• Tidak ada hasil yang ditemukan

manajemen penyiaran radio dakwah assunniyyah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "manajemen penyiaran radio dakwah assunniyyah"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PENYIARAN RADIO DAKWAH ASSUNNIYYAH DALAM MENGEMBAN MISI DAKWAH DI PONDOK PESANTREN

ASSUNNIYYAH KENCONG JEMBER

SKRIPSI

diajukan kepada Universitas Islam Negeri KH Achmad Siddiq Jember untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Sosial (S.Sos.) Fakultas Dakwah

Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam

Oleh:

Firda Yuliani Amalia NIM: D20181077

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

FAKULTAS DAKWAH JULI 2022

(2)
(3)

MANAJEMEN PENYIARAN RADIO DAKWAH ASSUNNIYYAH DALAM MENGEMBAN MISI DAKWAH DI PONDOK PESANTREN

ASSUNNIYYAH KENCONG JEMBER

SKRIPSI

telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos.)

Fakultas Dakwah

Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam Hari: Rabu

Tanggal: 6 Juli 2022

(4)

MOTTO

َّلَض ْنَِبِ ُمَلْعَا َوُه َكَّبَر َّنِا ُۗ

ُنَسْحَا َي ِه ِْتَِّلِبِ ْمُْلِْداَجَو ِةَنَسَْلْا ِةَظِعْوَمْلاَو ِةَمْكِْلِْبِ َكِّبَر ِلْيِبَس ىلِٰا ُعْدُا َنْيِدَتْهُمْلِبِ ُمَلْعَا َوُهَو ِهِلْيِبَس ْنَع

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan Hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

(Q.S. An-Nahl: 125).1

1 Kementerian Agma Republik Indonesia, Al-quran dan Terjemahan (Bandung: Diponegoro,

(5)

PERSEMBAHAN

Dengan selalu menyebut nama Allah dan mengharap ridho, hidayah dan inayah-Nya, serta sholawat yang selalu ku haturkan kepada Nabi Muhammad.

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

1. Orang tua saya Ibu Badiatus Saidah dan Ayah Budi Santoso.

2. Kakak saya Irma Nur Wahyuni.

3. Semua keluarga saya yang telah mendukung, mendoakan, serta menunjang selama perkuliahan.

4. Pengasuh Pondok Pesantren Mahasiswa Baitul Ilmi Jember

5. Teman-teman saya dari Program Study Komunikasi dan Penyiaran Islam angkatan 2018 khusunya KPI o2, Pondok Pesantren mahasiswa Baitul Ilmi, Ikatan Mahasiswa Metropolitan Barat (IKMAMEBA), Himpunan mahasiswa Alumni Tebuireng jember (HALTE Jember), Komunitas Auvi Jurnalistik.

(6)

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan maha penyayang.

Tiada kata yang paling indah dari penulis kepada sang pencipta melainkan ungkapan rasa syukur Alhamdulillah atas segala kenikmatan, nikmat sehat, nikmat iman, nikmat islam, serta dikumpulan dalam ketaatan dan kaebaikan serta penulis dapat menyelesaikan penelitian dalam bentuk skripsi ini salah satu kenimatan yang diberikan oleh Allah Yang Insyaallah berkah. Sholawat dan rahmat ta’dim serta salam sejahtera semoha tercurahkan, dan limpahkan kepada baginda besar kita Nabi Muhammad serta kepada keluarganya dan para sahabatnya yang baik dan suci.

Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini. Namun berkat usaha, dan doa serta dukungan,bimbingan dari berbagai pihak, penulisan ini dapat terselesaikan. Maka dengan segala kerendahan hati, dan rasa syukur yang tiada harganya, penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Soeharto, S.E., M.M selaku Rektor Universitas Islam Negeri Kiai Haji Ahmad Siddiq Jember.

2. Bapak Prof. Dr. Ahidul Asror, M.Ag selaku Dekan Fakultas Dakwah.

3. Bapak Mochammad dawud, S.sos., M.Sos. selaku ketua Program Studi Komunikasi dan Peyiaran Islam.

4. Bapak Dr. Imam Turmudi, S.Pd., M.M. selaku Dosen Pembimbing 5. Bapak Dr. Kun Wazis, M.I.Kom. selaku Dosem Pembimbing Akademik

(7)

6. Bapak/Ibu dosen, Khususnya Fakultas Dakwah dan seluruh dosen Universitas Islam Negeri Kiai Haji Ahmad Siddiq Jember.

7. Radio Assunniyyah dan seluruh Informan yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk diwawancarai sebagai bahan skripsi.

Semoga penyusuan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Jember, 6 Juli 2022

Penulis

(8)

ABSTRAK

Firda Yuliani Amalia, 2018: “Manajemen Penyiaran Radio Dakwah Assunniyyah dalam Mengemban Misi Dakwah di Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong Jember”.

Kata kunci: Manajemen Penyiaran, Dakwah, Hambatan dan Tantangan, Strategi.

Mengelola siaran radio tentunya membutuhkan manajemen yang sangat baik. Dalam siaran Radio Dakwah Assunniyyah selalu menyirakan program- program dakwah islam. Beberapa kali juga menyiarkan kajian yang berada di pesantren lain. Namun ketika menyiarkan dakwah sering terjadi putusnya siaran radio. Meskipun demikian Radio Dakwah Assunniyyah tetap menyirakan dakwah islam. Seperti Program Dialog Interactive, BMW menjawab, Ceramah Pendek.

Fokus penelitian ini adalah: 1. Bagaimana manajemen penyiaran Radio Dakwah Assunniyyah dalam mengemban misi dakwah di Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong Jember? 2. Apa hambatan dan tantangan dalam mengelola siaran Radio Dakwah Assunniyyah dalam mengemban misi dakwah di Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong Jember? 3. Strategi apa yang diterapkan untuk mengelola siaran radio Dakwah Assunniyyah dalam mengemban visi misi dakwah di Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong Jember?. Tujuan penelitian adalah: 1.

Untuk mengetahui manajemen penyiaran Radio Dakwah Assunniyyah dalam mengemban misi dakwah di Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong Jember.

2. Untuk mengetahui hambatan dan tantangan dalam mengelola siaran Radio Dakwah Assunniyyah dalam mengemban misi dakwah di Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong Jember. 3. Untuk mengetahui strategi yang diterapkan untuk mengelola siaran radio Dakwah Assunniyyah dalam mengemban visi misi dakwah di Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong Jember

Penelitian ini dilakukan dengan menggunkan pendekatan kualitatif, yaitu jenis kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian ini di Radio Dakwah Assunniyyah Kencong Jember. Penentuan informan menggunakan teknik purposive. Teknik pengumpulan data: oobservasi, wawancara, dan dokumentasi. Adapun analisis data, menggunakan Milles, Huberman, dan Saldana meliputi: Data Collection, data condensation, data display, dan data verification. Sedangkan keabsahan data menggunakan teknik triangulasi sumber.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa 1. Manajemen penyiaran Radio Dakwah Assunniyyah dalam mengemban misi dakwah, telah melaksanakan fungsi-fungsi manajemen mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan memberikan pengaruh, dan evaluasi. 2. Hambatan Dan Tantangan Dalam Mengelola Siaran Radio Dakwah Assunniyyah dalam mengemban Misi Dakwah ialah kurangnya sumber daya manusia (SDM) dan peralatan yang cukup sederhana, padamnya listrik, dan cuaca buruk. 3. Strategi yang digunakan Radio Dakwah Assunniyyah merupakan strategi untuk tetap menyiarkan dakwah ialah melakukan perencanaan program, produksi dan pembelian program, eksekusi program, dan evaluasi program.

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

MOTTO ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 8

E. Definisi Istilah ... 9

F. Sistematika Pembahasan ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 11

B. Kajian Teori ... 15

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 44

B. Lokasi Penelitian ... 44

C. Waktu Penelitian ... 44

D. Subyek Penelitian ... 44

E. Teknik Pengumpulan Data ... 46

F. Analisis Data ... 47

G. Keabsahan Data ... 49

H. Tahap-Tahap Penelitian ... 50

(10)

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 51 B. Penyajian Data dan Analisis Data ... 60 C. Pembahsan Temuan ... 73 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 81 B. Saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA ... 83 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

DAFTAR TABEL

2.1 Pemetaan Kajian Terdahulu ... 21

4.1 Siaran Harian ... 55

4.2 Siaran Hari Selasa ... 56

4.3 Siaran Hari Kamis ... 57

4.4 Siaran Spesial Ramadhan ... 59

4.5 Temuan Penelitian ... 73

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

Di era globalisasi saat ini, terlihat jelas perkembangan dari semua sisi kehidupan sangat signifikan. Bukan hanya di bidang elektronik saja, akan tetapi di bidang komunikasi dan teknologi juga mengalami perkembangan.

