• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN KOPERASI SIMPAN PINJAM

N/A
N/A
Fenni Windi Yati

Academic year: 2024

Membagikan "MANAJEMEN KOPERASI SIMPAN PINJAM"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1 MAKALAH LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK

“MANAJEMEN KOPERASI SIMPAN PINJAM”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Lembaga Keuangan bukan bank Dosen Pengampu : Elvira Agustina, ME

Disusun Oleh : Kelompok 10

SARTIKA ( 0501203021 )

DINI RAHMAYANI ( 0501203015 ) FENNI WINDI YATI ( 0501203018 )

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2022

(2)

2 KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan tidak lupa shalawat dan salam semoga tercurah kan Kepada Junjungan Nabi Besar Kita Nabi Muhammad Saw semoga kelak kita mendapatkan syafa’atnya di hari kiamat nanti dan tidak lupa kami bersyukur atas hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah tentang “Manajemen Koperasi Simpan Pinjam”

Syukur alhamdulillah kami curahkan karena masih bisa berikan kesehatan untuk dapat mengerjakan dan menyelesaikan tugas kelompok kami, selanjutnya dalam tugas ini kami akan menjelaskan tentang “Manajemen Koperasi Simpan Pinjam” Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan tugas makalah ini. Tentunya tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapatkan kerja sama dari kelompok saya.

Sebagai penyususn, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyususn maupun tata bahasa penyampaian dalam tugas makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki tugas makalah ini.

Kami berharap semoga tugas makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Medan, 15 Desember 2022

( Penyusun )

(3)

3 DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 2

DAFTAR ISI ... 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 4

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penulisan ... 5

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Koperasi Simpan Pinjam ... 6

B. Sejarah Perkembangan Koperasi ... 6

C. Sumber Modal Koperasi ... 8

D. Tujuan dan Prinsip Koperasi ... 9

E. Jenis – jenis Koperasi ... 10

F. Koperasi Dalam Pandangan Islam ... 11

BAB III KELEBIHAN DAN KELEMAHAN A. Kesimpulan ... 15

DAFTAR PUSTAKA ... 16

(4)

4 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Koperasi pada awalnya dimulai pada abad ke-20. Pada umumnya sejarah koperasi dimulai dari hasil usaha kecil yang spontan dilakukan oleh rakyat kecil. Di Indonesia ide - ide perkoperasian diperkenalkan oleh, R. Aria Wiraatmadja yang pada tahun 1896 yang mendirikan sebuah Bank untuk para Pegawai Negeri.Karena semangatnya kemudian banyak tokoh-tokoh nasional yang turut melanjutkan. Salah satunya, pada tahun 1908 pendiri Budi Utomo yaitu Dr. Sutomo Beliau memiliki peranan bagi gerakan koperasi untuk memperbaiki dan mensejahterahkan kehidupan rakyat. Setelah bangsa Indonesia merdeka, tanggal 12 Juli 1947 gerakan koperasi di Indonesia mengadakan kongres koperasi pertama kalinya di Tasikmalaya. Hari itu kemudian ditetapkanlah sebagai hari koperasi Indonesia. Hingga pada tanggal 12 Juli 1953, mengadakan kongres koperasi yang ke-2 di Bandung dengan salah satu keputusannya yaitu membetuk Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) yang terus mengalami perkembangan hingga masa sekarang.

Koperasi adalah sebuah badan usaha yang berorientasi untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran anggota koperasi dan masyarakat pada umumnya.

Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian menyatakan bahwa koperasi adalah Badan Usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Koperasi adalah salah satu penggerak roda perekonomian rakyat yang ada di Indonesia yang berdasarkan asas kekeluargaan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur dari segi ekonomi, baik bagi anggota maupun masyarakat disekitarnya. Peran koperasi dalam perwujudan ekonomi masyarakat tersebut salah satunya melakukan usaha dan kegiatan di bidang pemenuhan kebutuhan bersama dari para anggotanya.

B. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah dari Makalah tesebut adalah :

1. Apakah Pengertian dari Koperasi Simpan Pinjam 2. Bagaimana Sejarah Perkembangan Koperasi 3. Bagaimana Sumber Modal Koperasi

4. Apa Tujuan dan Prinsip dari Koperasi 5. Apa Jenis – jenis dari Koperasi

6. Bagaimana Koperasi Dalam Pandangan Islam

(5)

5 C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah Ini adalah :

1. Untuk mengetahui Pengertian dari Koperasi Simpan Pinjam 2. Untuk mengetahui Bagaimana Sejarah Perkembangan Koperasi 3. Untuk mengetahui Bagaimana Sumber Modal Koperasi

4. Untuk mengetahui Apa Tujuan dan Prinsip dari Koperasi 5. Untuk mengetahui Apa Jenis – jenis dari Koperasi

6. Untuk mengetahui Bagaimana Koperasi Dalam Pandangan Islam

(6)

6 BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi Simpan Pinjam adalah suatu koperasi yang kegiatan usahanya menghimpun dan menyalurkan dana kepada para anggotanya dengan bunga yang rendah. Koperasi ini disebut juga sebagai koperasi kredit dimana pengelolaannya dilakukan secara mandiri dan demokratis, serta para anggotanya bergabung secara sukarela. Ada juga yang menyebutkan koperasi simpan pinjam adalah lembaga keuangan non-bank yang memiliki kegiatan usaha menerima simpanan dari anggotanya dan memberikan pinjaman uang kepada para anggota dengan bunga rendah.

Pengertian Koperasi Simpan Pinjam Menurut Para Ahli

Agar lebih memahami apa itu koperasi simpan pinjam, maka kita dapat merujuk pada pendapat beberapa ahli. Berikut ini adalah pengertian koperasi simpan pinjam menurut para ahli:

1. Rudianto

Menurut Rudianto pengertian koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam bidang pemupukan simpanan dana para anggotanya, untuk kemudian dipinjamkan kembali kepada para anggota yang memerlukan bantuan dana.

2. Suyanto dan Nurhadi

Menurut Suyanto dan Nurhadi pengertian koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang meningkatkan kesejahteraan anggotanya dengan kegiatan kredit berbunga rendah.

3. Ninik Widiyanti dan Sunindhia

Menurut Ninik Widiyanti dan Sunindhia pengertian koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam bidang usaha pembentukan modal melalui tabungan- tabungan para anggota secara teratur dan terus-menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara mudah, murah, cepat dan tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan.

B. Sejarah Perkembangan Koperasi

Koperasi pertama kali diperkenalkan oleh seorang berkebangsaan Skotlandia, yang bernama Robert Owen (1771-1858). Setelah koperasi berkembang dan diterapkan di beberapa Negara-negara eropa. Koperasi pun mulai masuk dan berkembang di Indonesia.

Di Indonesia koperasi mulai diperkenalkan oleh Patih R.Aria Wiria Atmaja pada tahun 1896, dengan melihat banyaknyak para pegawai negeri yang tersiksa dan menderita akibat bunga yang terlalu tinggi dari rentenir yang memberikan pinjaman uang. Melihat penderitaan tersebut Patih R.Aria Wiria Atmaja lalu mendirikan Bank untuk para pegawai negeri, beliau mengadopsi system serupa dengan yang ada di jerman yakni mendirikan koperasi kredit. Beliau berniat membantu orang-orang agar

(7)

7 tidak lagi berurusan dengan renternir yang pasti akan memberikan bunga yang tinggi.

Seorang asisten residen Belanda bernama De Wolffvan Westerrode, merespon tindakan Patih R.Aria Wiria, sewaktu mengunjungi Jerman De Wolffvan Westerrode menganjurkan akan mengubah Bank Pertolongan Tabungan yang sudah ada menjadi Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian.

Setelah itu koperasi mulai cepat berkembang di Indonesia, hal ini juga didorong sifat orang-orang Indonesia yang cenderung bergotong royong dan kekeluargaan sesuai dengan prinsip koperasi. Bahkan untuk mengansitipasi perkembangan ekonomi yang berkembang pesat pemerintahan Hindia-Belanda pada saat itu mengeluarkan peraturan perundangan tentang perkoperasian. Pertama, diterbitkan Peraturan Perkumpulan Koperasi No. 43, Tahun 1915, lalu pada tahun 1927 dikeluarkan pula Peraturan No. 91, Tahun 1927, yang mengatur Perkumpulan- Perkumpulan Koperasi bagi golongan Bumiputra. Pada tahun 1933, Pemerintah Hindia-Belanda menetapkan Peraturan Umum Perkumpulan-Perkumpulan Koperasi No. 21, Tahun 1933. Peraturan tahun 1933 itu, hanya diberlakukan bagi golongan yang tunduk kepada tatanan hukum Barat, sedangkan Peraturan tahun 1927, berlaku bagi golongan Bumiputra.

