• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI TERBIMBING PADA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SDN BARUNAI BARU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI TERBIMBING PADA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SDN BARUNAI BARU"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI TERBIMBING

PADA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SDN BARUNAI BARU

Sri Datun Nisa1

Email : [email protected]

ABSTRAK

Materi pokok pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar di antaranya adalah ibadah yang didalamnya terdapat pokok bahasan praktik shalat fardhu. Metode demonstrasi terbimbing adalah suatu cara mengajar dengan menyajikan bahan pelajaran dengan memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, yang sering disertai dengan penjelasan lisan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelit ian tindakan kelas (PTK), karena peneliti berada di sekolah dari tahapan awal sampai akhir penelitian yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan dan refleksi.

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar materi shalat fardhu melalui metode demonstrasi terbimbing pada siswa Kelas III SDN Barunai Baru. Pada siklus I pertemuan 1 siswa memperoleh nilai rata-rata 67, masih dibawah indikator ketuntasan belajar, pada siklus I pertemuan 2 dengan rata-rata 68 dan masih di bawah indikator ketuntasan belajar. Siklus II pertemuan 1 memperoleh nilai rata- rata 73 dan semakin meningkat pada pertemuan 2 yaitu 76,5 sudah mencapai di atas indikator ketuntasan belajar yang ditetapkan sebelumnya yaitu > 70.

Kata Kunci: Shalat Fardhu, Metode Demonstrasi Terbimbing.

Pendahuluan

Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan kepada generasi muda agar menjadi manusia bertakwa kepada Allah (Majid dan Andayani, 2004: 130). Tujuan dari pendidikan agama Islam yaitu anak didik memiliki kemampuan dan keterampilan yang dapat dilaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pendidikan Islam hal ini terutama berkaitan dengan kegiatan lahiriyah, seperti bacaan dari kafiyat shalat, akhlak, dan tingkah laku (Darajat, 1992: 30). Untuk itu perlu adanya usaha, kegiatan, cara, alat, dan lingkungan hidup yang menunjang keberhasilannya (Darajat, 1992:

28).

Siswa kelas III pada SDN Barunai Baru Kabupaten Barito Kuala belum mampu melakukan gerakan shalat fardhu dengan benar, karena belum memiliki pengetahuan dan kurangnya aktivitas belajar siswa dalam pendidikan

(2)

Agama Islam khususnya pada praktik shalat fardhu. Oleh karena itu penulis sebagai guru agamanya berusaha dengan sungguh-sungguh untuk memberikan pembelajaran tersebut kepada siswa kelas III SDN Barunai Baru, sehingga dengan diberikan pelajaran ini diharapkan para siswa mampu melaksanakan praktik dengan baik dan benar. Demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang efektif, karena peserta didik dapat mengetahui secara langsung penerapan materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. (Huda, 2013:

233). Sebagaimana diuraikan oleh (Mulyoso, 1997:33) metode demontrasi terbimbing memiliki beberapa kelebihan, diantaranya demontrasi terbimbing bukan hanya dapat digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang bersifat mempertontonkan saja, melainkan dapat bersifat eksperimen.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan metode demonstrasi terbimbing pada materi shalat Fardhu di kelas III SDN Barunai Baru dan apakah terdapat peningkatan hasil belajar materi shalat fardhu menggunakan metode demontrasi terbimbing pada siswa kelas III SDN Barunai Baru. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Penerapan metode demonstrasi terbimbing pada materi shalat Fardhu di kelas III SDN Barunai Baru Kabupaten Barito Kuala dan mengetahui peningkatan hasil belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam materi shalat fardhu menggunakan metode demontrasi terbimbing pada siswa kelas III SDN Barunai Baru Kabupaten Barito Kuala.

Metode

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Guru melakukan PTK, maka guru telah melakukan implementasi kurikulum dalam tataran praktis, yakni bagaimana kurikulum itu dikembangkan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi, sehingga kurikulum dapat berjalan secara efektif melalui proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (Kunandar, 2013: 68).

