259
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING BERDASARKAN HASIL RESOURCE LEVELING PADA PROYEK KONSTRUKSI JALAN TOL
Zachary Dewa Bayudhana1, Zetta Rasullia Kamandang2
1,2Fakultas Teknik, Universitas Pembangunan Nasional Jawa Timur, Indonesia
1[email protected], 2[email protected]
Abstrak: Material Requirement Planning Berdasarkan Hasil Resource Leveling Pada Proyek Konstruksi Jalan Tol. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang terus berusaha untuk meningkatkan aktivitas ekonomi nasional dengan pembangunan infrastruktur. Salah satu sektor infrastruktur yang sedang dalam proses pembangunan adalah Proyek Jalan Tol Solo – Yogyakarta – NYIA Kulon Progo. Proyek tersebut merupakan proyek konstruksi jalan tol sepanjang 96+57 Km, yang terbentang dari Solo hingga NYIA Kulon Progo. Pada tahap perencanaan proyek, ditemui beberapa kendala dalam hal pengalokasian sumber daya. Kendala tersebut berupa terjadinya fluktuasi yang diakibatkan oleh pengelolaan alokasi sumber daya manusia yang kurang merata dan pengadaan material proyek yang tidak dapat memenuhi permintaan, dimana hal tersebut dapat diminimalisir dengan menerapkan metode resource leveling dan Material Requirement Planning (MRP). Analisis perencanaan pengalokasian sumber daya tenaga kerja menghasilkan total durasi proyek selama 21 minggu, dengan puncak penggunaan tenga kerja pekerja sebanyak 179 pekerja/hari. Jumlah tersebut tidak sesuai dengan kondisi ideal, dimana jumlah maksimal pekerja yang tersedia hanya 85 pekerja/hari. Metode resource leveling digunakan sebagai solusi untuk masalah tersebut dengan hasil total durasi proyek bertambah menjadi 29 minggu dan penggunaan tenaga kerja dibawah 85 pekerja/hari.
Selanjutnya, untuk memenuhi kebutuhan permintaan material digunakan metode Material Requirement Planning (MRP) dengan teknik Economic Order Quantity (EOQ) dan Lot for Lot (LFL). Total biaya MRP dengan metode EOQ sebesar RP 61.019.254.085. Sedangkan, total biaya MRP dengan Teknik LFL sebesar Rp 59.269.052.290. Sehingga Material Requirement Planning dengan menggunakan metode LFL lebih ekonomis dibandingkan dengan metode EOQ.
Kata Kunci: Proyek Konstruksi, Jalan Tol, Resource leveling, Material Requirement Planning, Economic Order Quantity, Lot for Lot.
Abstract: Material Requirement Planning Based on Resource Leveling Results in Toll Road Construction Projects. Indonesia as a developing country continues to strive to increase national economic activity through infrastructure development. One of the infrastructure sectors currently under construction is the Solo – Yogyakarta – NYIA Kulon Progo Toll Road Project.
The project is a 96+57 Km toll road construction project, which stretches from Solo to NYIA Kulon Progo. At the project planning stage, several obstacles were encountered in terms of allocating resources. These constraints are in the form of fluctuations caused by the management of the allocation of human resources that are uneven and the procurement of project materials that cannot meet requests, which can be minimized by applying the resource leveling method and Material Requirement Planning (MRP). The planning analysis of the allocation of labor resources resulted in a total project duration of 21 weeks, with a peak use of 179 workers/day.
This number is not in accordance with ideal conditions, where the maximum number of workers available is only 85 workers/day. The resource leveling method was used as a solution to this problem with the result that the total duration of the project increased to 29 weeks and the use of labor was below 85 workers/day. Furthermore, to meet the needs of material requests, the Material Requirement Planning (MRP) method is used with the Economic Order Quantity (EOQ) and Lot for Lot (LFL) techniques. The total cost of MRP using the EOQ method is IDR 61,019,254,085. Meanwhile, the total cost of MRP using the LFL technique is IDR 59,269,052,290. So that Material Requirement Planning using the LFL method is more economical than the EOQ method.
Keywords: Construction Projects, Toll Roads, Resource leveling, Material Requirement Planning, Economic Order Quantity, Lot for Lot.
