• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PERKEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN TERKINI DI BIDANG PASCA PANEN

N/A
N/A
Agustinus Ferdinand

Academic year: 2023

Membagikan "MAKALAH PERKEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN TERKINI DI BIDANG PASCA PANEN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERALATAN PERTANIAN

M A K A L A H

PERKEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN TERKINI DI BIDANG PASCA PANEN

O L E H

Agustinus Ferdinand (2004060013) Intan Afirsa Malelak (2004060050 Janwar Armando Nubatonis (2004060102)

Lusia Mengo (2004060107) Maria Delvince Nahak (2004060054)

Omri Het Ora (1804060161)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

TAHUN 2022

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan berkatnya-Nya, kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Perkembangan Mekanisasi Pertanian Terkini Di Bidang Pasca Panen”. Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai tugas mata kuliah peralatan pertanian. Selain itu makalah ini bertujuan menambah wawasan mengenai apa saja mekanisasi pertanian terkini khususnya pada bidang pasca panen bagi para pembaca dan kami sendiri selaku pihak yang menyusun makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu , saran dan kritik diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Kupang , 13 Oktober 2022

Tim Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………

DAFTAR ISI………..

BAB I PENDAHULUAN………..

A. Latar Belakang………...

B. Rumusan Masalah………..

C. Tujuan……….

BAB II PEMBAHASAN………

A. Pengertian Mekanisasi Pertanian………

B. Perkembangan Mekanisasi Pertanian Pasca Panen………

C. Teknologi Mekanisasi Pasca Panen………...

BAB III PENUTUP………

A. Kesimpulan………

DAFTAR PUSTAKA………

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara produsen beras yang besar, tetapi kebutuhan konsumsi beras dan pertumbuhan penduduk yang besar menyebabkan Indonesia tidak mampu menjadi sebuah Negara pengekspor beras. Masalah ketahanan pangan akan lebih ditentukan pada aspek accesibility dan kontinyuitas ketersediaan pangan antar musim, karena di Indonesia sendiri memiliki pengaruh iklim yang kuat terhadap produksi beras.

Menurut Saifullah (2002), beras merupakan komoditi strategis di Indonesia, hal ini dilihat dari cakupan beras dalam kehidupan masyarakat Indonesia antara lain: merupakan 90%

makanan pokok penduduk Indonesia, dari segi pengeluaran rumah tangga 63% digunakan untuk makanan dan sekitar 17% untuk konsumsi beras, penyumbang kebutuhan kalori sebesar 56% dan protein 49% dan dari segi penyerapan tenaga kerja sektor industri khususnya industri perberasan melibatkan 18 juta petani. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika komoditi beras mempunyai korelasi yang kuat terhadap aspek ekonomi dan non ekonomi.

Di luar pulau Jawa, Sumatera Barat merupakan salah satu daerah produsen beras terbesar di Indonesia. Pertumbuhan produksi tiap tahunnya selalu meningkat, pada tahun 2013 produksi padi di Sumatera barat sebesar 2.403.958 ton, pada tahun 2014 sebesar 2.486.049 ton dan pada tahun 2015 sebesar 2.524.775 ton. Artinya selama tiga tahun terakhir, produksi padi di sumatera barat selalu mengalami kenaikan. Peningkatan produksi pertanian pada dasarnya merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan efesiensi pertanian dengan cara memanfaatkan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang tersedia secara efisien, efektif dan selektif, dengan tujuan agar peningkatan produksi hasil pertanian dapat optimal. Pengggunaan teknologi dalam pertanian dapat meningkatkan produktivitas hasil pertanian tersebut. Menurut Jamaludin et al. (2010) ukuran lahan dan teknologi mempunyai hubungan yang positif dengan produktivitas padi.

Artinya jika bertambahnya luas lahan dan teknologi dalam usaha tani padi maka, akan meningkatkan produksi padi itu sendiri. Sejalan dengan kemajuan teknologi, penggunaan

(5)

teknologi mekanisasi sudah dikembangkan pada subsektor pertanian tanaman pangan.

