• Tidak ada hasil yang ditemukan

manajemen public relations di pondok pesantren

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "manajemen public relations di pondok pesantren"

Copied!
124
0
0

Teks penuh

Hadirnya buku berjudul MANAJEMEN HUBUNGAN MASYARAKAT DI PESANTREN ini dimaksudkan sebagai bacaan untuk menambah pengetahuan para pemerhati manajemen pendidikan Islam, khususnya yang berkaitan dengan kehumasan di lembaga pendidikan Islam. Artinya tanpa disadari terdapat fungsi humas yang telah berjalan di pondok pesantren dalam menjalin hubungan masyarakat. Buku ini diharapkan dapat memberikan pandangan luas mengenai manajemen kehumasan pada lembaga nirlaba yaitu lembaga pendidikan tertua di Indonesia yaitu pesantren.

26 Gregoria A Yudarwati, Personal Influence Models of Public Relations; A Case Study in the Indonesian Mining Industry (Australia, Monash University, 2013) 131.

Konsep Manajemen Public Ralations

Ciri yang kedua adalah humas mendukung tercapainya tujuan yang telah ditetapkan oleh manajemen suatu organisasi. Ciri ketiga, khalayak yang disasar oleh humas adalah khalayak internal dan khalayak eksternal.

Public Ralations

Oleh karena itu, wajib bagi pengelola lembaga pendidikan untuk: (a) mampu menghimpun potensi masyarakat untuk pengembangan madrasah secara optimal, (b) selalu bekerjasama dengan masyarakat dalam setiap kegiatan pendidikan dan pembelajaran (kolaboratif), dan (c) mampu memenuhi kebutuhan nyata masyarakat luas. Lembaga pendidikan Islam diharapkan dapat menjadi center of learning society yaitu menjadi perekat masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pendidikan. Mengkomunikasikan apa yang diinginkan masyarakat dari lembaga pendidikan dan apa yang diinginkan lembaga pendidikan dari masyarakat sebenarnya bukan perkara mudah.

Di antara pemangku kepentingan lembaga pendidikan Islam lainnya adalah pimpinan, guru, manajer, peserta didik di Madrasah. Peran dan kontribusi tersebut dapat dirumuskan secara jelas dalam kerangka acuan lembaga pendidikan Islam atau dapat juga dilakukan secara alamiah, terutama berkaitan dengan peran dan kontribusi elemen masyarakat58. Humas pada lembaga pendidikan Islam tidak bisa lepas dari manajemen, begitu pula sebaliknya, humas tidak akan berjalan tanpa adanya manajemen. atau dengan kata lain mengelola hubungan masyarakat dengan lembaga pendidikan Islam secara internal dan eksternal.

Urgensi humas pada lembaga pendidikan Islam adalah menjembatani apa yang diharapkan dari masyarakat sebagai pengguna layanan dengan apa yang diprogram dan direncanakan oleh lembaga tersebut. Peran humas pada lembaga pendidikan Islam berkaitan dengan tujuan pokok dan fungsi manajemen lembaga. Peran utama manajemen humas pada lembaga pendidikan Islam adalah; (a) memberikan informasi kepada masyarakat, (b) melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan tindakan masyarakat secara langsung, (c) berupaya memadukan sikap dan tindakan lembaga agar sesuai dengan sikap dan tindakan masyarakat atau sebaliknya. sebaliknya.

Stretegi Public Ralations Untuk Memperbaiki Citra

Lembaga Pendidikan

Menurut Robinson, ada 9 langkah strategis yang dapat dilakukan manajer humas untuk mencapai tujuannya, yaitu. Tingkat Tujuan: Humas harus mengembangkan tujuan formal seperti komunikasi, akurasi, pemahaman, persetujuan, dan perilaku spesifik terhadap program kampanye komunikasi mereka. Fase Pengembangan Program: Humas harus mengembangkan program formal dan kampanye komunikasi yang jelas untuk mencapai tujuan di atas.