Semakin berkembangnya bidang teknologi sangat menguntungkan bagi manusia, seperti memudahkan manusia untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Namun di tengah zaman yang serba teknologi saat ini, semua masyarakat masih sangat membutuhkan informasi. Masyarakat dapat menemukan Informasi yang dibutuhkan melalui berbagai sumber. Seperti televisi, radio surat kabar dan media yang berbasiss internet. Salah satu media masa yang menyiarkan informasi tanpa harus membaca dan melihat ialah radio.

Radio merupakan salah satu media yang mempunyai peran dalam mengirimkan pesan pada masyarakat umum dengan jangkauan yang luas.2 Berbagai informasi dapat disajikan oleh radio baik berupa hiburan, kesehatan, pendidikan, dan juga sebagai sarana mengiklan. Radio yang memiliki karakteristik auditif (non visual) menjadikan radio harus mengemas informasinya dengan menggunakan backsound, musik, dan suara penyiar yang berupaya untuk memvisualkan informasinya. Pengemasan informasi yang tidak sama dengan media massa yang lain, sehingga radio memerlukan

2 RG, “Sejarah Singkat Perkembangan Radio.” Komisi Penyiaran Indonesia, 10 Agustus 2021, http://www.kpi.go.id/index.php/id/umum/38-dalam-negeri/34250-sejarah-perkembangan-radio.

(13)

manajemen yang sangat baik. Dengan manajemen yang dikelola dengan baik pastinya akan berdampak kepada masyarakat untuk mendengarkan radio.

Pentingnya manajemen penyiaran dalam perusahaan radio, peneliti harus melakukan riset mendalam untuk mengetahui beberapa hal yang dapat membantu terlaksananya manajemen penyiaran radio dengan baik.

Radio juga merupakan salah satu media masa yang berkembang sangat pesat. Meski kemunculan radio sudah ada sejak zaman Belanda, namun masyarakat hingga kini masih belum bisa sepenuhnya meninggalkan radio. Radio mempunyai ciri khas tersendiri yang dapat menarik minat masyarakat Indonesia. Selain itu radio sangat mudah dijangkau oleh semua kalangan baik dari golongan menengah ke bawah hingga menengah ke atas.

Namun radio juga memiliki beberapa kelemahan karena penyampaian informasinya hanya berupa audio saja. Maka dari itu radio memerlukan manajemen yang sangat matang untuk menunjang program siaran. Pentingnya manajemen penyiaran dalam perusahaan radio, peneliti harus melakukan riset untuk mengetahui beberapa hal yang mendukung terlaksananya manajemen penyiaran di Radio Dakwah Assunniyyah.

Pada dasarnya manajemen media penyiaran ialah mengelola manusia.

Berhasilnya media penyiaran ditentukan oleh orang-orang yang terlibat pada bidangnya. Selain perlunya manusia yang mumpuni, juga harus didukung oleh pemimpin yang memiliki kemampuan dibidang penyiaran sekaligus dapat menegembangkan potensi manusia yang ada. Maka dari itulah perlunya manajemen yang baik pada media penyiaran. Semua kegiatan supaya

(14)

mencapai pada tujuannya harus didahului dengan perencanaan yang tepat.

Dalam al-Quran surah Ali-Imran ayat 103, Allah berfirman:

َّلأَف َءآَدْعَأ ْمُتْ نُكْزِإ ْمُكْيَلَع ِالله َتَمْعِن اْوُرُكْذاَو ْاوُقَّرَفَ ت َلََو اًعْ يَِجَ ِالله ِلْبَِبِ اْوُمِصَتْعاَو ًَْْ ب َف

ِهْنِّم ْمُكَزَقْ نًأَف ِراَّنلا َنِّم ٍةَرْفُح اَفَش ىَلَع ْمُتْ نُكَو ًنًاَوْخِإ ِهِتَمْعِنِب ْمُتْحَبْصَأَف ْمُكِبْوُلُ ق َُِّْ بُ ي َكِلاَذك ا

َنْوُدَتْهَ ت ْمُكَّلَعَل ِهِتىياء ْمُكَل ُالله

Artinya: “Dan berpegang teguhlah kamu semua pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliah) bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara, sedangkan (ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah, Allah menerangkan ayat-ayatNya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.”3

Pada dasarnya media penyiaran diharuskan menjalankan berbagai macam fungsi: yakni sebagai media hiburan, informasi, pendidikan, beriklan, dan pelayanan. Demi terlaksananya semua fungsi yang telah disebutkan, serta dapat mencukupi kepentingan para pendengar, pengiklan, pemilik dan karyawan ialah sebagai rintangan tersendiri untuk manajemen. Menjadi perusahaan atau organisasi, media penyiaran harus menggunakan manajemen ketika akan melaksanakan kegiatan. Sehingga semua manusia yang terlibat memiliki tanggung jawab. Dalam lembaga penyiaran banyak aturan-aturan yang harus diketahui oleh praktisi radio supaya tidak melanggar batasan- batasan yang telah ditentukan. Salah satu undang-undang tersebut yakni pada

3 Kemenag RI, Al-qur’an dan Terjemah, 103.

(15)

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia NO 46 tahun 2021 tentang POS, telekomunikasi, dan Penyiaran.4

“Undang-undang ini mengatur tentang penyelenggaraan pos asing, tata cara penggunaan spektrum frekuensi radio, perizinan, kewajiban membayar pajak, dan tata cara penggunaan frekuensi.”

Sedangkan dalam teori George R. Terry mendefinisikan bahwa manajemen adalah suatu proses yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai target yang telah ditentukan melalui pendayagunaan sumber daya manusia dan sumber-sumber yang lainnya.5 Radio merupakan teknologi yang dipakai untuk menyampaikan sinyal dengan cara radiasi dan modulasi elektromagnetik. Gelombang tersebut merambat dan melintas melalui udara dan ruang udara, sebab gelombang ini tidak membutuhkan pengangkut.6 Radio yang sifatnya auditif mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Diantara kelebihannya yaitu: radio merupakan salah satu media tercepat dalam menyebarkan hiburan dan informasi, serta mudah diterima pada daerah yang belum teraliri aliran listrik, dan tidak ribet ketika dibawa saat bepergian.7

4 Peraturan Pemerintah, No. 46 tahun 2021, pasal 1 ayat (5)

5 Yefi Dyan, Endah Siswati, Fera Tara, ” Manajemen Program Siaran Suara Persada, Radio Persada FM Dalam Mempertahankan Eksistensi di Era Digitlisasi”, dalam Jurnal Translitera, Vol.10 No.1 (2021), 115.

6 Andini Nur Bahri, Dasar-Dasar Broadcasting, (Sumatera Utara: Universitas Islam Negeri Medan 2019), 18.

7 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, (Yogyakarta: Pustaka Populer Lkis 2004), 17.

(16)

Radio dakwah Assunniyyah dalam melaksakan siarannya tentunya membutuhkan manajemen. Adapun Stasiun radio yang berada di Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong Jember merupakan salah satu sarana untuk santri suapaya dapat mengembangkan kemampuannya di bidang penyiaran yakni Radio Dakwah Assunniyyah 107.7 FM. Radio Assunniyah mempunyai tagline “Menuai Rohmah Mencari Berkah Bersama Assunniyyah” .

Mengelola siaran radio tentunya membutuhkan manajemen yang sangat baik. Dalam siaran Radio Dakwah Assunniyyah selalu menyirakan program-program dakwah islam. Beberapa kali juga menyiarkan kajian yang berada di pesantren lain. Namun ketika menyiarkan dakwah sering terjadi putusnya siaran radio. Meskipun demikian Radio Dakwah Assunniyyah tetap menyirakan dakwah islam. Seperti Program Dialog Interactive, BMW menjawab, Ceramah Pendek, dan sebagainya.

