• Tidak ada hasil yang ditemukan

665558054 mediko obgyn 1

N/A
N/A
123doccs

Academic year: 2024

Membagikan "665558054 mediko obgyn 1"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

Materi Februari 2022 Obsgyn 1

Mediko made the med-easy!

(2)

Pelvimetri PINTU ATAS PANGGUL

Conjugata vera 9,5-11 cm (CD – 1,5cm)

Conjugata diagonalis

11,5 cm – 13cm

PINTU TENGAH PANGGUL (Daerah tersempit panggul)

Diameter

Interspinosum 9,5-10,5 cm

PINTU BAWAH PANGGUL Diameter

anteroposterior

10,5-12 cm

(3)

Kriteria Panggul Sempit

PINTU ATAS PANGGUL

Conjugata vera <9,5 cm

Conjugata diagonalis

<11,5 cm

PINTU TENGAH PANGGUL

Diameter

Interspinosum < 9.5 cm

PINTU BAWAH PANGGUL

Diameter anteroposterior

<10,5 Tipe Panggul

(4)

Penurunan Bagian Terendah Janin

Station 0 adalah spina ischiadica (Hodge 3)

Hodge 1

Pada tepi atas simfisis

Hodge 2

Pada tepi bawah simfisis

Hodge 3

Sejajar spina ischiadica

Hodge 4

Ujung bawah os coccygeus

(5)

Penurunan Kepala Janin

Periksa luar Periksa dalam Keterangan

5/5 H 1 Kepala diatas PAP, mudah digerakkan

4/5 H 1-2 Sulit digerakkan, bagian terbesar kepala belum masuk panggul

3/5 H 2-3 Bagian terbesar kepala belum masuk panggul 2/5 H 3 Bagian terbesar kepala sudah masuk panggul

1/5 H 3-4 Kepala didasar panggul

0/5 H 4 perineum

(6)

Tanda Kehamilan

PRESUMPTIF

Mual muntah

Rasa kencang pada payudara

Amenorrhea

PROBABLE

Tanda Chadwick Perubahan warna kebiruan atau ungu pada cervix.

Tanda Goodel Perlunakan portio cervix Tanda Hegar Perlunakan segmen bawah

rahim

(7)

Tanda Kehamilan Definite

DJJ • Laenec (UK 17-18 minggu)

• Doppler (UK 12 minggu)

USG

(8)

Perhitungan usia kehamilan

Rumus Bartholomew

Siklus 28 hari, ovulasi 14 hari

Rumus Naegle Tanggal (HPHT+7), Bulan (HPHT-3), tahun (HPHT +1)

Siklus mens bukan 28 hari

Rumus Parikh Tanggal (HPHT+ (siklus-21)), Bulan (HPHT-3), tahun (HPHT +1)

Wanita, HPHT terakhir 21 Mei 2019, siklus mens setiap 21 hari. Kapan HPL-nya?

(9)

Antenatal Care

TFU

Diukur dari simfisis pubis sampai dengan TFU dengan pita ukur (UK > 20 minggu)

Denyut Jantung Janin

Laenec (17-18 minggu)

Doppler (12 mg)

Normal : 120-160 x/menit

PEMERIKSAAN LAB

Pemeriksaan lab rutin di kunjungan pertama :

Kadar Hb, golongan darah dan RH

HIV, Sifilis, HbsAg (triple elimination)

USG

UK < 15 minggu 🡪 usia gestasi, viabilitas, letak dan jumlah janin.

UK 20 minggu 🡪 deteksi anomali

(10)

Minimal 4x saat kehamilan, minimal 1 kali diantar keluarga.

Antenatal Care

(11)

Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu

• Pemberian pada wanita usia subur atau ibu hamil → Didahului skrining untuk mengetahui status imunisasi

• Pemberian imunisasi TT tidak memiliki selang waktu imunisasi maksimal, hanya terdapat selang waktu minimal antar dosis TT

• Diberikan dengan dosis 0,5 ml

secara intramuskular (IM)

(12)

Nutrisi dalam kehamilan

Kalori • Ibu hamil: 2300 kkal

• Ibu menyusui: 2800 kkal

Protein ✔ Ibu hamil membutuhkan 30 gram/hari Kalsium • Keburuhan 1.5 – 2 gram/hari

Zat besi ✔ Kebutuhan akan besi sekitar 60 mg/hari Asam

folat

• Kebutuhan sekitar 400 mcg/hari

• Idealnya mulai dikonsumsi 2 bulan

sebelum hamil

(13)

Asuhan Persalinan Normal

Usia kehamilan cukup bulan (37 – 42 weeks)

Persalinan terjadi spontan

Presentasi belakang kepala

Berlangsung tidak lebih dari 18 jam

Tidak ada komplikasi pada ibu dan janin

KALA Deskripsi

1

Fase laten : pembukaan 1-3 cm, selama 8 jam

Fase aktif : 4-10 cm, selama 6 jam

2

Lengkap-bayi lahir

3

Bayi lahir-plasenta lahir, selama 30 menit

4

Plasenta lahir sampai 2 jam post partum
(14)
(15)

Indikasi SC

1. Fetal distress

2. Plasenta previa totalis 3. Panggul sempit:

4. Sudah pernah SC 2x 5. Letak lintang

6. Tumor yang menghalangi jalan lahir

7. Pada kehamilan sesudah operasi vaginal (misal operasi fistel) 8. Ibu menderita herpes genitalis

9. Ada indikasi mengakhiri persalinan dimana syarat pervaginam tak terpenuhi, atau cara pervaginam gagal

10. Dagu posterior

11. Presentasi ganda

(16)

Asuhan Persalinan Normal

KALA I

Parameter Frekuensi pada fase laten Frekuensi pada fase aktif

Produksi urin, protein, aseton Tiap 2-4 jam

Tekanan darah, suhu Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Pembukaan serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Penurunan Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Nadi Setiap 30 menit Setiap 30-60 menit

DJJ Setiap 30 menit Setiap 30 menit

Kontraksi normal Setiap 30 menit 1-2x/jam, 20” Setiap 30 menit 3-4x/10’/30-40”

(17)

Fase laten Fase aktif Pembukaan mencapai 3 cm,

berlangsung sekitar 8 jam

Pembukaan dari 4 cm sampai lengkap (+10 cm), berlangsung sekitar 6 jam Terbagi atas:

