MAKALAH
Membangun Perusahaan yang Berkelanjutan: Implementasi Prinsip Good Corporate Governance secara Efektif
Disusun Guna Memenuhi Tugas Hukum Perusahaan (B)
Disusun Oleh:
Dhea Ning Ayu Ardhani 210710101003
Dosen Pengampu:
Dr. Fendi Setyawan, S.H., M.H.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JEMBER FAKULTAS HUKUM
2023
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Setiap perusahaan memiliki tata kelola perusahaan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Tata kelola tersebut dapat menentukan baik atau tidaknya kualitas suatu perusahaan. Jika tata kelola sebuah perusahaan buruk (Bad Corporate Governance), maka perusahaan tersebut dapat mengalami keterpurukan. Hal ini dikarenakan mudahnya praktik Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme yang menyebabkan kurangnya kepercayaan investor kepada perusahaan. Lain halnya jika perusahaan memiliki tata kelola yang baik (Good Corporate Governance), maka perusahaan tersebut akan mengalami perkembangan. Tata kelola perusahaan yang baik juga dianggap penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Saat ini, banyak perusahaan telah menerapkan prinsip Good Corporate Governance demi membangun kemajuan perusahaan yang berkelanjutan.
Prinsip Good Corporate Governance merupakan salah satu kriteria yang wajib diterapkan pada suatu perusahaan untuk menarik perhatian investor dalam menanamkan modalnya. Good Corporate Governance dapat didefinisikan sebagai prinsip tata kelola perusahaan yang baik dimana ditujukan untuk mengelola dan mengawasi proses pengendalian usaha yang berjalan secara berkesinambungan guna meningkatkan nilai perusahaan, melindungi kepentingan stakeholder, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan hukum yang berlaku. Adanya prinsip Good Corporate Governance membantu perusahaan dalam menghasilkan kualitas laporan keuangan yang baik serta mengurangi resiko manipulasi laporan keuangan. Namun pada kenyataannya, Good Corporate Governance tidak sepenuhnya dilaksanakan secara efektif oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia. Padahal, penerapan Good Corporate Governance secara efektif dapat membantu perusahaan bersaing secara sehat dan profesional di masa persaingan global yang semakin kompetitif saat ini.
Salah satu penyebab belum efektifnya penerapan Good Corporate Governance yakni perusahaan di Indonesia belum memiliki dan paham dengan Corporate
Culture sepenuhnya. Oleh karena itu, diperlukan berbagai upaya baik yang dilakukan oleh pemerintah maupun sektor swasta untuk terus mendorong kesadaran akan pentingnya penerapan Good Corporate Governance secara efektif. Dalam makalah ini, penulis akan membahas mengenai Good Corporate Governance secara luas dan pengimplementasiannya secara efektif dalam perusahaan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja prinsip Good Corporate Governance dalam suatu perusahaan?
2. Bagaimana cara mengimplementasikan prinsip Good Corporate Governance secara efektif dalam suatu perusahaan?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami prinsip Good Corporate Governance dalam suatu perusahaan
2. Untuk mengetahui dan memahami cara pengimplementasian prinsip Good Corporate Governance yang efektif dalam suatu perusahaan.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Prinsip Good Corporate Governance dalam Suatu Perusahaan
Good Corporate Governance (GCG) merupakan seperangkat prinsip, kebijakan, dan prosedur yang dirancang untuk mengelola dan mengendalikan suatu perusahaan secara efektif. Tujuan utama dari GCG adalah untuk memastikan bahwa perusahaan dikelola dengan transparan, akuntabel, dan sesuai dengan nilai-nilai etika yang tinggi, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders). Terdapat beberapa prinsip utama yang membentuk dasar dari Good Corporate Governance, yang biasanya diakui sebagai panduan bagi perusahaan dalam menjalankan operasionalnya.
Pertama, transparansi menjadi salah satu prinsip utama dalam GCG.
Transparansi mencakup ketersediaan informasi yang memadai dan akurat mengenai kebijakan, keputusan, dan kinerja perusahaan. Hal ini memungkinkan pemangku kepentingan, seperti pemegang saham, karyawan, dan masyarakat umum, untuk memahami secara jelas bagaimana perusahaan beroperasi dan mengambil keputusan. Dengan transparansi yang baik, perusahaan dapat membangun kepercayaan di antara pemangku kepentingan, yang pada gilirannya dapat mendukung pertumbuhan jangka panjang.1
Kedua, akuntabilitas merupakan prinsip penting lainnya dalam GCG.
