• Tidak ada hasil yang ditemukan

manajemen kesiswaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "manajemen kesiswaan"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

PELAJARAN 2018/2019

SKRIPSI

diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Oleh:

AHMAD KHOIRI NIM : T20153075

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER

SEPTEMBER 2019

(2)

PELAJARAN 2018-2019

SKRIPSI

diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan Program Studi Manajemen Pendidikan Islam

Oleh:

AHMAD KHOIRI NIM : T20153075

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER

SEPTEMBER 2019

(3)
(4)
(5)

Artinya: “Dan barang siapa yang berjihad (bersungguh-sungguh), maka sesungguhnya kesungguhan itu adalah untuk dirinya sendiri....”

(Q.S Al-Ankabut:6).1

1 Al-Aliy, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Diponegoro, 2005), 317.

(6)

1. Orang tuaku tercinta, Bapak Madin dan Ibu Hotija yang selalu berjuang untuk hidupku dengan do’a, usaha dan kasih sayangnya demi kesuksesanku.

2. Saudara-saudariku, Abdul Khobir dan Julaiha yang selalu memberikan semangat.

3. Lembaga SMP Plus Royatul Islam yang telah memberikan kesempatan dan pengalaman berharga dalam mempelajari pelaksanaan Manjemen Kesiswaan yang baik.

4. Sahabat-sahabat seperjuanganku, khususnya kelas C2 yang telah memberikan pengalaman berharga dalam menuntut ilmu dalam mencapai cita-cita.

5. Sahabat-sahabatku Himpunan Mahasiswa Program Studi Manajemen Pendidikan Islam (HMPS MPI).

(7)

Alhamdulillah, ungkapan rasa syukur saya kepada Allah SWT Dzat yang Maha Penyantun Robbil Izzah atas karunia dan nikmat-Nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini sebagai tugas akhir dalam bentuk skripsi yang berjudul “Manajemen Kesiswaan Dalam Meningkatan Mutu Pendidikan Di SMP Plus Royatul Islam Patemon Mangaran Ajung Jember Tahun Pelajaran 2018-2019”.

Selesainya penyusunan karya ilmiah ini tidak terlepas dari pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, sebagai bentuk penghargaan, saya haturkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada:

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM., Selaku Rektor IAIN Jember yang telah memberikan fasilitas selama kami menuntut ilmu di IAIN Jember.

2. Dr. Hj. Mukni’ah M.Pd.I, Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember yang telah meluangkan waktunya untuk menyetujui hasil skripsi yang telah diselesaikan.

3. Nuruddin M.Pd.I, selaku Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam FTIK IAIN Jember yang telah membenahi program di Manajemen Pendidikan Islam serta telah meluangkan waktunya untuk menyetujui hasil skripsi yang telah diselesaikan.

(8)

5. Dr. H. Abd Muis, M.M. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan ditengah-tengah kesibukannya telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, pengarahan serta nasehat demi selesainya penyususnan skripsi ini.

6. Abdul Hobir S.Sos.I, selaku kepala sekolah SMP Plus Royatul Islam yang telah memberikan izin serta pengarahan untuk melakukan penelitian dalam penyusunan skripsi ini.

7. Segenap guru, waka kesiswaan dan siswa SMP Plus Royatul Islam yang telah membantu dan memberikan informasi serta data-data yang dibutuhkan peneliti sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

8. Sahabat-sahabatku dan teman-teman kelas C2 serta seluruh pihak yang bersangkutan yang tidak dapat disebutkan yang telah memberikan dorongan semangat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari harapan yang ideal, yang mana kekurangan pasti ada didalamnya. Namun, walaupun dengan waktu yang sangat terbatas penulis mencoba untuk menyususnnya berdasarkan kemampuan yang ada, dan untuk menyempurnakannya tentu tidak lepas dari kritik dan saran yang bersifat membina, memperbaikI dan membangun dari para pembaca.

(9)

Aamiin yaa Robbal alamin.

Jember, 15 Agustus 2019 Penulis,

AHMAD KHOIRI NIM. T20153075

(10)

Manajemen kesiswaan adalah seni mengelola segala aktifitas yang berkaitan dengan siswa sejak masuk sampai dengan keluarnya siswa tersebut dari sekolah. Siswa merupakan subyek sekaligus obyek dalam proses transformasi ilmu pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.

Fokus penelitian dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana pelaksanaan manajemen kesiswaan dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMP Plus Royatul Islam tahun pelajaran 2018/2019. 2) Bagaimana upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan Manajemen Kesiswaan di SMP Plus Royatul Islam Patemon Ajung Tahun Pelajaran 2018/2019.

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan manajamen kesiswaan dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMP Plus Royatul Islam Patemon Ajung Tahun Pelajaran 2018/2019. serta Mendeskripsikan upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan manajemen kesiswaan di SMP Plus Royatul Islam Patemon Ajung Tahun Pelajaran 2018/2019.

Untuk mengidentifikasi fokus penelitian tersebut, Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan jenis penelitian field research. Adapun pengumpulan datanya menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penentuan subyek penelitiannya menggunakan teknik purposive. Analisis datanya menggunakan teknik Miles and Huberman yakni, data collection. data display dan conclution drawing/verification.

Sedangkan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik/ metode.Hasil dari penelitian ini adalah: 1) Pelaksanaan Manajemen Kesiswaan yaitu segala pengaturan terhadap siswa mulai masuk sampai keluarnya siswa tersebut dari sekolah dengan melalui pendaftaran, penerimaan, orientasi, pengelompokan atau penempatan, pencatatan, pembinaan dan evaluasi hasil belajar. 2) Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu Pendidikan yang berkaitan dengan manajemen kesiswaan yaitu usaha- usaha yang dilakukan secara sadar dan terus-menerus untuk mencapai kualitas pendidikan yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Seperti usaha meningkatkan profesionalitas guru, kedisplinan siswa dan kreatifitas siswa.

(11)

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... ix

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... xi

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 10

1. Manfaat Teoritis ... 10

2. Manfaat Praktis ... 11

E. Definisi Istilah ... 11

F. Sistematika Pembahasan ... 13

BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 17

A. Penelitian Terdahulu ... 17

B. Kajian Teori ... 21

BAB III : METODE PENELITIAN ... 51

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 51

B. Lokasi Penelitian ... 53

C. Subyek Penelitian ... 54

D. Teknik Pengumpulan Data ... 54

E. Analisis Data ... 58

(12)

B. Penyajian Data dan Analisis Data ... 67

C. Pembahasan Temuan ... 92

BAB V : PENUTUP ... 95

A. Kesimpulan ... 95

B. Saran-saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 97 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(13)

2.1 Persamaan dan Perbedaan ... 20

(14)

4.1. Dokumentasi wawancara dengan Kepala Sekolah tentang Pelaksanaan Manajemen Kesiswaan di SMP Plus Royatul

Islam ... 69

4.2. Dokumentasi brosur penerimaan siswa baru di SMP Plus Royatul Islam dan syarat pendaftaran masuk di SMP Plus

Royatul Islam ... 71

4.3. Dokumentasi banner penerimaan siswa baru SMP Plus Royatul

Islam yang di pampang di pinggir jalan. ... 72

4.4. Dokumentasi wawancara dengan Ibu Fitriatul Hasanah di

ruang guru. ... 75

4.5. Dokumentasi wawancara dengan kepala sekolah SMP Plus

Royatul Islam di ruang kantor kepala sekolah. ... 76

4.6. Dokumentasi ketika siswa melaksanakan kegiatan Sholat

Dhuha berjamaah di Masjid SMP Plus Royatul Islam. ... 80

4.7. Dokumentasi ketika proses pembelajaran berlangsung, dengan keadaan kelas di beri sekat antara siswa laki-laki dengan

perempuan di SMP Plus Royatul Islam. ... 82

(15)

