MAKALAH
MANAJEMEN PRODUKSI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Entrepreneurship
Dosen Pengampu:
Jauhar Faradis, S.H.I., M.A.
19840523 201101 1 008
Disusun Oleh:
Karsiyah (19108020038)
Rizky Zulfa (19108020044) Rr. Arlita Rizki Praptomo (19108020047) Yunisa Nurul Inayah (19108020056)
PRODI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2022
i KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah yang berjudul “Manajemen Produksi” ini dapat tersusun hingga selesai.
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak-pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya kami harap kepada para pembaca agar dapat memperbaiki makalah ini agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Yogyakarta, 4 April 2022
Penyusun
ii DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 1
C. Tujuan Penulisan ... 2
BAB II PEMBAHASAN ... 3
A. Perkembangan Manajemen Produksi ... 3
B. Pengertian Manajemen Produksi ... 4
C. Penerapan Fungsi Manajemen Produksi... 5
D. Ruang Lingkup Manajemen Produksi ... 7
E. Keputusan Utama dalam Manajemen Produksi ... 8
F. Lokasi Pabrik dan Lay Out Pabrik ... 9
BAB III PENUTUP ... 13
A. Kesimpulan ... 13
B. Saran ... 14
DAFTAR PUSTAKA ... 15
1 BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatannya memiliki satu tujuan yang sama yaitu untuk mendapatkan keuntungan. Untuk itu, dalam memulai suatu bisnis perlu persiapan yang matang agar dalam menjalankan bisnis bisa berjalan dengan optimal. Selain itu, perusahaan pasti menginginkan produknya dapat memberikan kepuasan bagi konsumen, alasannya adalah kepuasan konsumen menjadi tolok ukur dari keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk yang berkualitas yang dibutuhkan konsumen (Maftucha, 2020).
Salah satu hal yang perlu menjadi fokus perusahaan dalam menjalankan bisnisnya adalah manajemen produksi. Manajemen produksi dimulai dengan perencanaan, pengendalian, dan pemeliharaan yang dilakukan oleh individu dalam perusahaan. Kegiatan tersebut membantu perusahaan agar dapat beroperasi dengan lancar. Kegiatan tersebut dilakukan untuk menambah kegunaan yang dibutuhkan dalam sistem produksi dan operasi, sehingga dimungkinkan dilakukannya pentransformasian masukan masukan yang berupa bahan baku, peralatan, tenaga dan dana sebagai faktor- faktor produksi diolah dengan proses teknologi tertentu untuk menghasilkan keluaran (ouput) dalam jumlah yang cukup besar (Sutopo, 2021).
Manajemen produksi memainkan salah satu peran penting, dimana reputasi perusahaan berasal dari produk yang akan dijual perusahaan, dan produk tersebut harus dibentuk dengan sempurna melalui pendekatan manajemen produksi yang benar (Rudiawan, 2021). Dengan adanya manajemen produksi diharapkan suatu bisnis dapat melakukan aktivitas yang telah direncanakan sebelumnya oleh perusahaan. Harapannya perusahaan bisa meminimalkan biaya produksi dan memaksimalkan keuntungan, sehingga efektivitas terhadap produksi bisa tercapai.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, maka rumusan masalahnya antara lain:
1. Bagaimana perkembangan manajemen produksi?
2. Apa definisi manajemen produksi?
3. Apa saja fungsi dari manajemen produksi?
2 4. Bagaimana ruang lingkup manajemen produksi?
5. Bagaimana keputusan utama dalam manajemen produksi?
6. Bagaimana lokasi pabrik dan layout pabrik?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memahami perkembangan manajemen produksi 2. Memahami definisi manajemen produksi
3. Memahami fungsi manajemen produksi
4. Memahami ruang lingkup manajemen produksi
5. Memahami keputusan utama dalam manajemen produksi 6. Memahami lokasi pabrik dan layout pabrik
3 BAB II
PEMBAHASAN A. Perkembangan Manajemen Produksi
Manajemen produksi berkembang setelah manusia menghasilkan barang dan jasa.