Vol. 11 No. 1, Juni 2023, Hal. 259-271
Available at https://stitek-binataruna.e-journal.id/radial/index ISSN: 2337-4101
Published by STITEK Bina Taruna Gorontalo E-ISSN: 2686-553X
Material requirement planning berdasarkan hasil resource leveling pada proyek konstruksi jalan tol (Bayudhana)
https://stitek-binataruna.e-journal.id/radial/index
History &License of Article Publication:
Received: 30/06/2023 Revision: 02/07/2023 Published: 20/07/2023 DOI: https://doi.org/10.37971/radial.v11i1.392
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
PENDAHULUAN
Indonesia sebagai salah satu dari negara berkembang, terus menunjukan eksistensinya dalam hal pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur terus digencarkan oleh pemerintah untuk meningkatkan aktivitas ekonomi nasional serta keterhubungan dalam skala domestik. Selain itu, peningkatan pembangunan infrastruktur juga dapat mendongkrak daya saing ekonomi Indonesia di level Internasional. The Global Competitiveness Index 4.0 2019 menetapkan Indonesia berada pada peringkat 50 dari 141. Hal tersebut merupakan suatu penurunan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dimana Indonesia menetapi peringkat ke-45 (Budianto, 2021).
Proyek konstruksi jalan tol merupakan salah satu dari bentuk peningkatan pembangunan infrastruktur. Proyek konstruksi adalah sebuah kegiatan untuk mencapai suatu tujuan (bangunan atau konstruksi) dengan menerapkan batasan waktu, biaya, dan mutu tertentu. Pada pelaksanaan proyek konstruksi, semakin besar suatu proyek menyebabkan semakin banyak masalah yang ikut menyertai proyek tersebut. Dalam tahap planning atau perencaanan, umumnya banyak ditemui kendala atau permasalahan dalam hal sumber daya.
Salah satu yang umum terjadi adalah sering terjadinya fluktuasi. Fluktuasi tersebut dapat diakibatkan oleh pengelolaan alokasi sumber daya yang kurang merata. Umumnya fluktuasi terjadi pada pengalokasian sumber daya manusia. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dilakukan dengan menerapkan metode Resource Leveling pada sumber daya manusia. Penerapan metode tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan software pengelolaan proyek yaitu Microsoft Project.
Selain pada sumber daya manusia, fluktuasi dapat terjadi pada sumber daya material.
Pada sumber daya material, fluktuasi material dapat menyebabkan cost atau pengeluaran dari suatu proyek mengalami kenaikan. Salah satu cara untuk menghindari hal tersebut adalah dengan menerapkan suatu sistem perencanaan pengadaan material atau Material Requirement Planning (MRP). Pada proses lotting (pemesanan), digunakan teknik Lot- sizing seperti Economic Order Quantity (EOQ) dan Lot for Lot (LFL).
KAJIAN PUSTAKA Resource Leveling
Resource leveling atau pemerataan sumber daya didefinisikan sebagai metode meratakan frekuensi pada alokasi resources dengan tujuan memastikan bahwa jenis atau jumlah resource yang akan digunakan dapat diketahui dan tersedia bila dibutuhkan. Pada
Material requirement planning berdasarkan hasil resource leveling pada proyek konstruksi jalan tol (Bayudhana)
https://stitek-binataruna.e-journal.id/radial/index
prosesnya prinsip yang digunakan adalah dengan mengurangi resource pada posisi puncak dan memindahkannya pada unit waktu dimana jumlah penggunaan resource yang cenderung lebih sedikit (Yohanes et al., 2010).
Penerapan resource leveling dikategorikan menjadi dua, yaitu Limited Resources Allocation dan Unlimited Resources Allocation. Limited Resources Allocation merupakan metode leveling dengan mengatur kebutuhan sumber daya pada setiap kegiatan pekerjaan proyek tidak melebihi jumlah resource yang tersedia pada proyek. Sehingga batasan yang diterapkan pada metode ini adalah jumlah sumber daya yang tersedia adalah tetap. Pada penerapannya metode ini menghasilkan Increase Project Duration (IPD). Sedangkan Unlimited Resources Allocation merupakan metode perataan atau leveling dengan memperhatikan batasan waktu (time limit) sebagai acuan proses leveling. Proses perataan dilakukan dengan menggeser atau memindahkan kegiatan – kegiatan tidak kritis.
Pelaksanaan leveling diatur dengan kegiatan yang memiliki tenggang waktu keterlambatan atau float.
Material Requirement Planning
Material Requirement Planning atau MRP merupakan suatu sistem yang digunakan untuk menentukan jumlah kebutuhan material serta waktu ketersediaan dalam proses produksi suatu barang. Sistem MRP digunakan dalam tahap perencanaan dan pengendalian suatu komponen, serta menentukan jadwal pemesanan secara akurat dengan jumlah kuantitas pemesanan yang optimal dalam memproduksi suatu barang jadi (Putut et al., 2016). Pada proyek konstruksi sistem MRP berfungsi untuk memenuhi kebutuhan material yang digunakan pada suatu proyek. Proses tersebut bertujuan untuk memperoleh material dengan spesifikasi yang sesuai, jumlah yang efisien, harga yang optimal, dan waktu yang tepat.
