RISIKO Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Kami selaku penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dalam penyusunan maupun tata bahasa penyajian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari para pembaca agar karya ilmiah ini dapat disempurnakan.
PENDAHULUAN
Jika SPP dinaikkan maka sekolah/madrasah berharap dapat mendanai lebih banyak program unggulan, namun jika hal ini tidak diberikan dan tidak dibandingkan dengan lingkungan persaingan maka akan menurunkan prestasi siswa yang tentunya pada akhirnya berdampak pada kinerja sekolah/madrasah. tujuan madrasah. Namun jika biaya pendidikan diturunkan maka akan terdapat juga risiko, baik risiko finansial akibat menurunnya kemampuan sekolah/madrasah dalam memperoleh aset, maupun risiko reputasi, yaitu menurunnya nama baik sekolah/madrasah. Pada dasarnya manajemen risiko adalah suatu sistem manajemen risiko komprehensif yang dihadapi suatu organisasi dengan tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan.
Risiko yang akan dibahas hanya sebatas pada pelaksanaan program berdasarkan pendekatan delapan Standar Nasional Pendidikan yang tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan yang mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Pascasarjana (SKL) serta berpedoman pada pedoman yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (NSEA). Dengan adanya Standar Nasional Pendidikan maka perlu dirancang dan dikembangkan program pendidikan yang dilaksanakan. Setiap sekolah diharapkan berupaya menciptakan pendidikan yang berkualitas, berkarakter dan mampu menjawab segala tantangan zaman.
Tujuan yang ingin dicapai oleh setiap lembaga pendidikan harus mempunyai visi, misi, motto dan program unggulan yang terencana dan disepakati. Rencana strategis adalah pernyataan rencana spesifik tentang bagaimana mencapai arah masa depan yang akan diambil suatu entitas.
TINJAUAN MATERI
Risiko yang dapat dipindahtangankan, yaitu risiko yang dapat dipertanggungjawabkan sebagai objek yang terkena risiko bagi perusahaan; Risiko yang tidak dapat dialihkan, yaitu semua risiko yang termasuk dalam risiko spekulatif (keuntungan) yang tidak dapat dipertanggungjawabkan oleh perusahaan. Risiko eksternal adalah risiko yang berasal dari luar perusahaan, misalnya risiko pencurian, penipuan, perubahan kebijakan dan lain sebagainya. 3 Berdasarkan jenis risiko di atas, jenis pelaksanaan program pendidikan cenderung berdasarkan sifat risiko tersebut. untuk mengambil risiko spekulatif.
Risiko internal yaitu risiko yang berasal dari perusahaan itu sendiri, seperti: kerusakan aset akibat tindakan karyawannya sendiri, kecelakaan kerja, manajemen yang buruk dan lain sebagainya. Risiko eksternal yaitu risiko yang berasal dari luar perusahaan, seperti risiko pencurian, penipuan, persaingan, fluktuasi harga, perubahan kebijakan pemerintah dan lain sebagainya.4. Oleh karena itu, perlu adanya pengelolaan terhadap risiko-risiko yang timbul pada lembaga pendidikan agar pengembangan program pendidikan dapat berjalan dengan baik.
Oleh karena itu manajemen risiko dalam dunia pendidikan harus dilakukan guna mengantisipasi, mengendalikan dan mengantisipasi risiko yang timbul. Manajemen risiko memegang peranan penting dalam lembaga pendidikan karena sekolah tidak lepas dari risiko.
PENERAPAN MANAJEMEN RESIKO
JENIS RESIKO
Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya risiko yang dihadapi oleh lembaga pendidikan, kemudian dapat melihat dampak risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan sekaligus dapat menentukan prioritas risiko, risiko manakah yang paling penting. Hal ini dilakukan untuk menentukan tingkat kepentingan relatif suatu risiko, untuk memperoleh informasi yang akan membantu menentukan kombinasi alat manajemen risiko yang tepat untuk mengatasinya. Kemudian dilakukan proses screening dengan memilih alternatif mana yang sesuai dengan risiko yang dihadapi, untuk mengevaluasi hasilnya.
