• Tidak ada hasil yang ditemukan

Materi 7 Gaya Hidup Berkelanjutan

N/A
N/A
Ai Wasilah

Academic year: 2024

Membagikan "Materi 7 Gaya Hidup Berkelanjutan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PERTEMUAN 7

Dampak Sampah yang Tidak Dikelola dengan Baik

Sampah yang kita hasilkan merupakan tanggung jawab kita masing-masing.

Bukan hanya segelintir pihak, tapi semua pihak yang mana sejatinya kita sebagai manusia adalah penghasil sampah. Sudah saatnya kita mulai peduli akan masalah sampah yang berperan besar dalam kerusakan lingkungan dan mengurangi atau menghindari dampak-dampak sampah dengan mulai mengelola sampah yang kita hasilkan secara tepat.

Kita tidak bisa terus-menerus membuang semua sampah yang kita hasilkan ke TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) yang memilik batas lahan dalam menampung.

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pada tahun 2020 ada sekitar 180ribu ton sampah yang dihasilkan setiap harinya dan sebagian besar sampah belum dikelola dengan baik. Bahkan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan bahwa sampah plastik bertambah di tengah pembatasan sosial. Masalah sampah tersebut juga diperparah dengan fakta bahwa banyak TPA di Indonesia yang sudah hampir penuh dan tidak lagi mampu menampung sampah yang masuk.

Pada akhirnya dampak negatif akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik akan kita rasakan dan menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup kita dan generasi penerus kita. Berikut ini dampak-dampak akibat sampah yang tidak kelola dengan baik.

1. Pencemaran Lingkungan yang Berdampak Buruk bagi Kita dan Makhluk Hidup Lainnya

Pembuangan sampah dan limbah yang sembarangan hingga pengelolaan sampah yang tidak tepat menjadi penyebab terjadinya pencemaran lingkungan mulai dari air, udara, dan tanah. Selain merusak lingkungan kita, pencemaran akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan kita dengan timbulnya berbagai penyakit.

Pencemaran lingkungan tak hanya berdampak bagi manusia, tetapi juga makhluk hidup lainnya seperti hewan dan tumbuhan. Pencemaran sampah di laut membuat banyak hewan laut menderita bahkan berujung kematian dengan rusaknya habitat. Banyak peristiwa hewan laut dari paus hingga penyu yang mati akibat terkontaminasi sampah seperti sampah plastik yang termakan oleh mereka. Sampah kita membunuh mereka.

(2)

2. Menjadi Penyebab Berbagai Bencana dari Banjir hingga Longsor

Sampah menjadi penyebab banjir dengan adanya penumpukan sampah di dasar sungai yang mengakibatkan permukaan sungai meninggi sehingga luapannya akan memasuki pemukiman penduduk saat diguyur hujan. Selain itu, tumpukan sampah yang menutupi aliran air juga menjadikan sampah sebagai penyebab banjir. Berbagai dampak banjir pun kita rasakan baik dari kerugian material hingga munculnya berbagai penyakit.

Selain banjir, longsor sampah dapat terjadi akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik. Longsor sampah bisa terjadi akibat timbunan sampah yang menggunung seperti tumpukan sampah yang tedapat pada lokasi Tempat Pemrosesan Sampah (TPA). Peristiwa longsor pernah terjadi di TPA Leuwigajah pada 2005, akumulasi gas metan dari tumpukan sampah meledak dengan keras diikuti longsor sampah yang menewaskan banyak korban jiwa dan menghapus dua desa dari peta.

Itulah berbagai dampak yang saat ini bisa kita lihat dan bahkan rasakan akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik. Melihat berbagai dampak buruk yang dihasilkan akibat sampah, masihkah Kamu mau berperan dalam kerusakan lingkungan, kerusakan hidupmu dan makhluk hidup lainnya, bahkan kerusakan kehidupan generasi penerus kita?

Mulai dari hal kecil, mulai dari kita. Mulai atasi masalah sampah ini dari langkah-langkah kecil dengan mengurangi produksi sampah hingga memilah sampah yang kita hasilkan untuk bisa didaur ulang.

-

Fakta Terkait Sampah di Indonesia yang Perlu kita ketahui

Indonesia termasuk ke dalam 10 negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia. Banyaknya penduduk yang tinggal di sebuah negara tentunya akan menumpulkan sejumlah persoalan, diantaranya adalah produksi sampah dan pengolahannya.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyampaikan bahwa produksi sampah nasional mencapai 175.000 ton per hari. Rata-rata satu orang penduduk Indonesia menyumbang sampah sebanyak 0.7kg per hari. Jika dikalkulasi dalam skala tahunan, Indonesia menghasilkan sampah sebanyak 64juta ton! Jumlah yang sangat besar, dan bukan jumlah yang patut dibanggakan.

Berikut ini adalah fakta terkait sampah di Indonesia yang perlu kita ketahui:

(3)

1. Kota metropolitan dan kota besar adalah penghasil sampah terbesar

Kota metropolitan dan kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, adalah kontributor penyumbang sampah terbesar.

Menurut Direktur Rosa Vivien Ratnawati, Direktur Jenderal Pengelolaan Limbah, Sampah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) KLHK, rata-rata produksi sampah harian di kota metropolitan (jumlah penduduk lebih dari 1 juta jiwa) sebesar 1.300 ton dan kota besar (jumlah penduduk 500 ribu - 1 juta jiwa) adalah sebesar 480 ton.

2. 2.69% sampah di Indonesia hanya ditimbun di TPA

Menurut hasil studi di tahun 2008 yang dilakukan oleh KLHK, pola pengelolaan sampah di Indonesia sebagian besar diangkut dan ditimbun di TPA atau Tempat Pembuangan Akhir (69%). Sisanya sampah tersebut dikubur (10%), dikompos dan didaur ulang (7%), dibakar (5%), dibuang ke sungai (3%), dan sisanya tidak terkelola (7%).