Langkah – langkah dasar dalam Metode MRP pada umumnya terdiri dari Netting (kebutuhan bersih) dan Lotting (Kuantitas Pemesanan). Netting merupakan proses perhitungan untuk menetapkan besarnya jumlah kebutuhan bersih yang nilainya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaan persediaan. Lotting merupakan proses guna mendapatkan besarnya order yang optimal untuk masing – masing elemen produk berdasarkan hasil perhitungan netting (kebutuhan bersih). Dalam proses lotting digunakan teknik Lot-sizing.
Teknik Lot Sizing
Pada tahap Lot – sizing terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah pesanan, diantaranya adalah :
1. EOQ (Economic Order Quantity)
Kuantitas pesanan dengan menggunakan metode ini adalah konstan (Mokhtari, 2018).
Berikut merupakan rumus yang digunakan untuk teknik EOQ : 𝐸𝑂𝑄 = √2𝐷𝑘
ℎ
Material requirement planning berdasarkan hasil resource leveling pada proyek konstruksi jalan tol (Bayudhana)
https://stitek-binataruna.e-journal.id/radial/index
Dapat dilakukan substitusi untuk mengoptimalkan holding cost.
2. LFL (Lot For Lot)
Teknik LFL merupakan pendekatan dengan menggunakan konsep atas dasar pemesanan diskrit dengan upaya meminimalkan ongkos simpan, dengan harapan ongkos simpan menjadi 0 (nol) (Widhiawati I et al., 2022). Kuantitas pemesanan sama dengan jumlah kebutuhan bersih untuk tiap periode.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini berfokus pada manajemen sumber daya pada proyek konstruksi.
Sumber daya yang ditinjau adalah tenaga kerja dan material. Penelitian ini dilakukan pada proyek Pembangunan Jalan Tol. objek yang digunakan adalah pekerjaan struktur jembatan, meliputi pekerjaan pondasi hingga deckslab. Pada manajemen sumber daya manpower digunakan metode resource leveling untuk mengoptimalkan distribusi tenaga kerja pada proyek tersebut. Tenaga kerja yang ditinjau adalah pekerja dan tukang.
Penerapan metode tersebut menggunakan bantuan software Microsoft Project 2019.
Untuk sumber daya material digunakan metode Material Requirement Planning (MRP).
Material yang ditinjau adalah semua jenis besi dan beton. perhitungan jumlah pesanan dilakukan dengan menggunakan 2 teknik lot-sizing yaitu EOQ (Economic Order Quantity) dan LFL (Lot Fot Lot). Masing – masing metode menghasilkan output yang berbeda. Dari output tersebut dipilih metode yang menghasilkan lot-sizing yang optimal dengan biaya yang ekonomis.
HASIL DAN PEMBAHASAN Resource Leveling
Analisis Kebutuhan Sumber Daya
Tabel 1. Jadwal Penggunaan Tenaga Kerja Setiap Minggu
Minggu ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Jumlah
Pekerja 48 141 352 542 740 954 1042 1112 1108 1107 1067 860 765 648 632 446 460 351 348 255 281 Jumlah
Tukang 84 113 120 136 127 126 87 133 56 119 52 72 68 59 54 43 42 44 29 25 14 Jumlah
Sumber Daya
132 255 472 678 867 1079 1129 1244 1164 1226 1118 932 833 707 687 489 502 395 376 280 295
Kebutuhan sumber daya yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil analisis berdasarkan koefisien pekerja, volume pekerja dan durasi pekerjaan. Nilai koefisien pekerja diperoleh melalui AHSP PUPR 2022 dan observasi langsung di proyek.
Volume pekerjaan didapatkan melalui Bill of Quantity yang diperoleh dari Proyek Konstruksi Jalan Tol. Berdasarkan data nilai koefisien dan volume pekerjaan dilakukan perhitungan durasi dan kebutuhan tenaga kerja pada setiap poin pekerjaan. Hasil dari perhitungan tersebut akan di rekapitulasi dalam satuan minggu.
Material requirement planning berdasarkan hasil resource leveling pada proyek konstruksi jalan tol (Bayudhana)
https://stitek-binataruna.e-journal.id/radial/index
Gambar 1. Grafik Sumber Daya Pekerja Sebelum Leveling
Pada Gambar 1 menyajikan grafik sumber daya pekerja sebelum proses leveling, dari grafik tersebut menunjukan puncak penggunaan sumber daya pekerja terjadi pada minggu ke – 1 di bulan Mei. Pada minggu tersebut digunakan rata – rata tenaga kerja pekerja sebanyak 179 pekerja/hari. Hal tersebut kurang ideal, dimana pada kondisi riil di lapangan batas penggunaan tenaga pekerja maksimal adalah 80 pekerja/hari. Nilai tersebut berdasarkan jumlah tenaga yang dapat di-supply oleh sub-con.