Radio dakwah Assunniyyah merupakan radio komunitas alumni dan santri PP. Assunniyyah. Pada observasi awal yang dilakukan peneliti di Pondok Pesantren Assunniyyah, bahwa stasiun radio dikelola oleh para santri yang ingin mengembangkan bakatnya di bidang penyiaran. Untuk alat-alat yang digunakan selama siaran bisa dibilang sangat sederhana. Seperti saat program siaran dialog interactive, media yang digunakan untuk merekam audionya hanya menggunakan mic clip on dan tanpa menggunakan headphone. Saat ini studio Radio Dakwah Assunniyyah sedang melakukan

(17)

renovasi.8 Peneliti ingin melakukan penelitian di stasiun Radio Dakwah Assunniyyah sebab Radio Dakwah Assunniyyah merupakan media yang didirikan oleh Pondok Pesantren Assunniyyah sebagai wadah para santri untuk mengembangkan bakat dan minat pada bidang penyiaran. Radio Dakwah Assunniyyah setiap harinya menyajikan program-program siaran dakwah seperti sholawat, adzan, pengajian kitab, dialog interactive dengan tema keagamaan, dan yang lainnya. Walaupun Radio Dakwah Assunniyyah masih terbilang baru, perkembangan tiap tahunnya semakin meningkat dengan pesat. peristiwa ini dapat dilihat dari respon para pendengar, melalui sms atau pesan whatsapp untuk bertanya diprogram dialog interactive.

Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti di Radio Dakwah Assunniyah dengan judul Manajemen Penyiaran Radio Dakwah Assunniyyah dalam Mengemban Misi Dakwah di Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong Jember.

B. Fokus Penelitian

Sesuai dengan konteks penelitian yang telah dipaparkan, maka fokus penelitian penulis sebagai berikut:

1. Bagaimana manajemen penyiaran Radio Dakwah Assunniyyah dalam mengemban misi dakwah di Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong Jember?

8 Observasi, di Radio Dakwah Assunniyyah Kencong Jember, Tanggal 20 Agustus 2021.

(18)

2. Apa hambatan dan tantangan dalam mengelola siaran Radio Dakwah Assunniyyah dalam mengemban misi dakwah di Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong Jember?

3. Strategi apa yang diterapkan untuk mengelola siaran radio Dakwah Assunniyyah dalam mengemban visi misi dakwah di Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong Jember?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan suatu uraian mengenai arahan atau tujuan yang akan menjadi tujuan dalam penelitian.9 Adapun tujuan dalam penelitian penulis sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui manajemen penyiaran Radio Dakwah Assunniyyah dalam mengemban misi dakwah di Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong Jember.

2. Untuk mengetahui hambatan dan tantangan dalam mengelola siaran Radio Dakwah Assunniyyah dalam mengemban misi dakwahdi Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong Jember.

3. Untuk mengetahui strategi yang diterapkan untuk mengelola siaran radio Dakwah Assunniyyah dalam mengemban visi misi dakwah di Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong Jember.

9 Tim Penyusun, Pedoman Karya Tulis Ilmiah, (IAIN Jember, 2020), 45.

(19)

D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan sumbangan pemikiran guna menambah wawasan berbasis keilmuwan.

Berikut beberapa manfaat dari penelitian ini:

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang jelas dalam memberikan penjelasan tentang manajemen siaran di Radio Dakwah Assunniyyah yang mencakup manajemen penyiaran, hambatan dan tantangan yang terjadi, dan strategi yang diterapkan dalam meneglola siaran radio.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Diharapkan penelitian dapat memberikan pengalaman dalam melaksanakan penelitian secara langsung serta dapat menambah wawasan tentang manajemen siaran Radio Dakwah Assunniyyah yang meliputi manajemen penyiaran, hambatan dan tantangan yang dialami, dan strategi yang diterapkan dalam mengelola siaran radio.

b. Bagi Universitas Islam Negeri Kiai Achmd Siddiq Jember

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan tambahan pengetahuan untuk dosen ataupun mahasiswa, dan sebagai sumbangan ilmu pengetahuan untuk mahasisswa Fakultas Dakwah, terutama mahasiswa Program Study Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) pada pengetahuan manjemen siaran Radio Dakwah Assunniyyah.

(20)

c. Bagi Radio Dakwah Assunniyyah

Diharapkan sebagai bahan kajian pengembangan dengan strategi yang berbeda, mengidentifikasi masalah, dan mencari solusi.

E. Definisi Istilah

1. Manajemen Penyiaran

Manajemen Penyiaran ialah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan untuk penylenggaraan siaran radio melewati ruang udara oleh Radio Dakwah Assunniyyah memanfaatkan sumber frekuensi dengan sinyal tertrentu yang bisa di dengarkan oleh seluruh masyarakat.

2. Misi Dakwah

Dakwah adalah kegiatan mengajak, menyeru pada kebaikan.

Namun dalam konsep islam, dakwah adalah mengajak manusia kejalan kebaikan yang sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai agama islam.

3. Radio Dakwah Assunniyyah

Radio Dakwah Assunniyyah merupakan Radio Komunitas dengan nama badan hukum perkumpulan penyiaran radio komunitas alumni dan santri PP. Assunniyyah.

F. Sistematika Pembahasan

Adapun sistematika pembahasan adalah sebagai berikut:

Bab satu menjelaskan mengenai latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan

(21)

sistematika pembahasan. Fungsi dari Bab satu ini adalah untuk memperoleh gambaran umum dari skripsi ini.

Bab dua menjelaskan mengenai penelitian terdahulu dan kajian teori yang meliputi: Manajemen Penyiaran, Radio, dan Dakwah. Fungsi dari Bab dua ini adalah untuk mengetahui hasil-hasil penelitian yang pernah ada dalam bidang yang sama, serta membicarakan teori yang terkait dengan topik penelitian.

Bab tiga menjelaskan mengenai metode penelitian, meliputi:

pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, subjek Penelitian, teknik pengumpulan data, analisa data, keabsahan data, dan tahap-tahap penelitian.

Bab empat menjelaskan mengenai gambaran objek penelitian, penyajian data dan analisa data serta temuan penelitian. Fungsi bab empat ini adalah pemaparan data yang diperoleh di lapangan dan juga untuk menarik kesimpulan dalam rangka menjawab masalah yang telah dirumuskan.

Bab lima memaparkan mengenai kesimpulan dan saran-saran. Fungsi dari bab lima ini adalah sebagai rangkuman dari semua pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, sekaligus penyampaian saran-saran bagi pihak yang terkait.

(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilaksanakan setelah itu membuat intisarinya, baik dari penelitian yang telah di publikasikan atau pun yang belum dipublikasikan.

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan yang terkait dengan penelitian sebagai berikut:

a. Arditya Pratama Yuswantoro (2020) dengan judul Manajemen Penyiaran Dalam Pengelolaan Radio Masyarakat Dakwah (MASDA FM) Fakultas Dakwah IAIN Salatiga.

Penelitian ini memiliki tujuan supaya mengetahui secara mendalam tentang manajmen penyiaran dalam pengelolaan radio MASDA FM yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan. Penelitian yang dilakukan oleh Arditya ini, memakai metode kualitatif deskriptif. Radio MASDA telah menerapkan manajemen penyiaran meskipun terkadang tidak terlaksana karena suatu hal. Adapun manajemen penyiaran radio MASDA FM pada tahap awal ialah perencanaan. Pada tahap ini dilakukan perencanaan program siaran oleh produser program, creative program, script Writer, dan DJ. Tahap kedua, pengorganisasian bertujuan mengelompokkan tugas kerja. Mahasiswa diharapkan mampu bertanggung jawab dan

(23)

melaksanakan sekumpulan kegiatan. Tahap ketiga, penggerakan yang terbukti telah berhasil dilaksanakan. Pada tahap ini produser program memberikan pengarahan dan motivasi kepada anggota. Tahap keempat, pengawasan, dilakukannya pengawasan supaya mengetahui kegiatan yang telah direncanakan berhasil dilaksanakan atau tidak.10

b. Kiki Yulia Mustika (2019) dengan judul Manajemen Siaran Radio persada 92,4 FM Dalam Meningkatkan Eksistensi sebagai Radio Remaja di Pekanbaru.

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa Manajemen Siaran Radio Persada sudah cukup baik, namun ada hambatan-hambatan yang sering dialami dalam pelaksanan manajemen. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatf. Pada tahap perencanaan yang dilakukan oleh radio persada yaitu dengan menyatukan radio bersama media lain, sepereti cetak, media online, dan media sosial. Tahap organizing, yang dilakukan yakni membuat team khusus yang memiliki tanggung jawab pada beberapa program unggulan. Membagi dan memberi arahan tugas kepada staff yang sesuai dengan standar operasinal. Pada tahap actuating dilakukan pemberian perhatian pada beberapa program yang menjadi andalan di radio. Terakhir proses controlling, dengan melakukan pemungutan suara yang dilakukan oleh seluruh pendengar radio persada di media social.11

10Arditya Pratama Yuswantoro, “Manajemen Penyiaran Dalam Pengelolaan Radio Masyarakat Dakwah (MASDA FM) Fakultas Dakwah IAIN SALATIGA” (Skripsi, IAIN Salatiga, 2020).