Setelah pemerintahan Hindia-belanda menunjukkan sikap diskriminasi dalam peraturan yang dibuatnya. Pada tahun 1908 Dr. Sutomo yang merupakan pendiri dari Boedi Utomo memberikan perananya bagi gerakan koperasi untuk memperbaiki kondisi kehidupan rakyat.

Serikat Dagang Islam (SDI) 1927, Dibentuk bertujuan untuk memperjuangkan kedudukan ekonomi pengusah-pengusaha pribumi. Kemudian pada tahun 1929, berdiri Partai Nasional Indonesia yang memperjuangkan penyebarluasan semangat koperasi. Setelah jepang berhasil menguasai sebagian besar daerah asia, termasuk Indonesia, system pemerintahan pun berpindah tangan dari pemerintahan Hindia- Belanda ke pemerintahan Jepang. Jepang lalu mendirikan koperasi kumiyai, namun hal ini hanya dimanfaatkan Jepang untuk mengeruk keuntungan, dan menyengsarakan rakyat Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 12 juli 1947, pergerakan koperasi di Indonesia mengadakan Kongres Koperasi yang pertama di Tasikmalaya.

Hari ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Koperasi Indonesia.Sekaligus membentuk Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI) yang berkedudukan di Tasikmalaya.

Lalu kita mengenal Moh. Hatta sebagai bapak koperasi. Beliau mengusulkan didirikannya 3 macam koperasi :

Pertama, adalah koperasi konsumsi yang terutama melayani kebutuhan kaum buruh dan pegawai.

Kedua, adalah koperasi produksi yang merupakan wadah kaum petani (termasuk peternak atau nelayan).

Ketiga, adalah koperasi kredit yang melayani pedagang kecil dan pengusaha kecil guna memenuhi kebutuhan modal.

(8)

8 Bung Hatta mengatakan bahwa tujuan koperasi yang sebenarnya bukan mencari laba atau keuntungan, namun bertujuan untuk memenuhi kebutuhan bersama anggota koperasi.

C. Sumber Modal Koperasi

Modal koperasi berasal dari dua sumber, yaitu modal sendiri dan modal luar (modal asing).

Koperasi dapat memanfaatkan modal sendiri dan modal asing dalam upaya memenuhi kebutuhan modalnya. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari koperasi itu sendiri atau modal yang menanggung resiko. Adapun modal sendiri meliputi :

1. Simpanan pokok, yaitu sejumlah uang yang sama banyaknya yang wajib dibayar oleh anggota koperasi kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota koperasi.

Simpanan pokok tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih berstatus sebagai anggota. Nilai atau besaran simpanan pokok diatur dan ditetapkan dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Koperasi yang bersangkutan.

2. Simpanan wajib yaitu jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu.

3. Dana Cadangan yaitu sejumlah uang yang diperoleh dari penyisihan sisa hasil usaha, yang dimaksudkan untuk memupuk modal sendiri dan untuk menutupi kerugian koperasi yang mungkin terjadi atau bila diperlukan. Dana cadangan juga dimaksudkan bagi jaminan koperasi di masa yang akan dating dan diperuntungkan bagi perluasan usaha, pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota 4. Hibah merupakan sumbangan dari pihak-pihak tertentu yang diserahkan kepada koperasi dalam upaya ikut serta mengembangkan usaha koperasi

Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara ada di dalam perusahaan koperasi, dan bagi perusahaan koperasi modal tersebut merupakan utang, yang pada saatnya harus dibayar kembali atau biasanya didapatkan dari proses pinjaman dari bank dan lembaga keuangan lainnya. Modal ini dapat dikelompok menjadi utang jangka pendek (jangka waktunya paling lama 1 tahun), utang jangka menengah (jangka waktunya paling lama 10 tahun) dan utang jangka panjang (jangka waktunya lebih dari 10 tahun). Modal asing atau modal pinjaman ini dapat berasal dari pinjaman anggota yang memenuhi syarat, koperasi lain yang didasari atas perjanjian kerjasama, bank dan lembaga keuangan, penerbitan obligasi dan surat utang berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, atau sumber lain yang sah berupa pinjaman dari bukan anggota.

Sebagai dinyatakan dalam Pasal 45, UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Sisa Hasil Usaha (SHU) koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari kopreasi sesuai dengan keputusan Rapat Anggota. Sedangkan pendapat lain (Arifin, R, 1997), menyatakan bahwa SHU adalah

(9)

9 merupakan sisa dari pendapatan koperasi setelah dipergunakan untuk memenuhi seluruh biaya-biaya operasional organisasi koperasi, sisa itu dapat berbentuk sisa positif atau sisa negative atau sisa nihil.

