• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PRODUKTIVITAS PERAIRAN

N/A
N/A
Ahmad Anugrah Zaki

Academic year: 2024

Membagikan "MAKALAH PRODUKTIVITAS PERAIRAN "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PRODUKTIVITAS PERAIRAN

OLEH:

FARAH ADIBAH GUMANTI 220411076

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU

2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran tuhan yang maha esa, yang karena kasih dan karunia-nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Judul dari makalah ini adalah Produktivitas Perairan. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dosen Pengampu yang telah membimbing dan membimbing saya selama perkuliahan ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dan jauh dari kata sempurna dalam makalah ini. Semoga para pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah ini. Akhir kata saya mengucapkan terima kasih.

Pekanbaru, Desember 2023

Farah Adibah Gumanti

(3)

Isi Halaman

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Tujuan... 2

1.3. Manfaat... 2

II. LANDASAN TEORI 2.1. Perairan... 3

2.2. Ekosistem Perairan... 3

III. PEMBAHASAN 3.1. Faktor-Faktor Pembatas di Perairan... 5

3.2. Parameter Kualitas Air... 5

3.3. Status Trofik... 7

3.4. Cara Menjaga Status Trofik Perairan... 7

IV. PENUTUP 4.1. Kesimpulan... 9

4.2. Saran... 9 DAFTAR PUSTAKA

(4)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Produktivitas perairan adalah laju penambatan atau penyimpanan energi (cahaya matahari) oleh komunitas autotrof di dalam sebuah ekosistem perairan.

Produktivitas itu sendiri terdiri dari produktivitas primer (produsen) dan produktivitas sekunder (konsumen: zooplankton, ikan, benthos, dll). Produktivitas primer perairan adalah laju produksi bahan organik melalui reaksi fotosintesis per satuan volume atau luas suatu perairan tertentu (Febbrianna et al., 2018).

Produktivitas primer ini sering dinyatakan dalam gC/m3/jam atau gC/m3/hari untuk satuan volume air dan gC/m2/jam atau gC/m2/hari satuan luas kolom air.

Dalam konsep produktivitas, dikenal istilah produktivitas primer kotor (gross primary productivity) dan produktivitas primer bersih (net primary productivity) (Muhtadi, 2017). Produktivitas primer perairan memiliki peran penting dalam siklus karbon dan rantai makanan, serta perannya sebagai pemasok kandungan oksigen terlarut di perairan. Pada ekosistem akuatik sebagian besar produktivitas primer perairan dilakukan oleh fitoplankton/mikroalgae (Vallina et al., 2017) dan sebagian kecil oleh tumbuhan air/makroalgae.

Menurut Muhtadi (2017) ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas primer perairan yaitu penetrasi cahaya, nutrien, klorofil, suhu, kekeruhan, arus, dan kedalaman. Produktivitas primer dapat diukur dengan beberapa cara, misalnya dengan metode C14, metode klorofil, dan metode oksigen (Astriana & Yuliana, 2012). Klorofil yang terdapat di dalam perifiton (terutama klorofil-a) merupakan katalisator yang esensial dalam berlangsungnya proses fotosintesis. Selain sebagai katalisator klorofil juga berperan sebagai penyerap energi cahaya yang dapat digunakan dalam proses fotosintesis (Mashito, 2012).

Perairan adalah suatu kumpulan massa air pada suatu wilayah tertentu, dapat bersifat dinamis (bergerak atau mengalir) seperti laut dan sungai, maupun statis (tergenang) seperti danau. Perairan memiliki ekosistem akuatik yang berbeda dengan ekosistem darat, menjadi tempat hidup bagi berbagai makhluk hidup yang hidup di dalam air, serta amfibi yang hidup di dua alam. Perairan juga memiliki peran penting dalam ilmu geografi, seperti laut regresi dan laut

(5)

transgresi, yang mempengaruhi perkembangan wilayah pesisir dan geologi.

Konservasi perairan adalah praktik melindungi dan mengelola kawasan perairan secara berkelanjutan untuk melestarikan sumber daya ikan dan lingkungan (Wirachandra, 2023).