Gambar 2. Grafik Sumber Daya Tukang Sebelum Leveling
Pada gambar 2 menampilkan grafik sumber daya tukang sebelum dilakukan proses leveling. Pada grafik tersebut menunjukan peak penggunaan sumber daya tukang terjadi pada minggu ke – 2 di bulan April sebesar 38 tukang/hari. Hal tersebut kurang ideal, dimana pada kondisi riil di lapangan batas penggunaan tenaga pekerja maksimal 25 tukang/hari. Jumlah tersebut berdasarkan jumlah tenaga yang dapat dipenuhi oleh sub- con.
Proses Resource Leveling
Dalam proses resource leveling untuk mengalokasikan sumber daya tenaga kerja pada proyek tersebut digunakan piranti lunak Microsoft Project 2019. Data – data yang sudah tersaji di dalam tabel manpower schedule kemudian diolah dengan software tersebut. Langkah – langkah pengolahan data tersebut terbagi menjadi 4 langkah, antara lain:
1. Merekapitulasi data yang dibutuhkan
2. Membuat proyek baru dalam piranti lunak Microsoft Project 2019
3. Memasukan data manpower schedule dalam software Microsoft Project 2019 4. Melakukan proses Resource Leveling dengan Ms Project 2019
Material requirement planning berdasarkan hasil resource leveling pada proyek konstruksi jalan tol (Bayudhana)
https://stitek-binataruna.e-journal.id/radial/index
Pada proses Resource Leveling terbagi menjadi dua metode leveling, yaitu otomatis dan manual. Dalam penelitian ini digunakan metode resource leveling otomatis dengan limit resources yang digunakan adalah 85 untuk sumber daya pekerja dan 25 untuk sumber daya tukang . Berikut merupakan untuk melakukan proses resource leveling pada piranti lunak Ms Project:
Gambar 3. Tampilan Section Resource dan Menu Level All
Untuk mengaplikasikan resource leveling secara otomatis, dapat dilakukan dengan menuju ke section Resource kemudian pilih menu Level All. Setelah itu Microsoft project akan menjalankan proses leveling secara otomatis.
Hasil Resource Leveling
Gambar 4. Grafik Sumber Daya Pekerja Setelah Leveling
Pada gambar 4 memperlihatkan grafik penggunaan sumber daya pekerja yang sudah dilakukan proses resource leveling. Fluktuasi pada grafik tersebut dapat dikatakan minim jika dibandingkan dengan grafik pekerja sebelum dilakukan leveling. Proses tersebut menghasilkan distribusi jumlah tenaga kerja pekerja kurang dari 85 pekerja/hari, dimana nilai tersebut merupakan batas jumlah tenaga pekerja yang dapat di-supply oleh sub-con.
Gambar 5. Grafik Sumber Daya Tukang Setelah Leveling
Material requirement planning berdasarkan hasil resource leveling pada proyek konstruksi jalan tol (Bayudhana)
https://stitek-binataruna.e-journal.id/radial/index
Gambar 5 menampilkan grafik penggunaan sumber daya tukang yang telah dilakukan proses resource leveling. Hasil dari proses tersebut menghasilkan distribusi jumlah tenaga kerja tukang kurang dari 25 pekerja/hari, dimana nilai tersebut merupakan batas jumlah tenaga pekerja yang dapat dipenuhi oleh sub-con. Selain itu, dengan menerapkan pemerataan sumber daya, mengakibatkan durasi proyek meningkat menjadi 29 minggu. Sehingga terjadi penambahan durasi proyek sebanyak 8 minggu.
Tabel 2. Perbandingan Nilai Sumber Daya Kuadrat
SD SD2 SD SD2
1 132 17424 132 17424
2 255 64821 247 61108
3 472 223227 480 230275
4 678 460267 640 409331
5 867 752313 627 393380
6 1079 1165234 607 368643
7 1129 1274325 566 320741
8 1244 1548606 529 280148
9 1164 1355757 583 339563
10 1226 1502123 562 316001
11 1118 1250505 571 325778
12 932 868808 574 329591
13 833 693656 580 336604
14 707 499510 571 325977
15 687 471310 552 304174
16 489 238945 527 277402
17 502 252406 515 264978
18 395 155788 516 265965
19 376 141602 613 376036
20 280 78344 563 317017
21 295 86907 548 300486
22 - - 560 313320
23 - - 538 289541
24 - - 561 315077
25 - - 578 333726
26 - - 566 320663
27 - - 534 284921
28 - - 424 179722
29 - - 88 7738
TOTAL 13.101.878 8.205.330 SESUDAH LEVELING MINGGU
KE-
SEBELUM LEVELING
Pada tabel 2 dapat disimpulkan bahwa distribusi sumber daya setelah dilakukan proses leveling lebih efisien. Hal tersebut didasari berdasarkan metode burgess, yaitu metode dengan mencari jumlah nilai kuadrat dari sumber daya yang dilakukan analisis.
