komperensif lainya” yang merupakan bagian dari perubahan aset bersih perusahaan dari sumber selain pemilik (yaitu bukan investasi modal tambahan dan deviden) selma periode berjalan.

PSAK mengharuskan pelaporan pendapatan komperensif sebagai bagian dari laporan keuangan utama entitas. Pos utama yang menjadi bagian dari pendapatan komperensif lainya adalah perubahan selisih translasi selama periode berjalan., nilai arus kas, dan penyesuaian dalam kewajibana pensiun minimum.

(11)

Terdapat beberapa alternatif format penyajian untuk pendapatan komprehensif.

Laporan tunggal, pendekatan laporan gabungan, pertama menyajikan pos-pos dalam laporan laba rugi dankemudian mempunyai bagiann yang menyajikan pos pendapatan komprenhesif lainya. Sebagai alternatif, yaitu penyajian dua laporan, pertama menyajikan perhitungan laba bersih dalam satu laporan dan kemudian laporan terkait yang dimulai dengan laba bersih dan merekonsiliasi menadi pendapatan komprehensif dengan melaporkan pos pendapatan komprehensif secara terpisah. Alternatif ketiga, yang sring banyak digunakan oleh perusahaan, adalah hanya menyajikan pos yang merupakan bagian dari pendapatan komprehensif lainya dalam skedul akumulasi pendapatan komprehensif lainya dalam laporan perubahan ekuitas konsolidasi. Suatu entitas dapat menyajikan komponen dari pos pendapatan kpmprehensif lainya bersih dari pajak atau dapat menyajikan pengaruh agregat pajak terkait dengan total pendapatan komprehensif lainya dalam suatu angka.

Kepemilikan Minoritas pada Anak Perusahaan Luar Negeri

Sebagian besar perusahan di Indonesia suka memiliki 100% anak perusahaan luar negerinya. Denagan demikian akan memungkinkan manajemen lebih efesien atas anak perusahaan dan tidaka ada keharusan untuk menyusun laporan keuangan anak perusahaan untuk kepemilikan minoritas harus dihitung dan diperlakukan sebagaimana yang sudah dilelaskan sebelumnya. Satu-satunya perbedaan adalah alokasi selisih translasi akan neraca percobaan anak perusahaan luar negeri. Oleh karna itu, sebagai contih, jika PT. Induk memiliki 80% kepemilikan di German Cempanydan investor lain memiliki kepemilikan minaritos akan mendapat alokasi sebasar presentase kepemilikan dari selisih dari translasi melalui proses ayat jurnal eliminasi. Kepemlikan minoritas di neraca konsolidasi akir tahun akan termasu bagianya atas akumulasi pendapatan komprehensif lainya dari selisih sebagai berikut.

Saham biasa (Rp640.000.000 x 0,2) Rp128.000.000

Saldo laba:

Saldo laba awal (Rp160.000.000 x o,2) Rp32.000.000 Ditambah: laba bersih (Rp212.500.000 x 0,2) 42..500.000 Dikurangi: deviden (Rp110.000.000 x 0,20) (22.000.000)

Total saldo laba 52.500.000

(12)

Akaumulasi pendapatan komprehensif lainya-

selisih (Rp110.000.000 x 0,20) 22.000.000

Total kepemilikan minoritas 202.500.000

B. Pengukuran Kembali Pembukuan ke Dalam Mata Uang Asing Fungsional

Metode kedua untuk menyajikan kembali laporan keuangan afiliasi luar negeri ke rupiah adalah pengukuran kembali. Walaupaun pengukuran kembali untuk umum sebagaiman translasi, terdapat beberapa situasi dimana mata uang fungsional dari afiliasi asing bukan mata uang uang lokal. Pengukuran kembali sama sperti translasi di mana tujuanya adalah untuk mendapatkan nilai setar rupiah dariakun-akun afiliasi asing sehingga dapat digabungkan atau dikonsolidasi dengan laporan keuangan perusahaan Indonesia.

Akan tatapi, kurs yang digunakan untuk pengukuran kenbali berbeda dengan kurs yang digunakan dalam traslasi, yang menghasilkan nilai rupiah yang berbeda untuk akun-akun afiliasi asing.

