• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah ulumul Qur'an kelompok 6

N/A
N/A
habibchuy

Academic year: 2025

Membagikan "makalah ulumul Qur'an kelompok 6"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PEMELIHARAAN AL QURAN

Ditujukan untuk memenuhi tugas Mata kuliah Ulumul Qur’an Dosen pengampu : Qurotul Ain M. Pd.

Disusun oleh:

1. Lintang Ramadhani (2401010067) 2. Ita Izzakia (2402010217)

3. Ika Putri Wahyuningsih (2402010213) 4. Roikhatul Janah (2401010145)

PROGRAM STUDI PAI/ES/PGMI SEKOLAH TINGGI ISLAM KENDAL

2024/2025

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pemeliharaan Al- Qur’an”. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Qur’an serta memberikan pemahaman lebih lanjut mengenai upaya-upaya pemeliharaan kitab suci Al-Qur’an yang dilakukan sejak masa Rasulullah hingga saat ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang. Akhir kata, kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.

Sukorejo, 20 Desember 2024

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan Masalah...1

BAB II PEMBAHASAN...2

A. Pengertian Pemeliharaan Al-Qur’an...2

B. Pemeliharaan Al-Qur’an Pada Masa Nabi...2

C. Pemeliharaan Al-Qur’an Pada Masa Khulafa Al-Rasyidin...4

D. Perbedaan Pemeliharaan Al-Qur’an Masa Abu Bakar Dan Ustman Bin Affan...5

BAB III PENUTUP...7

A. Kesimpulan...7

B. Saran...7

DAFTAR PUSTAKA...8

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang diyakini sebagai wahyu Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai pedoman hidup bagi umat Muslim, pemeliharaan Al-Qur’an menjadi suatu keharusan agar keasliannya tetap terjaga hingga akhir zaman. Pemeliharaan ini meliputi berbagai aspek, termasuk pengumpulan, penulisan, dan pengajaran Al-Qur’an.

Makalah ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam tentang sejarah dan metode yang digunakan dalam pemeliharaan Al-Qur’an serta tantangan yang dihadapi dalam proses tersebut. Dengan pemahaman yang baik mengenai pemeliharaan Al-Qur’an, diharapkan umat Muslim dapat lebih menghargai dan menjaga kemurnian kitab suci ini.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian Pemeliharaan al-qur’an 2. Pemeliharaan al-qur’an Pada Masa Nabi

3. Pemeliharaan al-qur’an Pada Masa Khulafa al-rasyidin

4. Perbedaan pemeliharaan al-qur’an antara Abu bakar dan Ustman bin affan

C. Tujuan Masalah

1. Memahami Pengertian Pemeliharan al-qur’an

2. Memahami Pemahami al-quran Pada Masa Nabi dan Khulafa Al- rasyidin

3. Memahami Perbedaan Pengumpulan al-quran antara Abu bakar dan Utsman

(5)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pemeliharaan Al-Qur’an

Pemeliharaan Al-Qur’an terdiri atas dua kata yaitu pemeliharaan dan Al-Qur’an.

Pemeliharaan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses pembuatan, penjagaan dan perawatan. Sedangkan Al-Qur’an adalah kitab suci umat islam yang berisi firman-firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, dengan perantaraan malaikat jibril untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk dan pedoman hidup umat manusia.

Dari pengertian itu dapat dipahami bahwa yang dimaksud pemeliharaan Al- Qur’an adalah proses pengumpulan, penulisan dan pembukuan serta perawatan ayat- ayat al-qur’an sehingga menjadi sebuah kitab seperti yang kita baca sekarang. Dalam sebagian besar literatur yang membahas tentang ilmu-ilmu Al-Qur’an, istilah yang dipakai untuk menunjukkan arti penulisan, pembukuan, atau pemeliharaan Al-Qur’an adalah Jam’ul Qur’an yang artinya pengumpulan Al-Qur’an. Hanya sebagian kecil literatur yang memakai istilah Kitabat Al-Qur’an yang artinya penulisan Al-Quran, serta Tadwin Al-Qur’an yang artinya pembukuan Al-Qur’an.

Apabila mencermati batasan pengertian yang terdapat dalam literatur di atas, pada dasarnya istilah-istilah yang digunakan mempunyai maksud yang sama, yaitu proses pemeliharaan Al-Qur’an yang dimulai pada turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad saw, kemudian disampaikan kepada para sahabat untuk dihafal dan ditulis sampai dihimpunnya catatan-catatan tersebut dalam satu mushaf yang utuh dan tersusun secara tertib. Manna Khalil al-Qattan dalam kitabnya Mabahits fii Ulumil Qur’an memberikan pengertian pemeliharaan Al-Qur’an dalam dua kategori yaitu pemeliharaan Al-Qur’an dalam arti menghafalnya dalam hati dan pemeliharaan Al- Qur’an dalam arti penulisannya.