11 Kiki YuliaMustika, “Manajemen Siaran Radio Persada 92,4 FM Dalam meningkatkan Eksistensi Sebagai Radio Remaja di pekanbaru” (Skripsi, UIN Sultan Syarif Kasim Riau, 2019).

(24)

c. Soffal Yahsya (2018) dengan judul Manajemen Penyiaran Radio Cilegon PASS FM Dalam Pemenuhan Informasi.

Pada penelitian ini ditemukan bahwa Manajemen Penyiaran Radio Cilegon PASS FM menggunakan metode perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan. Pada tahap perencanaan, merencanakan program manajemen structural dengan membuat program siaran yang memuat informasi. Dihasilkanlah program PASS pagi, B PASS, dan lainnya. Pada strategi pengorganisasian, dilakukan pengorganisasian penyiaran dengan mempersiapkan informasi yang nantinya disiarkan pada program yang telah ditentukan. Misalnya pencarian berita tertentu yang sesuai dengan program yang dibutuhkan oleh program. Pada strategi pelaksanaan, tinggal menjalankan penyiaran On Air dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Pada strategi pengawasan, dilakukan evaluasi pada beberapa hal yang dapat terjadi dan bisa pula diubah atau dicegah.12

Tabel 2.1

Pemetaan Kajian Terdahulu

No Nama dan Judul Persamaan Perbedaan Hasil

1 2 3 4 5

1 Arditya Pratama Yuswantoro, 2020, Manajemen

Penyiaran Dalam

Sama-sama manajemen Penyiaran

Penelitian terdahulu berfokus hanya pada manajemen

Radio MASDA telah

menerapkan manajemen

12Soffal Yahya, “Manajemen Penyiaran Radio Cilegon PASS FM Dalam Pemenuhan Informasi

”(Skripsi, Universitas Sultan AgengTirtayasa Serang, 2018).

(25)

No Nama dan Judul Persamaan Perbedaan Hasil

1 2 3 4 5

Pengelolaan Radio Masyarakat

Dakwah (MASDA FM) Fakultas Dakwah IAIN Salatiga

penyiaran.

Sedangkan penelitian saya berfokus pada manajemen penyiaran dalam mengemban misi dakwah.

penyiaran meskipun terkadang tidak terlaksana karena suatu hal.

2 Kiki Yulia Mustika, 2019, Manajemen Siaran Radio persada 92,4 FM Dalam

Meningkatkan Eksistensi sebagai Radio Remaja di Pekanbaru

Sama-sama menggunaka n metode kualitatif

Penelitian ini membahas tentang meningkatkan eksistensi radio.

Sedangkan penelitian saya membahas hambatan dan tantangan dalam mengelola siaran.

Manajemen Siaran Radio Persada sudah cukup baik, namun ada hambatan- hambatan yang sering dialami dalam

pelaksanan manajemen.

3 Soffal Yahsya, 2018, Manajemen Penyiaran Radio Cilegon PASS FM Dalam Pemenuhan Informasi

Sama-sama membahas tentang manajemen penyiaran

Penelitian terdahulu membahas tentang radio sebagai pemenuhan informasi.

Sedangkan

Manajemen Penyiaran Radio Cilegon PASS FM

menggunakan metode perencanaan, pengorganisasia

(26)

No Nama dan Judul Persamaan Perbedaan Hasil

1 2 3 4 5

peneliti membahas tentang strategi yang diterapkan dalam

mengelola siaran.

n, pelaksanaan, pengawasan.

Semua metode tersebut telah dilaksanakan dengan baik.

Berdasarkan perbandingan ketiga hasil penelitian terdahulu dan fokus penelitian, penelitian ini difokuskan untuk mengkaji Manajemen penyiaran Radio Dakwah Assunniyyah dalam mengemban Misi Dakwah di Pondok Pesantren Assunniyyah Kencong Jember.

B. Kajian Teori 1. Manajemen

a. Pengertian

George R. Terry mendefinisikan bahwa manajemen adalah suatu proses yang meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai target yang telah ditentukan melalui pendayagunaan sumber daya manusia dan sumber-sumber yang lainnya.13 Menurut Stoner dalam morissan mendefinisikan bahwa manajemen ialah proses perencanaan,

13 Yefi Dyan, Endah Siswati, Fera Tara, ” Manajemen Program Siaran Suara Persada, Radio Persada FM Dalam Mempertahankan Eksistensi di Era Digitlisasi”, dalam Jurnal Translitera, Vol.10 No.1 (2021), 115.

(27)

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan kegiatan para anggota organisasi serta penggunaan sumber daya organisasi lainnya supaya mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan. Wayne Mondy dan rekan memberikan pengertian yang lebih menekankan pada faktor manusia dan materi sebagai berikut: the process of planning, organizing, influencing, and controlling to accomplish organizational goals through coordinated use of human and material resource. (proses perencanaan, pengorganisasian, memengaruhi dan pengawasan untuk mencapai tujuan organisasi melalui koordinasi penggunaan sumber daya manusia dan materi).14 Manajemen adalah proses kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan, mengendalikan dan mengembangkan semua upaya dalam menata dan mendayagunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana demi mencapai tujuan organisasi yang telah ditentukan dengan efektif dan efisien.15 Berdasarkan uraian di atas manajemn penyiaran adalah kegiatan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan untuk penylenggaraan siaran radio melewati ruang udara oleh Radio Dakwah Assunniyyah memanfaatkan sumber frekuensi dengan sinyal tertrentu yang bisa di dengarkan oleh seluruh masyarakat.

14 Morisan, Manajemen Media Penyiaran: Strategi mengelola Radio dan Televisi, (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2018), 135.

15 Muhammad Munir, Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group 2006), 11.

(28)

b. Fungsi-fungsi Manajemen

Menurut Peter Pringle dalam morissan bahwa fungsi-fungsi manajemen terdiri dari empat fungsi dasar yaitu: Perencanaan, pengorganisasian, pegarahan, dan pengawasan.16

1) Perencanaan (planning)

Perencanaan meliputi tindakan menentukan tujuan media serta menyiapkan rencana strategi yang hendak dipakai demi tercapainya tujuan tersebut. Pada tahap perencanaan harus ditentukan apa saja yang akan dilakukan, lalu bagaimana tindakannya, dan siapa saja orang-orang yang terlibat ketika pelaksanaan. Sebelum melasanakan kegiatan, pengelola harus terlebih dahulu menentukan tujuannya. Perencanaan yang baik dapat dicapai menggunakan pertimbangan situasi sekarang dan masa depan. Langkah-langkah yang meliputi kegiatan perencanaan dan menentukan program penyiaran sebagai berikut:

pertama, menentukan khalayak. Menentukan pendengar ialah tindakan awal dari kegiatan perencanaan. Sasaran pendengar sebagai titik acuan dalam memilih rencana yang akan dilaksanakan. Stasiun radio yang ada di kota-kota besar sudah tidak dapat menjadikan seluruh masyarakat sebagai sasaran.

Pengelolla media penyiaran harus berpedoman pada visi dan misi perusahan yang telah ditetapkan. Setiap perusahaan tentunya

16 Morisan, Manajemen Media Penyiaran), 138.

(29)

mempunyai visi dan misi yang tertulis jelas. Baik yang jangka panjang maupun jangka pendek.

Kedua, pemprograman adalah sebuah tindakan yang bertujuan untuk menyusun program acara supaya lebih teratur.

Adanya pemprograman ini untuk menentukan bentuk, isi siaran, dan cara menangani program yang sudah dibuat. Program yang telah dibuat harapannya bisa menarik minat masyarakat untuk mendengarkan. Melalui program yang berlaangsung akan membentuk image radio tersebut. Creative program memiliki peran penting dalam hal ini, karena creative programe dituntut untuk menciptakan program yang menarik sehingga mengharuskan pekerja berfikir kreatif. Ketiga, penjadwalan. Pada tahap penjadwalan, membahas durasi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kegiatan supaya tercapai tujuannya.

