• Tidak ada hasil yang ditemukan

MakalahPEMANFAATAN AMPAS KELAPA SEBAGAI PAKAN BROILER

N/A
N/A
Kamelia

Academic year: 2023

Membagikan "MakalahPEMANFAATAN AMPAS KELAPA SEBAGAI PAKAN BROILER"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN ILMU DAN TEKNOLOGI NUTRISI DAN PAKAN TERNAK

PEMANFAATAN AMPAS KELAPA SEBAGAI PAKAN BROILER

Dosen Pegampu Mata Kuliah :

Dr. Ir. Irfan H. D., M.Sc., IPM., ASEAN Eng

Oleh :

KAMELIA OKTAFIYANTI 226050100111009

PROGRAM MAGISTER ILMU TERNAK PROGRAM PASCASARJANA

FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2022

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah

“Pemanfaatan Ampas Kelapa Sebagai Pakan Broiler ”.

Makalah ini merupakan salah satu syarat yang harus kami penuhi dalam menyelesaikan tugas mata kuliah Perkembangan Ilmu dan Teknologi Nutrisi dan Pakan Ternak. Makalah ini telah diupayakan agar dapat sesuai dengan apa yang diharapkan dan dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi setiap pembaca. Makalah ini kami sajikan sebagai bagian dari proses pembelajaran agar kiranya kami sebagai mahasiswa dapat memahami dan dapat berpikir kritis tentang perlunya sebuah tugas agar menjadi bahan pembelajaran.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan dan dengan segala kerendahan hati kami mohon kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga apa yang kami harapkan dapat tercapai.

Malang, 11 Oktober 2022

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

DAFTAR TABEL...iii

DAFTAR GAMBAR...iv

BAB I. PENDAHULUAN...1

1.1 Latar Belakang...1

1.2 Tujuan...2

1.3 Manfaat...2

BAB II. PEMBAHASAN...3

BAB III. PENUTUP...6

3.1 Kesimpulan...6

3.2 Saran...6

DAFTAR PUSTAKA...7

ii

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kebutuhan nutrisi pakan pada 3 fase broiler...3 2. Kandungan nutrisi ampas kelapa...4 3. Kandungan nutrient ampas kelapa terfermentasi Rhizopus oligosporus...4 4. Analisis proksimat ampas kelapa terfermentasi (AKT) dan ampas kelapa tak

fermentasi (AKTF)...5

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Ampas Kelapa...3

iv

(6)

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kebutuhan protein asal hewani semakin meningkat seiring meningkatnya penghasilan dan kesadaran masyarakat akan pentingnya pangan bernutrisi tinggi. Daging ayam yang paling umum dijadikan pangan sumber protrin hewani terpopuler hingga saat ini, sehingga memerlukan upaya lebih dalam memenuhi standar produksi ayam ras pedaging. Ayam ras pedaging merupakan jemis ternak yang umum dikembangkan sebagai sumber pemenuhan protein hewani dikarenakan memiliki karakteristik daging yang empuk, tingkat efisiensi pakan yang tinggi dan PBB sangat cepat (Yolanda dkk, 2019).

Pakan sangat berperan penting dalam keberhasilan peternakan unggas, karena biaya pakan menguasai sekitar 60 sampai 70% dari total biaya produksi. Saat ini perkembangan pakan ternak non-ruminansia semakin beragam. Hal ini diikuti dengan upaya peternak lokal dalam pemenuhan nutrisi pakan non-ruminansia berdasarkan sumber bahan pakan alternatif yang tersedia melimpah dari limbah agroindustri dsb. Bahan pakan yang ada saat ini mesih terlampau kurang terjangkau sehingga perlu mencari bahan pakan pengganti lain yang harganya relatif murah tetapi mengandung nilai nutrisi yang diperlukan oleh ternak, salah satunya terdapat pada ampas kelapa.

Ampas kelapa yang merupakan hasil samping dari pembuatan samtan yang masih memiliki kandungan protein cukup tinggi. Ampas kelapa dapat dijadikan pakan alternatif karena masih memiliki zat gizi yang kompleks, namum memiliki kandungan LK relatif tinggi yaitu 16,3% dan SK 31,6% yang sulit untuk dicerna oleh broiler (Yetti, 2020). Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan nilai nutrisi dapat menggunakan metode fermentasi.

Fermentasi bahan pakan oleh mikroorganisme akan menghasilkan perubahan-perubahan yang menguntungkan seperti perbaikan mutu bahan pakan maupun daya cerna serta daya simpah dari bahan pakan tersebut (Nugraheni, 2013).

