• Tidak ada hasil yang ditemukan

Filsafat Pendidikan Islam

N/A
N/A
Siti Rahma

Academic year: 2024

Membagikan "Filsafat Pendidikan Islam"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

MAKALAH

Disusun Oleh

FAUZAN ROYHANUDDIN NIM. 23 501 00027

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Zainal Efendi Hasibuan, MA.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PASCASARJANA PROGRAM MAGISTER UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYEKH ALI HASAN AHMAD ADDARY PADANGSIDIMPUAN

TA. 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke Hadirat Allah Subhaanahu wa ta’ala, karena berkat limpahan Rahmat dan Ridho-nya, sehingga penulis dapat menyusun makalah ini.

Salawat dan salam dihaturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW atas perjuangan beliau, penulis dapat menikmati pencerahan iman dan islam dalam mengarungi samudera kehidupan ini. Dalam makalah ini penulis akan membahas mengenai FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM dalam rangka memenuhi tugas Filsafat Pendidikan Islam.

Tak lupa, penulis ucapkan terimakasih kepada bapak Dr. Zainal Efendi Hasibuan, MA, selaku dosen pengampuh mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam juga kepada semua teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran serta kritik yang dapat membangun penulis.

Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Padangsidimpuan, Oktober 2023

Penulis

i

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang Masalah...1

B. Rumusan Masalah...2

C. Tujuan Penulisan...2

BAB II PEMBAHASAN...3

A. Filsafat...3

B. Filsafat Pendidikan Islam...4

a. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam...4

b. Dasar dan Tujuan Berfilsafat...5

c. Motivasi Berfilsafat...5

d. Pendekatan dalam Berfilsafat...6

C. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam...8

1. Ontologi...9

2. Epistimologi...10

3. Aksiologi...10

BAB III PENUTUP...12

Kesimpulan...12

DAFTAR KEPUSTAKAAN...13

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Dari zaman dahulu hingga saat ini, manusia tidak terlepas dari masalah-masalah atau pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan yang mengganggu pikirannya. Tentu saja untuk mengatasi hal tersebut, manusia perlu mencari jawaban yang bisa memecahkan atau menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dalam hal ini diperlukan logika atau nalar manusia yang membuat masalah tersebut dapat terpecahkan yang mana hal itu disebut dengan berfilsafat.

Filsafat dibutuhkan manusia dalam usaha menjawab pertanyaan-pertanyaan yang timbul dari diri manusia tersebut. Jawaban dari pertanyaan itu merupakan hasil pemikiran yang sistematis, integral, menyeluruh dan mendasar. Kemudian jawaban tersebut digunakan untuk mengatasi masalah yang menyangkut berbagai bidang kehidupan manusia termasuk pendidikan.

Keadaan Filsafat Pendidikan Islam yang diperdebatkan menjadikan kedudukannya juga dalam pertanyaan. Apakah ia mempunyai kontribusi terhadap pendidikan dan juga terhadap islam. Tetapi yang jelas bahwa dalam pengembangan Pendidikan Islam diperlukan landasan ideal dan rasional yang memberikan pandangan mendasar, menyeluruh dan sistematis tentang hakekat masalah yang nyata dan rasional yang mengandung nilai-nilai dasar yang dijadikan landasan atau petunjuk dalam proses kependidikan.

Sebagai disiplin ilmu Filsafat, filsafat pendidikan Islam mempunyai sumber- sumber dasar pijakan yang dijadikan rujukan operasional disiplinnya. Filsafat pendidikan ini adalah dalam lingkup Islam, maka sudah tentu ia mengikuti ajaran Islam dalam pembahasan masalah-masalahnya. Ajaran dan pendidikan islam itu sendiri bersumber pada al-Qur’an dan Hadist, maka kita akan mendapati keduanya sebagai rujukan utama dalam Filsafat Pendidikan Islam.

Filsafat dapat dikatakan sebagai upaya untuk memahami atau mengerti semesta dalam makna (Hakikat) dan nilai-nilainya (esensi) yang tidak cukup dijangkau hanya dengan panca indera manusia. Filsafat berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula dan sifat dasar alam semesta tempat manusia hidup serta apa yang merupakan tujuan hidupnya.