Rencana program yang telah dibuat nantinya diproduksi dan ditayangkan dilain waktu, menyusun penentuan waktu dan bahan siaran untuk harian, mingguan, hingga tahunan. Keempat, prosedur. Prosedur adalah cara melakukan sesuatu untuk menghasilkan yang terbaik sesuai dengan aturan-aturan yang ada.

Dengan adanya prosedur semua pekerjaan akan tersusun rapi.

Ada dua cara untuk produksi siaran yakni On Air dan Off Air. On Air adalah cara produksi yang disiarkan langsung dengan tanpa

(30)

pengeditan. Sedangkan OFF Air adalah cara produksi dengan merekam terlebih dahulu lalu dilakukan pengeditan.17

2) Pengorganisasian (organizing)

Pengorganisasian adalah tindakan dalam menyusun struktur organisasi yang sesuai dengan maksud organisasi, kepemilikan sumber daya, dan lingkungan yang melingkupinya.18 Aspek utama dalam menyusun struktur organisasi ada dua, yakni:

departementalalisasi dan pembagian kerja. Departementalisasi ialah mengelompokan pekerjaan suatu organisasi yang serupa supaya dapat dilakukan dengan bersama-sama. Sedangkan pembagian kerja adalah membagi-bagi tugas pekerjaan ke bagian yang lebih kecil supaya setiap orang memiliki tanggung jawab dan melaksanakan sekumpulan kegiatan yang dibatasi dalam suatu organisasi atau perusahaan.

3) Pengarahan dan memberikan Pengaruh (directing/influencing) Menurut Peter Pringle, pengarahan dan memberikan pengaruh adalah “The influencing or direction functions center on the stimulation of employees to carry out their responsibilities with enthusiasm and effectiveness” (Fungsi memengaruhi atau mengarahkan terpusat pada stimulasi karyawan untuk melaksanakan tanggung jawab mereka dengan antusiasme dan

17 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, 138.

18 Morissan,150.

(31)

efektif).19 Fungsi mengarahkan bertujuan untuk membangkitkan semangat pekerja dalam melaksanakan tanggung jawab mereka secara efektif. Pekerjaan yang mencakup mengarahkan ada empat yaitu: pemberian motivasi, komunikasi, kepemimpinan, dan pelatihan.20

Motivasi, keberhasilan suatu lembaga penyiaran dalam mencapai tujuannya tidak terlepas dari kepuasan pekerja dalam mencapai kebutuhan. Semakin tinggi tingkat kepuasan pekerja maka semakin besar kontribusi terbaiknya untuk tujuan perusahaan atau organisasi. Situasi ini harus memungkinkan manajer umum untuk memahami kebutuhan setiap pekerja dan memotivasi pekerja supaya berkontribusi lebih banyak.

Komunikasi, adalah elemen yang sangat penting dalam menjalakan manajemen yang baik. Pimpinan menggunakan cara komunikasi supaya pekerja mengetahui dan menyadari tujuan serta rencana stasiun penyiaran. Sehingga para pekerja bisa berperan aktif, dan tercapailah tujuan yang telah ditentukan.

Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain supaya dapat mencapai tujuan dan sasaran. Pelatihan, salah satu kuentungan utama untuk program pelatihan ialah memberikan peluang kepada para pekerja

19 Morissan, 162

20 Morissan, 162-166.

(32)

untuk mempersiapkan diri dalam mengantiasipasi terjadinya kemajuan stasiun penyiaran

4) Evaluasi

Pengawasan menurut Robert J. Mockler mendefinisikan aturan usaha untuk menentukan standar pelaksanaan dengan beberapa tujuan perencanaan, mengembangkan sistem informasi umpan balik, membandingkan tindakan aktual dengan standar yang telah ditentukan, menetapkan dan mengukur perbuatan menyimpang serta mengambil tindakan korektif jika diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh sumber daya perusahaan digunakan dengan efisien dan efektif demi tercapainya tujuan- tujuan perusahaan.21

c. Hambatan Dalam Penerapan Fungsi Manajemen

penerapan fungsi-fungsi manajemen pastimya ada hambatan- hambatan yang sering terjadi. Menururt Sukwiaty, dkk.22 Secara umum hambatan-hambatan yang sering terjadi dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen dapat dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu:

1) Hambatan Internal

a) Manajer belum sepenuhnya memahami aspek-aspek yang berkaitan dengan fungsi-fungsi manajemen.

21 Morisan, Manajemen Media Penyiaran, 167

22 Abd. Rohman, Dasar-dasar manajemen, (Malang: Inteligensi Media, 2017), 52.

(33)

b) Manajer seringkali masih kurang mampu menjabar fungsi- fungsi manajemen secara operasional.

c) Belum siapnya suatu organisasi melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yang telah ditentukan manajer

d) Sarana dan prasarana yang ada belum memadai dalam menerapkan fungsi-fungsi manajemen.

e) Adanya faktor resiko dan ketidakpastian di dalam pelaksanaan kegiatan

2) Hambatan Eksternal

a) Adanya beberapa peraturan, ketentuan, atau perundang- undangan pemerintah, baik tingkat pusat ataupun tingkat daerah.

b) Adanya dampak negatif dari pengembangan organisasi lain yang sejenis.

c) Tidak mendukungnya infrastruktur yang ada di luar orgaisasi.

2. Penyiaran

Wahyudi mendefinisikan bahwa penyiaran adalah penyampaian informasi melalui gelombang elektromagnetik yang disebarluaskan dan diterima oleh khalayak umum dengan alat penerima radio atau televisi dan alat lainnya.23 Sedangkan penyiaran menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2002, penyiaran merupakan kegiatan pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan atau

23 Dedy Riyadin, “Straegi Penyiaran Radio Komunitas di Era Internet (Study pada Radio Komunitas di Purwokerto)”, dalam At Tabsyir Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Kudus, Vol.7 No.1 (2021), 163.

(34)

sarana transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio yang berupa gelombang lalu merambat melalui udara, kabel, dan atau media lainnya supaya dapat diterima secara bersamaan kepada seluruh masyarakat dengan perangkat penerima siaran.24

a. Strategi Penyiaran

Strategi adalah faktor yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu penyiaran radio dan televisi adalah program atau acara. Maka dari itu, dalam upaya mencapai target pendengar diperlukan penataan acara. Penataan itu sendiri merupakan sebuah proses mengatur program termasuk penjadwalan sehingga terbentuk format siaran dengan tujuan menciptakan image stasiun tersebut.

Setiap program siaran harus berpedoman pada pilihan format siaran tertentu bersamaan dengan semakin banyaknya siaran penyiaran.

Menurut Strategi program dapat ditinjau dari aspek manajemen strategis, program siaran terdiri dari perencaaan program, produksi dan pembelian program, eksekusi program, serta pengawasan dan evaluasi.25

1) Perencanaan Program

Perencanaan merupakan unsur paling penting dalm sebuah industri penyiaran. Pada stasiun radio, perencanaan program mencakup pemilihan format, dan isi program. Format siaran

24Hukum Negara RI,Undang-undang Republik Indonesia No. 19 tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

25 Morisaan,, 274 - 355.

(35)

diwujudakn dalam bentuk prinsip-prinsip dasar tentang apa, untuk siapa, dan bagaimana rangkaian tindakan pengelolaan suatu siaran hinga bisa diterima oleh audiens. Proses ini diawali dengan menetapkan visi dan misi yang hendak dicapai, mengetahui sasaran pendengar yang dituju melalui penelitian lmiah guna mengetahui apa yang dibutuhkan, dan bagaimana perilaku sosiologis-psikologia mereka. Ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan oleh pengelola program siaran dalam merencanakan progra siaran yakni: pertama product, maksudnya dalam memilih bahan-bahan program harus yang bagus dan diharapkan banyak diminati pedengar. Kedua price, yakni biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksi ataupun membeli program sekaligus menetapkan harga iklan bagi pemasang iklan yang berminat memasang iklan pada program bersangkutan.

Ketiga place, menentukan kapan waktu siaran yang tepat bagi suatu program. Keempat promotion, bagaimana cara mengenalkan dan menjual acara sehingga mendapat iklan dan sponsor.26

2) Produksi dan pembelian Program

Produksi siaran merupakan keterampilan menggabungkan antara pengetahuan, kreatifitas, dan kemampuan dalam menjalankan alat-alat produksi. Program juga bisa diperoleh

26 Morisaan, Manajemen Media Penyiaran, 201.

(36)

dengan cara membeli atau memproduksnya sendiri. Membeli program biasanya dilakukan jika stasiun peyiaran tidak mempunyai perlatan produksi yang memadai namun mempunyai ide yang memadai. Bagian penting dalam produksi siaran radio ialah pembuatan program, dimana pembuatannya harus disesuaikan dengan bentuk Lembaga Penyiaran Radio (LPR) yang ada sesuai undang-undang yaitu: publik, swasta, komunitas, dan berlangganan.

