• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEMEN PENDIDIKAN

N/A
N/A
Uya Rayhan

Academic year: 2024

Membagikan "MANAJEMEN PENDIDIKAN"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Ayudia Inge, dkk. 2022. MANAJEMEN PENDIDIKAN. PT SADA KURNIA PUSTAKA Jl.

Warung Selikur Km.6 Sukajaya – Carenang, Kab. Serang Banten: Indonesia

MANAJEMEN PENDIDIKAN Inge Ayudia, dkk

978-623-09-0915-3 November 2022

PENERBIT: PT SADA KURNIA PUSTAKA Jl. Warung Selikur Km.6 Sukajaya – Carenang, Kab. Serang Banten

Kelebihan Buku

1. Pada buku ini tiap bab nya memiliki referensi atau daftar pustakanya masing-masing 2. Pembahasan antar bab saling berkesinabungan atau terintegrasi

3. Cakupan materi yang sangat luas dan jelas

4. Dalam manjabarkan materi, buku ini menyertakan tabel-tabel guna memudahkan para pembaca untuk memahami isi dari materi tersebut. Contohnya pada bab 4, dimana materi mengenai standar mutu pengelolaan sarana dana prasana. Penulis menggunakan tabel dalam menjabarkan materi dari halaman 45- 69.

Kekurangan

1. Kesimpulan hanya ada dibeberapa bab saja contohnya pada bab 3 sedangkan pada bab 1 dana bab 2 tidak terdapat kesimpulan.

2.

(2)

BAB 1 KONSEP DASAR MANAJEMEN PENDIDIKAN

manajemen adalah tokoh utama dalam administrasi; kedua, manajemen lebih dari administrasi; ketiga, manajemen tidak dapat terlepas dari administrasi. Manajemen diselenggarakan oleh seorang pimpinan di setiap unit kerja atau organisasi yang mempunyai sapaan yang berbeda-beda. Di dunia Pendidikan pimpinan adalah kepala sekolah sebagai pelaksana kegiatan di lingkungan sekolah.

Pendidikan adalah suatu proses mengembangkan manusia yang mampu bertanggung jawab mengenal, menghayati dan melaksanakan hal-hal baik dalam kehidupan bermasyarakat dan hal itu didapat di dunia pendidikan.

Manajemen pendidikan yaitu suatu proses kerja yang dilakukan oleh pimpinan dalam melakukan perencanaan dan pengendalian pada pendidik dan tenaga kependidikan. Yang mana prosesnya bertujuan untuk meningkatkan potensi sumber daya manusia yang berkaitan dengan administrasi pendidikan, kegiatan pada administrasi pendidikan memiliki tujuan untuk terlaksananya proses pembelajaran yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Manajemen pendidikan juga diartikan sebagai proses pendidikan di sekolah untuk meningkatkan semua aturan yang berkaitan dengan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Pelaksana manajemen pendidikan adalah orang yang paham dunia pendidikan, dan tidak semua dapat melakukan manajemen yang baik, pimpinan yang tidak berasal dari latar belakang pendidikan dan tidak memahami dunia pendidikan, tidak dapat melakukan dan menerapkan manajemen pendidikan yang sesuai dengan aturan pendidikan. Kemudian tercapainya visi, misi, tujuan dan sasaran pendidikan tidak lepas dari pimpinan yaitu kepala sekolah untuk meningkatkan pendidikan pada sekolah yang dipimpinnya.

1. Fungsi Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan memiliki fungsi sebagai kegiatan dalam perencanaan dan peningkatan kinerja sumber daya manusia dalam sekolah yang dipimpin oleh kepala sekolah. Proses manajemen memiliki fungsi pokok yang dapat dimiliki oleh kepala sekolah sebagai pimpinan, yaitu: Rencana, organisasi, pemimpin dan pengawasan. Manajemen menurut fungsi berarti kegiatan merencanakan, pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan dan pengendalian sumber daya organisasi hingga mencapai tujuan secara efektif dan efisien (Husaini Usman, 2006).