Berdasarkan tabel diatas, jumlah nilai kuadrat dari penggunaan sumber daya sebelum dilakukan leveling sebesar 13.101.878. Sedangkan, pada penggunaan sumber daya yang telah dilakukan leveling sebesar 8.205.330. Dengan data tersebut maka dapat disimpulkan nilai efisiensi yang di akibat dari penggunaan metode resources leveling sebesar 37%.
Pada sisi lain penerapan metode resource leveling berdampak terhadap total durasi dari proyek. Sebelum dilakukan resource leveling total durasi proyek adalah 21 minggu, yang dimulai dari minggu ke – 1 pada bulan Maret hingga minggu ke – 21 pada bulan Juli. Setelah dilakukan resource leveling total durasi proyek berubah menjadi 29 minggu.
Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa durasi proyek bertambah sebesar 8 minggu atau naik 38% dari total durasi sebelum dilakukan leveling.
Material requirement planning berdasarkan hasil resource leveling pada proyek konstruksi jalan tol (Bayudhana)
https://stitek-binataruna.e-journal.id/radial/index
Material Requirement Planning Analisis Kebutuhan Material
Proses analisis kebutuhan material dilakukan dengan menghitung quantity atau jumlah material yang dibutuhkan pada setiap pekerjaan. Pada penelitian ini, proses analisis kebutuhan material berkaitan dengan hasil resource leveling tenaga kerja.
Sehingga dalam merencanakan penyediaan dan distribusi material, dilakukan berdasarkan hasil resource leveling tenaga kerja. kuantitas setiap material dalam suatu pekerjaan didapatkan melalui Bill of Quantity (BoQ) dan hasil analisis melalui shop drawing yang diperoleh dari Proyek Konstruksi Jalan Tol.
Rekapitulasi analisis kebutuhan material dilakukan dengan menggunakan piranti lunak Microsoft Project 2019 dan Microsoft Excel 2019. Hasil dari pengelolaan data tersebut tersaji dalam tabel 3 dan 4 berikut :
Tabel 3. Analisis Kebutuhan Material Sebelum Resource Leveling
1 2 3 4 5-18 19 20 21
1 Besi D32 14.422 Btg 187 2117 1741
2 Besi D25 25.693 Btg 1642 3631 2896 2808
3 Besi D22 7.227 Btg 822 1339
4 Besi D19 3.866 Btg 29 43
5 Besi D16 19.445 Btg 445 1037 1106 890 1139 2142 1851
6 Besi D13 25.904 Btg 786 1834 2799 2039 1220 2296 1985
7 Besi D10 2.428 Btg 159 354 362 226
8 Beton FC'10 455 M3 129 115
9 Beton FC'25 9.781 M3 70
10 Beton FC'30 13.640 M3 726 1683 1736 1240 384 357 539
Minggu Ke- Jenis
Material Jumlah Satuan No
Tabel 4. Analisis Kebutuhan Material Sesudah Resource Leveling
1 2 3 4 5-25 26 27 28
1 Besi D32 14.422 Btg 187 2117 1741
2 Besi D25 25.693 Btg 1642 3631 2896 2808
3 Besi D22 7.227 Btg 822 1339
4 Besi D19 3.866 Btg 29 43
5 Besi D16 19.445 Btg 445 1037 1106 890 2268 1185
6 Besi D13 25.904 Btg 786 1834 2799 2039 2430 1267
7 Besi D10 2.428 Btg 159 354 362 226
8 Beton FC'10 455 M3 129 115
9 Beton FC'25 9.781 M3 65 578 410 50
10 Beton FC'30 13.640 M3 726 1683 1736 1240 423 762 318
Minggu Ke- No Jenis
Material Jumlah Satuan
Pada Tabel 3 menampilkan hasil analisis kebutuhan material sebelum dilakukan resource leveling pada tenaga kerja. Dari tabel tersebut dapat dilihat jika perencanaan kebutuhan material dilakukan selama 21 minggu. Kemudian, pada tabel 4. menampilkan
Material requirement planning berdasarkan hasil resource leveling pada proyek konstruksi jalan tol (Bayudhana)
https://stitek-binataruna.e-journal.id/radial/index
hasil analisis kebutuhan material yang sudah dilakukan leveling pada tenaga kerja. pada tabel 4 tersaji perencanaan kebutuhan material dilakukan selama 28 minggu.