Fase evaluasi: humas harus mengevaluasi efektivitas pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan dan mengurangi konflik yang muncul. Pengertian strategi humas menurut Rhenald Kasali adalah sebuah alternatif pilihan yang harus digunakan untuk mencapai tujuan humas dari suatu rencana humas. Humas atau spesialis kehumasan mempunyai tugas tidak hanya menciptakan citra positif, namun juga sebagai fungsi manajerial lembaga.

Humas lembaga pendidikan dapat dilakukan dengan membuat rencana induk terhadap berbagai hal yang akan dilakukan dalam kurun waktu tertentu. 75 Rahmadi, Teori dan Praktek Humas, Penerapannya pada Badan Usaha Swasta dan Instansi Pemerintah (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Oleh karena itu, prinsip komunikasi dua arah menjadi syarat bagi Public Relations (PR) untuk menginformasikan atau mengubah sikap, pendapat, tertentu perilaku individu/kelompok agar konsisten dengan tujuan lembaga yang diwakilinya.

Model Public Ralations

Hubungan antara organisasi/lembaga/lembaga dengan masyarakatnya dipengaruhi oleh kondisi lingkungan internal organisasi/lembaga/lembaga dan lingkungan eksternal organisasi/lembaga/lembaga tersebut. Humas terus berupaya agar hubungan organisasi/lembaga/lembaga dengan masyarakat tetap berada pada jalur yang benar dan membawa kepuasan bersama bagi semua pihak. Langkah ini akan mempertimbangkan hasil langkah pembuatan kebijakan dan program organisasi/lembaga/lembaga.

Public Affairs merupakan bagian khusus dari Humas yang membangun dan memelihara hubungan antara pemerintah dan masyarakat lokal untuk mempengaruhi kebijakan publik. Hubungan; Kemampuan relasional adalah kemampuan Humas dalam membangun hubungan positif antara organisasi/lembaga/instansi yang diwakilinya dengan publik internal dan publik eksternal. Kemampuan tersebut merupakan suatu prestasi, reputasi dan juga menjadi tujuan utama pengelolaan Humas organisasi/lembaga/instansi.

Pencipta; Kemampuan sebagai pencipta merupakan kemampuan yang berkaitan dengan kewajiban Humas untuk menciptakan berbagai macam program organisasi/lembaga/lembaga sesuai dengan maksud dan tujuannya. Konseptor; Kemampuan sebagai drafter merupakan kemampuan yang berkaitan dengan tugas Humas dalam menyusun dan menulis berbagai jenis naskah yang dibutuhkan oleh organisasi/lembaga/lembaga sesuai dengan kemampuan menulisnya. Pemecah masalah; Kemampuan sebagai problem solver adalah kemampuan Humas sebagai bagian dari struktur dan kepangkatan dalam organisasi/lembaga/instansi serta bertanggung jawab dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang dihadapi.

Public Relations

Dalam Persepktif Manajemen Pendidikan Islam

Qaulan Ma'rufa, (Sentiasa bercakap dan berbuat baik) Ayat 36 ditonjolkan dalam Al-Qur'an surat an-Nisa'. Dan orang-orang yang bertakwa kepada Allah hendaklah meninggalkan anak-anak yang lemah yang takut kepada mereka untuk (kesejahteraan) mereka. Maka hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar. 84.

Kata Qaulan Sadidan (kata-kata yang benar), menurut Syaikh Al-Alusi, adalah perkataan yang benar disertai dengan kelembutan dan budi pekerti yang baik. Maka janganlah kamu tunduk kepada keinginan orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik86. Bahkan dalam solat, Allah memerintahkan kita untuk berdoa dengan lemah lembut: “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendahkan diri dan suara yang lembut, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas,” (Qs al-a’raf: 55).