Sisa Hasil Usaha Koperasi dibagikan kembali kepada anggota sesuai dengan jasa masing-masing anggota dalam memanfaatkan pelayanan koperasi atau transaksi dengan koperasi. SHU ini juga dapat disisihkan untuk dana cadangan yang jumlahnya dapat berubah-ubah sesuai dengan kebutuhan dan berdasar ketetapan dalam AD/ART Koperasi. SHU yang dibagikan misalnya dalam bentuk cadangan koperasi, jasa anggota, dana pengurur\s, dan karyawan, dan pendidikan, dana social, dana pembangunan lingkungan yang besarnya ditentukan oleh aturan masing-masing koperasi. SHU ini merupakan sumber modal sendiri yang nilainya ditentukan oleh pendapatan yang dihasilkan oleh koperasi, besaran biaya, alokasi modal kerja, partisipasi anggota, profesionalitas manajemen koperasi, dan perputaran modal kerja.

Koperasi memberi manfaat ekonomi koperasi kepada anggota secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat ekonomi langsung yaitu manfaat ekonomi yang langsung diterima langsung oleh anggota koperasi dalam bentuk manfaat harga yang menguntungka bagi anggota serta manfaat bunga yang menguntungkan anggota, sedangkan manfaat ekonomi tidak langsung berupa nilai Sisa Hasil Usaha yang diterima anggota.

Manfaat ekonomi langsung diperoleh ketika anggota melakukan proses transaksi dengan koperasi, sengakan manfaat ekonomi tidak langsung didapat pada akhir tahun buku selama anggota memanfaatkan pelayanan barang maupun jasa yang ada dikoperasi. Manfaat ekonomi keberadaan koperasi kepada anggota akan memberikan dampak mikro maupun makro. Dampak miro koperasi berupa peningkatan pelayanan perusahaan koperasi bagi kegiatan kelompok usaha dan atau ekonomi rumah tangga anggota (baik sebagai konsumen maupun produsen), dan dampak makro berupa pembangunan organisasi koperasi yang mampu meningktakan pendapatan dan kesejahteraan anggota maupun lingkungannya. Kebradaan dan perkembangan koperasi sejatinya dapat member manfaat-manfaat utama bagi anggota koperasi berupa kelancaran usaha, stabilitas ekonomi rumah tangga, pemenuhan kebutuhan anggota, pemasaran hasil produksi, pengadaan input/sarana produksi dengan harga yang stabil dan memadai.

D. Tujuan dan Prinsip Koperasi 1. Tujuan Koperasi

 Untuk meningkatkan taraf hidup anggota koperasi dan masyarakat di sekitarnya.

 Untuk membantu kehidupan para anggota koperasi dalam hal ekonomi.

 Membantu pemerintah dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

 Koperasi juga berperan serta dalam membangun tatanan perekonomian nasional.

Tidak hanya untuk anggota, koperasi juga memiliki peran penting bagi para konsumen atau pelanggannya. Maka koperasi dilihat dari masing-masing kepentingannya bertujuan untuk:

-Bagi produsen, bisa menawarkan barang dengan harga yang cukup tinggi.

(10)

10 -Bagi konsumen, bisa memperoleh barang baik dengan harga yang lebih rendah.

-Bagi usaha kecil, bisa untuk mendapatkan modal usaha yang ringan dan mengadakan usaha bersama.

2. Prinsip Koperasi

Prinsip dasar koperasi telah tercantum dalam Undang-undang No. 25 Tahun 1992 dan Undang-undang No. 12 Tahun 1967. Prinsip dasar koperasi adalah:

1. Keanggotaan koperasi sifatnya terbuka dan sukarela.

2. Proses pengelolaannya dilakukan secara demokratis.

3. Pemberian balas jasa kepada anggotanya disesuaikan dengan modal anggota tersebut.

4. Pembagian sisa hasil usaha (SHU) mengedepankan rasa keadilan sesuai dengan kinerja dari masing-masing anggota.

5. Mandiri. Koperasi merupakan badan usaha swadaya yang otonom dan independen.

6. Koperasi bisa menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.

7. Koperasi memperkuat gerakan dengan bekerja sama. Prinsip Koperasi berdasarkan UU No. 17 Th. 2012, yaitu modal terdiri dari simpanan pokok dan surat modal

koperasi (SMK).