4.9. Dokumentasi ketika wawancara dengan guru Ibu Mazida

sebagai guru di SMP Plus Royatul Islam. ... 86

4.10. Dokumentasi ketika wawancara dengan bapak Muhammad

Syafi’i di ruang guru SMP Plus Royatul Islam. ... 88

4.11. Dokumentasi ketika pembinaan kreatifitas siswa laki-laki di

ruang perpustakaan. ... 89

4.12. Dokumentasi ketika rapat kepala sekolah dengan guru-guru SMP serta memberikan pembinaan secara langsung dari kepala

sekolah terhadap guru-guru. ... 90

4.13. Dokumentasi perolehan Juara Open Tournamen Sepak Bola di

Cendana Cup III. ... 91

(16)

Peserta didik, menurut ketentuan umum Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur,jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. Pada taman kanak-kanak, menurut ketentuan Pasal 1 Peraturan Pemerintah RI Nomor 27 Tahun 1990, disebut dengan anak didik. Sedangkan pendidikan dasar dan menengah, menurut ketentuan Pasal 1 Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 dan Nomor 29 Tahun 1990 disebut dengan siswa. Sementara pada perguruan tinggi, menurut ketentuan Peraturan Pemerintah RI Nomor 30 Tahun 1990 disebut mahasiswa.1

Peserta didik ini juga mempunyai sebutan-sebutan lain seperti murid, subjek didik, anak didik, pembelajaran, dan sebagainya. Oleh karena itu, sebutan-sebutan yang berbeda pada buku ini mempunyai maksud yang sama.

Apapun istilahnya, yang jelas peserta didik adalah mereka yang sedang mengikuti program pendidikan pada suatu sekolah atau jenjang pendidikan tertentu.2

Keberhasilan dalam penyelenggaraan Iembaga pendidikan (sekolah) akan sangat bergantung kepada Manajemen komponen-komponen pendukung pelaksanaan kegiatan seperti kurikulum, peserta didik, pembiayaan, tenaga

1 Undang-undang sisdiknas tentang sistem pendidikan nasional nomer 20 tahun 2003.

2 Ali imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah (jakarta, PT. Bumi Aksara, 2016) hal 5.

(17)

pelaksana, dan sarana prasarana. Komponen-komponen tersebut merupakan satu kesatuan dalam upaya pencapaian tujuan Iembaga pendidikan (sekolah), artinya bahwa satu komponen tidak lebih penting dari komponen lainnya.

Akan tetapi satu komponen memberikan dukungan bagi komponen lainnya sehingga memberikan kontribusi yang tinggi terhadap pencapaian tujuan Iembaga pendidikan (sekolah) tersebut.

Komponen peserta didik keberadaannya sangat dibutuhkan, terlebih bahwa pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah, peserta didik merupakan subyek sekaligus objek dalam proses transformasi iImu pengetahuan dan keterampiIan-keterampilan yang diperlukan. Oleh karena itu keberadaan peserta didik tidak hanya sekedar memenuhi kebutuhan saja, akan tetapi harus merupakan bagian dari kebermutuan dari Iembaga pendidikan (sekolah).

Artinya bahwa dibutuhkan manajemen peserta didik yang bermutu bagi lembaga pendidikan (sekolah) itu sendiri. Sehingga peserta didik itu dapat dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, imosional, dan kejiwaan peserta didik).

Kebutuhan peserta didik dalam mengembangkan dirinya tentu saja beragam dalam hal pemrioritasan, seperti disatu sisi para peserta didik ingin sukses dalam hal prestasi akademiknya, di sisi lain ia juga ingin sukses dalam hal sosialisasi dengan teman sebayanya. Bahkan ada juga peserta didik yang ingin sukses dalam segala hal. Pilihan-pilihan yang tepat atas keberagaman keinginan tersebut tidak jarang menimbulkan masalah bagi para peserta didik.

Oleh karena itu diperlukan layanan bagi peserta didik yang dikelola dengan

(18)

baik. Manajemen peserta didik berupaya mengisi kebutuhan akan layanan yang baik tersebut, mulai dari peserta didik tersebut mendaftarkan diri ke sekolah sampai peserta didik tersebut menyelesaikan studi di sekolah tersebut.3

Adanya pengelolaan siswa merupakan upaya untuk memberikan layanan yang sebaik mungkin kepada siswa semenjak dari proses penerimaan sampai siswa meninggalkan lembaga pendidikan (sekolah) karena sudah tamat/lulus mengikuti pendidikan pada lembaga pendidikan (sekolah) itu.4

Siswa merupakan sebuah sasaran pendidikan yang harus diarahkan, diproses guna untuk memiliki sejumlah kompetensi yang diharapkan namun untuk mencapai kompetensi tersebut diperlukan suatu pengelolaan/

manajemen yang baik. siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha untuk mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia melalui jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Pengelolaan siswa yang dimaksud di sini adalah segala aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik sejak masuk sampai dengan keluarnya peserta didik dari suatu sekolah atau lembaga pendidikan.5

Pendidikan merupakan bagian integral dalam kehidupan manusia.

Pendidikan merupakan usaha membimbing dan membina serta bertanggung jawab untuk mengembangkan intelektual pribadi anak didik kearah kedewasaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Manusia

3 TIM Dosen Administrasi Pendidikan, Manajemen Pendidikan, (Bandung, Alfabeta, 2009) 203.

4 Ibid., TIM Dosen Administrasi Pendidikan, Manajemen Pendidikan, 205.

5 Rodliyah, Manajemen pendidikan (sebuah konsep dan aplikasi), (, IAIN Jember Press, 2015), 75.

(19)

dapat membina kepribadiannya dengan jalan mengembangkan potensi- potensi pribadinya sesuai dengan nilai-nilai yang ada tersebut, diharapkan berlangsung suatu proses pendidikan sesuai dengan tujuan utama pendidikan.

Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan alat pelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian, Berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan, namun sebagian besar lainnya masih memprihatinkan.6

Kenyataan tersebut merupakan tantangan serius bagi lembaga pendidikan yang ada. Lembaga pendidikan harus melakukan upaya pengembangan sumber daya manusia secara makro, yaitu melalui proses peningkatan kualitas atau kemampuan manusia dalam rangka mencapai suatu tujuan pengembangan bangsa. Proses peningkatan ini mencakup perencanaan, pengembangan, dan pengelolaan sumber daya manusia, Karena untuk dapat perkembangan sumber daya manusia, salah satu cara yang harus ditempuh adalah dengan pendidikan. Mengenai pendidikan Allah SWT berjanji akan memberikan derajat yang tinggi terhadap orang-orang yang

6 Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004) 179.

(20)

berilmu pengetahuan atau berpendidikan. Sebagaimana firman-nya:





























Artinya : Niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha teliti apa yang kamu kerjakan. (QS, Al-Mujadilah;11).7 Dari ayat tersebut, dapat dipahami bahwa allah berjanji akan memberikan balasan dengan derajat yang tinggi bagi orang-orang yang mampu memperoleh ilmu pengetahuan atau berpendidikan.

Manajemen sebagai ilmu sangat popular, bahkan dianggap sebagai kunci keberhasilan pengelolaan perusahaan atau lembaga pendidikan, baik lembaga pendidikan umum maupun lembaga pendidikan Islam. Bahkan ada orang yang menganggap manajemen pendidikan Islam sebagai suatu ciri dari lembaga pendidikan Islam modern, karena dengan adanya manjemen kesiswaan maka lembaga pendidikan Islam diharapkan akan berkembang dan berhasil.