Dengan teknologi mekanisasi pertanian (alat mesin pertanian / alsintan), sumber daya alam dan sumber daya manusia yang tersedia akan lebih termanfaatkan dalam rangka peningkatan produksi pertanian, yang pada gilirannya sekaligus akan mengembangkan ekonomi masyarakat.

B. Rumusan Masalah

1) Apa itu mekanisasi pertanian ?

2) Bagaimana perkembangan mekanisasi pertanian pasca panen ? 3) Apa saja teknologi mekanisasi pasca panen ?

C. Tujuan

1) Untuk mengetahui tentang mekanisasi pertanian

2) Untuk mengetahui bagaimana perkembangan mekanisasi pertanian pasca panen 3) Untuk mengetahui teknologi-teknologi mekanisasi pasca panen

(6)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Mekanisasi Pertanian

Mekanisasi pertanian diartikan secara bervariasi oleh beberapa orang. Mekanisasi pertanian diartikan sebagai pengenalan dan penggunaan dari setiap bantuan yang bersifat mekanis untuk melangsungkan operasi pertanian. Bantuan yang bersifat mekanis tersebut termasuk semua jenis alat atau perlengkapan yang digerakkan oleh tenaga manusia, hewan, motor bakar, motor listrik, angin,air, dan sumber energi lainnya. Secara umum mekanisasi pertanian dapat juga diartikan sebagi penerapan ilmu teknik untuk mengembangkan, mengorganisasi dan mengendalikan operasi di dalam produksi pertanian.

Ruang lingkup mekanisasi pertanian juga berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi dan modernisasi pertanian. Ada pula yang mengartikan bahwa pada saat ini teknologi mekanisasi yang digunakan dalam proses produksi sampai pascapanen (penanganan dan pengolahan hasil). Jenis teknologi tersebut digunakan baik untuk proses produksi,pemanenan, dan penanganan atau pengolahan hasil pertanian.

Mekanisasi pertanian dalam arti luas bertujuan untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja, meningkatkan produktifitas lahan, dan menurunkan ongkos produksi.

Penggunaan alat dan mesin pada proses produksi dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, produktifitas, kualitas hasil, dan mengurangi beban kerja petani.

Mekanisasi membawa perubahan yang besar bagi dunia pertanian. Berikut beberapa hal positif dari penerapan mekanisasi di dunia pertanian yaitu Meningkatkan produktifitas tenaga kerja pertanian, Meningkatkan produktifitas lahan pertanian, Menurunkan biaya produksi, Mengurangi beban kerja petani, dan Meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi

(7)

B. Perkembangan Mekanisasi Pertanian Pasca Panen

Pascapanen adalah tahap penanganan hasil tanaman pertanian segera setelah pemanenan. Penanganan pascapanen mencakup pengeringan, pendinginan, pembersihan, penyortiran, penyimpanan,dan pengemasan.Karena hasil pertanian yang sudah terpisah dari tumbuhan akan mengalami perubahan secara fisik dan kimiawi dan cenderung menuju proses pembusukan. Penanganan pascapanen menentukan kualitas hasil pertanian secara garis besar, juga menentukan akan dijadikan apa bahan hasil pertanian setelah melewati penanganan pascapanen, apakah akan dimakan segar atau dijadikan bahan makanan lainnya. Pasca panen (kegiatan setelah panen) merupakan masa kegiatan usahatani yang paling kritis. bukan hanya curahan tenaga kerja namun juga faktor kritis yang menyangkut masalah susut. Kehilangan hasil dalam pertanian masih besar dan penanganan pasca panen juga masih kurang, sehingga produk yang dihasilkan mutunya kurang baik.

Indonesia telah cukup lama mengembangkan mekanisasi pertanian, banyak jenis peralatan baru didistribusikan, terutama traktor pengolahan tanah, alat tanam (rice transplanter), dan alat panen kombinasi (rice combine harvester). Introduksi (pengenalan) mesin dalam pertanian sudah dilakukan semenjak kemerdekaan, namun banyak menemui ketidakefektifan. Pernyataan tersebut mencerminkan apa yang disebut premature mechanization, yaitu proses introduksi Alsintan atau pengenalan alat mesin pertanian yang kurang diikuti oleh kesiapan kelembagaan, dengan ciri pertanian yang berlahan sempit, permodalan terbatas, dan pendidikan petani rendah, maka dibutuhkan pendekatan pengembangan mekanisasi yang sesuai (Hutapea, 2010).