Perairan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, hewan, dan tumbuhan. Air dari perairan digunakan untuk kebutuhan makan dan minum, keperluan rumah tangga, sampai dengan industri. Namun, perairan juga rentan terhadap dampak perubahan iklim seperti kenaikan permukaan air laut, asam laut, dan banjir. Perairan darat ialah perairan yang terdapat di dalam atau di permukaan daratan, dan ini mencakup berbagai jenis sumber air tawar. Perairan darat sangat penting dalam ekosistem, penyediaan air minum, irigasi pertanian, sumber daya air, dan berbagai kegiatan manusia lainnya (Erna, 2023).

1.2 Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk mengukur produktivitas perairan, baik perairan tawar maupun perairan asin, dengan fokus pada produksi biomassa dan organisme hidup yang dapat ditemukan di perairan tersebut.

1.3 Manfaat

Manfaat dilakukan pembahasan ini ialah untuk mempermudah dalam mengetahui informasi mengenai produktivitas di sebuah perairan.

(6)

II. LANDASAN TEORI

2.1 Perairan

Perairan adalah suatu kumpulan masa air pada suatu wilayah tertentu, baik yang bersifat dinamis (bergerak atau mengalir) seperti laut dan sungai maupun statis (tergenang) seperti danau. Perairan ini dapat merupakan perairan tawar, payau, maupun asin (laut). Air menutupi sekitar 70% permukaan bumi, dengan jumlah sekitar 1.368 juta km3. Air terdapat dalam berbagai bentuk, misalnya uap air, es, cairan dan salju. Air tawar terutama terdapat di sungai, danau, air tanah, dan gunung es. Semua badan air di daratan dihubungkan dengan laut dan atmosfer melalui siklus hidrologi yang berlangsung secara kontinyu (Effendi, 2017). Air tawar berasal dari dua sumber, yaitu air permukaan (surface water) dan air tanah (ground water). Air permukaan adalah air yang berada di sungai, waduk, danau, rawa dan badan air lainnya yang tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah. Areal tanah yang mengalirkan air ke suatu badan air disebut watersheds atau drainage basin. Air yang mengalir dari daratan menuju suatu badan air disebut limpasan permukaan (surface run off), dan air yang mengalir di sungai menuju laut disebut aliran air sungai. Sekitar 69% air yang masuk ke sungai berasal dari hujan, pencairan es atau salju, dan sisanya berasal dari air tanah.

2.2 Ekosistem Perairan

Perairan Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terdiri dari komponen abiotik (benda mati) dan biotik (organisme hidup) yang saling berinteraksi dan berintegrasi sehingga membentuk satu kesatuan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, ekosistem adalah tatanan unsur lingkungan hidup yang merupakan kesatuan utuh dan menyeluruh serta saling mempengaruhi dalam membentuk keseimbangan, stabilitas, dan produktivitas lingkungan hidup.

Ekosistem terbagi menjadi dua yaitu ekosistem daratan (terestrial) dan ekosistem perairan (aquatik) (Dewi et al, 2023).

Ekosistem perairan terdiri dari ekosistem laut dan ekosistem perairan tawar. Ekosistem perairan tawar terbagi menjadi dua yaitu ekosistem perairan tawar mengalir (lotic water) dan menggenang (lentic water). Perairan tawar

(7)

menggenang terbagi menjadi perairan tawar menggenang alami dan buatan.

Perairan tawar menggenang alami contohnya situ dan danau, sedangkan perairan tawar menggenang buatan contohnya adalah waduk, yang dicirikan dengan tidak adanya aliran air atau aliran air lambat dan masa air terakumulasi dalam waktu yang lama. Pada ekosistem waduk terdapat faktor biotik (produsen, konsumen dan pengurai) dan faktor abiotik (air, matahari, curah hujan, oksigen) yang membentuk suatu hubungan sinergis dan saling mempengaruhi. Perkembangan kehidupan flora dan fauna di permukaan air dipengaruhi oleh berbagai kondisi lingkungan yang menentukan spesies serta kinerja fisiologis individu organisme (Pane dan Harahap, 2023).