Sukses tidaknya pendidikan dan pembelajaran di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan kepala sekolah dalam memanajemen setiap komponen sekolah (who is behind the school). Kemampuan kepala sekolah tersebut terutama berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman mereka terhadap manajemen dan kepemimpinan, serta tugas yang dibebankan kepadanya; karena tidak jarang kegagalan pendidikan dan pembelajaran di

7 Kemenag RI. 2010. Al-Qur’an Dan Terjemahannya Semarang; (PT. Tanjung mas,2010) 910.

(21)

sekolah disebabkan oleh kurangnya pemahaman kepala sekolah terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa berhasil tidaknya suatu sekolah dalam mencapai tujuan serta mewujudkan visi dan misinya terletak pada bagaimana manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah, khususnya dalam menggerakkan dan memberdayakan berbagai komponen sekolah. Dalam prosesnya, interaksi berkualitas yang dinamis antara kepala sekolah, guru, tenaga administrasi, dan peserta didik memainkan peran sangat penting, terutama dalam penyesuaian berbagai aktivitas sekolah dengan tuntutan globalisasi, perubahan masyarakat, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan situasi, kondisi, dan lingkungannya. Kesemuanya itu sangat menuntut kompetensi dan profesionalitas kepala sekolah, untuk memungkinkan terciptanya interaksi berkualitas yang dinamis.

Sebagai komponen penting organisasi sekolah, kepala sekolah harus mampu memberikan layanan yang bermutu secara optimal. Hal ini penting, karena dalam era desentralisasi pendidikan sekarang ini kepala sekolah merupakan “The president in the multiversery, is leader, educator, creator, initiator wielder of power pump, he is also office holder, caretaker inherittor;

consensus seeker, persuader, bottleneck, but he is mostly mediator ”. 8

Dengan kemandiriannya, kepala sekolah lebih berdaya dalam mengembangkan berbagai program yang sesuai dengan kebutuhan dan potensinya. Demikian pula dengan pengambilan keputusan partisipatif, yang

8 Mulyadi. Kepemimpinan kepala sekolah. (UIN Maliki, Malang, 2010) 142.

(22)

melibatkan warga sekolah secara langsung akan meningkatkan kepedulian dan rasa memiliki mereka terhadap sekolah beserta program-programnya.

Peningkatan rasa memiliki ini akan meningkatkan kesadaran, tanggung jawab, kepedulian, dan komitmen warga sekolah terhadap sekolahnya;

sehingga akan melahirkan dedikasi dan kreativitas yang tinggi dalam pengembangan program-program sekolah.

Selain itu, pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran di sekolah, menuntut guru dan kepala sekolah untuk memperhatikan dan memahami Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang tertuang dalam PP 19 tahun 2005, beserta penjabarannya yang telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional(Permendiknas). Kepala sekolah dan guru juga dituntut untuk memilah, memilih, menambah dan mengurangi, serta melakukan seleksi, menjabarkan dan mengembangkan berbagai nilai pendidikan terhadap setiap kompetensi dasar yang tertuang dalam standar isi serta mengimplemetasikannya dalam pembelajaran, sehingga rumusan kompetensi beserta perangkat indikatornya betul-betul dapat membentuk kompetensi peserta didik sesuai dengan potensi dan kemampuannya masing-masing, serta sesuai pula dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, serta kebutuhan masyarakat pada umumnya.

Sekolah Menengah Pertama Plus Royatul Islam ini merupakan lembaga pendidikan formal di bawah naungan Yayasan Pendidikan Royatul Islam. Bila dilihat dari usianya SMP Plus Royatul Islam sudah cukup lama berdiri kurang lebih sekitar 4 tahun, namun diusia tersebut

(23)

lembaga SMP Plus Royatul Islam ini mengalami perkembangan yang relatif baik pada kurun waktu yang singkat, baik pada pelaksanaan Manajemen Kesiswaan maupun peran Kepala Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMP Plus Royatul Islam, Hal ini dapat dilihat dari kualitas pendidikan yang baik karena ditunjang oleh fasilitas sarana dan prasarana yang cukup lengkap, sehingga menghasilkan kualitas peserta didik yang cukup baik.9 Kenyataan yang demikian cukup mempunyai arti tersendiri dalam perkembangan sekolah bagi masyarakat dan pemerintah, sehingga sekolah menjadi harapan masyarakat sekitarnya guna mendidik dan mengajar anak-anaknya untuk mencapaikedewasaan.

Hal yangmelatar belakangi peningkatan mutu pendidikan di sekolah tersebut yaitu dengan adanya pelaksanaan sistem manajemen dan upaya Kepala Sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan yang baik. Dengan cara melakukan pembenahan-pembenahan dalam sistem manajemen, khususnya dibidang manajemen kesiswaan.10

Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk meneliti tentang bagaimana pelaksanaan manajemen kesiswaan dan upaya kepala sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan yang berkaitan dengan manajemen kesiswaan di SMP Plus Royatul Islam mulai dari sistem penerimaan siswa baru, pembinaan siswa, hingga siswa menyelesaikan studi dan meninggalkan sekolah dan upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan tersebut dilakukan dalam upayanya untuk

9 Abduh, Observasi, patemon, 25 january 2019.

10 Abdul khobir, wawancara, patemon 28 january 2019.

(24)

meningkatkan mutu pendidikan di SMP Plus Royatul Islam tersebut.

B.

Fokus Penelitian

Bagian ini mencantumkan semua fokus permasalahan yang akan di cari jawabannya melalui proses penelitian. Focus penelitian disusun secara singkat, jelas, tegas, spesifik, operasional yang dituangkan dalam bentuk kalimat Tanya.11

Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan manajamen kesiswaan dalam meningkatkan mutu pendidikan di smp plus royatul islam patemon ajung tahun pelajaran 2018/2019?

2. Bagaimana upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan manajemen kesiswaan di smp plus royatul islam patemon ajung tahun pelajaran 2018/2019?

C.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan gambaran tentang arah yang akan dituju dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian harus mengacu pada masalah- masalah yang telah dirumuskan sebelumnya.12

Dari penjelasan di atas, adapun tujuan penelitian dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

11 Tim penyusun, pedoman penelitian karya ilmiah 2017, hal 44.

12Ibid.,45.

(25)

1. Mendeskripsikan pelaksanaan manajamen kesiswaan dalam meningkatkan mutu pendidikan di SMP Plus Royatul Islam Patemon Ajung Tahun Pelajaran 2018/2019.

2. Mendeskripsikan upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan manajemen kesiswaan di SMP Plus Royatul Islam Patemon Ajung Tahun Pelajaran 2018/2019.

D.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian berisi tentang kontribusi apa yang akan diberikan setelah selesai melakukan penelitian. Kegunaan dapat berupa kegunaan yang bersifat teoritis dan kegunaan praktis, seperti kegunaan bagi penulis, instansi dan masyarakat secara keseluruhan.

Adapun kegunaan atau manfaat dalam penelitian ini yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan perkembangan yang luas dalam meningkatkan mutu pendidikan Islam yang indikasinya dapat menciptakan proses mengelolaan manajemen kesiswaan yang baik, unggul dan kompetitif dalam meningkatkan mutu pendidikan dimasa sekarang dan yang akan datang.

(26)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi lembaga SMP Plus Royatul Islam, dapat dijadikan sebagai bahan infonnasi bagi kepala sekolah dan para guru dalam rangka mengetahui urgensi manajemen dalam meningkatkan mutu pendidikan Islam.

b. Bagi guru, sebagai kontribusi pemikiran pentingnya manajemen pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan Islam yang baik.

c. Bagi peneliti sebagai media untuk menambah wawasan dan khazanah keilmuan peneliti tentang aplikasi manajemen kesiswaan dalam meningkatkan mutu pendidikan islam.

d. Bagi masyarakat (orang tua wali murid), tugas utama sekolah ialah membantu peserta didik untuk menemukan, mengembangkan dan membangun kemempuan yang akan menjadikannya berkesanggupan secara efektif untuk menunaikan tugas-tugas individu dan sosialnya pada saat sekarang dan mendatang.

e. Bagi lembaga IAIN, penelitian ini diharapkan sebagai tambahan literatur atau referensi bagi lembaga IAIN Jember dan mahasiswa yang ingin mengembangkan kajian tentang manajemen kesiswaan dan mutu pendidikan islam.

E.

