• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metoda Magnetotelluric (MK Eksplorasi Elektromagnetik)

N/A
N/A
Fathur Ramadhani

Academic year: 2023

Membagikan "Metoda Magnetotelluric (MK Eksplorasi Elektromagnetik)"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

Metoda Magnetotelluric Metoda Magnetotelluric

MK Eksplorasi Elektromagnetik

Dr. A.Syaeful bahri, MT

(2)

Metode (MT) adalah metode Metode (MT) adalah metode

geofisika yang sering digunakan geofisika yang sering digunakan

dalam eksplorasi geothermal karena dalam eksplorasi geothermal karena

kemampuannya menggambarkan kemampuannya menggambarkan

struktur resistivitas batuan bawah struktur resistivitas batuan bawah

permukaan.

permukaan.

Metode ini adalah metode EM pasif Metode ini adalah metode EM pasif

karena menggunakan variasi medan karena menggunakan variasi medan

magnet bumi alami sebagai magnet bumi alami sebagai

sumbernya.

sumbernya.

Definisi Metoda MT

Definisi Metoda MT

(3)

Metoda MT : Frekuensi 400 Hz - Metoda MT : Frekuensi 400 Hz -

0.0000129 Hz (perioda sekitar 0.0000129 Hz (perioda sekitar

21.5 jam) 21.5 jam)

Metode  AMT : Frekuensi 10 kHz - Metode  AMT : Frekuensi 10 kHz -

0.1 Hz 0.1 Hz

Metoda CSAMT : memanfaatkan Metoda CSAMT : memanfaatkan

sumber buatan (Biasanya dalam sumber buatan (Biasanya dalam

kisaran 0.1Hz untuk 10kHz)  kisaran 0.1Hz untuk 10kHz) 

Sumber berasal dari alam (arus Sumber berasal dari alam (arus

telurik yang terjadi di sekitar telurik yang terjadi di sekitar

ionosfer bumi).

ionosfer bumi).

(4)

Spektrum Gelombang EM

(5)
(6)

Definisi Metoda MT Definisi Metoda MT

Metode magnetotellurik merupakan Metode magnetotellurik merupakan metode eksplorasi elektromagnetik metode eksplorasi elektromagnetik yang mengukur respon bumi dalam yang mengukur respon bumi dalam besaran medan listrik (E) dan medan besaran medan listrik (E) dan medan magnet (H) terhadap medan magnet (H) terhadap medan elektromagnetik (EM) alam. Respon elektromagnetik (EM) alam. Respon tersebut dapat berupa komponen tersebut dapat berupa komponen horizontal medan magnet serta horizontal medan magnet serta medan listrik bumi yang diukur pada medan listrik bumi yang diukur pada

permukaan bumi pada posisi tertentu

permukaan bumi pada posisi tertentu

(7)

Sumber Medan EM Alami MT

Sumber Medan EM Alami MT

1.1.

Bersumber dari kilat atau petir, Bersumber dari kilat atau petir, sinyal dari sumber ini memiliki sinyal dari sumber ini memiliki

frekuensi yang tinggi frekuensi yang tinggi

2.2.

Bersumber dari aktivitas ionosfir, Bersumber dari aktivitas ionosfir, sinyal dari sumber ini memiliki

sinyal dari sumber ini memiliki frekuensi sedang

frekuensi sedang

3.3.

Bersumber dari aktivitas sun-spot Bersumber dari aktivitas sun-spot (bintik hitam) matahari, sinyal dari (bintik hitam) matahari, sinyal dari

sumber ini memiliki frekuensi sumber ini memiliki frekuensi

rendah.

rendah.

(8)

Skin Depht Skin Depht

Implications = Earth is a Heterogeneous Half- Space

Layered Homogeneous Half-Space Allows for Skin Depth:

Depth of Investigation =

at 10hz or T=0.1 for Homogeneous Half-Space

 

 0 . 5

m 100 *

 

m 5 *

 

m

 353

km 58 .

