• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH MASA KANAK-KANAK DAN KEROSULAN NABI MUHAMMAD SAW

N/A
N/A
aininung38@gmail. com

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH MASA KANAK-KANAK DAN KEROSULAN NABI MUHAMMAD SAW"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

MASA KANAK-KANAK DAN BUKTI KEROSULANNYA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah:

Pembelajaran Sejarah Peradapan Islam SD/MI Dosen Pengampu:

Rinatul Humaimah S.Pd.I.,M.Pd

Oleh:

Fina Roikhatul Jannah Lia Umi Fitria Nur Hasanah

Lumatul Fu‟adiyah Nur‟Aini

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM AL HIKMAH TUBAN 2022

(2)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gurun tandus yang di kelilingi gurun pasir dan gunung-gunung, yang mana pada masa itu kehidupan manusia sangat lah buruk, sehingga disebutlah pada masa itu dengan zaman jahiliyah atau zaman kebodohan manusia, dilahirkanlah seorang manusia pilihan, yang merupakan pembawa cahaya iman, sebagai panutan akhlak yang mulia bagi umat manusia dan jin sampai akhir kehidupan di dunia ini.

Bahkan nama seorang hamba yang mulia ini sudah diramalkan dalam kitab-kitab suci agama terdahulu, seperti dalam kitab agama Buddha. Sang Buddha berkata : “Wahai para pendeta, ketika manusia berusia 80.000 tahun, akan hadir di atas muka bumi seorang Buddha bernama Metteyya (yang pengasih), manusia suci (Arahat), yang tercerahkan serta penuh keagungan, dirahmati kebijaksanaan tindakannya, kesuksesan, pengatahuan atas jagat, pengendara kereta kuda tiada tanding yang ramah; penguasa malaikat dan manusia; Buddha yang diberkati, meskipun aku telah lahir di muka bumi ini, seorang Buddha dengan kualitas yang sama akan diturunkan. Apa yang dia pahami dari langit akan dia kabarkan pada dunia bersama para malaikat, sahabat, dan malaikat utama lainnya, dan orang-orang bijak serta brahmana, pangeran, dan rakyat biasa; seperti halnya aku sekarang yang mengatakan hal yang sama kepada pihak yang sama. Dia akan mengkhotbahkan agamanya, mulia asalnya, agung pada puncak kejayaannya, dan agung pula tujuannya, baik dalam jiwa maupun ucapan. Dia akan mengumandangkan kehidupan beragama yang utuh sempurna lagi menyeluruh, seperti aku sekarang menyebarkan agamaku dan kehidupan sama. Dia akan memimpin ribuan masyarakat, sedangkan aku hanya memimpin beberapa ratus pendeta.”

Sungguh begitu agung dan mulia, nama-namanya telah terukir indah di sorga sana dan di hatihati orang-orang yang beriman, namanya terus di puji- puji sebagai tanda kecintaan kepada insan pilihan, bahkan air mata terus

(3)

mengalir di mata-mata para perindu sang nabi yang mulia hingga akhir zaman.

Yang mampu memberikan cahaya kedamaian bagi hati yang sedang kegelapan, beliau adalah “cayaha di atas cahaya”, NUURUN ALA NUURI”.

Tubuh Nabi Muhammad SAW warnanya putih kemerah-merahan, kulitnya bercahaya-cahaya mukanya indah menawan dahi beliau luas, kepala beliau besar sempurna, hidung mancung bagai huruf alif bengkok sedikit dan bercahaya, pipinya halus dan sedang, bulu matanya lebat, bola mata nya besar dan indah, matanya luas dan bersangatan hitam bola matanya, putih mata beliau bercampur kemerah-merahan, gigi muka rapi tersusun indah, jika beliau tersenyum sungguh bercahayacahaya, rambut beliau lebat tidak terlalu keriting dan lurus indah menawan, yang panjangnya sampai ketelinga, kadang panjangnya sampai kebahu, jenggotnya lebat, perut dan belakang rata, bahu beliau besar, jari-jari lemas dan lembut, dan bentuk tubuh beliau sedang tidak terlalu tinggi dan tidak pula terlalu rendah, tidak gemuk dan tidak pula kurus, tutur katanya halus dan santun, bila Nabi Muhammad SAW berbicara bercahaya dan senyum manis menyertai raut mukanya. Tatkala beliau berjalan tenang bagaikan orang yang sedang turun dari tempat yang tinggi dan pandangan beliau lebih banyak memandang kebawah dari pada ke atas, begitu tampan dan menawan walaupun dilihat dari jauh, dan apabila sudah dekat tak ada kata yang bisa diucapkan sebab begitu indahnya. Abu Hurairah ra pernah berkata: “Tak pernah aku melihat orang yang lebih tampan dari Nabi saw.