Fase akselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 3 cm sampai 4 cm

Fase dilatasi maksimal (sekitar 2 jam), pembukaan 4 cm sampai 9 cm

Fase deselerasi (sekitar 2 jam), pembukaan 9 cm sampai lengkap (+10 cm)

(18)

Kala II

Pembukaan serviks lengkap

Kepala janin tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm

Penanganan:

• Kosongkan vesika urinaria

• Mengatur posisi partus (posisi saat mengejan)

• Jaga kenyamanan ibu, asupan nutrisi, rehidrasi

• Ajarkan cara mengejan

• Cek DJJ saat dan setelah kontraksi

Tanda Kala II

• DORAN :Dorongan meneran

• TEKNUS :Tekanan pada anus

• PERJOL :Perineum Menonjol

• VULKA :Vulva membuka

Indikasi Episiotomi:

• Perineum rigid

• Pertolongan persalinan kala II primi

• Patologi (tumor, sikatrik)

• Indikasi tertentu: bayi besar, distosia bahu, forceps, gawat janin

(19)
(20)

KALA IV

• Monitor tanda vital :

• Setiap 15 menit selama jam pertama

• Setiap 30 menit selama jam kedua

• Monitor kontraksi uterus

• Perineorafi

• Evaluasi dan estimasi jumlah perdarahan

• Inisiasi menyusui dini

DERAJAT PENJELASAN

1

Laserasi epitel vagina

2

Kerusakan pada otot perineum

3

3A : robekan <50% sphincter ani eksterna 3B : robekan >50% sphincter ani eksterna 3C : robekan juga meliputi sphincter ani interna

4

Robekan stadium 3 disertai robekan epitel anus
(21)

Nifas (Puerperium)

Involusio Uteri

(22)

Endometritis

Radang jaringan endometrium (biasanya pada post-partum) multi microba, dan sering menyebabkan subinvolusi uterus (gangguan proses mengecilnya uterus)

Faktor resiko

• Persalinan SC, vaginosis bakterialis, choroamnionitis, persalinan lama, KPD

Manifestasi Klinis

Demam

Nyeri tekan fundus

Lochio bau busuk dan purulent

Perdarahan abnormal vagina

Dyspareunia

Malaise

Pemeriksaan Penunjang

Darah rutin (leukositosis)

Kultur darah

Hanya dilakukan pada pasien imunosupresan, sepsis, tidak respon terapi empiris

(23)

Tatalaksana

Ampicillin 2 gr/6 jam IV + Gentamisin 5 mg/kgBB/24 jam IV

•Antibiotik hingga 48 jam bebas demam Persalinan Pervaginam

Persalinan Perabdominam Clindamycin 900 mg/8 jam IV + Gentamisin 5 mg/kgBB/24 jam IV

•Mencegah dehidrasi dengan hidrasi per oral atau intravena dengan kristaloid

•Dapat diberikan vaksinasi TT bila ada curiga paparan Clostridium tetani

•Bila ada kecurigaan sisa plasenta 🡪 eksplorasi digital dengan forceps ovum/kuret tumpul

•Bila tidak ada perbaikan 🡪 laparotomi

(24)

Pasien perempuan 22 tahun G1P0A0 datang untuk konsultasi pertama kehamilan.

Pasien memiliki riwayat menstruasi teratur dengan lama siklus 28 hari. HPHT pasien 24 Februari 2020. HPL pasien adalah?

a. 1 Desember 2020 b. 2 Desember 2020 c. 3 Desember 2020 d. 1 November 2020 e. 2 November 2020

Soal No. 1

(25)

Soal No. 2

Seorang wanita usia 32 tahun, P3A0 datang ke RS dengan keluhan perdarahan yang mengalir dari jalan lahir sejak 1 jam lalu. Riwayat melahirkan 1 jam lalu dibantu dukun dengan perkiraan berat badan bayi 4000 gram. Pasien memiliki riwayat DM.

Pada pemeriksaan kontraksi uterus adekuat, plasenta lahir lengkap, tampak laserai jalna lahir seluruh musculus spincter ani externa, spincter ani interna dalam batas normal. Diagnosis yang tepat adalah

a. Ruptur perineum derajat 2 b. Ruptur perineum derajat 3a

c. Ruptur perineum derajat 3b d. Ruptur perineum derajat 3c e. Ruptur perineum derajat 4

(26)

Soal No. 3

Pasien perempuan 20 tahun G1P0A0 hamil 28 minggu datang untuk pemeriksaan kehamilan. Tidak ada keluhan demam, keputihan, perdarahan dari kemaluan. Tanda vital dalam batas normal. Hasil pemeriksaan Leopold 1 tinggi fundus sesuai usia kehamilan dan teraba bagian-bagian kecil, Leopold 2 teraba bagian bulat melenting di sisi kiri ibu dan lunak simetris di sisi kanan ibu, Leopold 3 teraba bagian datar seperti papan. Interpretasi posisi dan presentasi janin pasien adalah …

a. Letak transversus, presentasi kepala b. Letak longitudinal, presentasi bokong

c. Letak transversus, presentasi bokong d. Letak longitudinal, presentasi punggung e. Letak transversus, presentasi punggung

(27)

Soal No. 4

Pasien perempuan G1P0A0 hamil 35 minggu datang untuk kontrol persiapan kelahiran. Tidak ada keluhan mulas, keputihan, keluar air/darah dari kemaluan, atau lainnya. Tanda vital tekanan darah 90/70 mmHg, nadi 100x/menit, napas 18x/menit, suhu 36,9oC. Hasil pemeriksaan Leopold 1 sesuai usia kehamilan dan teraba lunak simetris, Leopold 2 teraba datar di sisi kanan perut ibu, Leopold 3 teraba bulat melenting, dan Leopold 4 divergen dengan bagian yang masih teraba dua jari.