Akuntabilitas mengacu pada kewajiban perusahaan untuk bertanggung jawab atas tindakan dan keputusan yang diambilnya. Para pemangku kepentingan memiliki hak untuk mengetahui bagaimana perusahaan mengelola sumber daya dan menjalankan operasionalnya. Dengan memiliki mekanisme akuntabilitas yang kuat, perusahaan dapat memberikan jaminan bahwa setiap tindakan atau kebijakan yang diambil adalah hasil dari proses pengambilan keputusan yang teliti dan adil.
Selanjutnya, tanggung jawab sosial (corporate social responsibility/CSR) menjadi bagian integral dari prinsip Good Corporate Governance. Perusahaan tidak hanya
1 “Analisis Prinsip-prinsip Good Corporate Governance pada Perusahaan Pembiayaan | Jurnal Administrasi Publik (Public Administration Journal)”, online:
<https://mail.ojs.uma.ac.id/index.php/adminpublik/article/view/1258>.
diharapkan untuk mencari keuntungan semata, tetapi juga diharapkan untuk mempertimbangkan dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan bisnisnya. Dengan memperhatikan tanggung jawab sosial, perusahaan dapat berperan aktif dalam membangun masyarakat yang berkelanjutan dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi yang inklusif.
Prinsip berikutnya adalah kemandirian dewan direksi. Dalam kerangka GCG, dewan direksi diharapkan dapat bertindak secara independen tanpa adanya pengaruh yang berlebihan dari pihak-pihak tertentu, seperti pemegang saham mayoritas atau pihak eksekutif perusahaan. Kemandirian dewan direksi dapat memastikan bahwa kebijakan dan keputusan yang diambil benar-benar mencerminkan kepentingan seluruh pemangku kepentingan dan bukan hanya kelompok kecil tertentu. Selanjutnya, prinsip pemberian insentif yang sehat dan adil juga menjadi elemen penting dalam GCG. Insentif yang sesuai dan adil dapat membantu memotivasi manajemen dan karyawan untuk mencapai kinerja terbaik mereka. Sistem insentif yang baik juga sejalan dengan prinsip pengelolaan risiko yang efektif, karena dapat mendorong praktek bisnis yang berkelanjutan dan menghindari perilaku berisiko tinggi yang dapat merugikan perusahaan.2
Prinsip keenam adalah perlindungan terhadap hak pemegang saham.
Pemegang saham memiliki hak-hak tertentu, seperti hak untuk memperoleh informasi yang lengkap dan benar, hak untuk berpartisipasi dalam rapat umum pemegang saham, dan hak untuk memilih dan memberhentikan anggota dewan direksi. Perlindungan terhadap hak-hak ini penting untuk memastikan bahwa pemegang saham memiliki kendali yang cukup dalam mengawasi dan memengaruhi kebijakan perusahaan. Prinsip terakhir adalah keterbukaan terhadap risiko.3 Manajemen risiko yang efektif memerlukan pemahaman yang mendalam tentang risiko-risiko yang dihadapi perusahaan dan langkah-langkah yang diambil untuk mengelolanya. Dengan menerapkan prinsip keterbukaan terhadap risiko,
2“GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PENERAPANNYA DI INDONESIA | Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan”, online: <https://ojs.petra.ac.id/ojsnew/index.php/man/article/view/16505>.
3 “Hubungan Hukum dan Penerapan Prinsip Good Corporate Governance dalam Perusahaan | Njatrijani | Gema Keadilan”, online: <https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/gk/article/view/6481>.
perusahaan dapat mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko-risiko tersebut dengan cara yang sesuai dengan tujuan dan strategi bisnisnya.
Secara keseluruhan, prinsip-prinsip Good Corporate Governance memainkan peran kunci dalam membentuk tata kelola perusahaan yang baik. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, perusahaan dapat meningkatkan kinerjanya, membangun kepercayaan pemangku kepentingan, dan berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan. GCG bukan hanya merupakan tanggung jawab perusahaan terhadap pemegang saham, tetapi juga merupakan komitmen terhadap nilai-nilai etika dan integritas yang membentuk dasar dari tata kelola bisnis yang baik.