Program radio publik yang disesuaikan dengan kebutuhan pendengarnya dimana konsumen utama radio publik yakni masyarakat. Program radio swasta dalam konteks komersial merupakan program acara yang layak jual bagi pengiklan yang tujuan utamanya untuk mendatangkan iklan sebagai sumber keuntungan bagi lembaga tersebut. Program radio komunitas ini merupakan bahan utama untuk memenuhi kebutuhan komunitas yang dilayaninya. Sedangkan program radio berlangganan ditujukan untuk mewujudkan acara berkualitas yang hendak disiarkan pada pelanggannya.27 Program siaran di radio sangat banyak dan beragam pengemasaanya, beberapa diantarnya siaran berita, talk show interaktif, iklan, informasi hiburan. 28

27 Muhammad Wajdi, “Startegi Penyiaran Radio Butta Salewangang FM Dalam Upaya

Meningkatkan Intelektualitas Masyarakat Di Kabupaten Maros” (Skripsi, UIN Alauddin Makassar, 2014), 26-27.

28 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, 69.

(37)

Untuk produksi program lokal, Tentunya target audiennya ialah masyarakat lokal. Dalam hal ini pengelola program media penyiaran daerah dapat bekerja sama dengan pemerintahan daerah unruk memproduksi acara dengan setting. Melalui program ini pula, pemerintah kota atau kabupaten dapat menyampaikan berbagai ide atau informasi pembangunan serta mendiskusikan berbgai masalah sosial. Acara ini biasanya disuaki oleh masyarakat sekitar karena mneyangkut lingkungan mereka.29 3) Eksekusi program

Eksekusi program meliputi tindakan menyiarkan program sesuai dengan konsep yang telah ditentukan. Strategi penyiaran program sangat ditentukan oleh bagaimana penataan atau menyusun berbagai program yang hendak disiarkan. Penentuan jadwal penayangan didasarkan pada perilaku audiens, yaitu rutinitas kegiatan kesehariannya, dan kebiasaan menonton televisi atau mendengrkan radio pada jam-jam terntentu. Pada dasarnya program siaran radio maupun televisi harus bisa menemani aktivitas apapun. Untuk penyusunan acara berpedoman pada pembagian segmen berdasarkan stasiun radio di Amerika, yaitu:

a) Morning Drie : jam 05.30 – 10.00 b) Daytime : jam 10.00 – 15.00

c) Afternoon Drive : jam 15.00 – 19.00 atau 20.00

29 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, 289.

(38)

d) Night Time : jam 19.00 – 20.00 hingga tengah malam e) Overnight : malam hari atau dini hari

Pembagian waktu tersebut mengacu pada kebiasan pendengar dala meluangkan waktu untuk mendengarkan radio.

Perilaku pendegar yang pertama, jumlah audien. Saat pagi atau sore hari jumlah lebih banyak yaitu pendengar sedang dalam perjalanan pergi ke kantor dan pulang ke rumah. Kedua, audien konstan, secara umum pendengar akan bertahan pada stasiun radio untuk mununggu program acara yang menurutnya menarik.

Namun apabila pendengar tidak menemukan program yang menarik maka akan berpindah stasiun radio. Ketiga, aliran audien, perpidahan yang terajdi ketika selesainya program acara.

Keempat, tuning inerta, keinginan pendengar untuk memilih salah satu stasiun favoritnya. Kelima, pengaruh demografis, bentuk siaran radio sangat selektif dalam memilih usia audiennya.30 4) Pengawasan dan Evaluasi Program

Proses pengawasan dan evaluasi menentukan seberapa jauh suatu rencana dan tujuan dapat diwujudkan oleh stasiun penyiaran. Menurut Pieter pringle dalam morissan mengenai pengawasn program, manajer program harus melakukan hal-hal sebagi berikut:

a) Mempersiapkan standar program stasiun penyiaran

30 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, 192.

(39)

b) Mengawasi seluruh isi program supaya sesuai dengan standar stasiun dan perundang-undangan yang berlaku.

c) Menjaga rekaman (records) program yang ditayangkan

d) Membimbing dan mengontrol kegiatan staff dibidang program

e) Memastikan bahwa biaya program tidak melebihi jumlah anggaran.31

3. Radio

a. Pengertian Radio

Media dan masyarakat ialah dua elemen yang selalu bersatu, sebab tumbuh dan berkembangnya media beriringan dengan keadaan masyarakat yang merasa akan pentingnya informasi.

Berkembangnya media masa yang sangat cepat, dipengaruhi oleh masyarakat yang membutuhkan akan informasi yang cepat dan akurat. Media yang sifatnya audio visual menjadikan komunikasi lebih maksimal. Radio merupakan teknologi yang dipakai untuk menyampaikan sinyal dengan cara radiasi dan modulasi elektromagnetik. Gelombang tersebut merambat dan melintas melalui udara dan ruang udara, sebab gelombang ini tidak membutuhkan pengangkut.32

b. Karakteristik Radio

31 Morissan, Manajemen Media penyiaran, 315

32 Nur Bahri, Dasar-Dasar Broadcasting 18.

(40)

Radio adalah salah satu jenis media massa yang masih ada ditengah kehidupan manusia. Saat ini kehadiran radio masih diminati oleh manusia untuk memperoleh informasi. Namun karena sifat radio yang auditif membuat penyampaian pesannya berbeda dengan media massa yang lain. Penyampaian pesan melalui siaran radio terdapat cara-cara tersendiri. Biasanya cara-cara ini disebut dengan radio style atau gaya radio yang menjadikan karakteristik tersendiri bagi radio.

Imajinatif, karena khalayak hanya menggunakan indra pendegar dan pesannya pun selintas, maka radio dapat mengajak komunikannya untuk berimajinasi. Auditori, sebagai konsekuensi dari radio siaran untuk didengar. Karena kemampuan mendengar manusia terbatas maka pesan yang disampaikan radio harus ditata dengan singkat dan mudah dipahami. Akrab, seorang penyiar radio seakan-akan berada di dekat pendengar, untuk menemani baik di dalam mobil, dan ditempat yang lainnya dimanapun pendengar berada. Maka secara akrab dan cepat penyiar menghidupkan acara- acara yang bervariasi, mulai dari acara berita hingga acara hiburan yang menyenangkan.

Gaya percakapan meskipun pesan radio di dengar oleh ribuan orang, namun berada di tempat yang berbeda dan bersifat individu.

Materi siaran radio tetap bergaya percakapan. Mengandung gangguan komunikasi yang memakai perantara bahasa dan sifatnya

(41)

serentak akan komunikasi melalui radio tidak akan sempurna seperti ketika bertemu langsung atau berhadapan. Gangguan yang dialami bersifat alamiah dan gangguan teknis.

c. Jenis-jenis Radio

Sesuai dengan Undang-Undang Penyiaran di Indonesia membagi jenis penyiaran ke dalam empat jenis.33 Keempat jenis stasiun penyiaran ini berlaku baik untuk stasiun penyiaran televisi maupun radio.

1) Radio Publik

Radio publik biasanya disebut radio pemerintah, karena pengelolaannya dikendalikan penuh oleh badan pemerintahan.

Radio publik ini juga dikelola oleh salah satu departemen dibadan pemerintahan yang tentunya telah disetujui serta diatur dalam perundang-undangan. Salah satu contoh radio publik adalah RRI (Radio Republik Indonesia). Adanya kekuasaan penuh yang dimiliki oleh pemerintah, maka penyiaran yang dilaksanakan dengan menyandang misi pemerintah untuk disampaikan kepada masyarakat secara luas. Mengenai anggaran yang digunakan oleh radio publik berasal dari pemerintah.

2) Radio Swasta

Radio swasta bersifat komersial yang hak penuhnya dimiliki oleh perorangan. Sehingga sumber penghasilan yang

33 Undang-Undang Republik Indonesia, No.32 tahun 2002.

(42)

didapatkan berasal dari iklan. Meski demikian, radio swasta masih dilindungi oleh perundang-undangan yang salah satunya adalah lembaga sensor.

