• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Upaya Meningkatkan Kreativitas Musikal Anak Melalui Bermain Alat Musik Perkusi Sederhana dari Barang Bekas Pada Kelompok B TK Pertiwi 26 Cepoko Kecamatan Gunungpati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "View of Upaya Meningkatkan Kreativitas Musikal Anak Melalui Bermain Alat Musik Perkusi Sederhana dari Barang Bekas Pada Kelompok B TK Pertiwi 26 Cepoko Kecamatan Gunungpati"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Upaya Meningkatkan Kreativitas Musikal Anak Melalui Bermain Alat Musik Perkusi Sederhana dari

Barang Bekas Pada Kelompok B TK Pertiwi 26 Cepoko Kecamatan Gunungpati

Vera Hari Widyastuti

Universitas IVET Semarang vera.hari11@gmail.com

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah sebagai upaya meningkatkan kreativitas bermusik melalui bermain alat musik perkusi dari barang bekas di TK Pertiwi 26 Cepoko. Penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran bermain alat musik perkusi di TK Pertiwi 26 Cepoko. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus. Pada setiap siklus dilaksanakan 2 (dua) kali pertemuan. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan terhadap 10 anak dengan prosedur penelitian terdiri dari : persiapan, pelaksanaan, pengamatan atau observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kreatifitas bermusik pada anak kelompok B di TK Pertiwi 26 Cepoko . Hal tersebut ditandai dengan peningkatan hasil belajar yang telah dilakukan pada siklus I dan Siklus II. Peningkatan kreativitas musikal anak pada tindakan pra siklus sebesar 32

% meningkat menjadi 60 % pada siklus I dan mencapai keberhasilan yang diinginkan pada siklus II dengan rata-rata presentase 80 % . Berdasarkan hasil penelitian tersebut, disarankan bagi guru untuk menggunakan kegiatan bermain alat musik perkusi dari barang bekas disesuaikan dengan situasi dan kondisi lingkungan sekolah masing-masing.

Kata Kunci: Kreatifitas Bermusik, Alat Musik Perkusi, Barang Bekas

Pendahuluan

Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani

(2)

agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.1

Proses belajar pada hakikatnya untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Dengan kreativitas anak dapat berkembang sesuai dengan karakteristiknya. Kreativitas merupakan tindakan seorang yang sadar mendapatkan sesuatu perspektif baru dan sebagai hasilnya membawa sesuatu yang baru.

Kreativitas musikal merupakan bagian dari kreativitas anak untuk mengaktualisasikan dirinya melalui musik yang berkaitan dengan irama, nada, dan suara. Seperti yang dijelaskan oleh Gardner bahwa kreativitas musikal merupakan potensi kemammpuan yang tumbuh paling awal dan muncul secara tidak terduga dibandingkan bidang lain pada intelegensi manusia.

Kreativitas musikal dapat dilihat dari kemampuan individu dalam menggubah lagu dan musik, bernyanyi dan bermain alat musik, serta memiliki kepekaan yang kuat akan keserasian irama, nada, dan suara.

Kreativitas musikal anak perlu dikembangkan karena dapat memunculkan ide, gagasan baru dan cara-cara baru dalam berkarya musik. Yuliartien juga menjelaskan bahwa pelaksanaan seni musik di TK tidak ditujukan untuk mengarahkan anak

1Undang-Undang No.20 Tahun 2003

(3)

menjadi seorang seniman atau seseorang yang mahir memainkan alat musik tertentu, tetapi lebih memfokuskan kepada kompetensi/kemampuan musikal yaitu kepekaan musikal, daya apresiasi dan kretifitas bermusik”.

Kreativitas musikal anak dapat dikembangkan melalui kegiatan permainan music karena anak-anak memang menyukai musik dan anak-anak1` akan lebih tertarik dengan hal-hal yang berkaitan dengan lagu, bernyanyi, dan bermusik. Dengan memainkan alat musik, seseorang akan menemukan bagaimana cara memainkan yang benar, mencari nada yang pasti, teknik bermain yang baik hingga penghayatan dari sebuah alat yang dimainkan. Proses seperti ini akan memberikan stimulus untuk berkreativitas dan juga membangkitkan rasa untuk berinovasi dengan pengalaman-pengalaman yang sudah ada dan menemukan ide-ide baru didalam beraktifitas. Kreativitas dalam seni musik merupakan aspek penting karena adanya kepekaan dan apresiasi yang bisa menjadi bekal mewujudkan kreativitas musik anak. Oleh karena itu penting untuk meningkatkan kreativitas musikal sejak dini.