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang menghasilkan deskriptif berupa kata-kata tertulis mengenai perilaku, persepsi, motivasi, tindakan yang dapat diamati sehingga mendapatkan kebenaran yang dapat diterima oleh akal sehat manusia dan penelitian ini dilakukan untuk melakukan tindakan perubahan-perubahan yang berkenaan dengan upaya menuju perbaikan pembelajaran. (Surawan, 2019:38)

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Barunai Baru yang beralamat di Desa Barunai Baru Kabupaten Barito Kuala. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas III, jumlah siswa di dalam kelas tersebut ada 10 orang siswa. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SDN Barunai Baru berjumlah yang berjumlah 10 orang terdiri dari 6 orang laki-laki dan 4 orang

(3)

perempuan. Jenis data yang dalam penelitian tindakan kelas ini terbagi menjadi dua yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Cara pengambilan data dilakukan dengan teknik observasi dan tes. Ada dua jenis data yang dianalisis yaitu data kualitatif berupa data hasil observasi penerapan metode demonstrasi terbimbing yang meliputi observasi aktivitas guru dan siswa, serta data kuantitatif berupa hasil belajar siswa.

Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan yang terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi, dan tahap refleksi.

1. Tahap Perencanaan

Perencanaan mencakup beberapa tahapan, yaitu :

a) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada

b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

c) Membuat lembar observasi guru dan siswa untuk mengamati penerapan metode demonstrasi terbimbing proses pembelajaran.

d) Membuat rubrik penilaian aktivitas guru dan siswa sesuai dengan menggunakan metode demonstrasi terbimbing.

e) Membuat alat evaluasi berupa tes perbuatan

f) Menyiapkan sumber belajar dan media pembelajaran yang digunakan untuk pembelajaran menggunakan metode demonstrasi terbimbing materi praktik shalat.

2. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan dilaksanakan minimal sebanyak 2 siklus dan direncanakan setiap siklus 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit untuk 1 kali pertemuan. Pemberian tindakan merupakan kegiatan inti dalam siklus penelitian tindakan kelas, sehingga pelaksanaan pembelajaran pada praktik shalat fardu dengan menggunakan metode demonstrasi terbimbing dilaksanakan dalam 4 kali pertemuan yaitu:

a) Siklus I

1) Pendahuluan (15 menit)

- Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh khidmat;

- Memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur’an surah pendek pilihan dengan lancar dan benar (nama surat sesuai dengan program pembiasaan yang ditentukan sebelumnya);

- Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran;

- Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai;

- Menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dijalani;

(4)

2) Kegiatan Inti (40 menit) a. Mengamati

- Peserta didik menyimak video yang disajikan tentang pelaksanaan praktek salat

- Peserta didik memperhatikan gambar tuntunan shalat dengan dibimbing oleh guru

b. Menanya

- Peserta didik diberi kesempatan untuk menanya tentang hal yang telah diamatinya. Apabila peserta didik mengalami kesulitan, guru memberikan bimbingan dan panduan (stimulus) agar peserta didik mencari tahu dengan cara menanya.

- Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok

- Peserta didik bertanya, berdiskusi dan mendemonstrasikan shalat dengan dibimbing oleh guru.

c. Mengexplorasi/Mengeksperimen

- Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok - Mendemonstrasikan shalat secara berkelompok

d. Mengasosiasi

- Membuat ringkasan tentang praktek salat

- Menghubungkan pelaksanaan ibadah salat dengan perilaku kehidupan sehari-hari

e. Mengkomunikasikan

- Mempresentasikan praktek shalat secara berkelompok 3) Penutup (15 menit)

- Peserta didik membuat kesimpulan dibantu dan dibimbing guru.

- Melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan pertanyaan atau tanggapan peserta didik dari kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan masukan untuk perbaikan langkah selanjutnya.

- Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas baik secara individu maupun kelompok.

- Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

- Menutup pelajaran dengan berdo’a dan salam.

b) Siklus II

1) Pendahuluan (15 menit)

a. Guru membuka pembelajaran dengan salam dan berdo’a bersama dipimpin oleh salah seorang peserta didik dengan penuh khidmat;

b. Memulai pembelajaran dengan membaca al-Qur’an surah pendek pilihan dengan lancar dan benar (nama surat sesuai dengan program pembiasaan yang ditentukan sebelumnya);

c. Memperlihatkan kesiapan diri dengan mengisi lembar kehadiran dan memeriksa kerapihan pakaian, posisi dan tempat duduk disesuaikan

(5)

dengan kegiatan pembelajaran;

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai;

e. Menyampaikan tahapan kegiatan yang akan dijalani;

2) Kegiatan Inti (40 menit) a. Mengamati

1) Peserta didik menyimak video yang disajikan tentang pelaksanaan praktek salat

2) Peserta didik memperhatikan gambar tuntunan shalat dengan dibimbing oleh guru

b. Menanya

1) Peserta didik diberi kesempatan untuk menanya tentang hal yang telah diamatinya. Apabila peserta didik mengalami kesulitan, guru memberikan bimbingan dan panduan (stimulus) agar peserta didik mencari tahu dengan cara menanya.

2) Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok

3) Peserta didik bertanya, berdiskusi dan mendemonstrasikan shalat dengan dibimbing oleh guru.

c. Mengexplorasi/Mengeksperimen

1) Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok 2) Mendemonstrasikan shalat secara berkelompok

d. Mengasosiasi

1) Membuat ringkasan tentang praktek salat

2) Menghubungkan pelaksanaan ibadah salat dengan perilaku kehidupan sehari-hari

e. Mengkomunikasikan

1) Mempresentasikan praktek shalat secara berkelompok c) Penutup (15 menit)

1) Peserta didik membuat kesimpulan dibantu dan dibimbing guru.

2) Melaksanakan penilaian dan refleksi dengan mengajukan pertanyaan atau tanggapan peserta didik dari kegiatan yang telah dilaksanakan sebagai bahan masukan untuk perbaikan langkah selanjutnya.

3) Merencanakan kegiatan tindak lanjut dengan memberikan tugas baik cara individu maupun kelompok.

4) Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

5) Menutup pelajaran dengan berdo’a dan salam.

3. Tahap Observasi

Observasi dilakukan oleh guru terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat untuk mengetahui keaktifan siswa pada saat proses pembelajaran serta melakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilaksanakan dengan melakukan tes perbuatan untuk melihat pemahaman siswa terhadap materi gerakan shalat. Dengan melakukan

(6)

observasi dapat diketahui perubahan aktivitas siswa pada proses pembelajaran PAI jika dibandingkan dengan sebelum diberikan tindakan. Sedangkan hasil belajar siswa dapat dilihat dari tes hasil belajar siswa.

4. Tahap Refleksi

Refleksi dalam penelitian ini mengkaji, melihat dan merenungkan kembali atas hasil dampak dari tindakan yang telah dicatat dalam observasi. Hasil dari setiap pelaksanaan penelitian dianalisis, direfleksikan dan disimpulkan oleh peneliti, agar dapat dilaksanakan perbaikan terhadap kelemahan yang terjadi dan dicari cara pemecahan yang terbaik serta langkah-langkah seterusnya untuk diterapkan pada siklus berikutnya supaya penelitian ini dapat menemukan jalan yang terbaik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi salat pada masa lalu dan masa kini menggunakan metode demonstrasi terbimbing.

Hasil Penelitian dan Pembahasan Siklus I

Penerapan demonstrasi terbimbing pada aktivitas guru dalam meningkatkan hasil belajar materi shalat fardhu pada siswa Kelas III SDN Barunai Baru Kabupaten Barito Kuala dinyatakan cukup efektif, tetapi belum mencapai hasil pembelajaran yang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan dari observer terhadap kegiatan pembelajaran pada siklus I pertemuan 1 memperoleh skor 49 atau 58,33% sehingga mencapai kriteria kurang. Hal ini disebabkan ada beberapa aspek yang masih belum optimal dan memperoleh nilai skor 2. Sedangkan pada pertemuan 2 siklus I dinyatakan bahwa guru memperoleh skor 63 atau 75% sehingga mencapai kriteria cukup.

Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru dari pertemuan 1 ke pertemuan 2. Namun demikian ada beberapa hal yang harus dimaksimalkan pada siklus berikutnya, yaitu: guru dinilai belum maksimal menjelaskan materi shalat fardu, demikian juga dalam melakukan tanya jawab singkat dengan siswa mengenai materi shalat fardhu, serta dalam membahas soal bersama siswa. Guru juga dinilai masih belum bisa menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar. Semua aspek ini belum dilaksanakan guru secara optimal karena guru masih dalam tahap permulaan melakukan pembelajaran melalui metode demonstrasi ini dan masih belum terbiasa. Oleh karena itu, pembelajaran perlu dilanjutkan pada tindakan kelas siklus II. Diharapkan pada siklus II, guru dapat meningkatkan beberapa aspek yang tidak optimal ini.

Aktivitas siswa dalam pembelajaran materi shalat fardhu dengan metode demonstrasi terbimbing pada siswa Kelas III SDN Barunai Baru Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala, cukup mendukung dan aktif. Hal ini dapat dilihat pada hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat setiap pertemuannya. Pada siklus I pertemuan 1 aktivitas siswa memperoleh

(7)

skor 19 atau 52,78% sehingga mencapai kriteria kurang aktif. Sedangkan pada siklus I pertemuan 2 aktivitas siswa memperoleh skor 26 atau 72,22% sehingga memperoleh kriteria cukup aktif. Namun demikian, kriteria ini masih belum mencapai indikator keaktifan yang diharapkan, sehingga pembelajaran perlu dilanjutkan pada siklus II. Dalam hal ini, guru dituntut untuk lebih aktif memberikan arahan dan bimbingan dalam pembelajaran pada siklus II.

Hasil belajar materi shalat fardhu dengan metode demonstrasi terbimbing pada siswa Kelas III SDN Barunai Baru Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala, masih belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu > 70 secara klasikal. Hal ini disebabkan karena siswa yang tuntas pada siklus pertemuan I hanya 50% dan pada pertemuan 2 hanya 60%. Sehingga penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus II.

Siklus II

Penerapan demonstrasi terbimbing pada aktivitas guru dalam meningkatkan hasil belajar materi shalat fardhu dengan metode demonstrasi terbimbing pada siswa Kelas III SDN Barunai Baru Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala dinyatakan sangat efektif dan telah mencapai hasil pembelajaran yang maksimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan dari observer terhadap kegiatan pembelajaran pada siklus II pertemuan 1 memperoleh skor 63 atau 75% sehingga mencapai kriteria cukup. Sedangkan pada pertemuan 2 siklus II dinyatakan bahwa guru memperoleh skor 76 atau 90,47% sehingga mencapai kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru dari pertemuan 1 ke pertemuan 2. Semua aspek ini dilaksanakan guru secara optimal karena guru sudah lebih terbiasa melakukan pembelajaran melalui metode demonstrasi terbimbing ini. Sehingga persentasi kegiatan guru telah mencapai batas indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu > 80%. Aktivitas siswa dalam pembelajaran materi shalat fardhu dengan metode demonstrasi terbimbing pada siswa Kelas III SDN Barunai Baru Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala, sangat mendukung dan lebih aktif dari pertemuan sebelumnya. Hal ini dapat dilihat pada hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat setiap pertemuannya. Pada siklus II pertemuan 1 aktivitas siswa memperoleh skor 27 atau 75% sehingga mencapai kriteria cukup aktif. Sedangkan pada siklus II pertemuan 2 aktivitas siswa memperoleh skor 30 atau 83,33% sehingga memperoleh kriteria aktif. Kriteria ini sudah mencapai indikator keaktifan yang diharapkan.

Hasil belajar siswa dalam materi shalat fardhu dengan metode demonstrasi terbimbing pada siswa Kelas III SDN Barunai Baru Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala, sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu > 70 secara klasikal. Rata-rata kelas untuk pertemuan 1 adalah 73 dan pada pertemuan 2 adalah 76,5. Hal ini berarti

(8)

terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari pertemuan 1 ke pertemuan 2. Hasil belajar tersebut sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu > 70 secara klasikal, karena siswa yang tuntas mencapai 100%

dari jumlah siswa.