Menurut hasil wawancara dengan salah satu guru, di sekolah ini juga terdapat beberapa guru, staf atau karyawan yang juga melalaikan tugasnya, hal ini juga akan berdampak pada sekolah seperti proses pengajaran menjadi terhambat sehingga menyebabkan tidak adanya waktu. untuk kegiatan pendidikan, namun karena ada guru yang tidak berkompeten dalam melaksanakan tugasnya tepat waktu atau tidak sesuai jadwalnya, maka kegiatan pendidikan lainnya juga terhambat (tidak sesuai jadwal yang telah ditetapkan). SI2 tidak dihiraukan oleh guru yang bersangkutan, sehingga pihak sekolah mengeluarkan peringatan sistem ketiga, yakni pemecatan karena melalaikan tugasnya sebagai guru yang berkompeten. Jadi tidak terjadi kelebihan kapasitas guru, pegawai maupun pegawai, karena pihak sekolah akan mengevaluasi berapa jumlah guru yang akan mengajar dibagi dengan kapasitas kelas.
Ada juga risiko internal bagi siswa, seperti meja atau ruang sekolah yang selalu digunakan siswa untuk mengekspresikan emosinya, seperti coretan, yang juga akan berdampak pada sekolah. Pihak sekolah sendiri hanya bisa mengecat ulang kursi atau meja yang terkena coretan, namun tidak setiap hari mengecat kursi dan meja tersebut, jika setiap hari nanti pihak sekolah juga akan mengalami kerugian. Dalam hal ini pihak sekolah harus diberitahu jika ada kurikulum baru, seperti ajakan kepada pihak sekolah tentang kurikulum baru tersebut, jika diteruskan kepada kepala sekolah yang bersangkutan, kemudian kepada bawahannya yaitu para pendidik dan pihak sekolah. karyawan yang bersangkutan. , akan segera memberitahu pihak kurikulum agar dapat mengadaptasi kurikulum baru.
Apabila kompetensi yang dimiliki sekolah tersebut tidak sesuai dengan harapan maka akan mengakibatkan kemampuan siswa tidak meningkat atau berkembang, yang tentunya juga akan merugikan pihak sekolah. Namun apabila kompetensi tersebut tidak terpenuhi maka pihak sekolah akan mengandalkan pengembangan pelatihan dari departemen terkait kompetensi guru yang belum mampu mengembangkan keempat kompetensi tersebut. Harapan dari pihak sekolah jika ada siswa yang ikut serta dalam suatu tindakan yang akan membahayakan sekolah atau siswa atau pihak lain.
Seperti halnya tawuran antar sekolah, tentunya pihak sekolah sendiri tidak akan mengeluarkan siswanya kecuali terdapat bukti kuat bahwa siswa tersebut melakukan pelanggaran tidak etis. Namun jika memang siswalah yang menjadi pencetus suatu masalah, pihak sekolah akan menindaklanjutinya dengan memberikan nasehat dari wali kelas. mereka tidak dapat mendatangi guru bimbingan dan konseling, maka orang tuanya akan dipanggil. Namun jika ada keterlibatan polisi, maka pihak sekolah hanya bisa menyediakan guru pendamping.
Risiko adalah proses mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, mengendalikan dan menghindari, meminimalkan atau menghilangkan risiko yang tidak dapat diterima. Dimana risiko internal diartikan sebagai risiko yang terjadi sehubungan dengan pemenuhan Standar Nasional Pendidikan yang meliputi risiko operasional, risiko sumber daya manusia, risiko kerugian, risiko waktu. Namun jika melihat proses pengajaran di kedua sekolah tersebut, ada risiko yang sangat perlu diperhatikan.
Jika di SMK Muhammadiyah resiko tersebut tidak terjadi dan berkaitan dengan anak berkebutuhan khusus terkait target hafalan surat pendek dan doa sehari-hari yang mungkin menjadi beban bagi sebagian siswa.
CARA MENGATASI
KESIMPULAN