(5)

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Filsafat Pendidikan Islam?

2. Apa saja dasar Filsafat Pendidikan Islam?

3. Apa tujuan berfilsafat?

4. Apa motivasi berfilsafat?

5. Apa pendekatan dalam berfilsafat?

6. Bagaimana ruang lingkup Filsafat Pendidikan Islam?

C. Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Filsafat Pendidikan Islam 2. Untuk mengetahui dasar Filsafat Pendidikan Islam

3. Untuk mengetahui tujuan berfilsafat 4. Untuk mengetahui motivasi berfilsafat

5. Untuk mengetahui pendekatan dalam berfilsafat

6. Untuk mengetahui bagaimana ruang lingkup Filsafat Pendidikan Islam

(6)

BAB II PEMBAHASAN A. Filsafat

Istilah filsafat berasal dari dua patah kata bahasa Yunani, yaitu philos dan shopia. Secara etimologi philos berarti cinta atau loving, sedangkan shopia berarti kebijaksanaan atau wisdom, atau kepahaman yang mendalam. Pengertian filsafat menurut bahasa aslinya adalah cinta terhadap kebijaksanaan.1 Jadi secara bahasa, filsafat berarti hasrat atau keinginan sungguh-sungguh akan kebenaran sejati. Dengan kata lain filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang hakikat, inti sari, atau esensi dari segala sesuatu.2

Pengertian filsafat menurut para filosof, antara lain menurut Plato ialah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran asli. Kemudian menurut Aristoteles mengartikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran yang tergabung didalamnya metafisika, logika, retorika, ekonomi, politik, dan estetika.

Sedangkan menurut Al-Farabi memaknai filsafat sebagai pengetahuan tentang hakikat yang sebenarnya.3

Menurut Sidi Gazalba, filsafat adalah berfikir secara mendalam, sistematik, radikal, dan universal dalam rangka mencari kebenaran, inti atau hakikat mengenai segala sesuatu yang ada.4 Sedangkan menurut Harun Nasution filsafat adalah pengetahuan tentang hikmah, pengetahuan tentang prinsip, mencari kebenaran, dan membahas dasar-dasar dari apa yang dibahas.5 Dengan demikian Harun Nasution berpendapat bahwa intisari Filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas dan dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai ke dasar persoalannya.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwasanya mempelajari filsafat berarti mencari pengetahuan tentang hikmah, prinsip, dan dasar- dasar untuk mencapai kebenaran dengan melalui daya nalar atau cara berpikir dengan menjadikan segala yang ada sebagai objeknya. Namun perlu diketahui bahwa kebenaran mutlak hanya datang dari Allah SWT sebagai sumber segala ilmu pengetahuan. Jadi Filsafat merupakan hasil pemikiran dan perenungan secara

1 Muhammad As-Said, Filsafat Pendidikan Islam (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2011), hlm. 1.

2 Ahmad Syadali dan Mudzakir, Filsafat Umum (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm. 12.

3 Soegiono, Tamsil Muis, Filsafat Pendidikan (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 5-6.

4 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997), hlm. 3.

5 Zuhairin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 3-4.

3

(7)

mendalam tentang sesuatu sampai ke akar-akarnya yang sistematis dan berlaku secara universal.

B. Filsafat Pendidikan Islam

a. Pengertian Filsafat Pendidikan Islam

Filsafat pendidikan menurut Al-Syaibany adalah pelaksanaan pandangan falsafah dan kaidah falsafah dalam bidang pendidikan. Filsafat itu mencerminkan satu dari segi pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan kepada pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan-kepercayaan yang menjadi dasar dari falsafah umum dalam menyelesaikan masalah-masalah pendidikan secara praktis. Selanjutnya Al- Syaibany berpandangan bahwa filsafat pendidikan, seperti halnya filsafat umum, berusaha mencari yang hak dan hakikat serta masalah yang berkaitan dengan proses pendidikan. Filsafat pendidikan berusaha untuk mendalami konsep-konsep pendidikan dan memahami sebab-sebab yang hakikidari masalah pendidikan. Filsafat pendidikan berusaha juga membahas tentang segala yang mungkin mengarahkan proses pendidikan.6

Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum- hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran- ukuran Islam.7 Pedidikan Islam juga bisa diartikan bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam.