(8)

III. PEMBAHASAN

3.1 Faktor-Faktor Pembatas di Perairan

Faktor-faktor pembatas di perairan memainkan peran kunci dalam mengatur dinamika ekosistem dan distribusi organisme. Suhu air menjadi faktor kritis yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup, dengan setiap spesies memiliki kisaran suhu toleransi yang unik. Ketersediaan oksigen terlarut di dalam air juga menjadi pembatas utama, dan kondisi oksigen yang rendah dapat menyebabkan stres dan membatasi aktivitas biologis. Kedalaman air, cahaya matahari, dan nutrisi seperti nitrogen dan fosfor juga memainkan peran penting dalam menentukan komposisi dan struktur ekosistem perairan. Selain itu, faktor lain seperti kepadatan populasi, salinitas, dan aliran air ikut berkontribusi pada pembatasan ekologi di perairan. Organisme air harus beradaptasi terhadap kondisi salinitas yang berbeda, dan aliran air yang kuat dapat membatasi pertumbuhan beberapa organisme. Terakhir, tekanan manusia seperti pencemaran dan perubahan aliran air akibat aktivitas manusia dapat menjadi faktor pembatas yang signifikan (Putra et al, 2023).

3.2 Parameter Kualitas Air

1. Suhu

Air mempunyai sifat sebagai stabilisator karena sifatnya yang secara bersama-sama mengurangi perubahan suhu sampai tingkat minimal sehingga perbedaan suhu dalam air lebih kecil dan perubahan yang terjadi lebih lambat dibandingkan di udara. Dengan adanya keadaan inilah jarang sekali kita mendapatkan adanya perbedaan fluktuasi suhu yang mencolok pada perairan.

Diketahui pula daerah perairan yang lebih luas biasanya lebih dapat mempengaruhi kecilnya fluktuasi suhu. Walaupun temperatur/suhu air kurang bervariasi, tetap saja suhu merupakan faktor pembatas karena organisme air yang ada umumnya bersifat stenothermal (toleransinya sempit).

2. Kecerahan

Fotosintesis, proses di mana tumbuhan dan alga menggunakan energi matahari untuk mengubah karbon dioksida dan air menjadi energi dan oksigen, sangat tergantung pada cahaya matahari. Oleh karena itu, kedalaman perairan dan

(9)

transparansi air dapat mempengaruhi produktivitas perairan. Di perairan yang dalam, cahaya matahari mungkin tidak cukup untuk fotosintesis di lapisan bawah permukaan.

Penetrasi cahaya sering sekali dipengaruhi oleh zat terlarut dalam air.

Akibat penetrasi yang terbatas, akan ikut pula membatasi habitat aquatik tertentu yang masih merupakan zona fotosintesis. Kekeruhan, terutama bila disebabkan oleh lumpur dan partikel yang dapat mengendap, sangat mungkin dianggap sebagai faktor pembatas. Dengan tingkat penetrasi yang terbatas menjadikan semakin terbatas pula organisme untuk melakukan fotosintesis sehingga kurangnya fotosintesis ini akan mengakibatkan berkurangnya jumlah oksigen terlarut. Di samping itu, kekeruhan yang terlalu tinggi menyebabkan metabolisme organisme menjadi terganggu. Sebaliknya, apabila kekeruhan disebabkan oleh organisme (terutama yang dimaksudkan adalah plankton maupun jenis alga tertentu), ukuran kekeruhan merupakan indikasi produktivitas yang cukup tinggi.

4. Oksigen Terlarut

Sumber oksigen terlarut adalah udara melalui difusi dan agitasi air, dan juga fotosintesis yang dipengaruhi oleh densitas (kerapatan) tanaman, banyak cahaya, dan lama penyinaran. Dalam air terdapat oxygen pulse (perbedaan kandungan oksigen) karena adanya perbedaan kecepatan fotosintesis siang dan malam. Sedangkan pengurangan oksigen terlarut dapat dipengaruhi oleh respirasi organisme, penguraian zat organik oleh mikroorganisme, banyaknya oksigen yang dipakai mikroorganisme untuk oksidasi senyawa organik dalam air yang dapat diketahui dengan melakukan uji BOD (Biochemical Oxygen Demand), reduksi oleh gas lain, pelepasan oksigen terlarut secara otomatis yang dipengaruhi temperatur dan derajat kejenuhan, dan adanya zat besi maka oksigen akan dipakai untuk oksidasi.

5. Karbondioksida Bebas (CO2)

Karbondioksida terlarut dalam air berasal dari udara (meskipun sangat sedikit), air tanah, dekomposisi zat organik, dan respirasi organisme air.

Sedangkan reduksi (berkurangnya) kandungan karbondioksida dalam air dapat disebabkan oleh adanya fotosintesis tanaman air, agitasi air, adanya penguapan ataupun hilang bersama dengan gelembung gas dalam air.