2. Tujuan Manajemen Pendidikan

Manajemen pendidikan bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan, sehingga tujuan manajemen pendidikan berkaitan dengan tujuan pendidikan. Tujuan-tujuan dari manajemen pendidikan yaitu dapat memperoleh cara dan teknik yang akan dilakukan untuk menjalankan setiap perencanaan untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

3. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan

Proses kegiatan pendidikan tidak terlepas dari fungsi dan tujuan manajemen pendidikan karena hal tersebut dimulai dengan perencanaan hingga penilaian terhadap semua aspek yang ada di sekolah tersebut yang dipimpin oleh pimpinan.

(3)

BAB 2 ORGANISASI LEMBAGA PENDIDIKAN

organisasi lembaga pendidikan merupakan sebuah lembaga yang terdiri dari berbagai individu yang dibentuk dengan kesepakatan bersama untuk untuk mencapai tujuan melalui pembagian kinerja secara hierarki yang menjadi tanggung jawab antar anggota lembaga pendidikan.

1. Struktur Organisasi Lembaga Pendidikan

Struktur organisasi lembaga pendidikan dibagi menjadi dua yaitu, struktur sentralisasi dan desentralisasi.

2. Jalur Organisasi Lembaga Pendidikan

Terdapat tiga jalur pendidikan yang memiliki peran dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia (SDM) yaitu terdiri dari pendidikan formal, informal, dan nonformal.

3. Kriteria Keberhasilan Organisasi Lembaga Pendidikan

Dalam rangka mencapai efektivitas tujuan organisasi, dibutuhkan kriteria keberhasilan organisasi lembaga pendidikan yang melibatkan proses pengorganisasian (organizing) seperti proses pembagian kerja dengan memberikan tugas pokok kepada anggota dan sesuai dengan kapabilitasnya. Menurut Elbadiansyah (2018) dalam bukunya yang berjudul Manajemen Pendidikan, terdapat indikator- indikator keberhasilan atau tidaknya suatu lembaga pendidikan dalam mengelola lembaga pendidikan:

- Pada Jumlah Peserta Didik yang Naik Kelas dan Tidak Naik Kelas - Jumlah Peserta Didik yang Drop Out

- Jumlah Kelulusan dan Ketidak Lulusan

- Keadaan Hasil Kelulusan Peserta Didik Secara Akademik

BAB 3 KURIKULUM PENDIDIKAN

Kurikulum merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran pada semua jenis dan jenjang pendidikan dan sekaligus merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum di Indonesia harus diarahkan dan mengacu pada visi, misi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam UU RI No 20 tahun 2003.

1. Kedudukan Kurikulum dalam SISDIKNAS

Kurikulum memiliki kedudukan dalam SISDIKNAS karena komponen pendidikan sebagai suatu sistem meliputi tujuan pendidikan, kurikulum, guru, siswa, lingkungan, sarana prasarana, manajemen dan teknologi.

2. Kurikulum yang Pernah Berlaku di Indonesia

Kurikulum yang pernah digunakan dan perubahan kurikulum yang pernah terjadi di negara Indonesia yaitu: Kurikulum 1947, Kurikulum 1952, Kurikulum 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum 1994, Kurikulum 2004, Kurikulum 2006, Kurikulum K-13 (2013), d an Kurikulum Merdeka 2020

3. Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Perguruan Tinggi Bentuk implementasi program hak belajar 3 semester di luar program studi telah diatur dalam Permendikbud no 3 tahun 2020 (Pendidikan, Kebudayaan dan Indonesia, 2020) pasal 15 ayat 1 meliputi 8 kegiatan yaitu: Pertukaran Pelajar, Magang, Asistensi Mengajar, Penelitian/Riset, Proyek

(4)

Kemanusiaan, Program Kegiatan Wirausaha, Proyek/Studi Independen, dan Kuliah Kerja Nyata Tematik.

4. Tantangan dan Solusi dalam Implementasi Kurikulum MBKM

Tantangan yang dihadapi dalam implementasi MBKM antara lain: 1) prosedur kerja sama dengan mintra eksternal perguruan tinggi, 2) perubahan PTNBH (perguruan tinggi negeri berbadan hukum) untuk bersaing secara internasionl, 3) prosedur magang yang dilaksanakan di eksternal PT, 4) SDM kurang memahami kebijakan implementasi MBKM, 5) fasilitas teknologi PT kurang memadai, 6) SDM kurang siap melaksanakan MBKM.