B. Pemeliharaan Al-Qur’an Pada Masa Nabi

Pemeliharaan al-qur’an pada masa nabi dilakukan dengan cara menghafal dan menulis ayat-ayat al-qur’an sehingga masih tetap terjaga wujudnya dan terjaga kalimatnya. Setiap ayat Al-Qur’an sampai dari jibril pada Nabi, Nabi selalu menyuruh menghafalnya dan menuliskannya di bebatuan, kulit binatang, pelepah kurma dan lain

(6)

sejenisnya, seperti benda-benda tipis yang dapat ditulisi dan pula nabi menerangkan akan bagaimana ayat-ayat itu nantinya disusun dalam sebuah surat, artinya oleh nabi diterangkan bagaimana ayat-ayat itu mesti disusun secara tertib urutan ayat-ayatnya, di samping itu nabi juga membuat aturan, yaitu hanya Al-Qur’an saja yang diperbolehkan untuk ditulis dan melarang selainnya termasuk hadist maupun pelajaran- pelajaran yang keluar dari mulut Nabi SAW. Hal ini bertujuan agar apa yang dituliskannya adalah Al-Qur’an dan tidak tercampur serta betul-betul terjamin kemurniannya. Nabi menganjurkan supaya Al-Qur'an itu dihafalkan didalam dada masing- masing sahabat dan diwajibkan pula untuk dibaca pada setiap sholat.

Dengan jalan demikian itu maka banyaklah para sahabat yang mampu menghafal Al-Qur'an surat yang satu macam dihafal oleh ribuan manusia dan banyak yang mampu menghafal Al-Qur'an secara keseluruhan. Dalam pada itu tidak satu ayat pun yang tertuliskan. Pada masa perang badar orang- orang Musyrikin yang ditawan oleh Nabi Muhammad SAW, yang tidak mampu menebus dirinya dengan uang, tetapi pandai menulis dan membaca masing-masing diharuskan mengajar 10 orang muslim untuk membaca dan menulis sebagai tebusan. Dengan demikian semakin bertambahlah keinginan untuk membaca dan menulis dan bertambah banyaklah di antara orang Islam yang pandai membaca dan menulis, sehingga banyak pula orang- orang yang menulis ayat-ayat Al-Qur'an yang telah diturunkan. Sementara Nabi sendiri memiliki beberapa orang penulis wahyu yang diturunkan untuk beliau secara khusus.

Diantara para penulis itu ialah Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan, Ubai bin Ka'ab, Zaid bin Tsabit dan Muwaiyah bin Abi Shofyan.

Dalam pada itu oleh Malaikat Jibril diadakan ulangan (repetisi) sekali dalam satu tahun, diwaktu ulangan Nabi disuruh untuk mengulangi memperdengarkan wahyu yang telah diturunkan kepadanya, di tahun beliau wafat ulangan itu diadakan oleh Jibril sebanyak dua kali. Nabi sendiri pun sering mengadakan ulangan di hadapan para sahabatnya, pendeknya Al- Qur'an tersebut sangat terjaga dan terpelihara secara baik dan Nabi telah menjalani cara yang amat praktis di dalam memelihara dan menyiarkan Al- Qur'an yang sesuai dengan kondisi bangsa arab pada saat itu.

(7)

C. Pemeliharaan Al-Qur’an Pada Masa Khulafa Al-Rasyidin

Pemeliharaan al-qur’an pada masa khulafaur rasyidin merupakan langkah penting dalam menjaga keaslian dan kesucian al-qur’an. Upaya ini memastikan bahwa al- qur’an yang kita miliki saat ini adalah sama dengan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Berikut adalah hal yang dilakukan dalam pemeliharaan al-qur’an pada masa khulafaur rasyidin :

1. Pengumpulan dan Penyusunan: Salah satu tugas utama pada masa Khulafaur Rasyidin adalah mengumpulkan dan menyusun Al-Quran secara tertulis. Hal ini dilakukan untuk menjaga kesatuan dan keaslian teks Al- Quran. Zaid bin Tsabit, seorang sahabat Nabi Muhammad SAW, dipercaya untuk memimpin proses pengumpulan dan penyusunan Al-Quran.

2. Standar Penulisan: Untuk menjaga keaslian teks Al-Quran, standar penulisan yang ketat diterapkan. Hal ini termasuk penggunaan bahasa Arab yang benar, penulisan huruf-huruf dengan jelas, dan penggunaan tanda baca yang tepat. Standar ini membantu dalam menjaga keseragaman dan keakuratan Al-Quran.