Beliau adalah bernama MUHAMMAD SAW, seorang manusia pilihan yang dilahirkan dengan penuh kemuliaan hingga akhir hayatnya. dari betapa agungnya beliau dari maka itu penulis akan mempersembahkan sebuah makalah yang berisikan tentang sejarah perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW. Oelh karena itu, dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan baik dalam penyusunan kalimat, karena keterbatasan pengetahuan penulis dan masih kurangnya buku-buku pendukung dalam penulisan ini.

B. Rumusan masalah

1. Bagamaina masa kanak-kanak Nabi Muhammad SAW?

2. Bagaimana masa remaja Nabi Muhammad SAW?

(4)

3. Bagaimana masa dewasa Nabi Muhammad SAW?

4. Bagaimana masa kerosulannya Nabi Muhammad SAW dan bukti kerosulannya?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui masa kanak-kanak Nabi Muhammad SAW.

2. Untuk mengetahui masa remaja Nabi Muhammad SAW.

3. Untuk mengetahui masa dewasa Nabi Muhammad SAW.

4. Untuk mengetahui masa kerosulannya Nabi Muhammad SAW dan bukti kerosulannya.

(5)

BAB II PEMBAHASAN A. Masa Kanak-Kanak Nabi Muhammad SAW

Sekitar tahun 570 M, Mekah adalah sebuah kota yang sangat penting dan terkenal di antara kotakota di negeri Arab, baik karena tradisinya ataupun karena letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai menghubungkan Yaman di Selatan dan Syiria di Utara. Dengan adanya Ka‟bah di tengah kota, Mekah menjadi pusat keagamaan Arab. Di dalamnya terdapat 360 berhala, mengelilingi berhala utama, Hubal. Mekah kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab pada masa itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat jazirah Arab dengan luas satu juta mil persegi.

Nabi Muhammad dilahirkan dalam keluarga bani Hasyim di Mekah pada hari senin, tanggal 12 Rabi‟ul Awwal, pada permulaan tahun dari Peristiwa Gajah. Maka tahun itu dikenal dengan Tahun Gajah. Dinamakan demikian karena pada tahun itu pasukan Abrahah, gubernur kerajaan Habsyi (Ethiopia), dengan menunggang gajah menyerang Kota Mekah untuk menghancurkan Ka‟bah. Bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 bulan April tahun 571 M. Ini berdasarkan penelitian ulama terkenal, Muhammad Sulaiman Al-manshurfury dan peneliti astronomi, Mahmud Pasha.

Nabi Muhammad adalah anggota bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang berkuasa dalam suku Quraisy. Kabilah ini memegang jabatan siqayah.

Nabi Muhammad lahir dari keluarga terhormat yang relatif miskin. Ayahnya bernama Abdullah anak Abdul Muthalib, seorang kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya. Ibunya adalah Aminah binti Wahab dari bani Zuhrah.

Muhammad SAW. Nabi terakhir ini dilahirkan dalam keadaan yatim karena ayahnya meninggal dunia tiga bulan setelah dia menikahi Aminah.

Ramalan tentang kedatangan atau kelahiran Nabi Muhammad dapat ditemukan dalam kitab-kitab suci terdahulu. Al-Qur‟an dengan tegas menyatakan bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW telah diramalkan oleh setiap dan semua nabi terdahulu, yang melalui mereka perjanjian telah dibuat

(6)

dengan umat mereka masing-masing bahwa mereka harus menerima atas kerasulan Muhammad SAW nanti.

Sejumlah penulis besar tentang Sirah dan para pakar hadits telah banyak meriwayatkan peristiwa-peristiwa di luar kebiasaan, yang muncul pada saat kelahiran Nabi Muhammad SAW. Peristiwa-peristiwa diluar daya nalar manusia, yang mengarah kepada dimulainya era baru bagi alam dan kehidupan manusia, dalam hal agama dan moral. Diantara peristiwa-peristiwa tersebut adalah singgasana Kisra yang bergoyang-goyang hingga menimbulkan bunyi serta menyebabkan jatuh 14 balkonnya, surutnya danau Sawa, padamnya api sembahan orang-orang Persia yang belum pernah padam sejak seribu tahun lalu.

Tidak lama setelah kelahirannya, bayi Muhammad SAW diserahkan kepada Tsuwaibah, budak perempuan pamannya, Abu Lahab, yang pernah menyusui Hamzah. Meskipun diasuh olehnya hanya beberapa hari, nabi tetep menyimpan rasa kekeluargaan yang mendalam dan selalu menghormatinya.

