1
MAKALAH
DEFINISI PERKEMBANGAN KEBUTUHAN SEKSUAL BERDASARKAN USIA, KELAINAN SEKSUAL, PROSES
KEPERAWATAN
Dosen pengampu : Feny Kusumadewi.,S.Kep.,M.Kep
NAMA KELOMPOK
1. AZIZAH MARSELLA 240210108 2. DELA AYU SANTIKA 240210084 3. DESTRIA RIHHADATUL’AISY 240210005 4. EGI SEPTIANA PUTRI 240210101
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANTEN
2
DAFTAR ISI
BAB 1 ... 3
LATAR BELAKANG ... 3
1.1 Pendahuluan ... 3
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan ... 3
1.4 Manfaat ... 3
BAB II ... 4
PEMBAHASAN ... 4
1.1 Definisi Kebutuhan Seksual ... 4
1.2 Definisi Perkembangan Kebutuhan Seksual Berdasarkan Usia ... 4
1.3 Jenis Kelainan seksual ... 5
1. Heteroseksual dan Homoseksual ... 5
2. Biseksual ... 5
3. Aseksual ... 5
1.4 Proses Keperawatan ... 6
1.5 Diagnosa Keperawatan ... 6
1.6 Intervensi Keperawatan ... 7
1.7 Evaluasi ... 7
DAFTAR PUSTAKA ... 8
3
BAB 1
LATAR BELAKANG
1.1 Pendahuluan
Seksualitas merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.Seksualitas di defenisikan sebagai kualitas manusia, perasaan paling dalam, akrab, intim dari lubuk hati paling dalam, dapat pula berupa pengakuan, penerimaan dan ekspresi diri manusia sebagai mahluk seksual.
Karena itu pengertian dari seksualitas merupakan sesuatu yang lebih luas dari pada hanya sekedar kata seks yang merupakan kegiatan fisik hubungan seksual. Seksualitas merupakan aspek yang sering di bicarakan dari bagian personalitas total manusia, dan berkembang terus dari mulai lahir sampai kematian. Banyak elemen-elemen yang terkait dengan keseimbangan seks dan seksualitas.
Elemen-elemen tersebut termasuk elemen biologis; yang terkait dengan identitas dan peran gender berdasarkan ciri seks sekundernya dipandang dari aspekbiologis. Elemen sosiokultural, yang terkait dengan pandangan masyarakat akibat pengaruh kultur terhadap peran dan kegiatan seksualitas yang dilakukan individu. Sedangkan elemen yang terakhir adalah elemen perkembanganpsikososial laki-laki dan perempuan. Hal ini dikemukakan berdasarkan beberapa pendapat ahli tentang kaitannya antara identitas dan peran gender dari aspek psikososial. Termasuk tahapan perkembangan psikososial yang harus dilalui oleh oleh individu berdasarkan gendernya.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana definisi perkembangan seksual berdasarkan usia, kelainan seksual, proses keperawatan?
1.3 Tujuan
Makalah ini di buat dengan tujuan memenuhi salah satu tugas Pemenuhan Keperawatan Dasar Manusia
1.4 Manfaat
Makalah ini di buat oleh kami agar kami memahami dan mengaplikasikan langsung dalam asuhan keperawatan kepada klien tentang seksualitas dalam keperawatan.
4
BAB II PEMBAHASAN
1.1 Definisi Kebutuhan Seksual
Teori hirarki yang dikemukakan oleh (Maslow ’ s 1954) menyatakan bahwa setiap manusia memiliki lima kebutuhan dasar , yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman dan perlindungan, kebutuhan akan rasacinta, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Dari kelima kebutuhan mendasar tersebut memiliki keterkaitan satu dengan semestinya, salah satu kebutuhan dasar atau kebutuhan fisiologis, yang merupakan kebutuhan paling dasar pada manusia, antara lain pemenuhan kebutuhan oksigen dan pertukaran gas, cairan, nutrisi, eliminasi BAB/BAK, istirahat dan tidur, aktivitas keseimbangan suhu tubuh, serta sexual. Sexual menjadi salah satu kebutuhan dasar yang harus terpenuhi dan apabila kebuuhan sexual ini tidak terpenuhi semestinya maka akan terjadi suatu penyimpangan sexual. Kebutuhan seks bagi manusia sudah ada sejak lahir (Asmadi 2005).