Pemeriksaan pelvimetri didapatkan conjugata diagonalis 12 cm dan diameter interspinosus 10 cm. Dari hasil pemeriksaan tersebut dapat disimpulkan ….

a. Kepala janin belum memasuki pintu atas panggul

b. Bagian terbesar kepala janin belum memasuki pintu atas panggul c. Bagian terbesar kepala janin sudah memasuki pintu atas panggul d. Kepala janin telah mencapai dasar panggul

e. Kemungkinan terdapat disproporsi kepala janin dengan panggul ibu

(28)

Soal No. 5

Seorang perempuan, P1A0, 29 tahun datang dengan keluhan demam sejak 3 hari yg lalu. Pasien post melahirkan satu minggu yang lalu dibantu dukun. Selain itu, pasien juga mengeluhkan cairan nifasnya berbau busuk. Dari pemeriksaan tanda vital KU:

CM VS: TD :100/90, T : 38,6oC. Dari Pemeriksaan Fisik uterus teraba 1 jari diatas pusat dan didapatkan nyeri tekan darah fundus, lokia sanguilan berbau busuk. USG : terdapat cairan di uterus. Apa tatalaksana yang tepat diberikan pada pasien ini?

a. Dilatasi dan kuretase

b. Antibiotik Ampisilin dan Gentamisin hingga 48 jam bebas demam c. Tampon uterus

d. Antibiotik Clindamisin dan Gentamisin hingga 48 jam bebas demam e. Eksplorasi digital dengan forceps ovum/kuret tumpul

Soal AIPKI Batch Agustus 2021 Sesi 1

(29)

Persalinan Patologis

Persalinan lama

Persalinan Macet

Persalinan vakum

Persalinan

forceps

(30)

Persalinan Lama

Berasal dari 3 masalah, yaitu :

Power : His tidak adekuat

Passage : Panggul sempit, tumor, dll

Passenger : malpresentasi, malposisi, janin besar

Kala 1 Fase Aktif Kala II Memanjang

Distosia > 2 jam untuk nullipara dan 1 jam

multipara Grafik grafik pembukaan serviks berada

pada antara garis waspada dan bertindak atau sudah memotong garis bertindak

Maksimal 3 jam nulipara dan 2 jam multi pada pasien dengan anestesi epidural

(31)

Penyebab Persalinan Macet

KALA I KALA 2

Gangguan His :

Inersia uteri🡪 persalinan lama

Kontraksi uterus hipertonik

Inkoordinasi kontraksi uterus

Distosia bahu

Kala II memanjang

Gangguan Passage

Disproprosi kepala-panggul

Gangguan Passenger

Malposisi, malpresentasi

Disproporsi kepala-panggul

(32)

Waspada dan

Bertindak

(33)

Kelainan Kala I fase Laten

Nulipara Multipara

Fase laten > 20 jam Fase Laten > 14 jam

Partus Tak Maju / Partus Macet

(34)

Tatalaksana

Rujuk ke RS yang bisa melakukan SC

Tentukan penyebab partus macet

Power 🡪 his tidak adekuat

Augmentasi his

Passenger 🡪 bayi besar, malposisi, malpresentasi

Forsep, vakum, SC

Passage

Forceps, vakum, SC

(35)

Nilai Bishop ≥ 6

Bisa berhasil induksi dan persalinan pervaginam Nilai Bishop <6

Seleksi pasien untuk induksi persalianan dengan letak vertex

Dipakai pada kehamilan 36 minggu atau lebih

(36)

Syarat ekstraksi cunam:

Presentasi belakang kepala atau muka dengan dagu di depan, atau kepala menyusul pada sungsang

Pembukaan lengkap

Penurunan kepala O/5 (Hodge IV)

Ibu Kelelahan

Syarat ekstraksi vakum:

• Presentasi belakang kepala (UUK)

• Janin aterm

• Pembukaan lengkap

• Kepala di Hodge III-IV atau 1/5-2/5

• Pasien masih bisa meneran

(37)
(38)

Distosia ec. Kelainan Tenaga

Jenis Kelainan Deskripsi

Inersia Uteri His lemah, pendek, jarang 🡪 tidak adekuat untuk membuka serviks dan mendorong janin

His Hipertonik His terlalu kuat dan terlalu efisien sehingga persalinan terlalu cepat

Incoordinate uterine contraction

Tidak ada koordinasi antara kotraksi bagian atas, tengah dan bawah; tidak ada dominasi fundus.

Predisposisi : primigravida terutama tua, kelainan letak janin/disproporsi fetopelvik, gemelli dan hidramnion

(39)

Distosia Bahu

Bahu anterior tidak dapat lewat di bawah simfisis pubis

• Kegagalan melahirkan bahu dengan metode biasa

• Diagnosis:

– “Turtle Sign”: kepala bayi melekat erat di vulva atau bahkan tertarik kembali

– Kegagalan paksi luar kepala bayi

– Kegagalan turunnya

bahu

(40)

Tatalaksana Distosia Bahu

ALARM

• Ask for help

• Lift 🡪 manuver Mc. Robert

• The buttock

• The Legs

• Anterior Disimpaction of Shoulder

• Rotation the Posterior Shoulder 🡪 Wood’s Manuver

• Manual remover of posterior arm

Mc. Robert Massanti

Rubin Wood-Screw

Manuever

(41)

Manual removal of posterior arm

(42)

Prolaps Tali Pusat/prolapse funikuli

Prolaps tali pusat terjadi ketika tali pusat keluar dari uterus sebelum janin

1. Tali pusat menumbung

(prolapse funiculi): tali pusat teraba keluar atau berada di samping dan melewati bagian terendah janin di dalam jalan lahir.

2. Tali pusat terkemuka: tali

pusat berada di samping bagian besar janin, dapat teraba pada kanalis servikalis.

3. Occult prolapse: tali pusat

terletak di samping kepala atau pelvis tidak dapat teraba.

(43)

Knee Chest Position

Dorong keatas

(44)

Soal No. 6

Wanita 27 tahun G2P1A0 hamil 30 minggu, perut kenceng-kenceng, riwayat anak pertama SC, berat 3000 g, indikasi kala 2 lama letak tinggi.

Persalinan sekarang kala 2 sudah 1,5 jam, his 2x dalam 10 menit selama 10 detik, kepala hodge 2. Tindakan yg dilakukan adalah?

a. Sectio caesaria b. forsep

c. vakum

d. persalinan normal

e. induksi oksitosin

(45)

Soal No. 7

Ibu usia 30 tahun g2p1a0 sudah dipimpin meneran selama 2 jam.