Muhammad menjadi anak yatim karena ayahnya, Abdullah, meninggal dunia sebelum beliau lahir. Kelahiran Muhammad sangat menggembirakan kakeknya, Abdul Muthalib bin Hasyim yang langsung membawanya ke Kakbah. Bayi itu dinamainya dengan nama yang tidak lazim pada waktu itu di kalangan masyarakat Arab, yaitu Muhammad atau Ahmad. Muhammad tidaklah disusukan oleh ibunya, tetapi diserahkan kepada perempuan dusun. Hal itu telah menjadi kebiasaan bangsa Quraisy. Ia disusukan pada Halimatus Sa‟diyah (Halimah). Di dusun Halimahlah, Muhammad dibesarkan bersama anak-anaknya. Seperti halnya saudara-saudara sesusunya Muhammad turut menggembala domba. Kira-kira empat tahun lamanya, ia dalam asuhan Halimah.

Ketika sedang berjalan-jalan dengan ibu angkatnya, ia bertemu dengan orang-orang Yahudi. Mereka terkejut demi mengetahui siapa namanya, lalu menanyakan siapa ayah bundanya. Untunglah dengan petunjuk Allah, Halimah mengaku bahwa ia adalah anaknya sendiri dengan suaminya, hingga hilanglah kecurigaan mereka kalau-kalau ia seorang yatim piatu, sebagai salah

(7)

satu tanda dari nabi yang terakhir. Karena banyaknya kejadian yang aneh tersebut, Halimah merasa cemas. Meskipun sangat menyayangi anak angkatnya itu, namun ia terpaksa mengembalikan kepada ibunya, Aminah.

Akan tetapi, hanya dua tahun Muhammad merasakan kasih sayang ibunya itu. Karena ketika ia meningkat usia enam tahun, Aminah wafat.

Aminah wafat di Abwa, suatu tempat antara kota Mekah dan Madinah, setelah berziarah ke makam suaminya di Madinah. Aminah pun dimakamkan disana.

Sepeninggal Aminah, Muhammad diasuh oleh Abdul Muthallib. Kakeknya ini amat sayang karena tingkah lakunya yang baik dan sopan dalam pergaulan. Akan tetapi, baru dua tahun dalam asuhannya, Abdul Muthallib wafat, yaitu ketika Muhammad meningkat usia delapan tahun.

Pada kira-kira umur 5-6 Tahun, dimana waktu itu Muhammad sedang bermain dengan anak-anak lainnya diperkampungan Sa‟adiyah, tiba-tiba mereka kedatangan seorang laki-laki. Seorang laki-laki terse but kemudian membujuk Muhammad untuk mengikutinya. Oleh laki-laki itu Muhamad kemudian dibaringkan, dan dibelah dadanya, sang laki-laki misterius itu kemudan mengambil Hati Muhamad dan mencucinya dengan air, selain itu laki-laki itu juga membuang gumpalan hitam dari dalam dada Muhammad.

Teman-teman Muhamad yang sempat melihat laki-laki tersebut membelah dada Muhamad, lari ketakutan, mereka melaporkan kepada orang tua mereka bahwa Muhamad dibunuh oleh seorang laki-laki misterius.

Namun, ketika berita itu baru saja geger, tiba-tiba Muhammad muncul dihadapan mereka, Muhammad selamat dan masih hidup. Belakang peristiwa ini dalam sejarah Islam dikenal sebagai peristiwa pembelahan dada nabi Muhammad kecil oleh Malaikat Jibril yang menyamar. Tujuan pembelahan dada itu adalah untuk menghilangkan bagian-bagian buruk yang merasuki tubuh Muhammad saw.

B. Masa Remaja Nabi Muhammad SAW

Sebagian besar, orang berpendapat bahwa kehidupan masa remaja adalah saat-saat yang paling indah dan mengasyikkan. Pada masa ini, penuh dengan hal-hal yang menggairahkan. Hal ini biasanya diperoleh dengan

(8)

dukungan berbagai aspek, mulai dari kasih sayang orang tua dan keluarga, tersedianya fasilitas sebagai pendukung berkembangnya aktivitas, dan adanya perhatian dari lawan jenis. Kondisi seperti itu tidak pernah dirasakan secara leluasa oleh Muhammad. Beliau merasa masa-masa indah itu hanya milik orang lain. Sebelum Abdul Muthallib meninggal dunia, beliau berwasiat agar sepeninggalnya, Muhammad hendaklah dipelihara dan diasuh oleh Abu Thalib, yaitu kakak dari Abdullah.

Keberadaan Abu Thalib bin Abdul Muthallib tidaklah berlebihan sehingga hal ini turut memberikan corak kehidupan yang dijalani Muhammad sehari-hari. Selain tidak sempat mengecap pendidikan yang memadai, beliau juga harus menikmati kehidupan sederhana. Kegiatan sehari-harinya menggembala biribiri dan sering mengikuti kafilah berdagang ke berbagai kota.