Proses pengukuran kembali harus memeberian hasil akhir yang sama seakan-akan transaksi entitas luar negeri sejak awal telah dicatat dalam rupiah. Oleh karna itu , beberapa transaksi dan saldo akun disajikan kembali menjadi nilai setara rupiah menggunakan kurs historis.yaitu kurs tunai pada saat transaksi awal terjadi. Proses pengukuran kembali membagi neraca menjadi akun moneter dan non moneter. Aset dan kewajiban moneter seperti kas, piutang jangka pendeek dan jangka panjang,dan utang jangka pendek dan jangka panjang, mempunyai jumlah yang tetap dalam unit mata uang. Akun-akun ini dapat mengalami keuntungan atau kerugian dari perubahan kurs. Aset non moneter adalah akun- akun seperti persediaan dan aset tetap, yang nilainya tidak tetap dalam unit moneter.

Oleh karna digunakan berbagai kurs untuk mengukur kembali neraca percobaan mata uang asing, maka debit dan kredit dalam neraca percobaan setar rupiah tidak akan sama.

Dalam kasus ini, pos penyeimbang adalah keuntungan atau kerugian pengukuran kembali, yang dimasukan dalam laporan laba rugi peride berjalan.

C. Penyajian Laporan Keuangan Dari Keuntungan atau Kerugian Pengukuran Kembali Setiap keuntungan atau kerugian yang timbul dari proses pengukuran kembali dimasukan dalam laporan laba rugi periode berjalan, umumnya dalam “pendapatan lain- lain”. Digunakan beberpa nama akun, seperti keuntungan (kerugian) mata uang asing,

(13)

keuntungan (kerugian) mata uang, keuntungan (kerugian) nilai tukar, atau keuntungan (kerugian) pengukuran kembali. Pos keuntungan (kerugian) pengukuran kembali digunakan disini karena nama ini yang paling mengambarkan sumber pos tersebut.

Keuntungan atau kerugian pengukuran kembali dimasukan dalam laporan laba rigi periode berjalan karena jika transksi sejal awal dicatat dalam rupiah , maka keuntungan atau kerugian nilai tukar akan diakui dalam periode berjalan sebagian dari pentyesuaian yang diharuskan untuk penlaian transaksi luar negeri yang di dominasi dalam mata uang asing.

D. Akun-Akun yang Diukur Kembali Menggunakan Kurs Historis Efek beharga:

▪ Efek ekuitas

▪ Efek utang yang tidak diniatkan untuk dipegang sampe jatuh tempo

▪ Persediaan

▪ Biaya dibayar dimuka sperti asuransi, iklan, dan sewa

▪ Aset tetap

▪ Akumulasi deprsiasi atas aset tetap

▪ Paten, maerek dagang, lisensi, dan formula

▪ Goodwiil

▪ Aset tak berwujut lainya

▪ Beban dan kredit ditanggungkan, kecuali pajak ditangguhkan dan biaya perolehan polisuntukperusahaan asuransi jiwa

▪ pendapatan ditangguhka

▪ Saham biasa

▪ Saham preferen yang di catat pada harga dikeluarkan

Pendapatan dan beban terkait dengan pos nonmoneter, sebagai contoh:

▪ Harga pokok penjualan

▪ Depresiasi aset tetap

▪ Amortisasi aset tak terwujud seperti paten, lisensi, dan lain-lain

▪ Amortisasi beban dan kredit ditanggungkan kecuali pajak ditangguhkan biaya perolehan polis untuk perusahaan asuransi jiwa.

Pengukuran kembali neraca percobaan anak perusahaan luar negeri untuk setelah akuisisi

(14)

Tiga pos memerlukan perhatian kusus yaitu:

1. Aset tetap diukur kembali menggunakan kurs historis pada tanggal induk perusahaan mengakuisisi anak perusahaan luar negeri. Jika anak perusahaan membeli aset tetap tambahan setelah induk perusahaan mengakuisisi saham anak perusahaan, maka tambahan aset tetap tersebur akan diukur kenbali menggunakan kurs pada tanggal pembelian.

2. Haraga pokok penjualan terdiri dari transaksi yang terjadi pada berbagai kurs.

3. Beban operasi juga terjadi pada kurs yamg berbeda.

Keuntungan pengukuran kembali diakui dalam laporan aba rugi periode berjalan.