Pemeriksaan kepala 2/5, kepala sudah stasion 3, ubun-ubun kecil di kiri depan. Caput + molage +. Ibu terlihat kelelahan. Tanda vital dbn. HIS adekuat. Apa penanganan yang tepat untuk pasien tersebut?

a. Sectio cesaria

b. Dipimpin meneran 1 jam lagi

c. Bantu persalinan dengan forceps

d. Bantu persalinan dengan mendorong fundus

e. Bantu persalinan dengan vacuum

(46)

Soal No. 8

Seorang wanita usia 35 tahun G1P0A0 usia kehamilan 40 minggu datang ke RS dengan keluhan ketuban pecah serta nyeri perut yang semakin sering. Pasien memiliki riwayat DM tidak terkontrol. Pasien menolak untuk melahirkan secara SC.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan BMI ibu 30 kg/m2. DJJ 150x/menit. Pada saat persalinan, bahu anterior janin sulit dikeluarkan. Dokter kemudian melakukan episiotomy. Penyulit persalinan pervaginam pada pasien diatas adalah

a. Diabetes gestasional b. Retensio plasenta

c. Distosia bahu

d. Ketuban pecah dini e. Atonia uteri

(47)

Soal No. 9

Seorang perempuan 19 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu datang ke IGD karena bayi tidak kunjung lahir setelah 8 jam dipimpin meneran oleh bidan. Pasien compos mentis, tanda vital dalam batas normal. Pada vulva tampak kepala bayi melekat erat yang terlihat beberapa kali keluar-masuk. Tata laksana awal yang tepat untuk keadaan ini …

A. Episiotomi

B. Mendorong masuk kepala bayi

C. Fleksi maksimal lutut dan panggul hingga menyentuh dada D. Pemberian tekanan suprapubic

E. Memasukkan jari untuk memutar bahu posterior bayi ke anterior

(48)

Soal No. 10

Seorang wanita usia 29 tahun G2P1A0 usia kehamilan 40 minggu datang ke IGD dengan keluhan nyeri perut yang semakin memberat. Keluar cairan deras disertai darah dari kemaluan sekitar 45 menit lalu. Pemeriksaan fisik didapatkan his 4 kali setiap 10 menit dengan durasi masing-masing 30-40 detik. DJJ 170x/menit. Pada VT ditemukan bukaan 2 cm dan teraba tali berdenyut yang tampak dari jalan lahir, terdapat meconium pada sarung tangan. Penyebab kegawatan janin pada kasus adalah

a. Tali pusat terkemuka b. Tali pusat menumbung

c. Solusio plasenta d. Vasa previa

e. Plasenta previa

(49)

Soal No. 11

Seorang wanita usia 28 tahun G1P0A0 usia kehamilan 39 minggu datang dengan keluhan nyeri perut bawah sejak beberapa jam yang lalu. Keluhan tersebut disertai keluarnya darah bercampur lendir. Pemeriksaan fisik TD 120/80 mmHg, N 80 x/menit. TFU 37 cm, letak kepala, DJJ 144x/menit, his 3x/10 menit selama 30 detik.

Pembukaan 2 cm, effacement 25%, presentasi kepala UUK anterior. Setelah 3 kali evaluasi selama 24 jam tidak ada kemajuan persalinan. Diagnosis pasien ini adalah…

a. Partus macet b. Partus lama

c. Kala I fase laten d. Kala I fase aktif e. Kala II

(50)

Distensi Uterus

(51)

Fetal Macrosomia

• Bayi baru lahir dengan BBL >4 kg

• Faktor Resiko : Riwayat melahirkan bayi besar, obesitas pada ibu,

diabetes.

• Diagnosis

- Diagnosis makrosomia tidak dapat

ditegakkan hingga bayi dilahirkan dan ditimbang berat badannya.

Anamnesis🡪 BB dan TB ibu, riwayat obstetric sebelumnya, riwayat DM pada ibu

(52)

Hidramnion

• Predisposisi : riwayat keluarga, ibu DM.

• Diagnosis

• Jumlah cairan amnion > 2000 ml.

• Temuan klinis:

• Ukuran uterus yang besar dan tegang

• Kesulitan meraba bagian janin atau mendengarkan denyut

jantung janin.

• USG :

• AFI > 24 cm/>2000 ml 🡪 Poli

• AFI < 5 cm/ < 500 ml 🡪 Oligo

(53)

Malformasi kongenital

Atresia Esofagus : Polihidramnion

Bilateral renal agenesis : Oligohidramnion

(54)

Kehamilan Gemelli

Kehamilan dengan 2 janin atau lebih

Diamniotic Dichorionic Diamniotic Monochorionic

Monoamniotic Monochorionic

Pembelahan terjadi sebelum diferensiasi trofoblas

• Pembelahan terjadi setelah diferensiasi trofoblas,

sebelum pembentukan amnion

• Risiko twin-to-twin transfusion syndrome

SKDI

(55)

TFU > usia kehamilan

Palpasi abdomen

Uterus lebih besar dari umur kehamilan

Teraba 2 balotement atau lebih

Terdengar > 1 DJJ Pemeriksaan Fisik

Beta hCG lebih tinggi dari kehamilan normal

USG 🡪 visualisasi jumlah korion dan kantong amnion

Pemeriksaan Penunjang

Diamniotic Monochorionic

Diamniotic Dichorionic (Twin peak sign)

(56)

Dapat dipertimbangkan pervaginam

Bila salah satu letak lintang/bokong 🡪 sectio caesarea

Tatalaksana

Sectio caesarea

Dapat dipertimbangkan pervaginam Kedua janin presentasi vertex

Janin-1 vertex Janin-2 bokong

Janin-2 bokong; berat janin < berat janin-1

Bukan presentasi kepala pada Janin 1 Sectio caesarea

Presentasi apapun dengan kegawatdaruratan janin Sectio caesarea

(57)

Pasien wanita 30 tahun G1P0A0 hamil 30 minggu datang untuk kontrol kehamilan.