3. Pengawasan dan Verifikasi: Khulafaur Rasyidin memastikan bahwa Al- Quran yang disusun telah diverifikasi dan diawasi dengan cermat. Para ulama dan sahabat Nabi yang terpercaya dilibatkan dalam proses ini untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan atau perubahan dalam teks Al- Quran.

4. Penyebaran Salinan: Setelah Al-Quran disusun, salinan-salinan Al-Quran dibuat dan disebarkan ke berbagai wilayah Islam. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap Muslim memiliki akses ke Al-Quran dan dapat mempelajarinya dengan baik.

5. Pendidikan dan Pengajaran: Pada masa Khulafaur Rasyidin, pendidikan dan pengajaran Al-Quran menjadi fokus utama. Madrasah dan pusat pembelajaran didirikan untuk mengajarkan Al-Quran kepada masyarakat.

Para ulama dan guru Al-Quran berperan penting dalam menyebarkan pengetahuan tentang Al-Quran.

(8)

D. Perbedaan Pemeliharaan Al-Qur’an Masa Abu Bakar Dan Ustman Bin Affan Pada zaman Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu. Ini terjadi pada tahun 12 Hijriyah. Adapun penyebabnya yaitu saat perang Yamamah, banyak sekali dari kalangan Al-Qurra’ yang terbunuh seperti Salem bekas budak Abu Hudzaifah.Lalu Abu Bakar memberikan perintah agar mengumpulkan Al-Qur'an supaya tidak hilang. Dalam kitab sahih Bukhari juga disebutkan bahwa Umar bin Khattab mengemukakan pandangannya kepada Abu Bakar usai perang Yamamah terjadi.

Abu bakar tidak mau melakukan hal tersebut karena takut akan dosa. Namun, Umar bin Khattab terus menerus memberikan pandangannya tersebut. Sehingga Allah SWT bukakanlah pintu hati dari Abu Bakar akan hal tersebut.Abu Bakar pun memanggil Zaid Bin Tsabit dan berkata kepada Zaid, “Sesungguhnya engkau merupakan seorang yang masih muda dan berakal cemerlang, kami tidak meragukanmu, engkau dulu pernah menulis wahyu untuk Rasulullah, maka sekarang carilah Al-Qur'an dan kumpulkanlah.” Setelah itu Zaid berkata, “Maka aku pun mencari dan mengumpulkan Al-Qur'an dari pelepah kurma, permukaan batu cadas dan dari hafalan orang-orang.” Mushaf tersebut kini ada di tangan Abu Bakar sampai ia wafat.

Lalu dipegang oleh Umar sampai ia juga wafat. Selanjutnya dipegang oleh Hafsah Binti Umar.Kaum muslimin sudah sepakat seluruhnya akan apa yang dilakukan Abu Bakar.

Mereka menganggap perbuatan ini sebagai hal yang positif. Sebagaimana Ali bin Abi Thalib pun berkata, “Orang yang paling besar pahalanya pada mushaf Al-Qur'an adalah Abu Bakar, semoga Allah SWT memberi rahmat kepada Abu Bakar karena dialah orang yang pertama kali mengumpulkan kitab Allah SWT.”

Sedangkan pada zaman Utsman Bin Affan di tahun 25 Hijriyah. Saat itu terjadi perbedaan kaum muslimin dialek bacaan Al-Qur'an yang sesuai akan perbedaan mushaf tersebut.Karena khawatir terjadi fitnah, Utsman bin Affan segera memerintahkan pengumpulan mushaf tersebut menjadi satu mushaf. Sehingga kaum muslimin bacaannya tidak akan berbeda dan kemudian bertengkar. Perbedaan pengumpulan yang dilakukan oleh Abu Bakar dan Utsman adalah terletak pada tujuannya. Tujuan dari Abu

(9)

mengumpulkannya karena dikhawatirkan akan adanya perbedaan dialek pada bacaan Al-Qur'an tersebut. Sehingga dilakukannya pengumpulan menjadi satu mushaf al quran.Sehingga diperolehlah hasil pengumpulan dari musahf ini yang berupa satu ke satu di tengah tengah umat muslim. Mudharat besar seperti perpecahan, perbedaan keyakinan, dan juga permusuhan dapat dihindari.Itulah sejarah penulisan Al-Qur'an dan pengumpulannya. Para sahabat begitu berjuang untuk mengumpulkan mushaf-mushaf tersebut menjadi satu kesatuan agar umat muslim dapat memahami wahyu Allah SWT dengan damai.