Definisi Istilah

Untuk memberikan arahan serta menghindari timbulnya salah penafsiran serta pengertian yang lebih melebar dalam penyampaian isi dari karya ilmiah yang berjudul ”Manajemen Kesiswaan Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Sekolah Menengah Pertama Plus Royatul Islam Patemon

(27)

Ajung Tahun Pelajaran 2018/2019. berikut ini akan di jelaskan beberapa definisi istilah yang terkandung di dalam judul penelitian ini yang meliputi:

1. Manajemen Kesiswaan

Manajemen kesiswaan adalah seni mengelola segala aktifitas yang berkaitan dengan peserta didik sejak masuk sampai dengan keluarnya peserta didik dari suatu sekolah atau lembaga pendidikan tersebut.13 Namun dalam penelitian ini yang di maksud manajemen kesiswaan adalah segala pelaksanaan pengelolaan siswa yang meliputi mulai dari penerimaan siswa, orientasi siswa, pencatatan siswa, penempatan siswa, pembinaan siswa sampai evaluasi dan upaya-upaya kepala sekolah dalam meningkatkan mutu melalui manajemen keswiswaan pendidikan di SMP Plus Royatul Islam.

2. Mutu Pendidikan

Mutu pendidikan adalah ukuran baik buruk suatu benda, keadaan, taraf, atau derajat (kepandaian, kecerdasan,dan sebagainya).14

Mutu menurut konsep Deming dalam mulyadi adalah kesesuaian dengan kebutuhan pasar / masyarakat, dalam konsep deming pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang dapat menghasilkan keluaran, baik pelayanan dan lulusan yang sesuai kebutuhan atau harapan pelanggan /masyarakat.15

13 Rodliyah, Manajemen pendidikan (sebuah konsep dan aplikasi) 73.

14 Barnawi, system penjaminan mutu pendidikan (Yogyakarta, Ar-ruz Media, 2017), 148.

15H. Mulyadi, kepemimpinan kepala sekolah, (Malang, Uin Mliki Press, 2010) 78.

(28)

Dari pendapat di atas dapat dipahami yang dimaksud dengan meningkatkan mutu pendidikan dalam penelitian ini adalah usaha- usaha yang dilakukan secara sadar dan terus-menerus untukmencapai kualitas pendidikan yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Peningkatan mutu dalam penelitian ini lebih difokuskan pada pelaksanaan kegiatan Manajemen Kesiswaan di sekolah yang berkenaan dengan mulai siswa masuk sampai keluar atau lulus dari suatu sekolah.

3. Kepala sekolah

Kepala sekolah yaitu merupakan pemimpin pendidikan tingkat satuan pendidikan yang harus memiliki dasar kepemimpinan yang kuat. Untuk itu, setiap kepala sekolah harus memahami kunci kepemimpinannya, yang mencakup pentingnya kepemimpinan kepala sekolah, indikator kepala sekolah yang efektif, model kepemimpinan yang ideal, selalu ada harapan baru dari kepala sekolah dan etika kepemimpinan kepala sekolah.

F.

Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang di mulai dari bab pendahuluan sampai bab penutup, format penulisan sistematika pembahasan adalah dalam bentuk deskriptif naratif.

Adapun sistematika pembahsan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Pada Bab satu dijelaskan mengenai latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, deiinisi istilah, dan sistematika

(29)

pembahasan. Fungsi dari Bab satu ini adalah untuk memperoleh gambaran umum dari skripsi ini.

Pada Bab dua dijelaskan mengenai kajian kepustakaan, yaitu penelitian terdahulu, yaitu mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini dan kajian teoritik yang erat kaitannya dengan masalah yang sedang diteliti, yang dalam hal ini mengkaji tentang aplikasi manjemen pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan Islam. Fungsi dari Bab dua ini adalah untuk mengetahui hasil-hasil dari penelitian yang pemah ada dalam bidang yang sama, serta membicarakan teori yang terkait dengan topik penelitian ini.

Pada Bab tiga dijelaskan mengenai metode penelitian yang meliputi:

pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subyek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

Fungsi Bab tiga ini adalah untuk acuan atau pedoman dalam penelitian ini, berupa langkah-langkah yang harus diikuti untuk menjawab pertanyaan dalam perumusan masalah.

Pada Bab empat dijelaskan mengenai gambaran obyek penelitian, penyajian dan analisis data, sena pembahasan temuan. Fungsi Bab empat ini adalah pemaparan data yang diperoleh di lapangan dan juga untuk menarik kesimpulan dalam rangka menjawab masalah yang telah dirumuskan.

Pada Bab lima dipaparkan mengenai kesimpulan dan saran-saran.

Fungsi dari bab lima ini adalah sebagai rangkuman dari semua pembahasan

(30)

yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, sekaligus penyampaian saran- saran bagi pihak yang terkait.

(31)

A. Penelitian Terdahulu

Dalam peelitian ini peneliti mencari dan mengumpulkan beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang akan di lakukan, agar peneliti bisa mencari persamaan dan perbedan dari penelitian yang sudah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya.

Dengan adanya penelitian terdahulu, maka akan dapat dilihat sampai sejauh mana orisinalitas dan perbedaan penelitian yang hendak dilakukan.24 Adapun beberapa penelitian terdahulu yang sudah di dapatkan oleh peneliti, peneliti ini yaitu:

1. penelitian yang dilakukan Dina Rafidatul Choiroh, dengan judul penelitian, Manajemen Kesiswaan dalam Meningkatkan Kuantitas Siswa Baru di Madrasah Tsanawiyah Al-Mubarok Desa Labruk Kidul Kecamatan Sumbersuko Kabupaten Lumajang Tahun Pelajaran 2016/2017.25

Metode penelitian tersebut mengunakan pendekatan kualitatif dan berjenis studi lapangan.Penentuan informan dengan purposive sampling, penggalian data dengan observasi, interview, dan dokumentasi, analisis

24 Tim penyusun, Karya Ilmiah, 45.

25 Dina Rafidatul Choiroh, Manajemen Kesiswaan dalam Meningkatkan Kuantitas Siswa Baru di Madrasah Tsanawiyah Al-Mubarok Desa Labruk Kidul Kecamatan Sumbersuko Kabupaten Lumajang Tahun Pelajaran 2016/2017. (Skripsi, IAIN Jember, 2017)

(32)

data dengan tiga alur yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan, uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber.

Hasil penelitian a. Kegiatan pembinaan, pembinaan pramuka paskibra b. Kegiatan kurikuler, memberikan tugas baik pelajaran umum, agama maupun pembinaan c. Kegiatan Evaluasi, TES dan NON tes.

2. penelitian yang dilakukan Qurrotul Aini, dengan judul penelitian, Manajemen Kesiswaan Di Madrasah Tsanawiyah Annuriyah Kaliwining Rambipuji Jember Tahun Pelajaran 2015/2016.26

Penelitian tersebut menggunakan penelitian pendekatan kualitatif deskriptif, penentuan sumbernya adalah Purposive Sampling sedangkan metode pengumpulan data menggunakan observasi, interview, dan dokumentasi.Dan metode analisa data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dan keabsahan menggunakan triangulasi sumber.

Hasil penelitian a. Kegiatan kurikuler, memberikan tugas baik pelajaran umum, agama maupun pembinaan kitab b. Kegiatan ekstrakurikuler kegiatan keagamaan dan keterampilan siswa c. Teknik evaluasi evalyuasi tes dan lisan.

3. penelitian yang dilakukan Ifa Nur Faidah, tentang urgensi manajemen pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan islam di madrasah aliyah wahid hasyim balung tahun pelajaran 2013/2014.27

26Qurrotul Aini, Implementasi Manajemen Kesiswaan Di Madrasah Tsanawiyah Annuriyah Kaliwining Rambipuji Jember Tahun Pelajaran 2015/2016. (Skripsi, IAIN Jember, 2015).

