991 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS V TERHADAP Q.S AT-TIN MENGGUNAKAN MODEL MAKE A
MATCH
RAHMAWATI1
E-mail : [email protected] ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe make a match terhadap pemahaman siswa kelas 5 SD pada mata pelajaran pendidikan agama islam materi Q.S At-Tin. Permasalahan yang dirumuskan pada penelitian ini yaitu : 1) Bagaimana pemahaman siswa terhadap materi Q.S At-Tin menggunakan model pembelajaran make a match? 2) Bagaimana aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru menggunakan model pembelajaran make a match ? Dengan menggunakan model pembelajaran yang efektif dan efisien akan dapat mendorong siswa untuk lebih serius, semangat dan konsentrasi dalam mengikuti proses belajar mengajar. Jadi dengan adanya metode yang tepat (sesuai dengan situasi dan kondisi) akan dapat menghindari rasa kebosanan dan kejenuhan murid dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Kata kunci : pemahaman, q.s at-tin, make a match
PENDAHULUAN
Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang komplek. Pembelajaran pada hakikatnya tidak hanya sekedar menyampaikan pesan tetapi juga merupakan aktifitas profesional yang menuntut guru dapat menggunakan keterampilan dasar mengajar secara terpadu serta menciptakan situasi efisien (Mashudi, Toha dkk, 2007 : 3). Oleh karena itu dalam pembelajaran guru perlu menciptakan suasana yang kondusif dan strategi belajar yang menarik minat siswa. Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi kreativitas pengajar, pembelajaran yang memiliki motivasi tinggi motivasi tinggi ditunjang dengan mengajar yang mampu mempasilitasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar.
Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang menandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar. Pembelajaran yang baik mampu meningkatkan pemahaman, hasil dan aktivitas belajar peserta didik. Menurut Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, pembelajaran diartikan sebagai usaha sengaja, terarah dan bertujuan oleh seseorang atau sekelompok orang (termasuk guru dan penulis buku pelajaran) agar orang lain (termasuk peserta
992 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
didik), dapat memperoleh pengalaman yang bermakna. Usaha ini merupakan kegiatan yang berpusat pada kepentingan peserta didik.
Pemahaman siswa adalah kesanggupan siswa untuk dapat mendefinisikan sesuatu dan mengusai hal tersebut dengan memahami makna tersebut. Dengan demikian pemahaman merupakan kemampuan dalam memaknai hal-hal yang terkandung dalam suatu teori maupun konsep-konsep yang dipelajari. Pemahaman merupakan salah aspek kognitif (pengetahuan).
Penelitian terhadap aspek pengetahuan dapat dilakukan melalui testlisan dan test tulisan. Teknik penilaian aspet pemahaman caranya dengan mengajukan pernyataan yang benar dan keliru, dan urutan, dengan pertanyaan berbentuk essay (open ended), yang menghendaki uraian rumusan dengan kata-kata dan contoh-contoh. Pemahaman dapat dibedakan dalam tiga tingkatan: 1) Pemahaman terjemahan yakni kesanggupan memahami makna yang terkandung di dalamnya. 2) Pemahaman penafsiran, misalnya membedakan dua konsep yang berbeda. 3) Pemahaman estra polasi yakni kesanggupan melihat di balik yang tertulis, tersirat dan tersurat, meramalkan sesuatu dan memperluaskan wawasan.
Surah At-Tin (Arab: ِ نيِّ تلا, "Tin") adalah surah ke-95 dalam al-Qur'an.