Pesatnya berkembangan manajemen produksi terjadi berkat dorongan dari beberapa faktor yang menunjang, diantaranya:
a. Pembagian kerja (Division of labour)
Perkembangan manajemen produksi ditandai dengan usaha untuk meningkatkan hasil melalui pembagian kerja (division of labour). Agar produksi efektif dan efisien, produsen hendaknya menggunakan metode ilmiah (scientific methods) dan azas-azas manajemen. Pembagian kerja memungkinkan dicapainya tingkat dan kualitas produksi yang lebih baik bila disertai dengan pengelolaan yang baik. Pekerjaan yang semula terkonsentrasi pada satu pihak dapat dibagikan untuk ditangani oleh pihak-pihak lainnya, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dengan waktu yang telah ditentukan.
Spesialisasi kerja memungkinkan peningkatan keahlian seseorang dan makin meningkatkan keahlian membuat yang bersangkutan dapat menyelesaikan pekerjaan dalam waktu lebih singkat, dengan kualitas lebih baik akan mengurangi biaya produksi sehingga memungkinkan untuk lebih bertahan dalam persaingan pasar.
Kondisi ini juga memungkinkan tercapainya tingkat produksi yang lebih tinggi pada tiap satuan waktu tertentu.
b. Revolusi Industri
Pada dasarnya revolusi industri merupakan peristiwa penggantian tenaga manusia dengan tenaga mesin. Revolusi industri di Inggris tidak berdiri sendiri, melainkan merupakan proses yang berkaitan dengan berbagai permasalahan sosial ekonomi, budaya dan politik yang lebih luas. Revolusi itu merupakan perubahan dan pembaharuan radikal dan cepat di bidang perdagangan, industri dan teknik di Eropa.
Dampak perkembangan industrinya terlihat pada pengusaha yang memiliki modal besar. Kehidupan perdagangan terus meningkat, tetapi para pengusaha kecil dengan peralatan kerja kuno menjadi terdesak.
Perkembangan industri sebagai hasil revolusi terlihat pada:
1) Bertambahnya penggunaan mesin
2) Efisiensi produksi batu bara, besi dan baja
3) Pembangunan jalan kereta api, alat trasportasi dan alat komunikasi lainnya
4 4) Meluasnya sistem perbankan dan perkreditan
Industrialisasi ini berhasil meningkatkan pengolahan hasil produksi yang melebihi kebutuhan sendiri, sehingga membutuhkan aktivitas pemasaran.
c. Perkembangan alat dan teknologi
Di era modern manajer produksi banyak memberi perhatian pada perkembangan teknologi canggih. Terdapat perubahan yang drastis atau radikal dalam Penggunaan alat dan teknologi produksi seperti penggunaan robot, alat perkantoran yang otomatis dan lain-lain. Pada banyak hal, manajer produksi mengintegrasikan teknologi canggih ini Ke dalam bisnisnya.
d. Perkembangan ilmu dan metode kerja dalam era manajemen ilmiah
Pengunaan metode ilmiah dalam mengkaji pekerjaan (work studies) memungkinkan ditemukannya metode kerja yang lebih baik dengan pendekatan:
1) Pengamatan (observasi) atas metode kerja yang berlaku
2) Pengamatan terhadap metode kerja yang lebih baik melalui pengukuran dan analisis ilmiah
3) Pelatihan pekerja dengan metode baru
4) Pemanfaatan umpan balik dan pengelolaan atas proses kerja
B. Pengertian Manajemen Produksi
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen.
Manajemen memegang peranan yang sangat penting dalam kelangsungan hidup suatu usaha, baik usaha yang berskala kecil, sedang maupun besar. Perusahaan yang tidak menerapkan manajemen akan mengalami kesulitan untuk mencapai tujuannya.
Manajemen adalah seni dalam menyelesaikan masalah melalui orang lain. Produksi adalah setiap bentuk aktivitas yang dilakukan manusia untuk mewujudkan manfaat atau menambah dengan cara mengeksplorasi sumber-sumber ekonomi yang disediakan oleh Allah SWT sehingga menjadi maslahah, untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kegiatan produksi adalah kegiatan mengolah masukan dalam proses dengan memakai metode tertentu untuk menghasilkan keluaran yang ditentukan sebelumnya, baik berupa barang maupun jasa.
Manajemen produksi adalah kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber daya, yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan
5 sumber daya dana serta bahan secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa.