Keuntungan pengukuran kembali adalah sebagai pos penyeimbang untuk membuat total debit sama dengan total kredit, tetapi dapat dibuktikan dengan menganalisi perubahan pos meneter selama periode berjalan.

Pos Proses Translasi Proses Pengukura Kembali

Mata uang fungsional luar negeri Metode yang digunakan

Unit mata uang local Metode kurs sekarang

Rupiah Indonesia

Metode moneter-non moneter

Akun-akun laba laporan laba rugi pendapatan

Kurs rata-rata tertimbang Kurs rata-rata tertimbang, kecuali pendapatan terkait dengan pos nonmoneter (kurs historis)

Akun –akun neraca Akun-akun moneter Akun-akaun non moneter

Akun-akun modal pemegang saham Saldo laba

Kurs sekarang Kurs sekarang Kurs historis

Saldo periode sebelumnya ditambah laba dikurangi deviden

Kurs sekarang Kurs historis Kurs historis

Saldo periode sebelumnya ditambah laba dikurani deviden

Beban Kurs rata-rata tertimbang Kurs rata-rata tertimbang, kecuali beban terkait dengan pos nonmoneter (kurs historis)

(15)

Selisih kurs yang timbul dari proses

Selisih translasi diakumulasikan diekuitas pemegang saham

Keuntungan atau kerugian pengukuran kenmbali yang dimasukan dalam laporan laba rugi periode berjalan

E. Investasi Luar Negeri dan Anak Perusahaan Tidak Dikonsolidasi

Sebagian besar perusahaan mengonsolidasi anak perusahaanluar negeri sesuai dengan PSAK No, 4, “Laporan keuangan Konsolidasi” (PSAK 4). Dalam beberapa kasus, anak perusahaan tersebut tidak dikosolidasi, karena kriteria yang diterapkan untuk anak perusahaan luar negeri, kecuali jika salah satu kondisi berikut sangat ketat sehingga perusahaan Indonesia yang memiliki perusahaan luar negeri tidak dapat melaksanakan tingkat pengendalian ekonomis atas sumber daya dan operasi keuangan anak perusahaan luar negeri yang merupakan syarat konsolidasi, seperti berikut ini:

1. Pembatasan pertukaran mata uang asin dinegara asing.

2. Pembatasan transfer properti dinegara asing.

3. Ketidakpastian lain yang diterapkan lain yang diterapkan oleh pemerintah neraca perusahaan Indonesia. Perusahaan investor Indonesia harus menggunakan metode ekuitas jika memepunyai kemampuan untuk melaksanakan “pengaruh signifikan” atas kebijakan keuangan dan operasional investe.

Jika metode ekuitas digunakan untuk anak perusahaan luar negeri yang tidak dikonsolidasi, lapran keuangan investee diukur kembali atau ditranslasikan tergantung pada penentuan mata uang fungsional. Jika digunakan pengukuran kembali, maka laporan keuangan entitas luar negeri akan diukur kembali dalam dolar dan investor mencatat presentasenya atas laba investee dan membuat amortisasi atau penurunan nilai yang diperlukan atas deferiansial.

Likuidasi Investasi Luar Negeri

Akun selisih translasi terkait langsung dengan investasi perusahaan dientitas luar negeri. Jika investor menjual sebagian besar dari investasi sahamnya, PSAK 11 mengharuskan porsi pro rata dari aku akumulasi selisih trnslasi yang diaolokasikan ke investasi, dimasukan dalam perhitungan keuntungan atau kerugian pelepasan investasi.

Sebagai contoh, jika induk perusahaan menjual 30% dari investasi pada anak perusahaan ,

(16)

30% dari selisih translasi komulatif harus dikeluarkan dari akun selisih translasi dan dimasukan dalam perhitungan keuntungan atau kerugian dari pelepasan investasi luar negeri.