E. Jenis – jenis Koperasi

Ada beberapa jenis koperasi berdasarkan fungsinya. Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2012, disebutkan bahwa jenis-jenis koperasi di Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Koperasi Konsumen

Sesuai namanya, koperasi ini diperuntukkan bagi konsumen barang dan jasa.

Biasanya mereka menjual berbagai kebutuhan harian seperti kelontong atau alat tulis sehingga sekilas tampak seperti tampak seperti toko biasa. Bedanya, keuntungan yang didapat dari penjualan akan dibagikan kepada anggotanya.

Selain itu, karena biasanya yang membeli dari koperasi konsumen adalah anggotanya juga, maka harga barangnya cenderung lebih murah dari toko biasa.

2. Koperasi Produsen

Sesuai namanya, koperasi ini diperuntukkan bagi produsen barang dan jasa.

Koperasi ini menjual barang produksi anggotanya, misalnya koperasi peternak sapi perah menjual susu sedangkan koperasi peternak lebah menjual madu.

Dengan bergabung dalam koperasi, para produsen bisa mendapatkan bahan baku dengan harga lebih murah dan menjual hasil produksinya dengan harga layak.

3. Koperasi Jasa

Koperasi jasa hampir sama seperti koperasi konsumen, tetapi yang disediakan oleh koperasi ini adalah kegiatan jasa atau pelayanan bagi anggotanya.

Misalnya saja, koperasi jasa angkutan atau koperasi jasa asuransi.

(11)

11 4. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi simpan pinjam memberikan pinjaman kepada anggotanya. Koperasi ini bertujuan untuk membantu anggotanya yang membutuhkan uang dalam jangka pendek dengan syarat yang mudah dan bunga yang rendah.

5. Koperasi Serba Usaha

Beberapa koperasi menyediakan beberapa layanan sekaligus. Misalnya, selain menjual barang kebutuhan konsumen, koperasi tersebut juga menyediakan jasa simpan pinjam. Koperasi seperti ini disebut sebagai Koperasi Serba Usaha (KSU).

Koperasi mahasiswa sendiri merupakan jenis koperasi konsumsi, karena koperasi mahasiswa dibentuk dan diperuntukkan bagi konsumen barang dan jasa, konsumen dalam hal ini yaitu mahasiswa, serta menjual dan menyediakan berbagai kebutuhan yang sesuai seperti alat tulis dan lain-lain.

F. Koperasi Dalam Pandangan Islam

Koperasi ( Sirkah Ta’awuniyah) Dalam Pandangan Islam Sirkah berarti ikhtilath (percampuran). Para fuqaha mendefinisikan sebagai Akad antara orang-orang yang berserikat dalam hal modal dan keuntungan. Definisi ini dari mazhab Hanafi. Sebelum membahas tentang koperasi (sirkah ta’awuniyah), sirkah secara umum disyariatkan dengan Kitabullah, Sunnah dan Isjma’.

Koperasi Syariah merupakan sebuah konversi dari koperasi konvensional melalui pendekatan yang sesuai dengan syariat Islam dan peneladanan ekonomi yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya. Konsep pendirian Koperasi Syariah menggunakan konsep Syirkah Mufawadhoh yakni sebuah usaha yang didirikan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih, masing-masing memberikan kontribusi dana dalam porsi yang sama besar dan berpartisipasi dalam kerja dengan bobot yang sama pula. Masing-masing partner saling menanggung satu sama lain dalam hak dan kewajiban. Dan tidak diperkenankan salah seorang memasukan modal yang lebih besar dan memperoleh keuntungan yang lebih besar pula dibanding dengan partner lainnya.

Azas usaha Koperasi Syariah berdasarkan konsep gotong royong, dan tidak dimonopoli oleh salah seorang pemilik modal. Begitu pula dalam hal keuntungan yang diperoleh maupun kerugian yang diderita harus dibagi secara sama dan proporsional.

Koperasi berdasarkan prinsip syariah telah ada sejak abad III Hijriyah di Timur tengah dan Asia Tengah. Bahkan, secara teoritis telah dikemukakan oleh filosuf Islam Al-Farabi. As-Syarakhsi dalam Al-Mabsuth, sebagaimana dinukil oleh M. Nejatullah Siddiqi dalam Patnership and Profit Sharing in Islamic Law, ia meriwayatkan bahwa Rasulullah saw. Pernah ikut dalam suatu kemitraan usaha semacam koperasi, di antaranya dengan Sai bin Syarik di Madinah.