Menurut Sukanto Reksohadiprojo, manajemen produksi adalah kegiatan yang bertalian dengan penciptaan barang-barang dan jasa-jasa melalui pengubahan masukan/faktor produksi menjadi keluaran/hasil produksi, kegiatan mana memerlukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengawasan agar tujuan-tujuan dapat dicapai secara efisien dan efektif.
Menurut Eddy Herjanto, manajemen operasi/produksi diartikan sebagai suatu proses yang berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya secara efisien dalam rangka mencapai tujuan. Efektif, berarti segala pekerjaan harus dapat dilakukan secara tepat dan sebaik- baiknya, serta mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Tujuan utama dari manajemen produksi adalah untuk mengatur produksi barang- barang dan jasa-jasa dalam jumlah, kualitas, harga, waktu serta tempat tertentu sesuai dengan kebutuhan.
C. Penerapan Fungsi Manajemen Produksi
Penerapan fungsi-fungsi manajemen produksi antara lain ialah sebagai berikut:
a. Fungsi perencanaan (planning)
Dalam fungsi perencanaan, manajer produksi menentukan tujuan dari subsistem produksi dari organisasi dan mengembangkan program, kebijaksanaan dan prosedur yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Perencanaan produksi adalah proses pengambilan keputusan mengenai produk apa yang akan dibuat, di mana, kapan, dan bagaimana produk tersebut akan dilakukan. Tahap ini mencakup penentuan peranan dan fokus dari produksi termasuk perencanaan produk, perencanaan fasilitas dan perencanaan penggunaan sumber daya produksi.
Perencanaan memegang peranan yang sangat penting dalam menentukan tujuan-tujuan itu sendiri, agar tujuan itu dapat diintegrasikan, dan pengawasan.
Ketiga unsur tersebut agar segala kegiatan berproduksi itu efisien, sedang pedoman bekerjapun ada. Dengan adanya tujuan tersebut dapatlah kemudian diletakkan kebijaksanaan-kebijaksanaan dasar. Misalnya untuk penyediaan bahan mentah diletakkan kebijaksanaan pembelian/pemesanan, penyimpanan, pembelanjaannya.
Dalam hal proses produksi, diletakkan kebijaksanaan dasar pemanfaatan fasilitas produksi, jam kerja, penggunaan bahan, dan sebagainya. Dalam hal kualitas,
6 diletakkan kebijaksanaan dasar tentang pengawasan yaitu metodenya, kapan dilakukan pengawasan, dengan apa dan sebagainya.
b. Fungsi pengorganisasian (organizing)
Dalam fungsi pengorganisasian, manajer produksi menentukan struktur individu, kelompok, seksi, bagian, divisi, atau departemen dalam subsistem produksi untuk mencapai tujuan organisasi. Manajer produksi juga menentukan kebutuhan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan produksi serta mengatur wewenang dan tanggung jawab yang diperlukan dalam melaksanakannya.
c. Fungsi penggerakan (actuating)
Dalam fungsi penggerakan dilaksanakan dengan memimpin, mengawasi dan memotivasi karyawan untuk melaksanakan tugasnya selama proses produksi berlangsung. Program dan organisasi yang efektif saja belum cukup menjamin bahwa pekerjaan-pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik. Instruksi-instruksi perlu didasari sesuatu agar segera dilaksanakan. Sesuatu yang dimaksud adalah motivasi. Motivasi dapat bersifat moneter yaitu berupa upah, gaji, dan insentif lain.
Dapat juga bersifat nonmoneter seperti pujian atas hasil kerja/produk yang dihasilkan, pemberian bantuan cara kerja modern, pemberian kesempatan berpartisipasi, mengemukakan ide-ide produk baru, dan lain-lain.
d. Fungsi pengendalian (controlling)
Dalam fungsi pengendalian atau pengawasan dilakukan dengan mengembangkan standar dan jaringan komunikasi yang diperlukan agar pengorganisasian dan penggerakan sesuai dengan yang direncanakan dan mencapai tujuan. Seperti yang diketahui perencanaan merupakan standar untuk pengawasan, organisasi produksi berfungsi sebagai wadah pelaksana tugas, pengarahan/penggerakan merupakan segi memulai kegiatan, dan pengendalian/pengawasan mengatur agar kegiatan-kegiatan produksi sesuai dengan yang direncanakan.
