• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Pendidikan Islam

N/A
N/A
Sekar Amanah

Academic year: 2024

Membagikan "Manajemen Pendidikan Islam"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

KEMENTERIAN AGAMA

PROGRAM PASCASARJANA (PPs)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

Jalan. Z. Abdin Pagar Alam Kedaton Bandar Lampung Telp. (0721) 5617070

UAS TAFSIR HADITS DAN TARBAWY

Nama : Sekar Wulan Amanah

NPM : 2386131042 SKS : 3

Jurusan : Manajemen Pendidikan Islam

Semester : I

Kelas : C

Dosen : Dr. H. Amirudin, M.Pd.I : Dr. Abdurrochman, M.Ed

1. Apakah perbedaan antara konsepsi moral dan akhlak dalam Islam?

Jawaban : Konsep moral dalam Islam adalah perbuatan atau perilaku baik buruknya manusia yang diterima secara umum di masyarakat. Sedangkan konsep akhlak dalam Islam yakni perbuatan yang bersumber dari dorongan jiwanya yang dapat dilakukan dengan mudah tanpa berfikir serta ikhlas semata-mata karena Allah SWT, bukan karena ingin mendapat pujian. Atau istilah agama yang dipakai untuk menilai perbuatan manusia apakah itu baik atau buruk. Jadi pendidikan karakter adalah sebuah proses atau usaha untuk membentuk prilaku peserta didik yang tercermin dalam kata, sikap, perbuatan berdasarkan nilai, norma, dan moral luhur melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan.

2. Apakah perbedaan antara konsepsi pendidikan moral dan pendidikan akhlak dalam Islam?

Jawaban : Konsepsi pendidikan moral dalam Islam adalah pendidikan yang bertujuan untuk menjadikan manusia memiliki moral atau manusiawi dan dijadikan kebiasaan oleh seseorang sejak masa kecil hingga dewasa.

Sedangkan yang dimaksud dengan konsepsi pendidikan akhlak dalam Islam adalah pendidikan yang berusaha untuk menghilangkan kebiasaan-kebiasaan yang buruk, dan menuntun serta mengajarkan pembiasaan yang baik. Sistem

(2)

moral adalah suatu tatanan utuh yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling mempengaruhi atau beroperasi dalam kesatuan atau integrasi yang utuh, berorientasi pada nilai-nilai dan etika Islam.

3. Bagaimanakah seseorang dapat dikatakah memiliki akhlak yang baik?

Jawaban : yakni jika seseorang tersebut sudah sesuai perilaku dan akhlaknya dengan akhlak mahmudah/akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-harinya.

Akhlak Mahmudah dilahirkan berdasarkan sifat-sifat yang terpuji, contoh:

malu berbuat jahat adalah salah satu dari akhlak yang baik.

4. Mengapa akhlak dapat dikatakan sebagai bagian penting dalam ajaran Islam?

Jawaban : Yang menjadi dasar pijakan Akhlak adalah Iman, Islam, dan Islam.

Al-Qur’an menggambarkan bahwa setiap orang yang beriman itu niscaya memiliki akhlak yang mulia yang diandaikan seperti pohon iman yang indah.

Pentingnya kedudukan akhlak dapat dilihat dari berbagai sunnah qouliyah (sunnah dalam bentuk perkataan) Rasulullah seperti yang telah diuraikan Yunahar Ilyas yaitu :

Rasulullah Saw., menempatkan penyempurnaan akhlak yang mulia sebagai misi dalam

sejarah penyampaian Islam di muka bumi ini. Seperti yang yang terdapat dalam hadist

yaitu :ِ Artinya,”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang

mulia”.(HR. Bukhari).