(10)

7

3.3 Status Trofik

Status trofik perairan dapat diindikasikan sebagai kesuburan perairan yang berhubungan sangat erat dengan kandungan klorofil fitoplankton. Semakin tinggi pasokan nutrien yang masuk ke dalam perairan maka hal tersebut akan berakibat dalam meningkatknya kesuburan perairan. Eutrofikasi didefinisikan sebagai pengayaan air oleh unsur hara berupa bahan anorganik yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan mengakibatkan terjadinya peningkatan produktivitas primer perairan. Pada umumnya zat hara tersebut berupa nitrat dan fosfat. Beberapa elemen seperti silikon, manga, dan vitamin merupakan faktor pembatas bagi pertumbuhan alga, akan tetapi elemen-elemen ini tidak dapat menjadikan perairan mengalami eutrofikasi meskipun memasuki badan air dalam jumlah yang cukup banyak. Kesuburan perairan dapat terbagi menjadi tiga kategori yaitu oligotrofik, mesotrofik dan eutrofik. Perairan oligotrofik merupakan perairan dengan unsur hara dan produktivitas yang rendah, perairan mesotrofik merupakan peralihan antara oligotrofik dan eutrofik sedangkan eutrofik yaitu perairan dengan kadar unsur hara tinggi serta memiliki tingkat kecerahan dan kadar oksigen terlarut yang rendah.

3.4 Cara Menjaga Status Trofik Perairan

Cara menjaga status trofik perairan, atau status trofik air, adalah suatu hal yang penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem perairan. Status trofik mengacu pada tingkat kesuburan perairan, yang dapat dilihat dari tingkat nutrien dan organisme di dalamnya (Weliyadi et al, 2023). Berikut adalah cara menjaga status trofik perairan Lakukan pemantauan berkala terhadap kualitas air, termasuk parameter seperti suhu, pH, konsentrasi oksigen terlarut, dan tingkat polutan. Ini akan membantu dalam mengidentifikasi perubahan yang mungkin memengaruhi status trofik. Kontrol pemasukan nutrien seperti fosfor dan nitrogen ke perairan.

Ketersediaan nutrien yang berlebihan dapat menyebabkan eutrofikasi, yang mengganggu keseimbangan ekosistem. Kelola dengan baik limbah domestik dan industri. Limbah yang tidak diolah dengan baik dapat mencemari perairan dan mempengaruhi status trofik. Perkembangan alga yang berlebihan dapat menjadi tanda eutrofikasi. Menggunakan metode fisik atau biologis, seperti instalasi aerator atau penggunaan ikan pemakan alga, dapat membantu mengendalikan

(11)

pertumbuhan alga. Memantau dan mengatur populasi ikan dengan bijak untuk mencegah ketidakseimbangan trofik di ekosistem perairan. Gunakan indeks seperti Trophic State Index (TSI) untuk mengukur status trofik perairan secara ilmiah. Ini dapat membantu dalam pemantauan yang lebih akurat dan pengambilan keputusan berbasis data.

(12)

IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Terdapat perbedaan antara perairan darat (yang terletak lebih tinggi dari permukaan laut) dan perairan laut (yang bersifat asin dan mencakup sebagian besar permukaan bumi). Perairan darat dapat dibagi menjadi perairan tergenang (lotik) dan perairan mengalir (lentik) berdasarkan adanya aliran air di dalamnya.

Terdapat beberapa faktor yang membatasi produktivitas perairan, seperti suhu, kecerahan, nutrien, oksigen terlarut, dan karbon dioksida bebas. Faktor-faktor ini dapat mempengaruhi kemampuan ekosistem perairan dalam menghasilkan sumber daya biologis. Upaya pencegahan dan pengendalian diperlukan untuk menjaga kebersihan perairan. Untuk menjaga status trofik perairan, penting untuk memantau kualitas air, mengontrol nutrien, mengelola limbah, mengendalikan pertumbuhan alga, mengatur populasi ikan, dan menggunakan indeks seperti Trophic State Index (TSI) untuk pengukuran ilmiah.

4.2 Saran

Kesadaran akan pentingnya menjaga produktivitas perairan adalah langkah pertama dalam pelestarian ekosistem perairan yang kritis. Melalui praktik-praktik berkelanjutan, pengelolaan yang bijak, dan tindakan untuk mengurangi pencemaran, kita dapat memastikan bahwa produktivitas perairan tetap tinggi untuk manfaat kita dan generasi mendatang.