Tujuan pengawasan produksi ialah menjaga kelancaran pekerjaan dari bahan baku sampai barang jadi, sehingga dapat diselesaikan dalam tempo sesingkat mungkin dan biaya serendah mungkin. Ini membutuhkan koordinasi dari berbagai faktor yang masuk ke proses produksi, material, mesin, tenaga kerja, dan metode.
7 D. Ruang Lingkup Manajemen Produksi
Manajemen produksi merupakan kegiatan yang cakupannya cukup luas, di mulai dari analisis dan penetapan keputusan sebelum dimulainya kegiatan produksi.
Keputusan-keputusannya bisa berjangka panjang seperti keputusan-keputusan pada waktu penyiapan. Bisa juga berupa keputusan pelaksanaan kegiatan produksi serta pengoperasian yang pada umumnya berjangka pendek. Dengan demikian, manajemen produksi mencakup perancangan atau penyiapan sistem produksi serta pengoperasiannya. Ruang lingkup manajemen produksi terdiri dari:
a. Perencanaan sistem produksi - Perencanaan produk - Perencanaan lokasi pabrik
- Perencanaan letak fasilitas produksi - Perencanaan lingkup kerja
- Perencanaan standar produksi b. Sistem pengendalian
- Pengendalian proses produksi - Pengendalian bahan baku - Pengendalian tenaga kerja - Pengendalian biaya produksi - Pengendalian kualitas - Pemeliharaan
c. Sistem informasi produksi - Struktur organisasi
- Produksi atas dasar pesanan - Produksi untuk persediaan
Penambahan dalam perancangan atau desain sistem produksi meliputi: (Maftucha, 2020)
a. Seleksi dan desain hasil produksi (produk)
Kegiatan produksi harus dapat menghasilkan produk berupa barang atau jasa dengan cara efektif dan efisien serta dengan kualitas yang baik. Kegiatan produksi harus diawali dengan kegiatan-kegiatan penelitian atau riset serta upaya-upaya pengembangan produk apa yang akan dihasilkan, bagaimana desain serta spesifikasinya.
b. Seleksi dan perancangan proses serta peralatan
8 Setelah dilakukan seleksi terhadap produk, kegiatan yang harus dilakukan adalah menentukan jenis proses yang akan dipergunakan serta peralatannya.
Kegiatan ini dimulai dari penyeleksian dan pemilihan jenis proses yang akan dipergunakan. Selanjutnya menentukan teknologi dan peralatan yang di pilih dalam pelaksanaan kegiatan produksi tersebut.
c. Pemilihan lokasi perusahaan serta unit produksi
Dalam pemilihan lokasi, perlu diperhatikan faktor jarak, kelancaran dan biaya pengangkutan dari sumber-sumber bahan baku, serta biaya pengangkutan barang jadi ke pasar.
d. Rancangan tata letak (lay out) dan arus kerja atau proses
Rancangan tata letak harus mempertimbangkan antara lain kelancaran arus kerja, optimalisasi waktu pergerakan dalam proses, kemungkinan kerusakan yang terjadi karena pergerakan dalam proses. Rancangan tata letak yang baik dapat meminimalkan biaya yang timbul dari pergerakan dalam proses atau material handling.
e. Rancangan tugas
Rancangan tugas harus merupakan kesatuan dari human enginering dalam rangka menghasilkan rancangan kerja yang optimal. Penyusunan rancangan tugas harus pula memperhatikan kelengkapan tugas yang terkait dengan variabel tugas dalam struktur teknologi serta mutu suasana kerja yang ditentukan oleh variabel manusianya.
f. Strategi produksi dan operasi serta pemilihan kapasitas
Dalam strategi produksi dan operasi harus terdapat pernyataan tentang maksud dan tujuan produksi dan operasi serta misi dan kebijakan-kebijakan dasar untuk lima bidang, yaitu proses, kapasitas, persediaan tenaga kerja dan mutu.