Menentukan Teknik Lot-Sizing MRP Biaya Pembelian (Purchasing Cost)
Biaya pembelian merupakan biaya yang digunakan untuk membeli suatu material.
Besarnya nilai biaya pembelian bergantung kepada jumlah dan harga suatu material yang akan dibeli. Berikut merupakan daftar harga material besi dan beton yang digunakan:
Tabel 5. Daftar Harga Material
Biaya Pemesanan (Ordering Cost)
Biaya pemesanan merupakan biaya yang dikeluarkan seriap melakukan pemesanan material. Biaya pemesanan terdiri dari biaya administrasi dan biaya telefon.
Dalam penelitian ini total biaya pemesanan atau ordering cost diasumsikan sebesar Rp 25.000, untuk 1 (satu) kali siklus pemesanan material.
Biaya penyimpanan (Holding Cost)
Biaya penyimpanan merupakan seluruh biaya yang terjadi oleh penyimpanan suatu barang atau material dalam waktu tertentu. Besarnya biaya penyimpanan dihitung berdasarkan biaya modal (berdasarkan suku bunga Bank Indonesia), yaitu 6 % pertahun.
Nilai penyusutan atau kerusakan pada barang atau material pada saat masa penyimpanan dapat diasumsikan sebesar 1%. Sehingga total biaya penyimpanan adalah 7% dari harga suatu barang atau material. Berikut merupakan perhitungan holding cost untuk material besi :
Tabel 6. Daftar Biaya Penyimpanan
Tahun minggu 1 Besi D32 Rp 862.950 Rp 60.406 Rp 1.158 2 Besi D25 Rp 526.700 Rp 36.869 Rp 707 3 Besi D22 Rp 408.300 Rp 28.581 Rp 548 4 Besi D19 Rp 305.100 Rp 21.357 Rp 410 5 Besi D16 Rp 214.300 Rp 15.001 Rp 288 6 Besi D13 Rp 141.000 Rp 9.870 Rp 189 7 Besi D10 Rp 83.700 Rp 5.859 Rp 112 Biaya Simpan 7%/tahun No Jenis Material Harga
No Jenis Material Satuan Harga 1 Besi D32 Btg Rp 862.950 2 Besi D25 Btg Rp 526.700 3 Besi D22 Btg Rp 408.300 4 Besi D19 Btg Rp 305.100 5 Besi D16 Btg Rp 214.300 6 Besi D13 Btg Rp 141.000 7 Besi D10 Btg Rp 83.700 8 Beton FC'10 M3 Rp 825.240 9 Beton FC'25 M3 Rp 863.580 10 Beton FC'30 M3 Rp 903.540
Material requirement planning berdasarkan hasil resource leveling pada proyek konstruksi jalan tol (Bayudhana)
https://stitek-binataruna.e-journal.id/radial/index
Economic Order Quantity (EOQ)
Tabel 7. Material Requirement Planning dengan Metode EOQ
1 2 3 4 5-25 26 27 28
1 Besi D32 14422 Btg Permintaan 187 2117 1741 Rp 12.969.328.155
Lot 2367 2367 789
Persediaan 2180 2430 1478 569 569 569
2 Besi D25 25693 Btg Permintaan 1642 3631 2896 2808 Rp 14.236.138.365
Lot 5392 4044 2696 2696
Persediaan 3750 4163 3963 3851 1267 1267 1267
3 Besi D22 7227 Btg Permintaan 822 1339 Rp 2.990.428.277
Lot 2436 812
Persediaan 1614 1087 81 81 81
4 Besi D19 3866 Btg Permintaan 29 43 Rp 1.263.333.153
Lot 687
Persediaan 658 615 256 256 256
5 Besi D16 19445 Btg Permintaan 445 1037 1106 890 2268 1185 Rp 4.345.482.767
Lot 1838 1838 1838 1838
Persediaan 1393 2194 1088 2036 1958 773 773
6 Besi D13 25904 Btg Permintaan 786 1834 2799 2039 2430 1267 Rp 3.704.597.011
Lot 5232 2616 2616
Persediaan 4446 5228 2429 3006 1523 256 256
7 Besi D10 2269 Btg Permintaan 354 362 226 273 Rp 362.000.578
Lot 2078
Persediaan 1724 1362 1136 863 1887 1887 1887
8 Beton FC'10 455 M3 Permintaan 129 115 Rp 375.659.200
Lot 129 115
Persediaan 0 0
9 Beton FC'25 9781 M3 Permintaan 65 578 410 50 Rp 8.447.300.980
Lot 65 578 410 50
Persediaan 0 0 0 0
10 Beton FC'30 13640 M3 726 1683 1736 1240 423 762 318 Rp 12.324.985.600
Lot 726 1683 1736 1240 423 762 318
Persediaan 0 0 0 0 0 0 0
61.019.254.085 Rp
Total No Jenis