Kondisi yang terjadi di lapangan tidak demikian.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan oleh peneliti pada tanggal 9 maret 2020 di TK Pertiwi 26 Cepoko, Kecamatan Gunungpati pada anak kelompok B, ditemukan beberapa permasalahan yang berkaitan dengan rendahnya kreativitas musikal, diantaranya anak bingung ketika

(4)

dihadapkan pada alat musik yang ada didepannya, belum mampu mengekspresikan diri dengan membuat berbagai bunyi dari berbagai alatmusik sederhana, anak masih meniru temannya ketika diminta menyanyi secara bergantian dan , belum dapat membuat pola irama yang berbeda dari yang dicontohkan guru, memainkan alat musik tidak sesuai dengan ketukan atau irama.

Hal itu juga didukung oleh pernyataan guru kelompok B Ibu Anita yang menyebutkan bahwa “anak kelompok B memang tingkat kreativitas musikalnya masih rendah dan perlu ditingkatkan.

Permasalahan yang dipaparkan di atas mungkin saja terjadi karena proses kegiatan pembelajaran di kelas. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru adalah pembelajaran yang lebih diarahkan pada bidang akademik, sehingga kurang memunculkan minat anak, guru tidak bisa menggunakan alat musik, proses pembelajaran hanya diisi dengan mengerjakan LKA (Lembar Kerja Anak), minimnya implementasi pembelajaran untuk menstimulasi kreativitas musikal anak, guru hanya mengajarkan menggambar dan mewarnai untuk meningkatkan seni anak , guru jarang mengajarkan bermain musik karena terbiaa menyanyi dan menari saja. Tentu saja hal tersebut membuat anak kurang terstimulasi dalam menuangkan ide dan imajinasinya dalam bermusik sehingga menghambat kreativitas musikal anak

(5)

Peran guru dalam memberikan pembelajaran yang kreatif dan memberikan kesempatan anak untuk berperan aktif dalam berkreatif juga guru sebagai penentu keberhasilan dalam memberikan pembelajaran harus mampu memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat dalam mengembangkan kreativitas anak didiknya.

Penelitian yang disampaikan sebagai salah satu alternatif tindakan dalam meningkatkan kreativitas musikal anak yaitu melalui bermain alat musik perkusi sederhana dari barang bekas.

Permainan musik sederhana memang dapat meningkatkan kreativitas musikal anak, namun harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah masing-masing. Saat ini banyak sekolah yang tidak mengajarkan musik karena terbatasnya dana untuk pengadaan alat musik.

Instrumen perkusi pada dasarnya merupakan benda apapun yang dapat menghasilkan suara baik karena dipukul, dikocok, digosok, diadukan, atau dengan cara apapun yang dapat membuat getaran pada benda tersebut. Dalam hal ini barang bekas bisa dijadikan alat untuk permainan musik karena selain tersedia dilingkungan sekitar kita, juga murah dan mudah didapat. Kreativitas musikal anak dapat dikembangkan melalui permainan musik dari barang bekas. Dalam permainan musik dari barang bekas ini, anak diajak untuk berkreasi membuat alat musik sederhana dan menciptakan permainan musik. Barang bekas tersebut dapat dibuat menjadi alat-alat musik perkusi

(6)

sederhana. Macam-macam alat musik perkusi barang bekas antara lain berasal dari botol, koran bekas, tutup panci, ember.

Berbagai macam bahan-bahan tersebut jika dibuat menjadi alat musik tentu akan menghasilkan bunyi yang khas sehingga lebih menarik bagi anak karena menurut mereka hal itu sangat unik sehingga anak akan tertarik untuk mencoba membuat berbagai bunyi dari barang bekas tersebut.” Kreativias musikal anak muncul ketika anak termotivasi untuk mengembangkan imajinasinya dalam memainkan alat musik.