Itulah berbagai ayat Al-Qur'an yang menjelaskan secara umum tentang humas yang harus dilakukan oleh masyarakat, khususnya humas. Begitu pula dengan Nabi Muhammad SAW yang termaktub dalam Al-Qur'an yang artinya: Sesungguhnya ia ada di dalam (diri). Ayat di atas menjelaskan bahwa Rasulullah adalah Al-Qur'an yang hidup, artinya dalam pribadi Rasulullah SAW mencerminkan seluruh ajaran Islam dalam wujud nyata.

لو ُس

لا

للا َ

ل َع ُللّا ى َ

ارْي َخ ْ

ف ِر ِخآلا ِم ْوَيل ْ

ر ِخآ ُهَ

Catatan Penutup

Manajemen hubungan masyarakat adalah pengelolaan interaksi dan penciptaan opini publik tentang seluruh kegiatan dan teknik/saran yang digunakan oleh organisasi, termasuk lembaga pendidikan, untuk menciptakan atau memelihara sikap dan tanggapan yang baik dari pihak eksternal terhadap keberadaan dan operasionalnya. cara atau lebih banyak proses komunikasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap kualitas dan kinerja lembaga. Hakikat humas dalam pengelolaan lembaga pendidikan Islam adalah proses hubungan timbal balik antara lembaga pendidikan dengan masyarakat, dilandasi oleh i’tikad dan semangat ta’aruf (saling ilmu), tafahum (saling pengertian), tarahum (cinta kasih). untuk saling membantu) dan ta’awun (gotong royong atau kerjasama) dengan tujuan mencapai tujuan yang telah direncanakan sebelumnya. Lembaga pendidikan Islam seperti pesantren mempunyai peranan yang strategis sebagai bagian dari upaya mencapai tujuan pendidikan nasional.Selain itu, yang menjadi kunci keberhasilan suatu lembaga pendidikan Islam dalam menjalankan tugas dan perannya adalah kemampuan lembaga pendidikan tersebut dalam menjalankan tugas dan perannya. memajukan hubungan baik antara lembaga pendidikan Islam dengan lingkungan atau masyarakat.

Oleh karena itu, lembaga pendidikan Islam yang tidak dapat memanfaatkan dan melibatkan bidang kehumasan dalam pengelolaan lembaga pendidikannya akan tertinggal karena tidak mampu menyerap dan menyebarluaskan informasi-informasi strategis baik bagi institusi maupun lembaganya. Kegiatan kehumasan pada lembaga pendidikan Islam pada hakikatnya dapat digunakan sebagai sarana komunikasi dua arah atau dikenal dengan istilah komunikasi dua arah antara lembaga pendidikan Islam dengan masyarakatnya, serta sebagai bentuk upaya lembaga pendidikan Islam dalam menjalin simbiosis. dan sinergi untuk mencapai proses pendidikan yang lebih baik dan mencapai tujuan pendidikan. Selain itu, community Relations juga dapat diartikan sebagai upaya untuk membangun hubungan baik dan saling pengertian (saling pengertian) antara lembaga pendidikan Islam dengan masyarakatnya (Publik), yang salah satunya dilakukan melalui proses pelibatan masyarakat (Publik) dalam proses penawaran pendidikan Islam, seperti berupa keterbukaan informasi masyarakat, penerimaan saran dan kritik serta hal-hal lain yang berkaitan dengan proses penyampaian informasi positif dari lembaga pendidikan kepada masyarakat atau sebaliknya dari masyarakat kepada lembaga pendidikan.