Pembahasan

Setelah peneliti menerapkan pembelajaran materi shalat fardhu dengan metode demonstrasi terbimbing pada siswa Kelas III SDN Barunai Baru Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala yang dilakukan selama 2 siklus, maka diperoleh beberapa temuan selama pembelajaran berdasarkan observasi kegiatan guru, observasi aktivitas siswa, dan hasil belajar. Dari data temuan tersebut dapat dinyatakan bahwa pembelajaran materi shalat fardhu dengan metode demonstrasi terbimbing pada siswa Kelas III SDN Barunai Baru Kabupaten Barito Kuala dinyatakan berhasil karena telah mencapai batas indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Hal ini dapat dilihat dari 2 masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini, yaitu: penerapan metode demonstrasi terbimbing yang meliputi aktivitas guru dan siswa, serta hasil belajar siswa.

1. Penerapan metode demonstrasi terbimbing meliputi aktivitas guru dan siswa

Pada siklus I pertemuan 1, proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru memperoleh skor 49 atau 58,33% sehingga mencapai kriteria kurang. Hal ini disebabkan ada beberapa aspek yang masih belum optimal dan memperoleh nilai skor 2 Sedangkan pada pertemuan 2 siklus I dinyatakan bahwa guru memperoleh skor 63 atau 75% sehingga mencapai kriteria cukup.

Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru dari pertemuan 1 ke pertemuan 2. Namun demikian ada beberapa hal yang harus dimaksimalkan pada siklus berikutnya, yaitu: guru dinilai belum maksimal menjelaskan materi shalat fardhu, demikian juga dalam melakukan tanya jawab singkat dengan siswa mengenai materi shalat fardu, dan dalam membahas soal bersama siswa. Guru juga dinilai masih belum bisa menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar. Semua aspek ini belum dilaksanakan guru secara optimal karena guru masih dalam tahap permulaan melakukan pembelajaran melalui metode demonstrasi terbimbing ini dan masih belum terbiasa. Oleh karena itu, pembelajaran perlu dilanjutkan pada tindakan kelas siklus II.

Pada siklus II pertemuan 1, guru memperoleh skor 63 atau 75% sehingga mencapai kriteria cukup. Sedangkan pada pertemuan 2 siklus II dinyatakan bahwa guru memperoleh skor 76 atau 90,47% sehingga mencapai kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru dari pertemuan 1 ke pertemuan 2. Semua aspek ini dilaksanakan guru secara optimal karena guru sudah lebih terbiasa

(9)

melakukan pembelajaran melalui metode demonstrasi terbimbing ini.

Sehingga persentasi kegiatan guru telah mencapai batas indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu > 80%.

Hal ini berarti hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima kebenarannya, dalam kalimat lain dapat dikatakan bahwa melalui metode Demonstrasi Terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi shalat fardhu. Terjadinya peningkatan terhadap penerapan metode demonstrasi terbimbing pada materi shalat fardhu ini berkemungkinan disebabkan oleh adanya peragaan praktek shalat secara langsung oleh siswa dengan dibimbing oleh guru. Kemudian yang dimaksud dengan metode demonstrasi adalah suatu metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok pembahasan atau materi yang sedang diberikan (Asmani, 2010: 142).

Berkaitan dengan hal tersebut praktek shalat dengan metode demonstrasi (Basyir dan Usman, 2002: 45) memiliki beberapa alasan penggunaan metode tersebut, yaitu:

a) Terdapat topik yang cocok dengan metode ini.

b) Terdapat sifat bahan ajar yang menuntut diperagakan.

c) Untuk memberikan latihan keterampilan tertentu kepada siswa.

d) Untuk memudahkan penjelasan yang diberikan agar siswa langsung mengetahui dan dapat terampil melakukannya.

e) Untuk membantu siswa dalam memahami suatu proses scara cermat dan teliti.

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa pada siklus I masih belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu > 70 secara klasikal. Hal ini disebabkan karena siswa yang tuntas pada pertemuan 1 hanya 50% dari jumlah siswa selama siklus I. Rata-rata kelas untuk pertemuan 1 adalah 67 dan pada pertemuan 2 siswa yang tuntas hanya 60% dengan rata-rata 68. Pada siklus II, hasil belajar siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu > 70 secara klasikal. Rata-rata kelas untuk pertemuan 1 adalah 73 dan pada pertemuan 2 adalah 76,5. Hal ini berarti terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari pertemuan 1 ke pertemuan 2. Hasil belajar tersebut sudah mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu > 70 secara klasikal, karena siswa yang tuntas mencapai 100% dari jumlah siswa.