Memainkan dan mendengarkan musik yang menyenangkan dan disukai mampu memberikan rasa senang, bahagia dan kesan menyejukkan. Bermain alat musik tidak harus memainkan alat musik konvesional sebagaimana alat musik yang sudah diketahui dan jelas fungsi serta kegunaanya. Tataloe Music Centre sebuah lembaga pendidikan non-formal memperkenalkan cara bermusik yang non konvesioanl yaitu bermusik dengan menggunakan peralatan barang bekas dan mudah didapatkan disekitar lingkungan manusia. Tujuan bermusik dengan peralatan yang non-konvesioanl ini adalah upaya memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik untuk mendapatkan sesuatu yang berbeda dan memberikan efek membangun kreativitas belajar yang inovatif, serta memberikan pendidikan sosial yang mencintai dan menghargai lingkungan.

Kecerdasan anak berkembang ketika ia berimajinasi dalam mengolah nada untuk membuat musik sederhana atau

(7)

bunyi-bunyian. Sebagai upaya dalam meningkatkan kreativitas musikal anak, maka anak perlu diaktifkan dalam kegiatan permainan musik,dalam hal ini anak diajak untuk membuat alat musik perkusi sederhana dari barang bekas dan melakukan permainan musik dengan menbuat komposisi bunyi dan ritme yang baru. Oleh karena itu berdasarkan permasalahan yang berkembang diatas, maka penelitian ini memfokuskan kajian pada “upaya meningkatkan kreativitas musikal anak melalui bermain alat musik perkusi sederhana dari barang bekas pada kelompok B TK Pertiwi 26 Cepoko Kecamatan Gunungpati”.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas. Pengertian penelitian tindakan kelas menurut Sanjaya adalah suatu proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dan upaya untuk memecahkannya dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari tindakan tersebut.2

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang bersifat kolaboratif dan partisipatif dengan melibatkan mahasiswa sebagai peneliti dan guru kelas TK Pertiwi 26

2Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung, Alfabeta, 2008, hal, 50.

(8)

Cepoko sebagai kolaborator sekaligus pengajar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas bermusik dengan bermain alat musik perkusi dari bahan bekas di TK Pertiwi 26 Cepoko.

Sugiyono menngatakan bahwa PTK merupakan paparan gabungan defenisi dari tiga kata penelitian, tindakan, dan kelas.

Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat bagi peneliti atau orang- orang yang berkepentingan dalam rangka peningkatan kualitas diberbagai bidang.

Penelitian ini dilaksanakan di TK Pertiwi 26 Cepoko Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada semster genap yaitu bulan mei 2020 sampai bulan juni tahun 2020

Subjek Penelitian yaitu siswa kelompok B di TK pertiwi 26 Cepoko Kecamatan Gunungpati Kota Semarang adalah 10 anak dengan jumlah anak 3 anak perempuan dan 7 anak laki-laki dengan didampingi 2 orang guru.

Teknik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa, juga untuk mengetahui respon siswa terhadapp

(9)

kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pemeblajaran berlangsung.3

Hasil Penelitian dan Pembahasan Deskripsi TK Pertiwi 26 Cepoko

TK Pertiwi 26 berdiri pada tanggal 2 Agustus 1997 yang beralamat di Jl. Raya Cepoko Rt 04 Rw 01 Kelurahan Cepoko Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, dengan ijin operasional terbaru 421.1/9294.

Lembaga ini berdiri dikarenakan pada waktu itu belum ada layanan pendidikan anak usia dini di lingkungan Kelurahan Cepoko yang menyebabkan anak usia dini kurangnya sarana belajar sambil bermain . Hal ini membuat yayasan dharma wanita bekerja sama dengan Kelurahan Cepoko mendirikan taman kanak-kanak yang dinamakan TK Pertiwi 26. Pendidikan yang dilaksanakan TK Pertiwi 26 Cepoko lebih difokuskan kepada peletakan dasar-dasar pengembangan IMTAQ, sikap, pengetahuan, ketrampilan dan daya cipta sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Pembelajaran di TK Pertiwi 26 Cepoko menggunakan Kurikulum K 13 dengan menggunakan metode area dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari, dimana ada 10 model

3 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta Selatan, Salemba Humanika, 2010.