5. Apakah tujuan dari pendidikan moral dan pendidikan akhlak?

Jawaban : Tujuan pendidikan moral dan akhlak adalah meningkatkan kapasitas berpikir secara moral dan mengambil keputusan moral mengungkapkan bahwa tujuan tersebut ditekankan pada metode pertimbangan moral dan untuk membantu anak-anak untuk mengenal apa yang menjadi dasar untuk menerima suatu nilai dan agar seluruh peserta didik dalam menjalankan segala yang diperintahkan oleh Allah dengan penuh cinta harapan dan takut serta penuh ikhlas dan juga mempraktekkan perilaku yang

(3)

baik kepada sesama makhluk Allah baik kepada manusia hewan dan orang lainnya agar dapat menggapai kebahagiaan dunia maupun akhirat.

6. Sebutkan dalil Al-Qur’an dan hadits tentang akhlak Rosulullah SAW sebagai suri tauladan manusia!

Jawaban :

 Al-Qur’an

Tertuang dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 21, yang berbunyi:

ۗاًرْيِثَك َ ااا َرَكَذَو َرِخا ْلا َمْوَيْلاَو َ ااا اوُجْرَي َناَك ْنَمِل ٌةَنَسَح ٌةَوْسُا ِ ااا ِلْوُسَر ْيِف ْمُكَل َناَك ْدَقَل “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat Allah) dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS. Al-Ahzab : 21).

 Hadits

ِاقل ْخَلا َمِراَكَم َمِمَتُل ُتْثِعُب اَمَنِإ

Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak.” (HR Al-Baihaqi dari Abu Hurairah)

7. Bagaimana cara mengimplementasikan moral dan akhlak dalam kehidupan?

Jawaban :

a. Etika dan Akhlak Ketika Berbeda Pendapat

1) Ikhlas dan mencari yang haq serta melepaskan diri dari nafsu di saat berbeda pendapat.

2) Juga menghindari sikap show (ingin tampil) dan membela diri dan nafsu.

3) Mengembalikan perkara yang diperselisihkan kepada Kitab Al-Qur'an dan Sunnah. Karena Allah Subhaanahu wa Ta'ala telah berfirman yang artinya:

"Dan jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah ia kepada Allah (Kitab) dan Rasul". (An-Nisa: 59).

4) Berbaik sangka kepada orang yang berbeda pendapat denganmu dan tidak menuduh buruk niatnya, mencela dan menganggapnya cacat.

5) Sebisa mungkin berusaha untuk tidak memperuncing perselisihan, yaitu dengan cara menafsirkan pendapat yang keluar dari lawan atau yang dinisbatkan kepadanya dengan tafsiran yang baik.

(4)

6) Berusaha sebisa mungkin untuk tidak mudah menyalahkan orang lain, kecuali sesudah penelitian yang dalam dan difikirkan secara matang.

Berlapang dada di dalam menerima kritikan yang ditujukan kepada anda atau catatan-catatan yang dialamatkan kepada anda.

7) Sedapat mungkin menghindari permasalahan-permasalahan khilafiyah dan fitnah.

8) Berpegang teguh dengan etika berdialog dan menghindari perdebatan, bantah membantah

9) dan kasar menghadapi lawan.

b. Etika dan Akhlak Ketika Bercanda

1) Hendaknya percandaan tidak mengandung nama Allah, ayat-ayat-Nya, Sunnah rasul-Nya atau syi`ar-syi`ar Islam. Karena Allah telah berfirman tentang orang-orang yang memperolok-olokan shahabat Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam, yang ahli baca al-Qur`an yang artimya: "Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan), tentulah mereka menjawab: "Sesungguh-nya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?". Tidak usah kamu minta ma`af, karena kamu kafir sesudah beriman". (At-Taubah: 65-66).

2) Hendaknya percandaan itu adalah benar tidak mengandung dusta.

3) Dan hendaknya pecanda tidak mengada-ada cerita-cerita khayalan supaya orang lain tertawa. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:

"Celakalah bagi orang yang berbicara lalu berdusta supaya dengannya orang banyak jadi tertawa. Celakalah baginya dan celakalah". (HR. Ahmad dan dinilai hasan oleh Al-Albani).

4) Hendaknya percandaan tidak mengandung unsur menyakiti perasaan salah seorang di antara manusia. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah seorang di antara kamu mengambil barang temannya apakah itu hanya canda atau sungguh-sungguh; dan jika ia telah mengambil tongkat temannya, maka ia harus mengembalikannya kepadanya".