Ahmad D. Marimba menjelaskan bahwa filsafat pendidikan Islam adalah sebagai berikut:

1. Pemikiran yang dijadikan landasan atau asas pendidikan,berdasarkan norma- norma Islam menuju terbentuknya kepribadian Islami

2. Pemikiran yang diperlukan guna memberikan penjelasan untuk membantu memecahkan berbagai masalah dalam pendidikan Islam

3. Perenungan mengenai apa sesungguhnya pendidikan Islam itu, bagaimana asal usaha pendidikan itu dilaksanakan agar berhasil sesuai dengan norma-norma Islam.

Dengan demikian, filsafat pendidikan Islam adalah filsafat pendidikan yang prinsip-prinsip dan dasarnya yang digunakan untuk merumuskan berbagai konsep dan teori pendidikan Islam didasarkan pada prinsip-prinsip ajaran Islam, filsafat

6 Uyoh Sadulloh, Pengantar Filsafat Pendidikan,(Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 71-72.

7 Nur Uhbiyati, Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1997), hlm. 9.

(8)

pendidikan Islam berbeda dengan filsafat pendidikan pada umumnya yang tidak memasukkan prinsip ajaran tauhid, akhlak mulia, fitrah manusia sebagai makhluk yang bukan hanya terdiri dari jasmani dan akal, melainkan juga spritual, pandangan tentang alam jagat raya sebagai tanda atau ayat Allah yang juga berjiwa dan bertasbih kepadanya, pandangan tentang akhlak yang bukan hanya didasarkan pada rasio dan tradisi yang berlaku di masyarakat, melainkan juga nilai-nilai yang mutlak benar dari Allah, serta berbagai pandangan ajaran Islam lainnya.

b. Dasar dan Tujuan Berfilsafat

Dasar utama filsafat pendidikan adalah al-Qur’an dan Sunnah, baik secara teoritis maupun praktis, yang harus diterapkan dalam pendidikan dan harus menjawab dari segala masalah pendidikan. Al-Syaibany secara khusus menjelaskan bahwa tujuan filsafat pendidikan Islam adalah:8

1. Membantu para perencana dan para pelaksana pendidikan untuk membentuk suatu pemikiran yang sehat tentang pendidikan

2. Menjadikan prinsip-prinsip ajaran Islam sebagai dasar dalam menentukan berbagai kebijakan pendidikan

3. Menjadikan prinsip-prinsip ajaran Islam sebagai dasar dalam menilai keberhasilan dalam pendidikan

4. Menjadikan prinsip-prinsip ajaran Islam sebagai pedoman intelektual bagi mereka yang berada dalam dunia pendidikan. Pedoman ini digunakan sebagai dasar ditengah-tengah maraknya berbagai aliran atau system pendidikan yang ada 5. Menjadikan prinsip-prinsip ajaran Islam sebagai dasar dalam pemikiran

pendidikan dalam hubungannya dengan masalah spritual, kebudayaan, ekonomi, dan politik

c. Motivasi berfilsafat

Motivasi dalam berfilsafat antara lain adalah:

1. Mengarahkan dan memberikan landasan pemikiran yang sistematik, mendalam, logis, universal, dan radikal terhadap berbagai masalah yang dapat dioperasikan dalam bidang pendidikan, yang tidak lain menggunakan acuan al-Qur’an dan Hadist

2. Memberikan landasan dan sekaligus mengarahkan kepada proses pelaksanaan pendidikan yang berlandaskan Islam

8 Omar Muhammad al-Toumy Al-syaibany, Falsafah Al-Tarbiyah Al-Islamiyah, ed. Hasan Langgulung, 1st ed. (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 33-36.

5

(9)

3. Filsafat menetapkan bahwa di antara seluruh peristiwa dan kejadian di alam ini terdapat hubungan dan korespondensi yang pasti9

d. Pendekatan dalam Berfilsafat

Menurut Jalaludin dan Usman Said adalah pada garis besarnya ada dua metode pokok dalam mempelejari filsafat pendidikan Islam.