 1

(9)

Sumber Medan MT

Sumber Medan

MT

(10)

Tahapan Pengukuran MT Tahapan Pengukuran MT

Tahapan pertama dalam melakukan pengukuran MT adalah menentukan titik ukur dan persiapan peralatan.

Setelah itu perlu dilakukan kalibrasi terhadap MTU dan Coil. Kemudian

melakukan setting pengukuran.

Setelah siap maka dilanjutkan

dengan pengambilan data lapangan.

(11)

Induksi Medan MT

Induksi Medan

MT

(12)

Konsep Gelombang EM yang mendasari metode MT adalah konsep Persamaan Maxwell, khususnya persamaan Hukum Ampere dan

persamaan Hukum Faraday (Simpson, 2005).

Konsep Gelombang EM yang mendasari metode MT adalah konsep Persamaan Maxwell, khususnya persamaan Hukum Ampere dan

persamaan Hukum Faraday (Simpson, 2005).

Transmitter Tx dialiri arus sehingga muncul medan magnet di Transmitter Tx dialiri arus sehingga muncul medan magnet di sekitar kawat, kemudian arus tersebut secara periodik sekitar kawat, kemudian arus tersebut secara periodik dinyala-matikan sehingga terjadi perubahan fluks magnetic.

dinyala-matikan sehingga terjadi perubahan fluks magnetic.

Akibat perubahan fluks magnetic tersebut maka muncul arus Akibat perubahan fluks magnetic tersebut maka muncul arus

induksi pada ore body.

induksi pada ore body.

Di bumi, variasi medan magnet primer yang terjadi Di bumi, variasi medan magnet primer yang terjadi menyebabkan batuan terinduksi sehingga muncul arus eddy menyebabkan batuan terinduksi sehingga muncul arus eddy atau disebut juga dengan arus telluric. Arus induksi yang atau disebut juga dengan arus telluric. Arus induksi yang bervariasi akan menghasilkan medan magnet sekunder bervariasi akan menghasilkan medan magnet sekunder (hukum ampere) dimana kuat medan magnet yang dihasilkan (hukum ampere) dimana kuat medan magnet yang dihasilkan bergantung pada besarnya arus dan konduktivitas medium bergantung pada besarnya arus dan konduktivitas medium yang terinduksi. Perubahan medan magnet sekunder ini akan yang terinduksi. Perubahan medan magnet sekunder ini akan

direkam oleh 

direkam oleh receiver receiver Rx.Rx.

Transmitter Tx dialiri arus sehingga muncul medan magnet di Transmitter Tx dialiri arus sehingga muncul medan magnet di sekitar kawat, kemudian arus tersebut secara periodik sekitar kawat, kemudian arus tersebut secara periodik dinyala-matikan sehingga terjadi perubahan fluks magnetic.

dinyala-matikan sehingga terjadi perubahan fluks magnetic.

Akibat perubahan fluks magnetic tersebut maka muncul arus Akibat perubahan fluks magnetic tersebut maka muncul arus induksi pada ore body.

induksi pada ore body.

Di bumi, variasi medan magnet primer yang terjadi Di bumi, variasi medan magnet primer yang terjadi menyebabkan batuan terinduksi sehingga muncul arus eddy menyebabkan batuan terinduksi sehingga muncul arus eddy atau disebut juga dengan arus telluric. Arus induksi yang atau disebut juga dengan arus telluric. Arus induksi yang bervariasi akan menghasilkan medan magnet sekunder bervariasi akan menghasilkan medan magnet sekunder (hukum ampere) dimana kuat medan magnet yang dihasilkan (hukum ampere) dimana kuat medan magnet yang dihasilkan bergantung pada besarnya arus dan konduktivitas medium bergantung pada besarnya arus dan konduktivitas medium yang terinduksi. Perubahan medan magnet sekunder ini akan yang terinduksi. Perubahan medan magnet sekunder ini akan direkam oleh 

direkam oleh receiver receiver Rx.Rx.