Dalam usia 12 tahun, beliau telah berani mengiringi serombongan kafilah untuk berdagang. Dalam perjalanan melewati Bushra, mereka bertemu dengan seorang pendeta Nasrani bernama Bahaira. Berdasarkan riwayat yang didengarnya dari Abu Thalib, pendeta itu merasa yakin bahwa anak inilah yang akan menjadi Nabi akhir zaman sebagai apa yang dijanjikan di dalam kitab- kitab suci. Abu Thalib disarankan untuk segera pulang dan menjaga anaknya baik-baik, terutama dari kejahatan orang Yahudi. Abu Thalib segera pulang setelah mengetahui bahwa keponakannya itu akan menjadi orang penting di kemudian hari.

Muhammad remaja terkenal sebagai seorang anak muda yang berbudi, ramah tamah, dan banyak mempunyai teman. Teman-teman menyegani dan mempercayainya hingga menggelarinya Al-Amin, artinya yang jujur atau yang benar. Ia tidak suka minum khamar atau tuak, bermain judi, dan lain-lain yang menjadi kegemaran orang-orang Quraisy. Apalagi menyembah dan memuja berhala serta mengikuti kepercayaan bangsa Arab. Sebaliknya, ia suka menolong dan membantu orang-orang yang dalam kesusahan, misalnya fakir miskin yang butuh makanan dan musafir-musafir yang tersesat dalam perjalanan.

(9)

C. Masa Dewasa Nabi Muhammad SAW

Ketika Nabi Muhammad berusia dua puluh lima tahun, nabi berangkat ke Syam untuk melakukan perdagangan milik Khadijah. Sekembalinya dari Syam, Khadijah memintanya untuk menikahinya karena Khadijah tahu bahwa Nabi Muhammad adalah seorang laki-laki yang memiliki sifat kesatria, jujur, dan Amanah.1 Khadijah adalah seorang wanita yang terkenal dengan kecerdasannya, tanggap dan peka. Khadijah kemudian mengutus seseorang untuk menemui nabi dengan pesan, “Wahai anak pamanku, aku simpati dengan kepribadianmu yang memiliki kharisma dan kejujuran yang tinggi, dan berasal dari keturunan terhormat; Amanah, berakhlak mulia, dan berkata jujur.”

Kemudian Khadijah menawarkan diri untuk dijadikan istrinya.2

Khadijah adalah wanita pertama yang masuk Islam dan banyak membantu Nabi dalam perjuangan menyebar Islam. Perkawinan Nabi dengan khadijah dikaruniai enam orang anak dua putra dan empat orang putri ialah:

Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu Kulsum dan Fatimah. Dua putranya meninggal waktu kecil. Nabi Muhammad tidak menikah lagi sampai Khadijah meninggal ketika Nabi Muhammad berusia 50 tahun.3 Adapun juga anak Nabi Muhammad SAW dengan Mariyatul Qibtiyyah (seorang hamba perempuan yang dihadiahkan oleh seorang pembesar Mesir kepada Nabi Muhammad SAW). Anak-anak Nabi SAW tersebut wafat pada saat Nabi SAW masih hidup, kecuali Fatimah yang wafat beberapa bulan setelah Nabi SAW wafat.

Diriwayatkan tatkala Nabi SAW akan wafat beliau membisikkan kepada Fatimah ra, bahwa beliau akan berpulang ke hadirat Allah, dan mendengar itu Fatimah menangis dengan sedih, dan beberapa saat setelah itu Nabi SAW membisikan lagi sesuatu kepada Fatimah ra, mendengar bisikan yang kedua ini Fatimah ra tersenyum, ternyata bisikan bahwa dikabarkan bahwa setelah Nabi

1 Ahmad Al-Usairy, Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX (Jakarta: Akbar Media, 2003), 81-82.

2 Munir Muhammad Al-Ghadban, 41 Kunci Memahami Sirah Nabawiyah, (Jakarta: Pustaka Ikadi, 2007), 32.

3 Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), 18.

(10)

SAW wafat tidak ada orang yang pertama meninggal kecuali Fatimah ra, sungguh mulia Fatimah tersenyum walau mendengar kabar yang tentang wafat nya diri beliau, tapi semua tertutup karena cinta yang mendalam kepada sang ayah tercinta.