3) Radio Komunitas

Radio komunitas dibangun dalam tanggung jawab bersama oleh beberapa orang yang bergabung di suatu komunitas. Peralatan operasional yang digunakan pada radio komunitas biasanya masih terbilang sederhana. Dilihat dari alat- alat yang digunakan, dapat dikatakan bahwa radio komunitas memiliki jangkauan yang sangat terbatas.

4) Radio Berlangganan

Radio berlangganan ini, sejenis dengan radio publik yang pemegang kendalinya ialah suatu lembaga. Lembaga yang dimaksud adalah lembaga penyiaran yang terbentuk dalam badan hukum di Indonesia. Lembaga tersebut ialah penyelenggara penyiaran berlangganan yang telah memiliki izin.

Sehingga lembaga penyiaran ini dapat memancarluaskan dan menyebarkan siaran kepada masyarakat dari radio yang berlangganan.

d. Kelebihan Radio

Radio memiliki kelebihan-kelebihan diantaranya: pertama, salah satu sarana tercepat penyebar informasi dan hiburan. Radio saat ini bisa didengar di mana saja. Saat ini radio sudah mengalami

(43)

perubahan. Radio pertama kali muncul berukuran menyerupai lemari mini. Namun saat ini radio bersifat portable dan mobile. Bahkan menjadi bagian dari benda-benda teknologi. Sehingga masyarakat bisa mendengarkan dimana saja mereka berada.

Kedua, siaran radio dapat diterima di daerah yang belum teraliri sambungan listrik. Produksi siarannya singkat dan hanya membutuhkan biaya sedikit. Radio dalam penyiarannya memanfaatkan gelombang udara. Sehingga radio mampu melewati ruang manapun yang sulit, bahkan tidak dapat dijangkau oleh media massa lainnya. Selain itu proses produksi siarannya singkat karena disesuaikan dengan kemampuan mendengar masyarakat yang terbatas.

Ketiga, dekat dengan kehidupan rakyat, tidak menjadi kendala bagi yang buta huruf. Murahnya harga pesawat, dan tidak ribet ketika dibawa bepergian.34 Sifat dari radio yakni auditif di mana semua program disiarkan dengan bunyi. Sehingga bukan menjadi suatu kendala untuk orang yang buta huruf. Selain itu biaya yang diperlukan untuk mendengarkan radio sangat terjangkau. Dan saat ini radio sudah bisa dibawa kemanapun dengan mudah tanpa harus repot.

34 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, 17.

(44)

e. Kelemahan Radio

Selain memiliki kelebihan tentunya radio juga ada kelemahannya: pertama, hanya berupa bunyi, tidak menampakkan visualisasi yang nyata. Berbeda dengan TV yang menyajikan gambar visual dan bunyi. Radio hanya menggunakan satu elemen saja yakni bunyi. Sehingga radio hanya mengandalkan suara untuk menyampaikan pesannya kepada pendengar.

Kedua, tergantung pada kondisi dan stabilitas udara disuatu lokasi. Tidak bisa mengirim pesan dan informasi secara mendetail.

Radio hanya memanfaatkan gelombang udara untuk siaran. Sehingga ketika kondisi udara disuatu tempat tidak stabil maka dapat mengakibatkan gangguan dalam penyampaian pesan. Selain itu radio juga tidak dapat menyampaikan pesan dan informasi dengan jelas karena menyesuaikan dengan kemampuan mendengar khalayak.

Ketiga, terdengar selintas sulit diingat, dan tidak bisa diulangi. Hanya bisa didengar, tidak bisa didokumentasikan.35 Informasi yang disiarkan oleh radio tidak dapat diulang-ulang sebab bersifat sekilas dan searah. Sehingga radio membutuhkan penyiar yang memiliki sifat berhati-hati dan bertanggung jawab terhadap yang disiarkan.

35 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional, 17.

(45)

4. Misi Dakwah

a. Pengertian Dakwah

Toha Yahya Umar yang dikutip Rasyid menjelaskan bahwa dakwah adalah upaya mengajak manusia ke jalan yang sesuai dengan perintah Allah melalui cara yang bijaksana, demi kemaslahatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.36 Sedangkan menurut Salahuddin Sanusi, dikutip oleh sofyan bahwa dakwah adalah tentang memindahkan ummat dari keadaan kekufuran menjadi beriman, dari situasi terjajah ke situasi kemerdekaan, dari situasi kemelaratan ke situasi kemakmuran, dari situasi mudur ke kemajuan, dari berpecah belah ke persatuan, merubah orang yang jahat menjadi shaleh, yang maksiat menjadi taat, yang bodoh menjadi berpengetahuan.37

Dakwah menurut beberapa para ahli sebagai berikut:38

1) Syekh Ali mahfuzh mendefisnisikan dakwah ialah mendorong manusia untuk melakukan kebaikan dan mengikuti petunjuk dan menuruh mereka berbuat makruf dan mencegah dari perbuatan munkar agar mereka memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

2) A. Hasimy berpendapat bahwa dakwah islam adalah mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syariat

36M. Rasyid Ridla,AfifRifa’I, Suisyanto, Pengantar Ilmu Dakwah Sejarah, Perspektif, dan Ruang Lingkup, (Yogyakarta: Samudra Biru, 2017), 25.

37Sofyan Hadi, Ilmu Dakwah Dari Konsep Paradigma Hingga Metodologi (Jember: Center for Society studies, 2012),

38 H. Abdullah, Ilmu Dakwah Kajian Ontologi, Epistemologi, Aksiologi dan Aplikasi Dakwah (Depok: Rajawali Pers 2018), 11.

(46)

islam yang terlebih dahulu telah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah itu sendiri.

3) M. Arifin mendefinisikan dakwah sebagasi suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha untuk memberi pengaruh kepada orang lain baik secara individual maupun kelompok, agar muncul dalam diri seseorang sebuah pemahaman, kesadaran, sikap penghayatan serta pengamalan, terhadap ajaran agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya tanpa ada unsur-unsur paksaan.

4) Mengantarkan manusia dari kondisi awal kepada kondisi lain yang semakin baik dalam sisi kehidupan secara keseluruhan dengan maksud menjalankan ajaran islam di dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari keluarga ataupun masyarakat bahkan kehidupan pribadi merupakan dakwah yang didefinisikan oleh Abdul Munir Mulkan.

b. Unsur-unsur Dakwah 1) Da’i

Da’i adalah orang yang bertindak dalam menyampaikan pesan islam dan memiliki peran penting dalam kegiatan dakwah.

Dakwah yang efektif dan efisien dapat tercapai jika disampaikan sesuai dengan kemampuan da’i. seorang da’i juga harus melihat kemampuan mad’u dalam menerima pesan, sehingga da’i dapat

(47)

menentukan metode yang tepat untuk digunakan dalam menyampaikan pesannya. Salah satu kemampuan yang penting bagi da’i ialah berkomunikasi, supaya ketika berdakwah pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh mad’u.39

2) Mad’u

Mad’u adalah semua manusia yang menjadi sasaran dakwah, baik secara pribadi maupun kelompok, baik beragama islam maupun tidak. Dakwah dilakukan kepada orang yang beragama non muslim dengan tujuan supaya mereka mengikuti agama islam, sedangkan dakwah dilakukan kepada orang muslim bertujuan untuk meningkatkan kadar keimanan, keislaman, dan ihsan supaya lebih baik.

3) Materi Dakwah

Maddah adalah pesan dakwah yang disampaikan oleh da’i kepada mad’u untuk tercapainya tujuan dakwah. Materi dakwah secara garis besar terbagi menjadi tiga bidang diantaranya adalah aqidah, syariah, dan akhlak.40 Aqidah berkaitan dengan persoalan keyakinan yang harus ditetapkan dalam hati setiap manusia sebab berhubungan dengan tauhid (keyakinan kepada Allah), yang meliputi tauhid uluhiyyah, tauhid ubudiyah, tauhid rububiyah. Sedangkan syariah berkaitan

39Siti Holila, “Straegi Dakwah Ustadz Ahmad Nur Melalui Teknik Bimbingan Relegiusitas Bagi Warga Binaan Peasyarakatan di Rumah Tahanan Negara Kelas IIB Situbondo” (Skripsi, IAIN Jember, 2020), 26-27.

40 Imas Mutiawati, “Dakwah di Media Sosial (Studi Fenomenologi Dakwah di Instagram)”

(Skripsi, UIN Walisongo Semarang), 31.