Hal ini juga sama dengan salah satu hasil penelitian ternyata dengan metode demonstrasi siswa lebih aktif dalam pembelajaran praktek bacaan dan gerakan shalat, guru dapat membimbing langsung dan mengetahui kesalahan siswa, siswa dapat mempraktekan dengan teman secara bergantian,

(10)

menemukan sendiri permasalahan dalam materi dan gerakan shalat. Hasil kajian PTK yang dilaksanakan ternyata metode demontrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang konsep bacaan dan gerakan sholat (Nurhayati, 2019: 16). Berdasarkan uraian terdahulu dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang mengatakan bahwa “Jika diterapkan pembelajaran materi shalat fardhu melalui metode Demonstrasi Terbimbing, maka hasil belajar siswa Kelas III SDN Barunai Baru Kabupaten Barito Kuala akan meningkat”, dapat diterima.

Kesimpulan

Kesimpulan dari penelitian ini diperoleh data Kegiatan guru meningkatkan hasil belajar materi shalat fardhu melalui metode demonstrasi terbimbing pada siswa Kelas III SDN Barunai Baru Kabupaten Barito Kuala sebagaimana direncanakan guru sebelumnya berlangsung dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya kegiatan guru setiap pertemuan.

Terdapat peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran materi shalat fardhu melalui metode demonstrasi terbimbing pada siswa Kelas III SDN Barunai Baru Kabupaten Barito Kuala, siswa dinilai lebih aktif dan antusias setiap pertemuan. Terdapat peningkatan hasil belajar materi shalat fardhu melalui metode demonstrasi terbimbing pada siswa Kelas III SDN Barunai Baru Kecamatan Anjir Pasar Kabupaten Barito Kuala.

Daftar Pustaka

Asmani, Jamal Makmur. 2010. Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif. Jogjakarta: Diva Press (Anggota IKAPI).

Basyir M dan Udin Usman. 2002. Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta:

Ciputat Pers.

Darajat, Zakiyah dkk. 1992. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Belajar.

Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurhayati, Nunung. 2019. Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Melalui Metode Demontrasi Dan Eksperimen. Jurnal Penelitian Guru FKIP Universitas Subang, Vol. 02 No. 01.

Surawan, 2019. “Pola Internalisasi Nilai Keislaman Keluarga Muhammadiyah Dan Islam Abangan”, Jurnal Hadratul Madaniyah, Vol. 4, No. 2.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar puisi melalui metode demonstrasi pada siswa kelas III SDN 01 Suruhkalang Kecamatan Jaten Kabupaten

Peningkatan Minat dan Hasil Belajar IPA Pokok Bahasan Penggolongan Makhluk Hidup Menggunakan Metode Demonstrasi dengan Media Puzzle Pada Siswa Kelas III SDN Kaliwining 07

Negeri 49 Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya dan data berupa nilai hasil belajar siswa menggunakan metode penemuan terbimbing dengan materi penjumlahan pecahan biasa di kelas

Berdasarkan hasil penelitian tentang penggunaan metode demonstrasi pada pembelajaran IPA di kelas IV SDN 3 Karamat dengan saran penelitian ini sebagai berikut:

Latar belakang penelitian ini adalah adanya hasil belajar matematika siswa kelas IV SDN Medini 2 Demak yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimum (KKM) yaitu 62

shalat. c) Guru memberi contoh gerakan shalat magrib kemudian siswa menirukan. d) Guru menyuruh siswa untuk memprakekkan shalat magrib secara bersama. e) Guru menyuruh

Data hasil observasi dalam penelitian upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi jajargenjang dengan menggunakan metode penemuan terbimbing di kelas IV

Penelitian ini dilaksanakan pada kelas III SDN Negeri 17 Delta Pawan Kabupaten Ketapang. Data yang dikumpulkan pada penelitian tindakan kelas ini berupa data