Nabi Muhammad SAW sebagai seorang ayah yang sangat kasih sayang kepada putra-putrinya. Demikian juga putra-putrinya sangat hormat dan kasih kepada kedua orang tuanya. Sikap Nabi Muhammad SAW kepada putra- putrinya tidak seperti perlakuan orang tua pada masa itu. Beliau penuh kasih sayang mengasuh seluruh putrinya hingga besar dan berkeluarga. Zainab dinikahkan dengan Abil‟ash bin Rabi‟ bin Abdi Syam, Ruqaiyah dinikahkan dengan Uthbah. Ummu Kultsum dinikahkan dengan Utaibah. Perkawinan Ummu Kutsum dan Ruqaiyah tidak berlangsung lama karena kedua suami mereka dipaksa untuk menceraikan istrinya oleh ayah mereka Abu Lahab.

Kemudian Ruqoyah dinikahkan dengan Utsman bin Affan dan setelah Ruqaiyah meninggal, Utsman menikahi Ummu Kultsum sedangkan Fatimah dinikahkan dengan Ali bin Abi Thalib.

D. Masa Kerosulannya Nabi Muhammad SAW Dan Bukti Kerosulannya Menjelang usianya yang ke empat puluh, dia sudah terlalu biasa memisahkan diri dari pergaulan masyarakat, berkontemplasi ke Gua Hira‟, beberapa kilometer di Utara Makkah.4 Disana, mula-mula berjam-jam kemudian berhari-hari bertafakur. Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Malaikat Jibril muncul di hadapannya.

Pada saat beliau tidur dan terbangun dengan tiba-tiba pada malam itu di gua bernama Hira, dalam ketakutan yang luar biasa, seluruh tubuhnya, seluruh diri bathinnya, dicengkeram oleh sebuah kekuatan yang sangat besar, seolah- olah seorang malaikat telah mencengkeram beliau dalam pelukan yang menakutkan yang seakan mencabut kehidupan dan napas darinya. Ketika beliau berbaring di sana, remuk redam, beliau mendengar perintah, “Bacalah!”

beliau tidak dapat melakukan ini beliau bukan penyair terdidik, bukan peramal, bukan penyair dengan seribu kalimat yang tersusun dengan baik yang siap

4 Dedi Supriyad, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), 61

(11)

dibibir beliau. Ketika itu beliau protes bahwa beliau adalah buta huruf, malaikat itu merangkulnya lagi dengan kekuatan yang begitu rupa, hingga turunlah ayat yang pertama yaitu ayat 1 sampai 5 dalam surat Al-„Alaq. [11]

“Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah mencipta. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu itu maha Mulia. Dia telah mengajarkan dengan Qalam. Dia telah mengajarkan manusia apa yang tidak mereka ketahui.” (Qs. Al-alaq (96): 1-5).

Dengan turunnya wahyu pertama itu, berarti Muhammad telah menjadi nabi. Dalam wahyu pertama ini belum diperintahkan untuk menyeru manusia kepada suatu agama. Setelah wahyu pertama datang, Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa lama, sementara Nabi Muhammad menantikannya dan selalu datang ke Gua Hira‟. Dalam keadaan menanti itulah turun wahyu yang membawa perintah kepadanya. Wahyu itu berbunyi sebagai berikut: “Hai orang yang berselimut, bangun dan beri ingatlah. Hendaklah engkau besarkan Tuhanmu dan bersihkanlah pakaianmu, tinggalkanlah perbuatan dosa, dan janganlah engkau memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak dan untuk (memenuhi peintah) Tuhanmu bersabarlah.” (AL-Mudatsir:

1-7).

Dengan turunnya perintah itu, mulailah Rasulullah berdakwah.5 1. Fase Makkah

Fanatisme bangsa quraisy terhadap agama nenek moyang telah membuat Islam sulit berkembang di Mekkah walaupun Nabi Muhammad sendiri berasal dari suku yang sama. Secara umum pada periode Mekkah, kebijakan dakwa yang dilakukan Nabi Muhammad adalah dengan menonjolkan kepemimpinannya bukan kenabiannya. Implikasinya, dakwah dengan strategi politik yang memunculkan aspek-aspek keteladanannya dalam menyelesaikan berbagai persoalan social (egalitarisme) lebih tepat di bandingkan oleh aspek kenabiannya

dengan melaksanakan tabligh.6Ada dua cara dakwa Rasulullah Saw ialah:

5 Badri Yatim, Op, Cit., hlm, 18-19

(12)

a. Dakwah secara diam-diam

Dengan turunnya perintah itu mulailah Rasulullah berdakwah.

