Nama : drg. Fauzi Nuristianto Jabatan : Kepala Puskesmas Unit Kerja : Dinas Kesehatan
Nomor WhatsApp : 08122791319
TUGAS INDIVIDU E-LEARNING AGENDA III
MASALAH KOMUNIKASI TERKAIT SOSIALISASI PROGRAM PEMBERANTASAN NYAMUK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOTANIA
Ditulis oleh : Drg. Fauzi Nuristianto Nip. 197807252010011007
Unit Kerja : UPT PUSKESMAS BOTANIA
PENDAHULUAN
Salah satu penyakit menular yang endemis di Indonesia yakni penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) memperlihatkan angka kesakitan dan kematian yang tinggi dalam waktu yang singkat. Data dari Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa pada tahun 2023 adalah 76.449 kasus dengan 559 kasus meninggal pada tahun 2022, angka kejadian DBD mencapai 143.184.
dengan 1236 kasus meningggal,kasus DBD pada tahun 2020 103.509 kasus dengan 354 diantaranya meninggal.
Dinas Kesehatan kota batam, jumlah kasus DBD sampai dengan tanggal 25 Mei 2024 sebesar 133 kasus dengan kematian 6 orang. Tahun 2023, 329 dengan kematian 3 orang. Kecamatan Batam Kota adalah salah satu kecamatan dengan kasus DBD yang cukup lumayan banyak . Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Batam tahun 2024 sampai tanggal 25 Mei 2024, jumlah kasus DBD dilaporkan terjadi di Puskesmas Botania dan Puskesmas Baloi permai Kecamatan Batam Kota sebanyak 19 kasus.
Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, tercantum bahwa promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat agar mereka dapat menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan kondisi sosial budaya setempat dan didukung kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Pemerintah Kota Batam dalam hal ini Wali Kota Batam sendiri telah mnerbitkan Surat Edaran Wali Kota nomor 1 tahun 2024 terkait Pencegahan Penyakit Demam berdarah melaluin Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk.
Diharapkan pendekatan strategi promosi kesehatan berjalan secara efektif dan efisien, sehingga pencegahan terhadap penyakit menular khususnya DBD bukanlah hal yang sulit untuk dilaksanakan. Strategi Promosi Kesehatan menurut WHO (1984) atau yang biasa disebut Global Strategy, terdiri atas 3 kegiatan yaitu advokasi (advocacy), dukungan sosial (socialsupport) dan pemberdayaan masyarakat
(empowerment).
Upaya pencegahan pada penyakit DBD dapat dilakukan melalui kewaspadaan dini guna mencegah terjadinya KLB dan pemberantasan vektor (melalui penyuluhan). Sehingga Puskesmas sebagai ujung tombak dari upaya promosi kesehatan diharapkan mampu menerapkan strategi promosi kesehatan untuk membantu memfasilitasi masyarakat, sehingga ia memiliki pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk mencegah dan atau mengatasi masalah penyakit DBD yang dihadapinya.
Melihat fakta dilapangan bahwa kasus DBD sepertinya selalu terjadi dengan angka atau jumlah penderita yang hampir sama setiap tahunnya, hal ini menimbulkan tanda tanya besar bagi kami khususnya selaku pemberi layanan promosi Kesehatan dalam rangka pencegahan penyebaran penyakit Demam Berdarah melalui Pemberantasan sarang Nyamuk. Berbagai usaha untuk sosialisasi program tersebut telah dilakukan dan banyak media Promosi Kesehatan telah digunakan . Seperti arahan dari Kementrian Kesehatan, dimana kami telah melakukan advokasi baik itu kepada pemangku kepentingan , tokoh Masyarakat maupun pihak-pihak terkait. Dukungan sosial dari semua pihak maupun melalui pemberdayaan Masyarakat melalui kader Kesehatan telah semua dilakukan. Akan tetapi masih saja kasus DBD terjadi dan beberapa pihak termasuk elemen Masyarakat selalu minta dilakukan fogging jika ada kasus DBD muncul di Kawasan atau wilayah perumhan mereka.
Berangkat dari sini kami menemukan adanya masalah komunikasi yang timbul terbukti dengan tidak tersampaikannya pesan Pemberantasan Sarang Nyamuk atau Gerakan PSN yang selalu kami sampakan melalui berbagai forum dan media yang ada termasuk media sosial diantaranya, dimana masih saja banyak Masyarakat yang sudah kami lakukan sosialisi tentang PSN selalu meminta fogging untuk memberantas nyamuk diwilayah nya.
