PENCEMARAN LINGKUNGAN AKIBAT MEMBUANG SAMPAH SEMBARANGAN DALAM SUDUT PANDANG ISLAM
MKWK PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEMESTER GENAP TAHUN 2023/2024
Nama Mahasiswa : Egy Rachma Zulvita NIM : 21/479443/SA/21062
PROGRAM STUDI S1 ARKEOLOGI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS GADJAH MADA
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI BAB I1
A. Latar Belakang Masalah1 BAB II3
A. Permasalahan Salah Satu Kasus Lingkungan B. Pembahasan dari Sisi Agama4
BAB III5
A. Kesimpulan5 Daftar Pustaka6
BAB I
A. Latar Belakang Masalah
Pencemaran lingkungan adalah perubahan-perubahan yang terjadi akibat adanya penyimpangan yang dilakukan oleh faktor penyebab hingga merubah komponen-komponen penyusun di dalamnya menjadi rusak (Ayuningtias, 2019). Pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh manusia telah membuat berbagai kerusakan lingkungan, baik di tanah, air, maupun udara. Adapun contoh pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh manusia tersebut diantaranya ialah penebangan pohon tanpa reboisasi, membuang sampah sembarangan, pembakaran lahan, dan sebagainya.
Padahal sebagai hamba Allah, manusia telah ditugaskan untuk senantiasa menjaga dan melestarikan lingkungan agar tidak menjadi rusak dan tercemar. Sebagaimana sabda Allah dalam Surah Al-Ahzab (33) ayat 72 yang berarti,
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, Maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.”
Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa amanah dalam menjaga dan melestarikan lingkungan muka Bumi ini dibebankan kepada manusia karena, tidak ada yang sanggup memikulnya selain manusia. Oleh karena hal tersebut, manusia memiliki kewajiban untuk melestarikan lingkungan sebagaimana yang tertera dalam ayat Al-Qur’an tersebut.
Namun, tidak seperti yang diamanahkan dalam ayat Al-Qur’an tersebut, manusia terus melakukan pencemaran dan perusakan lingkungan.
Salah satunya adalah membuang sampah sembarangan. Budaya membuang sampah sembarangan telah menjadi perilaku dan kebiasaan yang buruk di masyarakat. Akibat dari kebiasaan buruk tersebut, banyak dampak pencemaran lingkungan yang ditimbulkan seperti lingkungan menjadi kotor, bau, dan kumuh, bencana banjir, hingga muncul masalah kesehatan yang mengintai.
Menurut kamus lingkungan (dalam Khairunnisa, 2019) dituliskan bahwa sampah adalah bahan yang tidak bernilai dan tidak memiliki harga untuk digunakan, barang yang sudah rusak atau cacat selama produksi, ataupun barang sisaan yang dibuang. Sedangkan definisi lainnya, Sampah adalah bahan buangan berbentuk padat maupun semi padat dari sisa aktvitas manusia ataupun makhluk hidup lainnya yang sudah tidak terpakai lagi (Puspita, 2019). Dari jenisnya, sampah terbagi menjadi dua jenis yaitu :
1. Sampah organik adalah sampah yang mudah terurai oleh dekomposer (pengurai) di tanah. Contohnya seperti sayur- sayuran, daun-daunan, dan sisa makanan
2. Sampah anorganik adalah sampah yang tidak mudah terurai oleh dekomposer (pengurai) di tanah. Contohnya seperti plastik, kaleng, kaca, dan karet.
Dan dapat disimpulkan, sampah adalah bahan berbentuk padat maupun semi padat, berjenis organik ataupun anorganik, dihasilkan dari sisa aktivitas manusia yang sudah tidak bernilai dan tidak berharga lagi ataupun merupakan produk cacat dari suatu produksi sehingga dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA).
Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) yang dikelola oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang dikutip dari katadata.co.id,, jumlah sampah yang dihasilkan Indonesia pada tahun 2022 mencapai 19,45 juta ton. Adapun perbandingan proporsi dari jumlah tersebut ialah 41,55% dari sampah makanan, lalu sampah plastik 18,55%, lalu 13,27% berasal dari kayu/ranting, 11,04%
sampah kertas/karton, sampah logam 2,86%, lalu 2,54% sampah kain, sampah kaca 1,96%, sampah karet/kulit 1,68%, dan 6,55% sampah jenis lainnya.
Dan dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang dikutip dari katadata.co.id, menunjukkan bahwa 70,50% desa atau kelurahan di Indonesia masih membuang sampah di lubang atau dengan dibakar. Lalu sebanyak 5,82% membuang sampah ke sungai; saluran irigasi; danau; atau laut. Kemudian sebanyak 3,90% membuang sampah di tempat lainnya.
Lalu, 0,38% desa atau kelurahan membuang sampah di drainase. Hanya sebesar 19,40% desa atau kelurahan yang membuang sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Adapun desa atau kelurahan yang memiliki Tempat Pembuangan Sementara hanya berjumlah 16.626.
Dari kedua data tersebut, dapat diketahui perbandingan sampah yang dihasilkan tidak sepadan dengan tempat penampungan sampah yang ada. Menjadi salah satu faktor yang menyebabkan adanya perilaku membuang sampah sembarangan. Kebiasaan yang buruk dari masyarakat tersebut tidak diimbangi dengan perbaikan pengelolaan sampah yang ada diiringi dengan kesadaran yang rendah. Dari faktor-faktor tersebut dapat berdampak pada pencemaran dan perusakan lingkungan.
Dan dari uraian tersebut, pembahasan pada makalah ini mengambil judul “Pencemaran Lingkungan Akibat Membuang Sampah Sembarangan dalam Sudut Pandang Islam” sebagai pokok bahasan kasus dalam makalah ini.
BAB II
A. Permasalahan Salah Satu Kasus Lingkungan
Budaya membuang sampah sembarangan telah menjadi kebiasaan buruk masyarakat Indonesia. Salah satu contoh dari kasus yang akhir-akhir ini viral di media sosial ialah video penampakan seorang pria di dekat Pasar Cibinong Bogor, Jawa Barat, yang tengah kepergok membuang sampah sisa makanan dari atas jembatan ke sungai yang ada di bawahnya.
Tanpa merasa berdosa, ia membuang sampah tersebut dan pergi begitu saja (dikutip dari detik.com).
Akibat dari tindakannya tersebut, tentu menimbulkan pencemaran lingkungan sungai dan sekitarnya, serta makhluk hidup yang ada di dalamnya. Dari tindakannya tersebut, dapat menimbulkan pencemaran udara berupa aroma yang tida sedap akibat senyawa kimia yang dikeluarkannya, pencemaran air yang dapat membunuh biota bawah air jika sampah itu beracun, dapat menimbulkan penyakit jika air tersebut digunakan, dan dapat menyebabkan bencana banjir (Mulyati, 2021).
Contoh kasus lainnya yang tengah viral juga ialah unggahan video TikTok dari @Pandawaragroup terlihat pantai yang berlokasi di Pandeglang, Banten tersebut dipenuhi oleh tumpukan sampah yang entah darimana asalnya. Di pinggir pantai yang bernama Pantai Teluk tersebut terlihat hamparan sampah berserakan hingga bertumpuk-tumpuk di sana- sini. Bahkan, ada sampah yang terlihat telah terkubur di pasir hingga sulit untuk diangkat.
foto 1 seorang pria membuang sampah ke sungai di Cibinong Bogor, Jawa Barat (dari detik.com)
foto 2 pembersihan pantai yang penuh dengan tumpukan sampah di Pantai Teluk Pandeglang, Banten (sumber:detik.com)
Foto 2 pemungutan sampah yang berserakan di Pantai Teluk, Banten (detik.com)
Dari kedua kasus tersebut, dapat dilihat bahwa budaya membuang sampah sembarangan telah menjadi kebiasaan buruk yang telah melekat di masyarakat Indonesia. Selain dampak-dampak yang disebutkan sebelumnya, masalah lainnya dari membuang sampah sembarangan ini pun bermunculan. Akibatnya seperti pemandangan menjadi tidak enak dilihat, sampah yang bercampur jenisnya menjadi sulit terurai, hingga potensi wisata dari pantai tersebut pun menjadi turun akibat dari tumpukan sampah ini. Yang tentunya, ini menjadi masalah dan pekerjaan bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam menanggulangi tumpukan sampah tersebut.