Penggunaan ampas kelapa sebagai campuran pakan diharapkan dapat mengurangi biaya pakan selama masa produksi berlangsung. Selain itu, penambahan ampas kelapa dalam pakan campuran broiler dapat menambah nilai nutrisi pakan yang berdampak pada membaiknya manajemen pemeliharaan dan produksi sehingga memberikan keuntungan maksimal pada peternak.

(7)

1.2 Tujuan

Memenuhi persyaratan tugas terstruktur dalam mata kuliah Perkembangan Ilmu dan Teknologi Nutrisi dan Pakan Ternak dengan dosen pengampu oleh Dr. Ir. Irfan H. D., M.Sc., IPM., ASEAN Eng

1.3 Manfaat

1. Manfaat kepada mahasiswa yaitu memberikan informasi ilmu pengetahuan terkait dengan Perkembangan Ilmu dan Teknologi Nutrisi dan Pakan Ternak di sektor peternakan khususnya pada ternak non-ruminansia di Indonesia dan bagaimana perannya terhadap penerapan implementasi, solusi dan dampaknya di masa depan yang perlu untuk dihadapi kedepannya.

2. Manfaat pada masyarakat/peternak yaitu memberikan manfaat pada penerapan Perkembangan Ilmu dan Teknologi Nutrisi dan Pakan Ternak yang berfungsi untuk mengoptimalkan kinerja ternak dengan mengoptimalkan perkembangan nutrisi pakan ternak yang diaplikasikan untuk meningkatkan produksi ternak.

2

(8)

BAB II. PEMBAHASAN

Ransum merupakan susunan dari berbagai bahan pakan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ternak selama 24 jam. Ransum adalah pakan jadi atau setengah jadi hasil pabrik atau industri atau hasil pencampuran bahan ransum yang diedarkan atau diperjual belikan. Bahan baku ransum harus bebas residu dan zat kimia yang membahayakan seperti pestisida, urea, dan lain-lain. Konsumsi ransum broiler berbeda-beda tergantung pada strain, umur, aktivitas serta temperatur lingkungan. Berikut merupakan kebutuhan nutrisi ransum broiler setiap fase pemeliharaan.

Tabel 1. Kebutuhan nutrisi pakan pada 3 fase broiler

Starter Grower Finisher

Umur (minggu) 0 – 3 3 – 6 6 – 8

Protein (%) 23 20 18

EM (kkal/kg) 3200 3200 3200

Sumber : National Research Council (NRC, 1994)

Manajemen pemeliharaan broiler salah satunya meliputi kualitas pakan yang diberikan.

Pakan yang diberikan memiliki nilai nutrisi yang baik dan dapat dicerna oleh broiler. Namun pakan merupakan pokok permasalahan dalam usaha peternakan ungags dikarenakan biaya ransum dapat mencapai 65 – 70% dari total biaya produksi (Tamalludin, 2012). Sehingga pemanfaatan alternatif bahan pakan lain perlu dipertimbangkan secara detail. Penggunaan limbah agroindustri dapat dijadikan pilihan. Ampas kelapa yang merupakan hasil samping pertanian dari hasil perasan daging buah kelapa yang mengandung protein serta serat kasar yang cukup rendah.

Gambar 1. Ampas Kelapa

(9)

Ampas kelapa yang merupakan bahan pakan nabati cukup berpotensi secara kuantitas karena jumlahnya yang cukup banyak, mudah diperoleh dan tersedia secara kontinyu (Dwiyana et al., 2021). Ampas kelapa memiliki kandungan nutrien yang cukup yaitu protein 5,78%; lemak 38,24% dan serat kasar 15,07% (Putri, 2014). Kandungan lemak yang tinggi dapat mengganggu proses pencernaan unggas dan adanya zat nutrisi manan. Manan hanya dapat dirombak oleh enzim mananase. Mananase merombak manan dan galakomanan menjadi manosa dan galaktosa. Enzim ini memotorng secara acak rantai utama manan menjadi gula terlarut yaitu monosakarida. Sebagai solusinya dilakukan proses fermentasi terlebih dahulu sebagai pakan unggas

Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kandungan nutrisi ampas kelapa tersebut, maka dilakukan proses fermentasi. Adapun kandungan nutrisi bahan pakan ampas kelapa sebagai berikut.