Pengembangan mekanisasi pertanian di Indonesia dilakukan melalui akselerasi bantuan alsintan berkaitan dengan Upaya Khusus (Upsus) padi, jagung dan kedelai (Pajale) sejak tahun 2015. Selama periode dua tahun (2015-2016) telah didistrisbusikan 180 ribu unit (100 unit pada tahun 2015 dan 80 ribu unit pada tahun 2016) berbagai jenis alsintan ke seluruh wilayah pertanian di Indonesia. Berdasarkan data dari Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian, bantuan alsintan yang telah disalurkan pada tahun 2015 adalah alsintan prapanen berupa traktor roda dua/hand tractor, pompa air, rice transplanter dan traktor roda empat untuk tanaman pangan. Bantuan alsintan tahun 2016

(8)

meliputi alsintan prapanen seperti traktor, rice transplanter, pompa air, dan alsintan panen dan pascapanen seperti combine harvester, power thresser, dryer, dan corn sheler.

Untuk tanaman pangan (padi. jagung dan kedele) teknologi mekanisasi yang ada di pasar sebenarnya sudah tersedia cukup; namun demikian masalah manajeman sistem mekanisasi menjadi faktor kendala yang perlu diperhatikan terutama bagi peneliti/parekayasa mekanisasi, penyuluh dan praktisi yang bergerak di bidang mekanisasi. Manajemen Sistem Mekanisasi maliputi seleksi mesin-mesin yang didasarkan pada aspek engineering, agronomi, ekonomi, lingkungan fisik, sosio kultural dan kelembagaan. Mengingat hal tersebut dan mempertimbangkan peluang pertumbuhan dan kompetisi global, maka perlu perhatian pada pentingnya riset engineering alat dan mesin di bidang pasca produksi baik pada tahap primer sampai pananganan hasil pengolahan termasuk pada aspek kemasan produk.

Pada tanaman hortikultura, teknologi pasca panen mampu memberikan dukungan untuk mempertahankan mutu pada penanganan segar, meningkatkan nilai tambah pada dengan proses pengolahan yang benar dan tepat, tanpa mempengaruhi rasa dan aroma.

Demikian pula teknik sensing, teknik kemasan aktif, dan berbagai penerapan teknologi elektronik dapat membantu dalam grading, sortasi tanpa merusak (Non Destructive Test).

Prinsip-prinsip keteknikan (engineering) ini sekarang sudah diterapkan oleh negara negara maju, dan bahkan negeri tetangga Malaysia dan Thailand untuk meningkatkan produk-produk pertaniannya supaya dapat lebih bersaing di pasar global.

C. Teknologi Mekanisasi Pasca Panen 1. Thresher

Thresher adalah alat perontok benih padi. Perontokan merupakan bagian integral dari proses penanganan pasca panen padi, dimana padi yang telah layak dipanen dirontokkan untuk memisahkan bulir-bulir padi jeraminya. Prinsip kerja thresher ini

(9)

adalah dengan memukul bagian tangkai padi (jerami) sehingga bulir-bulir terlepas.

Dalam mempersiapkan banyak hasil tanaman untuk dipasarkan, biji-biji perlu dipisahkan dari tangkai tempat tumbuhnya. Semua tanaman padi-padian dengan biji yang kecil, biji harus dipipil dari tongkolnya, kacang tanah harus dirontokkan atau dipetik dari batangnya, dan biji kapas harus dipisahkan dari rambutnya. Untuk memisahkan biji dari bahan pengikatnya pada berbagai tanaman diperlukan jenis mesin yang berbeda-beda.