(10)

pembelajaran area yakni area drama, area bahasa, area sains, area musik, area balok, area matematika, area Seni, Area agama, area pasir, area membaca dan menulis, dan setiap harinya guru menyiapkan area sesuai pembelajaran hariitu.

PRA SIKLUS

Sebelum melakukan tindakan siklus, peneliti mengamati kondisi awal TK Pertiwi 26 Cepoko terhadap 10 anak yang diamati sebelum diadakan penelitian tindakan kelas mengenai kreativitas bermusik yang belum berkembang secara optimal.

Hal ini disebabkan karena kurangnya pembelajaran musik dikelas dikarenakan beberapa hal seperti guru monoton mengadakan pembelajaran seni, kurangnya ketrampilan guru menggunakan alat musik, tidak adanya perlengkapan alat musik yang dipakai anak untuk bermain musik sehingga kemampuan ketrampilan bermusik anak tidak berkembang secara optimal.

Oleh karena itu media pembelajaran yang menarik, mudah didapat dan mudah dipergunakan sangat diperlukan dalam meningkatkan ketrampilan bermusik anak.

(11)

Tabel 4.4

Rekapitulasi hasil belajar Pra Siklus

No Nama Anak

Indikator

Jumlah Rata-rata Keterangan 1 2 3 4 5 6 7

1 Mahesa 2 2 2 1 1 1 1 10/28 36% MB

2 Andra 2 2 2 2 2 2 1 13/28 46% MB

3 Manan 1 1 1 1 1 1 1 7/28 25% MB

4 Bara 2 2 1 1 1 1 1 9/28 32% MB

5 Alif 3 3 2 2 2 2 2 16/28 57% BSH

6 Daffa 2 2 2 1 1 2 2 12/28 43% MB

7 Aufa 2 2 2 2 2 1 1 12/28 43% MB

8 Amanda 2 2 1 1 1 1 1 9/28 32% MB

9 Niken 2 1 1 1 1 1 1 8/28 28% MB

10 Salsabila 1 1 1 1 1 1 1 7/28 25% MB

Total 91/280 32% MB

(12)

Gambar 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus

Berdasarkan hasil observasi dan dilakukan analisis data maka diperoleh data bahwa kondisi pra siklus ketrampilan bermusik anak termasuk kategori yang cukup (mulai berkembang) . Berdasarkan data pada tabel dan grafik diatas, nilai ketrampilan bermusik anak yang diperoleh dalam bentuk prosentase didapatkan hasil rata-rata ketrampilan bermusk anak mencapai sebanyak 32%, artinya ketrampilan bermusik anak dalam kategori cukup atau mulai bekembang ..

SIKLUS I

Siklus I dilaksanakan pada bulan mei 2020. pada siklus I ini peneliti meningkatkan ketrampilan bermusik anak dengan bermain alat musik perkusi dari barang bekas. Siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan yaitu pada tanggal 18 dan 19 mei 2020

(13)

Kegiatan yang dilakukan adalah bermain alat musik perkusi dari barang bekas. Pelaksanaan siklus I dimulai secara bertahap, dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang didalamnya terdapat reccaling atau penilaian atas materi yang telah disampaikan guru. Hasil penilaian akan dianalisa untuk mengetahui apakah perbaikan pembelajaran telah berhasil atau tidak.

Berdasarkan hasil pengamatan kinerja guru dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dalam meningkatkan ketrampilan bermusik termasuk kategori cukup baik, hal ini bisa dilihat pada kompetensi guru menyiapkan RKH, mengatur alat peraga yang dipergunakan, kemampuan guru dalam berinteraksi dan berkomunikasi, melaksanakan penilaian, sikap terhadap anak didik dan penampilan guru dalam mengajar sudah baik.