(HR. Ahmad dan Abu Daud; dinilai hasan oleh Al-Albani).

(5)

5) Bercanda tidak boleh dilakukan terhadap orang yang lebih tua darimu, atau terhadap orang yang tidak bisa bercanda atau tidak dapat menerimanya, atau terhadap perempuan yang bukan mahrammu.

6) Hendaknya anda tidak memperbanyak canda hingga menjadi tabiatmu, dan jatuhlah wibawamu dan akibatnya kamu mudah dipermainkan oleh orang lain.

c. Etika dan Akhlak Ketika Bergaul dengan Orang Lain

1) Hormati perasaan orang lain, tidak mencoba menghina atau menilai mereka cacat.

2) Jaga dan perhatikanlah kondisi orang, kenalilah karakter dan akhlaq mereka, lalu pergaulilah mereka, masing-masing menurut apa yang sepantasnya.

3) Mendudukkan orang lain pada kedudukannya dan masing-masing dari mereka diberi hak dan dihargai.

4) Perhatikanlah mereka, kenalilah keadaan dan kondisi mereka, dan tanyakanlah keadaan mereka.

5) Bersikap tawadhu'lah kepada orang lain dan jangan merasa lebih tinggi atau takabbur dan bersikap angkuh terhadap mereka. Rasulullah shalallahu

‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak akan masuk jannah (surga) barang siapa di dalam hatinya terdapat setitik kesombongan. Ada seseorang yang berkata:

“Sesungguhnya orang itu menyukai pakaian yang bagus, sandal yang bagus.”

Maka Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Allah itu indah menyukai keindahan, sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.”

6) Bermuka manis dan senyumlah bila anda bertemu orang lain. Berbicaralah kepada mereka sesuai dengan kemampuan akal mereka.

7) Berbaik sangkalah kepada orang lain dan jangan memata-matai mereka.

8) Mema`afkan kekeliruan mereka dan jangan mencari-cari kesalahankesalahannya, dan tahanlah rasa benci terhadap mereka.

9) Dengarkanlah pembicaraan mereka dan hindarilah perdebatan dan bantah membantah dengan mereka.

(6)

8. Pada saat kapankah dapat dimulai pembelajaran dan pembiasaan akhlak? Dan bagaimanakah cara memulainya?

Jawaban : dimulai saat anak menginjak usia dini. Bukan hanya cukup diberikan dalam bentuk pengertian atau konsep pengetahuan, akan tetapi perlu adanya contoh keteladanan dari beberapa figur yang bukan hanya dekat dan dikenal oleh anak, tetapi figur-figur tersebut harus betul- betul bisa menjadi panutan yang baik, karena konsep pendidikan yang akan diterima oleh anak usia dini akan membentuk sebuah karakter dan kepribadian anak tersebut di masa depan kelak. Figur pertama yakni, Rosulullah SAW sebagai suri teladan terbaik dan tiada tandingannya. Kesempurnaan akhlak beliau dari sikap dan perilaku beliau yang santun, tutur kata yang lembut, jujur dan terpercaya. Figur kedua yakni orang tua karena orang tua adalah figur yang paling dekat dan yang pertama dikenal oleh anak, dan figur ketiga yakni guru sebagai pengajar dan merupakan orangtua kedua bagi anak setelah memasuki jenjang pendidikan formal maupun non formal.

9. Bagaimanakah kondisi moral dan akhlak manusia pada saat ini?

Jawaban : Meskipun akhir-akhir ini prestasi intelektual anak anak Indonesia mengalami peningkatan cukup baik dengan banyaknya prestasi diberbagai olimpiade sains internasional, namun kemunduran justru terjadi pada aspek lain yang amat penting, yaitu aspek moral. Kemunduran pada aspek ini menyebabkan krisis pendidikan akhlak dalam dunia pendidikan kita,sehingga dunia pendidikan di Indonesia tidak dapat menahan laju kemerosoton akhlak yang terus terjadi.