(10)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Dari pembahasan makalah diatas,dapat disimpulkan bahwa :

1. Pemeliharaan al-qur’an adalah proses pengumpulan, penulisan dan pembukuan serta perawatan ayat-ayat al-qur’an sehingga menjadi kitab seperti yang kita baca sekarang.

2. Pemeliharaan al-qur’an pada masa nabi dilakukan dengan cara menghafal dan menulis ayat-ayat al-qur’an sehingga masih tetap terjaga wujudnya dan terjaga kalimatnya.

3. Peran penting dan terbesar yang pernah dilakukan oleh para penjaga al- qur’an adalah pada masa abu bakar as-shidiq. Pada saat menjadi khalifah, terjadi perang yamamah yang merenggut korban kurang lebih 70 penghafal al-qur’an. Banyaknya sahabat yang telah gugur dalam peristiwa tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan para sahabat,khususnya umar bin khatab yang menyebabkan hilangnya al-qur’an. Umar menyarankan kepada abu bakar untuk menghimpun surah-surah dan ayat- ayat yang berserakan dalam satu mushaf.

B. Saran

Kita sebagai umat islam seharusnya lebih bisa menjaga dan menerapkan isu al-qur’an untuk menghormati perjuangan para khalifah terdahulu sehingga menelan korban jiwa dalam perang yamamah utnuk menjaga al-qur’an. Kami sebagai penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dari penulisan makalah tersebut. Oleh karena itu kami menerima kritik dan saran yang lebih membangun dari para pembaca agar dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Dausary, M. 2020. Keutamaan-Keutamaan Al-Qur’an. Dan, Www. Alaukah.

Bersih , 53-54.

Ri, D. A. 2010. Al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta: Lentera Abadi, 220.

Sintia, (2023), Pemeliharaan dan Al-Qur’an Pada Masa Khulafaur Rasyidin, studoco, https://www.studocu.id/id/messages/question/3326385/resume-tentang- pemeliharaan-alquran-pada-masa-khulafaurrayidin diakses pada tanggal 29 Desember 2024

Irma, S. L. 2024. Sejarah penulisan Al-Qur’an dan Pengumpulannya dalam 3 Masa, IDN TIMES, https://www.idntimes.com/life/inspiration/langgeng-irma- salugiasih-1/sejarah-penulisan-al-quran-yang-terbagi-menjadi-3-masa?

page=all&_gl=1*1hkajd0*_ga*dVcyRGY0UTAyZVgxbkxhS0t5Z21GNTUx V1llbVRmZ05rR2RROVh0WDlSQzhHZ0djQTBNZ0ZucVlIQzhDWHN2aA ..*_ga_TT180KERFB*MTczNTQ1NDQ3My4xLjEuMTczNTQ1NDQ3Ni4w LjAuMA diakses pada tanggal 29 Desember 2024

Mustanan. 2010. Pemeliharaan Al-Qur’an, Islam adalah rahmat, https://islamadalahrahmah.blogspot.com/2010/12/pemeliharaan-al-

quran.html?m=1 diakses pada tanggal 29 Desember 2024

Referensi

Dokumen terkait

5 Boleh disimpulkan juga bahwa apa yang coba dikaji oleh penulis adalah, penafsiran ayat al-Qur‟an yang diselewengkan serta dampak yang timbul dari kelompok Millah

Sedangkan zakat ditinjau dari segi istilah terdapat banyak ulama’ yang mengemukakan dengan redaksi yang berbeda-beda , akan tetapi pada dasarnya mempunyai maksud yang

Selanjutnya pada Bab kedua menjelaskan mengenai pengertian warna, faktor- faktor yang mempengaruhi warna, makna-makna yang terkandung dalam warna dalam perspektif al-Qur‟an

Pendapat Jumhur Ulama, kelompok ini mengakui adanya nasikh dan mansukh dalam al-Qur’an dan tetap berlaku, (Mereka berpendapat bahwa Naskh adalah suatu yang dapat diterima akal

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kualitas tidur sebelum dan sesudah pemberian terapi murottal Al Qur ’an (p value 0,000; α = 5%)..

Dari pengertian tersebut di atas dapatlah disimpulkan bahwa al-Qur‟an adalah kalam Allah berupa Mu‟jizat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad yang berisi

Adapun kaitan ayat ini dengan astrologi dan ilmu-ilmu lainnya, hal tersebut dapat diketahui melalui maksud dari ayat tersebut yaitu bahwa Al-Qur`an berfungsi menjelaskan segala sesuatu

Pembahasan Istilah Wasathiyyah dan Penggunaannya dalam Al-Qur`an Secara bahasa, kata wasath dipadankan dengan makna tengah-tengah tawassuth, adil, berimbang tawazun.7 Kata wasath