Tabel 2. Kandungan nutrisi ampas kelapa

Zat Pakan Kandungan (%)

BK 87,10

PK 3,95

LK 26,19

SK 12,92

Abu 1,61

Sumber : Ramdani et.al, 2016

Rendahnya kandungan nutrient yang terkandung dalam ampas kelapa membutuhkan teknologi pengolahan pakan agar dapat optimal menjadi bahan pakan yang berkualitas. Hasil penelitian Amalia (2018) yang memfermentasi ampas kelapa menggunakan jamur jenis Rhizopus oligoporus menunjukkan pengaruh berbeda nyata terhadap kandungan nutrien ampas kelapa. Adapun hasil kandungan nutrient apas kelapa terfermentasi sebagai berikut.

Tabel 3. Kandungan nutrient ampas kelapa terfermentasi Rhizopus oligosporus Zat Pakan Kandungan (%)

BK 91,02

PK 6,08

LK 37,93

SK 15,31

Sumber : Amalia (2018)

4

(10)

Pada penelitian tersebut, diketahui bahwa terjadi peningkatan kandungan BK dan nilai PK ampas kelapa dengan menggunakan fermentasi Rhizopus oligosporus 0,6%. Fermentasi ampas kelapa mampu meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik, sehingga kualitas bahan pakan menjadi lebih baik selain itu mampu meningkatkan daya simpan pakan.

Meskipun memiliki kandungan nutrient yang meningkat, pada penelitian Sudarmi dkk (2020) pemberian ampas kelapa terfermentasi masih belum meningkatkan konsumsi ransum yang disebabkan oleh menurunnya palatabilitas dari ransum ampas kelapa tersebut. Dengan menurunya konsumsi ransum, maka akan diikuti dengan penurunan PBB maupun konversi pakan. Hal ini dipengaruhi oleh bentuk, rasa, dan suhu dari ransum ampas kelapa terfermentasi tersebut (Pakaya et al., 2019).

Pada penelitian Fadhilah dkk (2022) ampas kelapa terfermentasi memiliki kadar air, kadar lemak kasar dan serat kasar yang lebih rendah dan memliki kadar protein kasar seta abu yang lebih tinggi dibandingkan ampas kelapa yang tak terfermentasi. Seperti yang diketahui peranan protein merupakan hal yang krusial sebagai penentu kualitas produksi dan keperluan hidup ternak. Sedangkan apabila bahan pakan memiliki kadar abu yang tinggi dapat menurunkan palatabilitas dan mengganggu keseimbangan serta penyerapan mineral.

Sehingga perlu menyesuaikan standar kadar abu pakan ungags agar tidak mengganggu aktivitas metabolish tubuh. Selain itu, pada fermentasi terjadi peningkatan kualitas pakan dan daya cerna pada pakan ampas kelapa.

Tabel 4. Analisis proksimat ampas kelapa terfermentasi (AKT) dan ampas kelapa tak fermentasi (AKTF)

Jenis sampel Kadar Air (%)

Kadar Abu (%)

Kadar PK (%)

Kadar LK (%)

Kadar SK (%)

AKT 5,02 7,57 12,87 28,29 22,34

AKTF 5,25 3,34 8,18 33,17 29,29

Nilai SNI 12,00 (max) 14,00 (max) 15,00 (min) 2,00 (min) 14,00 (max) Sumber : Fadhilah dkk, 2019

Berdasarkan hasil penelitian Jayanti (2021) pemberian ampas kelapa terfermentasi ragi tape dalam bentuk powder (tepung) puyuh petelur fase stater pada level 7% memiliki angka terbaik terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan.

Selain itu terjadi peningkatan kandungan PK dari 5,2% menjadi 6,8% akibat dari proses perombakan mikroorganisme ragi tape dalam amas kelapa tersebut.

(11)

BAB III. PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Saat ini upaya dalam pemenuhan nutrisi pakan ungags perlu dikaji secara mendalam untuk memperoleh hasil produksi ternak yang optimal. Dengan menggunakan bahan pakan berbasis hasil samping limbah pertanian, merupakan salah satu acuan yang dapat dilakukan.

Ampas kelapa salah satu hasil samping pertanian yang masih memiliki kandungan nutrient yang mencukupi. Dengan melalui proses tambahan berupa pengolahan teknologi pakan, maka akan meningkatkan kualitas nutrisi dalam pakan berbahan dasar ampas kelapa sebagai bahan pakan campuran untuk ternak unggas. Sehingga dalam hal ini dapat menguntungkan dari segi sektor pengelolaan limbah pertanian, dan sektor memenuhan kebutuhan pakan ternak berbasis pakan organik asal limbah pertanian.

3.2 Saran

Berdasarkan uraian diatas, diharakan agar melakukan penelitian lanjutan maupun pengkajian mendalam terkait pemanfaatan hasil samping ampas kelapa sebagai pakan alternatif pada ternak non-ruminansia maupun ruminansia.