Keadaan umum dan tanda vital pasien baik. Pemeriksaan tinggi fundus uteri didapatkan satu jari di atas pusat. Pasien membawa hasil USG terakhirnya dua minggu lalu yang menunjukkan AFI 4 cm. Kemungkinan penyakit yang mendasari kondisi pasien saat ini yaitu …

a. Fistula esofagus

b. Congenital talipes equinovarus (CTEV) c. Atresia esofagus

d. Agenesis renal bilateral e. Diabetes melitus tipe 1

Soal No. 12

(58)

Wanita 41 tahun, G1P0A0, kehamilan 32 minggu, datang ke puskesmas dengan keluhan sesak nafas yang telah dirasakan sejak 2 minggu yang lalu.

Pasien juga mengeluhkan perutnya yang semakin membesar. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan TD 120/70mmg, nadi 90x/menit, RR 24x/menit, suhu 36,6oC. Pada pemeriksaan abdomen didapatkan TFU 36cm, sulit menemukan bagian janin dan sulit mengukur denyut jantung janin.

Diagnosis pasien yang paling mungkin adalah?

A. Polihidramnion

B. Oligohidramnion

C. Anhidramnion

D. Korioamnionitis

E. KPD Preterm

Soal No. 13

Soal TO AIPKI Regio V Batch I 2021

(59)

Soal No. 14

Pasien perempuan 35 tahun G3P2A0 hamil 38 minggu datang untuk kontrol kehamilan. Pasien diketahui menderita diabetes gestasional pada saat usia kehamilan 26 minggu. Saat ini, GDS pasien 120 mg/dL, GDP 90 mg/dL, dan taksiran berat janin 4555 gram. Pasien menanyakan apakah anaknya dapat lahir secara normal. Jawaban dokter yang sesuai atas pertanyaan tersebut adalah …

a. Dapat lahir per vaginam karena taksiran berat janin <5000 gram

b. Dapat lahir per vaginam karena gula darah pasien terkontrol walaupun taksiran berat janin >4500 gram

c. Dapat lahir per vaginam karena gula darah pasien terkontrol dan taksiran berat janin <5000 gram

d. Tidak dapat lahir per vaginam karena taksiran berat janin >4500 gram pada ibu dengan diabetes gestasional

e. Tidak dapat lahir per vaginam karena ibu memiliki diabetes gestasional walaupun taksiran berat janin <5000 gram

(60)

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

(61)

Sumperimposed PE

(62)

Hipertensi Kronik

Diagnosis

• Tekanan darah ≥140/90 mmHg

• Sudah ada riwayat

hipertensi sebelum hamil, atau diketahui adanya

hipertensi pada usia kehamilan <20 minggu

• Tidak ada proteinuria

dan tanda PE lainya.

(63)

Preeklampsia

• Apabila PE dengan TD > 160 mmHg atau >110 mmHg

• Atau ditemukan lebih dari satu kondisi tersebut.

Disebut Pre-eklampsia berat

PRE-EKLAMPSIA

• Apabila menjadi KEJANG atau KOMA disebut EKLAMPSIA

(64)

Preeklampsia PEB Superimposed PE HT Gestasional HT Kronis

TD ≥ 140/90 setelah UK 20 minggu

TD ≥ 160/110 setelah UK 20 minggu

HT sebelum UK 20 minggu

TD ≥ 140/90 setelah UK 20 minggu

TD ≥ 140/90 sebelum kehamilan

Dan Dan Dan Tanpa Atau

Proteinuria 300 mg/24 jam pada urin tampung 24 jam atau dipstik >1+

Proteinuria 300 mg/24 jam pada urin tampung 24 jam atau dipstik >1+

Onset baru proteinuria 300 mg/24 jam pada kehamilan

Proteinuria TD tinggi sebelum UK 20 minggu

Atau Atau Atau

Terganggunya fungsi organ

Terganggunya fungsi organ

HT dan proteinuria sejak < 20 minggu

TD kembali normal <

12 minggu postpartum

TD persisten sampai >

12 minggu post partum

RINGKASAN

(65)

HELLP SYNDROME (Hemolysis, ELevated liver enzyme, Low Platelet count)

Hemolysis (at least two of these)

• Increased lactate dehydrogenase > 600 IU/L

• Abnormal peripheral smear (schistocytes, burr cell, echinocytes, etc)

• Increased total bilirubin (mostly indirect) > 1.2 mg/dl

• Low serum haptoglobin level

• Drop in hemoglobin level unrelated to blood loss Elevated liver enzymes

• Increased transaminases (AST and ALT> 70 IU/L

• Increased total bilirubin > 1.2 mg/dl Thrombocytopenia

• Platelet count < 100.000 – 150.000

(66)

Tatalaksana (Kontra Indikasi: ARB inhibitor, ACE inhibitor dan

klortiazid)

(67)
(68)

Tatalaksana

• Edema paru Tatalaksana

✔ Posisikan ibu dalam posisi tegak

✔ Oksigen

Furosemide 40 mg IV

• Bila produksi urin masih

rendah (<30 ml/jam dalam 4 jam) pemberian furosemid dapat diulang.

• Ukur Keseimbangan cairan.

Batasi cairan yang masuk

• HELLP syndrome: terminasi kehamilan

(69)
(70)

Pencegahan dan Tatalaksana

• Bila terjadi kejang perhatikan prinsip ABCD

• MgSO4

✔ Eklampsia 🡪 untuk memutus kejang

✔ PEB 🡪 pencegahan kejang

Syarat pemberian MgSO4

Tersedia Ca Glukonas 10% 1gr

✔ RR min 16 x/menit

✔ Refleks patella (+)

✔ Urin ≥ 30 ml/jam dalam 4 jam terakhir

✔ Stop jika keadaan diatas (-)

(71)

Komplikasi hipertensi pada kehamilan

Pada Ibu

• Kejang (eklampsia)

• HELLP Syndrome

• Solusio plasenta

Pada Janin

• PJT 🡪akibat penurunan

perfusi ke uterus & plasenta

• Oligohidramnion

• Oksigenasi fetal rendah 🡪

dampak neurologis

(72)

Soal No. 15

Seorang wanita usia 30 tahun, G2P1A0 usia kehamilan 36 minggu datang ke RS untuk periksa kehamilan. Pasien tidak rutin melakukan ANC. Riwayat hipertensi sebelum hamil (+). Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 150/100 mmHg, denyut nadi 98x/menit, RR 20x/menit, suhu 36.7 C. DJJ 150x/menit, pitting edema kedua tungkai. Protein urin ++. Diagnosis yang tepat adalah

a. Hipertensi kronis

b. Hipertensi gestasional c. Preeklampsia

d. Preeklampsia berat

e. Superimposed preeclampsia

(73)