Pertama-tama, beliau melakukannya secara diam- diam di lingkungan sendiri dan di kalangan rekan-rekannya. Karena itulah, orang pertama kali yang menerima dakwanya adalah keluarga dan sahabat. Seorang demi seorang diajak agar mau meninggalkan agama berhala dan hanya mau menyembah Allah yang Maha Esa. Yang pertama kali masuk islam adalah Istri beliau sendiri, Khadijah. Kemudian dari Kalangan pemuda, Ali bin Abi Thalib dan Zaid Ibn Harits, Dari kalangan budak, Bilal. Dan dari golongan Orang tua/tokoh masyarakat adalah Abu Bakar Al- Shiddiq.7

Setelah Abu bakar masuk islam, banyak orang-orang yang mengikuti untuk masuk agama islam. Orang-orang ini tekenal dengan julukan Al-Sabiqun al-Awwalun, orang yang terdahulu masuk islam, seperti: Utsman Ibn Affan, Zubair Ibn awwam, Talhah Ibn Ubaidillah, Fatimah binti khathab, Arqam Ibn Abd. Al-Arqam, dan lain-lain. Mereka itu mendapat agama islam langsung dari Rasulullah sendiri.8

b. Dakwah secara terang-terangan

Setelah beberapa lama berdakwa secara individual turunlah perintah agar Nabi menjalankan dakwa secara terbuka dan langkah berikutnya ialah berdakwa secara umum. Nabi mulai menyeru segenap lapisan masyarakat kepada islam secara terang-terangan. Setelah dakwa terang-teranggan itu, pemimpin quraisy mulai berusaha menghalangi dakwa Rasul. Semakin bertambahnya jumlah pengingkut Nabi semakin keras tantangan yang dilancarkan kaum quraisy.

Menurut Ahmad Syalabi, ada lima faktor yang mendorong orang- orang quraisy menentang seruan Islam ialah:

1) Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dengan kekuasaan.

6 Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004), 12-13.

7 Badri Yatim, Op, Cit., hlm, 19

8 Samsul Munir Amin, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), 66

(13)

2) Nabi muhammmadmenyeruh kepada hak bangsawan dengan hambahsahaya.

3) Para quraisy tidak dapat menerima ajara tentang kebangkita kembali dan pembalasan di akhirat.

4) Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang beruratberakar pada bangsa arab.

5) Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki.

Banyak cara yang ditempuh para pemimpin quraisy untuk mencegah dakwah Nabi Muhammad dari cara diplomatik disertai bujuk rayu sehingga tindakan kekerasan dilancarkan untuk menghentikan dakwah Nabi. Namun Nabi Muhammad tetap pada pendirian untuk menyiarkan agama islam.9

2. Fase Madinah

Pada lain pihak situasi Madinah sangat menggembirakan madinah adalah sebuah oasis pertanian. Sebagaimana Mekkah, Madinah juga dihuni oleh beberapa clan dan tidak oleh sebuah kesukuaan yang tunggal, Madinah adalah perkampungan yang diributkan oleh permusuhan yang sangat sengit dan anarkis antara kelompok kesukuaan terpandang-suku aws dan khazraj.

Permusuhan yang berkepanjangan mengancam rakyat kecil dan mendukung timbulnya permasalahan eksistensi. Berbeda dengan masyarakat badui warga Madinah telah hidup saling bertentangga dan tidak berpindah dari tempat satu ke tempat yang lain.

Madinah juga senantiasa mengalami perubahan social yang meninggalkan bentuk kemasyarakatan absolute model badui. Kehidupan social Madinah secarah berangsur-angsur diwarnai oleh unsur kedekatan ruang dari pada kedekatan kekerabatan. Madinah juga memiliki sejumlah warga yahudi yang mana sebagian besar penduduknya lebih simpatik terhadap monotheisme.10

9 Badri Yatim, Op, Cit., hlm, 20-21

10 Ira. M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), 3

(14)

Penduduk Yatsrib (Madinah) sebelum Islam terdiri dari dua suku bangsa yaitu Arab dan yahudi yang keduanya ini saling bermusuhan. Karena kegiatan dagang di Yatsrib dikuasai atau berada di bawah kekuasaan yahudi.

Waktu permusuhan dan kebencian antara kaum yahudi dan Arab semakin tajam, kaum yahudi melakukan siasat memecah belah dengan melakukan intrik dan menyebarkan permusuhan dan kebencian diantara suku Aus dan Khazraj. Siasat ini berhasil dengan baik, dan mereka merebut kembali posisi kuat terutama dibidang ekonomi. Bahkan siasat yahudi itu mendorong suku khazraj bersekutu dengan bani qainuqah (yahudi), sedangkan suku aus bersekutu dengan bani quraizah dan bani nadir. Klimaks dari permusuhan dua suku tersebut adalah perang Bu‟as pada tahun 618 M seusai perang baik kaum aus maupun khazraj menyadari, akibat dari permusuhan mereka, sehingga mereka berdamai.