Kini, koperasi sebagai organisasi ekonomi berbasis orang atau keanggotaan (membership based association), menjadi substantive power perekonomian negara-

(12)

12 negara maju. Misalnya Denmark, AS, Singapura, Korea, Jepang, Taiwan, dan Swedia.

Meskipun, awalnya hanya countervailing power (kekuatan pengimbang) kapitalisme swasta di bidang ekonomi yang didominasi oleh perusahaan berdasarkan modal persahaman (equity based association), yang sering jadi sapi perah pemilik modal (share holders) dengan sistem dan mekanisme tarpeting yang memeras pengelola.

Dalam Islam, koperasi tergolong sebagai syirkah/syarikah. Lembaga ini adalah wadah kemitraan, kerjasama, kekeluargaan, dan kebersamaan usaha yang sehat, baik, dan halal. Dan, lembaga yang seperti itu sangat dipuji Islam seperti dalam firman Allah, “Dan bekerjasamalah dalam kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah saling bekerjasama dalam dosa dan permusuhan.” (Al-Maidah: 2). Lihat juga surat An-

Nisa’: 12 dan Shaad: 24.

Bahkan, Nabi saw tidak sekadar membolehkan, juga memberi motivasi dengan sabdanya dalam hadits Qudsi, “Aku (Allah) merupakan pihak ketiga yang menyertai (untuk menolong dan memberkati) kemitraan antara dua pihak, selama salah satu pihak tidak mengkhianati pihak lainnya. Jika salah satu pihak telah melakukan pengkhianatan terhadap mitranya, maka Aku keluar dari kemitraan tersebut.” (Abu Daud dan Hakim). Beliau juga bersabda, “Allah akan mengabulkan doa bagi dua orang yang bermitra selama di antara mereka tidak saling mengkhianati.” (Al- Bukhari)

Penekanan manajemen usaha dilakukan secara musyawarah (Syuro) sesama anggota dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) dengan melibatkan seluruhnya potensi anggota

yang dimilikinya. Sebagaimana firman Allah SW

“…..Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, Allah amat berat siksaannya “. (Q.S Al Maidah ayat 2).

Berdasarkan pada ayat Al-quran diatas kiranya dapat dipahami bahwa tolong- menolong dalam kebajikan dan dalam ketakwaan dianjurkan oleh Allah. Koperasi merupakan tolong menolong, kerja sama, dan saling menutupi kebutuhan. Menutupi kebutuhan dan tolong menolong kebajikan adalah salah satu wasilahuntuk mencapai

ketakwaan yang sempurna (haqa tuqatih)

Di dalam Kitabullah, Allah berfirman

“Maka mereka bersekutu dalam yang sepertiga.”(Q.S an- Nisa: 12).

“Dan sesungguhnya kebanyakan orang-orang yang berserikat itu sebagian mereka berbuat zalim kepada sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh; dan amat sedikitlah mereka itu.” (Q. S. 38: 24) Di dalam As-Sunnah, Rasulullah SAW bersabda, yang artinya: “Allah SWT berfirman: “Aku ini Ketiga dari dua orang yang berserikat, selama salah seorang mereka tidak mengkhianati temannya. Apabila salah seorang telah berkhianat terhadap temannya Aku keluar dari antara mereka.”

(HR. Abu Daud dari Abu Hurairah)

Pendapat Ulama Mengenai Koperasi

Sebagian ulama menganggap koperasi (Syirkah Ta’awuniyah) sebagai akad

(13)

13 mudharabah, yakni suatu perjanjian kerja sama antara dua orang atau lebih, di satu pihak menyediakan modal usaha, sedangkan pihak lain melakukan usaha atas dasar profit sharing (membagi keuntungan) menurut perjanjian, dan di antara syarat sah mudharabah itu ialah menetapkan keuntungan setiap tahun dengan persentasi tetap, misalnya 1% setahun kepada salah satu pihak dari mudharabah tersebut. itu termasuk mudharabah atau qiradh, dengan ketentuan tersebut di atas (menetapkan persentase keuntungan tertentu kepada salah satu pihak dari mudharabah), maka akad mudharabah itu tidak sah (batal), dan seluruh keuntungan usaha jatuh kepada pemilik modal, sedangkan pelaksana usaha mendapat upah yang sepadan atau pantas.