2.2 Implementasikan Prinsip Good Corporate Governance Secara Efektif Dalam Suatu Perusahaan
Implementasi prinsip Good Corporate Governance (GCG) dalam suatu perusahaan memerlukan pendekatan yang holistik dan terintegrasi. Proses ini mencakup sejumlah langkah yang melibatkan seluruh lapisan organisasi, mulai dari dewan direksi hingga tingkat operasional yang lebih rendah. Cara mengimplementasikan prinsip GCG secara efektif dapat diuraikan sebagai berikut.
Pertama-tama, langkah awal yang krusial adalah membangun budaya korporat yang didasarkan pada prinsip-prinsip etika dan integritas. Budaya korporat ini harus diperkuat dari puncak organisasi, yaitu dewan direksi dan manajemen senior.
Mereka harus menjadi contoh utama dalam menjalankan prinsip-prinsip GCG, mengintegrasikannya dalam pengambilan keputusan, dan memastikan bahwa setiap lapisan organisasi memahami dan menerapkan nilai-nilai ini dalam aktivitas sehari- hari. Pembentukan budaya korporat yang kuat dan berbasis pada integritas akan menjadi landasan penting untuk implementasi GCG yang berkelanjutan.4
Selanjutnya, perlu dilakukan penyusunan kebijakan dan prosedur GCG yang jelas dan terukur. Kebijakan ini harus mencakup berbagai aspek, seperti transparansi dalam pelaporan keuangan, mekanisme pengambilan keputusan yang
4 “Mekanisme Good Corporate Governance dan Nilai Perusahaan: Studi untuk ... - Riska Franita -
Google Books”, online:
<https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=fxeZDwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA9&dq=prinsip+Goo d+Corporate+Governance+dalam+suatu+perusahaan&ots=zXH6kCpT5J&sig=EyzW2y_RUBP0byumBB 53_FzpP80&redir_esc=y>.
adil, pembagian tanggung jawab yang jelas antara dewan direksi dan manajemen, serta sistem penghargaan dan sanksi yang sesuai. Dokumen-dokumen ini harus mudah diakses oleh seluruh anggota organisasi dan dapat diperbarui secara berkala sesuai dengan perkembangan perusahaan dan perubahan lingkungan bisnis.
Selanjutnya, perusahaan perlu membentuk dewan direksi yang independen dan kompeten. Dewan direksi yang efektif merupakan pilar utama dalam GCG.
Keanggotaan dewan harus mencakup individu yang memiliki keahlian dan pengalaman yang relevan dengan industri dan lingkungan bisnis perusahaan. Selain itu, keanggotaan dewan direksi juga harus bersifat independen, artinya mereka dapat mengambil keputusan tanpa adanya tekanan dari pihak eksternal atau internal yang dapat mempengaruhi objektivitas mereka. Pembentukan komite-komite khusus, seperti audit dan remunerasi, juga dapat membantu meningkatkan pengawasan dan transparansi.
Selanjutnya, implementasi GCG memerlukan pengelolaan risiko yang efektif.
Perusahaan harus dapat mengidentifikasi, mengukur, dan mengelola risiko-risiko yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan. Proses manajemen risiko ini harus menjadi bagian integral dari perencanaan strategis perusahaan dan harus terus-menerus dievaluasi dan diperbarui. Keterbukaan terhadap risiko harus diimplementasikan sehingga pemangku kepentingan, termasuk pemegang saham, dapat memahami bagaimana perusahaan menghadapi tantangan dan mengelola risiko secara efektif.5
Selanjutnya, perlu diterapkan mekanisme pengawasan internal yang kuat.
Pengawasan internal mencakup penerapan kontrol internal, audit internal, dan evaluasi terhadap efisiensi operasional. Fungsi ini membantu memastikan bahwa setiap tindakan yang diambil oleh perusahaan sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan, dan membantu mencegah terjadinya penyalahgunaan kekuasaan atau kecurangan. Auditor internal harus memiliki independensi yang cukup untuk melaporkan hasil temuannya secara langsung kepada dewan direksi atau komite audit, tanpa adanya intervensi dari pihak manajemen.
5“PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA PERUSAHAAN KELUARGA : STUDI DESKRIPTIF PADA DISTRIBUTOR MAKANAN | Andypratama | Agora”, online:
<https://publication.petra.ac.id/index.php/manajemen-bisnis/article/view/225>.
Selanjutnya, penting untuk memperhatikan keterbukaan dan tanggung jawab kepada pemangku kepentingan. Perusahaan harus secara rutin memberikan informasi yang jelas, akurat, dan relevan kepada pemegang saham dan publik.