Dengan demikian, untuk menjembatani kepentingan kedua pihak tersebut, diperlukan suatu bidang khusus yang menangani kegiatan hubungan masyarakat, dikelola dengan baik, profesional, efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi lembaga pendidikan Islam, dan yang paling strategis. adalah terciptanya hubungan baik dan pengertian (Mutual Understanding) antar pemangku kepentingan, yang terdiri dari pengelola lembaga pendidikan, pendidik, tenaga kependidikan, guru. Manajemen Humas merupakan suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program yang memungkinkan terjadinya kepuasan pembelian dan konsumen melalui komunikasi yang baik mengenai informasi dari lembaga pendidikan terhadap citra lembaga pendidikan tersebut (Brand Image). Keberadaan manajemen humas pada institusi dinilai efektif karena: (1) Manajemen humas dinilai mampu membangun brand awareness (kewaspadaan merek) dan brand knowledge (pengetahuan merek).

DAFTAR PUSTAKA

Surau di tengah krisis; Perspektif Pesantren dan Masyarakat, dalam Rahardjo (ed) Perjuangan Dunia Pesantren Membangun dari Bawah, Jakarta, LP3ES,. Relevansi teori Grunigg dan Hunt dengan praktik hubungan masyarakat di Sekolah Queensland Tenggara. Tinjauan mengenai dampak media baru terhadap hubungan masyarakat: tantangan bagi medan, praktik dan pendidikan, Australia, Universitas New Castle, Jurnal Hubungan Masyarakat Asia Pasifik.

Teori dan Praktek Humas, Penerapannya pada Badan Usaha Swasta dan Instansi Pemerintah, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,. Robinson, Ronald, 1998, Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah Menengah, Administrasi Pendidikan Quarterly, New York dan Toronto: Dodo, Need and Company ed), 1992. Personal Influence Models of Public Relations; Studi Kasus di Industri Pertambangan Indonesia, Australia, Monash University,.

BIODATA PENULIS

Wakil Rektor III UIN KHAS Jember merupakan seorang penulis yang cukup produktif, sejak tahun 1994 artikel dan renungannya banyak dimuat di berbagai media cetak baik jurnal, majalah dan surat kabar. Di antara karya-karyanya dalam bentuk buku yang cukup sukses di pasaran adalah: Islam Argumentatif, Mutiara di Tengah Samudera, Balasan Umat Biasa, Lorong Pencerahan, Cakrawala Manajemen Pendidikan Islam (terbit beberapa edisi) Kepemimpinan Berbasis Ketuhanan. Islam dan Wacana Kekinian, Islam dan Harmoni Peradaban, Perempuan dalam Debat dan Pengembangan Pendidikan Islam Multikultural di Pondok Pesantren. Dalam hidupnya, ayah dua anak ini berprinsip “Jangan khawatir dengan nikmat yang belum kamu terima, tapi khawatirlah dengan nikmat yang belum kamu syukuri.

MANAJEMEN

DI PONDOK PESANTREN

PUBLIC RELATIONS

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan santri terhadap aturan dipengaruhi oleh faktor internal diantaranya kondisi emosi, kesadaran diri, tanggung jawab,

Apabila praktisi public relations digunakan sebagai fungsi manajemen yang penting dan tidak dianggap hanya sekedar fungsi teknis yang bertugas mengimplementasikan strategi

Dibuktikan dengan terjadi perubahan visi, logo, struktur organisasi, sistem kerja (manajemen pondok), sarana prasarana, kurikulum, dan SDM di Pondok Pesantren

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan manajemen pembelajaran di Pondok Pesantren Takwinul Muballighin, mulai dari perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,

Berdasarkan hasil dan pembahasan dari temuan penelitian tentang manajemen program unggulan pondok pesantren, maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: (1) perencanaan

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan 1) profil alumni yang berkaitan dengan tempat bermukim dan profesi alumni, 2) manajemen alumni yang mencakup

Tesis dengan judul “ Manajemen Pondok Pesantren Dalam Menjawab Tantangan Modernitas (Studi Multi Situs Pondok Pesantren Lirboyo dan Pondok Pesantren Al-Falah

Daftar kelemahan dan kekuatan aktivisme online No Kelemahan N o Kekuatan 1 Hanya berfungsi sebagai self- statisfaction bagi partisipan 1 Partisipan dapat menggiring opini dari