BAB 4 SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

Sarana dan Prasarana belajar adalah salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar di lembaga/institusi pendidikan. Pembelajaran di dalam pendidikan nasional wajib menjamin kesetaraan dan peningkatan kualitas pendidikan bagi warga negara di Indonesia.

1. Jenis Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana pendidikan berdasarkan kebutuhan dan penggunaannya dikelompok menjadi dua, yaitu: Sarana dan Prasarana yang Langsung berhubungan dengan Proses Belajar dan Mengajar dan Sarana dan prasarana yang tidak langsung berhubungan dengan proses belajar dan mengajar.

2. Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Pengelolaan sarana dan prasarana adalah sistem dan prosedur yang mengatur pengelolaan sarana dan prasarana. Pengelolaan sarana dan prasarana mencakup: perencanaan, pengadaan, pemanfaatan, pemeliharaan, dan penghapusan. Sistem pengelolaan sarana dan prasarana suatu lembaga/institusi pendidikan biasanya sudah ditetapkan dan diatur di dalam standar operting prosedur dan juknis lembaga/institusi pendidikan tersebut.

3. Standar Mutu Pengelolaan Sarana dan Prasarana

Standar Mutu Pengelolaan Sarana dan Prasarana yang memuat komponen, kriteria, dan indikator terdapat di dalamnya standar mutu termasuk untuk perencanaan, pengadaan, inventarisasi, penilaian, prosesur penggunaan, pemeliharaan, pengawasan dan pengendalian serta penghapusan sarana dan prasarana.

4. Kepuasan Pengguna

Kepuasan pengguna adalah merupakan suatu penilain pengguna secara umum dalam menggunakan atau memakai sarana dan prasarana yang di fasilitasi institusi dalam mendukung proses belajar dan mengajar.

Dapat juga dikatakan kepuasan pengguna adalah berisi deskripsi mengenai pengukuran kepuasan Civitas akademika terhadap layanan pengelolaan sarana dan prasarana yang memenuhi aspek-aspek.

Sehingga dengan demikian dapat dijadikan acuan dan masukan bagi lembaga/institusi dalam memfasilitasi sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka mencapai proses pendidikan yang baik dan menyenangkan.

5. Evaluasi Capaian Kinerja

Evaluasi capaian kinerja ini berisi deskripsi dan analisis keberhasilan dan/atau ketidakberhasilan pencapaian standar pengelolaan sarana dan prasrana yang telah ditetapkan. Capaian kinerja harus diukur dengan metode yang tepat, dan hasilnya dianalisis serta dievaluasi. Analisis terhadap capaian kinerja harus mencakup identifikasi akar masalah, faktor pendukung keberhasilan dan faktor penghambat

(5)

ketercapaian standar, dan deskripsi singkat tindak lanjut yang akan dilakukan bagian perlengkapan dan peralatan.

BAB 5 MANAJEMEN KEPEMIMPINAN

Manajemen pendidikan merupakan proses manajemen yang mengarah pada teknik belajar mengajar, menulis yang tepat untuk meningkatkan kualitas pendidikan; kualitas dan keragaman kemitraan yang dibentuk dengan organisasi terkait; dan tingkat keterlibatan mereka dalam wacana terbuka dan kritis. M anajemen sekolah adalah proses manajemen yang membantu sekolah mencapai tujuannya dengan memanfaatkan aset yang mereka miliki (baik manusia maupun materi). Manajemen di sekolah dapat dioptimalkan dengan menggunakan fungsi manajemen, sama seperti manajemen di organisasi lain.

Manajemen berdasarkan kepemimpinan yang melayani dicirikan oleh keinginan tulus dan tulus untuk melayani, mengutamakan kebutuhan pengikut, berkolaborasi dengan orang lain, dan membantu orang lain dalam mencapai tujuan Bersama. Manajemen kepemimpinan dapat mendorong anggota organisasi untuk berkontribusi terhadap kemajuan organisasi dan masyarakat di sekitarnya. Manajemen kepemimpinan ini dibedakan dari yang lain dengan penekanannya pada motivasi pelayanan, seperti pemberdayaan dan pengembangan orang dengan empati dan kerendahan hati.