Laporan keuangan harus disusun dengan transparan dan dapat dimengerti oleh pemangku kepentingan eksternal. Selain itu, mekanisme komunikasi yang efektif harus dibangun untuk menerima masukan dan umpan balik dari pemangku kepentingan, yang dapat membantu perusahaan untuk terus memperbaiki praktik- praktiknya dan menjaga keterbukaan.
Selanjutnya, perusahaan juga perlu memperhatikan aspek tanggung jawab sosial dan lingkungan. Implementasi prinsip GCG tidak hanya sebatas pada keberhasilan finansial perusahaan, tetapi juga melibatkan dampak yang dihasilkan terhadap masyarakat dan lingkungan. Oleh karena itu, perusahaan harus mengembangkan kebijakan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang jelas dan mengintegrasikannya ke dalam kegiatan operasionalnya. Keterlibatan dalam inisiatif sosial dan keberlanjutan dapat meningkatkan reputasi perusahaan dan mendukung pencapaian tujuan jangka panjangnya. Terakhir, evaluasi terus- menerus terhadap implementasi GCG sangat penting. Perusahaan perlu secara rutin mengevaluasi keberhasilan dan efektivitas implementasi prinsip GCG. Hal ini dapat melibatkan audit eksternal, survei kepuasan pemangku kepentingan, dan peninjauan kinerja perusahaan secara menyeluruh. Hasil dari evaluasi ini harus digunakan untuk memperbarui kebijakan dan prosedur GCG, serta untuk mengidentifikasi area yang perlu diperbaiki.
Secara keseluruhan, implementasi prinsip Good Corporate Governance adalah upaya berkelanjutan yang memerlukan komitmen penuh dari seluruh organisasi.
Dengan membangun budaya korporat yang etis, membentuk dewan direksi yang kompeten dan independen, mengelola risiko dengan bijak, dan berkomunikasi secara terbuka dengan pemangku kepentingan, perusahaan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan berkelanjutan dan memberikan nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan.
Sebagai contoh implementasi prinsip Good Corporate Governance (GCG) di Indonesia, kita dapat mengamati kasus PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), salah satu perusahaan telekomunikasi terkemuka di negara ini. Telkom
telah menunjukkan komitmen yang kuat terhadap prinsip GCG melalui berbagai inisiatif dan praktik yang diterapkan dalam operasionalnya. Pertama, Telkom telah berhasil membentuk dewan direksi yang independen dan kompeten. Dewan direksi Telkom terdiri dari anggota yang memiliki latar belakang dan pengalaman yang relevan dengan industri telekomunikasi. Lebih penting lagi, sejumlah anggota dewan direksi bersifat independen, yang dapat memberikan pandangan objektif dan memastikan adanya pengawasan yang efektif terhadap kebijakan dan kinerja manajemen.6
Selanjutnya, Telkom telah mengimplementasikan praktik transparansi yang tinggi dalam pelaporan keuangan dan pengambilan keputusan. Laporan keuangan Telkom disusun dengan cermat dan secara teratur diaudit oleh pihak eksternal yang independen. Ini memberikan kepercayaan kepada pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya bahwa informasi yang disediakan oleh perusahaan dapat diandalkan dan akurat. Dalam konteks manajemen risiko, Telkom juga telah memperhatikan pengelolaan risiko secara cermat. Perusahaan ini secara rutin mengevaluasi risiko-risiko yang mungkin mempengaruhi operasionalnya dan mengadopsi strategi mitigasi yang efektif. Pendekatan ini membantu Telkom untuk menghadapi tantangan yang muncul di industri telekomunikasi yang dinamis.7
Selanjutnya, Telkom aktif terlibat dalam kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang mendukung pembangunan berkelanjutan. Perusahaan ini terlibat dalam berbagai inisiatif sosial, seperti program pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat, serta proyek-proyek lingkungan yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif operasional perusahaan terhadap lingkungan. Dalam hal keterbukaan terhadap pemangku kepentingan, Telkom juga memastikan adanya mekanisme komunikasi yang efektif. Rapat umum pemegang saham diadakan secara teratur, memberikan kesempatan bagi pemegang saham untuk mengajukan pertanyaan dan memberikan masukan. Selain itu, Telkom juga aktif berkomunikasi
6 “PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA KINERJA PEGAWAI | Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi (JIRA)”, online:
<http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jira/article/view/1078>.
