• Tidak ada hasil yang ditemukan

MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM ORGANISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "MEMIMPIN PERUBAHAN DALAM ORGANISASI"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MEMIMPIN PERUBAHAN ORGANISASI

• Tidak banyak orang yang suka akan perubahan, namun walau begitu perubahan tidak bisa dihindarkan, dan harus dihadapi.

• Karena itu, maka diperlukan satu manajemen perubahan agar proses dan dampak dari perubahan tersebut

mengarah pada titik positif.

(2)

• Organisasi berfungsi dengan berbagai struktur dan proses yang saling tergantung.

• Struktur dan lebih lagi proses-proses organisasi

adalah tidak statis, tetapi merupakan pola hubungan yang berubah secara kontinyu dalam suatu kegiatan sosial yang lebih luas.

• Karena itu perubahan adalah satu aspek universal dan kontinyu semua organisasi.

• Sebagai sistem yang terbuka organisasi harus

menyesuaian diri dengan perubahan lingkungan.

(3)

TUJUAN PERUBAHAN

• Untuk menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan

Organisasi hanya dapat tetap eksis jika mampu merespon secara tepat perubagan lingkungan baik secara reaktif

maupun proaktif.

• Untuk melakukan modifikasi-modifikasi berbagai pola perilaku individu individu atau kelompok dalam suatu organisasi

Organisasi bukan dijalankan oleh mesin, tetapi oloeh

manusia. Jadi setiap perubahan organisasi pada dasarnya

mencoba untuk membuat para karyawan menggunakan pola perilaku baru dan mentaati aturan yang diberlakukan.

(4)

PERUBAHAN YANG DIRENCANAKAN

• Jika dirasa ada gangguan dalam efektifitas dan efisiensi organisasi serta kepuasan anggota maka perlu kiranya diadakan perubahan organisasi.

Efektivitas organisasi diukur dari tingkat pencapaian tujuan Efisiensi organisasi diukur dari pemanfaatan sumberdaya

organisasi yang lebih baik

Kepuasan anggota diukur dari dampak positip dari para anggota dan kelestarian organisasi

• Untuk mencapainya pimpinan perlu mengenali perbedaan antara apa yang ada apa yang seharusnya ada, dan

mengusahakan tindakan berdasar perubahan yang direncanakan yang mengarah ke perbaikan organisasi.

(5)

APA YANG DIRUBAH

H.J. Leavitt dalam Reksohadiprodjo & Handoko (1992: 324) organisasi sebagai sistem yang kompleks terdiri dari empaqt variabel yang saling berinteraksi yaitu ;

1. Tugas, mencerminkan keberadaan organisasi, produksi barang dan jasa

2. Orang menunjukkan pengoperaian unsur manusia dalam organisasi

3. Teknologi berkenaan dengan pengetahuan, alat dan cara memproduksai dan pemecahan masalah

4. Struktur menunjukkan sistem wewenang, aliran kerja, sistem komunikasi

Perubahan organisasi dapat diarahkan pada satu atau semua variabel, dan perubahan pada satu variabel menyebabkan perubahan pada varabel lainnya.

(6)

Konsepsi empat variabel perubahan organisasi leavitt

Struktur

Orang

Tugas Teknologi

(7)

Unfreezing : Upaya-upaya untuk mengatasi tekanan-tekanan dari kelompok penentang dan pendukung perubahan. Status quo

dicairkan, biasanya kondisi yang sekarang

berlangsung (status quo) diguncang sehingga orang merasa kurang nyaman. 

Movement : Secara bertahap tapi pasti, perubahan dilakukan. Jumlah penentang

perubahan berkurang dan jumlah pendukung bertambah. Untuk mencapainya, hasil-hasil perubahan harus segera dirasakan.

Refreezing : Jika kondisi yang diinginkan

telah tercapai, stabilkan melalui aturan-aturan baru, sistem kompensasi baru, dan cara

pengelolaan organisasi yang baru lainnya. Jika berhasil maka jumlah penentang akan sangat berku-rang, sedangkan jumlah pendudung

makin bertambah.

BAGAIMANA CARA MERUBAH

(8)
(9)

MASALAH DALAM PERUBAHAN

• Masalah yang paling sering dan menonjol adalah

“penolakan atas perubahan itu sendiri”. (resistance to change).

• Resistensi perubahan tidak selalu negatif karena justru karena adanya penolakan tersebut maka perubahan tidak bisa dilakukan secara sembarangan.