Kompetensi guru meyiapkan anak dalam kegiatan pembukaan, memberikan apersepsi, menyiapkan alat peraga, menjelaskan materi pembelajaran, kemampuan guru menggunakan alat peraga sesuai fungsi dan materi kegiatan, memberikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapat anak sesuai dengan materi, mengulas kegiatan danpenggunaan bahasa yang mudah dipahami anak termasuk kategori cukup baik. Oleh karena itu peneliti berupaya memperbaiki kinerjanya dengan membuat pembelajaran yang lebih menarik untuk keberhasilan dalalm pembelajaran pada siklus I.

SIKLUS II

(14)

Siklus II dilaksanakan pada tanggal 4 dan 5 juni 2020.

Pada siklus II ini peneliti meningkatkan ketrampilan bermusik dengan bermain alat musik perkusi dari barang bekas. Adapun kegiatan yang dilakukan pada siklus II meliputi tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang diuraikan sebagai berikut :

Berdasarkan hasil pengamatan kinerja guru dalam penelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan bahwa kinerja guru dalam meningkatkan ketrampilan bermusik pada siklus II ini termasuk kategori baik, hal ini dapat dilihat pada kompetensi guru menyiapkan RKH, mengatur alat peraga yang dipergunakan, kemampuan guru daam menyampaiakan materi atau berkomunikasi, melaksanakan penilaian, sikap terhadapa anak didik dan penampilan guru dalam mengajar sudah baik.

Kompetensi guru dalam memberikan apersesi, menyiapkan alat peraga, menjelaskan materi pembelajaran, kemampuan guru menggunakan alat peraga sesuai fungsi dan materi kegiatan, dan mengulas kegiatan sudah termasuk baik. Kemampuan memberikan kesempatan untuk mengungkapkan pendapat anak sesuai dengan materi, dan penggunaan bahasa yang mudah dipahami anak termasuk kateori cukup baik.

Berdasarkan hasil penelitian bahwa kinerja guru dalam meningkatkan ketrampilan bermusik sudah baik. Belajar dari pengalaman pada siklus I peneliti telah merencanakan kegiatan bermain alat musik perkusi pada siklus II dengan lebih baik. Hal

(15)

ini dapat dilihat pada keberhasilan pembelajaran yang dipergunakan. Hasil belajar meningkatkan ketrampilan bermusik yang dicapai anakpun meningkat.

Aktivitas anak yang diamati adalah antusias anak, perhataian anak pada guru saat menyampaiakn materi, keaktifan anak, motivasi dan kemampuan menyelesaian tugas. Pada siklus II aktivitas anak sudah termasuk baik. Anak mulai tertarik dengan bermain alat musik perkusi, anak termotivasi untuk mendengarkan guru dalam memberikan materi, anak sudah berani bertanya tentang materi

Berdasrkan hasil penelitian tentang ketrampilan bermusik melalui bermaian alat musik perkusi dari barang bekas dapat disipulakn bahwa aktivitas siswa sudah meningkat dengan baik.

Hal ini dapat dilihat pada keaktifan anak mendengarkan penjealsana materi dan pehatian ank ketika guru memberikan contoh dan mempraktekannya sudah baik, ketertarikan anak pada media pembelajaran, keaktifan anak bertanya dan menjawab pertanyaan, dan kemampuan anak mengerjakan tugas sudah baik. Hasil belajar anak dalam meningkatkan ketrampilan bermusik melalaui bermain alat musik perkusi yang dicapai pada siklus II, dapat dikatakan sudah optimal.

HASIL SIKLUS I DAN II

Berdasarkan penelitian pada siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa bermaian alat musik perkusi dari barang

(16)

bekas dapat meningkatakan kreativitas bermusik di TK Pertiwi 26 Cepoko . Perbaikan pembelajaran dari setiap siklus dilaksanakn masing-masing dalam 2 pertemuan.

Dari data pelaksanaan perbaiakan pembelajaran dalam meingkatakan ketrampilan bermusik melalui bermain alat musik perkusi dari barang bekas yang dilaksanakan di TK pertiwi 26 Cepoko kecamatan gunungpati Kota Semarang tahun pelajaran 2019-2020 dapat dikatakan meningkat karena anak yang pada awallnya memiliki ketrampilan bermusik yang kurang tapi setelah perbaikan pembelajaran dan memakai alat musik perkusi dari barang bekas jumlah anak yang kesulitan semakin sedikit yaitu pada siklus I jumlah keberhasilan bermusik anak mecapa 60 %, kemudian menjadi 80% pada siklus II dengan 9 anak mencapai indikator berkembag sangat baik.