Setelah kedua suku berdamai dan suku khazraj pergi ke Makkah, dan setelah di Makkah Nabi Muhammad Saw menemui rombongan mereka pada sebuah kemah. Beliau memperkenalkan islam dan mengajak mereka agar bertauhid kepada Allah SWT karena sebelumnya mereka telah mendengar ajaran taurat dari kaum yahudi dan mereka tidak merasa asing lagi dengan ajaran Nabi maka mereka menyatakan masuk islam dan berjanji akan mengajak penduduk Yastrib masuk islam. Setibanya di Yatsrib meraka bercerita kepada penduduk tentang Nabi Muhammad Saw, dan agama yang dibawanya serta mengajak mereka masuk islam. Sejak itu nama Nabi dan Islam menjadi bahan pembicaraan masyarakat Arab di Yatsrib.

Setelah peristiwa Isra‟ dan Mi‟raj, ada suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah islam. Perkembangan datang dari sejumlah penduduk Yatsrib (Madinah) yang berhaji ke Mekkah. Mereka yang terdiri dari suku

„Aus dan Khajraj. Gejala-gejala kemenangan di Yatsrib (Madinah) telah di depan mata Nabi menyuruh para sahabatnya untuk berpindah ke sana.

Dalam waktu dua bulan hampir semua kaum muslimin kurang lebih 150

(15)

orang, telah meninggalkan kota makkah untuk mencari perlindungan kepada kaum muslimin yang baru masuk di Yatsrib.11

Kaum Quraisy sangat terperanjat sekali setelah mereka mengetahui bahwa Nabi mengadakan perjanjian dengan kaum Yatsrib sehingga mereka khawatir kalau-kalau Muhammad dapat bergabung dengan pengikut- pengikutnya di Madinah dan dapat membuat markas yang kuat di sana.

Kalau demikian terjadi, maka soalnya bukan hanya mengenai soal agama semata-mata, tetapi juga menyinggung soal ekonomi yang mungkin saja mengakibatkan kehancuran perniagaan dan kerobohan rumah tangga mereka karena kota Yatsrib terletak pada lin perniagaan mereka antara Mekah dengan Syam.

Bila penduduk Yatsrib bermusuhan dengan mereka maka perniagaan mereka dapat saja mengalami keruntuhan. Oleh karena itu salah satu jalan yang harus mereka tempuh ialah melakukan sesuatu tindakan yang menentukan agar dapat menumpas “keadaan buruk ini” yang akan mendatangkan bencana bagi agama dan pintu-pintu rizki mereka.

Setelah melihat dampak yang sangat besar yang dapat merugikan ekonomi dan perniagaan mereka maka mereka melakukan sidang untuk permasalahan tindakan apa yang harus mereka lakukan. Setelah melakukan persidangan akhirnya jalan satu-satunya ialah dengan membunuh Muhammad, tetapi bagaimana membunuhnya?. Kaum keluarga Muhammad tentu tidak akan diam begitu saja mereka tentu saja akan membunuh pula siapa yang membunuh Muhammad.

Akhirnya Abu Jahal menemukan ide yang paling aman yaitu: masing- masing kabilah harus memilih seorang pemuda yang akan membunuh bersama-sama. Dengan demikian seluruh kabilah bertanggung jawab atas kematian Muhammad dan Bani Abu Manaf tidak mampu menuntut bela terhadap seluruh kabilah. AkirnyaBani Abu Manaf akan menerima saja pembayaran yang dibayarkan oleh seluruh kabilah kepada mereka.

11 Ira. M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999), 38

(16)

Nabi memberitahukan akan hal ini kepada Abu Bakar, dan Abu Bakar meminta kepada Nabi, supaya diizinkan menemani beliau dalam perjalanan ke Yatsrib. Nabi setuju, dan Abu Bakar mempersiapkan untuk perjalanannya. Kemudian Nabi menyuruh Ali bin Abi Thalib menempati tempat tidur beliau, supaya kaum musyrikin mengira bahwa beliau masih tidur. Kepada Ali diperintahkan juga, supaya mengembalikan barang-barang yang ditumpangkan kepada beliau, kepada pemiliknya masing-masing.

Ketika Nabi dan Abu Bakar keluar dari rumah, Nabi menserakkan pasir ke hadapan para kafir qurais dengan berkata: “Alangkah kejinya mukamu”

seketika kafir Quraisy tak sadarkan diri dan mereka tidak mengetahui bahwa Nabi dan Abu Bakar telah keluar rumah.

Nabi Muhammad meninggalkan rumahnya pada malam 27 Shafar tahun ke-14 dari kenabian atau 12 September 622 M. Peristiwa hijrah Rasulullah Saw dari Mekkah ke Madinah merupakan kehendak dan perintah Allah Swt dengan tujuan agar penyebaran agama islam yang dilakukan oleh Rasulullah Saw menjadi lebih pesat lagi. Selama 13 tahun Rasulullah berdakwa ajaran Islam di mekkah, Nabi Muhammad telah banyak mengalami pertentangan dan permusuhan. Namun Madinah merupakan kota yang penduduknya lebih mudah menerima ajaran Rasulullah dari pada penduduk Mekkah.