• Resistensi perubahan dapat dalam bentuk:

kelihatan (eksplisit) dan segera, misalnya mengajukan protes, mengancam mogok, demonstrasi, dan sejenisnya;

tersirat (implisit), dan lambat laun, misalnya loyalitas pada organisasi berkurang, motivasi kerja menurun, kesalahan kerja meningkat,

tingkat absensi meningkat, dan lain sebagainya

(10)

PENOLAKAN TERHADAP PERUBAHAN

1. Kurangnya kepercayaan. Orang akan menolak perubah-an bila ada saling tidak percaya di antara pihak yang terlibat.

2. Ketakutan akan hilangnya peluang dan kenyamanan yang ada (status quo). Setiap perubahan yang dianggap

mengancam status quo seperti hilangnya status dan kekuasaan , penurunan pendapatan, peluang promosi, kenyamanan, keamananan, dls cenderung akan ditolak.

3. Pinilaian yang berbeda. Penolakan terhadap perubahan sering terjadi bila para partisipan berbeda dalam hal

evaluasi atas biaya, keuntungan dan keberhasilan perubahan.

4. Toleransi rendah terhadap perubahan. Orang yang

mempunyai toleransi rendah akan menentang recana atau gagasan baru meskipun usulan perubahan dipahami

sebagai sesuatu yang baik bagi organisasi.

(11)

TAKTIK MENGATASI PENOLAKAN ATAS PERUBAHAN

1. Pendidikan dan Komunikasi.

– Berikan penjelasan secara tuntas tentang latar belakang, tujuan, akibat, perubahan. Komunikasikan dalam

berbagai macam bentuk dan kesempatan

– Ini digunakan bila ada kekurangan atau ketidaktepatan informasi dan analisis

2. Partisipasi.

– Ajak serta semua pihak untuk mengambil keputusan.

Pimpinan hanya bertindak sebagai fasilitator dan motivator.

– Digunakan bila inisiator tidak mempunyai informasi yg dibutuhkan untuk merancang perubahan dan orang lainnya mempunyai kekuasaan untuk menolak.

(12)

3. Memberikan kemudahan dan dukungan.

– Jika pegawai takut atau cemas, lakukan konsultasi atau bahkan terapi. Beri keterampilan yg memper-mudah dan mendukung proses perubahan

– Taktik ini digunakan bila penolakan berkembang sebagai hasil ketidakmampuan adaptasi

4. Negosiasi dan persetujuan

– Pengambil inisiatif perubahan bersedia menyesuai-kan perubahan dengan kebutuhan dan kepentingan para penolak aktif atau potensial

– Cara ini biasa dilakukan jika yg menentang mempu-nyai kekuatan yg tidak kecil.

(13)

5. Manipulasi dan Kooptasi.

– Manipulasi adalah menutupi kondisi yg sesungguh-nya.

Misalnya memlintir (twisting) fakta agar tampak lebih menarik, tidak mengutarakan hal yang negatif, dsb..

Kooptasi dilakukan dengan cara memberikan kedudukan penting kpd pimpinan penentang perubahan dlm

mengambil keputusan.

– Digunakan bila taktik lain tidak akan berhasil atau mahal

6. Paksaan.

– Berikan ancaman dan jatuhkan hukuman bagi siapapun yang menentang dilakukannya perubahan.

– Bila kecepatan adalah esensial, dan inisiator

perubahan mempunyai kekuasaan cukup besar.

Referensi

Dokumen terkait

Efisien adalah proses penghematan sumberdaya dengan melakukan pekerjaan dengan benar (do things right), sedangkan efektivitas adalah tingkat keberhasilan pencapaian

.ampai ke tingkat daerah, Setiap organisasi umumnl,a trerupaya menl,elesaikan rendahnya keharmonisan antar elemen dalam pencapaian tujuan. Kondisi seperti ini akan

sayamemilikikesempatandantelahmenyelesaikansebuahkaryatulisilmiahsaya yang berjudul: “KEBIJAKAN EFISIENSI SUMBERDAYA MANUSIA BAGI EFEKTIFITAS ORGANISASI DI PT.RADIO

organisasi  pengelola  air  irigasi  di  tingkat  lokal  semakin  dituntut  peranannya  dalam .. pengalokasian  sumberdaya  air  yang  kompetitif  untuk 

Bahwa efektivitas kerja pada Dinas Perhubungan Kota Samarinda yang diukur dari indikator produktivitas kerja, tingkat kerjasama dan tingkat kepuasan kerja tergolong

Dengan demikian budaya organisasi menjadikan anggota organisasi untuk fokus kepada pencapaian tujuan organisasi memiliki budaya yang berbeda, disebabkan mereka

Anggota organisasi yang tidak terlibat secara langsung dalam suatu konflik, dapat mengambil hikmah dan bisa belajar bagaimana menghadapi perbedaan sifat, sikap,

ANALISIS PENGENDALIAN INTERNAL ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT OPZ PADA LAZNAS “X” DI SURABAYA DALAM RANGKA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS DAN EFISIENSI ORGANISASI Aulia Damayanti Jurusan