1. Pendekatan terhadap wahyu 2. Pendekatan terhadap sejarah

Beberapa metode pendekatan pengembangan filsafat pendidikan Islam yaitu:

1. Pendekatan Normatif

Pendakatan Normatif dimaksudkan adalah mencari dan menetapkan aturan-aturan dalam kehidupan nyata, dalam filsafat Islam disebut sebagai pendekatan syariah, yaitu mencari ketentuan dan menetapkan ketentuan tentang apa boleh dan yang tidak boleh menurut syariat islam.10

Dengan melakukan pendekatan normatif, maka berusaha memahami nilai- nilai norma yang berlaku dalam kehidupan manusia dan proses pendidikan, dan bagaimana hubungan norma-norma tersebut dengan pendidikan

2. Pendekatan Historis

Pendekatan ini dilakukan dengan cara mengambil pekerjaan dari peristiwa dan kejadian masa lalu. Pendekatan historis digunakan dalam filsafat pendidikan Islam dengan cara mengadopsi metode yang digunakan dalam penelitian sejarah islam. Maksud pendekatan ini adalah bahwa filsafat pendidikan Islam dikaji berdasarkan urutan dan rentang waktu yang terjadi di masa lampau. Histori atau sejarah memang berhubungan dengan peristiwa masa lampau, namun peristiwa masa lalu tersebut hanya berarti dapat dipahami dari sudut tinjau masa kini dan ahli sejarah dapat memahami peristiwa masa lalu tersebut. Pendekatan historis dalam pendidikan berkenaan dengan penggambaran apa yang telah terjadi di dalam dunia pendidikan selama kurun waktu tertentu.

3. Pendekatan kontekstual

Pendekatan kontekstual adalah pendekatan yang mencoba memahami filsafat pendidikan Islam dalam konteks sosial, politik, budaya, dimana pendidikan Islam itu berada. Pendekatan kontekstual lebih mengarah kepada situasi dan kondisi sosiologis antropologis. Pendekatan ini pada intinya

9 M. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm. 4.

10 Abdul Aziz, Filsafat Pendidikan Islam: Sebuah Gagasan Membangaun Pendidikan Islam, (Surabaya: eLKAF, 2006), hlm.17.

(10)

mempertanyakan apakah proses pendidikan yang dilaksanakan secara sosiologis antropologis itu sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah dirumuskan secara filosofis

4. Pendekatan Filsafat tradisional

Pendekatan ini adalah bahwa filsafat pendidikan itu berusaha mengkaji sistem-sistem atau aliran-aliran yang ada di dalamnya. Filsadat tradisional adalah filsafat yang terdapat dalam sistem, jenis, dan aliran filsafat. Jadi sebuah studi filsafat pendidikan Islam dengan pendekatan ini senantiasa mengungkapkan aliran atau sistem filsafat dalam filsafat pendidikan Islam. Berbagai aliran filsafat, mulai dari yang tradisional, modern sampai yang kontemporer, dicarikan pemikiran- pemikirannya yang berkenaan dengan dunia pendidikan.

5. Pendekatan Hermeneutika

Hermeneutik dipandang sebagai cara yang paling tepat untuk menafsirkan dan menjelaskan makna-makna dari wacana lisan dan bahasa gerak dalam ritual yang dipandang sebagai sesuatu yang paling menentukan terhadap makna dan signifikasinya. Jadi maksud penggunaan pendekatan hermeneutika dalam studi filsafat pendidikan Islam adalah menginterpretasikan sebuah teks yang berbicara mengenai pendidikan. Teks tersebut dipahami berdasarkan konteksnya, mengapa ia muncul dan dalam situasi apa ia lahir. Dengan pendekatan ini, pemahaman akan sebuah teks dapat menghasilkan makna baru

6. Pendekatan filsafat kritis

Pendekatan filsafat kritis lebih bersifat keilmuan terbuka dan dinamis, yang berbeda dengan aliran-aliran filsafat yang ideologis. Pendekatan ini memiliki tiga ciri utama, yaitu:

a. Kajian filsafat selalu terarah pada perumusan ide-ide dasar terhadap objek persoalan yang sedang dikaji

b. Perumusan ide-ide dasar itu dapat menciptakan berfikir kritis

c. Kajian filsafat dapat membentuk mentalitas dan kepribadian yang mengutamakan kebebasan intelektual, sehingga terhindar dari dogmatis dan fanatisme