BAB 6 MANAJEMEN KELAS

Manajemen Kelas merupakan sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan dalam memanajemen peserta didik.

Manajemen kelas sangat perlu dipelajari calon pendidik dan pendidik. Manajemen kelas harus dilakukan semua pendidik dalam sistem pembelajaran. Pendidik yang ahli salah satu kriterianya adalah pendidik yang bisa mengolah kelas dengan efektif. Manajemen kelas bisa juga dimaknai sebagai penyediaan fasilitas bagi berbagai model pelaksanaan pembelajaran peserta didik yang sedang berproses dalam area sosial, emosional dan intelektual siswa di dalam kelas menjadi sebagai area pembelajaran. Didukung oleh fasilitas suasana kelas yang memfasilitasi kepuasan, suasana disiplin, nyaman dan banyak motivasi sehingga terjadi perkembangan intelektual, sosial dan emosional dengan baik. Manajemen kelas yang efektif akan membuat mutu pendidikan lebih baik. Peran pendidik sangat dibutuhkan dalam mengelola kelas dengan baik secara efektif melakukan manajemen kelas dan mempelajari manajemen kelas dengan sebaik mungkin melakukan evaluasi pembelajaran di setiap melakukan proses pembelajaran.

1. Fungsi Manajemen Kelas

Fungsi Manajemen ialah sebuah rancangan dari berbagai kegiatan yang telah ditentukan dan mempunyai kaitan yang saling ketergantungan antar satu dengan lainnya yang dilaksanakan para pendidik dalam proses pembelajaran di kelas.

2. Prosedur Manajemen Kelas

Prosedur manajemen kelas ialah susunan prosedur pelaksanaan manajemen kelas yang sempurna agar proses pendidikan bisa berlangsung secara tepat dan akurat. Pelaksanaan manajemen kelas mengarah terhadap langkah pencegahan (preventif) dan langkah penyembuhan (kuratif)

BAB 7 MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

Manajemen Berbasis Sekolah (selanjutnya disebut MBS) telah muncul sebagai tawaran alternatif dalam upaya restrukturisasi pendidikan di Amerika (Brunning et al., 2020; Parra, 2022). Tema sentral MBS yang mudah ditangkap, yaitu keputusan yang biasanya ditentukan oleh Kantor Dinas Pendidikan, sekarang lebih banyak dibuat oleh sekolah bersangkutan (Harianto, 2022; Yusuf & Mardiana, 2020).

(6)

MBS menawarkan potensi decision-making yang berkualitas terhadap aspek kunci dalam melakukan restrukturisasi sekolah seperti: bagaimana memandang siswa dan belajar meyakini program pendidikan dan layanan yang disajikan, serta bagaimana mengelola dan menawarkan program dan layanan (Saputro et al., 2022). MBS dapat dimaknai dengan berbagai cara, MBS dapat dijadikan sebagai alat yang efektif untuk memperbaiki sistem persekolahan. MBS memerlukan personel Dinas Pendidikan, kepala sekolah dan anggota komite sekolah untuk melaksanakan peran baru mereka. Meskipun tidak mudah untuk mengubah pola perilaku yang ada, namun peran baru tersebut dapat meningkatkan pengalaman profesional anggotanya. Peningkatan peran ini merupakan bagian dari pandangan leadership dan keterampilan yang telah dicapai (Ajepri, 2016).

BAB 8 MANAJEMEN MUTU DAN AKREDITASI SEKOLAH

Salah satu langkah penting dalam proses manajemen pendidikan adalah manajemen mutu. Manajemen mutu merupakan suatu proses merencanakan dan mengontrol kualitas produk dan jasa yang ada pada suatu lembaga serta diawasi oleh orang yang jabatannya bertanggung jawab atas manajemen kualitas. m anajemen mutu pendidikan dapat diartikan sebagai suatu perencanaan dan kontrol kualitas produk dan jasa pendidikan yang diawasi oleh pengawas pendidikan agar memenuhi bahkan melampaui kebutuhan peserta didik dengan mengikuti perkembangan tren yang ada di lingkungan masyarakat.

