• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PELATIHAN KEPUASAN KERJA

N/A
N/A
Sri maslam L. Djuka

Academic year: 2024

Membagikan "MANAJEMEN PELATIHAN KEPUASAN KERJA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

MANAJEMEN PELATIHAN

DOSEN PENGAMPU :

Ayuwandira M. Morad, SE, M.M

KEPUASAN KERJA

ELISABET ELU : 202010196

SITTI NURJANNAH : 202010052

NURAYU WAFIT AZISYA : 202010100

SELFI SAPRUDIN : 202010065

RISNAWATI A. HABIR : 201910145

SRI MASLAM : 201910152

LUSIA HENITA EKU : 202010107

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

MUJAHIDIN TOLI TOLI 2023

DI SUSUN OLEH

KELOMPOK 4

(2)

i

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasi lagi Maha Penyang. Kami panjatkan puja dan puji atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KEPUASAN KERJA” ini dapat terselesaikan dengan sebaik mungkin.

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen pelatihan yang diberikan oleh ibu Ayuwandira M. Morad SE., M.M. selaku dosen pengampu mata kuliah manajemen pelatihan.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh untuk dari kesempurnaan, karena masih banyak kekurangan-kekurangan, baik dari materi maupun redaksi. Hal ini semata-mata disebabkan oleh pengetahuan penulis, seperti manusia pada hakekatnya tidak luput dari kesalahn.

Penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidaksempurnan yang pembaca temukan. Oleh karena itu, di harpakan saran dan kritik untuk penulis dalam memperbaiki makalah ini agar menjadi lebih baik. Mudah-mudahan segala kebaikan serta jasa yang telah diberikan semua pihak mendapat balasan yang berlipat ganda dari allah swt. Amiin.

.

(3)

ii

Daftar Isi

HALAMAN

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan ... 2

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Kepuasan Kerja ... .... 3

B. Faktor-Faktor yang Pendukung Kepuasan Kerja ... 4

C. Aspek-Aspek Dalam Kepuasan Kerja ... 4

D. Pengaruh Iklim Kerja Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja ... 5

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan ... 7

B. Saran ... 7

DAFTAR PUSTAKA ... 8

LAMPIRAN ... 9

(4)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan berbagai macam organisasi di tengah-tengah masyarakat secara langsung maupun tidak telah mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat itu sendiri. Banyak sekali keuntungan dan kemudahan yang saat ini dapat dirasakan oleh masyarakat, kemudahan mana tidak dijumpai oleh masyarakat pada generasi-generasi sebelumnya. Meskipun demikian masyarakat yang serba organisasi itu ternyata menimbulkan konsekuensi tersendiri. Joseph A. Liitter mengatakan bahwa dalam masyarakat modern yang serba cnggih dan segalanya terorganisir dengan baik, kita menjadi orang yang bergantung pada orang lain (Muhyadi, 1989:2). Tentunya semakin erat ketergantungan kepada orang lain dan hal-hal yang menyangkut kepuasan kerja juga tak dapat diabaikan. Kepuasan kerja tentunya penting bagi organisasi maupun bagi individu yang menjalankan organisasi.

Banyak sekali pekerja yang melakukan pekerjaan rutin, yang tidak atau hanya sdikit menuntut inisiatif yang tanggungjawab, dengan sedikit harapan untuk maju atau berpindah ke jenis pekerjaan yang lain. Banyak juga pekerja yang berada jauh dibawah kemampuan intelektual mereka atau yang mereka anggap menurunkan martabat mereka dibandingkan dengan pendidikan yang telah mereka peorleh. Di banyak sektor industry, pekerjaan telah sangat “dirasionalisasikan”, dipecah-pecah dalam tugas-tugas yang sederhana, monoton dan menjemukan, yang hanya cocok bagi sebuah robot yang tidak dapat berpikir, sehingga merupakan penghinaan bagi martabat, aspirasi, dan tingkat budaya manusia abad dua puluh ini (Fraser, 1992: 52).