Soal No. 16

Seorang wanita usia 25 tahun, G1P0A0 usia kehamilan 28 minggu datang ke RS untuk periksa kehamilan. Riwayat hipertensi sebelum hamil (-). Pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 165/100 mmHg, denyut nadi 98x/menit, RR 20x/menit, suhu 36.7 C. DJJ 150x/menit, proteinuri (-), trombosit 70.000. Diagnosis yang tepat adalah

a. Hipertensi kronis

b. Hipertensi gestasional c. Preeklampsia

d. Preeklampsia berat

e. Superimposed preeclampsia

(74)

Pasien perempuan 23 tahun G1P0A0 hamil 35 minggu datang dengan keluhan mual muntah, pusing, dan pandangan kabur. Keadaan umum tampak sakit sedang.

Tekanan darah 180/110 mmHg, nadi 110x/menit, napas 22x/menit, suhu 36,9oC.

Pemeriksaan dipstik urin didapatkan protein +2. Tata laksana definitif untuk pasien saat ini adalah …

a. Pemberian transfusi konsentrat platelet b. Transfusi tukar

c. Pemberian antihipertensi

d. Pemberian magnesium sulfat e. Terminasi kehamilan

Soal No. 17

(75)

Pasien perempuan 24 tahun G2P1A0 hamil 37 minggu dilarikan ke IGD karena mual muntah, nyeri kepala, dan pusing hebat sejak dua hari lalu. Pasien tidak pernah kontrol kehamilan ini sebelumnya.

Riwayat darah tinggi dan kejang selama kehamilan sebelumnya tidak ada. Tanda vital tekanan darah 180/120 mmHg, nadi 115x/menit, napas 24x/menit, suhu 36,8oC. Hasil pemeriksaan protein urin menggunakan dipstik +2. Selama proses rujukan untuk terminasi kehamilan, dokter jaga melakukan tata laksana awal segera untuk mencegah kejang yaitu …

A. Pemberian diazepam intravena dosis 0,3 mg/kg secara bolus lambat

B. Pemberian 20 mL larutan MgSO4 20% bolus lambat, dilanjutkan dengan drip selama 6 jam 10 mL MgSO4 20% yang dilarutkan dalam RL 500 mL

C. Pemberian 10 mL larutan MgSO4 20% bolus lambat, dilanjutkan dengan drip selama 6 jam 30 mL MgSO4 20% yang dilarutkan dalam RL 500 mL

D. Pemberian 5 mL larutan MgSO4 40% bolus lambat, dilanjutkan dengan drip selama 6 jam 10 mL MgSO4 40% yang dilarutkan dalam RL 500 mL

E. Pemberian 10 mL larutan MgSO4 40% bolus lambat, dilanjutkan dengan drip selama 6 jam 15 mL MgSO4 40% yang dilarutkan dalam RL 500 mL

Soal No. 18

(76)

Emesis Gravidarum Mual muntah pada kehamilan tanpa komplikasi

Frekuensi <5 x/hari.

Mual muntah hingga kurang dari 16

minggu

HEG

Mual muntah hebat

Berat badan turun >5%

sebelum hamil

Dehidrasi, ketonuria, dehidrasi, gangguan elektrolit

Hiperemesis Gravidarum

(77)

Tatalaksana HEG

(78)
(79)

Soal No. 19

Seorang wanita usia 23 tahun G2P1A0 usia kehamilan 10 minggu, berat badan 50kg, datang diantar suaminya ke IGD rumah sakit dengan keluhan mual dan muntah. Keluhan dirasakan sejak 5 hari yang lalu. Pasien dapat muntah hingga 3x sehari. Pasien masih bisa makan dan minum. Pemeriksaan keadaan umum didapatkan pasien sadar namun lemas. Pemeriksaan tanda vital TD 100/80 mmHg, HR 100x/menit, RR 20x/menit, T 37.3˚C. Pemeriksaan fisik lain ditemukan BB pasien turun 2kg

Diagnosis yang tepat pada pasien adalah?

A. HEG grade 1 B. HEG grade 2 C. HEG grade 3 D. HEG grade 4

E. Emesis gravidarum

(80)

Soal No. 20

Seorang wanita usia 23 tahun G1P0A0 usia kehamilan 3 bulan datang ke dokter dibawa oleh suaminya dengan keluhan mual dan muntah sejak tiga hari yang lalu.

Keluhan tersebut disertai dengan hilangnya nafsu makan. Pasien tidak bisa makan dan minum sama sekali. Pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari akibat keluhan tersebut. Pemeriksaan fisik didapatkan KU lemah, kesadaran sopor, TD:

80/60 mmHg, N 120 x/menit, lemah, R 24 x/menit, S 36,70C, akral dingin. Dokter melakukan pemeriksaan urin hasilnya keton +3. Diagnosis pada pasien ini adalah…

a. Hiperemesis gravidarum gr I b. Hiperemesis gravidarum gr II

c. Hiperemesis gravidarum gr III d. Hiperemesis gravidarum gr IV e. Emesis gravidarum

(81)

Perdarahan Awal Kehamilan

(82)

Abortus

Berdasarkan WHO: usia kehamilan kurang dari 22 minggu

Beberapa acuan: usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram.

Diagnosis Perdarahan Nyeri perut TFU Serviks Gejala khas

Abortus iminens

Sedikit Sedang Sesuai usia

kehamilan

Tertutup Tidak ada ekspulsi jaringan konsepsi

Abortus insipiens

Sedang-banyak Sedang-hebat Sesuai usia kehamilan

Terbuka Tidak ada ekspulsi jaringan konsepsi

Abortus inkomplit

Sedang-banyak Sedang-hebat Lebih kecil dari usia kehamilan

Terbuka Ekspulsi sebagian jaringan konsepsi

Abortus komplit

Sedikit Tanpa/sedikit Lebih kecil dari usia kehamilan

Tertutup Ekspulsi seluruh jaringan konsepsi

Missed abortion

Tidak ada Tidak ada Lebih kecil dari usia kehamilan

Tertutup Janin telah mati tapi tidak ada ekspulsi

(83)

Abortus Rekuren

• Abortus spontan berturut-turut selama 3 kali atau lebih

• Penyebab: anomali kromosom Abortus Septik

• Komplikasi dari abortus kriminalis

Tanda dan Gejala

• Demam

• Sekret vagina berbau

• AL > 11 ribu atau <4 ribu

• Dapat terjadi syok septik

• Terapi

Evakuasi segera produk konsepsi, antibiotic spectrum luas parenteral, tangani syok jika terjadi.