1. Prinsip dan Indikator Manajemen Mutu Sekolah

Adapun prinsip yang harus dipegang dalam melakukan manajemen mutu, yaitu fokus pada kostumer, peningkatan proses, keterlibatan menyeluruh, pendidikan sebagai sistem, pengukuran, serta adanya perbaikan berkelanjutan. Selama menjalankan proses manajemen mutu, prinsip-prinsip inilah yang terus digunakan. Sistem manajemen sekolah yang baik adalah sistem yang mampu mengekspos berbagai unsur manajerial sekolah dan mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensinya agar visi sekolah dapat tercapai.

2. Strategi Peningkatan Mutu Sekolah

Salah satu langkah penting dalam manajemen adalah melakukan perencanaan strategi. Ada dua strategi yang dapat digunakan agar dapat meningkatkan mutu sekolah, yaitu Total Quality Management (TQM) dan Balanced Scorecard.

BAB 9 MANAJEMEN PEMBIAYAAN

Manajemen pembiayaan adalah keseluruhan proses dalam mengatur aktivitas atau kegiatan pembiayaan dalam sebuah organisasi, di mana di dalamnya ada berbagai aktivitas perencanaan, analisis dan pengendalian terhadap seluruh aktivitas keuangan dan biasanya dilakukan oleh seorang manajer atau kepala bagian. Manajemen pembiayaan tingkat taktis meliputi prosedur yang mengatur bagaimana cara mengatur transaksi harian, kegiatan pembiayaan bulanan, memperbandingkan pengeluaran faktual dengan keuangan yang telah dianggarkan, serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh auditor dan perpajakan. Sementara itu, manajemen pembiayaan strategis meliputi seluruh aktivitas merencanakan dan menganalisa keuangan, merencanakan investasi oleh para kepala bagian keuangan dengan menggunakan data, mencari peluang yang ada, hingga membangun perusahaan sesuai dengan visi dan misiManajemen keuangan pendidikan mengacu pada kegiatan yang dilakukan pemimpin dalam memobilisasi bawahannya untuk mempergunakan seluruh komponen manajemen, meliputi merencanakan keuangan (penganggaran), mengelola pengeluaran (pencairan), pemanfaatan, pencatatan, pemeriksaan, pengadministrasian, pergerakan dana, pertanggungjawaban dan pelaporan keuangan yang dimiliki oleh suatu lembaga (organisasi), termasuk di dalamnya lembaga yang menyelenggarakan layanan kependidikan.

(7)

1. Prinsip Manajemen Pembiayaan

Dalam manajemen Pembiayaan sekolah memiliki prinsip-prinsip yang harus diperhatikan berkenaan dengan Undang-undang SISDIKNAS No 20 Tahun 2003 tentang Guru dan dosen pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan pembiayaan pendidikan berdasarkan pada prinsip transparansi, efisiensi, dan akuntabilitas publik. selain itu prinsip efektivitas dalam pengelolaan pembiayaan perlu mendapatkan penekanan. Prinsip-prinsip manajemen pembiayaan merupakan keterbukaan terhadap seluruh aktivitas atau kegiatan dalam mengelola keuangan, dan bertanggung jawab dalam melaksanakan ketercapaian tujuan yang telah di tetapkan kemudian dari hasil evaluasi semua target yang direncanakan tercapai secara maksimal.

2. Tujuan Manajemen Pembiayaan dalam Pendidikan

Adapun tujuan dari manajemen pembiayaan adalah agar memperoleh, informasi dan pencarian peluang untuk sumber pendanaan lainnya bagi kegiatan lembaga pendidikan, sehingga nantinya bisa mempergunakan keuangan secara tepat dan sesuai dengan aturan yang berlaku, serta pembuatan laporan pembiayaan yang transparan dan akuntabel. Oleh karenanya peran seorang pengelola lembaga sekolah atau kepala sekolah dalam mengelola sumber dana sebaik mungkin dengan memberdayakan sumber daya manusia yang ada di lembaga sekolah.