F. Lindung Nilai Investasi Bersih dan Anak Perusahaan Luar Negeri

PSAK 55 memeperbolehkan lindung nilai investasi bersih dianak perusahaan luar negeri. Sebagai contoh, PT. Induk memepunyai investasi bersih sebesar €50.000 di anak perusahan German, yang dibayar seharaga Rp660.000.000. PT. Induk dapat memutuskan untuk melindumng nilai investasiaset brsih dengan melakukan kontrak kurs di muka untuk menjual euro, atau perusahan dapat mengeluarkan kewajiban berbasis euro. PSAK 55 menetapkan bahwa keuntungan atau kerugian dari bagian efektiv lindung nilai investasi bersih dimasukan dalam pendapatan komprehensif lainya sebagai bagian dari selisih translasi.

Sebagai contoh, pada tanggal 1 januari 20X1, PT. Induk memutuskan untuk melakukan lindungnilai bagian investasinya yang baru saja dilakukan di German Company yang terkait dengan nilai buku aset bersih German Company. PT. Induktidak yakin apakah kurs langsung euro akan meningkat ataupun menurun untuk tahun tersebut dan ingin melindung nilai aset bersihnya. Pada tanggal 1 Januari 20X1, kepemilikan 100% PT. Induk atas aset bersih German Cempany sama dengan €50.000, pada tanggalbunga 5% ntuk lindung nilai investasi di German Company, dan modal serta bunga jatuh tempo dan terutang pada tanggal 1 Januari 20X1.

Sebagai jurnal pada pembukuan PT Induk untuk mencatat lindung bersih investasi bersih adalah sebagai berikut.

1 Januari 20X1

Kas 800.000.000

Utang pinjaman (€) 800.000.000

Memijam utang yang didominasi dalam euro untuk lindung nilai investasi bersihdi anak perusahaan German:

Rp800.000.000 = €50.000 x 16.000

(17)

kurs tunai

31 Desember 20X1

100.000.000

Utang pinjaman 100.000.000

Bebean bunga 42.500.000

Kerugian transaksi mata uang asing 2.500.000

Utang bunga 45.000.000

Akumulasi pendapatan komperehensif lainya-selisih

transaksi 100.000.000

Ikhtisar laba rugi (atau saldo laba 2.500.000

Kerugaian transaksi mata uang asing 2.500.000 Pendapatan komperehensif lainya 100.000.000

Sehingga, pada saat modal dan bunga dibayar pada tanggal 1 Januari 20X1, di buat ayat berikut.

1 Januari 20X2

Utang bunga 45.000.000

Utang pinjaman 900.000.000

Kas 945.000.000

Catat juga bahwa jumlah penggantian kerugian dari pendapatan komperehensif lainya dibatasi sebesar bagian efektif dari lindung nilai berdasarkan penilaian kembali aset bersih. Setiap selisih lebih, dalam kaus ini kerugian Rp2.500.000 dari penilaian kembali utang bunga dalam ayat jurnal (21), dimasukan dalam laba berjalan di laporan laba rugi.

G. Keharusan Pengukuran

PSAK 10 mengharuskan agregat keuntungan atau kerugian transaksi mata uang asing yang dimasukan dalam laba untuk diungkapkan terpisah dalam laporan laba rugi atau dalam ham biasa, saldo laba, dan akumulasi pendapatan catatan atas laporan keuangan.

Dalam metode translasi, perubahan berkala dalam selisih translasi dilaporkan sebagai

(18)

elemen pendapatan komperehensif lainya, sebagaimana yang diharuskan oleh PSAK 11.

Neraca akan menampilkan saham biasa, saldoha laba, dan akumulasi pendapatan komperehensif lainya dalam bagian ekuitas pemegang saham. Selain itu, PSAK 11 mengharuskan pengungkapan catatan kaki dari perubahan kurs yang terjadi antara tanggal neraca dan pengaruhnya terhadap trasaksi mata uang asing yang belum diselesaikan.

H. Pertimbangan Tambahan Dalam Akutansi Untuk Operasi Entitas Luar Negeri Kertas kerja konsolidasi untuk Kasus Pengukuran Kembali

Kertas kerja untuk kasus pengukran kembali diasjikan 12-13. Akun-akun untuk German Cempany diperoleh dari akun-akun pengukura kembali yang dihitung pada figur sebelumnya. Keuntungan pengukuran kembali dimasukan dalam neraca percobaan anak perusahaan German Cemany karena sumber dari akun tersebut adalh pengukuran kembali akun – akun anak perusahaan.