Sedangkan Mahmud Syaltut tidak setuju dengan pendapat tersebut, sebab Syirkah Ta’awuniyah tidak mengandung unsur mudharabah yang dinimuskan oleh fuqaha. Sebab Syirkah Ta’awuniyah, modal usahanya adalah dari sejumlah anggota pemegang saham, dan usaha koperasi itu dikelola oleh pengurus dan karyawan yang dibayar oleh koperasi menurut kedudukan dan fungsinya masing-masmg. Kalau pemegang saham turut mengelola usaha koperasi itu, maka ia berhak mendapat gaji sesuai dengan sistem penggajian yang balaku. Menurut Muhammad Syaltut, koperasi merupakan syirkah baru yang diciptakan oleh para ahli ekonomi yang dimungkinkan banyak sekali manfaatnya, yaitu membari keuntungan kepada para anggota pemilik saham, membori lapangan kerja kepada para karyawannya, memberi bantuan keuangan dan sebagian hasil koperasi untuk mendirikan tempat ibadah, sekolah dan sebagainya.

Dengan demikian jelas, bahwa dalam koperasi ini tidak ada unsur kezaliman dan pemerasan (eksploitasi oleh manusia yang kuat/kaya atas manusia yang lemah/miskin). Pengelolaannya demokratis dan terbuka (open management) serta membagi keuntungan dan kerugian kepada para anggota menurut ketentuan yang berlaku yang telah diketahui oleh seluruh anggota pemegang saham. Oleh sebab itu

koperasi itu dapat dibenarkan oleh Islam.

Penulis Timur Tengah ini berpendapat, haram bagi ummat Islam berkoperasi. Sebagai konsekuensinya, penulis ini juga mengharamkan harta yang diperoleh dari koperasi.

Argumentasinya dalam mengharamkan koperasi, ialah pertama disebabkan karena prinsip-prinsip keorganisasian yang tidak memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan syariah. Di antara yang dipersoalkan adalah persyaratan anggota yang harus terdiri dari satu jenis golongan saja yang dianggap akan membentuk kelompok-kelompok yang eksklusif. Argumen kedua adalah mengenai ketentuan-ketentuan pembagian keuntungan. Koperasi mengenal pembagian keuntungan yang dilihat dari segi pembelian atau penjualan anggota di koperasinya. Cara ini dianggap menyimpang dari ajaran Islam, karena menurut bentuk kerja sama dalam Islam hanya mengenal pembagian keuntungan atas dasar modal, atas dasar jerih payah atau atas dasar keduanya. Argumen selanjutnya adalah didasarkan pada penilaiannya mengenai tujuan utama pembentukan koperasi dengan persyaratan anggota dan golongan ekonomi lemah yang dianggapnya hanya bermaksud untuk menenteramkan mereka dan membatasi keinginannya serta untuk mempermainkan mereka dengan ucapan- ucapan atau teori-teori yang utopis (angan-angan/khayalan).

Pendapat tersebut belum menjadi kesepakatan/ijma para ulama. Sebagai bagian

(14)

14 bahasan yang bermaksud membuka spektrum hukum berkoporasi, maka selain melihat segi-segi etis hukum berkoperasi dapat dipertimbangkan dari kaidah penetapan hukum, ushul al-fiqh yang lain.

Menurut Masjfuk Zuhdi, koperasi yang memberikan persentase keuntungan tetap setiap tahun kepada para anggota pemegang saham bertentangan dengan prinsip ekonomi yang melakukan usahanya atas perjanjian keuntungan dan kerugian dibagi antara para anggota (profit and loss sharing) dan besar kecilnya persentase keuntungan dan kerugian bergantung pada kemajuan dan kemunduran koperasi.

Telah diketahui bahwa hukum Islam mengizinkan kepentingan masyarakat atau kesejahleraan bersama melalui prinsip ishtishlah atau al-maslahah. Ini berarti bahwa ekonomi Islam harus memberi prioritas pada kesejahleraan rakyat bersama

yang merupakan kepentingan masyarakat.

Menurut Fuad Mohd. Fachruddin, perjanjian perseroan koperasi yang dibentuk atas dasar kerelaan adalah sah. Mendirikan koperasi dibolehkan menurut agama Islam tanpa ada keragua-raguan apapun mengenai halnya, selama koperasi tidak melakukan

riba atau penghasilan haram.

Tolong menolong merupakan perbuatan terpuji menurut agama Islam. Salah satu bentuk tolong-menolong adalah mendirikan kopersai, maka mendirikan dan menjadi anggota koperasi merupakan salah satu perbuatan terpuji menurut agama Islam.