2. Mesin Sabit (Mower)

Kemajuan teknologi berdampak pula dibidang pertanian salah satunya yaitu dengan munculnya inovasi baru berupa mesin mower, ini merupakan jenis teknologi panen padi yang tenaga penggeraknya menggunakan enjin (engine) bensin 2 tak 2 HP 6000 rpm, berbahan bakan bensin campur. Mesin ini bekerja seperti mesin pemotong rumput untuk memotong tegakan tanaman padi di lahan saat panen tiba kapasitas kerja 18 s/d 20 jam per hektar. Mesin ini merupakan pengganti alat sabit, selain digunakan untuk memanen padi mesin ini juga bisa digunakan untuk memanen komoditas loainnya seperti jagung, kedelai, dan gandum.

3. Mesin Reaper

Mesin reaper merupakan inovasi teknologi baru dibidang pertanian yang mungkin belum begitu populer ditingkat petani. Cara kerja mesin ini yaitu dengan menggait rumpun padi, kemudian memotong dan selanjutnya dilempar kesebelah kanan mesin

(10)

diatas permukaan tanah. Setiap lemparan sebanyak 3-10 rumpun, kemudian di ikat atau dimasukan kedalam karung untuk memudahkan membawa ketempat perontokan adan juga untuk mengurangi banyak gabah yang hilang.

(11)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Alat dan mesin pertanian atau yang biasa disingkat dengan ALSINTAN merupakan alat-alat yang digunakan dalam bidang pertania yang bertujuan utuk memudahkan dalam proses budidaya dimulai dari persiapan lahan sampai dengan pemanenan maupun pascapanen. Alat dan mesin pertanian sangatlah berperan penting dalam berbagai kegiatan pertanian diantaranya adalah menjadikan tenaga untuk daerah yang kekurangn tenaga kerja yaitu untuk mengantisipasi minat kerja dibidang pertanian yang terus menurun, meningkatkan kapasitas kerja sehingga luas tanam dan intensitas tanam dapat meningkat, meningkatkan kualitassehingga ketepatan dan keseragaman prose dan hasil dapat diandalkan serta mutu bisa terjamin, meningkatkan keamanan dan kenyamanan sehingga menambah produktifitas kerja, dan meminimalisir kehilangan hasil panen pada waktu proses pemanenan.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

https://barki.uma.ac.id/2021/12/20/pengertian-tujuan-dan-penerapan-mekanisasi-pertanian/

http://repository.unmuhjember.ac.id/11774/3/3.%20BAB%20I.pdf

http://wokaproject.id/smkn2/file/Alat%20Mesin%20Pasca%20Panen%201.pdf

Hadiutomo, Kusno. Mekanisasi Pertanian. PT Penerbit IPB Press, 2012.

https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/mekanisma-teknologi-pasca-panen-padi- 84

https://osf.io/qt3k6/download

https://www.agroniaga.com/bagian-mesin-reaper-pemotong-padi-mekanis-dan-cara- pengoperasiannya/

Referensi

Dokumen terkait

Pada Kegiatan Pembelajaran 1. Pengoperasian dan Perawatan Motor Diesel sebagai sumber tenaga penggerak alat mesin pertanian ini, berisi tentang prinsip mengoperasikan dan

Untuk mendukung hal tersebut, penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan) diharapkan mampu mengatasi permasalahan ketersediaan tenaga kerja, sehingga diharapkan

Saldo perubahan kembali ke tenaga kerja antara pertanian dan kegiatan non pertanian dan ketersediaan pelebaran pekerjaan pertanian non orang yang hidup atau melekat pada

Tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah daerah adalah mendorong pengembangan sektor dan kegiatan ekonomi yang menyerap tenaga kerja relatif tinggi seperti pertanian

Tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah daerah adalah mendorong pengembangan sektor dan kegiatan ekonomi yang menyerap tenaga kerja relatif tinggi seperti pertanian

Tujuan peneitian ini adalah untuk mengevaluasi permintaan mesin pertanian dan kebutuhan tenaga untuk melaksanakan operasi usahatani padi lahan kecil di Kabupaten

tepat waktu sehingga memberikan hasil yang lebih baik, di samping itu penggunaan alat dan mesin pertanian dapat juga mengurangi kejenuhan dalam pekerjaan petani dan tenaga kerja

Tantangan yang harus dihadapi oleh pemerintah daerah adalah mendorong pengembangan sektor dan kegiatan ekonomi yang menyerap tenaga kerja relatif tinggi seperti pertanian