E. Keputusan Utama dalam Manajemen Produksi
Dalam kegiatan produksi, para manajer produksi mengarahkan berbagai masukan (input) agar dapat memproduksikan berbagai keluaran (output) dalam jumlah, kualitas, waktu dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan konsumen. Sebelum kegiatan produksi dilakukan maka manajer produksi harus melakukan perencanaan dan tahapan- tahapan yang umumnya bersifat keputusan-keputusan jangka panjang dan keputusan jangka pendek. Salah satu yang perlu diingat oleh bagian produksi untuk melaksanakan
9 tanggung jawab secara maksimal dalam menempatkan setiap keputusan yang dibuat secara tepat dan tepat sasaran. Bidang produksi mempunyai lima tanggung jawab keputusan utama, yaitu: (Assauri, 2016)
a. Proses. Keputusan-keputusan dalam katergori ini menentukan proses fisik atau fasilitas yang digunakan untuk memproduksi berupa barang dan jasa. Keputusan ini mencakup jenis peralatan dan teknologi, arus dari proses, penentuan lokasi fasilitas dan lay out, serta pemeliharaan mesin dan penanganan bahan baku.
b. Kapasitas. Keputusan kapasitas dimaksudkan untuk memberikan besarnya jumlah kapasitas yang tepat dan penyediaan pada waktu yang tepat. Kapasitas jangka panjang ditentukan oleh besarnya peralatan atau fasilitas fisik yang dibangun.
c. Persediaan. Keputusan ini menyangkut dalam produksi. Mengenai apa yang dipesan, berapa banyak pesanannya dan kapan pesanan dilakukan. Para manajer itu mengelola sistem logistik dari pembelian akan bahan baku, barang dalam proses dan persediaan barang jadi.
d. Tenaga kerja. Manusia merupakan bidang keputusan yang sangat penting. Hal ini karena tidak akan terjadi proses produksi tanpa adanya orang atau tenaga kerja yang mengerjakan kegiatan menghasilkan produk, berupa barang atau jasa.
e. Mutu. Fungsi produksi ditandai dengan penekanan tanggung jawab yang lebih besar terhadap mutu dan kualitas dari barang yang dihasilkan.
F. Lokasi Pabrik dan Lay Out Pabrik
Terdapat berbagai pertimbangan yang harus diketahui dalam menentukan lokasi, namun pada garis besarnya terdapat 2 pendekatan antara lain:
a. Pendekatan berdasarkan kedekatan dengan sumber bahan baku (raw material approximity approach)
Pendekatan penentuan lokasi ini didasarkan pada kedekatan dengan sumber bahan baku. Agar bisa meminimalkan biaya angkut bahan baku dari sumbernya ke pabrik. Contoh dari pendekatan ini adalah:
1) Perusahaan pembakaran batu kapur sebaiknya ditempatkan di daerah gunung kapur. Itulah sebabnya mengapa Jawa Barat, khususnya di daerah Padalarang banyak terdapat pabrik pembakaran kapur, karena daerah tersebut merupakan daerah gunung kapur.
2) Perusahaan air minum yang di kenal dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebaiknya ditempatkan pada daerah sumber air minum.
10 3) Perusahaan penebangan kayu gelondongan harus terletak di kawasan hutan yang
menjadi konsesi penebangannya.
4) Perusahaan tambang batu bara harus ditempatkan di daerah tambang di mana terletak deposit batu bara. Demikian pula perusahaan tambang yang lain seperti aluminium, tembaga, emas, dan sebagainya.
b. Pendekatan berdasarkan kedekatan dengan daerah pemasaran (market approximity approach)
Pendekatan ini mengharuskan suatu perusahaan agar ditempatkan di daerah pemasaran. Pertimbangannya adalah efisiensi pengangkutan produk dari pabrik ke daerah pemasaran. Contoh dari pendekatan ini adalah:
1) Perusahaan atau pabrik televisi/radio/video dan kaset recorder hendaknya ditempatkan di daerah pemasaran. Misalnya: Perusahaan perakitan televisi, radio dan komputer umumnya berada di sekitar Jakarta, tidak di daerah pedalaman.
2) Perusahaan obat-obatan pun terletak di kawasan pemasaran.
3) Perusahaan minuman dalam botol atau makanan dalam kaleng diletakkan di kawasan pemasaran. Misalnya Coca Cola, Teh Botol berada di Jakarta.