Ketika seseorang mendapatkan kepuasan kerja dan mempunyai komitmen yang tinggi terhadap organisasi, karyawan akan memberikan pelayanan yang baik dan begitu juga sebaliknya, ketika karyawan saja tidak mengalami kepuasan maka pelayanan yang diberikan kepada konsumen, dalam hal ini mahasiswa dan dosen bisa tidak memuaskan. Kepuasan kerja diartikan sebagai tanggapan emosional seseorang terhadap aspekaspek di dalam atau pada keseluruhan pekerjaannya (Nawawi, 1998). Keadaan emosional atau sikap seseorang tersebut akan diperlihatkan dalam bentuk tanggung jawab, perhatian, serta perkembangan kinerjanya.

(5)

2 B. Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan kepuasan kerja?

2. Apa saja faktor-faktor yang pendukung kepuasan kerja?

3. Apa saja aspek-aspek yang berkaitan dengan kepuasan kerja?

4. Bagaimana pengaruh iklim kerja organisasi terhadap kepuasan kerja?

C. Tujuan penelitian

1. Mengetahui yang dimaksud dengan kepuasan kerja.

2. Mengetahui saja faktor-faktor yang pendukung kepuasan kerja 3. Mengetahui aspek-aspek yang berkaitan dengan kepuasan kerja 4. Mengetahui pengaruh iklim kerja organisasi terhadap kepuasan kerja.

(6)

3 BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan sikap umum seseorang individu terhadap pekerjaannya, seorang dengan tingkat kepuasan kerja tinggi menunjukan sikap yang positif terhadap pekerja pekerjaan itu, seorang yang tidak puas dengan pekerjaanya menujukan sikap negative terhadap pekerja itu (Robbins, 2001: 139).

Kepuasan kerja yang tinggi merupakan tanda organisasi yang dikelola dengan baik dan pada dasarnya merupakan hasil manajemen perilaku yang efektif. Kepuasan keja adalah ukuran proses pembangunan iklim manusia yang berkelanjutan dan suatu organisasi.

Kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Ada perbedaan yang penting antara perasaan ini dengan dua unsur lainnya dari sikap pegawai. Kepuasan kerja adalah bagian dari kepuasan hidup. Sifat lingkungan seseorang di luar pekerjaan mempengaruhi perasaan di dalam pekerjaan. Demikian juga halnya, karena pekerjaan merupakan bagian penting kehidupan, kepuasan kerja mempengaruhi kepuasan hidup seseorang.

Kepuasan kerja merupakan respon afektif atau emosional dari sebuah pekerjaan (Krieter & Kinicki, 2004). Salah seorang bisa merasakan kepuasan di satu aspek dan di aspek yang lain. Robbins dan Judge (2007) menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan perasaan positif tentang suatu pekerjaan yang merupakan hasil evaluasi dari beberapa karakteristik.

Dari pengertian tersebut di atas, perasaan positif maupun negatif yang dialami karyawan menyebabkan seorang dapat mengalami kepuasan maupun ketidakpuasan kerja merupakan masalah yang kompleks, karena berasal dari berbagai elemen kerja, misalnya terhadap pekerjaan mereka sendiri, gaji/upah, promosi, supervisi, rekan kerja, ataupun secara keseluruhan.

Kepuasan kerja dapat bervariasi antar individu. Faktor-faktor seperti preferensi pribadi, nilai-nilai, dan harapan individu dapat mempengaruhi tingkat kepuasan mereka terhadap pekerjaan tertentu. Oleh karena itu, penting bagi individu untuk memahami apa yang mereka cari dalam pekerjaan dan mencari lingkungan kerja yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

(7)

4 B. Faktor-Faktor yang Pendukung Kepuasan Kerja

Krieter & Kinicki (2004) menyatakan bahwa faktor yang menyebabkan kepuasan dan ketidakpuasan adalah pemenuhan kebutuhan, pencapaian tujuan, deviasi dari yang seharusnya diterima dengan yang didapatkan, dan keadilan.