Surah ini terdiri atas 8 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah. Surah ini diturunkan setelah surah Al-Buruj. Nama At-Tin diambil dari kata At-Tin yang terdapat pada ayat pertama surah ini yang artinya buah Tin. Pengertian model Make A Match (membuat pasangan) menurut Anita Lie adalah teknik belajar yang akan membuat siswa lebih bisa untuk berkonsentrasi dalam suatu hal dan melatih kerja sama antar siswa. Teknik belajar ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai mata pelajaran untuk semua level usia. Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran. Dalam prakteknya, guru harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-media yang tersedia, dan kondisi guru itu sendiri. Model pembelajaran adalah suatu keseluruhan rangkaian penjelasan materi mulai dari sebelum dan sesudah pembelajaran yang dimanfaatkan oleh guru untuk menyampaikan suatu materi mata pelajaran kepada siswa agar lebih efektif dan efisien. Model pembelajaran juga harus disesuaikan dengan suasana kelas. Level siswa dalam menangkap maksud dan materi juga harus dipertimbangkan cara penyampaiannya. Selain itu fasilitas yang ada pada sebuah sekolah juga turut andil dalam penggunaan suatu model pembelajaran sehingga target atau tujuan belajar bisa diperoleh. Kelas V dalam mata pelajaran pendidikan agama islam di SDN 1 Wayau hanya menggunakan model konvensional atau ceramah biasa membuat peserta didik bosan dengan
993 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
materi pelajaran yang disampaikan. Metode ceramah ini hanya mengandalkan indera pendengaran sebagai alat belajar yang paling dominan. Dengan kata lain metode ini adalah sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Adanya pembaruan atau penggunaan model baru dalam pembelajaran diharapkan dapat menjadikan pembelajaran lebih efektif.
Hasil yang telah dicapai peserta didik dengan model konvensional dirasa tidak maksimal, terutama dalam hal memahami atau mendalami sebuah ayat Al- Quran yang sangat minim pemahamannya. Dengan menggunakan model pembelajaran yang efektif dan efisien akan dapat mendorong siswa untuk lebih serius, semangat dan konsentrasi dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Jadi dengan adanya metode yang tepat (sesuai dengan situasi dan kondisi) akan dapat menghindari rasa kebosanan dan kejenuhan murid dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Penilitian ini dilakukan dengan harapan agar siswa dapat memahami materi pelajaran Q.S At-Tin menggunakan model pembelajaran make a match dengan baik dan benar serta secara efektif dan efesien sehingga siswa lebih bersemangat dan termotivasi dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka secara rinci tujuan penelitian ini untuk mendiskripsikan pemahaman siswa kelas V mengenai materi Q.S At-Tin menggunakan model pembelajaran make a match di SDN 1 Wayau Kecamatan Tanjung Kabupaten Tabalong. Untuk mendiskripsikan aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh guru menggunakan model pembelajaran make a match.
Sesuai dengan tujuan penelitian yang penulis kemukakan di atas, maka harapan penulis penelitian ini bisa bermanfaat sesuai dengan penggunaannya sebagai berikut: 1) Bagi Siswa; Sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan daya pikir dan hasil belajar mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan meningkatkan aktifitas dan motivasi murid. 2) Bagi Guru; Untuk menambah dan memperluas wawasan penulis dalam bidang pendidikan pada anak SD, untuk memperluas dan memperdalam ilmu pengetahuan bagi penulis di bidang penelitian ilmiah, dapat memotivasi murid dan guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, mengetahui dampak terhadap prestasi belajar murid. 3) Bagi Sekolah; Sebagai bahan pertimbangan dalam rangka meningkatkan mutu belajar siswa dalam meningkatkan mutu pendidikan di SDN 1 Wayau Kecamatan Tanjung Kabupaten Tabalong.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas dapat dipakai sebagai implementasi berbagai program yang ada di sekolah, dengan mengkaji berbagai indikator keberhasilan proses dan hasil pembelajaran yang terjadi pada siswa atau keberhasilan proses
994 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
dan hasil implementasi berbagai program sekolah. Tujuan penelitian tindakan kelas adalah untuk mengubah perilaku mengajar guru, perilaku peserta didik di kelas, peningkatan atau perbaikan praktik pembelajaran, dan atau mengubah kerangka kerja melaksanakan pembelajaran kelas yang diajar oleh guru tersebut sehingga terjadi peningkatan layanan profesional guru dalam menangani proses pembelajaran. Karakteristik utama penelitian tindakan kelas adalah adanya partisipasi dan kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran. Penelitian tindakan kelas harus menunjukkan adanya perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan secara positif. Apabila dengan tindakan justru membawa kelemahan, penurunan atau perubahan negatif, berarti hal tersebut menyalahi karakter penelitian tindakan kelas (Surawan : 2019).
Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah guru, siswa dan hasil belajar. Peneletian ini menggunakan dua siklus. Dimana peneliti sudah mengamati terlebih dahulu hasil nilai pada pembelajaran sebelumnya dan kemudian dibandingkan dengan nilai setelah diterapkannya model pembelajaran Make A Match. Penelitian tindakan kelas ini akan dilakukan di SDN 1 Wayau pada siswa di kelas V. Setting dalam penelitian tindakan kelas ini adalah di dalam kelas, yaitu pada saat kegiatan belajar mengajar muatan PAI berlangsung di SDN 1 Wayau, dengan posisi siswa menghadap ke depan untuk mendengarkan penjelasan dari guru. Siklus terdiri dari dua pertemuan yang terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Cara pengambilan data dalam penelitian ini yaitu : a) Data observasi aktivitas guru diambil dengan mengamati tahapan-tahapan pembelajaran yang dilaksanakan guru dengan menggunakan lembar aktivitas aktivitas guru. b) Data observasi aktivitas siswa yang diambil dengan mengamati kegiatan siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa. c) Data hasil belajar siswa diambil nilai tes hasil belajar (evaluasi) secara tertulis pada setiap tertulis pada setiap akhir pertemuan dan setiap akhir siklus/pertemuan pembelajaran.
Dapat diketahui bahwa penelitian tindakan kelas memiliki jenis penelitian yang memiliki dua sumber yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang berupa kalimat-kalimat, atau data yang dikategorikan berdasarkan kualitas objek yang diteliti, misalnya: pintar, baik, buruk, dan sebagainya. Data kualitatif, data yang berupa informasi berupa kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa. Data kualitatif adalah data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran tentang segala sesuatu yang terjadi pada saat proses pembelajaran, baik aktivitas siswa, kinerja guru, interaksi siswa dengan temannya, siswa dengan guru, perhatian siswa, keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, dan pemahaman siswa
995 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
terhadap pembelajaran yang diajarkan. Analisis data kualitatif yaitu tentang mempergunakan kata-kata yang selalu disusun sebuah teks yang diperluas atau dideskripsikan. Pada saat memberikan makna pada data yang dikumpulkan, maka penulis menganalisis dan menginterprestasikan data.
Adapun indikator kinerja yang digunakan untuk menentukan keberhasilan pelaksanaan model pembelajaran peneliti dalam penelitian ini ada dua kriteria, yaitu: 1) Indikator kualitatif meliputi tingkat keantusiasan dan semangat belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran peneliti serta sikap mereka terhadap model pembelajaran yang dikembangkan oleh peneliti. 2) Indikator kuantitatif berupa besarnya skor ujian yang diperoleh siswa dan selanjutnya dibandingkan dengan batas minimal lulus (kriteria ketuntasan minimal/KKM) mata pelajaran.
Indikator kinerja yang ingin diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya pemahaman siswa terhadap materi Q.S At-Tin pada kelas V SDN 1 Wayau Kecamatan Tanjung Kabupaten Tabalong setelah menerapkan model pembelajaran Make A Match sebagai ukuran keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah siswa yang nilainya mencapai KKM yaitu 70 dan persentase ketuntasan siswa mencapai dari 80%. Jika hasil belum memuaskan akan dilakukan siklus II begitu seterusnya. Siklus akan berhenti jika hasil siswa sudah memenuhi KKM dan persentase ketuntasan yaitu 80%.
Data yang didapat dalam penelitian ini adalah data kuantatif yaitu skor hasil belajar siswa pada kegiatan pembelajaran siklus I dan siklus II. Data tersebut diolah dengan menggunakan teknik analisis ketuntasan dan teknik analisis komparatif. Setelah data didapat, langkah selanjutnya adalah mengolah data tersebut dan menganalisis data hasil belajar siswa dan hasil observasi guru dan siswa.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Wayau. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 20 orang. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah kurangnya pemahaman siswa dalam memahami Q.S At-Tin. Tindakan kelas yang akan dilaksanakan dalam menerapkan pembelajaran melalui model pembelajaran make a match pada pembelajaran memahami Q.S At-Tin di kelas V dilakukan dengan dua cara pengamatan sebagai berikut : 1) Pengamatan langsung yang dilakukan peneliti terhadap kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran Make a Match dengan materi memahami Q.S At-Tin. 2) Pengamatan partisipasi yang dilakukan oleh guru sejawat untuk mengamati kegiatan pembelajaran 2 x (2 x 35 menit) siklus pertama dan siklus ke dua sesuai tahapan-tahapan proses belajar mengajar di kelas.