(13)

Hukum Ampere & Hukum Faraday

Hukum Ampere & Hukum Faraday

Persamaan (a) merupakan persamaan Persamaan (a) merupakan persamaan hukum Faraday sedangkan hukum Faraday sedangkan persamaan (b) merupakan persamaan persamaan (b) merupakan persamaan

Hukum Ampere.

Hukum Ampere.

Hukum Faraday (a) menjelaskan Hukum Faraday (a) menjelaskan bagaimana induksi arus listrik yang bagaimana induksi arus listrik yang disebabkan oleh medan magnet yang disebabkan oleh medan magnet yang

bervariasi terhadap waktu.

bervariasi terhadap waktu.

(14)

Pengolahan Data MT

Pengolahan Data MT

Pengolahan data MT bertujuan untuk menyeleksi, meminimalisir noise, dan melakukan koreksi terhadap data lapangan sehingga didapatkan data dengan kualitas yang baik sebelum dilakukan proses inversi.

Proses pengolahan data MT antara

lain; proses kalibrasi, transformasi

fourier, robust statistical

processing, seleksi cross power,

dan koreksi static shift.

(15)

Pengolahan Data MT

Pengolahan Data

MT

(16)

Inspeksi Data Time Series (SyncTSV)

 Inspeksi data time series sebagai tahap awal dari proses pengolahan data MT yang bertujuan untuk melihat kualitas dari data MT yang direkam.

Proses ini dapat berfungsi sebagai filter awal untuk menentukan rentang waktu pengukuran yang

menghasilkan data yang baik. Pada saat

pengukuran kemungkinan ikut terekamnya noise sangat besar yang akan mengganggu sinyal MT.

Noise yang ikut terekam bias berasal dari aktivitas manusia, saluran listrik (SUTET), atau pemancar gelombang radio, tv, telekomunikasi (BTS), dll.

Keberadaan noise tersebut dapat diidentifikasi pada grafik data time series yang umumnya ditandai

muncul dalam bentuk spike.

Koreksi – Koreksi Data MT

Koreksi – Koreksi

Data MT

(17)

Inspeksi Data Time Series (SyncTSV)

Inspeksi Data Time Series

(SyncTSV)

(18)

Transformasi Fourier Transformasi Fourier

Dalam metode MT, data yang didapatkan dari

proses akuisisi di lapangan berupa data time series dari komponen listrik Ex, Ey dan medan magnet Hx, Hy, dan Hz yang masih dalam domain waktu.

Proses pengolahan dan analisis data selanjutnya perlu mengubah data time series tersebut ke

dalam domain frekuensi dengan menggunakan transformasi Fourier. Transformasi Fourier adalah suatu proses matematika yang digunakan untuk mengubah suatu sinyal yang masih dalam domain waktu menjadi spectrum dengan domain frekuensi.

(Keeler, 2002).

Koreksi – Koreksi Data MT

Koreksi – Koreksi

Data MT

(19)

Fast

Fourier

Transform (F F T)

Fast

Fourier

Transform (F F T)

Transformasi Fourier dikembangkan Transformasi Fourier dikembangkan berdasarkan ide yang dikemukakan berdasarkan ide yang dikemukakan

oleh salah satu satu ilmuwan bernama oleh salah satu satu ilmuwan bernama

Joseph Fourier yang menyatakan Joseph Fourier yang menyatakan bahwa sembarang fungsi (fungsi bahwa sembarang fungsi (fungsi

matematika yang berbentuk gabungan matematika yang berbentuk gabungan

dari busur-busur yang menyambung) dari busur-busur yang menyambung)

akan dapat disusun dari fungsi-fungsi akan dapat disusun dari fungsi-fungsi

trigonometri seperti sinusoidal dan trigonometri seperti sinusoidal dan

cosinusoidal.

cosinusoidal.