Menurut Teori Herzberg, terdapat dua faktor yang menyebabkan kepuasan dan ketidakpuasan. Pertama, faktor Motivator merupakan karakteristik pekerjaan berkaitan dengan kepuasan pekerjaan, yaitu sejumlah kebutuhan yang apabila dipenuhi akan menimbulkan kepuasan tetapi jika tidak dipenuhi akan mengurangi kepuasan. Kedua, faktor Hygiene merupakan karakteristik pekerjaan berkaitan dengan ketidakpuasan pekerjaan, yaitu sejumlah kebutuhan yang apabila dipenuhi tidak akan meningkatkan motivasi, tetapi jika tidak dipenuhi akan menimbulkan kepuasan.

Faktor yang termasuk dalam faktor motivator adalah prestasi kerja, promosi, tanggung jawab, pengakuan, dan kerja itu sendiri. Sedangkan faktor yang termasuk hygiene factor adalah hubungan antar pribadi, keamanan kerja, kehidupan pribadi, keamanan kerja, kebijakan administrasi, gaji, status, supervisi, dan kondisi kerja. Baik faktor motivator dan hygiene sangat penting bagi pemeliharaan tingkat kepuasan pegawai. Kedua faktor ini selalu berjalan seiring dengan aktivitas kerja seseorang dalam organisasinya.

Herzberg (dalam Munandar, 2001) mengemukakan teori hygiene-motivasi. Menurut Herzberg (dalam Munandar, 2001) faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja berbeda dengan faktor-faktor yang menimbulkan ketidakpuasan kerja. Faktor-faktor yang menimbulkan kepuasan kerja, yang ia namakan faktor motivatormencakup faktor-faktor yang berkaitan dengan isi pekerjaan, yang merupakan faktor instrinsik dari pekerjaan, yaitu tanggung jawab, kemajuan, pekerjaan itu sendiri, capaian, dan pengakuan. Jika faktor-faktor tersebut tidak dirasakan ada, tenaga kerja, menurut Herzberg, merasa not satisfied (tidak lagi puas), yang berbeda dari dissatisfied (tidak puas). Kelompok faktor lain yang menimbulkan ketidakpuasan, berkaitan dengan konteks dari pekerjaan, dengan faktor-faktor ekstrinsik dari pekerjaan, dan meliputi faktor administrasi dan kebijakan perusahaan, penyeliaan, gaji, hubugan antarpribadi, kondisi kerja. Kelompok ini dinamakan kelompok hygiene. Kalau faktor-faktor tersebut dirasakan kurang atau tidak diberikan, maka tenaga kerja akan merasa tidak puas (dissatisfied). Tenaga kerja akan banyak mengeluh. Jika faktor-faktor hygiene dirasakan ada ata diberikan, maka yang timbul bukanlah kepuasan

(8)

5

kerja, tetapi menurut Herzberg, not dissatisfied atau tidak lagi tidak puas (Munandar, 2001).

C. Aspek-Aspek Dalam Kepuasan Kerja

Aspek-aspek kepuasan kerja adalah Hackman dan Oldham (dalam Miner, 1992) yang mengatakan bahwa kepuasan kerja bisa dicapai dengan memberikan hal-hal yang menjadi harapan karyawan. Ia membagi harapan tersebut ke dalam 5 karakteristik (job characteristic), yaitu: identitas pekerjaan, signifikansi tugas, otonomi, umpan balik, variasi tugas. Dari kelima karakteristik tersebut, maka Hackman dan Oldman menyimpulkan bahwa pemenuhan kelimanya dapat dicapai melalui pemenuhan terhadap perkembangan, penghasilan, rasa aman, hubungan sosial, hubungan dengan atasan dan keseluruhan aspek- aspek dalam pekerjaan karyawan (Spector, 1997).