7. Pendekatan perbandingan

Pendekatan perbandingan dalam studi filsafat pendidikan Islam digunakan untuk mencari kelebihan dan kekurangan dari dua buah pikiran filsafat pendidikan Islam yang berbeda. Juga bermaksud mengeksplorasi aspek-aspek persamaan dan

7

(11)

perbedaan dari keduanya. Dengan pendekatan perbandingan inidiharapkan konseptualisasi pemikiran filsafat pendidika Islam yang merupakan sintesis dari dua pemikiran yang berbeda tersebut.

Demikian beberapa pendekatan diatas yang mungkin digunakan dalam memecahkan problematika pendidikan di kalangan umat Islam. Adapun pendekatan mana yang kiranya efektif dan efisien tentunya tergantung pada sifat, bentuk dan ciri khusus problema yang dihadapi. Maka pendekatan filsafat pendidikan Islam haruslah yang melibatkan seluruh aspek dan potensi manusia.

C. Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Islam

Ruang lingkup filsafat pendidikan Islam adalah sebuah masalah tujuan pendidikan, kurikulum, metode, materi, evaluasi, dan lingkungan pendidikan.

Masalah diatas tersusun dan dilatarbelakangi oleh pendidikan Islam, dengan kata lain mengkaji filsafat pendidikan Islam itu seseorang akan diajak memahami konsep tujuan pendidikan, konsep kurikulum, konsep metode, konsep menjadi guru yang baik, dan seterusnya yang dilakukan secara mendalam, sistematis, logis, radikal, dan universal berdasarkan tuntutan ajaran agama Islam, yang berdasarkan al-Qur’an dan Hadist.

Teori ruang lingkup filsafat pendidikan Islam juga bisa dilihat apa yang dikemukakan oleh M. Naquib al-Attas bahwa dalam konferensi dunia tentang pendidikan Islam pertama di Jeddah tahun 1977 bahwa pendidikan Islam ada dalam kandungan al-tarbiyah, al-ta’lim, dan al-ta’dib. Menurutnya al-ta’diblah yang paling tepat untuk mewakili terjemahan dari pendidikan Islam, dimana dalam kandungannya menghargai intelektualitas manusia, bukan sekedar menekankan kasih sayang, dan pendidikan dalam term ini khusus untuk manusia. Walaupun demikian, konferensi merekomendasikan tiga istilah tersebut untuk mewakili term pendidikan.11

Secara makro, yang menjadi ruang lingkup filsafat pendidikan Islam adalah yang tercakup dalam objek material filsafat, yaitu mencari keterangan secara radikal mengenai Tuhan, manusia, dan alam yang tidak bisa dijangkau oleh pengetahuan biasa. Sebagaimana filsafat, filsafat pendidikan Islam juga mengkaji ketiga objek ini berdasarkan ketiga cabangnya yaitu ontologi, epistimologi dan aksiologi. Secara mikro objek kajian filsafat pendidikan Islam adalah hal-hal yang merupakan faktor atau komponen dalam proses pelaksanaan pendidikan. Faktor atau komponen

11 Sehat Shulthoni Dalimunthe, Filsafat Pendidikan Islam Sebuah Bangunan Ilmu Islamic Studies, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018), hlm. 133.

(12)

pendidikan ini ada lima, yaitu tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik, alat pendidikan (kurikulum, metode, dan evaluasi pendidikan), dan lingkungan pendidikan.12

Secara makro, ruang lingkup filsafat pendidikan Islam yaitu:

1. Ontologi

Dari segi ontologi, istilah ontology berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu ta onta berarti “yang berada”, dan logi berarti ilmu pengetahuan atau ajaran. Maka ontologi adalah ilmu pengetahuan atau ajaran tentang keberadaan.13 Ontologi adalah bagian filsafat yang membahas hakekat realitas atau hakekat yang ada, termasuk hakekat ilmu pengetahuan sebagai sebuah realitas. Ada tiga macam yang ada (realita) yang menjadi obyek pemikiran filsafat, yaitu alam fisik (Cosmo), manusia (antropos), dan Tuhan (Teos).