Dengan 69% sampah yang dihasilkan hanya ditimbun di TPA dan produksi sampah harian mencapai ratusan ribu ton, tidak heran kalau dalam waktu dekat tumpukan sampah di Indonesia bisa menyaingi tinggi Candi Borobudur!

Permasalahan lain akan muncul ketika TPA sudah tidak lagi mampu menampung sampah-sampah tersebut. Sampah akan tersebar di lingkungan tempat tinggal dan bisa mencemari lingkungan. Lingkungan yang tercemar oleh pembuangan sampah akhirnya akan kotor, kumuh, jorok dan bau, dan kemudian akan menimbulkan penyakit.

3. Sampah rumah tangga mendominasi sampah nasional

KLHK menyebutkan bahwa sumber sampah yang paling dominan berasal dari rumah tangga (48%). 24% sampah berasal dari pasar tradisional dan 9% berasal dari kawasan komersial. Sisanya berasal dari fasilitas publik, sekolah, kantor, jalan dan sebagainya. Jenis sampah yang paling banyak dihasilkan adalah sampah organik (sisa makanan dan tumbuhan), kemudian plastik dan kertas.

4. Jumlah sampah plastik meningkat dalam 10 tahun terakhir

Komposisi sampah khusus plastik di Indonesia saat ini sekitar 15% dari total timbunan sampah, terutama di daerah perkotaan. Peningkatan sampah plastik meningkat dalam 10 tahun terakhir ini, yang merupakan hasil dari perubahan gaya hidup masyarakat. Seperti contohnya kemasan makanan dan minuman

(4)

ringan, kantong belanja, plastik pembungkus, dan gelas plastik dari warung kopi yang sedang hits di kota-kota besar.

Dari total timbunan sampah tersebut, yang didaur ulang diperkirakan baru 10- 15% saja. 60-70% ditimbun di TPA dan 15-30% belum terkelola dan terbuang ke lingkungan seperti ke sungai, danau, pantai dan laut.

5. Indonesia penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia

Fakta dalam poin empat dikuatkan oleh data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) dan Badan Pusat Statistik (BPS), yang menyatakan bahwa 3,2 juta ton sampah yang dibuang ke laut adalah sampah plastik. Kantong plastik yang terbuang ke lingkungan sebanyak 10 miliar lembar per tahun atau sebanyak 85.000 ton kantong plastik.

Dunia pernah digemparkan dengan kematian paus sperma yang ditemukan dalam keadaan mati dan membusuk di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, dan ditemukan sekitar 5,9 kg sampah plastik di dalam tubuh paus tersebut. Lokasi kematian paus sperma tersebut berada di kawasan konservasi Taman Nasional Perairan (TNP) Wakatobi yang seharusnya menjadi wilayah aman bagi biota laut. Temuan ini pun menjadi bukti kuat bahwa Indonesia sedang dalam masa darurat sampah plastik.

Selain mencemari organisme laut, pencemaran plastik di laut juga mengancam manusia. Melansir dari Kompas.id, studi terbaru menemukan kandungan mikroplastik pada garam dan ikan di Indonesia.

Plastik mikro pada garam dan ikan di Indonesia ditunjukkan lewat dua penelitian terpisah yang dilakukan peneliti Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar dan Pusat Oceanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Peneliti menemukan adanya 10-20 partikel mikroplastik per kilogram garam yang dapat membahayakan manusia jika dikonsumsi.

6. Sampah kemasan makanan dan minuman paling banyak ditemukan di pantai Riset yang dilakukan oleh Greenpeace Indonesia dengan sejumlah komunitas lokal pada tahun 2018 di tiga pantai di Indonesia menyimpulkan bahwa sampah yang paling banyak ditemukan di pantai adalah sampah kemasan makanan dan minuman. Ditemukan 10.594 sampah plastik bekas makanan produk dengan 797 merek berbeda. Mulai dari produk makanan dan minuman, produk perawatan tubuh, kebutuhan rumah tangga hingga punting rokok.

Dengan besarnya kuota produksi sampah yang dihasilkan per hari dan hanya 7% yang dapat didaur ulang, tidak heran kalau laut dan sungai kita penuh dengan sampah.

(5)

Referensi

Dokumen terkait

Kota adalah tempat pemukiman penduduk dengan beraneka ragam kegiatan pengembangan dan pembangunan. Hindari terjadinya dampak kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup. Kota

2. Menjelaskan bahan yang menyebabkan pencemaran lingkungan. Mengemukakan akibat/dampak dari pencemaran lingkungan. Menjelaskan upaya manusia dalam usaha pelestarian

Air limbah industri maupun rumah tangga (domestik) apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan. Limbah atau sampah yaitu

Pencemaran sungai akibat limbah batik sudah memberikan dampak yang buruk bagi masyarakat diantaranya menimbulkan penyakit, sungai yang berbau tidak sedap, dan

 Tujuan : (i) Untuk menghindari atau meminimalkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan lingkungan dengan menghindari atau meminimalkan pencemaran dari kegiatan proyek,

Dampak pencemaran perairan Danau Bandar Kayangan yang timbul akibat penurunan kualitas lingkungan perairan Danau Bandar Kayangan adalah hasil tangkapan ikan

Sehingga, sangat jelas bahwa pengelolaan sampah melalui bank sampah dapat memelihara lingkungan dan dapat mencengah terjadinya banjir ataupun wabah penyakit akibat pencemaran airyang

Sampah menjadi salah satu masalah yang sangat meresahkan karena memberikan banyak dampak buruk terhadap lingkungan.. Sampah yang dibiarkan menumpuk bisa menjadi sumber penyakit dan