(84)

Tatalaksana Abortus

• Periksa tanda-tanda syok (akral dingin, pucat, takikardi, tekanan sistolik

• <90 mmHg). Jika terdapat syok, lakukan tatalaksana awal syok

• Bila terdapat tanda-tanda sepsis atau dugaan abortus dengan komplikasi, berikan kombinasi antibiotika sampai ibu bebas demam untuk 48 jam:

- Ampicillin 2 g IV/IM kemudian 1 g diberikan setiap 6 jam - Gentamicin 5 mg/kgBB IV setiap 24 jam

- Metronidazol 500 mg IV setiap 8 jam

• Segera rujuk ibu ke rumah sakit .

• Lakukan tatalaksana selanjutnya sesuai jenis abortus

(85)

Tatalaksana Abortus Imminens

Pertahankan kehamilan 🡪 Bedrest total

Tidak perlu pengobatan khusus.

Jika perdarahan berhenti, pantau kondisi ibu selanjutnya pada

pemeriksaan antenatal

Pemantauan kadar Hb dan USG panggul serial setiap 4 minggu.

Lakukan penilaian ulang bila perdarahan terjadi lagi.

(86)

Abortus Insipiens

UK < 16 minggu

• Evakuasi konsepsi dg aspirasi vakum manual

• Jika tdk bisa : ergometrin 0,2 mg IM (dpt diulang tiap 15 menit jika perlu)

• Atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang tiap 4 jam jika perlu)

• Rencanakan evakuasi segera

UK> 16 minggu

• Tunggu ekspulsi spontan atau evakuasi sisa konsepsi

• Jk perlu, berikan oksitosin 40 IU dalam 1000cc NaCl 0,9% atau RL 40 tpm untuk mempercepat ekspulsi

(87)

Abortus Inkomplit

UK < 16 minggu, perdarahan ringan sedang

• Gunakan jari atau forsep cincin untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang mencuat dari serviks

UK < 16 minggu, perdarahan banyak, terus menerus

• Aspirasi vakum manual untuk evakuasi jaringan

• Jika tidak ada : kuretase dg sendok kuret tajam

• Jika perlu ergometrin 0,2 mg IM (dpt diulang stlh 15 menit) atau misoprostol 400 mcg PO (dpt diulang setelah 4 jam)

UK> 16 minggu

• Oksitosin 40U dlm 1000 cc RL, drip 40 tpm sampai tjd ekspulsi

• Jika perlu : misoprostol 200 mcg pervaginam tiap 4 jam smp ekspulsi (maks 800 mcg)

• Jika perlu : kuretase untuk membersihkan sisa jaringan di uterus.

(88)

Tatalaksana Abortus Komplit

• Tidak diperlukan evakuasi lagi.

• Konseling untuk memberikan dukungan emosional dan menawarkan KB pasca keguguran.

• Observasi keadaan ibu.

• Anemia sedang (+) 🡪 tablet SF 600 mg/hari selama 2 minggu.

• Anemia berat 🡪 transfusi darah

• Evaluasi keadaan ibu setelah 2 minggu

(89)

Missed Abortion

UK < 12 minggu

• Evakusi dengan AVM atau sendok kuret

UK 12 -16 minggu

• Pastikan serviks terbuka, bila perlu lakukan pematangan serviks sebelum dilakukan dilatasi dan kuretase. Lakukan evakuasi dengan tang abortus dan sendok kuret.

UK> 16 minggu

• Lakukan pematangan serviks.

• Lakukan evakuasi dengan infus oksitosin 40 unit dalam 500 ml NaCl 0,9%/Ringer laktat dengan kecepatan 40 tetes/menit hingga terjadi ekspulsi hasil konsepsi.

• Bila dalam 24 jam evakuasi tidak terjadi, evaluasi kembali sebelum merencanakan evakuasi lebih lanjut.

(90)

Mola Hidatidosa

Tipe komplit Tipe parsial

Perdarahan pervaginam setelah amenorea

Uterus membesar secara abnormal dan menjadi lunak

Berhubungan dengan hipertiroidism

Hiperemesis

Peningkatan hCG 100,000 mIU/mL

DJJ (-)

Seperti tipe komplit hanya lebih ringan

Biasanya didiagnosis sebagai aborsi

inkomplit/ missed abortion

Uterus kecil atau sesuai usia

DJJ (+/-)

Gambaran honeycomb Pada Mola Parsial

(91)

Tatalaksana Mola Hidatidosa

Kuretase dengan kuret tumpul🡪 dilakukan pemeriksaan PA pada seluruh jaringan kerokan

7-10 hari setelah kuret tumpul dilakukan kuretase tajam untuk memastikan uterus benar-benar kosong dan memeriksa tingkat proliferasi sisa-sisa trofoblas yang dapat ditemukan

Cegah kehamilan minimal 1 tahun

Pemantauan :

- Pemeriksaan HCG serum setiap 2 minggu.

- Bila hasil HCG serum terus menetap atau naik dalam 2 kali pemeriksaan berturut-turut 🡪 ibu dirujuk ke rumah sakit rujukan tersier yang mempunyai fasilitas kemoterapi.

- HCG urin yang belum memberi hasil negative setelah 8 minggu perlu dirujuk ke rumah sakit rujukan tersier.

- Setelah kadar normal cek HcG tiap bula selama 6 bulan, kemudian 2 bulan selama 1 tahun

(92)

Kehamilan Ektopik

• Kehamilan yang terjadi di luar cavum uteri

• Manifestasi klinis jika Ruptur

- Perdarahan pervaginam - Nyeri abdomen dan pelvis

- Nyeri goyang porsio (chandelier sign)

- Serviks tertutup - Pucat

- Hipotensi dan hipovolemia - Bisa sampai penurunan

kesadaran

• Diagnosis 🡪 USG

• Pungsi cavum douglas menonjol

• Tidak rupture 🡪 Asimptomatik

• Ruptur (Kehamilan Ektopik Terganggu) 🡪 menyebabkan

perdarahan hebat dan hipotensi.