B. Pembahasan dari Sisi Agama
Selain dari permasalahan dampak lingkungan dan kesehatan, ditinjau dari sisi agama membuang sampah sembarangan tidaklah mencerminkan perilaku seorang muslim. Sebagai seorang muslim dan hamba Allah, sudah sepatutnya melakukan hal yang disenangi oleh Allah, serta menjauhi hal yang tidak disukainya. Salah satu hal yang disenangi oleh Allah yaitu menjaga kebersihan. Sebagaimana tertuang dalam hadist yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dengan terjemahan sebagai berikut:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik (dan) menyukai kebaikan, bersih (dan) menyukai kebersihan, mulia (dan) menyukai kemuliaan, bagus (dan) menyukai kebagusan. Oleh sebab itu, bersihkanlah lingkunganmu”. (HR.
Tirmidzi).
Dalam hadist tersebut, dijelaskan bahwa Allah menyukai kebersihan, kemuliaan, dan kebagusan. Sebagai hamba-Nya yang taat, sudah sepatutnya seorang muslim untuk mengamalkannya dalam perilakunya sehari-hari. Salah satunya ialah dengan membuang sampah di tempat yang seharusnya dan tidak dibuang sembarangan (Khairunnisa, 2019).
Lingkungan diciptakan oleh Allah untuk dapat digunakan dengan sebaik-baiknya oleh seluruh makhluk hidup yang ada di muka Bumi ini.
Selain dimanfaatkan dan digunakan juga oleh manusia, pelestarian lingkungan juga diperlukan agar senantiasa terjaga keseimbangan ekosistem yang ada sehingga, terhindar dari ancaman kerusakan (Istianah, 2015). Karena Allah telah melarang umat-Nya untuk tidak berbuat kerusakan di muka Bumi ini. Sebagaimana tertulis dalam Surah Al’A’raf ayat 56 dengan terjemahan sebagai berikut:
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.”
Merawat lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan, merupakan salah satu tugas seorang manusia terutama yang beriman kepada Allah. Sebagaimana tujuan dari penciptaan manusia yang tidak lain salah satunya ialah sebagai seorang khalifah atau seorang pemimpin di muka Bumi ini. Tertulis dalam Surah Al’Baqarah ayat 30 dengan terjemahan sebagai berikut:
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat:
“Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”
mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Dari penggalan ayat terjemahan tersebut, diketahui bahwa manusia diciptakan untu menjadi seorang khalifah atau pemimpin di muka Bumi ini. Sebagai seorang pemimpin, hendaklah seorang manusia bersikap penuh teladan dan bijaksana dalam bertindak. Yang salah satunya ialah dengan membuang sampah pada tempatnya.
BAB III
A. Kesimpulan
Permasalahan membuang sampah sembarangan merupakan masalah yang sangat kritis bagi pencemaran lingkungan di Indonesia.
Membuang sampah sembarangan telah menjadi budaya serta kebiasaan yang buruk di kalangan masyarakat. Dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti, kurangnya kuantitas penyediaan tempat pembuangan yang sepadan dengan sampah yang dihasilkan, kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan lingkungan, serta tidak adanya perbaikan sistem pengelolaan sampah di Indonesia mendukung lestarinya kebiasaan buruk tersebut.