(33)

Dalam penjelasan skripsi ini menjelaskan bagaimana urgensi manajemen pendidikan dalam peningkatan mutu pendidikan dan lebih bertitik fokus kepada aplikasi manajemen pendidikannya.Dan metode analisa data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dan keabsahan menggunakan triangulasi sumber.

Hasil penelitian a. Kegiatan penerimaan siswa, dor tu dor, memasang baner di pinggir jalan b. Kegiatan kurikuler, memberikan tugas baik pelajaran umum, agama maupun pembinaan c. Kegiatan evaluasi tes.

sedangkan peneliti mengangkat judul Manajemen Kesiswaan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Adapun kaitannya dengan penelitian terdahulu ialah sama mengambil subjek penelitian manajemen kesiswaan dan meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan. Dengan begitu, maka peneliti akan membahas lebih luas Iagi tentang manajemen kesiswaaannya, yaitu dengan mengangkat judul tentang Manajemen kesiswaan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan di Smp Plus Royatul Islam Patemon Mangaran Ajung tahun pelajaran 2018/2019.

27 Ifa Nur Faidah,Urgensi manajemen pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan islam di madrasah aliyah wahid hasyim balung tahun pelajaran 2013/2014. (Skripsi, STAIN Jember, 2014).

(34)

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan Penelitian

No

Nama, Judul dan tahun penelitian

Persamaan Perbedaan Hasil penelitian

1 2 3 4

1 Dina Rafidatul Choiroh,

Manajemen

Kesiswaan dalam Meningkat kan Kuantitas Siswa Baru di Madrasah Tsanawiyah Al- Mubarok Desa Labruk Kidul Kecamatan

Sumbersuko Kabupaten

Lumajang Tahun Pelajaran 2016/2017.

- Jenis panelitian kualitatif deskriptif - Variable

pertama Manajemen Kesiswaan

- Lokasi penelitian - Tahun penelitian

- Variable kedua penelitian ini dalam

meningkatkan kuantitas siswa - Penelitian ini

lebih menitik beratkan kepada kuantitas siswa baru.

- Kegiatan pembinaan, pembinaan pramuka paskibra - Kegiatan

kurikuler, memberikan tugas baik pelajaran umum, agama maupun pembinaan - Kegiatan

Evaluasi, TES dan NON tes.

2 Qurrotul Aini, Implementasi

Manajemen

Kesiswaan Di Madrasah

Tsanawiyah Annuriyah Kaliwining

Rambipuji Jember Tahun Pelajaran 2015/2016.

- Jenis panelitian kualitatif deskriptif.

- Variable pertama Manajemen Kesiswaan

- Lokasi penelitian - Tahun penelitian - Penelitian ini

hanya fokus kepada penerapan manajemen kesiswaannya.

- Kegiatan kurikuler, memberikan tugas baik pelajaran umum, agama maupun pembinaan kitab - Kegiatan

ekstrakurikul er kegiatan keagamaan dan

keterampilan siswa

- Teknik evaluasi evalyuasi tes dan lisan.

(35)

3 Ifa Nur Faidah, Urgensi manajemen pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan islam di madrasah aliyah wahid hasyim balung tahun pelajaran 2013/2014.

- Jenis panelitian kualitatif deskriptif.

- Variable kedua mutu pendidikan

- Lokasi penelitian - Tahun penelitian - Variable pertama

dalam penelitian ini yaitu urgensi manajemen

pendidikan

- Penelitian ini menitik beratkan kepada

manaqjemen pendidikannya.

- Kegiatan penerimaan siswa, dor tu dor,

memasang baner di pinggir jalan - Kegiatan

kurikuler, memberikan tugas baik pelajaran umum, agama maupun pembinaan - Kegiatan

evaluasi tes.

B. Kajian Teori

Bagian ini berisi tentang pembahasan teori yang di jadikan sebagai perspektif dalam melakukan penelitian. Pembahasan teori yang terkait dengan penelitian secara lebih luas dan mendalam akan semakin memperdalam wawasan peneliti dalam mengkaji permasalahan yang hendak dipecahkan sesuai dengan fokus penelitian dan tujuan penelitian.28

Adapun kajian teori dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut.

1. Pelaksanaan Manajemen Kesiswaan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.

1) Manajemen Kesiswaan

Manajemen kesiswaan atau dalam banyak istilah disebut manajemen peserta didik, adalah salah satu ruang lingkup manajemen pendidikan yang berkaitan erat dengan penataan serta pengaturan

28Tim penyusun, pedoman karya ilmiah, 46.

(36)

terhadap kegiatan kesiswaan, mulai masuk sampai keluarnya siswa dari suatu sekolah. Dewasa ini, manajemen kesiswaan tidak sebatas berbentuk pencatatan data peserta didik, melainkan juga meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pembinaan di sekolah.

Manajemen kesiswaan adalah suatu layanan yang memusatkan perhatian pada pengaturan, pengawasan, dan layanan siswadi kelas dan di luar kelas seperti: pengenalan, pendaftaran, layanan individual seperti pengembangan keseluruhan kemampuan, minat, kebutuhan sampai ia matang di sekolkah.29

Menurut UU Nomer 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional dijelaskan sebagai berikut: "Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha untuk mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia melalui jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu". Sedangkan Manajemen Paserta Didik adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan diusahakan secara sengaja serta pembinaan yang kontinu terhadap seluruh peserta didik agar dapat mengikuti proses belajar mengajar (PBM) secan efisien dan efektif.

Pengertian yang senada dikemukakan oleh Suhardi Arikunto dalam rodliyah, manajemen kesiswaan adalah kegiatan pencatatan

29. Eka Prihatin, M.Pd. Manajemen Peserta Didik (Bandung, Alfabeta, 2014) hal 4.

(37)

siswa mulai dari proses penerimaan hingga siswa tersebut lulus dari sekolah disebabkan karena tamat atau sebab lain. Tidak semua hal yang berhubungan dengan siswa termasuk dalam manajemen kesiswaan.

Pekerjaan mengenai siswa kadang-kadang termasuk dalam manajemen siswa, tetapi adakalanya termasuk dalam manajemen lain.

Mengelompokkan siswa untuk membentuk kelompok-kelompok belajar, termasuk manajemen kurikulum, tetapi mencatat hasil belajar siswa dapat dikategorikan sebagai manajemen siswa“.

Adanya manajemen kesiswaan merupakan upaya untuk memberikan layanan yang sebaik mungkin kepada peserta didik semenjak dari proses penerimaan sampai saat peserta didik meninggalkan lembaga pendidikan karena sudah tamat atau lulus mengikuti pendidikan pada lembaga pendidikan itu sendiri.30

Menurut M. Rahman dalam rodliyah manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya berbentuk pencatatan data peserta didik. Melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah.31

30Tim dosen, Manajemen Pendidikan (bandung, alfabeta, 2010) hal. 205.

31 Rodliyah, Manajemen Pendidikan, 74

(38)

Jadi manajemen kesiswaan adalah suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu dari mulai masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari sekolah atau lembaga itu sendiri.

Adapun tujuan manajemen kesiswaan (peserta didik) adalah mengatur kegiatan-kegiatan peserta didik agar kegiatan-kegiatan tersebut menuniang proses pembelajaran di lembaga pendidikan (sekolah) yang dapat berjalan lancar, tertib dan teratur hingga dapat memberikan kontribusl bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan pendidikan secara keseluruhan serta mampu menata proses kesiswaan mulai dari perekrutan, pembelajaran sampai dengan lulus sesuai dengan tujuan institusional agar dapat berlangsung secara efektif dan elisien.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut bidang manajemen kesiswaan ada sedikitnya memiliki tiga tugas utama yang hams dlperhatikan, yaitu penerimaan murid baru, kegiatan kemajuan belajar, serta bimbingan dan pembinaan disiplin. Berdasarlm tiga tugas utama tersebut Oteng Sutisna, menjabarkan tanggung jawab kepala sekolah dalam mengelola bidang kesiswaan berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut:

(39)

1) Kehadiran murid di sekolah dan masalah-masalah yang berhubungan dengan itu.