Peningkatan kegiatan pelaksanaan perbaikan pembelajaran dalam meningkatkan ketrampilan bermusik melalui bermain alat musik perkusi dari barang bekas terjadi karena dalam perbaikan pembelajaran penulis secara konsekuen melakukan aktivitas- aktivitas perbaikan yang telah dipilih secara tepat. Aktivitas perbaikan pembelajaran sebagai berikut :

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, terlihat adanya peningkatan ketrampilan bermusik melalui kegiatan bermain musik perkusibdari barang bekas pada anak TK Pertiwi 26 Cepoko Kecamatan Gunungpati Kota Semarang

(17)

tahun pelajaran 2019/2020 pada kegiatan prasiklus, siklus I dan siklus II. Pada hakekatnya terjadi peningkatan yang signifikan.

Hal ini secara tidak langsung menunjukkan adanya keterkaitan antara kegatan bermain alat musik perkusi terhadap kreativitas bermusik paad TK Pertiwi 26 Cepoko Kecamatan Gunungpati Kota semarang, sehingga perbaikan berakhir pada siklus II.

Berdasarkan hal tersebut maka penelitian dalam rangka meningkatkan kreativitas bermusik melalui kegitan bermaian alat musik perkusi dari barang bekas yagng dilaksanakan di TK pertiwi 26 Cepoko Kecamatan Gunungpati Kota Semarang tahun pelajaran 2019-2020 dinyatakan berhasil.

Simpulan

Dari pelaksanaan tindakan kelas yang dilakukan sebanyak dua siklus terjadi peningkatan kreativitas bermusik anak sesuai indikator kinerja. Dengan demikian dapat disimpulakn bahwa melalui kegiatan bermain alat musik perkusi dapat meningkatkan kreativitas bermusik pada anak kelompok B di TK pertiwi 26 Cepoko di Kelurahan Cepoko Kecamatan Gunungpati Kota Semarang.

Hal ini dapat dibuktikan dari hasil observasi awal dimana kreativitas bermusik anak hanya mencapai 32 % dari indikator keberhasilan. Kemudian pada pelaksanan tindakan siklus I meningkat menjadi 60 %, dan pada siklus II meningkat sesuai indikator kinerja yang diharapkan menjadi 80% . Hasil ini

(18)

berarti dari hipotesis tindakan dalam penelitian ini “jika guru menerapkan kegiatan bermain alat musik perkusi maka kreativitas bermusik pada anak kelompok B TK Pertiwi 26 Cepoko Kecamatan Gunungpati Kota Semarang dapat diterima.

Daftar Pustaka

Undang-Undang No.20 Tahun 2003

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung. Alfabeta. 2008

Haris Herdiansyah. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta Selatan. Salemba Humanika. 2010.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan oleh para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa alat musik perkusi merupakan alat musik yang cara memainkannya dengan cara

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan kognitif dapat bermain tebak-tebakan pada anak kelompok B TK Pertiwi 2 Sidodadi Masaran Sragen mengalami peningkatan pada

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan kognitif dapat bermain tebak-tebakan pada anak kelompok B TK Pertiwi 2 Sidodadi Masaran Sragen mengalami

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MUSIKAL ANAK DALAM KEGIATAN BERMAIN ALAT MUSIK PERKUSI DARI BATOK KELAPA (Penelitian Tindakan Kelas pada Anak Kelompok B di RA Raudlatul

Indikator kinerja dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah diharapkan dengan metode bermain peran dapat meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak TK Pertiwi Bero Kecamatan

Kesimpulan dari penelitian ini adalah melalui penerapan metode bermain musik dapat meningkatkan kecerdasan emosi pada anak di kelompok B TK Aisyiyah Pabelan, Kartasura,

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran musik ritmis pada drum band TK Pertiwi 26 Jambidan Banguntapan

Sumber data mengenai strategi untuk pembelajaran ekstrakurikuler musik angklung di TK-TPA dan Kelompok Bermain Ananda Ceria Yogyakarta diperoleh dari hasil observasi,