Seks tergolong dalam kebutuhan primer yang sama dengan kebutuhan makan, minum, mandi, BAK/BAB. Aktivitas-aktivitas rutin ini dilakukan setiap manusia sepanjang hidup. Dan itulah yang disebut dengan kebutuhan seksualitas.
Kebutuhan sexual adlah kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan dua orang individu secara pribadi yag saling menghargai memperhatikan, dan
menyayangi sehingga terjadi hubungan timbal balik antara kedua indivdu tersebut.
Seks merupakan suatu kebutuhan yang juga menuntur adanya pemenuhan yang dalam hal penyalurannya masnuai mengekspresikan dorongan sexual ke dalam
bentuk perilaku sexual yang sangat bervariasi (Asmadi 2005).
1.2 Definisi Perkembangan Kebutuhan Seksual Berdasarkan Usia
Seksualitas merupakan proses yang berkembang, terdapat beberapa tahap perkembangan seksual di antaranya, meliputi:
1. Masa kanak-kanak. Pada masa ini, anak kerap menjelajahi tubuhnya sendiri. Ia juga belajar tentang cinta, kasih sayang, dan keintiman melalui keterkaitan pengasuhan.
2. Masa remaja. Pada masa ini, remaja mengalami pubertas. Ia dapat bereksperimen dan mengeksplorasi bentuk seksual lainnya, seperti masturbasi.
Bahkan mungkin menjadi aktif secara seksual.
3. Masa dewasa muda. Di usia dewasa muda, seksualitas terus berkembang. Anda mungkin memiliki pasangan yang terlibat secara emosional maupun fisik.
4. Masa dewasa tua. Keinginan seksual bisa menurun pada orang dewasa yang lebih tua. Namun, banyak orang yang mempertahankan keinginan untuk tetap memiliki hubungan yang intim.
5 1.3 Jenis Kelainan seksual
1. Heteroseksual dan Homoseksual
Kebanyakan orang tertarik pada lawan jenis, misalnya anak laki-laki yang menyukai anak perempuan dan wanita yang menyukai laki-laki. Orang-orang ini heteroseksual atau 'lurus'. Beberapa orang juga ada yang memiliki seksualitas pada jenis kelamin yang sama. Orang-orang ini adalah homoseksual.
Dikutip dari Better Health Channel, sekitar 10% anak muda Australia mengalami ketertarikan sesama jenis, sebagian besar selama masa pubertas. 'Lesbian' adalah istilah umum untuk orang-orang yang mengidentifikasi diri sebagai wanita dan tertarik dengan sesama jenis.
Sebaliknya, 'gay' adalah istilah umum untuk orang-orang yang mengidentifikasi diri sebagai pria dan tertarik dengan sesama jenis. Namun, wanita yang mengidentifikasi diri sebagai lesbian terkadang juga menggunakan kata ini.
2. Biseksual
Seksualitas bisa lebih rumit daripada menjadi heteroseksual atau gay. Beberapa orang tertarik pada pria dan wanita, dan dikenal sebagai biseksual. Biseksual tidak berarti ketertarikan itu berbobot sama atau di mana seseorang mungkin memiliki perasaan yang lebih kuat untuk satu jenis kelamin daripada yang lain.
Ini dapat bervariasi tergantung pada siapa mereka bertemu. Ada berbagai jenis biseksualitas. Beberapa orang yang tertarik pada pria dan wanita masih menganggap diri mereka sebagai heteroseksual atau gay.
Mereka mungkin memiliki perasaan seksualitas terhadap kedua jenis kelamin, tetapi hanya melakukan hubungan dengan satu jenis kelamin. Orang lain melihat ketertarikan seksual lebih abu-abu daripada hitam dan putih. Jadi, karena ada banyak perbedaan antara individu, kata biseksualitas adalah istilah umum saja.
3. Aseksual
Seseorang yang diidentifikasi sebagai aseksual (ace) adalah seseorang yang tidak mengalami, atau mengalami sangat sedikit, ketertarikan seksualitas. Aseksualitas bukan sebuah pilihan seperti pantang atau rasa di mana seseorang memilih untuk tidak berhubungan seks dengan siapa pun, baik memiliki ketertarikan atau tidak.
Sama seperti homoseksualitas atau heteroseksualitas, aseksual adalah orientasi seks seseorang. Beberapa mungkin mengidentifikasi diri sebagai aseksual, kecuali untuk beberapa pengalaman ketertarikan seksual yang jarang (aseksualitas abu-abu).