(15)

15 BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Koperasi simpan pinjam adalah koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang melaksanakan bidang usaha simpan pinjam. Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya Koperasi Simpan Pinjam berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi dan Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 15/PER/M.KUKM/IX/2015 tentang Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi. Salah satu ketentuan yang mengatur bidang usaha simpan pinjam diatur dalam Pasal 44 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang menyatakan bahwa Koperasi Simpan Pinjam dilarang untuk menghimpun dana yang berasal dari masyarakat umum. Koperasi Simpan Pinjam yang tidak memenuhi ketentuan tersebut berdasarkan Pasal 47 Undang- Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian akan diberikan sanksi administratif berupa Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah.

Sejatinya Koperasi Simpan Pinjam merupakan badan hukum, sehingga ia merupakan bagian dari Korporasi. Secara teoritis berdasarkan doktrin identifikasi dan doktrin gabungan apabila tindak pidana tersebut dilakukan oleh pengurus untuk dan atas nama korporasi serta korporasi mendapatkan keuntungan dari tindak pidana tersebut maka pertanggungjawaban pidana dapat dibebankan kepada korporasi.

Mengingat Koperasi Simpan Pinjam merupakan bagian dari korporasi, sehingga secara teoritis berdasarkan kedua doktrin tersebut Koperasi Simpan Pinjam dapat dibebankan pertanggungjawaban pidana. Saat ini, perkembangan hukum pidana di Indonesia telah menunjukkan bahwa korporasi dapat dibebankan pertanggungjawaban pidana. Perkembangan tersebut ditunjukkan oleh sebagian undang-undang di Indonesia yang telah membebankan pertanggungjawaban pidana secara langsung terhadap korporasi, kenyataan ini juga sekaligus menunjukkan bahwa sebagian undang-undang di Indonesia sudah mulai memasuki tahap ketiga pertanggungjawaban pidana korporasi.

(16)

16 DAFTAR PUSTAKA

Anhari, Ally Sultan Al. 2010. “Analisis Kinerja Laporan Keuangan Pada Koperasi Sendang Mulyo di Wonogiri”. Skripsi. Surakarta: universitas

Muhammadiyyah Surakarta.

Arifin, Johar. 2002. Manajemen Koperasi. Jakarta: Gramedia.

Arikuntoro, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Chianiago, Arifinal. 1987. Perkoperasian Indonesia. Bandung: Angkasa.

Fatih. Tujuan Laporan Keuangan. http://fatih-iO.biz/TUjuan-Laporan- Keuangan.html. Di peroleh pada tanggal 1 November 2014.

Rosyid, Kurniawan Abdullah. 2003. “Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pusat Koperasi Pegawai Republik Indonesia Kabupaten Kebumen”. Skripsi. http://eprits.uns.ac.id/3500/1/6571706200905341.pdf.

Sagimun. 1983. Koperasi Indonesia. Jakarta: Majalah Pengetahuan Umum Dan Profesi Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Sugiono. 2009. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sujadi. 2003. Manajemen Koperasi. Surakarta: Fakultas Ekonomi UMS.

Solikah, Yunita Umi. 2010. “Analisis Efisiensi Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia di Kabupaten Klaten”. Skripsi.

http://eprits.uns.ac.id/5581/1/131260508201010171.pdf.

Referensi

Dokumen terkait

Maka dengan hal tersebut, tujuan koperasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat akan tercapai jika kedua unsur yang ada pada koperasi, yaitu unsur sosial dan unsur ekonomi

prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar. atas

Sistem Pengelolaan Keuangan Koperasi Simpan Pinjam yang digunakan saat ini masih bersifat manual sehingga wajar jika kasus kesilapan laporan keuangan pada Rapat Anggota Tahunan

Tabungan Koperasi Wadi’ah adalah simpanan anggota / calon anggota pada Koperasi Simpan Pinjam (KOSPIN) JASA Layanan Syariah berdasarkan prinsip wadi’ah

Dengan cara manual, setiap jamnya ada 6 anggota yang mendatangi bagian administrasi untuk keperluan layanan koperasi, mulai dari pendaftaran anggota baru, penyimpanan dana,

Tumbuhnya koperasi dewasa ini perkembangannya cukup banyak, salah satu bidang usaha dari koperasi adalah adanya unit simpan pinjam. Unit simpan pinjam melayani

produktif, memenuhi kebutuhan sehari-hari dan perkantoran anggota koperasi. Koperasi-koperasi di Kabupaten Semarang tidak hanya mencari keuntungan tetapi juga membantu

Pembahasan Untuk mengatasi masalah kurangnya komunikasi antara para anggota koperasi dengan unit koperasi, dapat diselesaikan dengan pemecahan masalah yaitu mengadakan program