(20)

Koreksi – Koreksi Data MT

Koreksi – Koreksi Data MT

Cross Power Data Selection Cross Power Data Selection

Cross power 

Cross power  adalah kumpulan data parsial adalah kumpulan data parsial yang berupa pasangan nilai resistivitas dan yang berupa pasangan nilai resistivitas dan fase yang memiliki frekuensi yang sama. ‘

fase yang memiliki frekuensi yang sama. ‘

Setiap cross power memiliki bobot yang Setiap cross power memiliki bobot yang berbeda-beda yang ditentukan pada berbeda-beda yang ditentukan pada saat 

saat  robust processing.  robust processing. 

Proses seleksi 

Proses seleksi  cross power  cross power  bertujuan untuk bertujuan untuk memilih dan memilah data yang paling memilih dan memilah data yang paling sesuai dan menghasilkan trend kurva sesuai dan menghasilkan trend kurva resistivitas dan fase yang 

resistivitas dan fase yang  smooth  smooth  dan baik. dan baik.

(21)

Shift Data Correction Shift Data Correction

Static shift

Static shift  adalah  adalah salah salah satu satu gangguan yang berpotensi muncul gangguan yang berpotensi muncul pada metode geolistrik yang pada metode geolistrik yang menggunakan elektroda. (Cumming menggunakan elektroda. (Cumming

dan Mackie, 2010). 

dan Mackie, 2010).  Dalam Dalam  metode  metode MT,  MT,  static shift  static shift  muncul dalam bentuk muncul dalam bentuk pergeseran kurva TE dan TM dari pergeseran kurva TE dan TM dari posisi yang sebenarnya dalam satu posisi yang sebenarnya dalam satu stasiun yang sama seperti yang stasiun yang sama seperti yang

ditunjukkan gambar.

ditunjukkan gambar.

Koreksi – Koreksi Data MT

Koreksi – Koreksi Data

MT

(22)

Shift Data Correction Shift Data Correction

Static shift

Static shift  adalah salah satu  adalah salah satu gangguan yang berpotensi

gangguan yang berpotensi

muncul pada metode geolistrik muncul pada metode geolistrik

yang menggunakan elektroda.

yang menggunakan elektroda.

(Cumming dan Mackie, 2010). 

(Cumming dan Mackie, 2010). 

Dalam

Dalam  metode MT,   metode MT,  static static shift 

shift  muncul dalam bentuk muncul dalam bentuk

pergeseran kurva TE dan TM dari pergeseran kurva TE dan TM dari

posisi yang sebenarnya dalam posisi yang sebenarnya dalam

satu stasiun yang sama 

satu stasiun yang sama 

(23)

Kurva MT yang baik , menghasilkan kurva TE dan TM yang saling berhimpit karena kedua

kurva tersebut menggambarkan nilai resistivitas batuan pada titik yang sama. Pergeseran ini

mengakibatkan nilai apparent resistivity yang didapatkan menjadi tidak akurat dan salah

sehingga akan berpengaruh pada penentuan resistivitas batuan yang sebenarnya.

Selain itu kesalahan nilai apparent

resistivity juga akan menyebabkan kesalahan

dalam menentukan kedalaman penetrasi dari

gelombang EM. Selain periode pengukuran,

faktor lain yang mempengaruhi kedalaman

penetrasi gelombang EM adalah resistivitas

rata-rata batuan di daerah penelitian sesuai

dengan persamaan skin depthgelombang EM.