Meskipun secara umum penentuan lokasi perusahaan bisnis berdasarkan kedua pendekatan tersebut, tetapi terdapat beberapa hal penting lain yang harus dipertimbangkan, antara lain:
1) Sarana Transportasi
Penempatan lokasi bisnis, baik berdasarkan approximity to market atau approximity raw material hendaknya ditentukan juga pada ada atau tidaknya sarana angkutan, baik angkutan jalan raya, sungai, laut maupun udara. Hal ini akan memudahkan pengangkutan bahan baku dan produk barang jadi secara efisien dan efektif. Jika hal ini diabaikan, akan berdampak pada macetnya pengangkutan barang jadi dari perusahaan ke berbagai daerah pemasaran. Apabila kemacetan pengangkutan tersebut terjadi, hal ini dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan.
2) Sarana Komunikasi
Kelangsungan bisnis juga harus di tunjang oleh kelancaran arus informasi dari dan ke perusahaan bersangkutan. Tanpa kelancaran komunikasi (lewat pos, telepon, atau fax) berarti kelancaran operasi perusahaan akan terancam.
3) Tersedianya Sumber Air Bersih
11 Air bersih diperlukan sebagai bahan-bahan penolong dalam proses produksi.
Tanpa tersedianya air bersih yang cukup akan mengakibatkan proses produksi tidak dapat berjalan. Contohnya: Perusahaan baja seperti Krakatau Steel hanya dapat mengecor baja apabila disertai oleh adanya air bersih sebagai bahan baku penolong.
Tiap ton baja yang dihasilkan memerlukan jutaan gallon air untuk memprosesnya.
4) Tersedianya Tenaga Listrik
Mesin-mesin modern hanya dapat dioperasikan apabila tersedia tenaga listrik. Di Indonesia sebagian besar tenaga listrik disuplai oleh PLN dari PLTA, PLTU dan PLTD. Ada pula beberapa perusahaan yang mengandalkan pada mesin pembangkit tenaga listrik sendiri atau generator sendiri. Namun demikian, tenaga listrik harus tersedia secara cukup sebab apabila perusahaan tidak dapat beroperasi secara baik dan efisien.
5) Sikap Budaya Masyarakat Setempat dan Tenaga Kerja
Carilah lokasi untuk perusahaan di mana budaya masyarakat setempat menunjang terselenggaranya operasi perusahaan. Contoh: kurang etis apabila suatu perusahaan peternakan babi didirikan di kawasan tempat tinggal para muslim.
Alasannya bukan saja karena sulit memperoleh tenaga kerja yang dekat, tetapi juga menimbulkan keresahan masyarakat dapat lingkungannya.
Jadi, carilah lokasi perusahaan di mana masyarakatnya bersedia mendukung baik sebagai karyawan maupun sebagai warga yang tidak antipati pada perusahaan tersebut.
6) Iklim, Kelembapan dan Curah Hujan
Bagi perusahaan yang peka terhadap iklim, kelembapan, dan curah hujannya mendukung berjalannya operasi perusahaan. Contoh perusahaan perkebunan teh memerlukan kawasan beriklim sejuk, banyak hujan, dan kelembapan yang tinggi.
Namun demikian, memang dengan teknologi yang modern, kelembapan dan suhu dapat di rekayasa sehingga di mana pun perusahaanperusahaan tertentu dapat beroperasi.
7) Peraturan Pemerintah
Peraturan pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus diperhatikan.
Artinya, apabila peraturan pemerintah tidak mendukung secara positif atas pendirian suatu usaha bisnis maka carilah daerah atau tempat lainnya, atau bahkan negara lain. Peraturan pemerintah ini bukan saja tentang IMB (Izin mendirikan bangunan) tetapi ketentuan lain. Misalnya tentang Tata Ruang Daerah, lingkungan hidup, dan sebagainya. Singkatnya, carilah daerah atau negara di mana peraturan
12 pemerintahnya mendukung secara positif pada operasi perusahaan yang akan didirikan.