(13)

ADISAPUTRO, M. R. (2023). Kemelimpahan Komunitas Fitoplankton di Ekosistem Perairan Hutan Bakau Segara Anakan, Cilacap (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Aminah, S., Nuraini, R. A. T., & Djunaedi, A. (2020). Komposisi dan Kelimpahan Fitoplankton di Perairan Pandansari, Desa Kaliwlingi, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Journal of Marine Research, 9(1), 81-86.

Erna, E. (2023). Evaluasi Beberapa Parameter Fisika dan Biologi Perairan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Paotere. Lutjanus, 28(1), 28-33.

Kaliky, N. (2023). Karakteristik Fisik dan Kimia Perairan Pantai Mamala Di Kawasan Pesisir Desa Mamala Malteng. BIOSEL (Biology Science and Education): Jurnal Penelitian Science dan Pendidikan, 12(1), 54-60.

Nazar, A. (2023). Korelasi Keanekragaman Plankton dengan Parameter Fisika- Kimia Perairan di Estuari Sungai Selan Kabupaten Bangka Tengah (Doctoral dissertation, Universitas Bangka Belitung).

Nuzapril, M., & Prasetyo, B. A. (2023). Sebaran Produktivitas Primer Perairan di Teluk Hurun Lampung. Jurnal Marshela (Marine and Fisheries Tropical Applied Journal), 1(1), 32-38.

Prasasti, L. D., Sulardiono, B., & Jati, O. E. ANALISIS KESESUAIAN TAMBAK BERDASARKAN PARAMETER FISIKA KIMIA PERAIRAN DI KELURAHAN TAMBAKHARJO KOTA SEMARANG.

Jurnal Pasir Laut, 6(1), 60-66.

Samman, A., Sabar, M., Fabanjo, M. A., Serosero, R., & Abubakar, S. (2023).

Status Trofik Perairan Danau Laguna, Kota Ternate Selatan, Maluku Utara. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 6(2), 434-438.

Weliyadi, E., Irawati, H., & Anzar, R. (2023). STUDI KUALITAS AIR PARAMETER FISIKA DAN KIMIA DI PERAIRAN SUNGAI SESAYAP KABUPATEN TANA TIDUNG. Jurnal Borneo Saintek, 6(1), 47-55.

(14)

11

WIRACHANDRA, A. (2023). Analisis Karakteristik Ekosistem Perairan PLTA Poso Energi di Danau Poso Sulawesi Tengah (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

ADISAPUTRO, M. R. (2023). Kemelimpahan Komunitas Fitoplankton di Ekosistem Perairan Hutan Bakau Segara Anakan, Cilacap (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Agustina, S., Muliadi, M., & Helena, S. (2023). Struktur Komunitas Makroalga di Perairan Pulau Kabung Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat. Jurnal laut khatulistiwa, 6(1), 50-57.

Ahmad, B., Tidore, M. F. H., Tata, A., & Umar, S. H. (2023). Kelimpahan Mikroplastik Pada Ekosistem Perairan Di Maluku Utara: Sebuah Tinjauan. Jurnal Sipil Sains, 13(1).

Aprianto, I. A., Kartika, A. G. D., Pratiwi, W. S. W., & Effendy, M. (2023).

Distribusi Nutrien Dan Klorofil-A Di Perairan Pedelegan, Pademawu, Kabupaten Pamekasan. Buletin Oseanografi Marina, 12(2), 253-260.

Asri, H., Ardiansyah, M., & Bulotio, N. F. (2023). Ekologi Perairan. Get Press Indonesia.

Dewi, A. N., Endrawati, H., & Widianingsih, W. (2023). Kajian Distribusi Fitoplankton Kaitannya dengan Kesuburan Perairan Pantai Kartini dan Muara Wiso Jepara. Journal of Marine Research, 12(2), 275-282.

Febriyati, S. D. (2023). Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis Keterampilan Proses Sains Pada Materi Ekosistem Perairan Untuk Kelas X SMA (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS JAMBI).

Irwansyah, I., Asgar, M. A., Daris, L., Massiseng, A. N. A., Alpiani, A., &

Masriah, A. (2023). Tingkat Resiliensi Ekosistem Mangrove di Perairan Pallime Kecamatan Cenrana Kabupaten Bone. Jurnal Akuatiklestari, 7(1), 52-59.