(93)

Tatalaksana

Tatalaksana Umum

• Restorasi cairan tubuh dengan cairan kristaloid NaCl 0,9% atau RL (500 mL) dalam 15 menit pertama atau 2 L

dalam 2 jam pertama

• Segera rujuk ibu ke RS

Tatalaksana Khusus

Laparotomi: eksplorasi kedua ovarium dan tuba fallopii

Sebelum memulangkan pasien, berikan konseling untuk penggunaan kontrasepsi.

Jadwalkan kunjungan ulang setelah 4 minggu.

Atasi anemia dengan pemberian tablet besi sulfas ferosus 60 mg/hari selama 6 bulan.

(94)

Soal No. 21

Seorang wanita usia 35 tahun datang dengan keluhan nyeri perut sejak 1 jam yang lalu. Pasien mengaku terlambat haid dua bulan. Pasien sudah menikah enam tahun.

Pada pemeriksaan fisik keadaan umum lemah, TD 80/60 mmHg, nadi 100 x/menit lemah. Pemeriksaan palpasi bimanual goyang portio nyeri (+). Pemeriksaan laboratorium Hb 6,8. Lokasi kelainan yang tersering pada kasus ini adalah…

a. Ovarium

b. Fimbriae tuba falopii c. Isthmus tuba falopii d. Ampula tuba falopii e. Abdomen

(95)

Soal No. 22

Nyonya Puff, 35 tahun, G3P1A1, anak dari kehamilan keduanya saat ini berusia 5 tahun. Ny.

Puff ingin check up kehamilan, UK 16+2 minggu. Tanda vital didapatkan tekanan darah 110/75 mmHg, nadi 80x/menit, suhu afebris. TFU setinggi simfisis pubis (lebih kecil dari usia kehamilan). Perdarahan, kram perut, dan keluarnya discharge vagina disangkal. Ostium masih tertutup. Lalu dilakukan USG dan didapatkan bahwa DJJ fetus (-). Apa diagnosis dan tatalaksana yang tepat untuk kasus ini?

a. IUFD, berikan ergometrin 0,2mg IM lalu dilatasi kuretase

b. IUFD, pematangan serviks (Oksitosin 20U dalam 500cc NaCl 0,9%) sampai ekspulsi konsepsi

c. Missed Abortion, berikan ergometrin 0,2mg IM lalu dilatasi kuretase

d. Missed Abortion, pematangan serviks (Oksitosin 20U dalam 500cc NaCl 0,9%) sampai ekspulsi konsepsi

e. Abortus Habitualis, pematangan serviks (Oksitosin 20U dalam 500cc NaCl 0,9%) sampai ekspulsi hasil konsepsi

Soal AIPKI Batch Agustus 2021 Sesi 3

(96)

Soal No. 23

Seorang wanita 24 tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 16 minggu datang ke IGD dengan keluhan perdarahan dan nyeri perut (+). Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 110/60 mmHg, denyut nadi 100 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,3°C. Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan Dilatasi serviks (-), jaringan (-)

Apakah diagnosis dan tatalaksana pada kasus ini?

A. Abortus iminens, dilatasi dan kuretase B. Abortus iminens, bedrest

C. Abortus insipiens, bedrest D. Abortus komplit, observasi

E. Abortus insipiens, dilatasi dan kuretase

(97)

Pasien perempuan usia 26 tahun, G1P0A0 uk 12 minggu, datang dengan keluhan keluar jaringan seperti mata ikan dari jalan lahir. Keluhan disertai dengan muntah-muntah hebat. Pada pemeriksaan obstetrik didapatkan tinggi fundus lebih besar dari usia kehamilan. Pemeriksaan lab kadar HCG meningkat dan pada USG didapatkan gambaran sarang lebah. Diagnosis pasien adalah?

a. Koriokarsinoma

b. KET

c. Mola hidatidosa

d. Abortus

e. Ruptur tuba uterina

Soal No. 24

Soal UKMPPD Batch II Sesi 1 2021

(98)

Pasien perempuan 23 tahun datang dengan keluhan nyeri perut hebat dan perdarahan dari kemaluan sejak 1 hari lalu. Pasien sudah menikah dan mengaku tengah hamil. Hari pertama haid terakhir pasien 8 minggu lalu. Keadaan umum compos mentis, tampak sakit berat dengan NRS 7-8. Tekanan darah 80/60 mmHg, nadi 120x/menit, napas 24x/menit, suhu 36,3oC. Tanda Chandelier positif. Tata laksana yang perlu segera dikerjakan pada pasien ini …

a. Resusitasi cairan dan observasi tanda vital

b. Pemberian antinyeri golongan NSAID dan observasi tanda vital c. Pemberian methotrexate injeksi dan observasi tanda vital

d. Pemasangan tampon untuk menampung perdarahan dan observasi tanda vital

e. Observasi tanda vital dan segera rujuk untuk laparotomi eksplorasi (pembedahan)

Soal No. 25

(99)

Referensi

Dokumen terkait

Abortus insipiens dengan kehamilan kurang dari 12 minggu, yang biasanya disertai dengan perdarahan, penanganan terdiri atas pengosongan uterus dengan segera pengeluaran

Abortus inkomplit adalah perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri melalui kanalis servikalis serviks yang

Abortus imminens disebut juga abortus membakat, dimana terjadi perdarahan pervaginam pada kehamilan &lt;20 minggu dengan atau tanpa kontraksi uterus tanpa disertai dilatasi serviks

Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi dapat dilakukan secara digital atau cunam ovum untuk mengeluarkan hasil

Jika perdarahan tidak beberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi

Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi dapat dilakukan secara digital atau cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar

Wanita 35 tahun G1P0A0 umur kehamilan 27 minggu datang dengan keluhan perdarahan pervaginam sejak 3 jam yang lalu.. Dari hasil pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan serviks

Abortus imminens disebut juga abortus membakat, dimana terjadi perdarahan pervaginam pada kehamilan &lt;20 minggu dengan atau tanpa kontraksi uterus tanpa disertai dilatasi