Pemikiran mengenai alam fisik menimbulkan filsafat alam atau kosmologi.

Pembahasan mengenai manusia menimbulkan filsafat manusia atau antropologi filsafat dan pembahasan mengenai Tuhan menimbulkan filsafat ketuhanan atau teologi. Filsafat alam misalnya, dipersoalkan apakah alam ini pada hakekatnya satu (monistik) atau banyak (pluralistik), apakah ia bersifat menetap (permanent) atau berubah (change), apakah ia merupakan sesuatu yang aktual atau hanya kemungkinan (potensial).14

Manusia sebagai objek pendidikan Islam telah tergambar dan terangkum dalam al-Qur’an dan Hadist. Dalam kedua sumber itu, manusia dianggap yang paling lengkap, terdiri dari unsur jasmani dan ruhani, unsur jiwa dan akal, unsur nafs dan qalb.

Unsur-unsur potensi yang dimiliki manusia tidak akan berlangsung secara alamiah dengan sendirinya, tetapi ia membutuhkan bimbingan dan bantuan manusia lain. Di samping menyadari posisi manusia sebagai makhluk individual dan sosial, manusia juga memiliki kesadaran adanya suatu kekuatan yang berada di luar dirinya. Kesadaran ini akan melahirkan prinsip ketauhidan dalam pendidikan Islam. Prinsip ketauhidan dalam pendidikan Islam menjadi dasar bagi penyusunan bahan, kurikulum, metode dan tujuan pendidikan.

2. Epistimologi

12 Tuto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2006), hlm. 45.

13 Surajiyo, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), hlm. 118-119.

14 Darwis A. Soelaiman, Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat Dan Islam, (Aceh: Bandar Publishing, 2019), hlm. 38.

9

(13)

Kata epistimologi merupakan gabungan dua kata bahasa Yunani yaitu Episteme yang berarti pengetahuan dan logos yang berarti perkataan, pikiran atau ilmu. Kata Episteme sendiri dalam bahasa Yunani berasal dari kata kerja Epistemai yang artinya meletakkan, mendudukkan atau menempatkan. Jadi, secara etimologi epistimologi berarti pengetahuan sebagai usaha untuk menempatkan sesuatu dalam kedudukan sebenar-benarnya.

Epistimologi juga disebut dengan theory of knowledge atau teori pengetahuan. Teori pengetahuan, yaitu membahas tentang cara mendapatkan pengetahuan dari obyek yang ingin dipikirkan.15

Epistimologi bermaksud mengkaji menemukan ciri umum dan hakikat dari pengetahuan manusia, bagaimana pengetahuan itu diperoleh dan diuji kebenarannya. Surajiyo secara lebih rinci menyatakan bahwa pokok bahasan epistimologi adalah meliputi hakikat sumber pengetahuan, metode memperoleh pengetahuan dan kriteria kesahihan pengetahuan.16

Dengan demikian, epistimologi pendidikan Islam adalah kajian filsafat yang membahas tentang sumber pendidikan Islam, metode dan pendekatan dalam menggunakan dan mengolah sumber tersebut, serta nilai atau manfaat dari ilmu pendidikan Islam tersebut.

3. Aksiologi

Aksiologi secara sederhana berarti nilai guna, sedangkan dalam kajian filsafat, istilah aksiologi diartikan sebagai suatu bidang filsafat yang menyelidiki nilai-nilai (Values), termasuk di dalamnya tentang tujuan memperoleh pengetahuan. Aksiologi merupakan salah satu objek filsafat murni yang berfungsi untuk menilai hakikat sesuatu yang berkaitan dengan nilai, baik etika, logika, maupun estetika.

Ajaran Islam merupakan perangkat sistem nilai, yaitu pedoman hidup secara Islami, sesuai dengan tuntunan Allah SWT. Aksiologi pendidikan Islam berkaitan dengan nilai-nilai, tujuan dan target yang akan dicapai dalam pendidikan Islam. Tujuan pendidikan Islam menurut Abudin Nata adalah untuk mewujudkan manusia yang saleh, taat beribadah, dan gemar beramal untuk tujuan akhirat.