(48)

dengan persoalan ibadah, hukum, serta kaifiyah dalam melaksanakan ajaran agama islam. Sedangkan akhlak berikaitan dengan masalah perilaku, sopan santun, nilai-nilai agama yang harus dipatuhi dan diterapkan dalam sehari-hari, baik itu berhubungan dengan tuhan maupun makhluk.41

4) Media Dakwah

Media dakwah merupaka alat yang dipakai untuk menyampaikan pesan dakwah supaya lebih mudah. Media dakwah dibagi menjadi lima macam yaitu: lisan, tulisan, lukisan, audiovisual dan akhlak.42 Pertama, lisan adalah media yang paling sederhana ketika digunakan. Media lisan ini hanya menggunakan suara sehingga dakwahnya bisa berupa pidato, cerita, dan sebagainya. Kedua, media dakwah tulisan biasanya berupa buku, majalah, spanduk, dan sebagainya. Ketiga, media dakwah melalui lukisan biasanya berupa karikatur, gambar, dan semacamnya. Keempat, audio visual merupakan media dakwah yang dapat merangsang indra pendengaran, penglihatan, atau keduanya, seperti televisi, Internet, dan sebagainya. Kelima, Akhlak merupakan media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran islam secara langsung yang dapat dilihat dan didengarkan oleh mad’u.

41 Umdatul Hasanah, Ilmu dan Filsafat Dakwah (Banten: fseipress, 2016), 44

42Munir, Ilaihi, Manajemen Dakwah, 32.

(49)

5) Metode Dakwah

Metode dakwah adalah cara yang digunakan da’i untuk menyampaikan ajaran islam. Metode dakwah sangat penting dalam menyampaikan pesan dakwah, karena suatu pesan walaupun baik, akan tetapi disampaikan melalui metode yang kurang tepat, maka pesan yang yang disampaikan dapat ditolak oleh mad’u.43 Adapun metode dakwah antara lain: bi al-hikmah, mauidzoh hasanah, dan mujadalah billati hiya ahsan. Pertama, bi al-hikmah adalah berdakwah dengan memerhatikan situasi dan kondisi mad’u sesuai dengan kemampuan mereka, supaya dalam menjalankan perintah agama tidak merasa terpaksa atau keberatan. Kedua, mau’idzotul hasanah adalah berdakwah dengan cara memberikan nasihat-nasihat, sehingga pesan yang disampaikan dapat menyentuh hati mereka. Ketiga, mujadalah billati hiya ahsan adalah berdakwah dengan cara bertukar pikiran dan membantah dengan cara sebaik-baiknya tanpa memberikan tekanan-tekanan yang memberatkan pada komunitas yang menjadi sasaran dakwah.

c. Hukum Dakwah

Para ulama, sepakat dengan bahwasannya hukum berdakwah ialah wajib, berdasarkan ayat-ayat al-Quran dan hadist. Namun mereka berbeda pendapat tentang apakah fardu ain atau kifayah.

43Munir, Ilaihi, Manajemen Dakwah, 33.

(50)

Hukum dakwah secara syariah adalah wajib, berdasarkan ayat yang tercantum dalam Al-quran Surah Ali Imran(3) 104:

ِرَكْنُمْل ِنَع َنْوَهْ نَ يَو ِفْوُرْعًمْلِبِ َنْوُرُمَْيََو ِْيَْلْا َلِٰإ َنْوُعْدَي ةَّمُأ ْمُكْنِم ْنُكَتْلَو َنْوُحِلْفُمْل ُمُه َكِئَلْوُأَو

Artinya: “Hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang0orang yang beruntung”.44

Ayat diatas terdapat kata (minkum) yang dapat diartikan kamu semua. Imam Khazin dalam Ali mengatakan bahwa arti min dalam firman Allah minkum Ali imron 104 adalah berfungsi sebagai penjelas (lil bayan) bukan untuk menunjukkan arti sebagian (littab’idh) sebab Allah telah mewajibkan dakwah kepada umat islam secara keseluruhan sebagaimana dalam firman-Nya (yang artinya) “kamu sebagian adalah sebaik-baik umat..dst” (QS. Ali Imran 110). Oleh karena itu, arti yang tepat untuk ayat 104 surah ali imran di atas adalah hendaknya kamu semua menjadi umat yang selalu mengajak kepada kebaikan memerintahkan yang makruf dan mmencegah yang munkar.45

Dalam ayat yang lain Allah berfirman surah al imron ayat 110

ِللهِبِ َنْو نِمْؤُ تَو ِرَكْنُلما ِنَع َنْوَهْ نَ تَو ِفْوُرْعَمْلِبِ َنْوُرُمَْتَ ِساَّنلِل ْتَجِرْخُأ ٍةَّمُأ َرْ يًخ َنْوُقِساَفْلا ُمُهُرَ ثْكَأَو َنْوُ نِمْؤُمْلا ُمُهْ نِم ْمَُلْ اًرْ يًخ َناَكَل ْمُتْ نُك ِباَتِكْلا ُلْهَأ َنًمَاءْوَلَو

44 Kemenag RI, Al-qur’an dan Terjemah, 63.

45 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana 2004), 42-43

(51)

Artinya: “kamu (umat islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Diantara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik”.46

Karim dalam samsul berpendaat bahwa huruf min yang tertera pada ayat tersebut mengandung makna yang menjelaskan (lit tobyin) dan bukan mengandung makna yang menunjukkan sebagian.

Sehingga dengan demikian, hukum dakwah ialah wajib bagi semua orang muslim yang mukallaf. 47

Sedangkan ulama yang menetapkan bahwa dakwah wajib kifayah, mereka bersandar pada ayat yang sama yakni Surah Ali Imran ayat 104, hanya saja yang membedakan ialah penafsirannya.

Arti Min dalam surah Ali Imran 104 ialah sebagian dari kamu; sebab di antara umat islam itu ada beberapa yang tidak mampu melaksanakan amr’ ma’ruf nahi munkar karena berbagai sebab.

Sebagian ulama yang lain berkata bahwa amr ma’ruf nahi munkar itu wajib bagi orang yang berilmu (ulama) dan penguasa (umara’). Oleh karena itu, makna dari ayat diatas adalah “Hendaklah sebagian dari kamu ada sekelompok orang yang beramr ma’ruf nahi munkar.48 d. Tujuan Dakwah

Secara implisit menurut Dr. Quraish Syihab dikutip Sofyan mengemukakan tujuan dakwah dalam melihat peran intelektual

46 Kemenag RI, Al-qur’an dan Terjemah, 64.

47 Samsul Munir Amin, Rekontruksi Pemikiran dakwah Islam (Jakarta: Amzah, 2008), 52.

48 Aziz, Ilmu Dakwah, 44.

Gambar

Tabel 4.1  Siaran harian
Tabel 4.2  Siaran hari selasa
Tabel 4.3  Siaran hari kamis
Tabel 4.4  Siaran spesial ramdhan
+3

Referensi

Dokumen terkait

RADIO KOMUNITAS SEBAGAI RADIO DAKWAH (ANALISI DESKRIPTIF KUALITATIF RADIO BANI ADAM FM SEBAGAI RADIO KOMUNITAS DAKWAH DI BOYOLALI) SKRIPSI, PROGRAM STUDI ILMU

Berdasarkan hasil wawancara dengan pegawai Radio Persatuan mengatakan bahwa metode yang digunakan dalam menyampaikan dakwah adalah dengan selalu menyajikan

Radio Sham (Suara Muslim Surabaya) FM merupakan radio dengan format siaran Dakwah. Semua program dalam radio ini ditujukan untuk berdakwah, khususnya

Radio Bass Fm sebagai radio muslim yang memiliki visi dan misi dakwah berusaha untuk memberikan informasi yang sesuai dengan ajaran Islam kepada masyarakat

Pertama, Pendapat komunitas pendengar radio Retjo Buntung Yogyakarta bahwa program siaran dakwah Lentera Rohani yang disajikan di radio Retjo Buntung sangat menarik untuk

Pondok pesantren Modern Darul Hikmah berada di tengah masyarakat yang beragam, dan sebagai lembaga pendidikan dan dakwah pondok pesantren ini ikut berperan dalam mengelola

Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran manajemen dakwah yang diterapkan di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum 2 Bonto Parang adalah yang sesuai

Adapun hasil penelitian menunjukkan bahwa peran manajemen dakwah yang diterapkan di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Nahdlatul Ulum 2 Bonto Parang adalah sesuai