6

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Amalia, D. N. 2018. Pengaruh Fermentasi Ampas Kelapa (Cocos nucifer L.) menggunakan Rhizopus oligoporus Terhadap pH dan Kandungan Nutrien. Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang.

Fadhilah, I. N., V. Octaviani, dan N. Kurniasih. 2022. Nilai Nutrisi (Analisis Proksimat) Ampas Kelapa Terfermentasi sebagai Pakan Kelinci. Prosiding Seminar Nasional

Kimia 2021. Vol. 7 (2022). ISSN: 2774-6585.

https://conferences.uinsgd.ac.id/index.php/

Jayanti, D. E. 2021. Pengaruh Penambahan Ampas Kelapa yang Difermentasi Dengan Menggunakan Ragi Tape Sebagai Bahan Pakan Terhadap Performa Puyuh Petelur Fase Stater. Skirpsi. Politeknik Negeri Jember

Nugraheni, M. 2013. Pengetahuan Bahan Pangan Hewani. Edisi I. Graha ilmu. Yogyakarta.

Pakaya S. A., S. Zainudin, dan S. Dako. 2019. Performa Ayam Kampung Super yang diberi Level penambahan Tepung Kulit Kakao (Theobroma cacao L.) Fermentasi dalam Ransum. Jambura Journal of Animal Science. Vol. 1 No. 2 : 40-45.

Sudarmi, N., Aswandi, B. Mofu. 2020. Peningkatan Kualitas Ampas Kelapa Melalui Fermentasi dengan Suplemen Organik Cair Sebagai Pakan Ayam Kampung. Jurnal Wahana Peternakan. Vol.4 No.2 September 2020. Polteknik Pembangunan Pertanian Manokwari. Papua Barat.

Tamalludin, F. 2012. Ayam Broiler, 22 Hari Panen Lebih Untung. Penebar Swadaya. Jakarta 2012.

Yolanda S. M., J.E.G. Rompis, B.Tulung, J. Laihad, dan J. J. M. R. Londok. 2019. Pengaruh Pembatasan Pakan dan Sumber Serat Kasar Berbeda Terhadap Bobot Hidup, Bobot Karkas dan Potongan Komersial Karkas Ayam Broiler Strain Lohma. Zootec Vol.39 No. 1 : 134 - 145 (Januari 2019) ISSN 0852 – 2626 eISSN2615 – 8698

Yetti, G. 2020. Ampas Kelapa Fermentasi Solusi Cerdas Pakan Ayam Berkualitas. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

https://distan.babelprov.go.id/content/ampas-kelapa-fermentasi-solusi-cerdas-pakan- ayam-berkualitas#:~:text=Sementara%20data%20lainnya%20menunjukkan

%20kandungan,persen%20(Wulandari%2C%202017).

Referensi

Dokumen terkait

Konsentrasi penambahan ampas kelapa pada pakan yang optimal untuk pertumbuhan dan kadar protein ikan nila sebesar 25%B. Namun perlu adanya perbaikan komposisi nutrisi

Evaluasi Nutrisi Campuran Onggok dan Ampas Tahu Terfermentasi Aspergillus niger, Rizhopus Oligosporus dan Kombinasi sebagai Bahan Pakan Pengganti Tepung

Hasil analisis kandungan nutrien BK, BO, PK dari berbagai jenis bahan penyusun pakan lengkap (PL) berupa bahan konsentrat yang dianalisis di Laboratorium Nutrisi dan Makanan

Dari hasil analisis diketahui bahwa ampas kelapa sebagai produk samping pengolahan minyak kelapa murni memiliki kadar protein kasar masih relatif tinggi yaitu sebesar 11,35% dengan

Pakan komplit dengan lama pemeraman berbeda yang berbahan dasar ampas sagu berpengaruh sangat nyata terhadap(P<0.05) terhadap kandungan bahan kering (BK) in vitro dan

Dari hasil analisis diketahui bahwa ampas kelapa sebagai produk samping pengolahan minyak kelapa murni memiliki kadar protein kasar masih relatif tinggi yaitu sebesar 11,35% dengan

SUBSTITUSI AMPAS TAHU TERFERMENTASI Lactobacillus plantarum PADA FORMULASI PAKAN TERHADAP KANDUNGAN NUTRISI DAGING KELINCI FASE GROWER Substitution of Fermented Tofu Waste using

Variabel yang diamati yaitu daya hambat bakteri dan kandungan nutrisi antara ampas jamu dan acidifier asam jawa.. Data dianalisis menggunakan analisa Anova dan dilanjutkan dengan Uji