BAB 10 MANAJEMEN HUMAS

Manajemen Humas memiliki posisi yang strategis dalam komposisi atau struktural lembaga pendidikan yang dapat menunjukkan eksistensi dan perkembangan sekolah di tengah kehidupan bermasyarakat, sehingga tidak dapat dimungkiri bahwa adanya berbagai macam respons dari masyarakat terhadap keberlangsungan pendidikan hingga hari ini sangat dipengaruhi oleh manajemen sekolah dalam menginformasikan serta mengedukasi setiap aktivitas peserta didik yang diintegrasikan melalui pelaksanaan program pengembangan sekolah dan kegiatan belajar mengajar.

Manajemen Humas merupakan kegiatan pengelolaan di suatu lembaga pendidikan yang memiliki fungsional dalam peningkatan citra sekolah melalui keterlibatan seluruh warga sekolah, orang tua, dan masyarakat. Keterlibatan seluruh komponen pendidikan menjadi hal yang paling mendasar dari proses keberlangsungan kegiatan pembelajaran di sekolah dan sebagai wujud pengimplementasian dari amanat Undang-Undang dalam memajukan kualitas pendidikan. Humas adalah kegiatan pengelolaan yang berkaitan dengan hubungan antara lembaga pendidikan dan masyarakat, yang tujuannya untuk mendukung proses belajar mengajar di sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas pengajaran.

Manajemen humas merupakan seluruh hal yang berkaitan dengan pengelolaan informasi mengenai perkembangan pendidikan di sekolah dan pengelolaannya dalam menjalin hubungan secara terus- menerus dengan pihak masyarakat melalui pelayanan pihak sekolah terhadap kebutuhan masyarakat dalam mendukung kemajuan sekolah. Tujuan pengelolaan humas di lembaga pendidikan dapat dirumuskan secara berbeda dari sekolah ke sekolah. Menurut Sulistina (Irianta, 2013), tujuan humas adalah: 1) membentuk pemahaman tentang tujuan, sasaran dan target sekolah; 2) evaluasi program sekolah melalui pemenuhan kebutuhan; 3) menghubungkan orang tua dan guru untuk memenuhi kebutuhan peserta didik; 4) menciptakan kesadaran akan pentingnya pendidikan sekolah di era pembangunan; 5) menciptakan dan memelihara kepercayaan terhadap sekolah; 6) menyampaikan informasi kepada masyarakat mengenai kegiatan sehari-hari sekolah; dan 7) memobilisasi dukungan untuk memelihara dan meningkatkan kemajuan sekolah.

BAB 11 TATA LAKSANA LEMBAGA PENDIDIKAN

(8)

tata laksana merupakan bagian dari administrasi penyelenggaraan organisasi yang lebih spesifik pada pengelolaan informasi organisasi (Hoy dan Miskel, 2008). Dalam konteks ini, administrasi yang mengandung pengertian ketatausahaan yaitu sebagai kegiatan pencatatan-pencatatan secara sistematis semua kegiatan organisasi (Johnson, 2020). Dalam pengertian ini, tata laksana merupakan kegiatan pekerjaan operasional untuk menunjang pencapaian tujuan organisasi; penyediaan informasi untuk pengambilan keputusan yang tepat dan membantu kelancaran roda organisasi (Greckhamer dan Sebnem, 2022). Jelasnya, tata laksana merupakan rangkaian kegiatan mengumpulkan, mencatat, menyimpan, menggandakan, mengolah, dan mengirim keterangan yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Secara umum, tujuan tata laksana lembaga pendidikan adalah tercapainya lembaga pendidikan yang berkualitas dengan lulusan yang memiliki kompetensi seperti yng diharapkan (Shykuis, 2020).

Tata laksana lembaga pendidikan yang baik sangat diperlukan dalam rangka menciptakan lembaga pendidikan yang efektif dan efisien. Tantangan yang makin berat sebagai akibat munculnya globalisasi dan disrupsi serta perubahan-perubahan ketentuan dari pemerintah mengharuskan setiap lembaga pendidikan untuk memanfaatkan teknologi yang tersedia. Penggunaan teknologi informasi, dalam penatalaksanaan menjadi syarat jika sebuah lembaga pendidikan ingin tetap berpartisipasi dalam dunia pendidikan. Kegiatan penatalaksanaan lembaga pendidikan seperti pengumpulan dokumen, penggandaan dokumen, pengolahan data, pengiriman dokumen, dan penyimpanan data dan dokumen menjadi lebih mudah dengan adanya teknologi informasi dan perancangan system informasi yang tepat BAB 12 PROBLEMATIKA PENDIDIKAN INDONESIA

Problematika pendidikan yaitu perbincangan atau perkara yang dijumpai di dunia pendidikan.