7 “Peran Komisaris Independen dalam Mewujudkan Good Corporate Governance di Perusahaan Publik
| Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM”, online: <https://journal.uii.ac.id/IUSTUM/article/view/3851>.
dengan masyarakat melalui berbagai saluran untuk memastikan adanya saluran informasi yang terbuka.
Sebagai bagian dari upaya implementasi GCG, Telkom juga telah menerapkan program-program pelatihan dan pengembangan bagi karyawan. Ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan etika kerja karyawan, sehingga mereka dapat berkontribusi secara positif terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Namun demikian, penting untuk diingat bahwa tidak ada perusahaan yang sempurna, dan implementasi GCG harus menjadi perjalanan berkelanjutan. Meskipun Telkom telah mencapai banyak hal dalam menerapkan prinsip-prinsip GCG, perusahaan- perusahaan lain di Indonesia juga dapat memetik pelajaran dari praktik baik yang telah diterapkan oleh Telkom.
Dalam kesimpulannya, Telkom merupakan contoh nyata bagaimana perusahaan di Indonesia dapat mengimplementasikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Dengan membentuk dewan direksi yang independen, menerapkan praktik transparansi dalam pelaporan, mengelola risiko dengan bijak, terlibat dalam CSR, memastikan keterbukaan terhadap pemangku kepentingan, dan mengembangkan karyawan, Telkom telah menunjukkan bahwa prinsip GCG dapat menjadi dasar untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan dan memberikan nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan.
BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan
Good Corporate Governance (GCG) merupakan seperangkat prinsip, kebijakan, dan prosedur yang dirancang untuk mengelola dan mengendalikan suatu perusahaan secara efektif. Beberapa prinsip utama dalam GCG yakni:
transparansi, akuntabilitas, tanggung jawab sosial, kemandirian dewan direksi, pemberian insentif yang sehat dan adil, perlindungan terhadap hak pemegang saham, serta keterbukaan terhadap resiko. Secara keseluruhan, prinsip GCG memainkan peran kunci dalam membentuk tata kelola perusahaan yang baik.
Untuk mengimplementasikan prinsip GCG yang baik, diperlukan peran seluruh lapisan organisasi, mulai dari dewan direksi hingga tingkat operasional yang lebih rendah. Implementasi prinsip GCG merupakan upaya berkelanjutan yang memerlukan komitmen penuh dari organisasi, dengan membentuk budaya korporat yang etis, membentuk dewan direksi yang kompeten dan independen, mengelola resiko dengan bijak, dan berkomunikasi secara terbuka dengan pemangku kepentingan.
DAFTAR PUSTAKA Buku:
“Mekanisme Good Corporate Governance dan Nilai Perusahaan: Studi untuk ... - Riska
Franita - Google Books”, online:
<https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=fxeZDwAAQBAJ&oi=fnd
&pg=PA9&dq=prinsip+Good+Corporate+Governance+dalam+suatu+perusa haan&ots=zXH6kCpT5J&sig=EyzW2y_RUBP0byumBB53_FzpP80&redir_
esc=y>.
Jurnal:
“Analisis Prinsip-prinsip Good Corporate Governance pada Perusahaan Pembiayaan | Jurnal Administrasi Publik (Public Administration Journal)”, online:
<https://mail.ojs.uma.ac.id/index.php/adminpublik/article/view/1258>.
“GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN PENERAPANNYA DI INDONESIA
| Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan”, online:
<https://ojs.petra.ac.id/ojsnew/index.php/man/article/view/16505>.
“Hubungan Hukum dan Penerapan Prinsip Good Corporate Governance dalam Perusahaan | Njatrijani | Gema Keadilan”, online:
<https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/gk/article/view/6481>.
“PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA
PERUSAHAAN KELUARGA : STUDI DESKRIPTIF PADA
DISTRIBUTOR MAKANAN | Andypratama | Agora”, online:
<https://publication.petra.ac.id/index.php/manajemen- bisnis/article/view/225>.
“PENGARUH PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE PADA KINERJA PEGAWAI | Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi (JIRA)”, online:
<http://jurnalmahasiswa.stiesia.ac.id/index.php/jira/article/view/1078>.
“Peran Komisaris Independen dalam Mewujudkan Good Corporate Governance di Perusahaan Publik | Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM”, online:
<https://journal.uii.ac.id/IUSTUM/article/view/3851>.