2) Penerimaan, orientasi, kalkulasi dan penuniukkan murid kelas dan program studi.

3) Evaluasi dan pelaporan kemajuan belajar.

4) Pengendalian disiplin murid.

5) Program bimbingan dan penyuluhan.

6) Program kesehatan dan keamanan.

7) Penyesuaian pribadi, sosial dan emosional.

Peserta didik merupakan sebuah sasaran pendidikan yang harus diarahkan, diproses guna untuk memililh sejumlah kompetensi yang diharapkan.Untuk mencapai kompetensi bersebut di perlukan suatu pengelolaan yang baik.

Sedangkan menurut M. Rahman pengelolaan peserta didik yang dimaksud disini adalah segala aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik sejak masuk sampai dengan keluarnya peserta didik dari suatu sekolah atau lembaga pendidikan. Dengan demikian, pengelolaan peserta didik meliputi kegiatan: penerimaan, orientasi, pencatatan.

pembinaan, dan penilaian.

1) Penerimaan peserta didik dilakukan melalui kegiatan pendaftaran dan seleksi. Dalam aktivitas pendaftaran, harus tergambar penetapan jadwal pendaftaran, mekanisme pendaftaran, segenap persyaratan dan kepanitiaan.

(40)

2) Orientasi, merupakan kegiatan mengenalkan keberadaan lembaga pendidikan, seperti organisasi, ketenagaan, sarana, program, serta kondisi sekolah lainnya, dalam upaya peserta djdik dapat beradaptasi dengan lingkungan dan tuntutan lembaga. Dalam kegiatan orientasi juga dilakukan penempatan pengelompokan.

Pengelopmpokan dapat ditempuh berdasarkan kesukaan di dalam memilih teman, prestasi, kemampuan dan bakat perhatian atau minat.

3) Pencatatan peserta didik perlu dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang latar, belakang, kehadiran, prestasi dan berbagai masalah peserta didik. Pencatatan ini berbentuk buku induk, klapper, presensi, mutasi peserta didik.

4) Pembinaan dilakukan dalam rangka untuk memastikan pencapaian kompetensi peserta didik. Pembinaan tersebut berupa pendisiplinan, pengembangan keorganisasian dan kepemimpinan, serta pengembangan bakat dan minat peserta didik.

5) Penilaian dilakukan untuk mengetahui kemajuan belajar dan prestasi yang diproleh peserta didik. Penilaian dilakukan melaui tes atau non tes, baik bersifat kuantitatif maupun kualitatif secara objektif, valid dan yang benar-benar menggambarkan kemampuan riil peserta didik dalam menguasai kompetensi yang diterapkan.

Pencapaian kompetensi dituangakan dalam buku laporan pendidikan, yang menggambarkan pencapain peserta didik dalam

(41)

penguasaan materi yang diterapkan, berfungsi sebagai alat kontrol kemajuan prestasi belajar peserta didik selama menempuh pendidikan.

Berdasarkan pendapat diatas jadi pelaksanaan manajemen kesiswaan sangat berkaitan erat dengan:

a) Penerimaan siswa

Penerimaan siswa sebenarnya adalah salah satu kegiatan manajemen kesiswaan yang sangat penting. Dikatakan demikian, oleh karena itu kalau tidak ada peserta didik yang di terima di sekolah, berarti tidak ada yang harus ditandatangani atau di atur.32

Penerimaan peserta didik perlu dikelola sedemikian rupa mulai dari perencanaan penentuan daya tampung sekolah islam atau jumlah siswa baru yang akan diterima. dengan mengurangi daya tampung dengan jumlah anak yang tinggal dikelas atau mengulang. Kegiatan tersebut biasanya dikelola oleh panitiaa penerimaan siswa baru atau (PSB). Langkah-langkah penerimaan siswa baru adalah sebagai berikut:

1) Membentuk panitia penerimaan murid,

2) Merencanakan jumlah peserta didik yang akan diterima.

3) Menentukan syarat pendaftaran calon, 4) Menyediakan formulir pendaftaran.

5) Pengumuman pendaftaran calon,

32Dr. Eka Prihatin, M.Pd. Manajemen Peserta Didik, 51.

(42)

6) Menyediakan buku pendaftaran, 7) Waktu pendaftaran

8) Penentuan calon yang diterima

9) Menyusun progam kegiatan kesiswaan

Setelah peserta didik diterima, maka dilakukan penyeleksian peserta didik, yaitu kegiatan pemilihan calon peserta didik untuk menentukan diterima atau tidakmya calon peserta didik meniadj peserta didik di lembaga pendidikan (sekolah) tersebut berdasarkan ketentuan yang berlaku. Adapun cara-cara seleksi yang dapat digunakan adalah:

1) Melalui tes atau ujian

2) Melalui penelusuran bakat kemampuan 3) Berdasarkan nilai UAN

Setelah peserta didik di seleksi, maka yang dilakukan selanjutnya adalah pengorientasian dimana orientasi, yaitu kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu menempuh pendidikan. Tujuan diadakannya orientasi bagi peserta didik antara lain:

1) Agar peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang berlaku di sekolah

2) Agar peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan kegiatan yang diselenggarakan sekolah.

(43)

3) Agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara fisik, mental dan emosional sehingga ia merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta dapat menyesuaikan dengan kebutuhan sekolah.

b) Orientasi

Orientasi peserta didik (siswa baru) adalah kegiatan penerimaan siswa baru dengan mengenalkan situasi dan kondisi lembaga pendidikan (sekolah) tempat peserta didik itu menempuh pendidikan.Situasi dan kondisi ini menyangkut lingkungan fisik sekolah seperti jalan menuju sekolah, halaman sekolah, tcmpat olahraga, gedung dan perlengkapan sekolah serta fasilitas-fasilitas lainnya yang disediakan lembaga.Sedangkan lingkungan social sekolah meliputi kepala sekolah, guru-guru, tenaga TU, teman sebaya, kakak-kakak kelas, peraturan atau tata tertib sekolah, layanan-layanan sekolah bagi peserta didik serta kegiatan-kegiatan dan organisasi kesiswaan yang ada di lembaga.

Sebelum siswa baru menerima pelajaran biasa di kelas-kelas, ada sejumlah kegiatan yang harus diikuti mereka selama orientasi.

Kegiatan-kegiatan itu antara lain:

a) Perkenalan dengan para guru dan staf sekolah b) Perkenalan dengan siswa baru

c) Perkenalan dengan pengurus

d) Penjelasan tentang tata tertib sekolah

(44)

e) Mengenal dan meninjau fasilitas-fasilitas sekolah, misalnya laboratorium, perpustakaan, ruang senam, sanggar tari, sanggar musik, dan lain sebagainya

Tujuan diadakan kegiatan orientasi bagi peserta didik antara lain:

a) Agar peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang berlaku di sekolah

b) Agar peserta didik dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan- kegiatan yang diselenggarakan sekolah

c) Agar peserta didik siap menghadapi lingkungannya yang baru baik secara flSik, mental dan emosional sehingga ia merasa betah dalam mengikuti proses pembelajaran di sekolah serta dapat menyesuaikan dengan kehidupan sekolah.

Tujuan orientasi peserta didik baru adalah sebagai berikut :

a) Agar peserta didik mengenal lebih dekta mengenai diri mereka sendiri ditengah-tengah lingkungan barunya.

b) Agar peserta didik mengenal lingkungan sekolah, baik lingkungan fisiknya, maupun lingkungan sosialnya.

c) Pengenalan lingkungan sekolah demikian sangat penting bagi peserta didik dalam hubungannya dengan:

a. Pemanfaatan semaksimal mungkin terhadap layanan yang dapat diberikan oleh sekolah.

b. Sosialisasi diri dan pengembangan diri secara optimal.

(45)

d) Menyiapkan peserta didik secara fisik, mental dan emosional agar siap menghadapi lingkungan baru sekolah.