Material Jumlah Satuan Minggu Ke- Biaya/Bahan Baku
Tabel 8. Rekapitulasi Biaya MRP dengan Metode EOQ
1 Besi D32 Rp 12.936.478.263 Rp 475.000 Rp 32.374.892 2 Besi D25 Rp 14.199.832.000 Rp 500.000 Rp 35.806.365 3 Besi D22 Rp 2.983.856.400 Rp 150.000 Rp 6.421.877 4 Besi D19 Rp 1.257.622.200 Rp 150.000 Rp 5.560.953 5 Besi D16 Rp 4.332.717.400 Rp 275.000 Rp 12.490.367 6 Besi D13 Rp 3.688.560.000 Rp 250.000 Rp 15.787.011 7 Besi D10 Rp 347.857.200 Rp 50.000 Rp 14.093.378 8 Beton FC'10 Rp 375.484.200 Rp 175.000 Rp - 9 Beton FC'25 Rp 8.446.675.980 Rp 625.000 Rp - 10 Beton FC'30 Rp 12.324.285.600 Rp 700.000 Rp -
60.893.369.243
Rp Rp 3.350.000 Rp 122.534.843 No Jenis Material
Total
EOQ
Biaya Pembelian Biaya Pemesanan Biaya Penyimpanan
Pada tabel 8 terdapat jumlah total biaya – biaya dari setiap material yang akan dipesan untuk kebutuhan proyek. Dengan metode EOQ total biaya pembelian material yang diperlukan sebesar Rp 60.893.369.243, sedangkan total biaya pembelian yang diperlukan sebesar Rp 3.350.000, dan total biaya penyimpanan sebesar Rp. 122.534.843. Sehingga
Material requirement planning berdasarkan hasil resource leveling pada proyek konstruksi jalan tol (Bayudhana)
https://stitek-binataruna.e-journal.id/radial/index
didapatkan kesimpulan bahwa total biaya yang diperlukan untuk menggunakan Material Requirement Planning dengan menggunakan metode EOQ sebesar Rp 61.019.254.085.
Lot For Lot (LFL)
Tabel 9. Material Requirement Planning dengan Metode EOQ
1 2 3 4 5-25 26 27 28
1 Besi D32 14422 Btg Permintaan 187 2117 1741 Rp 12.445.934.910
Lot 187 2117 1741
Persediaan 0 0 0 0 0 0
2 Besi D25 25693 Btg Permintaan 1642 3631 2896 2808 Rp 13.533.003.100
Lot 1642 3631 2896 2808
Persediaan 0 0 0 0 0 0 0
3 Besi D22 7227 Btg Permintaan 822 1339 Rp 2.951.109.100
Lot 822 1339
Persediaan 0 0 0 0 0
4 Besi D19 3866 Btg Permintaan 29 43 Rp 1.179.966.600
Lot 29 43
Persediaan 0 0 0 0 0
5 Besi D16 19445 Btg Permintaan 445 1037 1106 890 2268 1185 Rp 4.167.738.500
Lot 445 1037 1106 890 2268 1185
Persediaan 0 0 0 0 0 0 0
6 Besi D13 25904 Btg Permintaan 786 1834 2799 2039 2430 1267 Rp 3.653.139.000
Lot 786 1834 2799 2039 2430 1267
Persediaan 0 0 0 0 0 0 0
7 Besi D10 2269 Btg Permintaan 354 362 226 273 Rp 190.215.300
Lot 354 362 226 273
Persediaan 0 0 0 0 0 0 0
Minggu Ke- No Jenis
Material Jumlah Satuan Biaya/Bahan Baku
8 Beton FC'10 455 M3 Permintaan 129 115 Rp 375.659.200
Lot 129 115
Persediaan 0 0 0 0 0
9 Beton FC'25 9781 M3 Permintaan 65 578 410 50 Rp 8.447.300.980
Lot 65 578 410 50
Persediaan 0 0 0 0
10 Beton FC'30 13640 M3 Permintaan 726 1683 1736 1240 423 762 318 Rp 12.324.985.600
Lot 726 1683 1736 1240 423 762 318
Persediaan 0 0 0 0 0 0 0
59.269.052.290 Rp
Total
Tabel 10. Rekapitulasi Biaya MRP dengan Metode LFL
1 Besi D32 Rp 12.936.478.263 Rp 475.000 Rp 32.374.892 2 Besi D25 Rp 14.199.832.000 Rp 500.000 Rp 35.806.365 3 Besi D22 Rp 2.983.856.400 Rp 150.000 Rp 6.421.877 4 Besi D19 Rp 1.257.622.200 Rp 150.000 Rp 5.560.953 5 Besi D16 Rp 4.332.717.400 Rp 275.000 Rp 12.490.367 6 Besi D13 Rp 3.688.560.000 Rp 250.000 Rp 15.787.011 7 Besi D10 Rp 347.857.200 Rp 50.000 Rp 14.093.378 8 Beton FC'10 Rp 375.484.200 Rp 175.000 Rp - 9 Beton FC'25 Rp 8.446.675.980 Rp 625.000 Rp - 10 Beton FC'30 Rp 12.324.285.600 Rp 700.000 Rp -
60.893.369.243
Rp Rp 3.350.000 Rp 122.534.843 No Jenis Material
Total
EOQ
Biaya Pembelian Biaya Pemesanan Biaya Penyimpanan