Perbincangan tersebut meliputi: Ketidak tercapaian misi pendidikan Menurut UU No. 20 Tahun 2003 Pendidikan nasional memiliki tujuan untuk meningkatkan kecakapan peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Namun pada kenyataannya misi pendidikan hingga sekarang masih belum tercapai, perihal ini bisa dilihat dari laporan berita yang melaporkan masih banyak kekerasan yang dilakukan siswa terhadap siswa, siswa terhadap guru ataupun guru terhadap siswa. Di tambah lagi semenjak terjadinya wabah covid-19 telah menyebabkan siswa mengalami kemerosotan dalam berahlak mulia, kreativitas, kemandirian, kecakapan, bertanggung jawab karena terlalu lama belajar di rumah dan menjadi kecanduan dalam penggunaan gadget. Adapun permasalahan lainnya seperti Ketidak Serasian Kurikulum, Ketidaksesuaian dan Kelayakan Tenaga Pendidik yang Tepat dan Cakap, Kesalahan Menggunakan Alat Ukur atau Penilaian, Ketidak jelasan landasan jenjang Pendidikan, Sarana Prasarana, Kesejahteraan Guru yang Belum Optimal, Rendahnya Prestasi Siswa, Kesempatan Memperoleh Pendidikan Belum Merata, Biaya Pendidikan yang tinggi, Model Kepemimpinan, dan Moralitas atau Mentalitas yang Masih Rendah . Hal ini menyebabkan tujuan pendidikan menjadi tidak tercapai. Berdasarkan masalah yang disebutkan di atas tentunya terdapat faktor-faktor yang menyebabkan mutu pendidikan di Indonesia menjadi rendah, faktor tersebut yaitu: Faktor Sistem Pendidikan, Faktor Kurikulum yang Berubah-Ubah, Faktor Kompetensi Pendidik, Faktor Ketersediaan Dana Pendidikan yang Kurang dan Alokasi Penggunaan Dana yang Kurang Tepat, dan Keadaan Geografis Indonesia yang Berbeda-Beda.

BAB 13 KEBIJAKAN PENDIDIKAN INDONESIA

Kebijakan pendidikan nasional di Indonesia telah mengambil tempat yang besar dalam upaya memajukan bangsa Indonesia. Jika pemerintah Indonesia tidak mengambil kebijakan pendidikan terbaik, maka akibatnya adalah kehancuran dan rusaknya kehidupan masyarakat Indonesia. Kebijakan pendidikan sangat penting dan luas. Kebijakan yang dirancang bertujuan untuk memecahkan masalah

(9)

yang kompleks. Kebijakan yang baik ialah yang aspiratif, menjunjung tinggi masyarakat dan fakta yang ada, mengurus berbagai kebutuhan dan mengurangi kerugian bagi pihak tertentu. Kebijakan pendidikan juga harus meninjau banyak hal. Karena ini menyangkut kepentingan umum dan efeknya sangat besar.

Regulasi Kebijakan Pendidikan di Indonesia dari Pasca Kemerdekaan sampai Era Merdeka Belajar yaitu: Kebijakan Pasca Kemerdekaan, Kebijakan Orde Baru, Kebijakan Era Reformasi, Kebijakan Era Pandemi, Kebijakan Era New Normal, dan Kebijakan Era Merdeka Belajar

BAB 14 INOVASI PENDIDIKAN INDONESIA

konsep inovasi pendidikan mengarah pembaruan untuk mencari solusi permasalahan bidang pendidikan. Model inovasi pada hakikatnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: pihak pimpinan menciptakan inovasi bidang pendidikan dapat dijalankan bawahannya dan hasil ciptaan model inovasi berasal dari tingkat paling rendah kemudian diimplementasikan dalam rangka menghasilkan kualitas dari segala aspek proses dan hasi penyelenggraan pendidikan (Syafaruddin dkk, 2012: 55). Dari penjelasan mengenai inovasi pendidikan, terdapat beberapa konsep yang menjadi cacatan, yaitu: (1) Kebaruan; (2) Kualitatif; (3) Hal/Ide; (4) Kesengajaan; (4) Meningkatkan Kemampuan; (5) Tujuan (Saud, 2011: 6-8).