Akibat dari kebiasaan tersebut, berdampak pada pencemaran udara, air, dan tanah, menimbulkan masalah bagi kesehatan, serta menimbulkan bencana banjir. Pemandangan dari tumpukan sampah
yang ada pun menjadi tidak enak dipandang, juga menyebabkan kerugian bagi organisme lainnya. Dari sisi Agama Islam pun, membuang sampah sembarangan tidak mencerminkan perilaku seorang muslim yang taat. Sebagaimana tertera dalam Hadist bahwasannya Allah mencintai kebersihan. Dan sudah sepatutnya, seorang muslim pun mencintai kebersihan juga sebagai bentuk ketaatan kepada tuhan-Nya.
Tanpa adanya kesadaran dari diri sendiri, kerja sama antara pemerintah dan masyarakat, serta perbaikan pengelolaan sampah, masalah lingkungan yang ditimbulkan akibat membuang sampah sembarangan ini tidak akan pernah berhenti. Dan oleh karenanya, sebagai seorang muslim yang taat dan seorang khalifah di Bumi, hendaklah untuk senantiasa bersikap baik dan bijaksana, dengan salah satu contohnya ialah membuang sampah pada tempatnya. Dari aksi yang kecil tersebut, tentunya akan berdampak besar bagi lingkungan sekitar dalam membentuk kebiasaan yang baik.
Daftar Pustaka
Khairunnisa, D. A. (2019). Budaya Pembuangan Sampah Sembarangan Dalam Perspektif Hukum Islam Dan Hukum Positif (Bachelor's thesis, Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).
Dikutipdari https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/49259 Ayuningtias, A. (2019). Pencemaran Lingkungan Hidup Akibat Pembuangan Sampah di Aliran Sungai di Desa Kedungbanteng Tanggulangin Sidoarjo Perspektif Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 dan Fatwa MUI No. 47 Tahun 2014 (Doctoral dissertation, UIN Sunan Ampel Surabaya). Dikutip dari https://core.ac.uk/download/pdf/196574841.pdf
Puspita, N. F. S. (2019). DAMPAK SAMPAH PEMBALUT TERHADAP
LINGKUNGAN. Dikutip dari
https://www.researchgate.net/publication/334332083_pengaruh_sampah_p embalut_terhadap_lingkungan
Istianah, I. (2015). Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup dalam Perspektif Hadis. Riwayah: Jurnal Studi Hadis, 1(2), 249-269. Dikutip dari https://www.neliti.com/publications/318302/upaya-pelestarian-
lingkungan-hidup-dalam-perspektif-hadis
Mulyati. (2021). Dampak Sampah Terhadap Kesehatan Lingkungan Dan Manusia. https://doi.org/10.31219/osf.io/udesb
Annur, Cindy Mutiara. (2023, 9 Maret). RI Hasilkan 19 Juta Ton Timbulan Sampah pada 2022, Mayoritas Sisa Makanan. Dikutip dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/03/09/ri-hasilkan-19-juta-ton- timbulan-sampah-pada-2022-mayoritas-sisa-makanan#:~:text=Berdasarkan
%20data%20Sistem%20Informasi%20Pengelolaan,sebanyak
%2031%2C13%20juta%20ton.
Annur, Cindy Mutiara. (2022, 24 Maret). BPS: Mayoritas Warga Desa/Kelurahan di Indonesia Buang Sampah ke Lubang & Dibakar. Dikutip dari https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/24/bps-mayoritas-warga- desakelurahan-di-indonesia-buang-sampah-ke-lubang-dibakar
Rivaldo, Aris. (2023, 22 Mei). Pandawara Bareng Warga Bersihkan Pantai di Banten, Sampah Capai Ribuan Karung. https://news.detik.com/berita/d- 6732029/pandawara-bareng-warga-bersihkan-pantai-di-banten-sampah-capai- ribuan-karung
Mahendra, Rizky Adha. (2023, 02 Januari). Viral Warga Buang Tumpukan Sampah di Sungai dekat Pasar Cibinong Bogor. Dikutip dari https://news.detik.com/