(24)

Shift Data

Correction

Shift Data

Correction

(25)

Lay Out

Pengukuran Lay Out

Pengukuran

(26)

Lay Out

Pengukuran Lay Out

Pengukuran

(27)

Lay Out

Lay Out

(28)

Lay Out

Lay Out

(29)

Lay Out

Pengukuran Lay Out

Pengukuran

(30)

Case Study:

Magnetotelluric

Interpretation of La Bajada Canyon

Case Study:

Magnetotelluric

Interpretation of La Bajada Canyon

Sumber : Sumber :

Jeremy Gunter, SDSU Jeremy Gunter, SDSU

SAGE 2004

SAGE 2004

(31)

Topics of Investigation Topics of Investigation

 Brief Overview of MT

 Instrumentation

 Study Area

 1D and 2D Interpretations

 Implication of Interpretation

(32)

What is

Magnetotellurics?

What is

Magnetotellurics?

MT = The Study of Naturally Occurring E and H Fields at Surface of Earth to Map the

Subsurface

Assumption of Normally Incident Plane Wave

Sources: Solar Winds, Lightning Discharge,

and Active Sources

(33)

Instrumentation Instrumentation

Geometrics Stratagem EH4

 Provides 2D MT data

 Frequency: 10hz to 92k Hz, Controlled Source

 Capability for Natural Source MT

(34)

Study Area Study Area

La Bajada Fault Zone on Cochiti Pueblo Land

(35)

1D Interpretation 1D Interpretation

Force 3D World into 1D Model

Implications = Earth is a Heterogeneous Half-Space

Layered Homogeneous Half-Space Allows for Skin Depth:

Depth of Investigation = then if then at 10hz or T=0.1 for Homogeneous Half-Space

 

 0 . 5

m 100 *

 

m 5 *

    353 m

km 58 .

 1

(36)

La Bajada Soundings

La Bajada Soundings

(37)

La Bajada Soundings

La Bajada Soundings

(38)

La Bajada’s 1D World

La Bajada’s 1D World

(39)

La Bajada’s 1D World…

La Bajada’s 1D World…

(40)

Analysis of 1D Data Analysis of 1D Data

 2 to 3 Major Resolvable Layers

Line 100 to ~400 = R,C,R

Line 500 to 800 = Small R, Large C

 Resistivity Change from ~100 ohm-m to ~10 ohm-m

 What could this mean?

(41)

La Bajada in 2D

La Bajada in 2D

(42)

Profile of 2D Inversion

Profile of 2D Inversion

(43)

Implications and Improvements

Implications and Improvements

 Successful Location of La Bajada Fault, and Possibly Another

Fault???

 Layer Determination, and Water Table Interface

 More MT Stations to the West

 Use Lower Frequencies

Referensi

Dokumen terkait

Medan magnet adalah suatu medan yang mempunyai besar dan arah yang dibangkitkan oleh adanya arus listrik yang mengalir.Kekuatan medan magnet tergantung pada kuat arus

Percobaan ini mebuat Faraday yakin akan kesimpulannya bahwa arus induksi pada suatu loop atau suatu kumparan dapat dihasilkan pleh perubahan medan magnetik yang

Prinsip kerja Generator adalah “menghasilkan arus listrik induksi dengan cara memutar kumparan diantara kutub utara-selatan magnet, sehingga akan terjadi perubahan fluks

Secara umum, tampak bahwa kesulitan yang dialami mahasiswa dalam hukum Ampere karena mahasiswa belum bisa menentukan arah Medan B dan arah arus I yang berhubungan dengan

Jadi, dari sudut pandang persamaan Maxwell nomor (3), kita dapat menyatakan bahwa arus listrik perpindahan menghasilkan medan magnet pada arah z dimana medan magnet tersebut akan

• Satuan kuat medan magnet  A/m atau Tesla (T)  arus di neuron menghasilkan medan listrik  medan magnet..  Manusia tidak bisa merasakan medan magnet tetapi medan magnet

Namun jika diperhatikan lebih seksama, pada nilai kuat arus listrik yang sama, nilai

Materi ini mencakup Gaya Lorentz sebagai interaksi muatan dalam medan magnet, Hukum Biot-Savart untuk menghitung medan magnet akibat arus, Medan Magnet dan Hukum Ampere yang