Menurut Prestawan (2010), terdapat beberapa aspek yang terkait dengan kepuasan kerja, yaitu sebagai berikut:

a. Aspek psikologis, berhubungan dengan kejiwaan karyawan meliputi minat, ketenteraman kerja, sikap terhadap kerja, bakat dan ketrampilan.

b. Aspek fisik, berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja, pengaturan waktu istirahat, keadaan ruangan, suhu udara, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan dan umur.

c. Aspek sosial, berhubungan dengan interaksi sosial, baik antar sesama karyawan dengan atasan maupun antar karyawan yang berbeda jenis kerjanya serta hubungan dengan anggota keluarga.

d. Aspek finansial, berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan, yang meliputi sistem dan besar gaji, jaminan sosial, tunjangan, fasilitas dan promosi.

D. Pengaruh Iklim Kerja Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja

Iklim organisasi sebagai pendukung juga ikut menentukan komitmen organisasi melalui kepuasan kerja dengan indikasi kenyamanan kerja dengan dukungan rekanrekan kerja, system kompensasi yang baik, kesesuaian pekerjaan, kualitas supervise dan kesempatan promosi. Kepuasan kerja didefinisikan Smith, et. al. (2000) sebagai serangkaian perasaan senang atau tidak senang dan emosi seorang pegawai yang berkenaan dengan pekerjaannya

(9)

6

sehinggamerupakan penilaian pegawai terhadap perasaan menyenangkan atau tidak terhadap pekerjaan.

Kemudian menurut Church (1992), kepuasan kerja merupakan hasil dari berbagai macam sikap (attitude) yang dimiliki seorang pegawai. Kepuasan kerja sendiri merupakan variabel yang dilatarbelakangi faktor kepercayaan dalam organisasi.. Pada sisi lain,

“kepuasan” merupakan salah satu kunci utama dalam dunia bisnis ataupun institusi pelayanan publik. Keberhasilan suatu organisasi untuk dapat tumbuh dan berkembang sangat dipengaruhi oleh kepuasan yang muncul pada seluruh kegiatan organisasinya.

Iklim organisasi yang kondusif akan membuat orang dapat bekerja dengan lebih baik dan nantinya akan mengoptimalkan kinerja dari pegawai organisasi tersebut. Iklim organisasi seperti ini akan membuat pegawai lebih betah dalam bekerja dan membuat mereka merasa puas dalam melakukan pekerjaannya. Iklim organisasi digambarkan memiliki peran besar dalam keberhasilan yang dicapai oleh organisasi organisasi ataupun institusi besar.

(10)

7 BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Ada perbedaan yang penting antara perasaan ini dengan dua unsur lainnya dari sikap pegawai. Kepuasan kerja adalah bagian dari kepuasan hidup. Sifat lingkungan seseorang di luar pekerjaan mempengaruhi perasaan di dalam pekerjaan. Demikian juga halnya, karena pekerjaan merupakan bagian penting kehidupan, kepuasan kerja mempengaruhi kepuasan hidup seseorang.

Menurut Teori Herzberg, terdapat dua faktor yang menyebabkan kepuasan dan ketidakpuasan. Pertama, faktor Motivator merupakan karakteristik pekerjaan berkaitan dengan kepuasan pekerjaan, yaitu sejumlah kebutuhan yang apabila dipenuhi akan menimbulkan kepuasan tetapi jika tidak dipenuhi akan mengurangi kepuasan. Kedua, faktor Hygiene merupakan karakteristik pekerjaan berkaitan dengan ketidakpuasan pekerjaan, yaitu sejumlah kebutuhan yang apabila dipenuhi tidak akan meningkatkan motivasi, tetapi jika tidak dipenuhi akan menimbulkan kepuasan.