6
Beberapa lainnya merasakan seksualitas hanya setelah mereka mengembangkan ikatan emosional yang kuat dengan seseorang.
1.4 Proses Keperawatan
1.1 Pengkajian Keperawatan
a. Perawat menghubungkan riwayat seksual dengan kategori berikut :
• Klien yang menerima kesehatan untuk kehamilan, interfertilitas, kontrasepsi atau klien yang mengalami PMS ( Penyakit Menular Seksual ).
• Klien yang sakit atau sedang mendaoat terapi yang kemungkinan dapat
mempengaruhi fungsi seksualnya ( misalnya klien dengan penyakit jantung, DM, dll )
Klien yang jelas memiliki difungsi seksual problem impoten, orgamicdisfunction, dll ).
b. Pengkajian seksual mencakup :
• Pertanyaan yang berkaitan
dengan seks untuk menentukan apakah klien mempunyai masalah/ kehawatiran seksual.
• Merasa malu atau tidak mengetahui bagaimana cara mengajukan pertanyaan seksual secara langsung-pertanyaan isyarat.
c. Pengkajian fisik
• Inspeksi dan palpasi, beberapa riwayat kesehatan yang memerlukan kebutuhan fisiki misalnya riwayat PMS, infertilitas, kehamilan, adanya sekret yang tidak normal dari genital, perubahan warna pada genital, gangguan fungsi urunia, dil.
d. Identifikasi klien yang beresiko
• Klien yang beresiko gangguan seksual misalnya
1. Adanya gangguan struktur atau fungsi tubuh akibat trauma kehamilan dan setelah melahirkan.
2. Riwayat penganiyayaan seksual, penyalahgunaan seksual
3. Kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka bakar, tanda lahir, skar, dan adanya ostomi pada tubuh.
Komponen inti pengkajian seksualitas adalah sebagai berikut:
1.Tahap perkembangan klien dalam hal seksualitas.
2.Pengkajian fisik pada area genetalia.
3.Penentuan masalah seksual klien.
4.Perilaku berisiko tinggi, menggunakan praktik seks yang aman, dan penggunaan kontrasepsi.
5.Kondisi medis dan obat-obatan yang dapat memengaruhi fungsi seksualitas.
1.5 Diagnosa Keperawatan
• Perubahan pola seksualitas yang berhubungan dengan ketakutan tentang kehamilan, anthipertensif, konflik atau stressor perkawinan, depresi terhadap kematian atau perpisahan dari pasangan,
7
• Difungsi seksual berhubungan dengan : cedera medulla spinalis, penyakit kronis, nyeri, ansietas terkait hospitalisasi.
• Sindrom trauma perkosaan yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk mendiskusikan pengalaman perkosaan masa lalu.
• Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan efek mastektomi atau kolostomi yang baru dilakukan, difungsi seksual, perubahan pasca persalinan
• Gangguan harga diri yang berhubungan dengan : kerentaan yang dirasakan setelah mengalami serangsn infark miokardium, pola penganiyaan ketika masih
• Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan : aktivitas seksual sebelum menikah, penggunaan kontrasepsi
1.6 Intervensi Keperawatan
• Eksplorasi pengetahuan pasien tentang seksualitas dan praktik serta perilaku : Memperiaikans ep sopsubadialau meningkalkan kesehatan seksual.
• Jelaskan pada pasien atau orang terdekat bahwa aktivitas seksual
dihentikan hanya bila keadaan parineal mengalami inflamasi atau terdapat fistula atau abses.
• Mendapatkan pengetahuan tentang perkembangan dan fungsi seksual pria dan wanita.
1.7 Evaluasi
Menurut Perry dan Potter (2010) evaluasi klien dengan gangguan seksualitas difokuskan pada beberapa hal diantaranya:
1. Evaluasi perpepsi klien terhadap fungsi seksual.
2. Minta klien mendiskusikan seks yang aman.
3. Minta klien untuk menentukan faktor resiko yang memberi keenderungan ke arah penyakit menular seksual.
4. Tanyakan apakah harapan klien terpenuhi.
8
DAFTAR PUSTAKA
Aletheia R, 2024 Seksualitas: Pengertian, Tahap Perkembangan, Jenis, dan Teorinya, 6th ed, Jakarta.
Ajik, 2021 Asuhan Keperawatan Pasien Pemenuhan Kebutuhan Seksual, 14th ed, Solo.