Untuk itu direncanakan tindakan kelas dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami Q.S At-Tin melalui model pembelajaran
996 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
Make A Match. Dari hasil diatas yang diperoleh melalui kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan 2 siklus dengan 2 kali pertemuan 2 x ( 1 x 35 menit ) melalui observasi kegiatan pembelajaran, dan observasi aktivitas siswa dalam KBM, maka dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match efektif dalam pembelajaran memahami Q.S At-Tin, hal ini terlihat dari : 1) Kegiatan belajar mengajar memahami Q.S At-Tin menggunakan model pembelajaran Make A Match di kelas V SDN 1 Wayau Kecamatan Tanjung Kabupaten Tabalong sebagaiamana direncanakan guru sebelumnya berlangsung dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari presentase hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti mengenai aktivitas siswa yaitu siklus I 60% . Siklus II 64%. Rata-rata keseluruhan 62%; 2) Dalam kegiatan pembelajaran mengenai aktivitas guru mulai dari siklus I sampai pada siklus II terlihat aktivitas guru sangat baik, hal ini sesuai dengan persentase hasil observasi terhadap aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar yaitu siklus I 88,9% Siklus II pertemuan pertama 92,5%. Rata-rata keseluruhan 90,7%; 3) Hasil belajar dengan menggunakan model pernbelajaran Make A Match mengenai memahami Q.S At-Tin dikelas V SDN 1 Wayau Kecamatan Tanjung Kabupaten Tabalong dinyatakan berhasil dan tujuan pernbelajaran yang ditetapkan tercapai. Hal ini dibuktikan dari hasil pelaksanaan siklus I yang dilakukan 1 kali pertemuan dan satu kali refleksi, ini terlihat dari hasil tes yang dilaksanakan pada siklus I nilai rata-rata pada pertemuan pertama yaitu 66 di bawah indikator ketuntasan belajar, kemudian meningkat pada siklus II, pertemuan pertama menjadi 70 sesuai indikator ketuntasan belajar yang ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian terjadi peningkatan nilai rata-rata hasil tes formatif dari siklus I ke siklus II.
KESIMPULAN
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap Q.S At-Tin. Dari hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa pada setiap indikatornya. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match mampu meningkatkan pemahaman dan aktivitas belajar siswa. Peningkatan pemahaman siswa juga didukung dengan meningkatnya hasil belajar siswa. Selain itu pemberian penghargaan dalam model pembelajaran ini juga mampu meningkatkan motivasi dan semangat siswa dalam pembelajaran PAI dan Budi Pekerti. Pemberian penghargaan atau hadiah membuat siswa lebih berantusias untuk mengikuti pembelajaran. Dari beberapa temuan tersebut di atas berarti pernbelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Make A Match dapat dijadikan salah satu model pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk memahmai Q.S
997 Vol. 1 No. 1 September 2021 Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Pedidikan Agama Islam
At-Tin dikelas V sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian pada pembelajaran PAI dan Budi Pekerti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match guna meningkatkan pemahaman dan aktivitas belajar siswa, maka peneliti memberikan saran untuk pihak-pihak yang terkait antara lain sebagai berikut:
1) Bagi Guru; Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi gurguru untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match sebagai salah satu alternatif model pembelajaran, karena model pembelajaran ini efektif untuk meningkatkan pemahaman dan aktivitas belajar siswa. 2) Bagi Siswa; Siswa diharapkan mampu berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan terlibat aktif dalam pembelajaran tentu akan meningkatkan hasil belajarnya, selain pada penilaian kognitif tetapi juga pada penilaian afektif. 3) Bagi Sekolah; Model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match di sekolah diharapkan mampu diterapkan pada mata pelajaran lain selain mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti.
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar, 2002, Psikologi Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo
Purwanto, Ngalim, 2010, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Remaja Rosda Karya
S Nasution, 1999, Teknologi Pendidikan, Bandung: CV Jammars
Sudijono, Anas, 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers
Sudjana. Nana, 2012, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakraya
Surawan, 2019. "Pernikahan Dini; Ditinjau dari Aspek Psikologi". Jurnal Ilmiah Pendidikan Islam, Vol. 2 No. 2.
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Yogyakarta: Media Abadi, 2009