Menurut Prestawan (2010), terdapat beberapa aspek yang terkait dengan kepuasan kerja, yaitu sebagai berikut:

e. Aspek psikologis, berhubungan dengan kejiwaan karyawan meliputi minat, ketenteraman kerja, sikap terhadap kerja, bakat dan ketrampilan.

f. Aspek fisik, berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu kerja, pengaturan waktu istirahat, keadaan ruangan, suhu udara, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan dan umur.

g. Aspek sosial, berhubungan dengan interaksi sosial, baik antar sesama karyawan dengan atasan maupun antar karyawan yang berbeda jenis kerjanya serta hubungan dengan anggota keluarga.

h. Aspek finansial, berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan, yang meliputi sistem dan besar gaji, jaminan sosial, tunjangan, fasilitas dan promosi.

(11)

8

Iklim organisasi sebagai pendukung juga ikut menentukan komitmen organisasi melalui kepuasan kerja dengan indikasi kenyamanan kerja dengan dukungan rekanrekan kerja, system kompensasi yang baik, kesesuaian pekerjaan, kualitas supervise dan kesempatan promosi. Kepuasan kerja didefinisikan Smith, et. al. (2000) sebagai serangkaian perasaan senang atau tidak senang dan emosi seorang pegawai yang berkenaan dengan pekerjaannya sehinggamerupakan penilaian pegawai terhadap perasaan menyenangkan atau tidak terhadap pekerjaan.

B. Saran

Kepuasan merupakan factor penting dalam keluar masuknya karyawan maka sebaiknya sebuah perusahan/organisasi lebih memperhatikan apa yang di inginkan karyawan dalam melaksankan pekerjaan, baik segi pemberian kopensasi maupun fasilitas pendukung dalam melaksanakan tanggung jawab. Dengan seperti itu seorang karyawan bisa merasakan kepuasan dalam bekerja sebeb didukung oleh lingkungan kerja-Nya sehingga dapat memotifasi diri untuk melakukan pekerjaan dengan baik dan bertanggung jawab atas hal yang dia kerjakan.

(12)

9

DAFTAR PUSTAKA

https://ora.ai/nabilrei/som-ai

https://www.academia.edu/30253696/Makalah_Kepuasan_Kerja

https://ekonomi.bunghatta.ac.id/index.php/id/artikel/884-pengertian-kepuasan-kerja- danfaktor-faktor-yang-mempengaruhinya

https://www.google.com/search?q=aspek-

aspek+yang+berkaitan+dengan+kepuasan+kerja&oq=aspek- aspek+yang+berkaitan+dengan+kepuasan+kerja

(13)

10

LAMPIRAN

DOKUMENTASI

Referensi

Dokumen terkait

berkaitan dengan kebutuhan dan alokasi sumber daya Proses mengkoordinasikan sumberdaya yang ada untuk menjalankan sejumlah pekerjaan di dalam proyek agar menghasilkan produk

pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi kerja karyawan yang meliputi faktor motivator dan faktor hygiene pada Koperasi Simpan Pinjam

Prinsip dari teori ini adalah kepuasan dan ketidakpuasan kerja itu merupakan dua hal yang berbeda, artinya kepuasan dan ketidakpuasan kerja terhadap pekerjaan itu tidak

Yang kedua adalah banyak faktor yang saling berkaitan untuk meningkatkan motivasi belajar anak yaitu faktor guru dan anak murid itu sendiri karena kedua

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pekerjaan yang kuat mampu meningkatkan motivasi pada karyawan. Bentuk motivasi yang dirasakan karyawan dengan adanya karakteristik

Pemenuhan kebutuhan karyawan adalah faktor yang penting untuk menciptakan dorongan atau motivasi terhadap karyawan untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik yang pada

motivasi kerja dapat dilihat dari suatu kebutuhan yang dipenuhi, seorang guru akan termotivasi untuk menyelesaikan suatu pekerjaan apabila ada kebutuhan yang akan

Seorang leader yang baik juga dapat memahami 6 faktor yang dapat menimbulkan motivasi seperti yang disebutkan diatas Strategi Meningkatkan Kepuasan Kerja dan Motivasi Kerja Secara