Masyarakat Madinah menyambut kedatangan Nabi Muhammmad dengan suka cita, orang-orang Madinah berbondong-bondong memeluk Islam. Oleh karena itu islam lebih cepat berkembang di madinah.12

12 M.Rusli Amin, Hijrah; Rahasia Sukses Rasulullah Saw, (Jakarta: Al- Mawardi Prima, 2010), 33-34

(17)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Nabi Muhammad dilahirkan dalam keluarga bani Hasyim di Mekah pada hari senin, tanggal 12 Rabi‟ul Awwal, pada permulaan tahun dari Peristiwa Gajah. Maka tahun itu dikenal dengan Tahun Gajah. Dinamakan demikian karena pada tahun itu pasukan Abrahah, gubernur kerajaan Habsyi (Ethiopia), dengan menunggang gajah menyerang Kota Mekah untuk menghancurkan Ka‟bah.

Nabi Muhammad adalah anggota bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang berkuasa dalam suku Quraisy. Kabilah ini memegang jabatan siqayah. Nabi Muhammad lahir dari keluarga terhormat yang relatif miskin. Ayahnya bernama Abdullah anak Abdul Muthalib, seorang kepala suku Quraisy yang besar pengaruhnya. Ibunya adalah Aminah binti Wahab dari bani Zuhrah.

Muhammad SAW. Nabi terakhir ini dilahirkan dalam keadaan yatim karena ayahnya meninggal dunia tiga bulan setelah dia menikahi Aminah.

Menjelang usianya yang ke empat puluh, dia sudah terlalu biasa memisahkan diri dari pergaulan masyarakat, berkontemplasi ke Gua Hira‟, beberapa kilometer di Utara Makkah.13 Di sana, mula-mula berjam-jam kemudian berhari-hari bertafakur. Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Malaikat Jibril muncul di hadapannya.

13 Dedi Supriyad, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), 61

(18)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Usairy, Ahmad. 2003. Sejarah Islam Sejak Zaman Nabi Adam Hingga Abad XX. (Jakarta: Akbar Media).

Amin, M. Rusli. 2010. Hijrah; Rahasia Sukses Rasulullah Saw. (Jakarta: Al- Mawardi Prima)

M. Lapidus, Ira. 1999. Sejarah Sosial Umat Islam. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada)

Muhammad Al-Ghadban, Munir. 2007. 41 Kunci Memahami Sirah Nabawiyah.

(Jakarta: Pustaka Ikadi)

Munir Amin Samsul. 2010. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: Amzah) Supriyad, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. (Bandung: Pustaka Setia)

Thohir, Ajid. 2004. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam. (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada)

Yatim, Badri. 2005. Sejarah Peradaban Islam. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada)

Referensi

Dokumen terkait

tekanan yang sangat berat dari kaum kafir Quraisy Mekkah dan orang-orang Yahudi dalam mensyi’arkan dakwah Islam di Madinah3. Bahkan, ada beberapa peperangan yang dilalui Nabi

Kota Makkah sebelum dikuasai kaum Muslimin terlebih dahulu dikuasai oleh… a kaum kafir quraisy c suku badui.. b kaum nasrani d

Ini adalah tulisan Nabi Muhammad antara orang- orang mukmin dan orang-orang Muslim Quraisy dan Yatsrib (Madinah) dan mereka yang mengukuti mereka dan. berperang

Fathul Mekah terjadi pada bulan Ramadan tahun 8 H atau Januari 630 M. Sebab utama terjadinya Fathul Mekah adalah kaum Kafir Quraisy melanggar perjanjian ' Hudaibiyah dan menyerang

Orang yang pindah (hijrah mengikuti rasulullah) dari Makkah ke Madinah mencari selamat tanpa memiliki tempat tinggal, tanpa harta benda, tanpa

dan restu kaum muslimin dan muslimat kami selaku panitia peringatan Hari Besar Islam (PPHBI) Masjid jami AL-Muhajiriin, akan merayakan Ta’diman watakriman Isra Mi’raj Nabi

Seang dalam KBBI yaitu perpindahan Nabi Muhamad saw bersama sbagai pengikutnya dari Makkah ke Madinah agar dapat selamatkan diri dari tekanan kaum kafir Quraisy Makkah.. Madinah yaitu

Tujuan Pokok dan Arah Pembinaan Pendidikan di Makkah Pokok pembinaan pendidikan Islam di Makkah adalah pendidikan tauhid yang menitikberatkan penanaman nilai-nilai tauhid ke dalam jiwa