15 Mujamil Qomar, Epistimologi Pendidikan Islam dari Metode Rasional Hingga Metode Kritik, (Jakarta: Erlangga,2005),hlm. 43.

16 Surajiyo, Filsafat Ilmu Dan Perkembangannya Di Indonesia, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 26.

(14)

Nilai-nilai tersebut harus dimuat dalam kurikulum pendidikan Islam, diantaranya:17

a. Mengandung petunjuk akhlak

b. Mengandung upaya meningkatkan kesejahteraan hidup manusia di bumi dan kebahagiaan di akhirat

c. Mengandung usaha keras untuk meraih kehidupan yang baik

d. Mengandung nilai yang dapat memadukan antara kepentingan kehidupan dunia dan akhirat

Dapat disimpulkan aksiologi dalam pendidikan Islam merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang dilakukan melalui aktivitas yang dapat menanamkan nilai-nilai yang baik dan mulia. Pendidikan Islam juga merupakan langkah pemoralisasian manusia dengan membina nilai-nilai humanitas yang berkorelasi positif dengan proses modernisasi dalam kehidupan sosial masyarakat.

BAB III

17 Abudin Nata, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm. 2.

11

(15)

PENUTUP A. Kesimpulan

Filsafat pendidikan Islam adalah filsafat pendidikan yang prinsip-prinsip dan dasarnya yang digunakan untuk merumuskan berbagai konsep dan teori pendidikan Islam didasarkan pada prinsip-prinsip ajaran Islam. Kemudian usaha untuk membimbing manusia baik itu jasmani maupun rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam supaya terbentuk pribadi yang utama sesuai dengan ajaran agama Islam.

Ruang lingkup filsafat pendidikan Islam, secara makro, yang menjadi ruang lingkup filsafat pendidikan Islam adalah yang tercakup dalam objek material filsafat, yaitu mencari keterangan secara radikal mengenai Tuhan, manusia, dan alam yang tidak bisa dijangkau oleh pengetahuan biasa. Sebagaimana filsafat, filsafat pendidikan Islam juga mengkaji ketiga objek ini berdasarkan ketiga cabangnya yaitu ontologi, epistimologi dan aksiologi. Secara mikro objek kajian filsafat pendidikan Islam adalah hal-hal yang merupakan faktor atau komponen dalam proses pelaksanaan pendidikan. Faktor atau komponen pendidikan ini ada lima, yaitu tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik, alat pendidikan (kurikulum, metode, dan evaluasi pendidikan), dan lingkungan pendidikan.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

(16)

Ahmad Syadali dan Mudzakir. Filsafat Umum, Bandung: Pustaka Setia, 1997.

Dalimunthe, Sehat Shulthoni. Filsafat Pendidikan Islam Sebuah Bangunan Ilmu Islamic Studies, Yogyakarta: CV Budi Utama, 2018.

Darwis A. Soelaiman, Filsafat Ilmu Pengetahuan Perspektif Barat Dan Islam, Aceh: Bandar Publishing, 2019.

M. Arifin. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1994.

Muhammad As-Said. Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2011.

Mujamil Qomar, Epistimologi Pendidikan Islam dari Metode Rasional Hingga Metode Kritik, Jakarta: Erlangga, 2005.

Nata, Abudin. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997.

Nata, Abudin. Manajemen Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008.

Nur Uhbiyati. Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka Setia, 1997.

Soegiono, Tamsil Muis. Filsafat Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.

Surajiyo. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar, Jakarta: Bumi Aksara, 2005.

Tuto Suharto. Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2006.

Uyoh Sadulloh. Pengantar Filsafat Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2014.

Zuhairin. Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004.

13

Referensi

Dokumen terkait

Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang konsep dasar filsafat dan filsafat pendidikan, tiga landasan utama filsafat pendidikan, landasan filsafati

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar Pendidikan Islam)..

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Analisis Kebijakan

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Dagang yang membahas tentang Hukum Kepailitan dalam Hukum Dagang

Makalah ini membahas tentang teori kepemilikan dalam Islam yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Fiqih

Makalah ini membahas tentang softskill yang dikembangkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu Pendidikan Islam yang membahas tentang lembaga pendidikan Islam

Makalah mengenai feminisme Islam yang disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Advokasi Anak dan