8) Stabilitas Politik, Ekonomi, dan Moneter
Investasi dalam suatu usaha diharapkan menguntungkan. Keuntungan suatu bisnis selain di dukung oleh faktor internal (mikro) perusahaan, juga dipengaruhi oleh keadaan eksternal (makro) seperti stabilitas politik, ekonomi dan moneter dari suatu nogara. Oleh karena itu, carilah tempat atau negara di mana keadaan stabilitas politik, ekonomi dan moneter, mendukung terjaminnya kelangsungan hidup perusahaan yang akan didirikan. Sebab kelangsungan hidup perusahaan tersebut akan menjamin kelangsungan memperoleh keuntungan.
13 BAB III
PENUTUP A. Kesimpulan
Perkembangan manajemen produksi berkembang pesat karena dorongan dari beberapa faktor yang menunjang, diantaranya oleh pembagian kerja agar produksi bisa lebih efektif dan efisien, revousi industri yang merupakan penggantian tenaga manusia oleh tenaga mesin, perkembangan teknologi yang canggih, dan perkembangan ilmu dan metode kerja dalam era manajemen ilmiah.
Manajemen produksi adalah kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber daya, yang berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana serta bahan secara efektif dan efisien untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang atau jasa. Penerapan fungsi-fungsi manajemen produksi terdiri dari fungsi perencanaan (planning), fungsi pengorganisasian (organizing), fungsi penggerakan (actuating), dan fungsi pengendalian (controlling). Manajemen produksi mencakup perancangan atau penyiapan sistem produksi serta pengoperasiannya yang terdiri dari 3 lingkup utama yaitu perencanaan sistem produksi, sistem pengendalian, dan sistem informasi produksi.
Para manajer harus mengarahkan berbagai input dan output dalam jumlah, kualitas, waktu, dan tempat sesuai permintaan konsumen. Maka dari itu, perlu perencanaan dan tahapan yang bersifat keputusan-keputusan jangka panjang dan jangka pendek agar tepat sasaran. Adapun lima tanggung jawab keputusan utama yaitu dilihat dari proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja, dan mutu.
Manajemen produksi juga penting untuk mengetahui lokasi dan layout pabrik.
Untuk mempertimbangkan hal tersebut, bisa dilakukan dengan 2 pendekatan yaitu pendekatan berdasarkan kedekatan dengan sumber bahan baku (raw material approximity approach) dan pendekatan berdasarkan kedekatan dengan daerah pemasaran (market approximity approach). Selain itu juga harus diperhatikan terkait sarana transportasi, sarana komunikasi, tersedianya sumber air bersih, tenaga listrik, budaya masyarakat setempat, cuaca, peraturan pemerintah, serta stabilitas politik dan ekonomi.
14 B. Saran
Perusahaan harus memperhatikan bidang produksi karena akan berpengaruh pada reputasi suatu perusahaan. Dengan produk atau jasa yang baik dan pengelolaan yang tepat nantinya akan berpengaruh pada kelangsungan sebuah usaha. Untuk mencapai tujuan perusahaan salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan manajemen produksi agar produksi barang-barang dan jasa-jasa baik jumlah, kualitas, harga, waktu serta tempat tertentu bisa sesuai dengan kebutuhan, sehingga lebih efektif dan efisien.
15 DAFTAR PUSTAKA
Assauri, S. (2016). Manajemen Operasi Produksi (2nd ed.). Rajawali Pers.
Maftucha, V. (2020). Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Muhammadiyah Jakarta. Jurnal:
Entrepreneurship and Sustainability Issue. http://novarini.stiemj.ac.id/wp-
content/uploads/Dokumen-Laporan-Publikasi-Journal-Talent_Jurnal-Internasional- Scopus-Q4.pdf
Rudiawan, H. (2021). Peranan Manajemen Produksi dalam Menyelaraskan Kinerja Perusahaan. Jurnal Manajemen FE-UB, 9(2), 66–70.
Sutopo. (2021). Analisis Manajemen Produksi dalam Meningkatkan Efisiensi Biaya dan Tingkat Laba Pabrik Air Minum PT. Graha Mas Intirta Kuningan. Jurnal Manajemen Dan Akuntansi, 11(1), 48–63.
Sukanto Reksohadiprodjo, Manajemen Produksi Edisi 4 (Yogyakarta: BPFE- YOGYAKARTA, 2000), 8.