Pasar Modal Syariah
Muhammad Muallifurrahmi Arramidly
Mengenal Pasar Modal Syariah
Pasar & Modal
Pasar modal merupakan gabungan dari pasar dan modal. Pasar secara sempit diartikan tempat para penjual dan pembeli bertemu untuk bertransaksi. Pasar juga diartikan sebagai tempat pertemuan dari orang yang membutuhkan komoditas tertentu kepada orang yang memiliki komoditas tertentu untuk memenuhi kebutuhan kedua belah pihak. Dalam arti luas, pasar diartikan sebagai media untuk mempertemukan antara penjual dan pembeli dalam pemenuhan kebutuhan (Kasmir, 2014).
Modal, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dan sebagainya; harta benda (uang, barang, dan sebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan dan sebagainya.
Pengertian Pasar Modal
• Pasar Modal merupakan Sarana atau wadah untuk mempertemukan Antara penjual dan pembeli, Penjual dan pembeli disini memiliki makna yang berbeda dengan “Pasar Tradisional”, analogi penjual dan pembeli disini adalah penjualan dan pembelian dalam rangka Investasi. Pasar modal mempertemukan berbagai instrument keuangan yang bisa diperjual belikan baik berupa Modal maupun berbentuk Hutang yang dikeluarkan oleh Pemerintah maupun perusahaan Swasta.
Pasar modal sendiri adalah suatu sistem keuangan yang
terorganisir yang disiapkan untuk memperdagangkan Saham,
Obligasi, dan jenis surat berharga lainnya.
Apakah Pasar Modal Syariah itu ???
Pasar Modal Syariah adalah pasar modal yang
seluruh kegiatan nya tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip islam. Pasar modal
syariah Indonesia merupakan bagian dari
industri keuangan syariah yang diatur oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), khususnya
direktorat pasar modal syariah.
Akad apa saja yang digunakan dalam penerbitan efek di Pasar Modal Syariah ???
Akad-akad yang dapat digunakan dalam
penerbitan efek syariah di pasar modal
Indonesia menurut peraturan tersebut adalah
akad ijarah, istishna, kafalah, mudharabah,
musyarakah dan wakalah.
Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia
• Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada tanggal 3 Juli 1997.
Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (Bursa Efek Jakarta)
berkerjasama dengan PT. Danareksa Investment
Management meluncurkan Jakarta Islamic Index (JII) pada
tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor
yang ingin menginvestasikan dananya secara syariah. Dengan
hadirnya indeks tersebut, maka para investor telah
disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana
berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah.
Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia
• Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan pasar modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. Selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002.
Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah pertama dan
akad yang digunakan adalah akad Mudharabah.
Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia
• Pasar modal syariah bersifat universal, dapat dimanfaatkan tanpa melihat latar belakang Agama dan Ras tertentu. Dalam praktiknya, industri pasar modal syariah mengacu pada prinsip- prinsip syariah yang sejalan dengan konsep islam dalam pemerataan dan peningkatan kemakmuran.
• Pasar Modal Syariah adalah kegiatan yang bersangkutan dengan jual-beli surat berharga yang menganut prinsip-prinsip syariah.
Prinsip syariah yang dimaksud adalah prinsip yang tidak
bertentangan dengan Al-Quran dan Al-Hadits, karena
sesungguhnya Allah swt membolehkan segala bentuk kegiatan
yang bersifat Muamalah kecuali yang jelas-jelas dilarang,
seperti Gharar, Maysir, dan Riba.
Visi Pasar Modal Syariah
Visi :
Menjadi Pasar Modal Syariah yang
memberikan Kontribusi signifikan bagi
perekonomian Sosial, berkeadilan, dan
melindungi kepentingan Masyarakat.
Misi Pasar Modal Syariah
• Menjadikan Pasar Modal Syariah sebagai sarana pembiayaan bagi pemerintah dan sektor swasta, serta sebagai sarana investasi pilihan masyarakat.
• Mewujudkan Pasar Modal Syariah yang tumbuh, stabil,berkelanjutan dan akuntabel.
• Mewujudkan sumberdaya manusia di Pasar Modal
Syariah yang berkualitas dan Amanah.
Peranan Pasar Modal Syariah
Pasar Modal Syariah Memiliki dua peran penting yaitu diantaranya
• Sebagai sumber pendanaan bagi perusahaan untuk pengembangan usahanya melalui penerbitan efek atau surat berharga.
• Sebagai sarana investasi bagi para investor
Dasar Hukum Pasar Modal Syariah
Sebagai bagian dari sistem pasar modal Indonesia , kegiatan di Pasar modal yang menerapkan prinsip-prinsip syariah juga mengacu kepada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal berikut peraturan pelaksananaannya (Peraturan Bapepam-LK, Peraturan Pemerintah, Peraturan Bursa dan lain-lain). Bapepam-LK selaku regulator pasar modal di Indonesia, memiliki beberapa peraturan khusus terkait pasar modal syariah, sebagai berikut:
• Peraturan Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah
• Peraturan Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah
• Peraturan Nomor IX.A.14 tentang Akad-akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah
BAPEPAM-LK = ( Badan Pengawas Pasar Modal & Lembaga Keuangan sekarang OJK )
Undang undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK. selain itu kegiatan di pasar modal yang menerapkan prinsip prinsip Syariah juga mengacu pada Undang undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal berikut peraturan pelaksanaannya.