Pakar pendidikan, Dr. Arif Rahman menilai bahwa sampai saat ini masih ada yang keliru dalam pendidikan di Tanah Air. Menurutnya, titik berat pendidikan masih lebih banyak pada masalah kognitif. Penentu kelulusan pun masih lebih banyak pada prestasi akademik dan kurang memperhitungkan akhlak dan budi pekerti siswa. Belum lagi jika diikuti statistik perkembangan kasus akhlak buruk peserta didik. Misalnya; tawuran antarpelajar dan mahasiswa, plagiat dalam karya ilmiah, juga masalah pergaulan bebas yang sudah sangat meresahkan dan membosankan untuk didengar beritanya. Secara

(7)

umum, mereka yang lulus sekolah dengan akhlak yang buruk ini akan menempati posisi di dunia kerja Indonesia yang sarat dengan persaingan.

Rendahnya moral dan akhlak para pelaku kebijakan juga akan diikuti oleh rendahnya etos kerja masyarakat. Sehingga bukan tidak mungkin mereka akan terjebak dalam praktik- praktik korupsi yang sistemik. Jadi bisa dikatakan bahwa penyebab terbesar dalam krisis pendidikan ini adalah gagalnya pembangunan karakter anak didik. Kegagalan ini terjadi karena aspek akhlak atau moralitas terabaikan dalam proses pendidikan yang sedang berlangsung.

10. Apa yang salah dari perkembangan nilai dan moral remaja jika dia melakukan kejahatan tapi tidak merasa bersalah atas perbuatannya sebagaimana kasus pembunuhan anak 5 tahun oleh seorang remaja yang baru saja terjadi?

Jawaban: Ada beberapa faktor yaitu lingkungan keluarga, masyarakat dan pengaruh mental tersangka. Menurut beberapa sumber, tersangka adalah pribadi yang introvert dengan kondisi keluarga yang broken home, diketahui orang tua tersangka telah bercerai. Karena tersangka merupakan pribadi yang menutup diri, ia kurang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan lebih sering mengasingkan diri. Sebenarnya kejadian ini dapat dicegah jika orang tua atau orang sekitar pelaku sadar akan tanda – tanda yang aneh yang ditunjukkan tersangka, tersangka sering membunuh binatang seperti cicak saat sedang kesal dan menggambar gambaran abstrak yang menyeramkan, hal ini merupakan tanda – tanda bahwa mental pelaku kurang stabil. Jadi jika ditanya, dimana letak salahnya, maka faktor lingkungan yang tidak kondusif, orang tua, dan mental pelaku (mental disorder) adalah penyebabnya.

Referensi

Dokumen terkait

Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Akhlak Karimah siswa terhadap. Allah swt, Strategi Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan

Yang dimaksud dengan akhlak terhadap Allah atau pola hubungan manusia dengan Allah Swt, adalah sikap atau perbuatan yang.. seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai

ini juga sangat terkait dengan Akhlak terhadap Allah Swt., sebab apa pun yang bersumber dari Allah (al-Quran) dan Rasulullah (sunnah) harus dijadikan dasar dalam bersikap

tidak ada dua kriteria tentang kebaikan yang diterima oleh Allah SWT. Pertama ikhlas dalam beramal yakni melakukan suatu amal dengan niat. semata-mata ikhlas

Taat ‘ubudiyyah Tawakal Taqwa zikrullah Ikhlas, sabar Ridwan Allah. Akhlak terhadap bukan

tentang Keimanandan Ketaqwaan kepada Allah SWT serta hubungan keimanan dan ketaqwaan dalam konteks akhlak islamiyah.

Sedangkan pengertian akhlak yang tertuang dalam hadits tersebut adalah sama dengan pengertian ihsan, yaitu ikhlas beramal karena Allah semata dan harus berkeyakinan bahwa Allah

Nilai-nilai pendidikan akhlak dapat dilakukan dengan meningkatkankekuatan spiritual dalam diri manusia dengan cara mendekatkan diri kepada Allah SWT dan melakukan perbuatan baik serta