1. Inovasi Bidang Manajemen Pendidikan

Salah satu bentuk inovasi dalam manajemen pendidikan terlihat pada strategi manajemen berbasis sekolah (MBS). Pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dapat diterapkan melalui beberapa model berikut: (1) Dorongan dalam otonomi daerah; (2) Kelompok masyarakat yang partisifatif; (3) Mendorong kepemimpinan Kepala Sekolah yang kuat; (4) Demokratis dalam pengambilan keputusan;

(5) Bimbingan yang berimbang dari tim pimpinan unit; (6) Kinerja sekolah yang diarahkan agar memperoleh ketercapaian; serta (7) Sosialisasi secara terusmenerus.

2. Inovasi Bidang Kurikulum Indonesia

Beberapa kali di Indonesia melakukan inovasi dalam bidang kurikulum pendidikan yaitu: 1) Kurikulum berbasis kompetensi (KBK); 2) Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP); 3) Kurikulum 2013; serta 4) Kurikulum Merdeka Belajar.

3. Inovasi Bidang Pembelajaran Indonesia

Inovasi pendidikan dilakukan di berbagai aspek, salah satunya komponen pembelajaran. Dalam melakukan inovasi pembelajaran, tidak menekankan harus menemukan konsep baru, namun intinya harus ada bentuk inovasi yang dapat dibuktikan keberhasilannya. Hal ini kreativitas guru sangat diperlukan. Guru harus memiliki kemampuan untuk merancang konsep-konsep baru, guru juga harus dapat menghubungkan antar pemahaman/pengetahuan yang baru dengan pemahaman/pengetahuan yang sudah ada. Di Indonesia sudah banyak model atau inovasi pembelajaran yang dikembangkan seiring dengan perubahan kurikulum dan perubahan zaman. Jenis-jenis pembelajaran dikembangkan bertujuan untuk membentuk kompetensi atau kemampuan individu dapat bersaing dari masa ke masa.

Ada beberapa contoh inovasi pembelajaran yang dikembangkan seperti (1) Pembelajaran Kontekstual;

(2) Problem based learning; dan (3) E-learning

Referensi

Dokumen terkait

Mata kuliah ini meliputi kajian tentang ruang lingkup manajemen pendidikan yakni yang terdiri dari konsep dasar manajemen pendidikan, pengelolaan satuan pendidikan,

Materi Kuliah meliputi manajemen pendidikan, manajemen berdasarkan sasaran, manajemen pada aspek struktur, manajemen pada aspek teknik, manajemen pada aspek

untuk mengelola suatu lembaga pendidikan sebagai sistem dalam.. kehidupan di masyarakat luas, manajemen memiliki posisi sentral

Manajemen Perpustakaan, Manajemen Laboratorium Pendidikan, Supervisi dan Evaluasi Program Pendidikan, IT, SIM dan Komunikasi Pendidikan, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan,

Fokus Penelitian Melihat dari cakupan pembahasan manajemen yang luas, serta dengan terbatasnya waktu, dana, dan kemampuan penulis, maka penelitian yang dilakukan memfokuskan pada

Fungsi dan Peranan Perencanaan dalam Manajemen Pendidikan fungsi dan peranan perencanaan dalam manajemen pendidikan seperti berikut ini: Perencanaan pendidikan berfungsi sebagai

2 2019 mendalam dalam prioritas yang ingin dicapai, yaitu memberikan ruang aktualisasi yang luas bagi setiap peserta didik; Ketiga, aspek aktualisasi manajemen pendidikan

Dokumen tersebut menjelaskan tentang pengertian manajemen, manajemen pendidikan, dan alasan mengapa kita harus