Material requirement planning berdasarkan hasil resource leveling pada proyek konstruksi jalan tol (Bayudhana)
https://stitek-binataruna.e-journal.id/radial/index
Pada tabel 10 terdapat jumlah dari total biaya – biaya untuk setiap material yang akan dilakukan pemesanan untuk memenuhi kebutuhan proyek. Dengan menggunakan teknik LFL total biaya pembelian material yang diperlukan sebesar Rp 59.264.152.290, sedangkan untuk total biaya pemesanan yang dikeluarkan sebesar Rp 5.350.000, dan total biaya penyimpanan adalah Rp 0. Sehingga total biaya yang dikeluarkan untuk menggunakan Material Resource Planning dengan teknik Lot for Lot sebesar Rp 59.269.052.290.
KESIMPULAN
Berdasarkan Hasil Analisis, dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan Metode Resource Leveling pada penelitian berdampak pada berkurangnya fluktuasi terhadap tenga kerja khususnya pekerja dan tukang. Setelah diterapkan metode tersebut, penggunaan manpower pekerja dan tukang sesuai dengan kondisi riil di proyek. Kondisi tersebut berkaitan dengan jumlah manpower yang dapat dipenuhi oleh sub-con, yaitu manpower pekerja sebanyak 85 pekerja/hari dan 25 tukang/hari. Berdasarkan metode burgess, nilai efisiensi yang dihasilkan oleh metode resource leveling sebesar 37%.
Dampak lain yang dihasilkan oleh metode tersebut adalah penambahan total durasi proyek menjadi 29 minggu, atau bertambah selama 8 minggu dari durasi awal. Pengadaan material dilakukan dengan menggunakan metode Material Requirment Planning (MRP) dengan dua teknik, yaitu Economic Order Quantity (EOQ) dan Lot for Lot (LFL). Total biaya MRP dengan menggunakan metode EOQ sebesar Rp 61.019.254.085. Sedangkan, Toal biaya MRP dengan teknik LFL sebesar Rp 59.269.052.290. Selisih perbandingan dari penggunaan kedua metode tersebut sebesar 3% atau setera dengan Rp 1.750.201.796.
sehingga Material Requirement Planning teknik LFL lebih ekonomis dibandingkan dengan menggunakan metode EOQ.
DAFTAR PUSTAKA
Budianto, A. (2021). Peringkat Infrastruktur Indonesia di Posisi 50 Dunia,
Pemerintah Diminta Genjot Pembangunan.
https://www.idxchannel.com/economics/peringkat-infrastruktur-indonesia-di- posisi-50-dunia-pemerintah-diminta-genjot-pembangunan
Mokhtari, H. (2018). Economic order quantity for joint complementary and substitutable items. Mathematics and Computers in Simulation, 154, 34–47.
https://doi.org/10.1016/j.matcom.2018.06.004
Putut Ade Irawan, & Achmad Syaichu. (2016). PENGENDALIAN PERSEDIAAN
BAHAN BAKU DENGAN METODE MATERIAL
REQUIREMENT PLANNING (MRP) PADA PT. SEMEN INDONESIA (PERSERO), Tbk. Journal Knowledge Industrial Engineering (JKIE), 4.
Widhiawati I, Dewi A, & Sangkara K. (2022). Analisis Perencanaan Persediaan Material Proyek Dengan Metode Material Requirement Planning (MRP).
JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL · A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING, 26.
Material requirement planning berdasarkan hasil resource leveling pada proyek konstruksi jalan tol (Bayudhana)
https://stitek-binataruna.e-journal.id/radial/index
Yohanes Lim Dwi Adianto, & Henry. (2010). IMPLEMENTASI PERATAAN SUMBER DAYA DALAM PELAKSANAAN KONSTRUKSI JALAN TOL BOGOR RING ROAD.
Yuliana, C., Kartadipura, R. H., & Wijaya, D. S. (2019). Analisis Resource Leveling Sumber Daya Alat Menggunakan Metode Burgess. REKAYASA SIPIL, 13(2).