Adapun fungsi orientasi peserta didik adalah sebagai berikut:

a) Bagi peserta didik sendiri, orientasi peserta didik berfungsi sebagai :

1) Wahana untuk menyatakan dirinya dalam konteks keseluruhan lingkungan sosialnya. Di wahana ini peserta didik dapat menunjukkan: inilah saya kepada teman sebayanya.

2) Wahana untuk mengenal siapa lingkungan barunya sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menentukan sikap.

3) Bagi personalia sekolah atau tenaga kependidikan, dengan mengetahui siapa peserta didik barunya, akan dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam memberikan layanan-layanan yang mereka butuhkan. Bagi peserta didik senior, dengan adanya orientasi ini, akan mengetahui lebih dalam mengenai peserta didik penerusnya di sekoiah tersebut. Hal ini sangat penting terutama berkaitan dengan kepemimpinan estafet organisasi peserta didik di sekolah.

c) Penempatan atau pengelompokan siswa

Pengelompokan atau lazim di kenal dengan grouping didasarkan atas pandangan bahwa di samping peserta didik tersebut mempunyai kesamaan, juga mempunyai perbedaan. Kesamaan- kesamaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran

(46)

penempatan pada kelompok yang sama, sementara perbedaan- perbedaan yang ada pada peserta didik melahirkan pemikiran pengelompokan mereka pada kelompok yang berbeda.33

Sebelum peserta didik yang telah di terima pada sebuah lembaga penidikan (sekolah) mengikuti proses pembelajaran, terlebih dahulu perlu di tempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok belajarnya. Pengelompokan peserta didik yang di laksanakan pada sekolah-sekolah sebagian besar di dasarkan kepada system kelas.

Menurut Wiliam A Jeanger dalam buku Manajemen Pendidikan mengelompokkan peserta didik dapat didasarkan kepada:

a) Fungsi integrasi, yaitu pengelompokan yang di dasarkan atas kesamaan-kesamaan yang ada pada peserta didik. Pengelompokan ini didasarkan menurut jenis kelamin, umur dan sebagainya.

Pengelompokan berdasarkan fungsi ini menghasilkan pembelajaran yang bersifat klasikal atau bersama-sama.

b) Fungsi perbedaan, yaitu pengelompokan peserta didik didasarkan kepada perbedaan-perbedaan yang ada dalam individu peserta didik, seperti minat, bakat, kemam puan dan sebagainya.

Pengelompokan berdasarkan fungsi ini menghasilkan pembelajaran individual.

33Ali imron, manajemen peserta didik berbasis sekolah (jakarta, PT. Bumi Aksara, 2016) hal 95.

(47)

Sedangkan menurut Hendyat Soetopo, dasar-dasar pengelompo kan peserta didik ada 3 yaitu;

a) Friendship grouping

Pengelompokan peserta didik di dasarkan pada kesukaan didalam memilih teman antar peserta didik itu sendiri.Jadi dalam hal ini peserta didik mempunyai kebebasan di dalam memilih teman untuk dijadikan sebagai anggota kelompoknya.

b) Achievement Grouping

Pengelompokan peserta didik didasarkan pada prestasi yang dicapai oleh siswa. Dalam pengelompokan ini biasanya diadakan percampuran antara peserta didik yang berprestasi tinggi dengan peserta didik yang berprestasi rendah.

c) Intelegience Grouping

Pengelompokan peserta didik yang didasarkan pada hasil tes intelegensi atau pengetahuan yang telah dimiliki yang diberikan kepada peserta didik itu sendiri.

d) Pencatatan siswa

Sebagai tindak lanjut dari penempatan siswa makaselanjutnya yaitu pencatatan yang menjadi tugas tata usaha sekolah untuk memproses siswa-siswa tersebut dalam catatan sekolah, catatan-catatan sekolah dibedakan atas 2 jenis yaitu.34

34Ibid., Rodliyah, Manajemen Pendidikan. 81.

(48)

1) Catatan-catatan untuk semua kelas

Adapun catatan-catatan untuk semua kelas sebagi berikut;

a) Buku induk, yaitu buku yang digunakan untuk mencatat data semua anak yang pernah dan sedang mengikuti pelajaran di suatu sekolah.

b) Buku klapper, yaitu buku pelengkap atau buku induk yang dituliskan menurut abjad dan berfungsi untuk membantu petugas dalam mencari data dari buku induk.

c) Catatan tata tertib sekolah, yaitu catatan atau peraturan yang bukan hanya diperlukan bagi siswa saja, tetapi juga untuk guru dan karyawan yang lain. Tata tertib siswa adalah suatu peraturan untuk mengatur sikap anak-anak didalam satu sekolah (departemen pendidikan dan kebudayaan).

2) Catatan-catatan untuk masing-masing kelas

Dalam bagian ini telah dikhususkhan masalah ketatausahaan siswa walaupun di sekolah sudah ada catatan untuk seluruh sekolah, tetapi perlu adanya catatan-catatan khusus untuk masing-masing kelas. Catatan catatan ter sebut adalah;

a) Buku kelas (cuplikan buku induk)

b) Buku presensi kelas yang di isi setiap hari dan pada akhir bulan di hitung presentasi absensinya.

c) Buku-buku lain mengenai catatan presensi belajar dan bimbingan penyuluhan.

(49)

e) Pembinaan

Pembinaan dilakukan dalam rangka untuk memastikan pencapaian kompetensi peserta didik. Pembinaan tersebut berupa pedisiplinan, pengembangan keorganisasian dan kepemimpinan, serta pengembangan bakat dan minat peserta didik.

Pendisiplinan adalah suatu kegiatan dimana sikap, penampilan dan tingkah laku peserta didik sesuai dengan tatanan nilai, norma dan ketentuan-ketentuan yang berlaku di sekolah dan kelas dimana mereka berada. Dalam peningkatan kedisiplinan biasanya tardapat tata tertib suatu sekolah yang harus dipatuhi oleh seorang siswa misalnya: hadir 10 menit sebelum pelajaran dimulai. mangikuti seluruh kegiatan pembelajaran dengan baik. dan mengerjakan semua tugas yang diberikan. Kewajiban menaati tata tertib yang ada merupakan hal yang penting karena merupakan bagian dari sistem persekolahan yang dilaksanakan dan juga sebagai sebuah kelengkapan sekolah islam dalam menjalankan proses pembelajaran.

Dalam peningkatan kedisiplinan biasanya terdapat tata tertib suatu sekolah yang harus di patuhi oleh semua peserta didik. Dengan adanya tata tertib diharapkan peserta didik dapat patuh dan tertib dengan itu semua.35

Di samping itu, dapat juga dilakukan hal lain dalam rangka Pembinaan kesiswaan seperti:

35Ahmad Royani, Kepemimpinan Pendidikan Islam Dan Manajemen Kesiswaan( jember, mahasiswa prodi mpi angkatan 2015) hal 153.

(50)

a) Pengaturan tata tertib sekolah karena merupakan salah satu alat yang dapat digunakan oleh kepala sekolah untuk melatih jiwa peserta didik atau siswa agar dapat mempraktikkan disiplin.

b) Pemberian promosi sepertl dengan adanya kenaikan kelas yang merupakan perpindahan dari satu kelas ke kelas lainnya yang lebih tinggi setelah melalui persyaratan tertentu yang telah dibuat dan norma tertentu juga yang telah ditetapkan oleh sekolah.

c) Pemberian hak mutasi. sementara mutasi merupakan perpindahan siswa dari satu sekolah kesekolah lainnya karena alasan tertentu.

Mutasi harus dilakukan dengan prosedur tertentu dan mekanisme tertentu pula serta harus dicatat pada dua sekolah, sekolah asal dan sekolah yang diminati.

d) Pengelompokan siswa, kegiatan pengelompokan siswa merupakan kegiatan yang biasanya dilakukan setelah seorang siswa dinyatakan boleh mengikuti program pembelajaran di sekolah tertentu.