Selain dasar hukum diatas yang menjadi dasar kegiatan pasar modal syariah, Antara lain :
PERATURAN TENTANG
POJK No. 15/POJK.04/2015 Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal POJK No. 16/POJK.04/2015 Ahli Syariah di Pasar Modal
POJK No. 17/POJK.04/2015 Penerbitan dan Persyaratan Efek Syariah Berupa Saham oleh Emiten Syariah atau Perusahaan Publik Syariah
POJK No. 18/POJK.04/2015 Penerbitan dan Persyaratan Sukuk
POJK No. 19/POJK.04/2015 Penerbitan dan Persyaratan Reksa Dana Syariah
POJK No. 20/POJK.04/2015 Penerbitan dan Persyaratan Efek Beragun Aset Syariah
POJK No. 53/POJK.04/2015 Akad yang digunakan dalam Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal
POJK No. 30/POJK.04/2016 Dana Investasi Real Estate Syariah berbentuk Kolektif
POJK No. 61/POJK.04/2016 Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal pada Manager Investasi
POJK No. 35/POJK.04/2017 Kriteria Penerbitan Daftar Efek Syariah (DES)
Fatwa DSN MUI
Fatwa DSN MUI
Pasar Primer dan Pasar Sekunder
Kegiatan di dalam pasar modal mengenal dua jenis pasar, yaitu:
Pasar primer atau pasar perdana adalah pasar dimana penerbitan efek yang baru dilakukan oleh penerbit (emiten), seperti perusahaan atau pemerintah kepada pembeli (investor) atau kreditur pertama (Fundamentals of Islamic Money and Capital Markets, Mohd Azmi Omar, Muhamad Abduh, dan Raditya Sukmana).
Secara sederhana, pasar primer adalah praktik pasar yang pertama kali terjadi antara emiten dan investor.Dalam pasar modal, transaksi di pasar primer dilakukan melalui perusahaan efek yang menjadi penjamin emisi efek. Transaksi penerbitan efek pada pasar primer ini sering disebut dengan initial public offering (IPO) (Abdalloh, 2018). Pasar primer ini dapat dianalogikan seperti penjualan barang baru yang belum dijual bebas secara umum.
Pasar Primer dan Pasar Sekunder
Pasar sekunder adalah pasar dimana efek diperdagangkan setelah efek tersebut ditawarkan di pasar primer. Pasar sekunder juga dapat diartikan sebagai suatu kegiatan transaksi jual beli efek dari investor beli dan investor jual. Transaksi pada pasar sekunder tidak melibatkan emiten lagi. Meskipun para pihak yang bertransaksi mendapatkan keuntungan dari jual beli efek
tersebut, namun perusahan atau emiten yang
menerbitkan saham tidak mendapatkan dana baru yang masuk ke perusahaan.
Ilustrasi transaksi pada pasar sekunder ibarat jual beli rumah dari pemilik rumah sebelumnya dengan perantara bank. Hal ini tidak melibatkan pengembang perumahan (developer) (Abdalloh, 2018).
Produk Pasar Modal Syariah
Secara konsep, saham syariah tidak bertentangan dengan prinsip syariah karena saham merupakan bukti penyertaan modal kepada perusahaan dan investor akan mendapatkan bagi hasil berupa deviden, akan tetapi tidak semua saham langsung dapat dikategorikan sebagai saham syariah kecuali memenuhi 2 sebab berikut
• Saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang secara aktif mendeklarasikan sebagai perusahaan syariah.
• Saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang tidak menyatakan sebagai perusahaan syariah akan tetapi memenuhi kriteria sebagai saham syariah oleh OJK atau pihak Penerbit DES (Daftar Efek Syariah).
DES diterbitkan oleh OJK 2 kali dalam setahun yaitu Akhir Bulan Mei dan Akhir Bulan November
1. Saham Syariah
2. Sukuk
Sebagai salah satu Efek Syariah sukuk memiliki karakteristik yang
berbeda dengan obligasi. Sukuk bukan merupakan surat utang,
melainkan bukti kepemilikan bersama atas suatu aset/proyek. Setiap
sukuk yang diterbitkan harus mempunyai aset yang dijadikan dasar
penerbitan (underlying asset). Klaim kepemilikan pada sukuk
didasarkan pada aset/proyek yang spesifik. Penggunaan dana sukuk
harus digunakan untuk kegiatan usaha yang halal. Imbalan bagi
pemegang sukuk dapat berupa imbalan, bagi hasil, atau marjin, sesuai
dengan jenis akad yang digunakan dalam penerbitan sukuk. Akad yang
digunakan sukuk Antara lain
Ijarah, Mudharabah , Musyarakah, Istishna & Salam.3. Reksadana Syariah
Reksa Dana Syariah sebagaimana reksa dana pada umumnya
merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat
pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak
memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung
risiko atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai
sarana untuk menghimpun dana dari masyarakat yang
memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan
investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan
yang terbatas.
4. Efek Beragun Aset (EBA) Syariah
Berdasarkan peraturan OJK No. 20/POJK.04/2015 tentang Penerbitan dan Persyaratan Efek Beragun Aset Syariah, Efek beragun aset syariah (EBA syariah) yang diterbitkan di pasar modal Indonesia terdiri dari dua jenis, yaitu:
• EBA syariah berbentuk Kontrak Investasi Kolektif antara manajer investasi dan bank kustodian (KIK-EBAS) adalah efek beragun aset yang portofolio (terdiri dari aset keuangan berupa piutang, pembiayaan atau aset keuangan lainnya), akad dan cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip- prinsip syariah di pasar modal.
• EBA syariah berbentuk surat partisipasi (EBAS-SP) adalah Efek Beragun Aset Syariah yang diterbitkan oleh penerbit yang akad dan portofolionya (berupa kumpulan piutang atau pembiayaan pemilikan rumah) tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal serta merupakan bukti kepemilikan secara proporsional yang dimiliki bersama oleh sekumpulan pemegang EBAS- SP.