PEMBAHASAN
Adanya masalah komunikasi yang timbul terkait sosialisai program Pemberantasan Sarang Nyamuk atau PSN dapat kami lakukan analisa penyebab masalah untuk mencari alternatif penyelasaian masalah melalui diagram fish bone sebagai berikut
DANA BAHAN
METODE LINGKUNGAN
MANUSIA
TIDAK MAKSIMALNYA SOSIALISASI PSN ( PSN
Kurangnya pemahaman Masyarakat akan PSN
Kurangnya kesadaran Nakes dalam memberikan pelayanan sesuai standar
Kurangnya pengetahuan dan peran aktif kader
Alokasi dana yang kurang
Kurangnya sarana penyuluhan
Kurangnya dukungan Sosial media
K ondisi sosial budaya ( masyarakat perkotaan sibuk kerja
)
Metode sosialisasi yang kurang menarik
Belum terpadunya lintas program
Dari diagram fish bone diatas dapat diambil alternatif pemecahan masalah sebagai berikut :
1. Kurang nya pemahaman masyarakat terkait program PSN, yaitu dengan melakukan sosialisasi yang terprogram dan masif dengan melibatkan lintas sektor dan tokoh Masyarakat
2. Kurangnya kesadaran nakes akan SOP penyuluhan, dengan melakukan review SOP dan soisalisasi serta monitoring 3. Kurangnya pengetahuan dan aktif kader untuk menjangkau wilayah yang tidak ada posyandunya, yaitu dengan
melibatkan pihak RW dan RT
4. Kurangnya sarana atau media penyuluhan, dengan memodifikasi dan membuat media yang ringkas dan efektif 5. Alokasi dana yang terkait untuk program promosi Kesehatan khususnya untuk penangan DBD, dengan mengajukan
anggaran khusus untuk kegiatan PSN ini
6. Dari media sosial yang selalu memunculkan berita-berita negative, dengan membuat counter yang positif.
7. Kondisi Masyarakat yang didominasi kelas pekerja, dengan melibatkan anggota keluarga yang lain termasuk anak usia sekolah dengan pembentukan jumantik cilik.
8. Metode sosialisasi yang kurang menarik, dengan memanfaatkan tehnologi informasi dan media sosial yang sudah familiar dan banyak dii gunakan masyarakat
9. Belum terpadunya lintas program dalam mensosialisasikan program PSN, dengan mengatur ulang rencana kerja dan program kerja UKM untuk memaksimalkan sumberdaya yang ada di puskesmas.
Untuk mewujudkan rencana tindak lanjut dari permasalahan tidak maksimalnya sosialisasi program PSN diatas, maka perlu disusunnya RKA atau Rencana Kerja Anggaran setelah terlebih dahulu disusun Rencana Usulan Kegiatan dan Rencana
Pelaksanaan Kegiatan program ssosialisasi PSN di puskesmas Botania, Adapun RKA program soialisasi pemberantasan sarang nyamuk adalah :
RINCIAN BELANJA SUB KEGIATAN
Urusan :
Unit Organisasi : Sub Unit
Organisasi
:
Program :
Kegiatan :
Sub Kegiatan : Sumber
Pendanaan
: Lokasi Kegiatan : Waktu
Pelaksanaan
: Kelompok
Sasaran
:
Jumlah 2024 :
Jumlah 2025 : 330.820.000,00
Jumlah 2026 : -
INDIKATOR DAN TOLAK UKUR BELANJA LANGSUNG
INDIKATOR TOLAK UKUR KINERJA TARGET KINERJA
Capaian Program Persentase terpenuhinya penunjang urusan Pemerintah Daerah
100%
Masukan Dana yang dibutuhkan 330.820.000,00
Keluaran Jumlah Paket Bahan Logistik kantor yang disediakan
Hasil Persentase Administrasi Umum Perangkat Daerah
KODE REKENING URAIAN RINCIAN PERHITUNGAN
JUMLAH Koefisien Satuan Harga PPN
5. BELANJA
330.820.000,00
5.1. BELANJA OPERASI
330.820.000,00
5.1.02 Belanja Barang dan Jasa
330.820.000,00
5.1.02.01 Belanja Barang
330.820.000,00
5.1.02.01.01 Belanja Barang Pakai Habis
330.820.000,00
5.1.02.01.01.0027 Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Pembuatan
200.000,00 Materai 10000
Spesifikasi : 20 Lembar 10.000
200.000,00
5.1.02.01.01.0030 Belanja Alat/Bahan untuk Kegiatan Kantor-Perabot Kantor
9.820.000,00 kertas F4
Spesifikasi : 80 Rim 60.000
4.800.000,00
tinta printer
Spesifikasi : 96 Pcs 45.000
4.320.000,00 Pena
Spesifikasi : 20 kotak 35.000
700.000,00
5.1.02.01.01.0058 Belanja Makan dan Minuman
320.800.000,00
Belanja Makan dan Minum 19.800.000,00
Silaturahmi Tokoh Masyarakat
19.800.000,00 Biaya Makan Rapat Biasa
Spesifikasi : 300 Orang/Kal
i 41.000
12.300.000,00
Biaya Snack Rapat Biasa
Spesifikasi : 300 Orang/Kal
i 25.000
7.500.000,00
belanja modal
301.000.000,00
301.000.000,00
belanja PC Desktop 2 pcs 15.000.000
30.000.000,00
belanja printer 2 pcs 4.500.000
9.000.000,00
langganan internet 250 mbps 3.500.000
42.000.000,00
belanja cetak promosi 100 media 1.500.000 150.000.000,00
belanja promosi media online 20 tayang 3.500.000
70.000.000,00
JUMLAH
330.820.000,00