Kegiatan pengelompokan ini dimaksudkan agar tujuan yang telah ditetapkan dalam proses pembelajaran dapat tercapai secara optimal dengan efektif dan efisien. Wujud dari kegiatan pengelompokan ini ialah pembagian siswa kedalam kelas-kelas maupun kelompok belajar tertentu dengan alasan dan pertimbangan tertentu seperti tingkat prestasi yang dicapai sebelumnya dan lain sebagainya.

(51)

f) Evaluasi

Dalam evaluasi kegiatan siswa terdapat berbagai langkah yang perlu diperhatikan. Adapun langkah langkah evaluasi kegiatan siswa yaitu sebagai berikut.36

a) Penentuan standar, yang dimaksud standar adalah patokan mengenai suatu keberhasilan atau kegagalan dalam suatu kegiatan.

b) Mengadakan pengukuran. Pengukuran dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan.

c) Membandingkan hasil pengukuran dengan standar yang telah ditentukan.

d) Mengadakan perbaikan. Maka dari itu perlu untuk mengetahui standar agar dapat digunakan sebagai umpan balik sebagai perbaikan dalam pelaksanaan suatu kegiatan. supaya pelaksanaan kegiatan memenuhi target yang telah ditetapkan.

2) Mutu Pendidikan

Secara umum, mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Dalam konteks pendidikan pengertian mutu mencakup 1) Input, yaitu segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. 2) proses yaitu berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. 3) Output yaitu kinerja sekolah, kinerja

36Ibid., 89.

(52)

sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses/prilaku sekolah.37

Secara umum, mutu dapat diartikan sebagai gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan (Depdiknas, 2001).

Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimaksud berupa sumberdaya dan perangkat lunak serta harapan- harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses. Input sumberdaya meliputi sumberdaya manusia (kepala sekolah, guru termasuk guru BP, karyawan, siswa) dan sumberdaya selebihnya (peralatan, perlengkapan, uang, bahan, dan sebagainya). Input perangkat lunak meliputi struktur organisasi sekolah, peraturan perundangundangan, deskripsi tugas, rencana, dan program. Input harapan-harapan berupa visi, misi, tujuan, dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai oleh sekolah, Kesiapan input sangat diperlukan agar proses dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, tinggi rendahnya mutu input dapat diukur dari tingkat kesiapan input. Makin tinggi tingkat kesiapan input, makin tinggi pula mutu input tersebut.

37Umaedi, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. ( Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional, 2001 ) hal 25-26.

(53)

Proses pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input, sedang sesuatu dari hasil proses disebut output.

Dalam pendidikan berskala mikro (tingkat sekolah), proses yang dimaksud adalah proses pengambilan keputusan, proses pengelolaan kelembagaan, proses pengelolaan program, proses belajar mengajar, dan proses monitoring dan evaluasi, dengan catatan bahwa proses belajar mengajar memiliki tingkat kepentingan tertinggi dibandingkan dengan proses-proses lainnya.38

Proses dikatakan bermutu tinggi apabila pengkoordinasian dan penyerasian Serta pemaduan input sekolah (guru, siswa, kurikulum, uang, peralatan, dan Sebagainya) dilakukan secara harmonis, sehingga mampu menciptakan situasi Pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable learning), mampu mendorong motivasi dan minat belajar, dan benar-benar mampu memberdayakan peserta didik. Kata memberdayakan mengandung arti bahwa peserta didik tidak sekedar menguasai pengetahuan yang diajarkan oleh gurunya, akan tetapi pengetahuan tersebut juga telah menjadi muatan nurani peserta didik, dihayau, diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, dan yang lebih penting lagi peserta didik tersebut mampu belajar cara belajar (mampu mengembangkan dirinya).

38 Mulyasa, manajemen dan kepemimpinan kepala sekolah. (jakarta, bumi aksara, 2012) 157.

(54)

Output pendidikan adalah merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi sekolah yang dihasilkan dari proses/perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efisiensinya, inovasinya, kualitas kehidupan kerjanya, dan moral kerjanya.

Khusus yang berkaitan dengan mutu output sekolah, dapat dijelaskan bahwa output sekolah dikatakan berkualitas atau bermutu tinggi jika prestasi sekolah, khususnya prestasi siswa, menunjukkan pencapaian yang tinggi dalam prestasi yaitu ada dua prestasi sebagai berikut:

(1) prestasi Akademik, berupa nilai ulangan umum, nilai ujian akhir, karya ilmiah, lomba-lomba akademik;

(2) prestasi Non-Akademik, seperti misalnya, kejujuran, kesopanan, olahraga, kesenian, keterampilan kejuruan, dan kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Mutu sekolah dipengaruhi oleh banyak tahapan kegiatan yang saling berhubungan (proses) seperti misalnya perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.

Masalah mutu pendidikan merupakan salah satu isu sentral dalam pendidikan nasional, terutama berkaitan dengan rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, terutama pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Menyadari hal tersebut, Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan

(55)

peningkatan kompetensi guru, pengadaan buku dan media pembelajaran, perbaikan sarana dan prasarana pendidikan, serta peningkatan mutu manajemen sekolah. Meskipun demikian, berbagai indikator mutu pendidikan mengindikasikan bahwa berbagai upaya tersebut belum menunjukkan hasil yang memuaskan, dan belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Sebagian sekolah, terutama di kota-kota, menunjukkan peningkatan mutu pendidikan yang cukup menggembirakan, namun sebagian besar lainnya masih sangat memprihatinkan. Kondisi tersebut lebih diperparah lagi oleh krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang telah berkembang menjadi krisis multidimensional, dan telah memperburuk berbagai bidang kehidupan termasuk menurunkan mutu pendidikan.39

Sumbangan pendidikan terhadap pembangunan bangsa yang tentu bukan hanya sekedar penyelenggaraan pendidikan, tetapi pendidikan yang bermutu, baik dari sisi input, proses, output, maupun outcome. Input pendidikan yang bermutu adalah guru-guru yang bermutu, peserta didik yang bermutu, kurikulum yang bermutu, fasilitas yang bermutu, dan berbagai aspek penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. Proses pendidikan yang bermutu adalah proses pembelajaran yang bermutu. Output pendidikan yang bermutu adalah lulusan yang memiliki kompetensi yang disyaratkan. Dan outcome pendidikan yang bermutu adalah lulusan yang mampu

39 Ibid., 159.

Gambar

8  Foto baner penerimaan siswa baru SMP Plus Royatul  Islam patemon mangaran ajung jember
12  Gambar Presiden  1  -  -

Referensi

Dokumen terkait

Manajemen Kesiswaan adalah suatu proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah mulai dari perencanaan, penerimaan siswa pembinaan yang dilakukan

Manajemen Kesiswaan adalah suatu proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan siswa di suatu sekolah mulai dari perencanaan, penerimaan siswa pembinaan yang dilakukan

Tesis dengan judul ” Manajemen Kesiswaan Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Peserta Didik (Studi Multi Kasus Di MTs Negeri Tulungagung dan SMP Negeri 1 Tulungagung) ”

Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan lancar, tertib, teratur serta

Penelitian ini bertujuan: Untuk Mengetahui Bagaimana Pelaksanaan Manajemen Kesiswaan dalam Meningkatkan Kedisiplinan Belajar Peserta Didik di MAK Al-Hikmah 2 Benda Sirampog

Manajemen peserta didik ialah suatu penataan atau pengaturan segala aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu dari mulai masuknya peserta didik sampai

Ali Imron, Manajemen Peserta Didik…,hlm. 38 Ali Imron, Manajemen Peserta…,hlm.. Waktu kenaikan kelas ditentukan dengan waktu 1 tahun atau dua semester sesuai dengan

Kemudian, temuan penting dalam penelitian ini adalah kemampuan manajemen kesiswaan yang baik akan berdampak positif pada hasil belajar siswa, karena nantinya manajemen kesiswaan ini