Akun pendapatan dari anak perusahaan dapat dibuktikan sebagai berikut:

Pendapatan dari anak perusahaan

Bagian induk perusahaa atas laba anak perusahaan ($18.650x1,00)

18.650

Amortisasi paten ($6.000/10 tahun) 600

Saldo 31/12/X1 18.050

Pendekatan Dua Laporan Untuk Menampilkan Pendapatan Komperehensif PT. INDUK DAN ANAK PERUSAHAAN

Laporan Laba Rugi Konsolidasi Untuk Tahun Berakir 31 Desember 20X1

Penjualan Rp4.850.000.000

Harga Pokok Penjualan (2.082.500.000)

Laba kotor 2.767.500.000

Beban operasi (1.203.000.000)

Kerugian translasi mata uang asing (8.500.000)

(19)

Laba bersih konsolidasi untuk hak pengendali Rp1.556.000.000

PT INDUK DAN ANAK PERUSAHAAN Laporan Pendapatan Komperehensif Konsolidasi

Untuk Tahun Berakir 31 Desember 20X1

Laba bersih konsolidasi untuk hak pengendali Rp1.556.000.000 Pendapatan komperehensif lainya

Selisih translasi aang asing Rp 117.125.000

Pendapatan komperehensif untuk hak pengendali Rp1.673.125.000

Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah penghubung anatra dua neraca. Perusahaan mempunyai kebasan dan fleksibilitas dalam penyusunan laporan arus kas. Aturan umum adalah bahwa akun-akun yang dilaporkan dalam laporan arus kas harus disajikan kembali dalam rupiah menggunakan kurs yang sama dengan yang digunakan untuk tujuan neraca dan laporan laba rugi. Oleh karna kurs rata-rata digunakan dalam laporan laba rugi dan kurs tunai akhir (kurs sekarang) digunakan dalam neraca maka muncul pos penyeimbang untuk selisih kurs dalam laporan arus kas. Pos prnyeimbang ini dapat di analisis ke akun spesifik yang menghasilkan erbedaan tersebut, tetapi tidak memengaruhi perubahan dalam arus kas periode tersebut.

Penilaian Persediaan Nilai Terendah antar Biaya Perolehan dan Nilai Pasar dalam Pengukuran Kembali

Penerapan aturan nilai terendah antara biaya pero;ehan dan nilai pasar untuk persediaan memerlukan perlakuan kusus pada saat mata uang pencatatan bukan mata uang fungsional. Oleh karna itu, laporan keuangan entita sasing harus diukur kembali terlebih dahulu menggunakan kurs historis untuk menentukan nilai biaya perolehan historis dalam mata uang fungsional. Kemudian biaya perolehan hasil pengukuran kembali ini dibandingkan dengan nilai pasar dari persediaan yang di translasikan menggunakan kurs sekarang. Langkah terakir adalah memandingkan biaya perolehan dan nilai pasar, yang

(20)

keduanya sudah dalam mata uang fungsional, dan untuk mengakui apakah diperlukan penurunan nilai ke nilai pasar. Perbandingan dilakukan dalam mata uang fungsional, bkan mata uang lokal atau pelaporan, tetapi tidak ada dalam pembukuan anak perusahaan atau ada dalam pembukuan tetapi tidak dalam laporan keuangan konsolidasi.

Transaksi Antarperusahaan

Sebuah induk perusahaan atau kantor pusat indonesia dapat mempunyai transaksi penjualan atau pembelian antarperusahaan dengan afiliasi luar negeri yang menimbulkan piutang atau utang antarperusahaa. Proses translasi piutang atau utang yang didenomonasi dalam mata uang asing. Sebagai contoh, asumsikan bahwa perusahaan Indonesia mempunyai iutang yang didonimasi dalam mta uang asing dari anak perusahaan luar negeri. perusahaan Indonesia akan pertama-tama menilai kembali piutang yang didonominasi dalam mata uang menjadi nilai setara rupiah pada tanggal laporan keuangan.

Setelah laporan keuangan afiliasi luar negeri ditranslasikan atau diukur kembali, tergantung mata uang fungsional afiliasi luar negeri, maka piutang atau utang antar perusahaan akan mempunyai nilai rupiah yang sama dan dapat dieliminasi.