Islam, A. D. S., Suryono, S., & Riniatsih, I. (2023). Komposisi Jenis dan Kelimpahan Perifiton Pada Daun Lamun Oceana serrulata di Perairan Pulau Panjang dan Pantai Prawean Bandengan, Jepara. Journal of Marine Research, 12(4), 692-700.

(15)

Lubis, K. R., Karlina, I., & Putra, R. D. (2023). Analisis Habitat Gastropoda pada Ekosistem Lamun di Perairan Bintan Kecamatan Gunung Kijang. Jurnal Enggano, 8(1), 1-11.

Murtadho, M. F. I. (2023). Identifikasi tipe dan kelimpahan mikroplastik pada perairan di Waduk Gondang Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Nuraya, T., Wulan, D., Harfinda, E. M., & Pangestu, G. B. (2023). SOSILISASI BAHAYA SAMPAH PLASTIK PADA EKOSISTEM PERAIRAN. Bina Bahari, 2(1), 1-7.

Pane, R. R. F., & Harahap, A. (2023). Studi Keanekeragaman Mikroalga di Perairan Sungai Barumun. BIOEDUSAINS: Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains, 6(1), 198-207.

Putra, R. D., Handayani, R. P., Idris, F., Suhana, M. P., & Nugraha, A. H. (2023).

Pemetaan Luasan Ekosistem Lamun Menggunakan Citra Sentinel 2A Tahun 2018 Dan Tahun 2020 Di Perairan Desa Pengudang, Pulau Bintan. Buletin Oseanografi Marina, 12(3), 403-412.

Ramadian, A., & Muthmainnah, D. (2023). Pengelolaan perikanan perairan darat di Indonesia. Penerbit Widina.

SUHAERI, I. (2023). KONDISI EKOSISTEM LAMUN DI PERAIRAN GILI SULAT KECAMATAN SAMBELIA KABUPATEN LOMBOK TIMUR PADA TAHUN 2022 (Doctoral dissertation, Universitas Mataram).

Sulaeman, S., Alqifari, M., Mujriah, M., Junarta, H., Hakim, L., & Iskandar, M.

R. (2023). FOCUS GRUP DISCUSSION (FGD) MEKANISME PENERAPAN IMBAL JASA LINGKUNGAN DI TAMAN WISATA PERAIRAN (TWP) GILI MATRA KABUPATEN LOMBOK UTARA. J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat, 3(7), 1579- 1586.

WIRACHANDRA, A. (2023). Analisis Karakteristik Ekosistem Perairan PLTA Poso Energi di Danau Poso Sulawesi Tengah (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

(16)

13

Zahro, F., Rosdiana, L., & Roqobih, F. D. (2023). Ekorestorasi Perairan menggunakan Tanaman Selada air (Nasturtium officinale) untuk mengendalikan Polusi berbasis Rhizofiltration Technology. Rekayasa Hijau: Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan, 7(3), 229-238.

Referensi

Dokumen terkait

Akibat terbentuknya gradien tekanan antara barat Pasifik dengan timur laut Samudera India massa air mengalir melalui perairan timur Indonesia yang kemudian dikenal dengan

Akibat terbentuknya gradien tekanan antara barat Pasifik dengan timur laut Samudera India massa air mengalir melalui perairan timur Indonesia yang kemudian dikenal dengan

Sebaran radionuklida alam di perairan Sluke Rembang dipengaruhi oleh topografi, sumbernya dan pola arus yang bergerak ke timur laut.. Naturally

Bila pola arah datang gelombang selama Musim Barat yang secara umum bergerak dari timur laut diplot di lokasi penelitian yang berada pada kawasan perairan Selat

Perairan Rawa Kongsi tidak mengalir melainkan air tergenang atau tertahan di dalam, sehingga bahan – bahan organik dan anorganik yang berasal dari aktivitas masyarakat sekitar

Pada kondisi purnama saat surut menuju pasang, vektor kecepatan arus dominan bergerak dari perairan Selat Bali yaitu dari arah barat laut dan barat perairan pesisir

Berdasarkan hasil analisis secara kimia bahwa kesadahan air sungai dan air laut di perairan Teluk Kao pada sungai Kobok Taolas mendapatkan nilai kesadahan air untuk pagi

Sungai sebagai salah satu perairan air tawar yang mengalir mempunyai peranan yang sangat besar bagi perkembangan peradaban manusia di seluruh dunia, yakni dengan