Jika transaksi mata uang antar perusahaan tidak akan dilunasi dalam waktu dekat, maka transaksi antar perusahaan tersebut dapat dianggap bagian dari investasi bersih di entitas luar negeri. Selisih translasi dari piutang atau utang jangka panjang ditangguhkan dan diakumulasi sebagai bagian dari akun translasi kmulatif.

Translasi Ketika Mta Uang Ketiga adalah Mata Uang Fungsional

Terdapat beberapa kasus di ana anak perusahaan mempunyai pembukuan dan pencatatan dalam unit mata uang lokal tetapi mempunyai mata uang ketiga sebagai mata uang fungsional. Sebagai contoh, asumsikan anak perusahaan kita, German Cempany, mempunyai pencatatan dalam mata uang lokal, euro. Jika anak perusahaan melkukan sebagian besar aktivitasnya dalam franc Swiss, maka manajemen dapat memutuskan bahwa franc Swiss adalah mata uang funsional anak perusahaan. Jika pembukuan dan pencatatan entitas tidak dinyatakan dalam mata uang fungsional, maka harus digunakan proses dua langkah berikut:

1. Mengukur kembali laporan keuangan anak perusahaan kedalam mata uang funsional.

Dalam contoh kita, laporan keuangan dinyatakan dalam euro akan diukur kembali

(21)

kedalam franc Swiss. Laporan keuangan tersebut sekarang sudah dinyatakan dalam mata uang fungsional entitas, yaitu franc Swiis

2. Laporan keuangan yang dinyatakan dalam franc Swiss kemudian ditranslasikan ke dalam rupiah menggunakan proses translasi.

(22)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyajian laporan keuangan afiliasi luar negeri dalam rupiah dapat dilakukan dengan menggunakan metode traslasi atau metode pengukuran kembali, tergantung mata uang fungsional entitas luar negeri. Sebagian besar laporan keuangan afiliasi luar negeri translasikan menggunakan metode kurs sekarangkarena umumnya unit mata uang lokal adalah mata uang fungsional. Jika rupiah entitas luar negeri dari mata uang lokal ke dolar. Pemilihan mata uang fungsional memengaruhi penilaian akan entitas luar negeri yang dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi.

Pada tanggal transaksi diakui, setiap aktiva, kewajiban, penerimaan, pengeluaran, keuntungan dan kerugian yang timbul dari transaksi tersebut harus dicatat dan dinilai dalam mata uang fungsional dari entitas yang melakukan pencatatan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut.

Pada setiap tanggal neraca, saldo yang dicatat dalam mata uang selain mata uang fungsional dari entitas yang melakukan pencatatan harus disesuaikan untuk mencerminkan kurs sekarang.

Pos aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dilaporkan kedalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tanggal neraca. Apabila ada kesulitan dalam menentukan kurs tanggal neraca maka dapat digunakan kurs tengah Bank Indonesia.

Pos non-moneter tidak boleh dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal neraca tetapi tetap harus dilaporkan dengan menggunakan kurs tanggal transaksi.

Pos non-moneter yang dinilai dengan nilai wajar dalam mata uang asing harus dilaporkan dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat nilai tersebut ditentukan.

(23)

Daftar Pustaka

http://bandi.feb.uns.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/9-bab-17-foreign- subsidieries-1.pdf

https://repository.unimal.ac.id/1942/1/Modul%20Akuntansi%20Keuangan%20Lan jutan%202%20by%20Dy%20Ilham%20Satria.pdf

https://file.jabarprov.go.id/live/media/docs/archives/1695745002-Laporan- Keuangan-BUMD-Tahun-2022---Part-1.pdf

https://jurnaluniv45sby.ac.id/index.php/ekonomika/article/download/815/845

http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI.AKUNTANSI/195407061987031- KARLI_SOEDIJATNO/TERJEMAHAN_AKL/AKL_BAB_03.pdf

https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/Corporate_Actions/N

ew_Info_JSX/Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/02_Soft_Copy_Laporan_K

euangan//Laporan%20Keuangan%20Tahun%202021/Audit/SMGR/Financial%20S

tatement%20SIG%202021%2001032022.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi 0.. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang

Keuntungan dan kerugian dari selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing, diakui pada laporan

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi 02. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi 0c. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi 0.. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi 0.. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi 61,2782. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata uang

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata